DARAH
Pada sel darah terdapat matriks yang dapat digunakan untuk pemeriksaan
yaitu plasma dan serum. Plasma dan serum merupakan matriks yang digunakan
dalam studi biologi dan klinis. Plasma merupakan campuran darah dengan
antikoagulan. Antikoagulan sendiri ini merupakan bahan yang digunakan untuk
mecegah pembekuan darah. Plasma berfungsi sebagai medium transportasi untuk
zat-zat yang diangkut dalam darah. Sedangkan, serum merupakan spesimen darah
yang tidak diberi antikoagulan dan membiarkan darah dalam tabung membeku
dalam waktu 15-30 menit dan selanjutnya di sentrifuge untuk mengendapkan semua
sel- sel darah. Serum merupakan bagian cair darah yang bebas dari sel darah dan
tanpa fibrinogen karena protein darah sudah berubah menjadi jaring fibrin dan
menggumpal bersama sel.
Darah di dalam tubuh manusia memiliki fungsi yang sangat penting sebagai
alat untuk transportasi oksigen dan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Darah
merupakan cairan tubuh yang berwarna merah, warna merah ini merupakan protein
pernafasan yang mengandung besi, yang merupakan tempat terikatnya molekul-
molekul oksigen yang disebabkan oleh hemoglobin. Dalam darah juga terdapat
kandungan seperti air, protein, mineral dan garam. Selain itu darah juga dibedakan
menjadi beberapa jenis. Pada masing-masing jenis darah juga memiliki peranan
penting dalam tubuh. Jenis-jenis darah manusia yakni sel darah merah,sel darah
putih serta kepingan darah. Sel darah putih merupakan salah satu bagian dari
susunan sel darah manusia yang memiliki peranan utamadalam hal sistem imunitas
atau membunuh kuman dan bibit penyakit yang ikut masuk ke dalam aliran darah
manusia. Sel darah putih atau yang juga dapat disebut dengan leukosit. Leukosit
dibagi menjadi lima jenis tipeberdasarkan bentuk morfologinya yaitu basofil,
eosinofil, neutrofil, limfosit dan monosit. Masing- masing jenis sel darah putih
ini memiliki ciri khas dan fungsi yang berbeda [8]. Neutrofil berwarna merah
kebiruan dengan tiga inti sel dan bentuk intinya bermacam- macam. Basofil
berwarna bintik- bintik kebiruan. Eosinofil berwarna bintik-bintik kemerahan.
Monosit berwarna biru dengan bentuk bulat panjang. Limfosit berwarna biru pucat
dan tidak dapat bergerak bebas [9]. Limfosit dapat membentuk pertahanan sistem
imun dan terdapat dua jenis limfosit yaitu limfosit B dan T. Limfosit B berfungsi
menghasilkan antibodi yang beredar di dalam darah dan bertanggungjawab dalam
imunitas humoral, berbeda dengan limfosit T yang tidak menghasilkan antibodi
namun langsung. Pembentukan antibody dipicu oleh adanya antigen. Antibodi
secara spesifik akan bereaksi dengan antigen, ada beberapa cara antibodi melawan
atau menghancurkan antigen yaitu dengan netralisasi, penggumpalan, pengendapan
dan pengaktifan sistem kompelemen.
- Netralisasi terjadi jika antibodi rnemblokir beberapa tempat antigen
berikatan dan membuatnya tidak aktif. Antibodi menetralkan virus
dengan menempel pada tempat yang seharusnya berikatan dengan sel
inang. S Selain itu, antibodi menetralkan bakteri dengan menyelimuti
bagian beracun bakteri dengan antibodi. Hal tersebut menetralkan racun
bakteri sehingga sel fagosit dapat mencerna bakteri tersebut.
- Aglunitasi merupakan penggumpalan bakteri, virus, atau sel patogen
lain oleh antibodi. Cara ini memudahkan sel fagosit menangkap sel-sel
patogen tersebut.
- Pengendapan dilakukan pada antigen terlarut oleh antibodi. Hal ini
untuk membuat antigen terlarut tidak bergerak dan mernudahkan
ditangkap oleh sel fagosit.
- Pengaktifan sistem komplemen merupakan cara dimana antibodi yang
berikatan dengan antigen akan mengaktifkan sistem komplemen
(protein komplemen) untuk membentuk luka atau pori pada sel mikroba
patogen. Pembentukan luka atau pori ini menyebabkan luka ataupori
pada sel mikroba patogen. Pembentukan luka atau pori ini menyebabkan
lisozim dapat masuk dan sel patogen tersebut akan hancur (lisis).
Leukosit dibagi menjadi dua kategori utama, yang bergantung pada
gambaran nucleus dan ada tidaknya granula di dalam sitoplasamnya jika
dilihat dibawah mikroskop.
- Granulosit artinya sel yang mengandung granula-granula. Granula
mengandung senyawa kimia tersimpan yang belum diubah yang
dilepaskan oleh eksositosis pada stimulasi yang sesuai untuk
melaksanakan fungsi granulosit. Adapun untuk perannya, garnulosit
berperan dalam proses fagositosis apabila terjadi infeksi yang parah.
Tipe leukosit yang masuk kategori ini adalah neutrophil, eosinophil,
serta basofil. Ketiga jenis granulosit dibedakan berdasarkan afinitas
granula mereka terhadap zat warna: eosinofil memiliki afinitas terhadap
pewarna merah eosin, basofil cenderung menyerap pewarna biru basa,
dan neutrofil bersifat netral, tidak menunjukkan preferensi warna
- Agranulosit artinya sel yang tidak memiliki granula. Terdiri atas
monosit dan limfosit. Keduanya memiliki satu nukleus besar yang tidak
bersegmen dan sedikit granula. Monosit lebih besar daripada limfosit
dan memiliki nukleus berbentuk oval atau seperti ginjal. Limfosit,
leukosit yang paling kecil, secara khas memiliki nukleus bulat besar
yang menempati sebagian besar sel. Adapun untuk fungsi dari
agrunolosit ialah sebagai penghasil antibodi untuk sistem kekebalan
tubuh. Agranulosit adalah sel yang tidak memiliki segmen atau lobus
pada inti dan tidak ada granul pada sitoplasma, terdiri atas limfosit dan
monosit. Limfosit berupa sel bulat kecil berdiameter 7-12 μm, memiliki
nukleus yang relatif besar, berbentuk bulat atau sedikit berlekuk, yang
dikelilingi oleh sitoplasma. Fungsi utama limfosit sebagai respon
terhadap adanya antigen dengan cara membentuk antibodi yang
bersirkulasi di dalam darah atau dalam pengembangan imunitas seluler.
Selnya bulat berdiameter 9-12 μm dalam larutan, tetapi pada apusan
darah kering, berdiameter sampai 17 μm. Monosit berperan sebagai
prekursor untuk makrofag, dan sel ini akan mencerna dan membaca
antigen.
Pada praktikum hematologi darah dengan percobaan apusan darah tepi
diperoleh hasil dengan dua jenis leukosit yang berbeda yang dapat dilihat pada
gambar 1 dan gambar 2. Pada gambar 1 tidak terdapat sel darah putih dan untuk
gambar 2 terdapat leukosit dengan jenis neutrofil. Neutrofil merupakan leukosit
yang memiliki lobus inti 3-5 yang saling berhubungan dengan benang kromatin dan
sitoplasma. Neutrofil memiliki sifat fagositosis dan peka pula terhadap rangsangan
kemotaksis. Neutrofil berukuran sekitar 14 μm, granulnya berbentuk butiran halus
tipis dengan sifat netral sehingga terjadi percampuran warna asam dan warna basa,
sedang pada granula menghasilkan warna ungu atau merah mudah yang samar.
Sirkulasi neutrofil dalam darah yaitu sekitar 10 jam dan dapat hidup selama 1-4 hari
pada saat berada dalam jaringan ekstravaskuler.
RESUME U-CRP
Adanya inflamasi atau kerusakan pada jaringan atau organ tubuh akan
direspon tubuh dengan cara sekresi protein fase akut penanda inflamasi, salah
satunya adalah C-reactive protein (CRP). CRP disintesis dalam hepar, muncul
secara non spesifik sebagai tanda adanya penyakit lokal maupun sistemik.
Pembentukan CRP dipengaruhi oleh IL-6, IL-1 serta TNF-α saat terjadi inflamasi
CRP akan dilepas oleh hati dan sel inflamasi seperti neutrofil dan makrofag akan
melepaskan sitokin yang dengan cepat akan merangsang pembentukan CRP. Kadar
CRP meningkat setelah adanya trauma, inflamasi dan infeksi bakteri sehingga
digunakan sebagai biomarker peradangan fase akut yang mudah dan murah serta
penanda prognostik adanya inflamasi. Peningkatan kadar CRP berhubungan
dengan penggunaan tembakau, peningkatan indeks massa tubuh, usia, hipertensi,
resistensi insulin, diabetes, penyakit ginjal kronis, penurunan fungsi ventrikel kiri,
aterosklerosis luas, infeksi aktif, dan depresi. Konsentrasi serum CRP akan
meningkat dalam wakt 8-12 jam setelah terjadi peradangan dan akan mencapai
puncak pada waktu 24-48 jam dan memiliki waktu paruh 4-7 jam sehingga
penurunan kadar CRPnya cepat.
- Hepatitis A
- Hepatitis B
- Hepatitis C
Terapi tanpa obat dapat dilakukan dengan menjalankan pola hidup yang
sehat, menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Selain itu,
dapat dilakukan transplantasi hati untuk pasien hepatitis dengan
komplikasi penyakit hati kronis (Depkes, 2007).
- Terapi dengan Obat
Darah vena yang telah diperoleh dari vena fosa cubit dimasukkan
kedalam tabung bersih kemudian didiamkan selama 15 menit. Darah di
sentrifugasi dengan kecepatan 1500-200 rpm selama 15 menit.
Kemudian, serum dipisahkan menggunakan pipet tetes dan dimasukkan
kedalam wadah atau tabung yang bersih.
3. Prosedur Pemeriksaan
4. Interpretasi Hasil
1. Solvent reservoir yang akan menyimpan solven atau fase gerak, yang
terbuat dari wadah kaca atau stainless-steel namun umumnya terbuat
dari botol kaca. Mixing system yang akan mencampur pelarut dengan
akurasi yang tinggi dan presisi yang tinggi. Dan degassing system yang
menghilangkan gelembung udara yang terjebak pada pelarut atau
solven, dilakukan dengan ultra-sonikasi dan filtrasi.
2. High pressure pump yang akan mendorong fase gerak dan memberikan
laju alir yang spesifik. Laju alir dinyatakan dalam mililiter per menit.
Laju alir normal yaitu 1-2 ml/menit. Dan rentang pompa yaitu 6000-
9000 psi. Umumnya, pompa yang digunakan yaitu pompa tekanan
konstan, pompa jarum suntik, dan reciprocating piston pump.
Alat bahan:
1) Holder
2) Jarum vakuntainer
3) Sarung tangan
4) Tourniquet
5) Tabung vakuntainer
Prosedur Kerja:
5) Vena ditentukan dengan memilih vena mediana cubiti, basilica, dan cephalica
dengan melakukan perabaan/ palpasi utk memastikan posisi pena, jarum ditusuk
dengan sudut 15-30 derajat dengan lubang jarung menghadap ke atas.
8) Setelah selesai, maka pada tube akan terbentuk lapisan, plasma dan sel darah
merah. Lapisan diatas akan diambil dengan pipet dan dipindahkan ke dalam wadah
yang lain.
9) Plasma yang telah dipindahkan akan disimpan dalam lemari pendingin dengan
suhu minimal -20 oc untuk digunakan pada proses selanjutnya
METODE SPIKE IN
1) Pipet mikro
2) Mikro tip
3) Tabung Eppendorf
4) Vial
6) Sampel parasetamol
Prosedur kerja:
8) Setelah semua menguap, maka sampel tadi direkonstitusi dengan fase gerak
yaitu asetonitril
Dibuat larutan baku 1000 ppm (1 mg/1ml) dalam 5 ml maka ditimbang 5 gram pct
lalu dilarutkan dengan etanol p dalam labu tentukur.
RESPON-RESPON
1. Trombosit
2. Autoimun
3. Leukopenia
4. Neutrofil
5. 2017
1. Cara inaktivasi virus dapat dengan cara diambil inti virus jadi Cuma permukaannya
yang akan terdeteksi oleh tubuh sebagai virus tidak ada DNA sama seperti cara
vaksin untuk menginaktivasi virus. Dapat juga dengan formalin. Formalin diyakini
menonaktifkan virus dengan mereaksikan asam amino dari protein permukaan
dengan asam nukleat, kemungkinan besar dalam kasus ini dengan bagian untai
tunggal kecil dari DNA HBV.