Anda di halaman 1dari 4

APPENDICITIS

No. Dokumen : 440/C.PU.SOP.0003.01/436.7.2.51/2017


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 14 Januari 2017
Halaman : 1/4
UPTD dr. Dwi Astuti S.P..M.Kes.
Puskesmas Jemursari Tanda Tangan :
NIP. 19610125198712 2 001
Surabaya

1. Pengertian Appendicitis akut adalah radang yang timbul secara mendadak pada apendiks, merupakan
salah satu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui, dan jika tidak ditangani segera
dapat menyebabkan perforasi.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan apendicitis akut
3. Kebijakan Surat Penetapan Kepala UPTD Puskesmas Jemursari Nomor
440/C.VII.SP.0004.01/436.7.2.51/2017 tentang Penyusunan Rencana Layanan Klinis dan
Penyusunan Rencana Layanan Terpadu.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Alat dan Bahan 1. Alat :
2. Bahan :
6. Prosedur/ 1. Petugas memanggil pasien sesuai rekam medis
Langkah-
2. Petugas melakukan anamnesa
langkah
Gejala Klinis:
a. Muntah (rangsangan viseral) akibat aktivasi n.vagus.
b. Anoreksia, nausea dan vomitus yang timbul beberapa jam sesudahnya, merupakan
kelanjutan dari rasa nyeri yang timbul saat permulaan.
c. Disuria juga timbul apabila peradangan apendiks dekat dengan vesika urinaria.
d. Obstipasi sebelum datangnya rasa nyeri dan beberapa penderita mengalami
diare, timbul biasanya pada letak apendiks pelvikal yang merangsang daerah rektum.
e. Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi, yaitu suhu antara 37,50C -
38,50C tetapi bila suhu lebih tinggi, diduga telah terjadi perforasi.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik berupa
Palpasi
a. Terdapat nyeri tekan Mc.Burney
b. Adanya rebound tenderness (nyeri lepas tekan)
c. Adanya defens muscular. d. Rovsing sign positif
d. Psoas sign positif
e. Obturator sign positif
4. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
Laboratorium darah perifer lengkap
a. Pada pasien dengan apendicitis akut, 70-90% hasil laboratorium nilai leukosit dan
neutrofil akan meningkat, walaupun bukan penanda utama.
b. Pada anak dengan keluhan dan pemeriksaan fisik untuk karakteristik
apendicitis akut, akan ditemukan pada pemeriksaan darah adanya leukositosis
11.000-14.000/mm3, dengan pemeriksaan hitung jenis menunjukkan pergeseran
kekiri hampir 75%.
c. Jika jumlah leukosit lebih dari 18.000/mm3 maka umumnya sudah terjadi perforasi
dan peritonitis.
5. Petugas menegakan diagnosa appendicitis akut
6. Petugas memberikan terapi appendicitis akut
a. Bila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling tepat adalah apendiktomy dan
merupakan satu-satunya pilihan yang terbaik.
b. Penundaan apendektomi sambil memberikan antibiotik dapat mengakibatkan abses
atau perforasi. Insidensi apendiks normal yang dilakukan pembedahan sekitar 20%.
c. Antibiotik spektrum luas
7. Bila perlu pasien perlu dirujuk
8. Petugas Mencatat terapi di rekam medis
7. Diagram Alir
Petugas memanggil pasien sesuai rekam medis

Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien

Petugas melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien

Diagnosis

ya
Rujuk ? Petugas mendampingi Pasien ke Rumah Sakit

tidak
Petugas memberi KIE pada pasien

Petugas memberi terapi pada pasien dan mendokumentasikan dalam rekam medis

8. Unit Terkait 1. Ruang Pemeriksaan Umum


2. Ruang KIA, KB dan Imunisasi
3. Gawat Darurat
4. Laboratorium
5. Farmasi
9. Dokumen 1. Berkas Rekam Medis
Terkait 2. Kertas Resep

10. Rekaman Historis Perubahan


Tanggal Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERINTAH KOTA SURABAYA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS JEMURSARI
Jl. Jemursari Selatan IV No.05 S U R A B A Y A (60237)
TELP. 031-8414743

DAFTAR TILIK
APPENDICITIS

Uraian Penilaian YA TIDAK

1. Petugas memanggil pasien sesuai rekam medis


2. Petugas melakukan anamnesa
Gejala Klinis:
a. Muntah (rangsangan viseral) akibat aktivasi n.vagus.
b. Anoreksia, nausea dan vomitus yang timbul beberapa jam sesudahnya, merupakan
kelanjutan dari rasa nyeri yang timbul saat permulaan.
c. Disuria juga timbul apabila peradangan apendiks dekat dengan vesika urinaria.
d. Obstipasi sebelum datangnya rasa nyeri dan beberapa penderita mengalami diare,
timbul biasanya pada letak apendiks pelvikal yang merangsang daerah rektum.
e. Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi, yaitu suhu antara 37,50C - 38,50C
tetapi bila suhu lebih tinggi, diduga telah terjadi perforasi.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik berupa
Palpasi
a. Terdapat nyeri tekan Mc.Burney
b. Adanya rebound tenderness (nyeri lepas tekan)
c. Adanya defens muscular. d. Rovsing sign positif
d. Psoas sign positif
e. Obturator sign positif
4. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
Laboratorium darah perifer lengkap
a. Pada pasien dengan apendicitis akut, 70-90% hasil laboratorium nilai leukosit dan
neutrofil akan meningkat, walaupun bukan penanda utama.
b. Pada anak dengan keluhan dan pemeriksaan fisik untuk karakteristik apendicitis
akut, akan ditemukan pada pemeriksaan darah adanya leukositosis 11.000-14.000/mm3,
dengan pemeriksaan hitung jenis menunjukkan pergeseran kekiri hampir 75%.
c. Jika jumlah leukosit lebih dari 18.000/mm3 maka umumnya sudah terjadi perforasi dan
peritonitis.
5. Petugas menegakan diagnosa appendicitis akut
6. Petugas memberikan terapi appendicitis akut
a. Bila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling tepat adalah apendiktomy dan
merupakan satu-satunya pilihan yang terbaik.
b. Penundaan apendektomi sambil memberikan antibiotik dapat mengakibatkan abses atau
perforasi. Insidensi apendiks normal yang dilakukan pembedahan sekitar 20%.
c. Antibiotik spektrum luas
7. Bila perlu pasien perlu dirujuk
8. Petugas Mencatat terapi di rekam medis
∑ Ya
Complience Rate (CR) = X 100%
∑ Ya + ∑ Tidak

Rate Kriteria Hasil


> 80% Baik
70-80% Cukup
< 70% Kurang

Kepala UPTD
Puskesmas Jemursari

dr. Dwi Astuti S.P., M.Kes


Pembina Utama Muda
NIP. 19610125 198712 2 001

Anda mungkin juga menyukai