Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Luminous: Riset Ilmiah Pendidikan Fisika 1 (2) (2020 )39-45

Jurnal Luminous: E-ISSN 2715-6990


P-ISSN 2715-9582
Riset Ilmiah Pendidikan Fisika
Juli 2020
Vol. 1 No. 2 (2020) hal 39-45

https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/luminous

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD


TOGETHER (NHT) DENGAN PENDEKATAN PROJEK UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

Agi Dahtiar

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Winaya Mukti


Jln. Tanjungsari-Sumedang km 29 Sumedang, Jawa Barat
agidahtiar@unwim.ac.id

Received: 28 April 2020. Accepted: 25 Juni 2020. Published: Juli 2020

Abstrak
Hasil studi pendahuluan di salah satu SMA Negeri di Bandung menunjukkan bahwa pembelajaran fisika masih bersifat
informatif. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Proses pembelajaran model NHT dengan pendekatan projek
memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dalam
suatu permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa SMA. Metode penlitian yang
digunakan adalah jenis pre-experiment dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Sampel penelitian yaitu kelas
X-1. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes berupa pilihan ganda. Dari hasil penelitian menunjukan rata-rata gain
ternormalisasi <g> antara pretes dan postes, menghasilkan gain <g> sebesar 0,41, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan
kemampuan kognitif siswa pada kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model numbered head together (NHT)
dengan pendekatan projek dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa.

© 20XX Pendidikan Fisika FKIP UPGRI Palembang

Kata Kunci: Kemampuan Kognitif, Model NHT, Pendekatan Projek

PENDAHULUAN pokok bahasan Gerak Melingkar Berubah


Beraturan (GLBB). Karena proses pembelajaran
Berdasarkan hasil studi pendahuluan masih bersifat informatif dan kurang terlaksananya
melalui penyebaran kuisoner kepada seluruh kegiatan praktikum, sehingga berdampak pada
siswa pada kelas X-1 di salah satu SMA Negeri hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dengan rata-
Kabupaten Bandung dalam mata pelajaran Fisika. rata hasil belajar siswa yang rendah pada materi
Dari beberapa pertanyaan yang dijawab oleh suhu dan kalor yaitu sebesar 57 dengan skala
kebanyakan siswa, menunjukan bahwa proses maksimum 100. Studi pendahuluan dilakukan
pembelajaran masih bersifat informatif, sedangkan melalui paper dan person. Paper yang
praktikum dilaksanakan hanya satu kali pada dipergunakan dalam penelitian adalah hasil
39
Jurnal Luminous 1 (1) (2018) 1-9

ulangan sebelum remedial, sedangkan person diharapkan dapat meningkatkan kemampuan


penyebaran kuisoner kepada siswa. kognitif siswa.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sema
perlu diadakan suatu inovasi pada proses Altun Yalcin (2009) dalam jurnalnya yang berjudul
pembelajaran. Inovasi proses pembelajaran “The Effect of project on Science Undergraduates’
tersebut haruslah memberikan sarana bagi siswa Learning of Electricity, Attitude towards Physics
untuk lebih beraktifitas dan berperan aktif secara and Scientific Process Skills” menunjukan bahwa
langsung ketika proses pembelajaran sehingga projek dapat meningkatkan kemampuan kognitif
diharapkan dapat memicu semangat siswa dalam siswa. Dia menggunakan projek sebagai salah
mengikuti proses pembelajaran dan memicu satu pendekatan dalam materi pembelajaran
semangat siswa dalam berprestasi. Inovasi kelistrikan. Selain itu penelitian Shacha micthell
pembelajaran tersebut adalah model (2009) dengan jurnalnya yang berjudul “The
pembelajaran kooperatif tipe numbered head Negotiated Project Approach: project without
together (NHT) dengan pendekatan projek. Leaving the Standards Behind” menunjukan
Proses pembelajaran NHT memberikan bahwa pendekatan project dapat membantu anak
kesempatan pada siswa untuk saling membagikan menemukan tujuan pembelajaran mereka,
ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang membentuk konsep yang baik yang ada dalam
paling tepat serta mendorong siswa untuk dirinya dan memotivasi mereka untuk menyelidiki
meningkatkan semangat kerjasama (Lie, 2002 : sebuah permasalahan.
58). Dapat disimpulkan bahwa melalui model Penelitian dilakukan mengacu pada
pembelajaran NHT, siswa dapat bekerjasama dan penelitian projek yang dilakukan oleh Sema Altun
mempunyai pengetahuan secara merata, Yalcin. Penelitian dilakukan pada sub materi alat-
sehingga diharapkan mampu meningkatkan alat optik sekolah menengah atas . Perbedaan
kemampuan kognitif siswa. dari penelitian yang dilakukan oleh Sema Altun
Sedangkan melalui pendekatan projek dalam jurnalnya “The Effect of project on Science
yang terdiri dari tahap merencanakan, membuat, Undergraduates’ Learning of Electricity, Attitude
dan mempresentasikan sebuah proyek membuat towards Physics and Scientific Process Skills”;
alat sederhana diharapkan siswa mampu penelitian ini dilakukan di tempat, objek maupun
memperkuat dan memperkaya pengetahuan dasar subjek yang berbeda.
yang dimilikinya. Konsep-konsep dasar yang Penelitian ini penting dilakukan untuk
dimiliki oleh siswa diharapkan dapat diperkaya menghasilkan peningkatan kemampuan kognitif
ketika proses merencanakan, dimana mereka siswa. Selain itu, kemampuan-kemampuan yang
dituntut untuk menentukan alat dan bahan, didapat oleh siswa yaitu pemahaman konsep yang
gambar desain, serta prosedur kerja alat yang akan lebih melekat pada dirinya, karena
akan mereka buat. Ketika proses pembuatan alat, pemahaman konsep yang mereka miliki diterapkan
konsep-konsep yang dimiliki siswa diharapkan dalam proses pembuatan alat. Oleh karena itu
dapat diperkuat dengan membuat alat sampai alat penulis bermaksud untuk melakukan penelitian
tersebut berkerja dengan baik. Proses yang mengenai peningkatan kemampuan kognitif siswa
terakhir adalah persentasi, proses ini adalah salah dengan menggunakan model NHT dengan
satu bentuk pertanggungjawaban dari apa yang pendekatan projek, dengan judul penelitian:
mereka buat, sehingga konsep-konsep yang “Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head
mereka bangun bukan hanya dimengerti sesaat Together (NHT) dengan Pendekatan Projek untuk
dan sebagian saja, tetapi harus menyeluruh Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMA
karena masing-masing kelompok siswa harus pada Pembelajaran Fisika”.
menjelaskan semuanya didepan teman-teman Model Numbered Head Together (Sriayu,
mereka. Jadi dapat disimpulkan bahwa projek 2009) adalah suatu model pembelajaran yang
40
Jurnal Luminous 1 (1) (2018) 1-9

lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa


dalam mencari, mengolah, dan melaporkan Pada bagian metode ditulis dengan panjang
informasi dari berbagai sumber yang akhirnya 15%-20% dari seluruh isi artikel. Metode berisi
dipresentasikan di depan kelas. Adapun langkah- rancangan atau desain penelitian, populasi dan
langkah pembelajaran Numbered Head Together: sampel (sasaran penelitian), teknik pengumpulan
yaitu Penomoran, mengajukan pertanyaan, data dan pengembangan instrumen, dan teknik
berikpikir bersama, Menjawab. analisis data.
Pendekatan project based learning menurut Penelitian yang menggunakan alat dan
Solamo (2002) adalah pembelajaran yang bahan, perlu dituliskan spesifikasi alat dan
sistematik dimana siswa diikut sertakan dalam bahannya. Spesifikasi alat menggambarkan
proses pembelajaran untuk mengembangkan kecanggihan alat yang digunakan sedangkan
pengetahuan dasar dan keterampilan yang spesifikasi bahan menggambarkan macam bahan
berkesinambungan. Siswa juga terlibat dalam yang digunakan.
proses inquiry tersetruktur untuk menghadapi
permasalahan yang kompleks, dalam bentuk HASIL DAN PEMBAHASAN
pertanyaan, mendisain produk dan tugas.
Penelitian ini dilakukan untuk mencapai suatu Peningkatan kemampuan kognitif dilihat
tujuan. Dimana tujuan umum yang hendak dicapai menggunakan gain ternormalisasi yang
dalam penelitian ini adalah mengetahui diungkapkan oleh Hake R.R (Vincened,
bagaimana pengaruh projek terhadap kemampuan 2005:1172). Gain didapat dari nilai pretes dengan
kognitif siswa. Secara terperinci, tujuan penelitian postes tertera pada lampiran D.2. Perolehan gain
ini adalah sebagai berikut: setelah dilaksanakan penerapan model NHT
1. Mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dengan pendekatan projek sebesar 0,41 nilai gain
siswa sebagai impak penerapan model tersebut terdapat pada kategori sedang yaitu
pembelajaran kooperatif tipe numbered head berkisar antara 0,3<g<0,7. Sehingga dapat
together (NHT) dengan pendekatan projek. disimpulkan bahwa penerapan model NHT dengan
2. Mengetahui profil peningkatan setiap aspek pendekatan projek dapat meningkatkan
kemampuan kognitif pada materi optik melalui kemampuan kognitif siswa.
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Peningkatan kemampuan kognitif siswa
numbered head together (NHT) dengan dilihat menggunakan gain yang dikemukakan oleh
pendekatan projek. Hake R.R (Vincened, 2005:1172) pada setiap
Hasil penelitian ini diharapkan dapat kemampuan. Peningkatan setiap kemampuan
memeberikan bukti tentang potensi model kognitif ditunjukkan oleh gambar diagram di bawah
pembelajaran kooperatif tipe numbered head ini.
together (NHT) dengan pendekatan projek dalam
meningkatkan kemampuan kognitif siswa, yang
nantinya dapat memperkaya hasil-hasil penelitian
sejenis yang telah dilakukan sebelumnya dan
dapat digunakan oleh berbagai pihak yang
berkepentingan, seperti: guru-guru fisika, dosen
dan mahasiswa di LPTK, para peneliti, dan para
tenaga kependidikan lainnya yang terkait dengan
pembelajaran IPA Fisika.

METODE Gambar 1. Grafik hubungan kemampuan kognitif


dengan Rata-rata Gain
41
Jurnal Luminous 1 (1) (2018) 1-9

Kemampuan kognitif belajar siswa dapat masih belum dapat dikategorikan baik, masih
meningkat ketika diterapkan model pembelajaran banyak kegiatan yang tidak berjalan lancer.
NHT dengan pendekatan projek. Peningkatan Penyebabnya tentu terkait dengan kemampuan
prestasi belajar siswa dapat dikategorikan sedang guru dalam memfasilitasi kegiatan-kegiatan
menurut Hake R.R (Vincened, 2005:1172) terlihat pembelajaran belum optimal.
dari gambar 1. Peningkatan prestasi belajar Berdasarkan gambar diagram 1 diatas masih
terdapat pada kategori sedang ini disebabkan terdapat peningkatan aspek kemampuan kognitif
karena beberapa faktor diantaranya: (1) siswa tertentu yang masih rendah, sehingga
kurang dilatihkan pada permasalahan yang mengakibatkan besar gain terdapat pada kategori
variatif, sehingga ketika siswa dihadapkan pada sedang.
permasalahan yang berbeda mereka kurang dapat a. Kemampuan Mengingat (C1)
menyelesaikannya; (2) pendekatan pembelajaran Berdasarkan gambar diagram diatas
yang dilakukan merupakan pendekatan yang baru, kemampuan mengingat mempunyai peningkatan
sehingga siswa harus beradaptasi terhadap paling rendah dibanding aspek kemampuan
pembelajaran. Ini terbukti setiap siswa mengikuti kognitif yang lain. Ini diakibatkan kebanyakan
kegiatan pembelajaran aktivitas siswa cenderung siswa yang menjawab soal yang mengukur aspek
rendah disetiap pertemuan. Akan tetapi aktivitas kemampuan mengingat masih salah. Soal yang
siswa tersebut memeperlihatkan peningkatan mengukur kemampuan kognitif mengingat adalah
untuk setiap pertemuan; (3) Tidak adanya nomor 1 dengan indikator ketercapaian
konfirmasi kepada siswa untuk pertemuan kedua. menyebutkan bagian-bagian teropong. Soal nomor
Ini dikarenakan konfirmasi dari guru yang satu membahas tentang bagian-bagian lensa pada
bersangkutan untuk memasuki jadwal teropong. Siswa diminta untuk menunjukan lensa
pembelajaran disampaikan kepada penulis pada okuler dan lensa objektif pada teropong
sore hari, jadi tidak ada kesempatan untuk penulis berdasarkan gambar. Kurangnya kemampuan
melakukan konfirmasi kepada siswa. Jadwal yang siswa pada soal ini dikarenakan:
diberikan adalah pada hari rabu jam kesatu dan 1) Dilihat dari soal, kurangnya gambar mata
kedua. Mata pelajaran yang digunakan adalah pada soal, karena yang siswa ketahui adalah
mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini berakibat lensa okuler adalah lensa yang dekat dengan
pada psikologi siswa. Siswa belum siap mengikuti mata sedangkan lensa objektif adalah lensa
pembelajaran fisika. Siswa hanya mempersiapkan yang dekat dengan objek.
pembelajaran bahasa Indonesia seperti jadwal 2) Dilihat dari keterlaksanaan pembelajarannya,
biasanya; (4) adanya ketidaksesuaian waktu yang pada pertemuan pertama keterlaksanaan
direncanakan dengan pelaksanaan. Perangkat siswa hanya terlaksana 69%. Hal ini terjadi
pembelajaran yang disiapkan oleh penulis untuk karena proses pembelajaran masih kaku,
waktu 2X45 menit sedangkan waktu yang pada LKS tidak terdapat soal untuk
diberikan sekolah 2X40 menit. Hal ini berakibat menyebutkan bagian-bagian teropong, dan
pada proses pembelajaran yang terburu-buru indikator ini hanya dilatihkan pada penguatan
karena kegiatan pembelajaran cukup banyak dan pembahasan.
sedangkan waktu yang disediakan sedikit; (5) b. Kemampuan Menerapkan (C3)
Lemahnya pengetahuan dasar siswa mengenai Berdasarkan gambar diagram diatas
materi yang dijadikan proyek. Hal ini dapat terlihat kemampuan menerapkan mempunyai peningkatan
dari LKS yang didiskusikan, kebanyakan siswa rendah setelah kemampuan mengingat. Ini
masih menjawab salah; (6) Meskipun secara diakibatkan kebanyakan siswa yang menjawab
kuantitatif seluruh tahapan pembelajaran dapat soal yang mengukur aspek kemampuan
dilaksanakan dengan oleh guru, tetapi secara menerapkan masih salah. Soal yang mengukur
kualitas pelaksanaan setiap tahapan pembelajaran kemampuan kognitif mengingat adalah nomor 13
42
Jurnal Luminous 1 (1) (2018) 1-9

dengan indikator ketercapaiannya yaitu model numbered head together (NHT) dengan
menghitung perbesaran yang dialami oleh sebuah pendekatan projek adalah: jenjang
teropong bintang dan nomor 14 dengan indikator kemampuan hapalan (C1), kemampuan
ketercapaiannya yaitu menghitung panjang memahami (C2), dan kemampuan
sebuah teropong bintang. Kurangnya kemampuan menerapkan (C3) masing-masing meningkat
siswa pada soal ini dikarenakan: dengan kategori sedang.
1) Dilihat dari keterlaksanaan pembelajarannya, Dari penelitian yang telah dilakukan,
kemampuan menjawab soal nomor 13 dan 14 penyusun mengajukan beberapa saran
dilatihkan pada pertemuan kedua. diantaranya.
Keterlaksanaan siswa pada pertemuan kedua 1. model numbered head together (NHT)
hanya terlaksana 66,7. Hal ini terjadi karena dengan pendekatan projek dapat digunakan
siswa kurang dilatihkan menyelesaikan dalam pembelajaran Fisika untuk
masalah menggunakan variasi soal, siswa meningkatkan kemampuan kognitif siswa.
hanya menyimak penjelasan guru pada soal 2. Memberikan pertanyaan arahan yang dapat
yang divariasikan. melatihkan siswa pada kinerja-kinerja kognitif
2) Dilihat dari soal yang diberikan siswa diminta yang dikemukakan Bloom.
untuk menghitung panjang teropong dari 3. Agar penerapan model pembalajaran
perbesaran dan jarak fokus objektif yang numbered head together (NHT) dengan
diketahui. Hal ini menjadi salah satu kesulitan pendekatan projek dapat terlaksana dengan
bagi siswa, karena siswa terbiasa dengan optimal, maka guru sebagai fasilitator seluruh
menghitung langsung dari rumus yang ada kegiatan yang dilaksanakan dikelas, harus
belum terbiasa diberikan soal hitungan yang memiliki berbagai keterampilan dasar
lebih vareatif. mengajar yang baik, seperti keterampilan
berkomunikasi, keterampilan memotivasi,
keterampilan bertanya, keterampilan
KESIMPULAN DAN SARAN berdiskusi, keterampilan dalam membuat alat,
dan tentu keterampilan dalam mengelola
Berdasarkan data hasil penelitian, kelas. Dengan demikian, penerapan model
pengolahan, dan analisis, terkait penerapan model pembelajaran numbered head together (NHT)
kooperatif tipe numbered head together (NHT) dengan pendekatan projek dapat lebih
dengan pendekatan projek dan impaknya meningkatkan kemampuan kognitif siswa
terhadap peningkatan kemampuan kognitif siswa dibanding yang dicapai dalam penelitian ini.
SMA terkait materi ajar teropong pada alat-alat 4. Agar pelaksanaan pembelajaran model
optik, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: numbered head together (NHT) dengan
1. Penerapan model numbered head together pendekatan projek sesuai dengan waktu yang
(NHT) dengan pendekatan projek dalam ditentukan sekolah, maka hendaknya guru
pembelajaran teropong secara umum dapat melakukan semacam simulasi mengajar
meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Hal degan rencana dan scenario pembelajaran
ini ditunjukan oleh pencapaian rata-rata skor yang telah disusun. Dengan jalan demikian,
gain yang dinormalisasi <g>. Peningkatan maka dapat dilakukan pengalokasian waktu
kemampuan kognitif setelah diterapkannya secara lebih cermat.
model numbered head together (NHT) dengan
pendekatan projek adalah sebesar 0,41.
Dapat dikategorikan pada kategori sedang.
2. Profil peningkatan setiap aspek kemampuan
kognitif siswa sebagai impak dari penerapan
43
Jurnal Luminous 1 (1) (2018) 1-9

DAFTAR PUSTAKA Karli, H. dan Yuliariatiningsih, M.S. (2003). Model-


Model Pembelajaran. Bandung : Bina Media
Informasi.
Alma, Buchari. 2009. Guru Profesional Menguasai dan
Terampil Mengajar. Bandung: Penerbit Katz, L. (1994). The project approach. ERIC digest.
Alfabeta Champaign, IL: ERIC Clearinghouse on
Altun, Sema, dkk. (2009). “The Affect of Project based Elementary and Early Childhood Education.
learning on Science Undergraduates’
Learning of Electricity, Attitude toward Koswara, T. (2010). Penerapan Model Pembelajaran
Physics abd Sciebtific Proses Skill”. Kontruktivisme dalam Pembelajaran Fisika
International online journal of Educational untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Science,1(1), 81-105. SMP. Skripsi FPMIPA UPI; tidak diterbitkan.

Ardiansyah, Asrori. (2011). Tujuan Pembelajaran Krajcik, JS, Czerniak, CM & Berger, CF. (1999).
Kooperatif (Cooperative Learning). [Online]. Teaching science: a project-based approach.
Tersedia: New York: McGraw-Hill College.
http://www.majalahpendidikan.com/2011/0
4/tujuan-pembelajaran-kooperatif.html [9
Lie, Anita. (2002). Cooperatif Learning Mempraktikan
Agustus 2012].
Cooperatif Learning Di Ruang-Ruang Kelas.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Jakarta : PT. Gramedia
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Mitchell, Sacha, dkk. (2009). “The Negotiated Project
Approach: Project based learning Without
Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-dasar Evaluasi leaving the Standars Behind”. Early
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Childhood Aduc J 36:339-346.

Clark A. (2006). Changing classroom Munaf, Syambasri. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika.
practice to include the Project approach. Bandung: Jurisan Pendidikan Fisikan UPI.
Early Childhood Research & Practice, 8(2).
Tersedia: Nasution, S. (1996). Pengertian Prestasi Belajar.
http://ecrp.uiuc.edu/v8n2/clark.html. [Online]. Tersedia:
Retrieved 8 Oct 2007. http://www.pengertiandefinisi.com/2012/01/pe
ngertian-prestasi-belajar.html[15 Juli 2012)
Depdiknas. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. Noname. (2011). Fisika itu Mudah/Pendekatan. [online].
Tersedia :
Edward, Gloria J. (2002). “Make Your Own Project- http://id.wikibooks.org/wiki/Fisika_itu_mudah/
Based Lesson Plan”. Educator and Pendekatan [29 November 2011].
Curriculum Development Specialist Unlimited
Learning. 12-13. Noname. (2011). Ilmu Alam. Wikipedia [online].
Tersedia:
Hake, R.R. (2007). Should We Measure Change? Yes!. http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_alam
[Online]. Tersedia:
http://www.physics.indiana.edu/~hake Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat;
Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan
Hake, Richard R. (1999). Analyzing Change/ Gain Nilai. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Scores. Amerika: Indiana University.
Sanjaya. (2009). Pengertian Pendekatan, Strategi,
Hakim, Mohammad Iksanul. (2009). Penerapan Model Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran.
Numbered Head Together (NHT) pada Edukation For A Better Live
Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan [online].Tersedia:http://akhmadsudrajat.wordp
Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa. Bandung: ress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-
Skripsi Program S1 (tidak diterbitkan). metode-teknik-dan-model-pembelajaran/ [12
Helm, J. H., & Beneke, S. (2003). The power of projects: November 2011].
Meeting contemporary challenges in early
childhood classrooms—strategies and Selçuk, Gamze Sezgin. Et al. (2008). The Effects of
solutions. New York: Teachers College Press. Problem Solving Instruction on Physics
Achievement, Problem Solving Performance
and Strategy Use. Latin American Journal

44
Jurnal Luminous 1 (1) (2018) 1-9

Physics Education volume 2 No. 3 September


2008.

Siroj, R. A, (2004). Pemerolehan Pengetahuan Menurut


Pandangan Konstruktivistik. [online].

Solamo, Rowena. (2008). Project Based Learning


Approach in Teaching Introductory Course In
Programming. Philipina: University of the
Philippines.

Sriayu. (2009). Numbered Head Together. [Online]


Tersedia:
http://pelawiselatan.blogspot.com/2009/03/num
ber-head-together.html [9 Agustus 2012].
Sudjana, Nana. (2007). Penilaian Hasil Proses Belajar.
Bandung: Rosdakarya.

Sumarno, alim. (2011). Strategi Pembelajaran. [Online].


Tersedia :
http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-
sumarno/strategi-pembelajaran[29 November
2011].

Suparno, P. (2001). Filsafat Konstruktivisme dalam


Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.

Tarlington, D. (2003). Bloom’s Revised Taxonomy.


Presentation for Pupil Free Day, July 14,
2003. [Online]. Tersedia:

The North Carolina Graduation Project Implementation


Guide. (2007). Project Rubrics and
Description. North Carolina

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif


Berorientasi Konstruktivistik. Cetakan
pertama, Jakarta : Prestasi Pustaka
Publisher.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman


Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas
pendidikan Indonesia.

Winkel, W. S. (2009). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta:

45

Anda mungkin juga menyukai