Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TAFSIR TARBAWY

“Binatang”
Dosen pengampu :
Lalu Agus Murzaki, M.pd

Oleh :

Agung Mahendra ( 210104110)

JURUSAN TADRIS IPA-BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjat kan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah berikan
rahmat hidayah nya, sehingga kami dapat menyelesaikan masalah ini, dan kami
buat dengan waktu yang telah di tentukan Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua denga nada nya penyusunan makalah seperti ini, pembaca dapat
belajar dengan baik dan benar karbohidrat.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang telah memberi
sumbangsi kepada kami dalam penyelsaian makalah ini. Dan tentunya penulis
juga menyadari, bahwa masi terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada
makalah ini. Dan hal ini karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh
karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga ada nya makalah ini kita dapat belajar demi kemajuan kita dan ilmu
pengetahuan.

Mataram, 20 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang.....................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................
A. Tanda-Tanda Kebesaran Allah Pada Hewan.......................................
B. Pembentukan Susu Dari Antara Kotoran Dan Darah..........................
C. Kekaguman Orientalis.........................................................................
D. Unta.....................................................................................................
E. Fakta Ilmiah Tentang Unta..................................................................
F. Anjing..................................................................................................
BAB III : PENUTUP........................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................
B. Saran ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah tidak menjadi rahasia lagi bahwa mukjizat ilmiah dalam al-Qur’an
laksana mata air yang tidak pernah kering. Setiap waktu, muncul penemuan-
penemuan baru dan ketetapan-ketetapan ilmiah yang sebenarnya telah
ditegaskan oleh Al-Qur’an sebelumnya sejak empat belas abad yang lalu.
Oleh karenanya, pantas kajian mukjizat ilmiah bersifat berkembang
selama-lamanya. Observasi dan pembahasan ilmiah selalu menambahkan yang
baru dari hakikat dan rahasia alam. Namun, semuanya telah terkandung dalam
ayat-ayat yang senantiasa mengajak kita untuk meneruskan pembahasan dan
pemurnian. Sehingga, kita bisa menemukan kisi-kisi mukjizat ilmiah di
dalamnya.
Dalam makalah ini, akan dibahas sedikit dari sekian banyak mukjizat
ilmiah yang ada dalam al-Qur’an, yaitu tentang ilmu hewan. Banyak
penemuan-penemuan ilmiah tentang hewan yang telah ditemukan oleh para
ilmuwan abad ini. Seperti anjing yang tidak memiliki kelenjar keringat
melainkan hanya sedikit saja. Sehingga untuk menstabilkan suhu tubuhnya
anjing selalu menjulurkan lidahnya. Ternyata hal ini telah diinformasikan oleh
al-Qur’an 14 abad yang lalu. Untuk lebih jelasnya kami telah menguraikan
masalah tersebut dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara mengetahui definisi tafsir tarbawy tentang hewan dan contoh-
contohnya dalam hadist?
C. Tujuan
Agar mengetahui apa itu tafsir tarbawy tentang hewan dan contoh-contoh nya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tanda-Tanda Kebesaran Allah Pada Hewan
 Allah SWT berfirman dalam surat Al-An’am ayat 38:

ٰۤ
‫ض َواَل ط ِٕى ٍر ي َِّط ْي ُر‬ ِ ْ‫َومَا ِمنْ دَ ۤا َّب ٍة ِفى ااْل َر‬
‫ب‬ِ ‫اح ْي ِه ِآاَّل ا ُ َم ٌم اَمْ ثَالُ ُك ْم ۗمَا َفرَّ ْطنَا ِفى ْال ِك ٰت‬
َ ‫ِب َج َن‬
‫ِمنْ َشيْ ٍء ُث َّم ِا ٰلى َرب ِِّه ْم يُحْ َشر ُْو َن‬
  
Artinya : “Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-
burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat
(juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-
Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.”

Semua hewan dan prilaku mereka telah diteliti dengan metode yang
paling canggih. Bahkan, para ilmuan juga menggunakan satelit-satelit buatan
untuk meneliti kehidupan hewan ini. Mereka pun telah sampai pada
kesimpulan bahwa hewan-hewan tersebut terdapat pada tiga habitat
kehidupan; udara permukaan bumi, dan perairan. Penelitian-penelitian itu
senantiasa menemukan hal-hal baru setiap kali peralatan dan pengetahuan
manusia bertambah maju. Di samping itu, penelitian-penelitian itu juga
menemukan adanya suatu keteraturan yang sangat tinggi dalam kehidupan
para penghuninya, yaitu keteraturan dalam hal migrasi, pertumbuhan,
perlindungan diri, pencarian makanan, dan lain sebagainya.
Hewan-hewan merupakan lapangan yang terbuka bagi setiap orang yang
ingin mempelajari keajaiban kehidupan di alam. Para ilmuwan memperkirakan
jumlah hewan lebih dari dua juta famili. Dari jumlah itu, hanya sedikit saja

2
yang sudah diteliti hingga sekarang. Dan dari penelitian yang sedikit ini
didapat kesimpulan bahwa ada Allah yang telah menciptakan semua itu dan
membuat teratur.
B. Pembentukan Susu Dari Antara Kotoran Dan Darah
 Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 66:

ْ‫َواِنَّ َل ُك ْم ِفى ااْل َ ْنعَ ِام َل ِع ْب َر ًة ۚ ُن ْس ِق ْي ُك ْم ِّممَّا ِفي‬


‫ص ا َس ۤا ِٕى ًغا‬ ً ِ‫ث َّودَ ٍم لَّ َب ًن ا َخال‬
ٍ ْ‫ْن فَر‬ ۢ ُ ‫ب‬
ِ ‫ُط ْو ِن هٖ ِمنْ َبي‬
‫لِّل ٰ ّش ِر ِبي َْن‬
Artinya : “Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat
pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa
yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara
tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang
meminumnya.”

Kita sering melihat kambing, biri-biri, dan sapi sedang merumput, tetapi
sangat jarang memikirkan hubungan antara proses merumput ini dengan susu
dan produk susu yang kita konsumsi. Allah membuat mereka makan rumput,
yang perubahan akhirnya adalah susu, salah satu sumber nutrisi pokok.
William Harvey menemukan sirkulasi darah hampir satu millennium setelah
Rasulullah SAW. Pada masa Rasulullah, belum ditemukan fakta bahwa darah
membawa zat gizi dari makanan yang telah dicerna menjadi unsure-unsur
dasar ke kelenjar susu untuk dijadikan air susu. Bahan baru ini – yang asalnya
dari rumput lalu menjadi makanan tercerna dan darah.
Al-Qur’an tidak hanya menggambarkan kebenaran yang belum diketahui
pada saat itu, tetapi juga memperlihatkan fakta agar kita mendapat pelajaran

3
darinya. Darah mengumpulkan dan membawa substansi yang terbentuk oleh
makanan tercerna menuju berbagai organ; di antaranya ke kelenjar susu.
Proses ini dimulai ketika darah bersinggungan dengan isi usus halus pada
dindingnya. Sebelum melanjutkan perjalanannya dibawa oleh darah, sebagian
makanan yang telah tercerna diserap oleh usus halus. Informasi ini adalah
hasil penelitian modern dalam bidang biologi, kimi, dan fisiologi saluran
pencernaan.
C. Kekaguman Orientalis

Ketika membahas ayat di atas tadi (QS. An-Nahl ayat 66), Morris B,
dalam buku Kajian Kitab-Kitab Suci dari Perspektif Ilmu Pengetahuan
Modern mengatakan, agar kita dapat memahami ayat ini secara mendalam,
kita harus merujuk kepada Ilmu Fisiologi atau Ilmu Faal (ilmu yang berkaitan
dengan fungsi organ tubuh). Dalam Ilmu Faal dikatakan bahwa secara global,
zat-zat penting yang dibutuhkan sebagai nutrisi tubuh berasal dari berbagai
unsur yang terdapat dalam usus. Ketika zat-zat ini telah mencapai tahapan
reaksi kimiawi tertentu, zat-zat ini menembus dinding usus kemudian masuk
ke dalam sirkulasi sistemik tubuh.
Proses pengangkutan nutrisi ke dalam darah ini dapat berlangsung
dengan dua cara. Pertama, secara langsung melalui pembuluh limfa. Kedua,
secara tidak langsung, yaitu melalui sirkulasi enturo hepatis yang
mengarahkan zat-zat ini ke liver (hati). Di dalam liver, zat-zat ini
dimodifikasi. Setelah itu baru zat-zat ini masuk ke dalam sirkulasi sistemik.
Kelenjar susu memegang peranan kunci dalam menyediakan komposisi
susu. Kelenjar ini ‘mengambil makanannya’ dari zat-zat hasil proses
pencernaan yang dibawa oleh darah. Oleh karena itu, darah sebenarnya
memiliki peran ganda. Di samping sebagai pengumpul, ia juga sekaligus
distributor nutrisi makanan yang mensuplai kebutuhan kelenjar susu dan
kelenjar serta organ tubuh lainnya.
Fakta-fakta ilmiah sedetail ini, oleh ilmu pengetahuan modern dianggap
sebagai hasil penemuan ilmu kimia modern dan Ilmu Fisiologi Pencernaan.
Tetapi, Morris B, berkeyakinan bahwa keberadaan ayat Al-Qur’an yang

4
menjelaskan tentang proses terbentuknya susu ini tidak mungkin dapat
dijelaskan dan diinterpretasikan secara objektif oleh orang-orang pada saat itu.
Ini membuktikan bahwa Al-Qur’an adalah wahyu dari Allah.

D. Unta
 Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ghasyiyah ayat 17:

Bَ B‫ ْي‬B‫ َك‬B‫ ِل‬Bِ‫ِإْل ب‬B‫ ا‬B‫ى‬Bَ‫ ِإ ل‬B‫ن‬Bَ B‫ و‬B‫ ُر‬Bُ‫ ظ‬B‫ ْن‬Bَ‫ اَل ي‬Bَ‫َأ ف‬
Bْ Bَ‫ ق‬Bِ‫ ل‬B‫ ُخ‬B‫ف‬
B‫ت‬

Artinya : “Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana


Dia diciptakan,”

Ketika Allah mengajak kita untuk memperhatikan unta, pasti terdapat


rahasia dan keajaiban dalam makhluk Allah yang satu ini. Salah satu
indikasinya adalah bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi manusia yang telah
berkembang dengan sangat pesat, hingga saat ini belum berhasil menyingkap
semua misteri binatang ini.
Sangat disayangkan, ulama-ulama dan para ahli hadits kita yang terdahulu,
kurang memperhatikan dan meneliti hewan ini. Padahal dalam surat Al-
Ghasyiyah ayat 17-21 mendahulukan perintah untuk mengamati penciptaan
unta dari perintah untuk mengamati penciptaan langit, gunung dan bumi.
Allah berfirman dalam surat Al-Ghasyiyah ayat 17-21 :
17.Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia
diciptakan,
18.dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
19.dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
20.dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
21.Maka berilah peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang
yang memberi peringatan.
Ya, unta memang belum mendapatkan perhatian yang semestinya, belum
ada penelitian ilmiah yang serius. Ini dapat dibuktikan dengan jumlah literatur
mengenai unta yang masih sedikit. Unta masih menjadi misteri, terutama
mengenai kemampuannya bertahan tanpa air untuk waktu lama yang sempat

5
membingungkan para ilmuwan dan membuat mereka bertanya-tanya. Apa
faktor penyebabnya? Apakah tubuh unta hanya membutuhkan sedikit air?
Apakah unta menyimpan air dalam selnya untuk mengantisipasi kekurangan
air di kemudian hari? Atau, apakah tubuhnya mampu memproduksi air ketika
dibutuhkan?
Saat ini, pakar di bidang fisiologi dan biologi telah berhasil mengungkap
misteri ini. Para ilmuwan ini, saying semuanya berasal dari Barat, menemukan
bahwa unta memiliki kemampuan untuk memproduksi air dari lemak yang
terdapat di dalam punuknya melalui suatu proses kimia yang tidak dapat
ditandingi oleh industri manapun di dunia ini. Pada akhirnya, semua ini
kembali membuktikan kekuasaan Allah dalam menciptakan makhluk-
makhluk-Nya.
Para pakar Fisiologi dan Kimia berpendapat bahwa bahan baku yang
paling baik dan mudah didapatkan untuk membuat air adalah lemak dan
karbohidrat. Alasannya, karena dari proses pembakaran kedua zat ini, tidak
dihasilkan zat-zat lain kecuali air, CO2 (gas karbondioksida yang dikeluarkan
dalam proses respirasi) serta energy dalam jumlah besar yang digunakan tubuh
unta untuk melakukan berbagai aktifitasnya.
Unta menyimpan cadangan lemaknya bukan di bawah lapisan kulit seperti
manusia. Sebab, jika unta menyimpannya di bawah kulit, suhu tubuhnya akan
meningkat drastis dan hal ini dapat berakibat fatal. Akan tetapi, dengan
kekuasaan Allah, lemak tersebut disimpan di punuk. Akibatnya, suhu tubuh
unta tetap stabil dan terhindar dari dehidrasi karena keluarnya keringat secara
berlebihan. Di samping itu, unta pun dapat menjaga kestabilan jumlah cairan
di dalam tubuhnya.
Bukti kekuasaan Allah yang lainnya adalah jumlah cadangan lemak pada
unta ternyata jauh melebihi jumlah cadangan lemak pada hewan-hewan
lainnya. Sebagai perbandingan, Kharouf (sejenis domba dengan ekor
berukuran besar) menyimpan cadangan lemak di ekornya seberat 11 kg.
Sedangkan, unta menyimpan sekitar 120 kg lemak di punuknya, atau 10 kali

6
jumlah cadangan lemak Kharouf . Dengan jumlah cadangan lemak sebanyak
ini, unta dapat bertahan tanpa air selama satu setengah bulan.
E.  Fakta Ilmiah Tentang Unta
Ilmu pengetahuan modern menemukan bahwa unta memiliki kelebihan
dibanding hewan-hewan lainnya dalam hal kemampuan menjaga kestabilan
suhu tubuh. Unta termasuk hewan berdarah hangat. Ia memiliki cara tersendiri
untuk menghindari suhu dingin. Ketika suhu udara dingin, pembuluh-
pembuluh yang terdapat dalam kulitnya berkontraksi dan menciut sehingga
kulitnya menjadi dingin. Dalam kondisi seperti ini, kulit unta berfungsi
sebagai isolator agar hawa panas dalam tubuh tidak keluar. Sehingga,
menghindari menurunnya suhu di dalam tubuh unta. Akan tetapi, jika setelah
itu ia tetap kedinginan, maka tubuhnya akan menggigil hingga suhu tubuhnya
kembali hangat.
Dibandingkan dengan hewan-hewan lain, unta memiliki daya tahan
tubuh dan kemampuan adaptasi yang sangat tinggi terhadap perubahan suhu
yang ekstrem seperti di lingkungan padang pasir. Akibatnya, unta mampu
mengantisipasi perubahan suhu yang cukup drastis yang terjadi di dalam
tubuhnya. Pada siang hari, tubuh unta mengantisispasi temperatur udara yang
cenderung panas dengan meningkatkan suhu tubuhnya hingga mencapai 40,5
derajat celcius. Sedangkan, ketika cuaca dingin, unta mengantisipasinya
dengan mentransfer panas tubuhnya keluar. Tubuh unta dapat bertahan
terhadap perubahan suhu yang berkisar antara 35 hingga 40,5 derajat celcius.
Jika kita bandingkan dengan tubuh manusia, maka suhu tubuh manusia
dalam kondisi normal adalah 37 derajat celcius. Penurunan atau peningkatan
suhu tubuhnya walaupun sedikit, dapat menjadi indikasi bahwa orang tersebut
sakit. Manusia mungkin akan mati jika suhu tubuhnya berfluktuasi seperti
suhu tubuh unta, yang dapat berubah-ubah antara 35 hingga 40,5 derajat
celcius tergantung temperatur udara sekitar.
Di samping itu semua, tubuh unta masih banyak menyisakan  misteri
hingga saat ini belum dapat diungkapkan oleh ilmu pengetahuan modern. Ada
beberapa rahasia yang telah terungkap tetapi belum dapat dijelaskan.

7
Misalnya, mengapa sel-sel darah merah unta dan lama berbentuk sembarang,
tidak berbentuk bulat seperti yang dimiliki hewan-hewan lainnya? Hingga saat
ini belum ada seorang pun yang mengetahui jawabannya. Ini semua
menunjukkan mukjizat ilmiah dalam ayat-ayat Al-Qur’an.

F. ANJING
 Allah SWT berfirman dalam surat al-A’raf ayat 176:

‫ض‬ ِ ْ‫َو َل ْو ِشْئ َنا َل َر َفعْ ٰن ُه ِب َها َو ٰل ِك َّن ٗ ٓه اَ ْخلَدَ ِا َلى ااْل َر‬
‫ب ِانْ َتحْ ِم ْل َع َل ْي ِه‬ِ ۚ ‫َوا َّت َب َع َه ٰوى ۚ ُه َف َم َثلُ ٗه َك َم َث ِل ْال َك ْل‬
ْ ‫ث ٰذلِ َك َمثَ ُل ْال‬
‫قَو ِم الَّ ِذي َْن‬ ْ ۗ ‫ث اَ ْو َت ْتر ُْك ُه َي ْل َه‬ ْ ‫َي ْل َه‬
‫ص َل َعلَّ ُه ْم‬
َ َ ‫ص ْال َق‬
‫ص‬ ِ ‫ص‬ ُ ‫نَا َفا ْق‬ ۚ ‫كَذب ُْوا ِب ٰا ٰي ِت‬
َّ
‫َي َت َف َّكر ُْو َن‬
Artinya : “Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan
(derajat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung
kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah),
maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu
menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu
membiarkannya dia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah
perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka
berpikir.”

Setelah empat belas abad sejak Al-Qur’an diturunkan, ilmu


pengetahuan modern sampai pada sebuah kesimpulan yang menyatakan
bahwa anjing tidak memiliki kelenjar keringat kecuali dalam jumlah yang
sangat sedikit di bagian dalam telapak kakinya. Kelenjar-kelenjar ini tidak
cukup membantu menjaga kestabilan suhu tubuh anjing. Karena, dungsi
dasar dari kelenjar ini adalah untuk menstabilkan dan menurunkan
temperatur di tubuh dan di sekitar tubuh anjing.

8
Kekurangan jumlah kelenjar ini, membuat anjing berusaha
menurunkan temperatur tubuhnya dengan cara menjulurkan lidah. Karena
pada saat itu lidah dan rongga mulut dapat melakukan kontak langsung
dengan udara. Anjing melakukan hal ini dalam keadaan letih atau tidak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
o Allah memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya pada Hewan seperti
firman-Nya dalam surat al-An’am ayat 38: “Dan Tiadalah binatang-
binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan
kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami
alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka
dihimpunkan.”
o Allah memperlihatkan bagaimana keajaiban pembentukan susu dari antara
darah dan kotoran sebagaimana firman-Nya dalam surat An-Nahl ayat
66: “Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat
pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang
berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah,
yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.”
o Allah memerintahkan manusia untuk meneliti bagaimana unta diciptakan,
karena unta memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh hewan-hewan
lainnya. Seperti dalam firman-Nya surat al-Ghasyiyah ayat 17: “Maka
Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan,”
o Allah memperlihatkan kepada manusia bagaimana seekor anjing
menstabilkan suhu dalam tubuhnya dengan menjulurkan lidahnya, dimana
hal tersebut diketahui oleh manusia setelah 14 abad al-Qur’an diturunkan,
seprti dalam firman Allah SWT dalam surat al-A’raf ayat 176: “Dan
sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derajat)nya
dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti
keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika
kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya

9
dia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang-
orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah
itu agar mereka berpikir.”

B. Saran
Penulis menyadari bahwa pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangan
dan belum cukup menjelaskan permasalahan secara jelas. Untuk itu kiranya,
perlu dilanjutkan dan dikembangkan lebih jauh lagi dengan pendekatan yang
lebih dalam dan kritis.
Demi terbukanya wawasan dalam khazanah tafsir al-Quran, penulis
menyarankan agar mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir lebih memperluas
lagi kajian ilmiahnya, yakni tidak hanya terpaku pada penafsiran ayat secara
teks saja melainkan dikembangkan lagi ke arah yang lebih kontekstual agar
bisa menyesuaikan makna ayat sesuai dengan perkembangan zaman.

10
11
DAFTAR PUSTAKA
Abdushshamad, Muhammad Kamil, Mukjizat Ilmiah Dalam Al-

Qur’an, diterjemahkan oleh Alimin, Lc, M.Ag – Gha’neim Ihsan, Lc –

Uzair Hamdan, Lc, dari “Al-Qur’an al-Karim: Al-I’jaz al-Ilmi fi al-Islam”,

Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, Cet. I, 2002.

Tasleman, Caner, Miracle Of The Quran: Keajaiban Al-Qur’an Mengungkap

Penemuan-Penemuan Ilmiah Modern, diterjemahkan oleh Ary Nilandari

dari “The Quran: Unchallengeable Miracle”, Bandung: Mizan, Cet. I, 2010.

Thayyarah, Nadiah, Buku Pintar Sains Dalam Al-Qur’an: Mengerti Mukjizat

Ilmiah Firman Allah, diterjemahkan oleh M. Zaenal Arifin, dkk, dari

“Mausu’ah al-I’jaz al-Qur’ani”, Jakarta: zaman, Cet. I, 2013.

Anda mungkin juga menyukai