Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KESEHATAN MASARAKAT

“POKOK BAHASAN TINGKAT DAN UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT”

DOSEN PEMBIMBING:

Hj Lili Dariani, SKM. M.Kes

DISUSUN OLEH:

SALSA AFIFA FITRI


204210423

PROGRAM STUDI KEBIDANAN BUKITTINGGI


POLITEKNIK KESEHATAN PADANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kesehatan masyarakat. Selain itu, penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang bagaimana tingkat dan upaya
pencegahan penyakit. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Batusangkar, 18 Januari 2022

SALSA AFIFA FITRI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
a) Latar Belakang
b) Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A. Tingkat Pencegahan Penyakit
1. Health Promotion
2. General And Specifik Protection
3. Early Diagnosis And Prompt Treatmen
4. Dis Ability Limitation
5. Rehabilitation
B. Upaya Pencegahan Penyakit
1. Upaya Promotif
2. Upaya Preventif
3. Upaya Kuratif
4. Upaya Rehabilitatif

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dahulu, pembicaraan tentang organ reproduksi selalu dianggap tabu. Jangankan untuk
konsultasi ke dokter, sekadar bertanya kepada orang terdekat (orangtua) saja merasa
malu dan sungkan. Oleh karena itu, pengetahuan masyarakat akan hal-hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi tergolong rendah. Hal ini bisa menjadi pemicu
munculnya berbagai macam keluhan dan permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi.
Organ reproduksi adalah salah satu bagian terpenting dalam tubuh manusia yang
memiliki peran besar dan tergantikan oleh organ yang lain. Pengetahuan tentang
kesehatan organ reproduksi, sangat perlu dibahas dan diketahui oleh kaum wanita,
baik yang sudah menjadi ibu-ibu maupun bagi remaja putri, agar dapat menjaga
kesehatan dan memfungsikan organ reproduksi secara benar dan bertanggung jawab.
Dengan upaya upaya penyebarluasan pengetahuan kesehatan organ reproduksi, maka
kita telah dapat disebut melakukan pencegahan secara promotif dan preventif.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui tingkat pencegahan penyakit menurut Leavel dan Clark


a. Untuk mengetahui tentang health promotion
b. Untuk mengetahui tentang general dan specific protection
c. Untuk mengetahui tentang early diagnosis dan prompt treatment
d. Untuk mengetahui tentang disability limitation
e. Untuk mengetahui tentang rehabilitation
2. Untuk mengetahui upaya pencegahan penyakit
a. Untuk mengetahui upaya promotif
b. Untuk mengetahui upaya preventif ii
i
c. Untuk mengetahui upaya kuratif
d. Untuk mengetahui upaya rehabilitation
BAB II
PEMBAHASAN

DEFINISI

 Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Undang-undang No.23 Tahun
1992 tentang Kesehatan).

Menurut Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), kesehatan adalah


keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara lengkap dan bukan
hanya sekedar tidak mengidap penyakit atau kelemahan.

Kesehatan adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh,
yang semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal
yang berkaitan dengan semua system yang terjadi pada tubuh manusia , serta
fungsi dan prosesnya (Depkes RI, 2003).

5 TINGKAT PENCEGAHAN PENYAKIT

Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk melindungi klien
dari ancaman kesehatan potensial. Dengan kata lain, pencegahan penyakit adalah upaya
mengekang perkembangan penyakit, memperlambat kemajuan penyakit, dan melindungi
tubuh dari berkelanjutnya pengaruh yang lebih membahayakan (Effendi dan
Makhfudli, 2009).

 Upaya pencegahan menurut teori Leavel dan Clark (Maulana, 2009) dibedakan menjadi
3 yaitu :
1. Pencegahan primer
i
v
Pencegahan primer adalah peningkatan kesehatan dan perlindungan umum dan khusus
terhadap penyakit-penyakit tertentu adalah usaha-usaha yang dilakukan sebelum sakit (pre
pathogenesis), dan disebut dengan pencegahan primer.
Pencegahan primer dilakukan pada masa individu yang belum menderita sakit. Pencegahan
primer terdiri dari promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (spesifiic
protection).
a) Promosi Kesehatan
Health promotion bertujuan untuk meningkatkan, memajukan dan membina koordinasi sehat
yang sudah ada hingga dipertahankan dan dijauhkan dari ancaman penyebab penyakit atau
agent secara umum.
Pendidikan kesehatan yang diperlukan antara lain : Meningkatnya gizi, Perbaikan sanitasi
lingkungan, Ph(derajat keasaman), Pendidikan sifat umum, Nasihat perkawinan, Penyuluhan
kehidupan sex, Olahraga dan kebugaran jasmani, Pemeriksaan secara berkala, Meningkatnya
standar hidup dan kesejahteraan keluarga, Nasihat tentang keturunan, Penyuluhan tentang
PMS, Penyuluhan AIDS.

Meningkatkan dan memperbaiki program kesehatan ibu :


1) Layanan dan terdesentralisasi
2) Menyusun standar pelayanan dan pastikan adanya supervise
3) Mengembangkan dan menggunakan panduan tetap untuk manajemen komplikasi
kebidanan
4) Memperbaiki sistem pelatihan dan memperbaharui keterampilan penyediaan pelayanan
5) Memperbaiki infrastruktur dan memperbaharui fasilitas
6) Menetapkan/memperkuat system rujukan
7) Menetapkaan/memperkuat mekanisme evaluasi kualitas pelayanan
8) Mengembangkan dan menggunakan instrumen untuk memperbaiki kualitas pelayanan
9) Home base maternal records
10) Partograf
11) Melakukan audit dan meninjau kembali kasus-kasus kematian ibu hamil.

Ruang lingkup promosi kesehatan :


1) Pendidikan Kesehatan (Health education)
2) Pemasaran sosial (sosial marketing) v

3) Penyuluhan
4) Upaya peningkatan (Promotif)
5) Advokasi di bidang kesehatan
6) Pengorganisasian, pengembangan, pergerakan, pemberdayaan masyarakat.
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan pelaksanaan :
1) Promosi kesehatan tatanan keluarga
2) Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah
3) Pendidikan kesehatan di tempat kerja
4) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum
5) Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan

Tujuan promosi kesehatan meliputi :


1) Membangun kebijakan masyarakat sehat
2) Membangun keterampilan personal
3) Memperkuat partisipasi komunitas
4) Menciptakan lingkungan yang mendukung
5) Reorientasi pelayanan kesehatan

Tindakan pencegahan meliputi :


1) Perlindungan balita, ibu hamil
2) Pemberian makanan
3) Perlindungan terhadap ancaman akibat kerja
4) Perlindungan khusus yang bersifat karsinogenik
5) Menghindari terhadap zat-zat alergi
6) Menghindari minuman berakohol
7) Menghindari merokok

b) Spesific Protection
Spesific protection adalah upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan penyakit
tertentu. Spesific protection terdiri dari (Efendi, 1998 ; Maulana, 2009 ) :
1) Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah terhadap penyakit-
penyakit tertentu. Contohnya : imunisasi hepatitis diberikan kepada mahasiswi kebidanan
yang akan praktek di rumah sakit.
2) v Contohnya : isolasi terhadap pasien
Isolasi terhadap penderita penyakit menular.
i
penyakit flu burung.
3) Perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan di tempat-tempat umum dan di tempat
kerja. Contohnya : di tempat umum, misalnya adanya rambu-rambu zebra cross agar pejalan
kaki yang akan menyebrang tidak tertabrak oleh kendaraan yang sedang melintas. Sedangkan
di tempat kerja : para pekerja yang memakai alat perlindungan diri.
4) Peningkatan keterampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik.
Contohnya : kursus-kursus peningkatan keterampilan, seperti kursus menjahit, kursus
otomotif.
5) Penanggulangan stress. Contohnya : membiasakan pola hidup yang sehat , dan
seringnya melakukan relaksasi.

2. Pencegahan sekunder
Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat, disebut pencegahan
sekunder (seconder preventive). Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai
sakit. Pencegahan sekunder bentuknya upaya diagnosis dini dan pengobatan segera ( early
diagnosis and prompt treatment ).

a) Early diagnosis
Early diagnosis mengandung pengertian diagnosa dini atau tindakan pencegahan pada
seseorang atau kelompok yang memiliki resiko terkena penyakit.
Tindakan yang berupaya untuk menghentikan proses penyakit pada tingkat permulaan
sehingga tidak akan menjadi parah. Prinsipnya diterapkan dalam program pencegahan,
pemberantasan dan pembasmian macam penyakit baik menular ataupun tidak dan
memperhatikan tingkat kerawanan penyakit terhadap masyarakat yang tinggi. Misalnya :
TBC paru-paru, kusta, kanker, diabetes, jantung dll.
Tindakan pencegahan meliputi :
1) Upaya penemuan kasus (case finding) tertuju pada individu, keluarga, masyarakat.
Misalnya : anemia gravidarum, dll.
2) Survey kesehatan, untuk memperoleh data tentang prestasi dari penyakit banyak diderita
masyarakat, sehingga dapat didiagnosis secara dini untuk diberi pengobatan segera.
3) Papsmear, tujuan untuk deteksi dini adanya kanker serviks sehingga dapat dilakukan
pengobatan tindakan segera.
4) Pemeriksaan rutin pada tiap individu.
5) v
Pengawasan obat-obatan, termasuk obat terlarang yang diperdagangkan secara bebas
ii
(golongan narkotika).
6) Mencegah yang sudah ada agar tidak meningkatkan lebih lanjut. Misalnya : flu burung,
papsmear.
b) Prompt treatment
Prompt treatment memiliki pengertian pengobatan yang dilakukan dengan tepat dan segera
untuk menangani berbagai masalah yang terjadi. Prompt treatment merupakan tindakan
lanjutan dari early diagnosis. Pengobatan segera dilakukan sebagai penghalang agar gejala
tidak menimbulkan komplikasi yang lebih parah.

Tindakan prompt treatment antara lain:


1. Case Holding Drugs
Yaitu menangani dan keteraturan berobat. Diharapkan tenaga kesehatan termasuk bidan dapat
segera menangani kasus-kasus berupa gejala dan komplikasi menopause yang mengakibatkan
gangguan pada kesehatan wanita. Penanganan segera terhadap gejala dan komplikasi
menopause dapat meminimalkan hal-hal yang memiliki pengaruh buruk dalam kehidupannya.
Penanganan yang diberikan dapat berupa konseling secara langsung maupun penyuluhan
secara kelompok seperti dalam kegiatan PKK.
Penanganan yang diberikan diiringi dengan pengobatan secara teratur. Untuk pengobatan
tersebut dapat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lebih ahli di bidangnya. Sebagai
contoh seorang bidan dapat berkolaborasi dengan dokter dalam menagani pasien yang
mengalami gejala dan komplikasi akibat menopause yang menginginkan HRT ( Hormone
Replacement Therapy).

2. Support Live
Dilakukan dengan jalan pemberian pengobatan secepat mungkin pada wanita yang
mengalami gejala premenopause yang juga telah mengalami komplikasi akibat menopause
tersebut. Pemberian obat secepat mungkin bertujuan untuk mendukung kehidupan wanita
pada masa ini. Selain itu dukungan hidup yang diberikan oleh berbagai pihak (keluarga,
tenaga kesehatan, masyarakat) akan membuat wanita pada masa ini dapat menjalani hidupnya
tanpa masalah baik fisik, psikis maupun sosial.
Pengobatan yang secara tepat dan segera sangat penting karena pengobatan yang terlambat
akan mengakibatkan :
a. Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi.
v
Misalnya pengobatan hipertensi yang terlambat pada wanita menopause.
ii
b. Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar. Kecacatan dapat berupa fisik maupun
psikis.
c. Penderitaan si sakit ( wanita perimenopause dan menopause) menjadi lebih lama dan
parah.
d. Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar. Sebagai contoh yaitu
perawatan dan pengobatan penyakit kardiovaskuler tentunya akan lebih besar. Hal ini akan
berbeda apabila sebelumnya dilakukan deteksi dini dan pengobatan yang tepat dan segera
yang jauh memerlukan biaya lebih sedikit.
3. Pencegahan tersier
Pembatasan kecacatan dan pemulihan kesehatan disebut pencegahan tersier (tertiary
prevention). Pencegahan tersier bentuknya membatasi ketidakmampuan/kecacatan (disability
limitation) dan pemulihan kesehatan (rehabilitation). Pada proses ini diusahakan agar cacat
yang diderita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi
optimal secara fisik, mental dan sosial.

a. Pembatasan kecacatan
Pencegahan dilakukan dalam taraf penyakit sudah nyata bahkan sudah lanjut sehingga
penderita dalam keadaan disable (tidak sanggup melakukan aktivitas yang biasa dikerjakan
walau tidak sakit). Sehingga penderita bisa sembuh.

Tindakan pencegahan meliputi :


1) Pengobatan agar tidak makin parah
2) Mencegah supaya penderita tidak mati
3) Mencegah kecacatan yang menetap
4) Mencegah penyakit menjadi tidak menahun

b. Rehabilitasi (pemulihan)
1) Ruang dokter, yaitu pemulihan fungsi organ yang baru sembuh/mengalami kelainan yang
menetap/cacat.
2) Ruang biang diklat keterampilan, yaitu berupaya memulihkan kembali kemampuan
profesionalnya sehingga dapat bekerja kembali di masyarakat.
3) Ruang sosial, yaitu memulihkan kembali kehidupan sosial masyarakat sehingga
ix
masyarakat mau menerima kembali. Misalnya, sembuh dari penyakit kusta.
4)Ruang kejiwaan (psikologi), yaitu upaya memulihkan kepercayaan dan harga diri penderita
setelah sembuh dari penyakit. Misalnya :

a)Tempat pendidikan untuk tuna netra dan rungu


b)Tempat pendidikan untuk anak cacat
c)Bedah rekonstruksi untuk mantan penderita kusta
d)Fisioterapi dan latihan untuk penderita polio

4 UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT

1. Pengertian Promotif

Istilah promotif diartikan sebagai "peningkatan", hal tersebut tidak terlepas dari asal mula
digunakannya istilah promotif itu sendiri. Promotif atau promosi kesehatan merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris promotion of health.
Istilah ini muncul dari terjemahan lima tingkatan pencegahan (five levels of prevention) yang
dijelaskan dalam buku yang berjudul "Preventive Medicine For The Doctor In His
Community" karangan dari H.R. Leavell dan E.G. Clark.

Promotion of health yang terjemahan aslinya adalah promosi kesehatan, merupakan tingkatan
pencegahan pertama, yang oleh para ahli Kesehatan Masyarakat di Indonesia diartikan
sebagai peningkatan kesehatan.

Hal ini dikarenakan makna yang terkandung di dalam istilah promotion of health tersebut
adalah meningkatkan kesehatan seseorang, yaitu dengan melaui asupan gizi seimbang, olah
raga teratur, dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat, tidak terserang penyakit.

• Hubungan antara istilah peningkatan kesehatan dan istilah promosi kesehatan dijelaskan
oleh H.R. Leavell dan E.G. Clark dalam bukunya disebutkan, selain melalui peningkatan gizi,
peningkatan kesehatan juga dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan
kepada individu dan masyarakat

x
• Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan untuk membantu indivudu, kelompok atau
masyarakat dalam meningkatkan kemampuan atau perilakunya, untuk mencapai kesehatan
secara optimal.

Sedangkan WHO (World Health Organization) yang merupakan organisasi kesehatan dunia
di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merumuskan promosi kesehatan sebagai
perluasan makna dari pendidikan kesehatan, sebagai berikut.

Promosi kesehatan adalah proses untuk kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik,
mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya,
kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya.

2. Pengertian Preventif

Istilah preventif diartikan sebagai "pencegahan". Yang dimaksud dengan preventif kesehatan
atau upaya kesehatan preventif adalah suatu upaya melakukan berbagai tindakan untuk
menghindari terjadinya berbagai masalah kesehatan yang mengancam diri kita sendiri
maupun orang lain di masa yang akan datang.

Usaha pencegahan suatu penyakit lebih baik dari pada mengobati, hal ini dikarenakan usaha
pencegahan suatu penyakit akan memunculkan hasil yang lebih baik dan biaya yang lebih
murah.

Menurut H.R. Leavell dan E.G. Clark usaha pencegahan (preventif) penyakit dapat dilakukan
dalam lima tingkatan yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Pada Masa Sebelum Sakit, yaitu dengan


a) mempertinggi nilai kesehatan (health promotion).
b) memberikan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit (specific protection).
2. Pada Masa Sakit, yaitu dengan :
a) mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal, serta mengadakan pengobatan
xi treatment).
yang tepat dan segera (early diagnosis and prompt
b) pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja
yang diakibatkan oleh suatu penyakit (disibility limitation).
c) rehabilitasi (rehabilitation).

3. Pengertian Kuratif
Istilah kuratiff diartikan sebagai "penyembuhan". Yang dimaksud dengan kuratif kesehatan
atau upaya kesehatan kuratif adalah suatu upaya kesehatan yang dilakukan untuk mencegah
penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan.

Upaya kesehatan kuratif juga dapat diartikan sebagai usaha medis yang dilakukan untuk
menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit yang diderita seseorang. Termasuk dalam
tindakan ini adalah mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal serta
mengadakan pengobatan yang tepat dan segera.

Tujuan utama dari usaha pengobatan (kuratif) adalah pengobatan yang setepat-tepatnya dan
secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna
dan segera.

Upaya kuratif cenderung bersifat reaktif, maksudnya upaya kesehatan kuratif umumnya
dilakukan setelah adanya suatu penyakit atau setelah masalah datang. Upaya kesehatan
kuratif ini juga cenderung hanya melihat dan menangani penderita penyakit lebih kepada
sistem biologis-nya saja.

Dengan kata lain penderita hanya dilihat secara parsial, padahal sebagai manusia seutuhnya,
kesehatan seseorang tidak hanya sebatas pada sistem biologis saja tetapi meliputi juga
kesehatan psikologis dan sosial.

4. Pengertian Rehabilitatif

Istilah rehabilitatif diartikan sebagai "pemulihan". Yang dimaksud dengan rehabilitatif


kesehatan atau upaya kesehatan rehabilitatif adalah suatu upaya maupun rangkaian kegiatan
yang ditujukan kepada bekas penderita (pasien yang sudah tidak menderita penyakit) agar
xi sosial.
dapat berinteraksi secara normal dalam lingkungan
i
Usaha rehabilitatif ini memerlukan bantuan dan pengertian dari seluruh anggota masyarakat
untuk dapat mengerti dan memahami keadaan mereka (bekas penderita), sehingga
memudahkan mereka (bekas penderita) dalam proses penyesuaian dirinya dalam masyarakat
dengan kondisinya yang sekarang ini.

Rehabilitasi bagi bekas penderita terdiri dari hal berikut.

• Rehabilitasi fisik, yaitu agar penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya.


• Rehabilitasi mental, yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan sosial secara memuaskan.
• Rehabilitasi sosial vokasional, yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan atau
jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuannya.
• Rehabilitasi aesthetis, yaitu usaha yang dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan
dari bagian anggota tubuh, walaupun fungsinya tidak bekerja seperti anggota tubuh aslinya.

Yang dimaksud dengan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sebagai pendekatan
pelayanan kesehatan tersebut di atas, dijelaskan dalam ketentuan Pasal 1 angka 12 sampai
dengan angka 15 Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009, yaitu sebagai berikut.

• Pelayanan kesehatan promotif, yaitu suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan


pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.

• Pelayanan kesehatan preventif, yaitu suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah
kesehatan/penyakit.

• Pelayanan kesehatan kuratif, yaitu suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan
yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit,
pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga
seoptimal mungkin.

• Pelayanan kesehatan rehabilitatif, yaitu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk


mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat xi sehingga dapat berfungsi lagi sebagai
ii
anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuannya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Promotif adalah suatu usaha pelayanan
kesehatan ini pertama. Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam
mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
Upaya pencegahan leavel dan clark dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer terdiri dari promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan
khusus (specific protection).
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder bentuknya upaya diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis
dan promotif treatment).
3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier bentuknya membatasi ketidakmampuan atau kecacatan (disability
limitation) dan pemulihan kesehatan (rehabilitation).

B. Saran
Sebaiknya pemerintah lebih mengupayakan dan menjamin kesehatan bagi warga negaranya
yang kurang mampu dengan upaya pencegahan penyakit menular ataupun tidak menular,
dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan, gizi, perilaku dan kewaaspadaan dini.

xi
v
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta.


Notoatmojo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT. Rineke Cipta.
Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT. Rineke
Cipta.
Prasetyo, Erwin Edhi dan Widjianto, Thomas Pudjo. 2012. Papua Kurang Ribuan Bidan.
Kompas.
Widyastuti, Yuni dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.

x
v

Anda mungkin juga menyukai