Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH

ACARA V
PENGENALAN STEREOSKOP CERMIN DAN PENGGUNAAN
LAHAN

Dosen Pengampu :
Aditya Saputra, S.Si, M.Sc, PhD
Vidya Nahdhiyatul Fikriyah, S.Si., M.Sc

Asisten :
Abel Garibaldi Ismail Rizky Putri Pramesty

Al Fauzi Novianto Rhojian Noor

Farah Salsabila Siti Nur Aisah

Muhammad Natsir Yunan Akhmad Isnanto

Rahmat Dwi Waluyo Yuni Fitriani

Disusun oleh:
Yasminun Ardine Issudibyo
E100200130
Senin 5-6

LABORATORIUM PENGINDERAAN JAUH


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
ACARA VI
PENGENALAN STEREOSKOP CERMIN DAN PENGGUNAAN LAHAN

I. TUJUAN
1. Mengenali bagian-bagian dan fungsi dari stereoskop cermin.
2. Melatih keterampilan dalam melakukan interpretasi kenampakan fisik
permukaan bumi.
3. Memahami cara mengidentifikasi penggunaan lahan.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Seperangkat Laptop/Komputer
2. Kertas HVS A4
3. ATK (Alat Tulis Kerja)
4. Stereoskop Cermin
5. Data Penggunaan Lahan Terbaru Di Desa Semanggi,Kota Surakarta
III. LANDASAN TEORI

Penginderaan jauh sistem foto udara memanfaatkan teknik


stereoskopis ini untuk mendapatkan informasi turunan dari serangkaian
data foto udara seperti ketinggian, jarak, volume dan lain-lain.Untuk
menghasilkan pandangan stereoskopis ini, digunakan alat pengamatan
yang mampu menghasilkan pandangan stereoskopis pada foto udara
bertampalan yaitu stereoskop. Melalui stereoskop ini, obyek-obyek yang
terdapat pada area tampalan foto akan nampak seperti gambar tiga dimensi
yang dapat diukur ketinggian atau kedalaman obyek tersebut.

Pandangan tiga dimensi dari hasil pengamatan stereoskopis ini


muncul dalam otak sebagai akibat adanya perpaduan dua gambar dengan
sudut pandang yang berbeda. Masing-masing mata pengamat (observer)
akan mendapatkan informasi dari gambar yang berada dibawahnya.
Informasi dari kedua gambar tersebut diterima oleh otak manusia dan
diterjemahkan sebagai gambar yang tiga dimensi. Serangkaian foto udara
akan nampak menjadi tampilan tiga dimensi dalam proses pengamatan
stereoskopis jika :
1. Foto udara tersebut memiliki tampalan.
2. Gambar dari foto udara tersebut memiliki sudut pengambilan yang
berbeda dalam satu jalur terbang yang sama.

3. Foto yang diamati hendaklah memiliki skala yang sama.

Selain dari syarat dari foto udara tersebut diatas, kemampuan dari
setiap orang dalam menghasilkan efek tiga dimensional juga sangat
bervariasi. Tidak setiap pengamat memiliki kemampuan yang sama dalam
menghasilkan sebuah gambaran tiga dimensional pada serangkaian foto
udara yang sama. Berberapa faktor seperti jarak pupil mata, jauh dekat
kemampuan fokus pandang, dan lain-lain adalah sangat berpengaruh
terhadap kemampuan seseorang menghasilkan gambaran tiga
dimensional. Pertambahan usia seorang pengamat juga memungkinkan
perubahan kemampuan pengamat tersebut dalam menghasilkan
pandangan tiga dimensional. Dengan demikian seorang ahli fotogrametris
yang bekerja dengan gambaran stereoskopis juga memiliki kemungkinan
mengalami kesulitan pembentukan gambaran tiga dimensi pada masa
tertentu.

Menurut Paine (1993) Stereoskopi adalah ilmu pengetahuan tentang


stereoskop yang menguraikan penggunaan penglihatan binocular untuk
mendapatkan efek tiga dimensi (3D). Penglihatan stereoskopi
memungkinkan kita untuk melihat suatu objek secara simultan dari dua
perspektif yang berbeda, seperti dua foto udara yang diambil dari
keududukan kamera yang berbeda, untuk memperoleh kesan mental suatu
model tiga dimensi.

Sedangkan stereoskop merupakan suatu alat yang dapat digunakan


untuk pengamatan tiga dimensional atas foto udara yang bertampalan
depan (dengan syarat tampalan minimal 50 %). Alat ini merupakan alat
yang sangat penting dalam interpretasi citra, terutama bagi foto udara atau
citra tertentu yang daripadanya dapat ditimbulkan perwujudan tiga
dimensional.

Stereoskop cermin digunakan untuk melihat foto yang bertampalan


yang berukuran lebih besar daripada stereoskop saku. Bagian – bagian
dari stereoskop ini meliputi lensa cembung, sepasang prisma/cermin,
cermin perak, tiang penyangga, lensa binokuler. Kelebihan dari
stereoskop ini adalah dapat melakukan perbesaran dengan penambahan
lensa binokuler, daerah yang diamati lebih luas daripada stereoskop saku,
dan dapat menampakkan satu lembar foto udara secara penuh.
Kekurangan stereoskop ini adalah ukurannya yang besar sehingga tidak
praktis, harga relatif mahal, jika ditambahkan dengan binokuler maka
akan memperkecil daerah yang diamati.

Kelebihan stereoskop cermin adalah dapat melakukan pembesaran


dengan penambahan lensa binokuler,daerah yang diamati lebih luas
daripada stereoskop saku,dan dapat menampakan satu lembar foto udara
secara penuh.Kekurungan stereoskop ini adalah  Karena bentuknya agak
besar maka agak lebih sukar dibawa ke lapangan,harga relatif mahal,jika
ditambah dengan binokuler maka akan memperkecil daerah yang
diamati.

Penggunaan lahan adalah penggunaan manusia dari tanah.


Penggunaan lahan melibatkan manajemen dan modifikasi lingkungan
alam atau padang gurun ke lingkungan dibangun seperti medan, padang
rumput, dan permukiman. Ini juga telah didefinisikan sebagai
"pengaturan, kegiatan dan masukan orang mengambil tindakan dalam
tipe penutupan lahan tertentu untuk memproduksi, mengubah atau
mempertahankannya" ( FAO, 1997a; FAO/ UNEP, 1999).

Paralaks bar (paralaks meter) berfungsi untuk mengukur beda


paralaks pada suatu obyek di foto udara. Pengukuran beda paralaks
tersebut kemudian bisa menentukan ukuran-ukuran dari obyek itu sendiri,
meliputi panjang, lebar, luas, dan ketinggian. Paralaks bar ini mempunyai
ketelitian yang lebih teliti daripada menggunakan mistar atau penggaris
biasa.

Paralaks bar sendiri terdiri dari dari sebuah batang yang pada


kedua ujungnya terpasang masing-masing lensa, di kedua lensa tersebut
terdapat tanda berupa titik, silang atau lingkaran kecil yang disebut tanda
apung (Floting mark) tanda di lensa sebelah kiri disebut fixed mark,
karena pada batang terdapat titik merah atau hita, dimana jingga yang
akan menggunakanya harus menentukan konstanta batang paralaks
dengan memilih salah satu titik tersebut. Bila telah ditetapkan titik
merah, maka selanjutnya lensa kiri ini tidak diubah-ubah lagi (fixed).
Lensa sebelah kanan memiliki tanda juga yang disebut half mark. Titik
ini dapat digerakkan sesuai dengan posisinya pada obyek yang
dikehendaki dengan cara memutar-mutar skip micrometer.
Pembacaan dan pengukuran paralaks secara
stereoskopik, dilakukan dengan menggunakan batang paralaks atau meter
paralaks (parallax bar) terdiri dari dua keping kacayang diberi tanda
padanya. Tanda ini disebut tanda apung (floating mark). Masing-masing
keping kaca dipasang pada batang yang dapat diatur  panjangnya yang
diatur dengan memutar sekrup mikrometer. Pengukuran dilakukan
setelah foto disetel di bawah pengamatan stereoskopik. Tanda apung kiri
diletakkan pada titik yang akan diukur paralaksnya di foto kiri, dan tanda
apung kanan diletakkan pada titik yang akan diukur paralaksnya pada
foto kanan, dimana peletakan dilakukan dengan melihat dari stereoskop.
Kemudian dilakukan pembacaan pada sekrup mikrometer yang dibaca
dalam milimeter (mm).
IV. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2. Menggambar stereoskop cermin dan memberikan keterangan pada tiap-
tiap gambarnya,serta menuliskan fungsi pada tabel yang telah
disediakan.
3. Mendeliniasi semua objek di gambar Desa Semanggi menggunakan
spidol ohp,spidol warna hijau untuk vegetasi,warna hitam untuk lahan
kosong,warna merah untuk area yang berhubungan dengan manusia
seperti jalan,permukiman,pusat ekonomi dan olahraga.
4. Memberi keterangan setiap objeknya yang telah dideliniasi.
5. Membuat dan menjelaskan laporan penggunaan lahan pada Desa
Semanggi secara benar hingga mencapai tahap akhir.
V. HASIL PRAKTIKUM
1. Gambar Manual Stereoskop Cermin di Kertas A4

2. Tabel Penjelasan Bagian-Bagian Stereoskop (terlampir)


dan Fungsinya
3. Screenshot dan Deliniasi Wilayah Desa Semanggi
4. Penjelasan Penggunaan Lahan di Desa Semanggi (terlampir)
VI. ANALISIS
Praktikum acara ke-lima ini,praktikan menginterpretasikan
kenampakan fisiografis di Desa Semanggi.Jenis stereoskopis yang
digunakan adalah stereoskop cermin yang berfungsi untuk melihat foto
yang bertampalan yang berukuran lebih besar daripada stereoskop
saku.Stereoskop cermin memiliki bagian-bagian yang berbeda sehingga
memiliki fungsi yang berbeda pula.
Pengamatan stereoskopis berfungsi untuk melihat foto dua dimensi
agar menimbulkan objek yang tampak dengan perujudan tiga
dimensi,sehingga pengenalan objek pada citra mudah dilakukan.Kelebihan
dari stereoskop cermin mampu melihat gambar dua dimensi seca luas
dengan menggunakan lensa binokuler.
VII. KESIMPULAN
1. Pengamatan stereoskopis dapat dilakukan menggunakan alat yang
bernama stereoskop.Stereoskop yang digunakan dalam praktikum kali
ini adalah stereoskop cermin.
2. Masing-masing bagian stereoskop memiliki fungsi yang berbeda satu
sama lain.
3. Pengamatan stereoskopis dilakukan agar objek yang diamati tampak
dengan perujudan tiga dimensi,sehingga mudah dikenali objek yang
ada pada foto udara.
4. Objek yang terdapat pada foto udara di Desa Semanggi berupa
permukiman,jalan,lahan kosong,hutan kota,dan vegetasi.
5. Penggunaan lahan di Desa Semanggi didominasi oleh permukiman
dan sebagian lahannya digunakan untuk industri untuk meningkatkan
perekonomian rakyatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Guntara,I.2012.Fungsi Dan Kegunaan Paralaks Bar Beserta Cara


Membacanya.Guntara.com/Diakses 30 November 2020.
https://www.guntara.com/2012/12/fungsi-dan-kegunaan-paralaks-bar.html

Hadi,B,S.2007.Dasar Dasar Foto Grametri.Yogyakarta : UNY Press

Landoala,T.2013.Tanah Lahan Dan Penggunaan Lahan.Catatan Kuliah


Geografi.com.Diakses 30 November 2020.
http://jembatan4.blogspot.com/2013/07/tanah-lahan-dan-penggunaan-lahan.html

Muhajir,A.2011.Interpretasi Foto Udara Dengan Stereoskop.Belajar


Geomatika.com.Diakses 30 November 2020.
https://belajargeomatika.wordpress.com/2011/04/30/interpretasi-foto-udara-
dengan-stereoskop/

Anda mungkin juga menyukai