Anda di halaman 1dari 28

Kelompok 6

1. Juwita Puspitasari
2. Stephina Sari
3. Windra
4. Agnes Irmadani
5. Yohanes Tommy

Tugas Kelompok Mata Kuliah


Sistem Pencernaan
Kasus
Ny. A Usia 27 tahun datang ke
Puskesmas “Lekas Sehat” dengan
keluhan sering tersedak, dada terasa
terbakar dan sesak napas, muntah
(dengan rasa asam dan pahit). Keluhan
dirasakan semenjak 5 hari yang lalu,
keluhan dirasa semakin parah mulai
kemarin.Dari pemeriksaan fisik didapat
hasil:RR= 28x/menitTD= 110/70
mmHgN = 110x/menitTax= 37OC
Auskultasi= Ronchi +BB= 45kgTB= 155
cmTurgor ≥ 3 detikKulit pucat, mukosa
bibir pucat
Tugas :
1. Jelaskan anatomi organ tubuh
yang terkena dan jelaskan fisiologi
dari organ tersebut!
2. Diagnosis medis apa yang mungkin
terjadi pada klien di atas!
3. Pemeriksaan diagnostic apa yang
dibutuhkan?
4. Tentukan diagnosa keperawatan
pasien di atas berdasarkan prioritas
yang ada!
5. Buatlah rencara pendidikan
kesehatan untuk pasien di atas!
ANATOMI GASTER
Gaster merupakan
bagian dari traktus
1
gastrointestinal
pertama yang berada
di intra abdominal,
terletak di antara
esophagus dan
duodenum
HISTOLOGI GASTER
Gaster terdiri dari
beberapa lapisan,
yaitu tunika mukosa
(epitel, lamina propia,
muskularis mukosa),
submukosa, tunika
muskularis, dan
tunika serosa.
FISIOLOGI GASTER
Gaster merupakan organ yang
berfungsi sebagai reservoar, alat
untuk mencerna makanan secara
mekanik, dan kimiawi. Makanan
yang ditelan mengalami
homogenisasi lebih lanjut oleh
kontraksi otot dinding gaster, dan
secara kimiawi diolah oleh asam
dan enzim yang disekresi oleh
mukosa lambung. Saat makanan
sudah menjadi kental, sedikit demi
sedikit mendesak masuk ke dalam
duodenum.
FISIOLOGI
GASTER
• Gaster memiliki fungsi
motorik serta fungsi
pencernaan dan
sekresi.
• Fungsi penyimpanan
gaster
PERTAHANAN MUKOSA
GASTER
Mukus lambung penting dalam
pertahanan mukosa dan dalam
mencegah ulserasi peptik. Mukus
lambung disekresi oleh sel mukosa
pada epitel mukosa gaster dan
kelenjar gaster.
SEL-SEL YANG MELAPISI LAMBUNG
MENGHASILKAN 3 ZAT PENTING:
• Lendir Lendir melindungi sel-sel lambung
dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa
menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung
• Asam klorida (HCl) Asam klorida
menciptakan suasana yang sangat asam,
yang diperlukan oleh pepsin guna memecah
protein. Keasaman lambung yang tinggi juga
berperan sebagai penghalang terhadap
infeksi dengan cara membunuh berbagai
bakteri.
• Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan
protein)

(Asmadi,2008)
2
DIAGNOSA MEDIS
GERD atau Gastroesophageal Reflux
Disease
PEMERIKSAAN

DIAGNOSTIK
Pemantauan pH Esofageal
Pemantauan pH esofagus selama 24 jam secara ambulatoir
memegang peranan penting dalam mendiagnosis GER
3
khususnya pada penderita asma tanpa gejala klasik atau pada
asma yang sulit diobati.
 Proton Pump Inhibitor/PPI test (acid supression test)
PPI merupakan obat pilihan utama untuk diagnostic trial.
 Endoskopi
Endoskopi merupakan metode yang paling dapat diandalkan
untuk mendeteksi esofagitis
 Tes perfusi Asam (Tes Bernstein)
Pemeriksaan ini tidak menunjukkan ada atau tidaknya GER
tetapi lebih menunjukkan akibat dari paparan asam lambung
yang lama pada esofagus (misalnya esofagitis).
 Manometri Esofagus (Studi Motilitas Esofagus)
Manometri berguna untuk mengevaluasi gangguan motor
seperti akalasia, spasme esofagus yang difus
 Esofagografi Barium (Upper Gastrointestinal Series)
Pemeriksaan ini dapat menyingkirkan adanya abnormalitas
anatomik, mendeteksi esofagitis, ulkus peptikum, striktur dan
hernia hiatus serta memberikan informasi fungsi menelan .
PRIORITAS DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Nyeri Akut berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan klien
melaporkan nyeri secara verbal pada ulu hatinya, klien tampak
meringis kesakitan, tampak gelisah,
4
• Risiko aspirasi berhubungan dengan hambatan menelan, penurunan
refleks laring dan glotis terhadap cairan refluks.
• Gangguan Menelan berhubungan dengan penyempitan/strikture
pada esophagus akibat gastroesophegal reflux disease ditandai
dengan klien tampak susah untuk menelan.
• Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
penumpukkan sekret dan batuk tak efektif ditandai dengan adanya
batuk tak efektif, ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi jalan
nafas, adanya mengi, frekuenssi, irama dan kedalaman napas
abnormal.
• Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan perubahan fungsi
persarafan yang melayani pernapasan akibat gastrointestinal refluks
disease ditandai dengan sesak nafas, pernapasan disritmik, frekuensi
nadi meningkat.
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, mual muntah ditandai dengan
penurunan nafsu makan, asupan makanan tidak adekuat kurang dari
yang dianjurkan, penurunan BB 10% dari berat badan ideal untuk
tinggi dan kerangka tubuh.
PENDIDIKAN
KESEHATAN
PENCEGAHAN
• Selalu makan dalam porsi • Tidak memakai pakaian
secukupnya. Jika Anda ingin yang terlalu ketat, terutama
makan lebih banyak, pada bagian perut karena
sebaiknya makanlah lebih berisiko menekan katup
sering dalam porsi yang kerongkongan bagian
kecil. bawah.
• Menjaga berat badan tetap • Tidak membiasakan diri
dalam rentang normal. langsung tidur setelah
• Menghindari beberapa jenis makan.
makanan dan minuman • Tidak makan terlalu dekat

5
yang bisa memicu gejala dengan waktu tidur.
GERD.
KAPAN HARUS PERIKSA KE
DOKTER?
• Segera konsultasikan ke dokter jika
Anda mengalami gejala seperti sesak
napas dan nyeri pada dada. Apalagi jika
gejala penyakit ini sering muncul atau
bahkan semakin bertambah buruk
setiap hari.
• Kondisi tubuh setiap orang sangat
berbeda. Inilah yang membuat gejala
yang dialami setiap orang tidak sama.
Selalu konsultasikan gejala yang Anda
alami kepada dokter untuk
mendapatkan penanganan terbaik
terkait kondisi kesehatan Anda.
Tugas :
6. Terapi komplementer apa yang
cocok untuk pasien di atas ?
Buatlah Rancangan terapinya.
7. Jelaskan peran dan fungsi perawat,
fungsi advokasi pada kasus di atas!
8. Buatlah rencana asuhan
keperawatan berdasarkan 3
diagnosa keperawatan prioritas.
9. Jelaskaan diiit yang tepat untuk
pasien di atas!
10. Review 1 jurnal yang membahas
tren dan isu masalah keperawatan
pada sistem pencernaan.
Ternyata ada masalah yang
melatar belakangi timbulnya
6
GERD dan kecemasan, yang
mana hal ini bersumber dari
pikiran atau tingkat stress
seseorang. Berawal dari stress,
lalu jadi cemas dan timbullah
GERD.
 Maka dari itu, pengobatan
alternatif untuk pasien GERD
selain berobat secraa medis
juga diikuti dengan Terapi
Olah Pikir (Hipnoterapi)
6 Interview Induksi
tahapan membimbing
Deepening
Teknik hipnosis ini
memperkenalkan pasien menuju kondisi
diri kepada pasien merupakan cara
hipnotis dengan syarat
dan menanyakan utama berjalannya untuk
keluhannya sejak hipnoterapi adalah tidak memperdalam level
kapan, adakah ada unsur paksaan pada hipnotis.
pasien. Pasien merelakan
masalah-masalah diri untuk di hipnotis agar
psikologis. keinginannya untuk
sembuh dapat terwujud.

Terminasi
Suggestion • Positive (sebutkan
Tahap terminasi ini
Setelah klien sudah apa yang diinginkan,
merupakan tahap
bukan yang
memasuki kondisi dihindari)
hipnoterapi yang terakhir.
Tahap terminasi ini
kesadaran tertentu • Repetition merupakan proses untuk
(trance), seseorang (pengulangan) membangunkan klien
siap diterapi • Present tense hipnoterapi. Biasanya
dengan (hindari kata akan) ketika klien terbangun dan
• Tambahkan mulai membuka matanya,
menggunakan sentuhan emosional terlihat senyum yang ceria
sugesti-sugesti dan imajinasi dan mata yang berbinar.
tertentu.
Advokasi merupakan peran
profesional perawat untuk
7
melakukan pembelaan dan
perlindungan kepada pasien.
• Fungsi advokasi yang dapat diberikan :
Dengan memberikan informasi sebanyak-
banyaknya tentang kondisi pasien dan proses
kesembuhannya dalam penanganan GERD,
menjadi penghubung antara pasien dan tim
kesehatan lain untuk optimalisasi derajat
kesehatan intra & pasca perawatan, membela
hak-hak pasien dan melindungi pasien dari
tindakan yang merugikannya. Dengan selalu
melibatkan pasien dalam keluarga untuk
pengambilan keputusan terapi medis yang
terbaik dengan memperhatikan
biopsikososial dan kultural (holistik).
INTERVENSI
8
Nyeri Akut berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan klien melaporkan nyeri secara verbal
pada ulu hatinya, klien tampak meringis kesakitan, tampak gelisah, klien mengatakan skala nyeri
(1-10), klien memegangi bagian yang nyeri.

Tujuan :
Setelah dilaksakan asuhan keperawatan selama .. x 24 jam diharapkan klien melaporkan nyeri hilang,
dapat dikontrol atau berkurang dengan kriteria hasil: Nyeri berkurang (skala nyeri 1-2), hilang (skala nyeri
0), atau dapat dikontrol Klien tampak rileks. TTV dalam rentang normal (RR pada bayi =30-40 x/menit &
pada anak-anak =20-26x/menit, nadi = 80-100 x/menit, suhu 36-37 derajat celcius, tekanan darah pada
bayi = 70-90/50 mmHg & pada anak-anak = 80-100/60 mmHg)
Klien tampak tidak meringis kesakitan

Intervensi :
1. Kaji pengalaman nyeri anak. Tentukan konsep nyeri anak (bila mungkin), minta anak menunjuk area
yang sakit, untuk anak usia 4-5 tahun gunakan skala ouncher lima wajah dari sangat senang (1)
sampai menangis (5), minta anak untuk membuat peringkat nyeri dan tanyakan pada anak apa yang
meredakan nyeri dan apa yang membuatnya menjadi lebih buruk.
Rasional : Membantu dalam mengevaluasi rasa nyeri anak.
2. Bantu klien melakukan tehnik relaksasi
Rasional : Membantu mengurangi rasa nyeri.
3. Berikan aktivitas hiburan yang tepat.
Rasional: Mengarahkan kembali perhatian, memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas
individu.
4. Tingkatkan rasa aman dengan penjelasan yang jujur dan kesempatan untuk memilih. Jelaskan pada
anak tentang cara untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan.
Rasional: Meningkatkan rasa aman dan nyaman klien dan membantu klien dalam
memanajemen nyeri yang dirasakannya.

Kolaboratif:
1. Berikan analgetik sesuai indikasi
Rasional : Untuk mengurangi/menghilangkan rasa nyeri.
INTERVENSI
8
Risiko aspirasi berhubungan dengan hambatan menelan, penurunan refleks laring dan
glotis terhadap cairan refluks.

Tujuan:
Setelah dilaksakan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan aspirasi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
Tidak mengalami aspirasi

Intervensi:
1. Kaji posisi lidah, pastikan bahwa lidah tidak jatuh ke belakang.
Rasional : Mencegah penyumbatan jalan nafas.
2. Jaga bagian kepala tempat tidur tetap tinggi jika tidak ada kontraindikasi.
Rasional : Membantu mencegah cairan refluks agak tidak teraspirasi ke saluran
pernapasan.
3. Kaji kembali adanya obstruksi benda-benda dalam mulut dan tenggorokan.
Rasional : Benda-benda tersebut dapat teraspirasi dan menyumbat jalan napas
4. Beri tahu makanan yang harus dihindari anak kecil seperti buah dengan biji, kacang, permen
karet, anggur dan lain-lain
Rasional: Makanan-makanan tersebut cenderung mudah teraspirasi
5. Ajarkan penatalaksanaan kedaruratan obstruksi jalan napas seperti memukul punggung dan
dorongan dada (bayi), maneuver Heimlich (anak-anak)
Rasional: Dengan mengajarkan kedaruratan medic pada orang tua/keluarga maka
diharapkan dapat memberikan pertolongan penyelamatan awal pada bayi atau anak
untuk mengatasi obstruksi jalan napas.
INTERVENSI
8
Gangguan Menelan berhubungan dengan penyempitan/strikture pada esophagus akibat
gastroesophegal reflux disease ditandai dengan klien tampak susah untuk menelan.

Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan gangguan menelan dapat
teratasi dengan kriteria hasil:
Tidak teramati adanya kesulitan saat menelan.
Tidak terjadi statis makanan di rongga mulut klien.
Klien tidak tersedak setelah makan/minum.

Intervensi
1. Kaji apakah individu cukup sadar dan responsif, dapat mengontrol mulut, dapat batuk
refleks/muntah, posisi klien sudah nyaman, dan dapat menelan salivanya sendiri.
Rasional: untuk mengetahui kemampuan menelan klien sehingga dapat diberikan
intervensi yang tepat dan mencegah terjadinya aspirasi.
2. Berikan diet lunak pada klien.
Rasional: makanan lunak lebih mudah ditelan sehingga tidak menimbulkan nyeri di
tenggorokan sehingga memudahkan dalam memberikan asupan nutrisi.
3. Berikan makanan dengan pelan, pastikan makanan dikunyah sebelum ditelan.
Rasional: makanan yang dikunyah menjadi lebih halus teksturnya sehingga lebih
mudah untuk ditelan.
9
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam modifikasi gaya hidup adalah meninggikan posisi
kepala pada saat tidur serta menghindari makan sebelum tidur dengan tujuan untuk
meningkatkan bersihan asam selama tidur serta mencegah refluks asam dari lambung
ke esophagus.

• Untuk diet dilakukan dengan


cara mengatur tekstur dan
kekentalan makanan sesuai
dengan kemampuan menelan
pasien
• Pola makan pasien dapat
diatur, mulai dari makanan
berbentuk cair seperti jus,
kemudian ditingkatkan
kekentalannya
• Menghindari
makanan/minuman seperti
coklat, teh, peppermint, kopi
dan minuman bersoda karena
dapat menstimulasi sekresi
asam
10
IDENTITAS JURNAL
Judul Artikel Gastrophageal reflux after Endoscopic Myotomy: Myth or reality?
Penulis Amol Bapaye, Ashish Gandhi, Jay Bapaye
Nama Jurnal Journal of Digestive Endoscopy
Tahun, Halaman Volume 12, 18 January 2022, page 203-213
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah membuktikan bahwa tindakan endoskopi
miotomi tidak menyebabkan GERD jangka panjang
Hasil Penelitian GERD dapat terjadi setelah tindakan miotomi pada Achalasia Cardia, tetapi
lebih sering terjadi pada tindakan POEM (miotomi endoskopi peroral)
daripada LHM+F (miotomi Heller Laparascopy+ Fundoaplikasi). Tetapi GERD
pasca POEM bisa diobati dengan PPI (penghambat pompa proton).
GERD yang terjadi pada tindakan POEM awalnya lebih sering, tetapi stabil
dan berkurang seiring waktu, sedangkan dengan LHM+F meningkat secara
progresif.

Kelebihan  Dalam jurnal tersebut terdapat variabel-variabel yang relevan dengan


isu yang diangkat
 Data yang digunakan lengkap
 Memiliki pembahasan yang rinci
Kekurangan Jurnal ini masih belum menjelaskan secara detail proses penelitian dan
metode yang digunakan.
Terima Kasih
“Tugas Selesai”

Tugas Kelompok Mata Kuliah


Sistem Pencernaan

Anda mungkin juga menyukai