Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL DAMPAK KORUPSI,KOLUSI DAN

NEPOTISME

Oleh

Nama : Vella Siska Pakpahan

NPM :210910254

Universitas Putera Batam

Tahun Ajaran 2021/2022


Abstrak

Indonesia memiliki masalah tindak pidana yang sulit untuk dipecahkan dan diatasi
oleh bangsa dan pemerintah yaitu masalah korupsi, kolusi dan nepotisme.Korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN) di Indonesia bukan lagi merupakan sebuah fenomena,
melainkan merupakan fakta yang terkenal dimana-mana. Korupsi, kolusi dan
nepotisme( KKN ) akhir-akhir ini dianggap sebagi wujud paling buruk dari gejala
kemerosotan moral dari kehidupan masyarakat dan bernegara. Korupsi, kolusi dan
nepotisme terjadi disemua bidang dan sektor pembangunan.Korupsi, kolusi dan
nepotisme terjadi bukan hanya pada tingkat pusat tetapi juga pada tingkat daerah
dan ketingkat pemerintahan yang paling kecil di daerah.

 Pembahasan
Korupsi, kolusi dan nepotis memerupakan serangkaian tindakan yang tidak
dibenarkan oleh hukum Indonesia dari satu hal yang paling kecil hingga yang
diaggap besar.
 Korupsi merupakan perilaku pejabat publik, baik politikus, politisi
maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar memperkaya diri
dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan pada
mereka
 Ciri-ciri Korupsi :
- Korupsi dapat melibatkan lebih dari satu orang
- Korupsi umumnya serba rahasia
- Korupsi dapat berupa uang atau benda
 JenisTindak Pidana Korupsi :
- Memberi atau menerima janji ( penyuapan )
- Pemerasan dalam jabatan
- Penggelapan dalam jabatan
 Korupsi Dilihat Dari Sudut Pandang Hukum :
- Memperkaya diri senidri
- Merugikan keuangan Negara
- Perbuatan melawan hukum

 Kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan membuat


kesepakatan tersembunyi dalam melalukan kesepakatan perjanjian
tersebut dengan memberikan uang atau fasilitas tertentu sebagai
pelicin agar segala urusannya menjadi lancar
 Ciri-ciri kolusi :
- Pemberian uang pelicin dari perusahaan tertentu kepada
oknum pejabat pemerintahan agar perusahaan dapat
memenangkan tender barang atau jasa tertentu
- Penggunaan perantara dalam penggandaan barang dan jasa
tertentu

 Nepotisme merupakan memilih saudara atau teman akrab berdasarkan


hubungannya bukan berdasarkan kemampuannya.

 Ancaman
Korupsi, kolusi dan nepotisme merupakans alah satu ancaman yang paling
besar di Indonesia karena dapat mengganggu kehidupan bangsa dan
Negara, dapat mengganggu kestabilitasan keamanan masyarakat dalam
menjalani kehidupan sehari-hari

 Gangguan
Tindakan Korupsi, kolusi dan nepotisme merupakan gangguan serius yang
dihadapi oleh bangsa, karena tindakan tersebut dapat menghambat kemajuan
bangsa Indonesia

 Hambatan
Hambatan dalam memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme di Indonesia
seperti, lemahnya penegakan hukum, kurangnya kerjasama antar lembaga
dalam dalam upaya memberantas tindak pidana korupsi, kolusi dan
nepotisme, belum tumbuh dan berkembangnya budaya anti korupsi di dalam
masyarakat

 Tantangan
Korupsi, kolusi dan nepotisme dapat dikatakan sebagai tantangan karena
merupakan tindakan yang dilakukan dengan sadar dan dapat menghambat
kehidupan masyarakat sehari-hari

 PenyebabdariKorupsi, Kolusi Dan Nepotisme


a. Lemahnya ketertiban hukum
b. Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri
c. Kampanye-kampanye politik yang mahal
d. Proyek yang melibatkan uang rakyat yang cukup besar
e. Rakyat mudah dibohongi oleh pejabat
f. Kemiskinan keluarga

 Dampak Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme


a. Anggaran Negara yang membengkak
b. Pertumbuhan ekonomi terganggu
c. Kondisi ekonomi yang tidak stabil
d. Norma-norma dalam masyarakat semakin hilang
e. Kebutuhan masyarakat semakin terabaikan
f. Kewibawaan pemerintah semakin berkurang
g. Kreativitas semakin berkurang
h. Rusaknya moral masyarakat

 Contoh Kasus Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme

 Contohkasuskorupsi

1. Kasus Korupsi E-KTP


Merupakan kasus yang terkait pengadaan KTP elektronik
Indonesia.Terjadisejaktahun 2010, penyelidikan kasus korupsi ini terus
berlansung selama bertahun-tahun sampai sekarang

2. Kasus TPPU Rohadi


KPK menetapkan mantan panitera pengganti pengadilan negeri
Jakarta Utara Rohadi sebagai tersangka tindak pidana pencucian
uang, pada 31 Agustus 2016.Setelah penyusutan berjalan 1 tahun
lebih, penyidik KPK belum juga merampungkan berkas perkara
Rohadi. Rohadi disinyalir rmenyamarkan uang miliaran rupiah dari
hasil korupsi

3. Kasus Suap Gubenur Senior BI

Kasus korupsi ini terjadi dalam pemilihan gubernur senior Bank


Indonesia (BI). Kasus ini terjadi pada tahun 2011. kasus ini melibatkan
nama pejabat senior dan eks Deputi Gubernur BI yakni Miranda
Goeltom. Kasus suap ini melibatkan uang sebesar 20 miliyar rupiah

 ContohKasusKolusi

1. Kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan.


Kebakaran hutan tersebut terjadi karena adanya persekongkolan
antara pihak perusahaan yang akan membuka lahan dan
pemerintah daerah. Karena kebakaran hutan tersebut, daerah
Sumatera dan Kalimantan mengalami kabut asap yang membuat
warganya menjadi sulit bernafas
2. Misalnya Rani bersama temannya bernama Ani yang terkenal
dengan kenakalannya berniat untuk mengerjai Eka. Yang dilakukan
Rani dan Ani untuk mengerjai Eka adalah dengan mengempesi ban
motornya, sehingga Eka harus mendorong motornya tersebut
ketempat tambal ban yang jaraknya sangat jauh
3. Pada saat diadakan musyawarah bersama untuk menyelesaikan
masalah, ada salah satu pihak yang tidak sependapat dengan
pihak lain . Dimana pihak yang tidak setuju .tersebut adalah pihak
yang mementingkan dirinya sendiri atau merugikan orang lain. Dan
pihak yang tidak setuju tersebut mempengaruhi pihak lain untuk
berpihak kepadanya, maka terjadilah persekongkolan yang
merugikan banyak orang

 ContohKasusNepotisme

1. Seorang pejabat merekrut kerabatnya untuk menjadi pegawai,


kemudian mereka diutamakan dan didahulukan dalam proses
pengajuan pengangkatan menjadi pegawai diperusahaan tersebut
2. Seorang pejabat tinggi disuatu lembaga tersebut membuka
lowongan pekerjaan. Maka sipejabat mengangkat anak, sepupu,
serta kerabatnya untuk bekerja di lembaga tersebut tanpa harus
melihat orang lain yang mendaftar dilowongan pekerjaan tersebut
3. Seorang manajer menaikkan atau mengangkat jabatan seorang
saudara, bukannya memilih seseorang yang memiliki kualitas kerja
yang baik
Menurut saya cara mengatasi adanya kasus Korupsi, Kolusi Dan
Nepotismedi Indonesia adalah dengan memperbaiki diri sendiri ,
seperti menumbuhkan semangat anti korupsi dalam diri, memperbaiki
moral,mempraktikan sikap anti korupsi, kolusi dan nepotisme dalam
setiap perbuatan, membuat kegiatan penyuluhan dalam upaya
mengurangi Korupsi, Kolusi Dan Nepotismedi Indonesia.
Pemerintah harus lebih memperkuat hukum yang ada dengan cara
menindak secara tegas para pelaku dan, memberi hukuman sosial
kepada para pelaku Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme.
Masyarakat seharusnya tidak bersifat acuh tak-acuh dan lebih memiliki
rasa tanggung jawab agar tidak mudah dibohongi oleh para pelaku
Korupsi, Kolusi Dan nepotisme.
Dengan menaikkan gaji para pejabat atau pegawai, melukan
penerimaan pejabat bedasarkan ketrampilannya.

4. Seorang manajer menaikkan atau mengangkat jabatan seorang


saudara, bukannya memilih seseorang yang memiliki kualitas kerja
yang baik
Menurut saya cara mengatasi adanya kasus Korupsi, Kolusi Dan
Nepotismedi Indonesia adalah dengan memperbaiki diri sendiri ,
seperti menumbuhkan semangat anti korupsi dalam diri, memperbaiki
moral,mempraktikan sikap anti korupsi, kolusi dan nepotisme dalam
setiap perbuatan, membuat kegiatan penyuluhan dalam upaya
mengurangi Korupsi, Kolusi Dan Nepotismedi Indonesia.
Pemerintah harus lebih memperkuat hukum yang ada dengan cara
menindak secara tegas para pelaku dan, memberi hukuman sosial
kepada para pelaku Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme.
Masyarakat seharusnya tidak bersifat acuh tak-acuh dan lebih memiliki
rasa tanggung jawab agar tidak mudah dibohongi oleh para pelaku
Korupsi, Kolusi Dan nepotisme.
Dengan menaikkan gaji para pejabat atau pegawai, melukan
penerimaan pejabat bedasarkan ketrampilannya.
” Jika yang memerintah memiliki karakter freedom-loving, maka negara yang
terbentuk adalah DEMOCRACY. Demokrasi dalam sistem filsafat kenegaraan
Plato tidak sama persis dengan demokrasi dalam artian seperti sekarang ini.
Demokrasi yang dikatakan Plato termasuk dalam bilangan bentuk negara yang
tidak ideal, karena sistem ini memuja kebebasan. Plato menegaskan bahwa
apabila warga negara memuja-muja kebebasan, tidak ada pendidikan untuk
virtue, tidak ada harmoni, tidak ada kesejahteraan. Kebebasan yang
dimaksudkan Plato ialah tanpa hukum. Dalam demokrasi, hanya rakyat biasa
yang tidak memiliki pengetahuan tentang kebijaksanaan apa pun yang
memerintah.” (DIKURSUS FILSAFAT PANCASILA DEWASA INI)
”Pembinaan kaum awam untuk sadar akan tanggungjawab sosial
kemasyarakatan dan berpolitik merupakan hal yang penting, bukan karena
kebutuhan akan cinta tanah air dan tantangan disintegrasi bangsa yang dewasa
ini lantang diserukan, melainkan harus lahir dari iman kristiani yang mendalam.
Yesus mengatakan : ”Kamu adalah garam dunia, dan kamu adalah terang dunia
(Mat 5:13-14). Bangsa ini tengah berada di titik nadir. Kemerosotan terjadi
hampir di semua lini. Korupsi, kolusi, pemujaan uang, kuasa, materi, ingin
menang sendiri, pemaksaan kehendak, main hakim sendiri, dan sederet penyakit
gawat telah melekat begitu dalam. Bukankah hal yang sama juga pernah dialami
Israel dalam sejarahnya yang panjang? Beruntung bahwa Tuhan masih begitu
setia dengan mengirimkan nabi-nabinya agar Israel cepat berbalik dari
kesalahannya. Bagaimana dengan Indonesia? Apakah Tuhan tidak sedang
mengirimkan para nabinya saat ini, di sini, dan kini untuk mengkoreksi hidup
berbagsa kita yang kian runyam? Perlu juga dipikirkan bagaimana spiritualitas
politik dan liturgi politik bagai kaum awam yang terjun langsung dalam dunia
politik praktis, supaya makin relevanlah semangat yang pernah digelorakan oleh
Mgr Soegijopranoto: ”Seratus persen Katolik, seratus persen Indonesia
“Seringkali keterkaitan antara etika dan bisnis luput dari perhatian kita selama
ini. Praktek-praktek berbisnis di Indonesia sering kali menampakkan wajah
yang
koruptif yang berkonspirasi dengan penyalahgunaan wewenang dan
kekuasaan,
serta immoralitas. Padahal, bisnis justru sering kali berkaitan dengan kajian
atas
kekuatan-kekuatan ekonomi dan bagaimana mengontrolnya. Etika memberi
kemungkinan kepada ilmu bisnis untuk mengembangkan keutamaan-
keutamaan
dalam setiap perilaku yang bertumpu pada kekuatanekonomi. Kehidupan etis
sejatinya merupakan mimpi setiap orang. Oleh karena itu, berbisnis tidak
boleh
merupakan"permainan kotor". Aristoteles bisa menjadi rujukan pembelajaran
bagi cita-cita negara dengan pemerintahan yang adil dan baik. Diskusi
dengan
tema ini mengambil contoh kasus lumpur Lapindo di Sidoarjo. Harapannya,
ada secercah kontribusi bagi etika dalam kehidupan bernegara Indonesia dan
kehidupan sosial masyarakat kita (dua hal yang dirasakan semakin merosot
dari
waktu kewaktu).”

KKN adalah suatu tindakan yang sangat merugikan bagi setiap


kalangan masyarakat dan negara , dikarenakan KKN hanya
menguntungkun suatu pihak tertentu yang memiliki kekuasaan berlebih
sehingga orang-orang kecil dan jujur akan dirugikan. Oleh karena
setiap hal yang berhubungan dengan KKN harus cepat di hilangkan
dan dihapuskan dari kebiasaan masyarakat , khususnya negara
Indonesia . KKN sendiri adalah gabungan dari kata Korupsi , Kolusi ,
dan Nepotisme.

Korupsi adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang,


penerimaan uang sogok dan lain sebagainya untuk memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau korporasi, yang mengakibatkan kerugian
keuangan pada negara. Korupsi merupakan suatu tindakan yang
sangat tidak terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa dan negara.
Korupsi di Indonesia bukanlah hal yang baru, Indonesia merupakan
salah satu negara dengan jumlah kasus korupsi yang terbilang cukup
banyak. Akan tetapi banyak juga kasus korupsi yang dilakukan oleh
para pejabat atau pemegang kekuasaan yang telah dibungkar oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Beberapa unsur-unsur tindak pidana korupsi antara lain :perbuatan


melawan hukum,penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau
sarana, memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Jenis tindak
pidana korupsi di antaranya, adalah memberi atau menerima hadiah
atau janji (penyuapan), penggelapan dalam jabatan, pemerasan dalam
jabatan, ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai
negeri/penyelenggara negara), dan menerima gratifikasi (bagi pegawai
negeri/penyelenggara negara).

Kolusi adalah tindakan persekongkolan, persekutuan, atau


permufakatan untuk urusan yang tidak baik. Pengertian ini muncul
mengingat kolusi berasal dari bahasa Latin collusio yang artinya
persekongkolan untuk melakukan perbuatan tidak baik. Biasanya
diwarnai dengan korupsi yaitu penyalahgunaan wewenang yang
dimiliki oleh salah satu pihak atau pejabat negara. Kolusi paling sering
terjadi dalam satu bentuk pasar oligopoli, dimana keputusan beberapa
perusahaan untuk bekerja sama, dapat secara signifikan
mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Kartel adalah kasus khusus
dari kolusi berlebihan, yang juga dikenal sebagai kolusi tersembunyi.

Lalu bagaimana dengan nepotisme? Nepotisme berarti lebih memilih


saudara atau teman akrab berdasarkan hubungannya bukan
berdasarkan kemampuannya. Kata ini biasanya digunakan dalam
konteks derogatori. Sebagai contoh, kalau seorang manajer
mengangkat atau menaikan jabatan seorang saudara, bukannya
seseorang yang lebih berkualifikasi namun bukan saudara, manajer
tersebut akan bersalah karena nepotisme. Pakar-pakar biologi telah
mengisyaratkan bahwa tendensi terhadap nepotisme adalah
berdasarkan naluri, sebagai salah satu bentuk dari pemilihan saudara.

Akibat -- akibat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) ini adalah :


Pemborosan sumber-sumber, modal yang lari, gangguan terhadap
penanaman modal, terbuangnya keahlian, bantuan yang lenyap.
ketidakstabilan, revolusi sosial, pengambilan alih kekuasaan oleh
militer, menimbulkan ketimpangan sosial budaya. pengurangan
kemampuan aparatur pemerintah, pengurangan kapasitas
administrasi, hilangnya kewibawaan administrasi.

Secara umum akibat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) adalah


merugikan negara dan merusak sendi-sendi kebersamaan serta
memperlambat tercapainya tujuan nasional seperti yang tercantum
dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Semangat dan upaya
pemberantasan korupsi di era reformasi ditandai dengan keluarnya
berbagai produk perundangan-undangan dan dibentuknya institusi
khusus, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(KKN). Harapan terhadap produk-produk hukum diatas adalah praktek
sebelum reformasi dapat dibawa kemeja hijau dan uangnya
dikembalikan pada negara, sedangkan pada pasca reformasi dapat
menjadi suatu usaha preventif.
Pada akhirnya dengan melihat semua dampak dampak,dan penyebab
KKN, bisa disimpulkan bahwa KKN adalah "benalu sosial" yang
merusak struktur pemerintahan, dan menjadi penghambat utama
terhadap jalannya pemerintahan dan pembangunan negara. Selain itu,
KKN merupakan bagian dari gejala sosial yang masuk dalam klasifikasi
menyimpang (negative), karena merupakan suatu aksi tindak dan
perilaku sosial yang merugikan individu lain dalam masyarakat,
menghilangkan kesepakatan bersama yang berdasar pada keadilan,
serta pembunuhan karakter terhadap individu itu sendiri. Maka KKN,
sebagai suatu tindakan moral, tidak memihak kepentingan bersama
(egois), mengabaikan etika, melanggar aturan hukum, dan terlebih
melanggar aturan agama harus segera diberantas dari muka bumi
Indonesia. Bagaimana caranya?

Walaupun KKN seakan hampir tidak mungkin dipahuskan, bangsa


Indonesia harus tetap optimis dalam memberantas KKN. Sekalipun
tidak dapat menggunakan cara efektif dan efisien, setidaknya masih
bisa merangkak sedikit demi sedikit menuju negara bebas KKN. Cara
paling mjudah adalah dengan memulai dari diri sendiri. Seperti :
Perbaiki moral dan mental diri, Tumbuhkan semangat anti-KKN dalam
diri, Praktikkan anti-KKN dalam setiap perbuatan, Pengaruhi orang lain
agar semangat anti-KKN tumbuh dalam kepribadiannya, Buat atau ikuti
komunitas anti-KKN untuk mengumpulkan maupun berkumpul dengan
orang-orang yang memiliki ideologi serupa, Bersama, adakan kegiatan
seperti penyuluhan, workshop, pembelajaran, atau lainnya sebagai
upaya mengurangi KKN di Indonesia, dan Teruslah aktif dalam
mengurangi KKN.

Anda mungkin juga menyukai