UPAYA MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
BILANGAN DENGAN METODE SCIENTIFIC LEARNING
MENGGUNAKAN MEDIA MANIK-MANIK PADA SISWA
KELAS IV SD NEGERI 08 KEDUNGWUNI
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
HALAMAN JUDUL
Oleh :
Agus Sampodo
NIM: 857712899
UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SEMARANG
TAHUN 2021
i
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
BILANGAN DENGAN METODE SCIENTIFIC LEARNING
MENGGUNAKAN MEDIA MANIK-MANIK PADA SISWA KELAS IV SD
NEGERI 08 KEDUNGWUNI TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Agus Sampodo
NIM: 857712899
email: agussampodo@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada
materi pengukuran sudut dengan metode scientific learning menggunakan media
manik-manik pada peserta didik kelas IV SD Negeri 08 Kedungwuni Pekalongan.
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan pada dua siklus. Tiap siklus terdiri dari tiga tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan observasi serta refleksi. Subjek penelitian ini adalah kelas IV di
SD Negeri 08 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan berjumlah 23 peserta didik.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari teknik tes dan
teknik non tes atau observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui
metode scientific learning menggunakan media manik-manik tersebut efektif
dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Penelitian ini bertujuan untuk peningkatkan hasil belajar matematika pada
materi bilangan dengan metode scientific learning menggunakan media manik-
manik pada peserta didik kelas IV SD Negeri 08 Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan telah diperoleh dengan analisis data maka disimpulkan bahwa hasil
penelitian ini adalah (1) adanya peningkatan rata-rata nilai kelas yang diperoleh
peserta didik dari sebelumnya pada sebelum tindakan 70,5; kemudian pada siklus
I menjadi 73,0; naik menjadi 76,3 pada siklus II, (2) adanya peningkatan
persentase ketuntasan belajar peserta didik pada tahap pra siklus hanya 52,17%;
pada tes siklus I menjadi 73,91%; kemudian pada siklus II menjadi 91,30%.
Kata Kunci : metode scientific learning, hasil belajar, media manik-manik.
I. PENDAHULUAN
Dalam pendahuluan akan membahas tentang latar belakang, tujuan,
rumausan masalah, tujuan penelitian perbaikan pembelajaran, dan manfaat
penelitian perbaikan pembelajaran dari sebuah penelitian.
A. Latar Belakang
Berdasarkan observasi pembelajaran di SD Negeri 08 Kedungwuni
pada dasarnya sudah baik. Pembelajaran yang dilaksanakan guru kelas IV SD
Negeri 08 Kedungwuni juga sudah sesuai dengan prinsip pembelajaran, salah
satunya dengan belajar tidak hanya di sekolah, akan tetapi belajar juga dapat
2
dilakukan di rumah maupun di masyarakat. Hal tersebut dilakukan dengan
cara mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari di
lingkungan peserta didik. Meskipun demikian, terdapat beberapa peserta
didik yang memiliki hasil belajar kurang maksimal, khususnya pada muatan
pelajaran matematika. Berdasarkan hasil ulangan harian, hampir sebagian
besar peserta didik belum tuntas KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal untuk
muatan pelajaran Matematika kelas IV di SD Negeri 08 Kedungwuni yang
telah ditetapkan adalah 70. Sementara dari 23 peserta didik ada 11 yang
memperoleh nilai di atas KKM atau dalam bentuk prosentase adalah 47,80 %.
Artinya belum memenuhi standar minimum yang telah ditetapkan dalam
penyusunan KKM SD Negeri 08 Kedungwuni yaitu dalam setiap rombongan
belajar minimum hanya 3 peserta didik yang belum mencapai KKM.
Setelah dianalisis, ternyata masalahnya terdapat pada pemahaman
peserta didik dalam memahami soal, baik soal operasi hitung maupun soal
cerita. Menurut Wahyudi (2014), kemampuan dasar berhitung di tingkat
sekolah dasar merupakan kemampuan matematis yang di dalamnya memuat
kemampuan melakukan pengerjaan-pengerjaan hitung seperti kemampuan
untuk mengubah bahasa verbal ke dalam model matematika (kemampuan
menyelesaikan soal cerita). Beberapa peserta didik belum mampu
mengerjakan soal dikarenakan kurangnya dalam memahami soal. Hal ini
termasuk dalam aspek kemampuan pemecahan masalah pada peserta didik.
Ada empat langkah dalam memecahkan masalah, yaitu tahap pemahaman
peserta didik harus dapat memahami kondisi soal atau masalah dalam soal,
tahap pemikiran suatu rencana, tahap pelaksanaan rencana, dan tahap dimana
peserta didik harus berusaha mengecek ulang (Suherman 2003).
Salah satu penggunaan model yang dapat diterapkan dalam penyesuaian
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran adalah model scientific
learning. Scientific learning pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
dengan menggabungkan penggunaan media, mulai dari proses mengamati,
menanya, mengumpulkan data/informasi, mengasosiasi, dan
mengkemonikasikan, sehingga mendorong perkembangan dan pengembangan
3
kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan peserta didik menjadi lebih
baik. Kemampuan pemecahan masalah bagi peserta didik kelas IV dengan
menerapkan model pembelajaran scientific learning ini akan menjadi akibat
dari tujuan diadakannya penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar
matematika dengan metode scientific learning menggunakan media manik-
manik pada peserta didik kelas IV SD Negeri 08 Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengambil judul: “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Bilangan dengan
Metode Scientific Learning Menggunakan Media Manik-Manik pada Peserta
Didik Kelas IV SD Negeri 08 Kedungwuni Semester 1 Tahun Pelajaran
2021/2022”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dikemukakan di atas,
maka dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Upaya Meningkatkan hasil belajar matematika pada materi
bilangan dengan metode scientific learning menggunakan media manik-
manik pada peserta didik kelas IV SD Negeri 08 Kedungwuni semester 1
tahun pelajaran 2021/2022 ?
2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar matematika pada materi
bilangan dengan metode scientific learning menggunakan media manik-
manik pada peserta didik kelas IV SD Negeri 08 Kedungwuni semester 1
tahun pelajaran 2021/2022 ?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan adalah untuk:
1. Untuk mengetahui bagaimana cara peningkatan hasil belajar matematika
pada materi bilangan dengan metode scientific learning menggunakan
media manik-manik pada peserta didik kelas IV SD Negeri 08
Kedungwuni semester 1 tahun pelajaran 2021/2022.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengingkatan hasil belajar matematika
pada materi bilangan dengan metode scientific learning menggunakan
4
media manik-manik pada peserta didik kelas IV SD Negeri 08
Kedungwuni semester 1 tahun pelajaran 2021/2022.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang
dikemukakan, hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Peserta Didik, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Negeri 08
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan pada mata pelajaran matematika
dalam pembahasan materi bilangan.
2. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk upaya
meningkatkan dan menambah pengetahuan serta keahlian dan kreatifitas
dalam menggunakan metode pembelajaran yang efektif dan efisien.
3. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan pembelajaran matematika di SD Negeri 08 Kedungwuni
khususnya dalam pengembangan dan pemanfaatan metode pembelajaran.
II. KAJIAN PUSTAKA
Dalam kajian pustaka ini penulis akan membahas tentang landasan teori,
penelitian yang relevan, kerangka berpikir, hipotesis tindakan, serta indikator dan
kriteria keberhasilan.
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Matematika
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
SD berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan bilangan, simbul serta ketajaman penalaran yang dapat
membantu memperjelas dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk itu dalam menyusun perencanaan pembelajaran agar
tujuan yang diinginkan tercapai, maka perlu kita perhatikan hal-hal
berikut ini: a. kesiapan intelektual peserta didik, b. teori mengajar, dan c.
teori belajar.
Guru mengajar dengan baik haruslah memperhatikan kesiapan
5
kognitif peserta didik, yang mencakup dua hal yaitu mengenai
perkembangan intelektual anak dan pengalaman belajar yang telah
diperoleh peserta didik.
Tahap-tahap berpikir anak yang dikemukakan Piaget harus
diperhatikan penyusunan kurikulum sekolah. Khususnya dalam
menyusun skenario pembelajaran matematika, karena perkembangan
intelektual anak yang dikemukakan Piaget dirasakan untuk pengajaran
matematika di sekolah. Dengan demikian media mengajar matematika
yang dipergunakan harus sesuai dengan perkembangan intelektual anak.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa media/alat peraga dalam
pembelajaran matematika di SD memegang peran sangat penting untuk
menanamkan konsep- konsep baru.
2. Model Pendekatan Scientific Learning
Dalam Kurikulum 2013, ada sebuah cara pendekatan belajar
yang bernama Scientific Learning atau Pendekatan Saintifik (Ilmiah).
Scientific Learning merupakan pendekatan secara saintifik (ilmiah) di
mana para peserta didik dituntut untuk lebih aktif dalam Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) dan berpikir secara ilmiah.
Menurut Supini (2021) Pendekatan Scientific Learning
merupakan proses pembelajaran dimana peserta didik secara aktif
mengkonstruksikan proses konsep belajar melalui mengamati,
merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data-
data, melakukan analisa, membuat kesimpulan, dan
mengkomunikasikan ide-idenya.
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian
menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif
memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik
simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan
bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah
umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail
untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk
6
pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau
gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan
pengetahuan sebelumnya.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran saintifik atau scientific learning adalah proses
pembelajaran dengan langkah-langkah proses sains, peserta didik
berpikir secara ilmiah dan berperan aktif dalam proses pembelajaran
Pendekatan scientific memiliki kelebihan yaitu pembelajaran lebih
terpusat pada peserta didik sehingga memungkinkan peserta didik aktif
dan kreaktif dalam pembelajaran. Langkah-langkah pembelajarannya
sistematis sehingga memudahkan guru untuk memanajemen pelaksanaan
pembelajaran. Memberi peluang guru untuk lebih kreatif, dan mengajak
peserta didik untuk aktif dengan berbagai sumber belajar Langkah-
langkah pembelajaran melibatkan keterampilan proses sains dalam
mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip. Proses pembelajarannya
melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi
peserta didik. Dapat mengembangkan karakter peserta didik
Penilaiannya mencakup semua aspek.
3. Media Manik-manik
Manik-manik adalah semua jenis benda yang memiliki lubang
untuk tempat masuknya benang/kawat, untuk kemudian dapat dirangkai
menjadi aksesoris/hal lain yang sifatnya dekoratif. Yang dimaksud benda
disini beragam, seperti manik-manik yang alami misalnya kayu, kerang,
batu, tanah liat, gading dan lain-lain. Sedangkan manik-manik yang
sintetis umunya terbuat dari logam, plastik, resin, kain, kertas, dan lain
sebagainya.
Manik-manik yang menggunakan bahan baku dari alam, biasanya
pada proses pembuatannya lebih banyak melibatakan manusia mulai dari
proses mengolah bahan mentah, membentuk desain hingga memperindah
dengan membuat ukiran atau menghaluskan permukaan manik-manik.
7
Media manik-manik tergolong dalam media visual yang tidak
diproyeksikan. Media manik-manik termasuk jenis objek atau benda
yang sebenarnya dalam bentuk utuh. Manik-manik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dua atau lebih manik-manik yang memiliki
warna yang berbeda misalnya warna hitam dan warna merah karena
untuk membedakan warna merah untuk bilangan positif dan warna
kuning untuk bilangan negatif. Manik-manik digunakan peserta didik
dapat mengenal nilai tempat dan menjumlah bilangan.
Dari segi pengadaannya alat peraga dapat dikelompokkan sebagai
media sederhana dan media buatan pabrik. Pembuatan media sederhana
biasanya memanfaatkan lingkungan sekitar dan dapat dibuat sendiri.
Sedangkan media buatan pabrik pada umumnya berupa perangkat keras
dan lunak yang pembuatannya memiliki ketelitian ukuran serta
memerlukan biaya yang tinggi.
Kelebihan media manik-manik warna diantaranya harga terjangkau,
dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan, dapat
meningkatkan minat dan motivasi belajar, tahan lama dan mudah dibawa.
Adapun yang menjadi kekurangan media manik-manik warna antara lain
tidak dapat digunakan untuk bilangan yang bernilai besar, Membutuhkan
alokasi waktu yang cukup lama.
Dalam pembahasan ini penulis memilih manik-manik sebagai
media dalam pembelajaran penjumlahan bilangan bulat dikarenakan
manik-manik merah dan kuning mudah dicari, tidak membutuhkan biaya
mahal, mudah diperagakan dan dapat meningkatkan keterampilan peserta
didik dalam menjumlah bilangan.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian lain yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menghitung
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat melalui Media Manik-Manik
pada Siswa Kelas IV SDN Balangan Teras Boyolali Tahun Pelajaran
2009/2010 telah diperoleh dengan analisis data dan pengujian hipotesis
menyimpulkan bahwa hasil penelitian ini adalah (1) adanya peningkatan rata-
8
rata nilai kelas yang diperoleh peserta didik dari sebelumnya pada sebelum
tindakan 52,82; kemudian pada siklus I menjadi 62,39; naik menjadi 76,73
pada siklus II, (2) adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar peserta
didik sebelum tindakan hanya 35%; pada tes siklus I menjadi 60,86%;
kemudian pada siklus II menjadi 86,96%.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
melalui penggunaan media manik-manik mampu meningkatkan kemampuan
menghitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pada bilangan bulat pada
peserta didik kelas IV SDN Balangan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali
tahun pelajaran 2009/2010 (Anggraheni, 2010: 61).
Terdapat persamaan penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan
variabel yang sama pada penggunaan media manik-manik. Sedangkan
perbedaannya terletak pada metode pembelajaran yang digunakan.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian tinjauan pustaka di atas, kerangka berpikir dalam
penelitian ini disajikan pada gambar berikut:
SIKLUS I
Memanfaatkan Metode
Memanfaatkan Metode
Scientific Learning
TINDAKAN dengan media manik-
Scientific Learning
dengan media manik-
manik
manik
Diduga melalui SIKLUS II
metode Scientific Memanfaatkan
Learning dapat Metode Scientific
Guru/ peneliti: Belum
meningkatkan hasil Learning
Menggunakan metode
Scientific Learning belajar Matematika menggunakan media
materi bilangan manik-manik dengan
semester I tahun cara berbeda dari
2021/2022 siklus I
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis tindakan yang diajukan
9
dalam penelitian ini adalah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
pada Materi Bilangan dengan Metode Scientific Learning Menggunakan
Media Manik-Manik pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 08
Kedungwuni Semester 1 Tahun pelajaran 2021/ 2022”.
E. Indikator dan Kriteria Keberhasilan
1. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila ketuntasan hasil belajar
peserta didik mencapai ≥ 80% (kategori baik sekali) pada muatan
pelajaran Matematika melalui metode scientific learning dengan
menggunakan media manik-manik. Artinya dari keseluruhan peserta
didik kelas IV yang berjumlah 23 peserta didik 18 diantaranya berhasil
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu minimal
memperoleh skor nilai 70 seperti yang sudah ditetapkan dalam
penyusunan KKM SD Negeri 08 Kedungwuni.
2. Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan peserta didik yang penulis gunakan dalam
penelitian ini seperti yang telah dikemukakan oleh Trianto (2010: 241),
yaitu setiap peserta didik dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan
individu) jika proporsi jawaban benar peserta didik ≥ 65%, dan suatu
kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas
tersebut terdapat ≥ 85% peserta didik yang telah tuntas belajarnya
(Depdikbud dalam Trianto, 2010: 241).
III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian akan membahas tentang setting sebuah penelitian
yaitu subjek, tempat, dan waktu, serta pihak yang membantu penelitian. Akan
dibahas juga tentang desain prosedur perbaikan pembelajaran dan teknis
analisis data.
A. Subjek, Tempat dan Waktu serta Pihak yang Membantu Penelitian
Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV SD Negeri 08
Kedungwuni semester I tahun pelajaran 2021/ 2022, yang berjumlah 23
peserta didik, terdiri dari 13 peserta didik laki-laki, dan 10 peserta didik
10
perempuan. peserta didik laki-laki, dan 9 peserta didik perempuan.
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 08 Kedungwuni Kecamatan
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, secara khusus penelitian lebih
banyak dilaksanakan di kelas IV.
Penelitian direncanakan selama dua bulan, yaitu bulan November
sampai dengan bulan Desember tahun 2021. Dimulai dari penyusunan
proposal sampai dengan penyusunan laporan akhir. Kegiatan persiapan
dilaksanakan pada bulan November 2021, pada saat itu pula ditemukan
permasalahan pembelajaran yang dikemas pada kondisi awal peserta
didik sebagai dokumen penelitian sebelum dilaksanakan perbaikan.
Rencana Perbaikan Pembelajaran mata pelajaran Matematika
dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga
pertemuan, siklus I dilaksanakan pada tanggal 3 – 5 November 2021,
sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 8 – 10 November 2021.
Pihak yang membantu dalam penelitian ini adalah kepala sekolah,
guru dan peserta didik kelas IV di SD Negeri 08 Kedungwuni Kecamatan
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Adapun Prosedur Perbaikan Pembelajaran dilaksanakan
menggunakan desain siklus menurut Kemmis dan Tanggart dalam
Arikunto (2006: 92-93) diawalai dengan melakukan Perencanaan
kemudian melaksanakan tindakan dan Pengamatan atau Observasi, dan
Refleksi.
Siklus I
1. Perencana
Perencanaan dimulai karena hasil prestasi belajar peserta didik
belum mencapai KKM, peserta didik juga tidak mengerti terhadap materi
yang di berikan dalam pembelajaran. Penulis mengidentifikasi masalah
tersebut pada Prasiklus. Penulis menganalisis masalah yang timbul
dengan melakukan refleksi diri, memberikan pertanyaan-pertanyaan
kepada diri sendiri. Hasilnya adalah ;
11
a. Proses pembelajaran yang monoton dan kurang berfariasi
b. Dominasi guru lebih besar dalam pembelajaran
c. Prestasi belajar peserta didik relatif rendah dan belum mencapai
KKM.
Setelah mempelajari dan memilah, penulis menentukan pilihan
pada metode demonstrasi. Metode ini dipilih karena penulis menganggap
bahwa metode ini yang paling cocok untuk mengatasi permasalahan yang
pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Ala mini. Metode ini dapat
meningkatkan prstasi belajar.
Tahap-tahapnya sebagai berikut ;
a. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran dengan menggunakan
metode Scientific Learning.
b. Menyusun Instrumen Observasi.
c. Mempersiapkan media manik-manik dengan materi penjumlahan,
pengurangan dua bilangan, dan pembulatan bilangan cacah.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan pertemuan pertama pada hari Rabu, 3 November 2021,
pertemuan kedua Kamis, 4 November 2021, dan pertemuan ketiga pada
hari Jumat, 5 November 2021 di kelas IV. Perencanaan yang telah di
persiapkan yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
mentode scientific learning menggunakan media manik-manik.
Siklus II
1. Perencanaan
Data dan fakta yang penulis temukan pada siklus I merupakan
bahan masukan penulis untuk melaksanakan perbaikan siklus II ini.
Sebelum proses pelaksanaan perbaikan tersebut penulis terlebih dahulu
melakukan perencanaan. Perencanaan perbaikan pada siklus II ini
hakikatnya adalah pengembangan dari perencanaan siklus I namun
penulis akan memeberi beberapa penekanan yaitu :
a. Guru akan memberikan penjelasan, arahan, dan bimbingan lebih.
b. Guru akan menggunakan Demonstrasi sederhana.
12
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan pertemuan ke-1 pada hari Senin, 8 November 2021,
pertemuan ke-2 pada pada hari Selasa, 9 November 2021, dan pertemuan
ke-3 pada hari Rabu, 10 November 2021 di kelas IV pada tahapan ini
merupakan realisasi dari rencana-rencana yang penulis kemukakan di
atas.
C. Teknik Analisis Data
1. Sumber Belajar
Sumber belajar dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber, yaitu :
peserta didik kelas II SD Negeri 08 Kedungwuni, Kecamatan
Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. Peserta didik dijadikan sumber
belajar untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan keaktifan
peserta didik dalam proses belajar mengajar. Dan Pendidik SD Negeri 08
Kedungwuni, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. Pendidik
selaku penulis sebagai sumber data untuk melihat keberhasilan dalam
melakukan proses belajar mengajar.
2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
diskusi yang mana peserta didik dibagi beberapa kelompok sesuai tempat
duduk dan lembar evaluasi (kartu).
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dalam penelitian
ini antara lain data hasil prestasi yang diperoleh melalui nilai ulangan
peserta didik yang diketahui pada akhir proses pembelajaran. Data
keaktifan peserta didik yang diperoleh melalui lembar observasi peserta
didik selama proses pembelajaran sedang berlangsung. Data kinerja
pendidik yang diperoleh melalui pengamatan mengajar yang dilakukan
oleh teman sejawat.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian ini antara lain dengan instrumen hasil belajar dan instrumen
13
keaktifan peserta didik
Menggunakan lembar pengamatan yang digunakan pendidik
selama proses pembelajaran berlangsung yaitu instrumen kinerja
pendidik menggunakan lembar APKG PKP 1 dan APKG PKP 2 yang
digunakan oleh teman sejawat dalam menilai kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan oleh pendidik.
Teknik Analisis Data menggunakan data hasil belajar dianalisis
secara kuantitatif, data keaktifan peserta didik dianalisis secara kualitatif.
Bahwa keaktifan peserta didik diperoleh dari rata-rata 90% peserta didik
sangat aktif dan 10% peserta didik aktif, jadi pembahasan yang dilakukan
efektif. Data kinerja pendidik dianalisis secara kualitatif dan pendidik
dinyatakan berhasil dalam perbaikan pembelajaran dapat dilihat dari
keaktifan pendidik yang diperoleh dari hasil penilaian teman sejawat
dengan menggunakan instrument penilaian APKG PKP 1 dan APKG
PKP.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang deskripsi hasil penilian
perbaikan pembelajaran dan pembahasan hasil penelitian perbaikan pembelajaran.
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Langkah awal yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian yaitu
melakukan pengamatan awal berupa hasil kegiatan pra siklus untuk
mengetahui kondisi awal peserta didik. Sebelum melaksanakan tindakan pada
siklus 1, peneliti melakukan observasi awal sebagai refleksi untuk pelaksaan
siklus 1.
Berdasarkan data awal peserta didik kelas IV SD Negeri 08
Kedungwuni yang berjumlah 23 anak, hasil prestasi belajar peserta didik pada
mata pelajaran matematika materi bilangan diperoleh data sebanyak 12 anak
telah mencapai ketuntasan dalam pembelajaran sisanya sebanyak 11 anak
belum mencapai ketuntasan artinya hanya 52,17% peserta didik yang
dinyatakan tuntas. Hal tersebut disebabkan kurang optimalnya kemampuan
ketrampilan dan kognitif anak, pembelajaran kurang kreatif dan inovatif,
14
kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran.
1. Hasil Penelitian Pra Siklus
Pada Pra Siklus pengumpulan data selama proses praktek perbaikan
pembelajaran menggunakan hasil tes berupa tes formatif di akhir
kegiatan pembelajaran. Dari instrumen tersebut dideskripsikan sebagai
berikut.
Data hasil belajar peserta didik digunakan untuk memperoleh
informasi dari sejumlah 23 peserta didik yang telah mengikuti evaluasi
pencapaian ketuntasan belajar hanya sebanyak 12 peserta didik atau
sebesar 52,17% sedangkan 11 peserta didik atau sebesar 47,83 % belum
mencapai nilai ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata kelas 70,5.
Menurut Trianto (2010), suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya
(ketuntasan klasikal) jika di dalam kelas tersebut terdapat 85% peserta
didik telah mencapai ketuntasan belajar, dengan demikian hasil ini belum
sesuai yang diharapkan. Target pada penelitian ini adalah pembelajaran
dianggap tuntas jika 85% atau lebih peserta didik mampu memenuhi
Ketentuan Kriteria Minimal.
Berikut ini disajikan diagram persentase ketuntasan hasil belajar
peserta didik pra siklus.
15
ketuntasan sebanyak 52,17% dan peserta didik yang beum mencapai
ketuntasan sebanyak 47,83%. Dengan kondisi ini maka perlu adanya
perbaikan pada siklus I. Kegiatan pada siklus I dilaksanakan dalam tiga
pertemuan dilakukan dengan kegiatan yang berbeda dengan kegiatan
sebelumnya pada pra siklus yang ditujukan untuk perbaikan
pembelajaran pada pra siklus dan untuk mencapai ketuntasan. Selain itu,
kegiatan yang dilakukan pada siklus I juga dilakukan dengan beberapa
perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk
memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam
pra siklus.
2. Proses tindakan siklus I
Proses penelitian dalam siklus I dilaksanakan dalam tiga pertemuan
menggunakan tahap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Proses penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pertemuaan pertama
1) Tahap Perencanaan.
Tahap ini dimulai dengan refleksi awal. Dalam kegiatan ini guru
terlebih dahulu menyiapkan Rencana Perbaikan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP Siklus I pertemuan pertama), membuat lembar
observasi aktifitas guru dan peserta didik, serta menyiapkan sumber
pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dalam siklus pertama ini
berlangsung dalam jam pelajaran. Kegiatan ini dilakukan dengan
alokasi waktu setiap 1 kali pertemuan 2 jam pelajaran. Siklus pertama
ini dilaksanakan pada peserta didik kelas IV dengan jumlah 23 peserta
didik yang telah dibagi menjadi 4 kelompok. Pada setiap pertemuan,
kegiatan dimulai dengan melaksanakan Rencana Perbaikan
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat, yaitu pada kegiatan awal
Guru masuk kelas, lalu mengucapkan salam dan berdoa bersama agar
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan peserta didik diberi
16
kemudahan dalam menerima pelajaran, kemudian guru menanyakan
kabar peserta didik dan memeriksa kesiapan peserta didik. Dilanjutkan
dengan menanyakan materi sebelumnya.
Guru menunjukkan sejumlah gambar bola dimulai dari yang
jumlahnya sedikit hingga jumlah yang banyak. Setelah apersepsi
kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan inti guru memulainya dengan
menjelaskan tentang bilangan cacah. Guru menawarkan peserta didik
untuk bertanya. Kemudian guru menjawab pertanyaan dan
menjelaskan tentang penjumlahan bilangan cacah. Dilanjutkan guru
mempersilahkan peserta didik untuk mempersiapkan media belajar
yang telah diminta oleh guru pada pembelajaran sebelumnya yaitu
manik-manik. Kemudian guru memberikan contoh soal operasi
penjumlahan bilangan cacah kemudian dengan media tersebut guru
mengarahkan peserta didik bagaimana menggunakan media
pembelajaran manik-manik tersebut.
Setelah mempraktikkan bersama, guru menanyakan terhadap
peserta didik hasil dari contoh soal yang diberikan, peserta didik
berdiskusi bersama kelompoknya kemudian diminta mengemukakan
hasil yang diperoleh dari praktik menggunakan media manik-manik
tersebut.
Guru menanyakan kepada peserta didik tentang materi yang
belum jelas, kemudian guru meberikan latihan soal kemudian dibahas
bersama. Pada kegiatan penutup guru menjelaskan tentang materi
yang telah dipelajari, dan memberikan informasi
b. Pertemuaan Kedua
1) Tahap Perencanaan.
Tahap ini dimulai dengan refleksi awal. Dalam kegiatan ini guru
terlebih dahulu menyiapkan Rencana Perbaikan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP Siklus I pertemuan pertama), membuat lembar
observasi aktifitas guru dan peserta didik, serta menyiapkan sumber
pembelajaran.
17
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dalam siklus I ini
berlangsung dalam jam pelajaran. Kegiatan ini dilakukan dengan
alokasi waktu setiap 1 kali pertemuan 2 jam pelajaran. Siklus pertama
ini dilaksanakan pada peserta didik kelas IV dengan jumlah 23 peserta
didik yang telah dibagi menjadi 4 kelompok. Kegiatan pembelajaran
dimulai dengan guru membuka pembelajaran dengan salam,
menanyakan kabar, melakukan komunikasi tentang kehadiran peserta
didik dan berdo’a. Kemudian mengulas sedikit pelajaran pertemuan
sebelumnya, mengajak berdinamika dengan tepuk semangat guru
memberi motivasi dan kegiatan untuk menambah konsentrasi peserta
didik dan menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu.
Dalam kegiatan apersepsi peserta didik mengamati gambar dan
guru menjelaskan tentang operasi pengurangan bilangan cacah
menggunakan media manik – manik yang dilanjutkan dengan
menjelaskan pengertian bilangan cacah
Setelah kegiatan apersepsi guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. Peserta
didik menanyakan penjelasan guru yang belum di pahami tentang
operasi pengurangan bilangan cacah menggunakan media manik –
manik dan guru menjelaskan dan menjawab pertanyaan peserta didik.
Untuk melatih penalaran, peserta didik diberi kesempatan untuk
berdiskusi dengan temannya tentang operasi bilangan cacah,
kemudian membuat pertanyaan. Guru mempersilahkan beberapa
peserta didik untuk maju dan menjelaskan hasil diskusi tentang
operasi pengurangan bilangan cacah menggunakan media manik –
manik. Guru memberikan pembenaran dan masukan apabila terdapat
kesalahan atau kekurangan pada peserta didik. Guru menyatakan
bahwa peserta didik telah paham tentang operasi pengurangan
bilangan cacah menggunakan media manik – manik. Guru
memberikan beberapa soal latihan kepada peserta didik tentang
18
operasi bilangan cacah menggunakan media manik – manik. (1) 116 -
33 = …., (2) 342 - 12 = …. Setelah soal latihan tersebut dikerjakan
secara individu. Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk
menuliskan hasil pekerjaanya didepan kelas. Peserta didik
mempresentasikan secara lisan kepada teman-temanya tentang operasi
pengurangan bilangan cacah menggunakan media manik-manik.
Peserta didik menyampaikan manfaat belajar operasi pengurangan
bilangan cacah menggunakan media manik – manik secara lisan di
depan teman dan guru.
c. Pertemuaan ketiga
1) Tahap Perencanaan.
Tahap ini dimulai dengan refleksi awal. Dalam kegiatan ini
guru terlebih dahulu menyiapkan Rencana Perbaikan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP Siklus I pertemuan pertama), membuat
lembar observasi aktifitas guru dan peserta didik, serta
menyiapkan sumber pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dalam siklus
pertama pertemuan ketiga ini berlangsung dalam jam pelajaran.
Kegiatan ini dilakukan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran.
Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada peserta didik kelas IV
dengan jumlah 23 peserta didik yang telah dibagi menjadi 4
kelompok.
Memasuki kegiatan inti peserta didik mengamati dan guru
menjelaskan tentang pembulatan suatu bilangan. Guru
menjelaskan cara membulatkan suatu bilangan menggunakan
media manik – manik. Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Peserta didik menanyakan penjelasan guru yang belum di pahami
tentang pembulatan bilangan terdekat dan guru akan menjawab
dan menjelaskan pertanyaan peserta didik.
19
Kegiatan berikutnya peserta didik mencoba menalar dengan
cara berdiskusi dengan temannya tentang pembulatan dari
bilangan cacah ke satuan terdekat. Guru menunjuk beberapa
peserta didik untuk maju dan menjelaskan hasil diskusi tentang
kelipatan dengan bimbingan guru. Guru memberikan pembenaran
dan masukan apabila terdapat kesalahan atau kekurangan pada
peserta didik. Guru menyatakan bahwa peserta didik telah paham
tentang pembulatan bilangan cacah ke satuan terdekat.
Untuk mencoba, guru memberikan beberapa soal latihan
kepada peserta didik untuk membulatkan suatu bilangan dari
puluhan, ratusan dan ribuan. Kemudian pembulatan desimal,
pembulatan bilangan bulat dan pembulatan angka penting
menggunakan media manik – manik.
Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal latihan
tersebut secara bersama-sama. Guru menunjuk beberapa peserta
didik untuk menuliskan hasil pekerjaanya didepan kelas secara
bergantian.
Kemudian peserta didik mempresentasikan secara lisan
kepada teman-temanya tentang pembulatan suatu bilangan ke
satuan terdekat. Peserta didik menyampaikan manfaat belajar
pembulatan suatu bilangan ke satuan terdekat yang dilakauan
secara lisan di depan teman dan guru.
2. Hasil Siklus I
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I diperoleh
hasil sebanyak 17 peserta didik telah mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) sedangkan pada tahap sebelumnya yaitu pra siklus
peserta didik yang mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sebanyak 12 peserta didik. Hal ini menunjukkan kenaikan
persentase peserta didik yang mencapai ketuntasan dari 52,17% pada pra
siklus menjadi 73,91% pada siklus I.
Berikut adalah daftar nilai hasil evaluasi peserta didik antara pra
20
siklus dengan siklus I.
Tabel 4.1 Daftar Rekapitulasi Perolehan Nilai Pra Siklus dan Siklus I
1. Nilai Terendah 40 40
2. Nilai Tertinggi 90 100
3. Rata – rata 70,5 73,0
4. Ketuntasan Belajar 52,17% 73,91%
Berdasarkan data tabel 4.1 Maka diperoleh keterangan sebagai
5. Belum Tuntas 47,83% 26,09%
berikut:
Nilai terendah dari pra siklus dan siklus I sama-sama mendapatkan 40.
Nilai tertinggi pada tahap pra siklus adalah 90 dan pada siklus I nilai
tertinggi 100, artinya pada nilai tertinggi terdapat kenaikan. Nilai rata-
rata kelas mengalami kenaikan pada tahap pra siklus 70,5 sedangkan
pada siklus I nilai rata-rata kelas berada pada 72,6 mendapatkan kenaikan
sebesar 1,1.Persentase ketuntasan hasil belajar peserta didik pada tahap
pra siklus sebanyak 52,17% tuntas dan 47,83% belum tuntas, persentase
ketuntasan pada tahap ini hampir sama. Sedangkan persentase pada
siklus 1 mendapatkan 73,91% tuntas dan 26,09% belum tuntas.
a. Refleksi
Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran
selanjutnya diadakan refleksi menyangkut efek tindakan, kelebihan
dan kekurangannya. Pada siklus I dihasilkan produk refleksi sebagai
berikut:
1) Dari hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar selama
pembelajaran pada siklus I menunjukkan tingkat aktivitas
belajar yang belum begitu menggembirakan dengan media
manik-manik karena baru dan belum familiar.
2) Meskipun sudah ada peningkatan hasil nilai yang lebih baik,
tetapi nilai tersebut belum memenuhi nilai standar ketuntasan
belajar. Oleh karena itu perlu diadakan siklus yang kedua.
3) Pada tindak lanjut siklus II akan diberikan Tindakan berupa
21
unjuk kerja dari peserta didik untuk mempraktikkan penggunaan
media secara langsung dalam menghitung penjumlahan bilangan
bulat.
4) Dari hasil refleksi tersebut, kemudian dijadikan sebagai rujukan
untuk diterapkan pada siklus II sebagai upaya tindakan
perbaikan terhadap upaya perbaikan peserta didik pada siklus I.
4. Proses Tindakan Siklus II
Berdasarkan data pada siklus I peserta didik kelas IV SD Negeri 08
Kedungwuni yang berjumlah 23 anak, Pada hasil penelitian setelah
dilakukannya siklus I terdapat hasil peserta didik yang memperoleh nilai
yang mencapai ketuntasan sebanyak 17 peserta didik artinya meningkat
dari sebelumnya hanya 12 peserta didik, hal ini menunjukkan kenaikan
persentase peserta didik yang mencapai ketuntasan dari 52,17% menjadi
73,91%.
Meskipun sudah ada peningkatan hasil nilai yang lebih baik, tetapi
nilai tersebut belum memenuhi nilai standar ketuntasan belajar. Oleh
karena itu perlu diadakan siklus yang kedua. Dari hasil refleksi tersebut,
kemudian dijadikan sebagai rujukan untuk diterapkan pada siklus II
sebagai upaya tindakan perbaikan terhadap upaya perbaikan peserta didik
pada siklus I.
Proses penelitian tindakan kelas dalam siklus II terdiri tiga
pertemuan dilaksanakan mengunakan tahap-tahap perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Proses penelitian tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Pertemuan pertama
1) Tahap Perencanaan.
Tahap ini dimulai dengan refleksi awal. Dalam kegiatan ini
guru terlebih dahulu menyiapkan Rencana Perbaikan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP Siklus II), membuat lembar
observasi aktifitas guru dan peserta didik, serta menyiapkan
sumber pembelajaran
22
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan inti dimulai dengan peserta didik mengamati
gambar dan guru menjelaskan tentang operasi bilangan cacah.
Guru menjelaskan pengertian bilangan cacah. Kemudian guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
tentang materi yang disampaikan. Peserta didik menanyakan
penjelasan guru yang belum di pahami tentang operasi bilangan
cacah. Guru menjelaskan pertanyaan peserta didik.
Untuk melatih penalaran peserta didik, guru memberikan
kesempatan peserta didik untuk diskusi dengan temannya
tentang faktor bilangan cacah, kemudian membuat pertanyaan.
Guru mempersilahkan beberapa peserta didik untuk maju dan
menjelaskan hasil diskusi tentang faktor bilangan cacah dengan
media manik – manik. Guru memberikan pembenaran dan
masukan apabila terdapat kesalahan atau kekurangan pada
peserta didik. Guru menyatakan bahwa peserta didik telah
paham tentang faktor bilangan meng-gunakan media manik –
manik.
Peserta didik mempresentasikan secara lisan kepada
teman-temanya tentang faktor bilangan menggunakan media
manik – manik. Peserta didik menyampaikan manfaat belajar
faktor bilangan menggunakan media manik - manik secara lisan
di depan teman dan guru.
b. Pertemuan kedua
1) Tahap Perencanaan.
Tahap ini dimulai dengan refleksi awal. Dalam kegiatan ini
guru terlebih dahulu menyiapkan Rencana Perbaikan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP Siklus II pertemuan kedua),
membuat lembar observasi aktifitas guru dan peserta didik, serta
menyiapkan sumber pembelajaran
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
23
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dalam pertemuan
kedua siklus II ini berlangsung dalam jam pelajaran. Kegiatan
ini dilakukan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Siklus
kedua ini dilaksanakan pada peserta didik kelas IV dengan
jumlah 23 peserta didik. Pada setiap pertemuan, kegiatan
dimulai dengan melaksanakan Rencana Perbaikan Pelaksanaan
Pembelajaran yang telah dibuat, yaitu pada kegiatan awal guru
masuk kelas, lalu mengucapkan salam dan berdoa bersama agar
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan peserta didik
diberi kemudahan dalam menerima pelajaran, kemudian guru
menanyakan kabar peserta didik dan memeriksa kesiapan
peserta didik. Dilanjutkan dengan menanyakan materi
sebelumnya.
Guru membuka pembelajaran dengan salam, menanyakan
kabar, melakukan komunikasi tentang kehadiran peserta didik
dan berdo’a. Mengulas sedikit pelajaran pertemuan sebelumnya.
Mengajak berdinamika dengan tepuk semangat. Guru
memberi motivasi dan kegiatan untuk menambah konsentrasi
peserta didik. Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam
mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa anak.
Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Sebagai kegiatan inti dimulai dengan berapa peserta didik
mengikuti sebuah permainan maju bergiliran ke depan kelas
dengan menuliskan sebuah bilangan, peserta didik lain
mengamati permainan tersebut dan guru menjelaskan tentang
kelipatan bilangan dalam permainan tersebut dengan
menggunakan media manik – manik. Guru menjelaskan
pengertian kelipatan bilangan cacah.
Menanya: Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. Peserta
didik menanyakan penjelasan guru yang belum di pahami
24
tentang kelipatan bilangan menggunakan media manik – manik.
Guru menjelaskan pertanyaan peserta didik.
Menalar: Peserta didik mencoba berdiskusi dengan
temannya tentang kelipatan bilangan, kemudian membuat
pertanyaan. Guru mempersilahkan beberapa peserta didik untuk
maju dan menjelaskan hasil diskusi tentang kelipatan bilangan
cacah menggunakan dan menyampaikan di depan kelas kepada
teman-temannya. Guru memberikan pembenaran dan masukan
apabila terdapat kesalahan atau kekurangan pada peserta didik.
Guru menyatakan bahwa peserta didik telah paham tentang
kelipatan bilangan menggunakan media manik – manik.
Untuk mencoba, guru memberikan beberapa soal latihan
kepada peserta didik tentang kelipatan bilangan menggunakan
media manik – manik. (1) Tentukan kelipatan dari 4 ! (2)
Tentukan kelipatan dari 6 !
Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal
latihan tersebut secara berkelompok. Guru menunjuk beberapa
peserta didik untuk menuliskan hasil pekerjaanya didepan kelas
secara bergantian. Kemudian peserta didik mengkomunikasikan,
peserta didik mempresentasikan secara lisan kepada teman-
temanya tentang kelipatan bilangan cacah menggunakan media
manik – manik. Peserta didik menyampaikan manfaat belajar
kelipatan cacah menggunakan media manik – manik secara lisan
di depan teman dan guru.
Guru memberikan penguatan materi dan kesimpulan dari
kelipatan bilangan menggunakan media manik – manik. Guru
mengapresiasi hasil kerja peserta didik dan memberikan
motivasi. Guru menyampaikan pesan moral hari ini dengan bijak
dan menutup dengan salam.
c. Pertemuan ketiga
1) Tahap Perencanaan.
25
Tahap ini dimulai dengan refleksi awal. Dalam kegiatan ini
guru terlebih dahulu menyiapkan Rencana Perbaikan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP Siklus II pertemuan ketiga),
membuat lembar observasi aktifitas guru dan peserta didik,
serta menyiapkan sumber pembelajaran
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dalam pertemuan
ketiga siklus II ini berlangsung dalam jam pelajaran. Kegiatan
ini dilakukan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Siklus
kedua ini dilaksanakan pada peserta didik kelas IV dengan
jumlah 23 peserta didik. Pada setiap pertemuan, kegiatan
dimulai dengan melaksanakan Rencana Perbaikan Pelaksanaan
Pembelajaran yang telah dibuat, yaitu pada kegiatan awal guru
masuk kelas, lalu mengucapkan salam dan berdoa bersama agar
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan peserta didik
diberi kemudahan dalam menerima pelajaran, kemudian guru
menanyakan kabar peserta didik dan memeriksa kesiapan
peserta didik. Dilanjutkan dengan menanyakan materi
sebelumnya.
Guru membuka pembelajaran dengan salam, menanyakan
kabar, melakukan komunikasi tentang kehadiran peserta didik
dan berdo’a. Mengulas sedikit pelajaran pertemuan sebelumnya.
Mengajak berdinamika dengan tepuk semangat. Guru
memberi motivasi dan kegiatan untuk menambah konsentrasi
peserta didik. Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam
mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa anak.
Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Setelah apersepsi peserta didik mengamati beberapa gambar
yang ditunjukkan oleh guru dan sebuah permainan “Lampu Menyala”
yang diperagakan oleh peserta didik. Cara memainkannya adalah jika
guru mengatakan “lampu kuning menyala” atau “lampu merah
26
menyala” maka seorang peserta didik maju ke depan dengan
menempelkan manik-manik sesuai warna pada angka yang mewakili
waktu menyala. Lampu kuning menyala setiap 5 detik dan lampu
merah menyala setiap 6 detik sehingga berakhir ketika 2 orang peserta
didik maju bersamaan dan menempelkan manik-manik pada tanda
waktu yang sama.
Kemudian peserta didik dipersilahkan bertanya setelah
mengamati permainan tersebut dan guru menjawab sesuai dengan
materi. Selanjutnya guru memulainya dengan membahas
instrumen pada siklus II. Setelah selesai kemudian guru
memberikan penjelasan sedikit tentang kelipatan persekutuan
terkecil. Dilanjutkan guru mempersilahkan peserta didik untuk
mempersiapkan media belajar yang telah diminta oleh guru pada
pembelajaran sebelumnya yaitu manik-manik. Kemudian guru
memberikan contoh soal tentang faktor bilangan, kelipatan
bilangan, dan Kelipatan Persekutuan Terkecil, kemudian dengan
media tersebut guru mengarahkan peserta didik bagaimana
menggunakan media pembelajaran manik-manik tersebut.
Setelah mempraktikkan bersama guru menanyakan
terhadap peserta didik hasil dari contoh soal yang diberikan,
peserta didik diminta mengemukakan hasil yang diperoleh dari
praktik menggunakan media manik-manik tersebut.
Guru menanyakan kepada peserta didik tentang materi
yang belum jelas, kemudian guru memberikan latihan soal
kemudian dibahas secara berkelompok. Seorang peserta didik
akan menyampaikan hasil diskusi dan menyampaikan kepada
teman-teman dengan maju di depan kelas.
Pada kegiatan penutup guru menjelaskan tentang materi
yang telah dipelajari, dan memberikan informasi pemberian tes
instrumen siklus II.
5. Hasil Siklus II
27
Dari hasil tindakan dalam siklus II sebagai upaya tindakan
perbaikan terhadap siklus I terdapat hasil peserta didik yang memperoleh
nilai yang mencapai ketuntasan sebanyak 21 peserta didik artinya
meningkat dari sebelumnya hanya 17 peserta didik, hal ini menunjukkan
kenaikan persentase peserta didik yang mencapai ketuntasan dari 73,91 %
menjadi 91,30 % yang berarti sudah memenuhi indikator pencapaian
yaitu 80 % yang artinya upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik
dengan menggunakan media manik-manik pada materi penjumlahan
bilangan bulat tercapai.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan pada perbaikan
pembelajaran Matematika materi bilangan yang dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi maka ditemukan hal-hal yang terjadi
pada masing-masing siklus adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Daftar Rekapitulasi Perolehan Nilai Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus II
1. Nilai Terendah 40 40 45
2. Nilai Tertinggi 90 100 100
3. Rata – rata 70,5 73,0 76,5
4. Ketuntasan Belajar 52,17% 73,91% 91,30%
5. Belum Tuntas 47,83% 26,09% 8,70%
Berdasarkan data tabel 4.1 Maka diperoleh keterangan bahwa hasil dari
pembelajaran mata pelajaran Matematika materi bilangan pada kelas IV SD
Negeri 08 Kedungwuni setelah dilaksanakan siklus II menunjukkan
peningkatan. Pencapaian ketuntasan pembelajaran meningkat dari 52,17%
pada tahap pra siklus, menjadi 73,83% pada siklus I, dan meningkat lagi
menjadi 91,30% pada siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
melalui penggunaan media manik-manik mampu meningkatkan kemampuan
28
menghitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pada bilangan bulat pada
peserta didik kelas IV SDN Balangan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali
tahun pelajaran 2009/2010 (Anggraheni, 2010: 61).
Selain itu dalam Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini dipilih
menggunakan media manik-manik karena mempunyai beberapa keunggulan
antara lain: media manik-manik tergolong dalam media visual yang tidak
diproyeksikan. Media manik-manik termasuk jenis objek atau benda yang
sebenarnya dalam bentuk utuh. Manik-manik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dua atau lebih manik-manik yang memiliki warna berbeda untuk
mempermudah pengelompokan bilangan. Manik-manik digunakan peserta didik
dapat mengenal nilai tempat dan menjumlah bilangan. Kelebihan media manik-
manik warna diantaranya harga terjangkau. Dapat memperlancar pemahaman dan
memperkuat ingatan, dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar, tahan lama
dan mudah dibawa. Manik-manik merupakan media yang mudah didapatkan dan
tidak membutuhkan biaya mahal. Mudah diperagakan dan dapat meningkatkan
keterampilan peserta didik dalam menjumlah bilangan.
PENUTUP
A. Simpulan
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) pada peserta didik
kelas IV SD Negeri 08 Kedungwuni Tahun pelajaran 2021/2022 dilaksanakan
dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian maka dapat disimpulkan
sebagai berikut: pembelajaran Matematika materi bilangan dengan metode
scientific learning menggunakan media manik-manik berdasarkan data hasil
penelitian dapat meningkatkan hasil pembelajaran.
Dilihat dari data awal nilai hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran Matematika sebelum adanya penelitian yaitu peserta didik yang
tuntas hanya 12 peserta didik dari 23 peserta didik dengan persentase 52,17%
dengan nilai rata-rata 70,5. Terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar peserta
didik pada siklus I sebesar 17 peserta didik yang tuntas yang sebelumnya 12
peserta didik atau dengan persentase naik sebesar 21,74% menjadi 73,91%
29
dan nilai rata-rata menjadi 73,0. Dari refleksi hasil siklus I kemudian ditindak
lanjuti pada siklus II yang mendapatkan hasil peserta didik yang tuntas
bertambah menjadi 21 peserta didik atau dalam persentase berubah menjadi
91,30% dengan nilai rata-rata naik menjadi 76,3 sehingga hasil ini telah
mencapai pencapaian indikator kinerja sebesar 80%, sehingga penelitian
diakhiri.
B. Saran
Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal
antara laian sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik: bagi peserta didik agar berani bertanya kepada guru
dan mengkomunikasikan hasil belajar serta aktif dalam diskusi
kelompoknya pada setiap masalah belajar yang dihadapinya. Peserta
didik dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat
meningkatkan kemampuan berhitung penjumlahan dan pengurangan.
2. Bagi Guru: Guru diharapkan melakukan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan media dan metode yang bervariasi sesuai dengan materi
sehingga dapat menarik perhatian peserta didik dan ikut menumbuhkan
motivasi belajar peserta didik. Guru harus merencanakan dan
memprediksikan kemungkinan yang nantinya akan timbul saat
dilaksanakannya proses pembelajaran.
3. Bagi sekolah, hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat
mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar dan mendukung
personilnya untuk menjadi guru yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, Arsyad. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
30
Sagala, Syaiful. 2016. Memahami Organisasi Pendidikan. Jakarta: Prenada Grup.
31