Anda di halaman 1dari 24

PRAKTIKUM I : PENGENALAN ALAT ALAT LABORATORIUM

Latar Belakang

Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan


percobaan atau penelitian. Dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui fungsi
masing-masing bagian dari alat tersebut serta cara pengoperasian atau penggunaan
alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan atau penelitian yang dilakukan.
Dan dengan kita mengetahui akan fungsi dan carapenggunaan alat-alat yang akan
digunakan dapat memperlancar jalannya suatupercobaan atau penelitian.
Penggunaan alat-alat laboratorium merupakan suatu cara untuk
mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium. Dalam menggunakan alat-
alat laboratorium, sebaiknya pengguna melakukan sterilisasialat-alat laboratorium
yang akan digunakan. Sterilisasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menghilangkan mikroba yang tidak diinginkan.
Dengan pengenalan alat-alat laboratorium, kita dapat mengetahui berbagai
macam alat yang terdapat dilaboratorium. Selain itu kita juga dapat
meminimalisir resiko kesalahan kerja pada saat melakukan percobaan. Alat-alat
laboratorium mempunyai cara dan prinsip kerja yang berbeda pada setiap alatnya.

Gambar 1. Mikroskop Cahaya

3
Gambar 2. Laminar Air Flow

Tujuan

1. Mengenal berbagai jenis peralatan dalam laboratorium penyakit tumbuhan.


2. Mengetahui nama, fungsi, dan cara kerja dari tiap-tiap alat.

Alat dan Bahan

Adapun alat alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah gambar
mikroskop cahaya, oven, autoklaf, orbital shaker, hot plate, coloni counter,
laminar air flow, spectropothomerter, water distiller, rota mixer, hymocitometer,
magnetic stirrer, dan pulpen dan kertas untuk mencatat.

Prosedur Kerja

1. Diamati dengan baik gambar setiap alat yaitu mikroskop majemuk, autoklaf,
laminar air flow, colony counter, spektofotometer, water destiler, rotta
mixer, oven, magnetic stirrer, dan incubator.
2. Diberikan keterangan berupa rincian nama, bagian-bagian alat, dan
fungsinya.
3. Diberikan penjelasan singkat tentang prinsip kerja beberapa alat penting
yang diamati.
4. Mahasiswa memfoto hasil laporan lalu mengirimkan laporan tersebut ke
google classroom.

4
PRAKTIKUM II : PENGENALAN GEJALA PENYAKIT TANAMAN

Latar Belakang

Gangguan adalah perubahan pertanaman yang mengarah kepada


pengurangan kuantitas atau kualitas hasil yang diharapkan sebagai akibat
gangguan. Timbulnya gangguan pada tumbuhan inang sangat bervariasi tegantung
faktor pendukung diantaranya lingkungan yang sesuai, inang yang rentan dan
penyebab jasad pengganggu yang agresif dan virulen.
Beberapa konsep gangguan pada tanaman adalah sebagai berikut :

a. Konsep Segitiga Gangguan

Menurut konsep ini bahwa gangguan terhadap tanaman inang diakibatkan


oleh interaksi antara lingkungan (L), inang (I), dan penyebab gangguan (P).
Apabila ketiganya seimbang, maka akan menghasilkan lingkungan yang stabil,
sehingga jarang timbul gangguan. Contoh : hutan primer.

b. Konsep Segiempat Gangguan

Gangguan terjadi akibat campur tangan manusia (M). Dengan lingkungan,


inang yang direkayasa oleh manusia, maka keseimbangannya akan terganggu.
Contoh: lahan pertanian, hutan industri, perkebunan yang lingkungannya relative
tidak stabil.

c. Konsep Limas Gangguan

Disini faktor waktu (W) merupakan faktor penting dalam mendorong


timbulnya epidemic. Interaksi antara faktor-faktor yang mendorong timbulnya
gangguan bersifat dinamis dari waktu ke waktu.

Gejala Penyakit Tanaman

Gejala penyakit tanaman timbul akibat masuknya pathogen ke dalam


jaringan tanaman dan menyebabkan terjadinya infeksi sehingga menimbulkan
terjadinya perubahan pada sel atau jaringan tersebut. Berdasarkan perubahan yang
terjadi pada sel, gejala penyakit dibedakan menjadi 3 tipe :

5
a. Tipe Nekrotik

Gejala yang terjadi akibat rusaknya atau matinya sel sel tanaman.
Gejalanya disebut nekrosis.
Gelaja Nekrosis
1 Hidrosis Gejala bagian tanaman tampak
kebasah-basahan
2 Klorosis Gejala berupa menguningnya Penyakitbulai jagung oleh
bagian bagian tanaman yang Pseronosclerospora maydis
semula berwarna hijau akibat
rusaknya klorofil

3 Nekrosis Gejala berupa bercak, warna Bercak daun kentang oleh


dan bentuk bercak bermacam Plytophthora infestan, Spot
macam tergantung jenis daun padi oleh Pyricularia
penyakitnya aryzae

4 Perforasi Gejala berupa terbentuknya Daun karet terserang


lubang-lubang karena Mycrocylus ulei
runtuhnya sel-sel yang telah
mati pada bercak nekrosis

5 Busuk Gejala berupa bercak seperti Busuk basah wortel oleh


nekrosis tetapi menyerang Erwinia carotovora
jaringan yang tebal seperti
akar, umbi, buah

6 Eksudasi Gejala terjadinya pengeluaran Batang karet yang terserang


cairan dari suatu tanaman Upasia salmonicolor akan
mengelurkan latek dari dalam
batang. Pengeluaran blendok
dari jeruk larena jamur
Diplodia natalensis

7 Kanker Gejala kematian jaringan kulit Bidang sadapan karet yang


tumbuhan berkayu. Di bagian terserang Phytophthora
tepinya akan berkembang palmivora
jaringan kalus

8 Layu Gejala yang timbul akibat Tanaman tomat terserang


hilangnya turgor pada daun Fusarium oxysporum
atau tunas akibat gangguan
jaringan pengangkutan

6
9 Mati Gejala matinya ranting atau Tanaman jeruk yang
Ujung cabang yang dimulai dari terserang Colletrothricum sp.
ujung meluas ke pangkal

10 Terbakar Gejala mengeringnya bagian Tanaman yang mengalami


tanaman tertentu yang keracunan senyawa-senyawa
disebabkan oleh faktor abiotik kimia beracun

b. Tipe Hipoplastis

Gejala yang terjadi sebagai akibat terhambatnya atau terhentinya


perkembangan sel. Gejalanya disebut hipoplasia.
Gejala Hipoplasia
1 Etiolasi Gejala disebabkan tanaman
kurang mendapat cahaya,
sehingga menjadi pucat,
tumbuh memanjang dan
mempunyai daun-daun yang
sempit
2 Kerdil Gejala tanaman menjadi Tanaman padi terserang
kerdil akibat penghambatan tungro
pertumbuhan
3 Klorosis Gejala penghambatan Mozaik daun tembakau
pembentukan klorofil CVPD pada Jeruk Vein
Clearing pada Jeruk (penyakit
Tristeza)
4 Perubahan Gejala penghambatan Batang tebu terserang
simetri pertumbuhan pada bagian Fusarium maniliforme
tertentu sehingga terjadi
penyimpangan bentuk
5 Roset Gejala berupa bercak seperti Busuk basah wortel oleh
nekrosis tetapi menyerang Erwinia carotovora
jaringan yang tebal seperti
akar, umbi, buah
6 Kanker Gejala kematian jaringan kulit Bidang sadapan karet yang
tumbuhan berkayu. Di bagian terserang Phytophthora
tepinya akan berkembang palmivora
jaringan kalus
7 Layu Gejala yang timbul akibat Tanaman tomat terserang
hilangnya turgor pada daun Fusarium oxysporum
atau tunas akibat gangguan
jaringan pengangkutan
8 Mati Gejala matinya ranting atau Tanaman jeruk yang
Ujung cabang yang dimulai dari terserang Colletrothricum sp.

7
ujung meluas ke pangkal
9 Terbakar Gejala mengeringnya bagian Tanaman yang mengalami
tanaman tertentu yang keracunan senyawa-senyawa
disebabkan oleh faktor abiotik kimia beracun

c. Tipe Hiperplastis

Gejala akibat terjadinya perkembangan sel yang luar biasa. Gejalanya


disebut hyperplasia. Apabila disebabkan akibat bertambahnya ukuran individu sel
akibat hipertrofi, dan apabila disebabkan bertambahnya jumlah sel disebut
hyperplasia.
Gejala Hiperlasia
1 Erionase Gejala terbentuknya banyak Daun Crotalaria terserang
trikoma tungau
2 Fasiasi Gejala berubahnya bentuk Batang karet muda
dari silindris atau lurus (penyebab belum diketahui)
menjadi pipih, lebar
3 Intumesensia Gejala pembengkakan organ Daun Cassia tomentosa
tanaman akibat (penyebab belum diketahui)
pemanjangan sel
4 Kudis Gejala kenampakan sebagai Umbi kentang terserang
bercak kasar, berbatas dan Streptomyces scabies
agak menonjol, kadang
pecah-pecah
5 Keriting Gejala yang muncul karena Virus kerupuk pada daun
pertumbuhan tidak tembakau
seimbang dari bagian bagian
daun
6 Pembentukan Gejala pembentukan bagian- Tanaman jagung yang
alat yang luar bagian tertentu seperti terserang virus kerupuk
biasa perubahan bunga menjadi
daun kecil, pembentukan
anak daun yang kecil dari
sisi bawah tulang daun
7 Prolepsis Gejala berkembangnya Cabang karet yang
tunas tidur yang berada terserang Upasia
dekat di sisi bagian yang salmonicolor
sakit menjadi tunas air
8 Sapu Gejala berkembangnya Tanaman kacang tanah
tunas ketiak, biasanya tidur yang diserang mikoplasma
menjadi seberkas ranting
yang rapat

8
Tanda Penyakit Tanaman

Tanda pada penyakit tanaman yaitu kenampakan makroskopis pathogen


atau bagiannya memegang peranan penting. bahkan lebih penting dari gejala.
Tanda-tanda umumnya terbatas pada penyakit yang disebabkan oleh jamur dan
bakteri. Jamur-jamur parasit tertentu akan membentuk struktur-struktur di luar
badan tumbuhan, khususnya yang menghasilkan spora, karena dengan demikian
spora akan lebih mudah tersebar. Tanda-tanda yang sering muncul adalah dalam
bentuk miselium, karat, tepung, jamur hitam, smut (gosong bengkak), cacar putih,
bercak ter, tubuh buah, sklerotium dan lendir bakteri.

Tujuan

1. Mengetahui gejala penyakit tanaman.


2. Mengetahui tanda penyakit tanaman.

Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman yang


memiliki gejala nekrosis, hipolasis, dan hiperplasis pada tanaman padi, cabai,
jagung, kelapa sawit, karet dan kubis.

Prosedur Kerja

1. Pada lahan tertentu carilah tanaman atau bagian tanaman yang sakit.
2. Ambil bagian tanaman tersebut, masukkan dalam plastik dengan bagian
pangkal batang tertutup kapas.
3. Diagnosis gejala, tanda dan penyebab penyakitnya.
4. Mahasiswa membuat video persentase tentang gejala penyakit tanaman
secara singkat dan jelas.
5. Mahasiswa membuat gambar laporan pada kertas A4 dengan jelas lalu
memfoto gambar tersebut dan mengirimkan ke Google Classroom.

9
PRAKTIKUM III : PENGENALAN PENYEBAB PENYAKIT TANAMAN

Latar Belakang

Penyebab penyakit tanaman ada 2 yaitu biotik dan abiotik. Penyebab biotik
disebabkan oleh pathogen, dan penyakit ini biasanya dapat ditularkan, sedangkan
penyakit abiotik disebabkan oleh faktor lingkungan dan sifatnya tidak menular.
Penyebab penyakit biotik diantaranya jamur, bakteri, virus dan nematoda.

1. Jamur

Dunia jamur (Myceteae) yang termasuk penyebab penyakit tanaman


diantaranya Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
Beberapa jenis jamur yang menyerang tanaman antara lain :
a. Peronosclerospora maydis mengakibatkan penyakit bulai tanaman jagung.
b. Puccinia arachidis mengakibatkan penyakit karat pada kacang tanah.
c. Fusarium oxysporum mengakibatkan penyakit layu tomat.
d. Rhizoctonia solani mengakibatkan penyakit rebah semai pada kentang

2. Bakteri

Bakteri merupaka jasad uniseluler yang tergolong dalam dunia


Prokariotik. Perbanyakan selnya berlangsung dengan pembelahan secara biner.
Beberapa jenis bakteri yang berperan sebagai pathogen adalah :
a. Erwina carotovora penyebab busuk basah pada wortel.
b. Pseudomonas solanacearum penyebab layu pada cengkeh.
c. Xanthomonas citri penyebab kanker pada jeruk.
d. Xanthomonas malvacearum penyebab bercak daun pada kapas

3. Virus

Virus merupakan agen menular submikroskopik yang mengandung salah


satu bentuk asam nukleat dan memperbanyak diri hanya di dalam sel-sel tanaman
inang. Virus tersusun atas 2 komponen yaitu asam nukleat (RNA atau DNA) dan
protein. Beberapa jenis virus yang berperan sebagai pathogen adalah :

10
a. CMV (Cucumber Mosaic Virus).
b. TYMV (Turnip Yellow Mosaic Virus).
c. TMV (Tobacco Mosaic Virus).
d. PVX (Potato Virus X)

Tujuan

1. Mengetahui penyebab penyakit tanaman.

Alat dan Bahan

Mikroskop, preparat, kaca penutup, pinset, jarum, alat tulis, bahan yang
terserang bakteri (wortel dan kubis busuk), bahan yang terserang jamur (karat
daun pada daun kacang tanah, penyakit bulai pada daun jagung, dan jamur pada
tempe), bahan yang terserang virus (TMV dan CMV), aquadest.

Prosedur Kerja

1. Pada lahan tertentu carilah tanaman atau bagian tanaman yang telah
ditentukan diatas. Ambil bagian tanaman tersebut, masukkan dalam plastik
dengan bagian pangkal batang tertutup kapas
2. Cari gambar mikroskopis patogen penyakit tanaman di atas.
3. Foto tanaman yang telah diambil dari lahan.
4. Buat video persentasi dan laporan gambar sebagi berikut:
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
(Gambar Tangan ) (Gambar mikroskopis) (Foto Asli)
(Gambar bentuk
miselium atau koloni
bakterinya)

Deskripsi : jelaskan morfologi penyebab penyakitnya, gejala atau tanda yang


ditimbulkan dan didukung oleh pustaka.

11
PRAKTIKUM IV : PEMBUATAN MEDIA PDA DAN STERILISASI ALAT
LABORATORIUM

Latar Belakang

Pembuatan media dilakukan terlebih dahulu dengan tahapan sterilisasi alat.


Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan alat atu bahan dari mikroorganisme,
sehingga alat atau bahan tersebut dalam keadaan steril. Beberapa cara sterilisasi
adalah : 1) Cara fisik : dengan suhu tinggi, sinar, getaran,; 2) Cara kimia : dengan
alkohol, formalin, sublimate; 3) Cara mekanik : penyaringan
Media pertumbuhan mikroba adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhannya.
Mikroba memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit
untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan
isolat mikroba menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya.
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme
sel, yaitu berupa unsur makro, seperti C, H, O, N, P, dan unsur mikro, seperti Fe,
Mg, dan unsur pelikan/ trace element.
Salah satu jenis media yang bersifat semi sintesis, yaitu media yang
sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misalnya Potato Dextrose Agar
(PDA) yang mengandung agar, dekstrosa, dan ekstrak kentang. Bahan ekstrak
kentang.

Tujuan

1. Memahami cara pembuatan media Potato Dextrose Agar (PDA).


2. Memahami cara melakukan sterilisasi alat laboratorium.

Alat dan Bahan

1. Sterilisasi Alat

Sterilisasi zat cair dilakukan dengan autoclave atau oven panas. Alat-alat
lain seperti jarum inokulasi, jarum ose, spatula dan alat lainnya dilakukan
sterilisasi dengan pemanasan di atas api bunsen.

12
2. Pembuatan Media PDA dan NA

Media buatan yang umum digunakan untuk menumbuhkan jamur adalah


media PDA (Potato Dextrose Agar) dengan komposisi : a) Potongan kentang 200
gram; b) Dextrose 20 gram; c) Agar 20 gram; d) Aquades 1000 ml; e) Botol kaca.

Medium buatan yang lain adalah NA (Nutrient Agar) untuk menumbuhkan


bakteri. Komposisisnya : a) Beef Agar 3 gram; b) Peptone 5 gram; c) Dextrose 10
gram; d) Yeast ekstrak 5 gram; e) Agar 20 gram.

Prosedur Kerja

1. Sterilisasi Alat

Siapkan alat-alat yang akan digunakan dalam pembuatan media PDA.


Cuci bersi alat sebelum digunakan dengan menggunakan sabun.
Rebus alat alat yang akan digunakan dengan menggunakan panci selama 1 jam.

2. Pembuatan Media PDA dan NA

Siapkan alat dan bahan pembuatan media PDA.


Potong kecil kentang yang sudah disiapkan.
Timbang 20 gram dextrose, 20 gram agar dan 1000ml air biasa.
Rebus terlebih dahulu kentang agar mendapatkan kaldu kentang tersebut.
Setelah mendidih tiriskan air kaldu dengan menggunakan saringan.
Setelah itu rebus air kaldu kentang, dextrose dan agar menjadi satu. Masak
hingga mendidih jangan sampai agar mengental.
Setelah mendidih pindahkan media ke botol kaca dan tutup dengan alumunium
foil.
Setelah itu sterilkan media PDA yang sudah jadi dengan menggunakan panci
selama 30 menit.

3. Mahasiswa membuat video persente pembuatan media PDA.

13
PRAKTIKUM V : ISOLASI DAN POSTULAT KOCH

Latar Belakang

Mikroorganisme yang berhubungan dengan suatu tanaman yang sakit harus


dipelajari apakah mikroorganisme tersebut memang merupakan penyebab
penyakit. Untuk itu perlu dilakukan pengujian dengan postulat Koch. Syarat
Postulat Koch adalah sebagai berikut :
1. Penyebab penyakit tersebut harus selalu terdapat pada tumbuahan atau bagian
tumbuhan yang menunjukkan gejala penyakit.
2. Penyebab penyakit tersebut harus dapat diisolasi dan dipelajari dalam bakan
murni.
3. Penyebab penyakit tersebut dapat direlokasi pada tanaman yang sejenis dan
menimbulkan gejala yang sama pula.
4. Penyebab penyakit tersebut dapat direisolasi dari tanaman yang telah
diinokulasi dan dalam biakan murni penyebab penyakit tersebut merupakan
mikroorganisme yang sama dengan yang diperoleh pada biakan murni
sebelumnya.
Pelaksanaan Postulat Koch diperlukan cara kerja khusus, yang meliputi :
1. Isolasi penyebab penyakit dari bagian tanaman yang sakit dan
menumbuhkannya sebagai biakan murni.
2. Mempelajari sifat sifat penyebab penyakit dalam biakan murni.
3. Mengadakan inokulasi penyebab penyakit pada bagian tanaman sakit
Isolasi mikroorganisme adalah memisahkan atau mengasingkan
mikroorganisme yang satu dari yang lain, sehingga didapatkan suatu bahan murni.
Isolasi dapat dikelompokkan menjadi :
1. Isolasi jamur dan bakteri.
2. Isolasi dari bahan tebal dan tipis
Perbedaan antara isolasi jamur dan bakteri terletak pada peletakan bahan
tanaman sakit pada media. Pada isolasi jamur, bahan sakit langsung diletakkan
pda media sedangkan isolasi bakteri bahan dibuat suspense bakteri terlebih
dahulu. Untuk isolasi mikroorganisme dari bahan tebal, diinfeksi dilakukan

14
dengan jalan mengusap bahan dengan alcohol 95%, sedang dari bahan tipis
disinfeksi dilakukan dengan cara mencelupkan ke dalam sublimate 0,1%.

Tujuan

1. Memahami cara melakukan isolasi patogen.


2. Mengetahui tingkat pertumbuhan patogen.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunkan dalam praktikum ini adalah pisau, gunting,
telenan, tabung erlenmeyer,pingset, kamera, plastic, karet dan alat tulis.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman yang
terserang penyakit akar (Jamur akar putih), penyakit batang ( jamur upas),
Penyakit daun (bercak daun dan gugur daun Corynespora sp, Colletotrichum,
Oidium sp),media PDA yang sudah disiapkan terlebih dahulu.

Prosedur Kerja

Isolasi Jamur
1. Sediakan petridish steril dan isi dengan PDA tegak yang telah dicairkan.
2. Sediakan bahan yang akan diisolasi jasad reniknya, bersihkan kotoran
kotorannya dengan air.
3. Bahan yang telah dibersihkan, pada batas antara sehat dan sakit diusap
dengan alkohol 95% .
4. Potong bagian tersebut dalam bentuk persegi dengan ukuran 0,5 cm (bagian
yang sakit) x 0,5 cm (bagian yang sehat) sebanyak 4 potong dan letakkan
pada agar di dalam petridish yang telah disiapkan.
5. Inkubasikan pada suhu kamar selama 1 minggu.

6. Amati biakan yang tumbuh terjadi kontaminasi atau tidak dan ukur diameter
miseliumnya setiap hari.
7. Mahasiswa membuat video dan laporan dari hasil pengamatan.

15
PRAKTIKUM VI : INOKULASI PENYEBAB PENYAKIT TANAMAN

Latar Belakang

Inokulasi yaitu pemberian inokulum pada inang atau medium. Bagian dari
patogen atau patogen yang terbawa agen tertentu yang mengadakan kontak
dengan tanaman disebut inokulum atau penular. Dengan demikian inokulum
merupakan bagian dari patogen atau patogen itu sendiri yang dapat menyebabkan
penyakit pada tanaman. Pada jamur atau cendawan, inokulum dapat berupa
miselium, spora, atau sklerotium. Pada bakteri, mikoplasma, dan virus,
inokulumnya berupa individu bakteri, individu mikoplasma, dan patikel virus itu
sendiri. Pada tumbuhan parasitik, inokulum dapat berupa fragmen tumbuhan atau
biji dari tumbuhan parasitik tersebut. Pada nematoda, inokulum dapat berupa
telur, larva, atau nematoda dewasa.
Cara masuknya patogen ke dalam tanaman harus diketahui terlebih dahulu
sebelum kita mempertimbangkan cara yang terbaik untuk mengadakan inokulasi.
Secara alami patogen dapat masuk ke dalam tubuh tanaman dengan melalui
berbagai jalan :
1. Penempelan, pemangkasan dan sebagainya.
2. Melalui lubang alami seperti sel-sel lenti, stomata, hydatoda dan nektaria.
3. Penetrasi langsung secara mekanik atau kimia.

Tujuan

1. Memahami cara melakukan inokulasi penyebab penyakit tanaman.


2. Mengetahui gejala penyakit tanaman.
3. Mengetahui pertumbuhan penyebab penyakit tanaman.

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan yaitu : jarum, pisau (cutter), nampan, kapas basah
dan plastik. Bahan yang digunakan yaitu cabai yang masih sehat, larutan pestisida,
aquadest sebagai kontrol.

16
Prosedur Kerja

1. Siapkan cabai yang masih sehat dan pastikan cabai dalam keadaan bersih.
2. Rendam cabai selama 10 menit pada 4 larutan pestisida yang telah dibuat
dan 1 cabai pada aquadest sebagai control.
3. Tusuk tusuk cabai dengan jarum kira kira 5 tusukan.
4. Ambil biakan jamur dari hasil acara isolasi dan potong kira kira 0,5 cm x
0,5 cm.
5. Tempelkan potongan jamur pada bagian cabai yang telah ditusuk.
6. Ulang sampai terdapat 5 cabai.
7. Tata cabai pada nampan yang sudah diberi kapas basah pada bagian
sampingnya.
8. Tutup nampan dengan plastik.
9. Biarkan selama 1 minggu dan amati diameter pertumbuhan jamur atau
gejala serangan penyakitnya.
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum beruba video laporan.

17
PRAKTIKUM VII : PENILAIAN INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT

Latar Belakang

Epidemi penyakit dapat menimbulkan suatu kerugian atau kehilangan hasil


secara ekonomi.Pencegahan kehilangan hasil merupakan suatu tujuan utama
ditinjau secara ekonomi dalam bidang fitopatologi pada umumnya dan
epidemiologi pada khususnya. Akan tetapi bagaimana cara menilai kehilangan
yang disebabkan oleh patogen tanaman, sementara didalamnya banyak terlibat
berbagai faktor yang menentukan kehilangan hasil atau menurunkan produksi.
Untuk itu bab ini akan mencoba merinci secara tepat untuk menaksir penyakit
dalam hubungannya dengan kehilangan hasil tersebut yang dikemukakan secara
matematis dan imiginasi sehingga seseorang dapat meramalkan kerugian yang
akan terjadi.
Untuk mencegah salah tafsir dalam perhitungan, maka baiklah diberikan
batasan atau definisi hal-hal yang berhubungan dengan masalah kehilangan hasil
tersebut. Dalam hal ini terdapat tiga kretarium utama yang perlu diperhatikan,
yakni: (a) Intensitas penyakit (disease intensity), (b) Kerusakan tumbuhan (crop
damage), (c) Kehilangan hasil (crop loss).
Kretarium ini masih dapat dibagi menjadi dua hal penting yaitu: pertama
sebaran penyakit (disease severity), yakni jumlah tumbuhan yang terserang dalam
total satuan yang diuji dan dinyatakan dalam persen, dapat berupa tanaman secara
keseluruhan atau bagian tanaman seperti daun, dan sebagainya. Kedua adalah
keparahan penyakit (disease incidence), yakni luas jaringan tanaman yang
terserang penyakit, dinyatakan dalam persentase dari luas total yang diuji
Kerusakan tanaman karena serangan OPT sangat beragam tergantung pada
gejala serangannya, sehingga dikenal kerusakan mutlak atau dianggap mutlak dan
tidak mutlak.
1. Kerusakan mutlak adalah kerusakan yang terjadi secara permanen/keseluruhan
pada tanaman bagian tanaman yang akan dipanen, misalnya kematian seluruh
jaringan tanaman dan layu. Sedangkan, kerusakan yang dianggap mutlak seperti
terjadinya busuk, rusaknya sebagian jaringan tanaman sehingga tanaman atau
bagian tanaman tidak produktif lagi.

18
2. Kerusakan tidak mutlak (bervariasi), kerusakan sebagian tanaman seperti daun,
bunga, buah, ranting, cabang dan batang.

Untuk menghitung kerusakan mutlak dapat menggunakan rumus sebagi


berikut:

Dimana:

IS = Intensitas serangan (%),

N = Jumlah contoh tanaman atau tertentu tanaman (daun, pucuk, bunga, buah,
tunas, tanaman, rumpun tanaman) yang rusak mutlak atau dianggap rusak mutlak,

N = Jumlah contoh tanaman atau bagian tertentu tanaman (daun, pucuk, bunga,
buah, tunas, tanaman, rumpun tanaman) yang diamati (jumlah tanaman/bagian
tanaman sehat + jumlah tanaman/bagian tanaman yang rusak).

Untuk menghitung kerusakan tidak mutlak dapat menggunakan rumus


sebagi berikut:

Dimana:
IS = Intensitas serangan (%).
ni = Jumlah tanaman atau bagian tanaman contoh dengan skala kerusakan-vi.
vi = Nilai skala kerusakan contoh ke-i
N = Jumlah tanaman atau bagian tanaman contoh yang diamati.
Z = Nilai skala kerusakan tertinggi.

Nilai skala kerusakan untuk kerusakan daun ditentukan sebagai berikut:


Tidak ada kerusakan daun
Kerusakan daun 1-20%
-40%
-60%
-80%
-100%

19
Kriteria kerusakan hama ditentukan sebagai berikut:
Tidak Ada Serangan jika IS = 0%
Serangan Ringan jika IS > 0 sampai 25%
Serangan Sedang jika IS > 25 sampai 50%
Serangan Berat jika IS > 50 sampai 90%

Tujuan

1. Memahami dan mengetahui cara penilaian intesitas kerusakan penyakit


tanaman dilapangan..

Alat dan Bahan

Panduan Praktikum, lembar kerja atau lembar pengamatan, alat tulis, kalkulator,
daun cabe atau daun kangkung, buah tomat atau buat cabe

Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan pengamatan.


2. Ambil 10 tangkai tanaman kangkung/ cabe secara acak lalu amati gejala yang
ada dan catat gejala tersebut. Hitung jumlah daun per tangkai, kemudian hitung
jumlah daun yang menunjukkan gejala rusak atau terserang OPT.
3. Ambil 30 buah tomat atau cabe secara acak, pisahkan antara buah yang sehat dan
buah yang rusak atau ada gejala serangan OPT lalu hitung jumlahnya masing-
masing.
4. Isi data pengamatan dengan melengkapi lembar pengamatan.
5. Hitunglah intensitas kerusakan yang terjadi menggunakan rumus.
6. Bandingkan nilai IS dengan Kriteria kerusakan yang ada, lalu buatlah
kesimpulan.
7. Mahasiswa membuat video laporan dan laporan praktikum.

20
Contoh Penilaian Intensitas Serangan Penyakit

Bahan pengamatan : Daun kakao


OPT : Lubang pada daun
Gejala : -
Tipe kerusakan : Relatif

Tabel 1. Hasil Pengamatan Intensitas Kerusakan Pada Tanaman

Skor atau skala kerusakan


No Daun
1 2 3 4
1 - 1 - -
2 1 - - -
3 - - 1 -
4 - 1 - -
5 1 - - -
6 1 - - -
Total 3 2 1 -

21
PRAKTIKUM VIII : PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN PESTISIDA
NABATI

Latar Belakang

Pengendalian penyakit yang diakibatkan jamur dapat dilakukan dengan


berbagai cara yaitu secara mekanis, kimiawi menggunakan fungisida dan secara
biologi menggunakan ekstrak tanaman atau menggunakan agens pengendali
hayati. Pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya
berasal dari tumbuhan. Menurut FAO (1988) dan US EPA (2002), pestisida nabati
dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia karena mengandung
biotoksin. Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi secara alami dapat
mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik.
Secara evolusi, tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat
pertahanan alami terhadap pengganggunya. Tumbuhan mengandung banyak
bahan kimia yang merupakan metabolit sekunder dan digunakan oleh tumbuhan
sebagai alat pertahanan dari serangan organisme pengganggu. Tumbuhan
sebenarnya kaya akan bahan bioaktif, walaupun hanya sekitar 10.000 jenis
produksi metabolit sekunder yang telah teridentifikasi, tetapi sesungguhnya
jumlah bahan kimia pada tumbuhan dapat melampaui 400.000. Grainge et al.,
1984 dalam Sastrosiswojo (2002), melaporkan ada 1800 jenis tanaman yang
mengandung pestisida nabati yang dapat digunakan untuk pengendalian hama. Di
Indonesia, sebenarnya sangat banyak jenis tumbuhan penghasil pestisida nabati,
dan diperkirakan ada sekitar 2400 jenis tanaman yang termasuk ke dalam 235
famili (Kardinan, 1999). Menurut Morallo-Rijesus (1986) dalam Sastrosiswojo
(2002), jenis tanaman dari famili Asteraceae, Fabaceae dan Euphorbiaceae,
dilaporkan paling banyak mengandung bahan insektisida nabati.

Tujuan

1. Memahami jenis jenis pestisida nabati.


2. Memahami cara melakukan pengendalian penyakit dengan pestisida nabati.
3. Mengetahui efektifitas pestisida nabati dalam mengendalikan penyakit.

22
Alat dan Bahan

Pinset, scalpel, jarum perparat, lampu Bunsen, nampan plastik, bak plastik,
plastik bening, kapas, saringan, dan blender. Sedangkan bahan yang digunakan
yaitu biakan jamur Colletotrichum capsici, cabai merah besar, daun mimba,
aquadest, alcohol 95%. 100 gram daun mimba, 2 siung bawang putih, 100 lembar
daun sirsak, 1/2 kg daun tembakau, deterjen/sabun, air, blender, saringan, gelas
ukur, hand sprayer.
Ekstrak daun mimba, ekstrak bawang putih, ekstrak daun sirsak, ekstrak
daun tembakau, cabai yang terinfeksi antraknose, aquadest, nampan, kapas, dan
plastik.

Prosedur Kerja

1. Cara Pembuatan Pestisida Nabati


Pestisida Nabati dari Daun Mimba
1. 100 gram daun mimba yang telah disiapkan dicampur dengan 0,5 liter air.
2. Setelah dicampur kemudian diblender hingga halus.
3. Saring mengunakan saringan untuk diambil air larutan daun mimba.
4. Larutan siap diaplikasikan ke tanaman sebagai pestisida nabati
Pestisida Nabati dari Bawang Putih
1. Hancurkan bawang putih menggunakan blender.
2. Rendam dalam ±650 air selama 24 jam.
3. Tambahkan deterjen.
4. Saring untuk diambil air larutan bawang putih.
5. Cara pengaplikasian dengan menambahkan larutan dengan air perbandingan 1
:9 air kemudian kocok sebelum digunakan.
6. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman terserang
Pestisida Nabati dari Daun Sirsak
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Potong 100 lembar daun sirsak menjadi bagian yang lebih kecil.
3. Masukkan ke dalam blender.
4. Tambahkan air ±1000 ml.
5. Blender hingga halus.

23
6. Keluarkan dari blender.
7. Saring dan masukkan ke dalam botol.
8. Tutup botol dan diamkan selama 1 minggu.
9. Pembuatan Larutan : Siapkan hasil ekstraksi.
10. Masukkan hasil ekstraksi ke dalam gelas ukur sebanyak :
Konsentrasi 25% (ekstrak 25 ml dan air 75ml)
Konsentrasi 50% (ekstrak 50 ml dan air 50 ml)
Konsentrasi 75% (ekstrak 75 ml dan air 25 ml)
11. Setelah bahan tercampur rata dimasukkan ke dalam sparyer.
12. Aplikasikan ke tanaman budidaya
Pestisida Nabati dari Daun Tembakau
1. Rajang daun tembakau yang sudah disediakan tadi kemudian rendam dengan
air 3 liter.
2. Tambahkan detergen lalu aduk hingga merata.
3. Setelah larutan teraduk dengan rata, diamkan larutan tadi selama 1-2 malam.
4. Saring air larutan, kemudian semprotkan secara merata pada tanaman.

2. Cara Kerja di Lapangan


1. Siapkan cabai yang terinfeksi penyakit antraknose.
2. Semprot masing masing cabai dengan 4 pestisida nabati yang berbeda dan
semprot 1 cabai dengan aquadest sebagai kontrol.
3. Simpan kembali cabai pada nampan.
4. Amati pertumbuhan jamur pada cabai dan ukur diameternya selama 1
minggu.
5. Bandingkan pertumbuhan jamurnya antar perlakuan

3. Mahasiswa membuat video laporan dan laporan kerja.

24
LAMPIRAN

Lampiran 1. Format Laporan Praktikum

I. Cover
Bentuk cover laporan adalah sebagai berikut :

----------------------Judul Praktikum------------------------

Disusun Oleh :

Kelompok .... (jika laporan kelompok)


Nama NPM .... (jika laporan Individu)

Program Studi Agroteknologi


Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Pembangunan Panca Budi
Medan
2021

25
II. Daftar Isi laporan

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Praktikum
1.3. Manfaat Praktikum
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB III. METODE PRAKTIKUM
1.1. Waktu dan Tempat
1.2. Alat dan Bahan
BAB IV. HASIL & PEMBAHASAN
1.1. Hasil Pengamatan
1.2. Pembahasan
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (Dokumentasi Praktikum)

26

Anda mungkin juga menyukai