https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/luminous
Agi Dahtiar
Abstrak
Hasil studi pendahuluan di salah satu SMA Negeri di Bandung menunjukkan bahwa pembelajaran fisika masih bersifat
informatif. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Proses pembelajaran model NHT dengan pendekatan projek
memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dalam
suatu permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa SMA. Metode penlitian yang
digunakan adalah jenis pre-experiment dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Sampel penelitian yaitu kelas
X-1. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes berupa pilihan ganda. Dari hasil penelitian menunjukan rata-rata gain
ternormalisasi <g> antara pretes dan postes, menghasilkan gain <g> sebesar 0,41, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan
kemampuan kognitif siswa pada kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model numbered head together (NHT)
dengan pendekatan projek dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa.
Kemampuan kognitif belajar siswa dapat masih belum dapat dikategorikan baik, masih
meningkat ketika diterapkan model pembelajaran banyak kegiatan yang tidak berjalan lancer.
NHT dengan pendekatan projek. Peningkatan Penyebabnya tentu terkait dengan kemampuan
prestasi belajar siswa dapat dikategorikan sedang guru dalam memfasilitasi kegiatan-kegiatan
menurut Hake R.R (Vincened, 2005:1172) terlihat pembelajaran belum optimal.
dari gambar 1. Peningkatan prestasi belajar Berdasarkan gambar diagram 1 diatas masih
terdapat pada kategori sedang ini disebabkan terdapat peningkatan aspek kemampuan kognitif
karena beberapa faktor diantaranya: (1) siswa tertentu yang masih rendah, sehingga
kurang dilatihkan pada permasalahan yang mengakibatkan besar gain terdapat pada kategori
variatif, sehingga ketika siswa dihadapkan pada sedang.
permasalahan yang berbeda mereka kurang dapat a. Kemampuan Mengingat (C1)
menyelesaikannya; (2) pendekatan pembelajaran Berdasarkan gambar diagram diatas
yang dilakukan merupakan pendekatan yang baru, kemampuan mengingat mempunyai peningkatan
sehingga siswa harus beradaptasi terhadap paling rendah dibanding aspek kemampuan
pembelajaran. Ini terbukti setiap siswa mengikuti kognitif yang lain. Ini diakibatkan kebanyakan
kegiatan pembelajaran aktivitas siswa cenderung siswa yang menjawab soal yang mengukur aspek
rendah disetiap pertemuan. Akan tetapi aktivitas kemampuan mengingat masih salah. Soal yang
siswa tersebut memeperlihatkan peningkatan mengukur kemampuan kognitif mengingat adalah
untuk setiap pertemuan; (3) Tidak adanya nomor 1 dengan indikator ketercapaian
konfirmasi kepada siswa untuk pertemuan kedua. menyebutkan bagian-bagian teropong. Soal nomor
Ini dikarenakan konfirmasi dari guru yang satu membahas tentang bagian-bagian lensa pada
bersangkutan untuk memasuki jadwal teropong. Siswa diminta untuk menunjukan lensa
pembelajaran disampaikan kepada penulis pada okuler dan lensa objektif pada teropong
sore hari, jadi tidak ada kesempatan untuk penulis berdasarkan gambar. Kurangnya kemampuan
melakukan konfirmasi kepada siswa. Jadwal yang siswa pada soal ini dikarenakan:
diberikan adalah pada hari rabu jam kesatu dan 1) Dilihat dari soal, kurangnya gambar mata
kedua. Mata pelajaran yang digunakan adalah pada soal, karena yang siswa ketahui adalah
mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini berakibat lensa okuler adalah lensa yang dekat dengan
pada psikologi siswa. Siswa belum siap mengikuti mata sedangkan lensa objektif adalah lensa
pembelajaran fisika. Siswa hanya mempersiapkan yang dekat dengan objek.
pembelajaran bahasa Indonesia seperti jadwal 2) Dilihat dari keterlaksanaan pembelajarannya,
biasanya; (4) adanya ketidaksesuaian waktu yang pada pertemuan pertama keterlaksanaan
direncanakan dengan pelaksanaan. Perangkat siswa hanya terlaksana 69%. Hal ini terjadi
pembelajaran yang disiapkan oleh penulis untuk karena proses pembelajaran masih kaku,
waktu 2X45 menit sedangkan waktu yang pada LKS tidak terdapat soal untuk
diberikan sekolah 2X40 menit. Hal ini berakibat menyebutkan bagian-bagian teropong, dan
pada proses pembelajaran yang terburu-buru indikator ini hanya dilatihkan pada penguatan
karena kegiatan pembelajaran cukup banyak dan pembahasan.
sedangkan waktu yang disediakan sedikit; (5) b. Kemampuan Menerapkan (C3)
Lemahnya pengetahuan dasar siswa mengenai Berdasarkan gambar diagram diatas
materi yang dijadikan proyek. Hal ini dapat terlihat kemampuan menerapkan mempunyai peningkatan
dari LKS yang didiskusikan, kebanyakan siswa rendah setelah kemampuan mengingat. Ini
masih menjawab salah; (6) Meskipun secara diakibatkan kebanyakan siswa yang menjawab
kuantitatif seluruh tahapan pembelajaran dapat soal yang mengukur aspek kemampuan
dilaksanakan dengan oleh guru, tetapi secara menerapkan masih salah. Soal yang mengukur
kualitas pelaksanaan setiap tahapan pembelajaran kemampuan kognitif mengingat adalah nomor 13
42
Jurnal Luminous 1 (1) (2018) 1-9
dengan indikator ketercapaiannya yaitu model numbered head together (NHT) dengan
menghitung perbesaran yang dialami oleh sebuah pendekatan projek adalah: jenjang
teropong bintang dan nomor 14 dengan indikator kemampuan hapalan (C1), kemampuan
ketercapaiannya yaitu menghitung panjang memahami (C2), dan kemampuan
sebuah teropong bintang. Kurangnya kemampuan menerapkan (C3) masing-masing meningkat
siswa pada soal ini dikarenakan: dengan kategori sedang.
1) Dilihat dari keterlaksanaan pembelajarannya, Dari penelitian yang telah dilakukan,
kemampuan menjawab soal nomor 13 dan 14 penyusun mengajukan beberapa saran
dilatihkan pada pertemuan kedua. diantaranya.
Keterlaksanaan siswa pada pertemuan kedua 1. model numbered head together (NHT)
hanya terlaksana 66,7. Hal ini terjadi karena dengan pendekatan projek dapat digunakan
siswa kurang dilatihkan menyelesaikan dalam pembelajaran Fisika untuk
masalah menggunakan variasi soal, siswa meningkatkan kemampuan kognitif siswa.
hanya menyimak penjelasan guru pada soal 2. Memberikan pertanyaan arahan yang dapat
yang divariasikan. melatihkan siswa pada kinerja-kinerja kognitif
2) Dilihat dari soal yang diberikan siswa diminta yang dikemukakan Bloom.
untuk menghitung panjang teropong dari 3. Agar penerapan model pembalajaran
perbesaran dan jarak fokus objektif yang numbered head together (NHT) dengan
diketahui. Hal ini menjadi salah satu kesulitan pendekatan projek dapat terlaksana dengan
bagi siswa, karena siswa terbiasa dengan optimal, maka guru sebagai fasilitator seluruh
menghitung langsung dari rumus yang ada kegiatan yang dilaksanakan dikelas, harus
belum terbiasa diberikan soal hitungan yang memiliki berbagai keterampilan dasar
lebih vareatif. mengajar yang baik, seperti keterampilan
berkomunikasi, keterampilan memotivasi,
keterampilan bertanya, keterampilan
KESIMPULAN DAN SARAN berdiskusi, keterampilan dalam membuat alat,
dan tentu keterampilan dalam mengelola
Berdasarkan data hasil penelitian, kelas. Dengan demikian, penerapan model
pengolahan, dan analisis, terkait penerapan model pembelajaran numbered head together (NHT)
kooperatif tipe numbered head together (NHT) dengan pendekatan projek dapat lebih
dengan pendekatan projek dan impaknya meningkatkan kemampuan kognitif siswa
terhadap peningkatan kemampuan kognitif siswa dibanding yang dicapai dalam penelitian ini.
SMA terkait materi ajar teropong pada alat-alat 4. Agar pelaksanaan pembelajaran model
optik, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: numbered head together (NHT) dengan
1. Penerapan model numbered head together pendekatan projek sesuai dengan waktu yang
(NHT) dengan pendekatan projek dalam ditentukan sekolah, maka hendaknya guru
pembelajaran teropong secara umum dapat melakukan semacam simulasi mengajar
meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Hal degan rencana dan scenario pembelajaran
ini ditunjukan oleh pencapaian rata-rata skor yang telah disusun. Dengan jalan demikian,
gain yang dinormalisasi <g>. Peningkatan maka dapat dilakukan pengalokasian waktu
kemampuan kognitif setelah diterapkannya secara lebih cermat.
model numbered head together (NHT) dengan
pendekatan projek adalah sebesar 0,41.
Dapat dikategorikan pada kategori sedang.
2. Profil peningkatan setiap aspek kemampuan
kognitif siswa sebagai impak dari penerapan
43
Jurnal Luminous 1 (1) (2018) 1-9
Ardiansyah, Asrori. (2011). Tujuan Pembelajaran Krajcik, JS, Czerniak, CM & Berger, CF. (1999).
Kooperatif (Cooperative Learning). [Online]. Teaching science: a project-based approach.
Tersedia: New York: McGraw-Hill College.
http://www.majalahpendidikan.com/2011/0
4/tujuan-pembelajaran-kooperatif.html [9
Lie, Anita. (2002). Cooperatif Learning Mempraktikan
Agustus 2012].
Cooperatif Learning Di Ruang-Ruang Kelas.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Jakarta : PT. Gramedia
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Mitchell, Sacha, dkk. (2009). “The Negotiated Project
Approach: Project based learning Without
Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-dasar Evaluasi leaving the Standars Behind”. Early
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Childhood Aduc J 36:339-346.
Clark A. (2006). Changing classroom Munaf, Syambasri. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika.
practice to include the Project approach. Bandung: Jurisan Pendidikan Fisikan UPI.
Early Childhood Research & Practice, 8(2).
Tersedia: Nasution, S. (1996). Pengertian Prestasi Belajar.
http://ecrp.uiuc.edu/v8n2/clark.html. [Online]. Tersedia:
Retrieved 8 Oct 2007. http://www.pengertiandefinisi.com/2012/01/pe
ngertian-prestasi-belajar.html[15 Juli 2012)
Depdiknas. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. Noname. (2011). Fisika itu Mudah/Pendekatan. [online].
Tersedia :
Edward, Gloria J. (2002). “Make Your Own Project- http://id.wikibooks.org/wiki/Fisika_itu_mudah/
Based Lesson Plan”. Educator and Pendekatan [29 November 2011].
Curriculum Development Specialist Unlimited
Learning. 12-13. Noname. (2011). Ilmu Alam. Wikipedia [online].
Tersedia:
Hake, R.R. (2007). Should We Measure Change? Yes!. http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_alam
[Online]. Tersedia:
http://www.physics.indiana.edu/~hake Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat;
Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan
Hake, Richard R. (1999). Analyzing Change/ Gain Nilai. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Scores. Amerika: Indiana University.
Sanjaya. (2009). Pengertian Pendekatan, Strategi,
Hakim, Mohammad Iksanul. (2009). Penerapan Model Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran.
Numbered Head Together (NHT) pada Edukation For A Better Live
Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan [online].Tersedia:http://akhmadsudrajat.wordp
Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa. Bandung: ress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-
Skripsi Program S1 (tidak diterbitkan). metode-teknik-dan-model-pembelajaran/ [12
Helm, J. H., & Beneke, S. (2003). The power of projects: November 2011].
Meeting contemporary challenges in early
childhood classrooms—strategies and Selçuk, Gamze Sezgin. Et al. (2008). The Effects of
solutions. New York: Teachers College Press. Problem Solving Instruction on Physics
Achievement, Problem Solving Performance
and Strategy Use. Latin American Journal
44
Jurnal Luminous 1 (1) (2018) 1-9
45