Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk membatasi tingkah laku manusia agar
tingkah laku manusia dapat terkontrol , hukum adalah aspek terpenting dalam pelaksanaan atas
rangkaian kekuasaan kelembagaan, Hukum mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian
hukum dalam masyarakat. Oleh karena itu setiap masyarat berhak untuk mendapat pembelaan
didepan hukum sehingga dapat di artikan bahwa hukum adalah peraturan atau ketentuan-
ketentuan tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan
sangsi bagi pelanggarnya.
TUJUAN HUKUM
Hukum secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu Hukum Publik dan Hukum Privat. Hukum
pidana merupakan hukum publik, artinya bahwa Hukum pidana mengatur hubungan antara para
individu dengan masyarakat serta hanya diterapkan bilamana masyarakat itu benar-benar
memerlukan.
Van Hamel antara lain menyatakan bahwa Hukum Pidana telah berkembang menjadi Hukum
Publik, dimana pelaksanaannya sepenuhnya berada di dalam tangan negara, dengan sedikit
pengecualian. Pengeualiannya adalah terhadap delik-delik aduan (klacht-delicht). Yang
memerlukan adanya suatu pengaduan (klacht) terlebih dahulu dari pihak yang dirugikan agar
negara dapat menerapkannya.
Maka Hukum Pidana pada saat sekarang melihat kepentingan khusus para individu bukanlah
masalah utama, dengan perkataan laintitik berat Hukum Pidana ialah kepentingan
umum/masyarakat. Hubungan antara si tersalah dengan korban bukanlah hubungan antara yang
dirugikan dengan yang merugikan sebagaimana dalam Hukum Perdata, namun hubungan itu
ialah antara orang yang bersalah dengan Pemerintah yang bertugas menjamin kepentingan umum
atau kepentingan masyarakat sebagaimana ciri dari Hukum Publik.
Hukum sipil dalam arti luas (Hukum perdata dan hukum dagang)
Hukum sipil dalam arti sempit (Hukum perdata saja)
Dalam bahasa asing diartikan :
a) Hukum perdata Internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antara warga
negara suatu bangsa dengan warga negara dari negara lain dalam hubungan internasional.
b) Hukum Publik Internasional, mengatur hubungan anatara negara yang satu dengan negara
yang lain dalam hubungan Internasional.
Macam-macam Pembagian Hukum
1.Menurut sumbernya :
2.Menurut bentuknya :
Ius constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu.
Ius constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada masa yang akan datang.
Hukum asasi (hukum alam), yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu
dan untuk segala bangsa di dunia.
Hukum material, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur kepentingan dan
hubungan yang berwujud perintah-perintah dan larangan.
Hukum formal, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur tentang bagaimana
cara melaksanakan hukum material
6. Menurut sifatnya :
Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun mempunyai
paksaan mutlak.
Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak
yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri.
7.Menurut wujudnya :
8.Menurut isinya :
Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan
yang lain dengan menitik beratkan pada kepentingan perseorangan.
Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara Negara dengan alat
kelengkapannya ata hubungan antara Negara dengan warganegara
Faktor dan Solusi Penegakan Hukum di Indonesia Belum Dapat Berjalan
Sebagaimana Mestinya
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang diduga menjadi penyebab penegakan
hukum di Indonesia yang belum dapat berjalan sebagaimana mestinya beserta solusi
dalam mengatasinya.
1. Adanya Transaksional dalam Penegakan Hukum
Dalam hal ini maksudnya adalah adanya transaksi “jual-beli” hukum, hukum
dianggap sesuatu yang tidak bernilai sehingga mampu diperjual-belikan oleh pihak
penguasa untuk mempermudah keinginannya. Lembaga hukum yang seharusnya
menjunjung tinggi hukum malah dapat dibayar untuk melepaskan para terpidana terlepas
dari hukumannya.
Solusi : Keadilan hukum harus ditegakkan seadil-adilnya, hukum yang tidak memihak
(tanpa pandang bulu). Lembaga hukum harus menjunjung tinggi hukum, dengan
mengambil suatu tindakan atau keputusan dengan seadil-adilnya tanpa adanya
kecurangan atau keberpihakkan kepada salah satu pihak yang akan menguntungkan bagi
dirinya.
2. Degradasi Moral Penegak Hukum yang Buruk
Tidak dapat dipungkiri bahwa degradasi nilai-nilai dan moral Pancasila telah
terjadi di elemen masyarakat Indonesia ini, dalam hal ini degradasi moral penegak hukum
pun termasuk di dalamnya. Hal ini menjadi salah satu penyebab buruknya penegakan
hukum di Indonesia ini dengan banyaknya pelanggaran hukum yang terjadi, banyaknya
tindakkan KKN, kasus peradilan yang tak kunjung selesai.
Solusi : mensinkronkan antara sistem, pembuat hukum dan pelaksana penegakan hukum
agar hukum dapat berjalan dengan baik. Dan bagi para koruptor harus ada hukuman yang
memiskinkan koruptor, sehingga ada efek jera bagi para koruptor.
3. Ada Intervensi dari Penguasa
Maksudnya yaitu adanya keikutsertaan pihak ketiga dalam hal ini adalah
penguasa dalam suatu proses perkara hukum, dengan alasan adanya kepentingannya yang
terganggu.
Solusi : harus adanya sanksi hukum yang tegas, dalam proses penyelesaian perkara
hukum harus diselidiki pihak-pihak yang bersangkutan dengan sejelas-jelasnya agar
perkara hukum dapat diselesaikan dengan adil.
4. Masyarakat Belum Sadar Hukum
Dalam hal ini kesadaran akan pentingnya hukum bagi masyarakat sangat penting
dalam proses penyelenggaraan hukum agar dapat berjalan dengan semestinya. Namun
kondisi sekarang ini, masyarakat Indonesia masih banyak yang belum sadar hukum yang
menyebabkan banyak pelanggaran hukum yang terjadi.
Solusi : pemerintah sebagai fasilitasator memberikan atau memfasilitasi masyarakat
dengan memberikan pendidikan/penyuluhan/sosialisasi akan pentingnya penegakan
hukum yang sebaik-baiknya.
5. Masyarakat Sudah Tahu Hukum tapi Tetap Melanggar
Tidak dapat dipungkiri bahwa ada bahkan banyak masyarakat Indonesia yang
sudah tahu akan hukum tapi mereka tetap melanggar hukum. Hal ini yang menyebabkan
peraturan-peraturan hukum seakan tidak berarti.
Solusi : jangan memberikan peluang sekecil apapun kepada masyarakat untuk melakukan
pelanggaran, yaitu dengan mempertegas penegakan hukum dan penegak hukum tidak
boleh lengah.
6. Ketimpangan antarpasal
Ketimpangan antarpasal ini yang menyebakan tidak saling mendukungnya
pasal/peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lainnya, padahal seharusnya
ada keterkaitan pada tujuan yang sama antarpasal tersebut.
Solusi : Dilakukannya amandemen untuk menyempurnakan peraturan perundang-
undangan dengan sejelas-jelasnya..