Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2018

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 mulai berlaku sejak bulan Juli

2018, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2018 merupakan kebijakan yang mengatur mengenai Pajak Penghasilan atas

penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh dari wajib pajak yang

memiliki peredaran bruto tidak melebihi 4.8 miliar dalam 1 tahun pajak. Pajak

terutang yang harus dibayarkan adalah 0,5% dari peredaran bruto dan dengan

Batasan waktu tertentu. Batasan waktu yang ditentukan yaitu 7 (tujuh) tahun bagi

wajib pajak orang pribadi, 4 (empat) tahun bagi wajib pajak badan selain

berbentuk Perseroan Terbatas, 3 (tiga) tahun bagi wajib pajak yang berbentuk

Perseroan Terbatas dan setelah batas waktu berakhir wajib pajak harus

menggunakan tarif sesuai PPh pasal 17 dengan tujuan mendorong masyarakat

untuk berperan serta dalam kegiatan ekonomi formal serta lebih memberikan

keadilan kepada Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu yang telah

mampu melakukan pembukuan.

4.2 PPh Pasal 17

Dikutip dari (Mardiasmo, 2016:179) Pajak penghasilan (bagi Wajib Pajak dalam

negeri dan Bentuk Usaha Tetap) setahun dihitung dengan cara mengalihkan
penghasilan kena pajak dengan tarif pajak sebagaimana diatur dalam UU PPh

pasal 17, yaitu :

1. Wajib pajak badan usaha yang memiliki pendapatan bruto sampai dengan Rp.

4.800.000.000 pertahun maka PPh terutang : (50% x 25%) x penghasilan kena

pajak

2. Wajib pajak badan usaha yang memiliki pendapatan bruto antara

Rp.4.800.000.000 sampai dengan Rp. 50.000.000.000 pertahun maka PPh

terutang : (12,5% x PPh yang mendapatkan fasilitas) + (25% x PPh yang tidak

mendapatkan fasilitas)

3. Wajib pajak badan usaha yang memiliki pendapatan bruto lebih dari

Rp.50.000.000.000 pertahun, maka PPh terutang : 25% x Penghasilan kena pajak

4.3 Penghitungan Pajak Terhutang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

23 Tahun 2018 dan PPh Pasal 17.

4.3.1 Laporan Laba Rugi dan Laporan Koreksi Fiskal pada CV.SKK

CV. SKK merupakan wajib pajak badan jenis perdagangan/retail yang ada di

daerah semarang berdiri sejak tahun 2001.

4.3.1.1 Laporan intisari laba rugi tahun 2017 CV. SKK

Berikut adalah laporan intisari laba rugi tahun 2017 dari CV. SKK :
Tabel 1. Laporan Intisari Laba Rugi Tahun 2017 CV. SKK

Intisari Laba Rugi 2017


CV. SKK
INTISARI RUGI LABA
I. Pendapatan
1. Pendapatan Usaha Rp 1.765.508.475,00
Total Pendapatan 1.765.508.475 Rp 1.765.508.475,00
II. HPP
1. Pembelian Rp 1.235.855.933,00
Total HPP 1.235.855.933 (Rp 1.235.855.933,00)
Laba Bruto Rp 529.652.543,00

III. Biaya Operasional


1. Gaji, Lembur, THR,
Jamsostek&Honorer Rp 36.000.000,00
2. Biaya Transportasi Rp 8.827.000,00
3. Biaya Penyusustan dan Amotisasi Rp 11.250.000,00
4.. Biaya Lainnya : Rp 194.205.932,00
Total Biaya 250.282.932 (Rp 250.282.932,00)
Laba (Rugi) Bersih Sebelum Pajak Rp 279.369.610,00
PPH Final (Rp 17.655.085,00)
Laba (Rugi) Bersih Setelah Pajak Rp 261.714.526,00
(sumber data : Adiyanto Consultant Management)

Laporan laba rugi CV. SKK menunjukan bahwa CV. SKK memiliki pendapatan

senilai Rp. 1.765.508.475,00 dengan HPP senilai Rp. 1.235.855.933,00 sehingga

menghasilkan laba bruto senilai Rp. 529.652.543,00 dan dikurangi dengan total

biaya senilai Rp. 250.282.932,00 dan PPh final senilai Rp. 17.655.085,00

menghasilkan laba bersih setelah pajak komersial senilai Rp. 261.714.526,00.


4.3.1.2 Laporan Koreksi Fiskal CV. SKK Tahun 2017
Berikut adalah laporan hasil koreksi fiskal CV. SKK pada tahun 2017 :
Tabel 2. Laporan Koreksi Fiskal CV. SKK Tahun 2017

Koreksi Fiskal
Periode Januari s/d Desember 2017
CV. SKK
Laba (Rugi) Komersial Rp 261.714.526,00
Koreksi Positif
1. Beban PPH Final Rp 17.655.085,00
Total Koreksi Positif Rp 17.655.085,00
PENGHASILAN KENA PAJAK (RUGI) Rp 279.369.610,00
(sumber data : Adiyanto Consultant Management)

Pada koreksi fiskal CV.SKK menunjukan bahwa beban PPh final senilai

Rp. 17.655.085 menjadi koreksi positif karena termasuk pada biaya-biaya

yang dikeluarkan oleh perusahaan yang tidak boleh dikurangkan pada

penghasilan kena pajak (Beda Tetap) sehingga menambah laba kena pajak

menjadi Rp. 279.369.611.

4.3.1.3 Perbandingan Perhitungan Pajak Terhutang CV. SKK


Berikut adalah perhitungan pajak terhutang CV. SKK berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 dan PPh Pasal 17 :

Tabel 3. Perbandingan Perhitungan Pajak Terhutang CV. SKK

PP NO 23 Tahun 2018 PPh Pasal 17


Pendapatan : Rp 1.765.508.475,00 Penghasilan kena pajak : Rp 279.369.610,00
Tarif 0,5% Tarif 12,5%
Penghitungan : Penghitungan :
Rp 1.765.508.475,00 x 0,5% Rp 279.369.610,00 x 12,5%
Rp 8.827.542,00 Rp 34.921.201,38
Diketahui bahwa pendapatan CV.SKK tahun 2017 senilai Rp.

1.765.508.475 dan laba kena pajak senilai Rp 279.369.610,00, sehingga

pajak yang dibayar tahun 2019 berdasarkan stelsel anggapan senilai

Rp.8.827.547 menggunakan Peraturan Pemerintah nomor 23 Tahun 2018

dan senilai Rp.34.921.201 jika CV.SKK menggunakan tarif sesuai PPh

pasal 17.

4.3.2 Laporan Laba Rugi dan Laporan Koreksi Fiskal pada CV.PRN

CV. PRN merupakan wajib pajak badan jenis perdagangan/retail yang ada di

daerah Tegal berdiri sejak tahun 2003. Berikut laporan laba rugi dan koreksi

fiskal CV. PRN tahun 2017.

4.3.2.1 Laporan Intisari Laba Rugi CV. PRN Tahun 2017

Berikut adalah laporan intisari laba rugi CV. PRN Tahun 2017 :
Tabel 4. Laporan Intisari Laba Rugi CV. PRN Tahun 2017

Intisari Rugi Laba 2017


CV. PRN

Intisari rugi laba


I. Pendapatan
1. Penjualan toko Rp 3.853.399.692,00
Total pendapatan Rp 3.853.399.692,00
II. HPP
1. Persediaan awal Rp 298.641.856,00
2. Pembelian Rp 1.667.622.213,00
3. Persediaan akhir (Rp 387.526.667,00)
Total hpp (Rp 1.578.737.402,00)
Laba bruto Rp 2.274.662.290,00

III. Biaya operasional


1. Gaji, lembur, thr, jamsostek&honorer Rp 58.000.000,00
2. Biaya transportasi Rp 305.000,00
3. Biaya penyusutan dan amortisasi Rp 89.063.048,00
4. Biaya sewa -
5. Biaya bunga pinjaman Rp 33.688.221,00
6. Biaya sehubungan dengan jasa Rp 384.433.603,00
7. Biaya royalty Rp 221.017.381,00
8. Biaya direksi Rp 174.000.000,00
9. Biaya lainnya : Rp 399.432.730,00
Total biaya (Rp 1.359.939.983,00)

Laba (rugi) bersih Rp 914.722.304,00


(sumber data : Adiyanto Consultant Management)

Laporan laba rugi CV. PRN menunjukan bahwa CV. PRN memiliki

pendapatan senilai Rp. 3.853.399.692,00 dengan total HPP senilai Rp.

1.578.737.402,00 sehingga menghasilkan laba bruto senilai


Rp.2.274.662.290,00 dan dikurangi dengan total biaya senilai

Rp.1.359.939.983,00 sehingga laba bersih senilai Rp.914.722.307,00.

4.3.2.2 Laporan koreksi fiskal CV. PRN Tahun 2017

Berikut adalah hasil laporan koreksi fiskal CV. PRN tahun 2017 :

Tabel 5. Laporan Koreksi Fiskal CV. PRN Tahun 2017

Koreksi Fiskal
Periode Januari s/d Desember 2017
CV. PRN

Laba (rugi) komersial Rp 914.722.307,00


Koreksi positif
1. Beban sumbangan dan representatif Rp 552.000,00
2. Beban keperluan dapur dan rumah tangga Rp 3.065.290,00
3. Beban pph final Rp 108.000,00
4. Beban pph 23 Rp 26.005,00
Total koreksi positif Rp 3.751.295,00
Penyusutan dan amortisasi
1. Penyusutan komersial Rp 18.090.868,00
2. Penyusutan fiskal (Rp 8.572.892,00)
Total penyusutan Rp 9.517.976,00
1. Amortisasi komersial Rp 70.972.180,00
2. Amortisasi fiskal (Rp 29.375.200,00)
Total amortisasi Rp 41.596.980,00
Penghasilan kena pajak (rugi) Rp 969.588.558,00
(sumber data : Adiyanto Consultant Management)
Pada koreksi fiskal CV.PRN menunjukan bahwa :

1. Beban sumbangan dan representatif senilai Rp. 552.000 karena

memberikan sumbangan kepada panti asuhan.


2. Beban keperluan dapur dan rumah tangga senilai Rp.3.065.290 karena

termasuk pada biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan yang tidak

boleh dikurangkan pada penghasilan kena pajak (Beda Tetap).

3. Beban pph final senilai Rp. 108.000 karena termasuk pada biaya-biaya

yang dikeluarkan perusahaan yang tidak boleh dikurangkan pada

penghasilan kena pajak (Beda Tetap).

4. Beban pph 23 senilai Rp. 26.005 karena termasuk pada biaya-biaya

yang dikeluarkan perusahaan yang tidak boleh dikurangkan pada

penghasilan kena pajak (Beda Tetap).

5. penyusutan senilai Rp. 9.517.976 dan amortisasi senilai Rp.41.596.980

merupakan perbedaan pembebanan suatu biaya dimana jangka waktu

pembebanan antara akuntansi dan pajak berbeda (Beda Waktu).

4.3.2.3 Perbandingan Penghitungan pajak terhutang CV. PRN

Berikut adalah hasil dari perhitungan pajak terhutang CV. PRN

berdasarkan Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2018 dan PPH Pasal 17 :

Tabel 6. Perbandingan Penghitungan Pajak Terhutang CV. PRN

PP NO 23 Tahun 2018 PPh Pasal 17


Pendapatan : Rp 3.853.399.692,00 penghasilan kena pajak : Rp 969.588.558,00
Tarif 0,5% Tarif 12,5%
Penghitungan : Penghitungan :
Rp 3.853.399.692,00 x 0,5% Rp 969.588.558,00 x 12,5%
Rp 19.266.998,00 Rp 121.198.570,00
Diketahui bahwa pendapatan CV.PRN tahun 2017 senilai Rp.

3.853.399.692,00 dan penghasilan kena pajak senilai Rp 969.588.558,00

sehingga pajak yang dibayar tahun 2019 berdasarkan stelsel anggapan

senilai Rp. 19.266.998,00 menggunakan Peraturan Pemerintah nomor 23

Tahun 2018 dan senilai Rp.121.198.570,00 jika CV.PRN menggunakan

tarif sesuai PPh pasal 17.

4.3.3 Laporan Laba Rugi dan Laporan Koreksi Fiskal pada CV. JBM

CV. JBM merupakan wajib pajak badan jenis manufaktur yang ada di daerah

semarang berdiri sejak tahun 2000. Berikut laporan laba rugi dan koreksi fiskal

CV.JBM tahun 2017.

4.3.3.1 Laporan intisari laba rugi tahun 2017 CV. JBM

Berikut adalah hasil laporan intisari laba rugi tahun 2017 CV. JBM :
Tabel 7. Laporan Intisari Laba Rugi Tahun 2017 CV. JBM

Laporan Laba Rugi


Per 31 Desember 2017
CV. JBM
I. Penjualan bersih
Penjualan lokal Rp 2.071.610.900,00
Diskon penjualan ( Rp 946.323,00 )
Retur penjualan ( Rp 662.426,00 )
Penjualan Rp 2.070.002.151,00
II. Harga pokok penjualan
1. Pemakaian bahan :
Persed awal bahan baku Rp 108.060.000,00
Pembelian local Rp 780.315.900,00
Pengangkutan Rp 56.789.000,00
Persed akhir bahan baku ( Rp 91.256.800,00 )
Rp 853.908.100,00
2. Tenaga kerja langsung Rp 60.700.000,00
3. Overhead pabrik :
Penyusutan Rp 45.747.000,00
Tenaga kerja tdk lsg Rp 26.080.000,00
Listri, air & limbah Rp 107.098.000,00
Ovehead pabrik lain Rp 22.456.700,00
Rp 201.381.700,00
Harga pokok produksi Rp 1.115.989.800,00
Persed awal brg dlm proses Rp 120.879.800,00
Persed akhir brg dlm proses ( Rp 115.678.000,00 )
Barang tersedia dijual Rp 1.121.191.600,00
Persed awal brg jadi Rp 135.679.000,00
Persed akhir brg jadi ( Rp 102.350.000,00 )
Harga pokok penjualan (Rp 1.154.520.600,00)
Laba bruto Rp 915.481.551,00
III. Biaya usaha
By adm & lain2 Rp 10.367.800,00
Asuransi Rp 16.790.000,00
Bunga Rp 5.087.900,00
Entertainment Rp 37.587.000,00
Tabel 7. Laporan Intisari Laba Rugi Tahun 2017 CV. JBM (Lanjutan)

Gaji & bonus Rp 108.760.000,00


Jasa & konsultan Rp 14.578.000,00
Kesejahteraan pegawai Rp 66.745.000,00
Pajak & materai Rp 17.890.000,00
Pemeliharaan & keamanan Rp 9.990.000,00
Penghapusan piutang Rp 11.240.000,00
Penyusutan Rp 30.498.000,00
Perjalanan dinas Rp 37.856.000,00
Perlengkapan & atk Rp 7.680.000,00
Pesangon Rp 11.567.800,00
Promosi & pemasaran Rp 80.689.000,00
Riset & pengembangan Rp 35.765.400,00
Royalti Rp 13.675.800,00
Sewa Rp 16.570.000,00
Telefon, listrik & air Rp 23.580.000,00
Jumlah biaya umum dan
administrasi (Rp 556.917.700,00)
Laba bersih usaha Rp 358.563.851,00
(sumber data : Adiyanto Consultant Management)

Laporan laba rugi CV. JBM menunjukan bahwa CV. JBM memiliki

pendapatan senilai Rp. 2.070.002.151,00. Pemakaian bahan senilai Rp.

853.908.100,00, tenaga kerja langsung senilai Rp.60.700.000,00, overhead

pabrik senilai Rp.201.381.700,00 sehingga menghasilkan harga pokok

produksi senilai Rp.1.115.989.800,00. Harga pokok produksi senilai

Rp.1.115.989.800,00 akan ditambah dengan Persediaan awal barang dlm

proses senilai Rp. 120.879.800,00 dan dikurangi persediaan akhir dalam

proses senilai Rp.115.678.000,00 menjadi barang tersedia dijual senilai Rp.

1.121.191.600,00. Barang tersedia dijual senilai Rp. 1.121.191.600,00 akan


ditambah dengan persediaan awal barang jadi senilai Rp. 135.679.000,00

dan dikurangi persediaan akhir barang jadi senilai Rp. 102.350.000,00

menghasilkan Harga Pokok Penjualan senilai Rp. 1.154.520.600,00

sehingga laba bruto yang dihasilkan senilai Rp. 915.481.551,00

(pendapatan - harga pokok penjualan). dikurangi biaya usaha senilai Rp.

Rp 556.917.700,00 menghasilkan laba bersih usaha senilai Rp

358.563.851,00.

4.3.3.2 Laporan koreksi fiskal CV. JBM Tahun 2017

Berikut adalah hasil laporan koreksi fiskal CV. JBM pada tahun 2017 :
Tabel 8. Laporan Koreksi Fiskal Tahun 2017 CV. JBM

Koreksi fiskal
Periode Januari s/d Desember 2017
CV. JBM
Koreksi Positif Koreksi Negatif
Laba (rugi) komersial Rp 358.563.851,00
Diskon penjualan Rp 200.000,00 - Rp 200.000,00
Penyusutan Rp 5.022.000,00 - Rp 5.022.000,00
Bunga Rp 134.103,00 (Rp 134.103,00)
Entertainment Rp 37.587.000,00 - Rp 37.587.000,00
Gaji & bonus Rp 8.700.800,00 - Rp 8.700.800,00
Kesejahteraan pegawai Rp 16.686.300,00 - Rp 16.686.300,00
Pajak & materai Rp 17.890.000,00 - Rp 17.890.000,00
Pemeliharaan & keamanan Rp 2.736.200,00 - Rp 2.736.200,00
Perjalanan dinas Rp 1.892.800,00 - Rp 1.892.800,00
Penghapusan piutang Rp 11.240.000,00 Rp 11.240.000,00
Promosi & pemasaran Rp 6.811.900,00 - Rp 6.811.900,00
Penghasilan kena pajak
Rp 467.196.748,00
(rugi)
(sumber data : Adiyanto Consultant Management)
Pada koreksi positif CV.JBM terdiri dari:

1. Diskon penjualan senilai Rp 200.000,00 karena diskon tidak tercatat

dalam faktur.

2. Penyusutan Rp.5.022.000,00 karena adanya perbedaan pembebanan

suatu biaya dimana jangka waktu pembebanannya berbeda antara

akuntansi dan pajak (beda waktu).

3. Entertainment Rp 37.587.000,00 karena merupakan biaya-biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan yang tidak boleh dikurangkan pada

penghasilan kena pajak (beda tetap).

4. Gaji&bonus Rp.8.700.800,00 karena dalam bentuk natura/kenikmatan.

5. Kesejahteraan pegawai Rp.16.686.300,00 dalam bentuk sewa kos

untuk pegawai.

6. Pajak & materai Rp 17.890.000,00 berupa beban-beban dan

administrasi pajak yang tidak dapat dikurangkan pada penghasilan kena

pajak (beda tetap).

7. Pemeliharaan&keamanan Rp.2.736.200,00 berupa ongkos parkir dan

keamanan untuk warga sekitar tempat usaha.

8. Perjalanan dinas Rp.1.892.800,00 merupakan perjalanan keluarga

pemilik usaha.
9. Penghapusan piutang Rp 11.240.000,00 karena merupakan biaya-

biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang tidak boleh dikurangkan

pada penghasilan kena pajak (beda tetap).

10. Promosi & pemasaran Rp.6.811.900,00 karena promosi dalam bentuk

pembagian sampel produk.

Pada koreksi negatif CV.JBM terdiri dari:

1. Bunga senilai Rp 134.103,00 karena adanya perbedaan pembebanan

suatu biaya dimana jangka waktu pembebanannya akuntansi dan pajak

berbeda (beda waktu).

4.3.3.3 Perbandingan Penghitungan Pajak Terhutang CV. JBM

Berikut adalah hasil dari perhitungan pajak terhutang CV. JBM


berdasarkan PP NO 23 Tahun 2018 dan PPH Pasal 17 :

Tabel 9. Penghitungan pajak terhutang CV. JBM

PP NO 23 Tahun 2018 PPh Pasal 17


Pendapatan : Rp 2.070.002.151,00 penghasilan kena pajak : Rp 467.196.748,00
Tarif 0,5% Tarif 12,5%
Penghitungan : Penghitungan :

= Rp 2.070.002.151,00 x 0,5% = Rp 467.196.748,00 x 12,5%

= Rp 10.350.011,00 = Rp 58.399.593,00
Diketahui bahwa pendapatan CV.JBM tahun 2017 senilai Rp.

2.070.002.151 dan penghasilan kena pajak senilai Rp 467.196.748,00

sehingga pajak yang dibayar tahun 2019 berdasarkan stelsel anggapan

senilai Rp. 10.350.011,00 menggunakan Peraturan Pemerintah nomor 23

Tahun 2018 dan senilai Rp 58.399.593,00 jika CV.JBM menggunakan tarif

PPh pasal 17.

4.3.4 Laporan Laba Rugi dan Laporan Koreksi Fiskal pada PT.AKB

PT. AKB merupakan wajib pajak badan jenis manufaktur yang ada di daerah

semarang berdiri sejak tahun 2005. Berikut laporan laba rugi dan koreksi fiskal

PT.AKB tahun 2017.

4.3.4.1 Laporan Intisari Laba Rugi Tahun 2017 PT. AKB

Berikut adalah hasil laporan intisari laba rugi tahun 2017 PT. AKB :
Tabel 10. Laporan Intisari Laba Rugi Tahun 2017 PT. AKB

Perhitungan Laba Rugi


Per 31 Desember 2017
PT. AKB
I. Penjualan Bersih
Penjualan local Rp 3.897.650.000,00
Penjualan Rp 3.897.650.000,00
II. Harga Pokok Penjualan
1. Pemakaian bahan :
Persediaan awal bahan baku Rp 111.060.000,00
Tabel 10. Laporan Intisari Laba Rugi Tahun 2017 PT. AKB (Lanjutan)

Pembelian local Rp 725.567.000,00


Pengangkutan Rp 12.789.000,00
Persediaan akhir bahan baku (Rp 100.256.800,00)
Rp 749.159.200,00
2. Tenaga kerja langsung Rp 53.700.000,00
3. Overhead pabrik :
Penyusutan Rp 33.547.000,00
Tenaga kerja tdk lsg Rp 11.080.000,00
Listri, air & limbah Rp 56.098.000,00
Ovehead pabrik lain Rp 22.456.700,00
Rp 123.181.700,00
Harga pokok produksi Rp 926.040.900,00
Persediaan awal barang dalam proses Rp 110.879.800,00
Persediaan akhir barang dalam proses (Rp 115.678.000,00)
Barang tersedia dijual Rp 921.242.700,00
Persediaan awal barang jadi Rp 133.559.000,00
Persediaan akhir barang jadi (Rp 111.390.000,00)
Harga pokok penjualan (Rp 943.411.700,00 )
Laba bruto Rp 2.954.238.300,00
III. Biaya usaha
By adm & lain2 Rp 20.768.000,00
Asuransi Rp 15.784.500,00
Bunga Rp 45.900.000,00
Entertainment Rp 33.690.000,00
Gaji & bonus Rp 800.765.000,00
Jasa & konsultan Rp 14.578.000,00
Kesejahteraan pegawai Rp 45.000.000,00
Pajak & materai Rp 17.890.000,00
Pemeliharaan & keamanan Rp 10.890.000,00
Penyusutan Rp 59.050.000,00
Perlengkapan & atk Rp 12.900.000,00
Promosi & pemasaran Rp 90.000.000,00
Telefon, listrik & air Rp 55.700.000,00
Jumlah biaya umum dan administrasi Rp 1.222.915.500,00
Laba bersih Rp 1.731.322.800,00
(sumber data : Adiyanto Consultant Management)
Laporan laba rugi CV. AKB menunjukan bahwa CV. AKB memiliki

pendapatan senilai Rp. 3.897.650.000. Pemakaian bahan senilai Rp.

749.159.200, tenaga kerja langsung senilai Rp. 53.700.000, overhead

pabrik senilai Rp. 123.181.700 sehingga menghasilkan harga pokok

produksi senilai Rp. 926.040.900 . Harga pokok produksi senilai Rp.

926.040.900 akan ditambah dengan Persediaan awal barang dalam proses

senilai Rp. 110.879.800 dan dikurangi persediaan akhir dalam proses

senilai Rp.115.678.000 menjadi barang tersedia dijual senilai Rp.

921.242.700. Barang tersedia dijual senilai Rp. 921.242.700 akan

ditambah dengan persediaan awal barang jadi senilai Rp. 133.559.000 dan

dikurangi persediaan akhir barang jadi senilai Rp. 111.390.000

menghasilkan Harga Pokok Penjualan senilai Rp. 943.411.700 sehingga

laba bruto yang dihasilkan senilai Rp. 2.954.238.300 (pendapatan - harga

pokok penjualan) dikurangi biaya usaha senilai Rp 1.222.915.500,00

sehingga menghasilkan laba bersih komersial senilai Rp Rp

1.731.322.800,00.

4.3.4.2 Laporan Koreksi Fiskal PT. AKB Tahun 2017


Berikut adalah hasil laporan koreksi fiskal PT.AKB pada tahun 2017 :
Tabel 11. Laporan Koreksi Fiskal Tahun 2017 CV. JBM
Koreksi Fiskal
Periode Januari s/d Desember 2017
PT. AKB
Koreksi Positif Koreksi Negatif
Laba (rugi) komersial Rp 1.731.322.800,00
Penyusutan Rp 6.500.000,00 - Rp 6.500.000,00
Bunga Rp 224.103,00 (Rp 224.103,00)
Entertainment Rp 33.690.000,00 - Rp 33.690.000,00
Kesejahteraan pegawai Rp 16.686.300,00 - Rp 16.686.300,00
Pajak & materai Rp 17.890.000,00 - Rp 17.890.000,00
Penghasilan kena pajak Rp 1.805.864.997,00
(sumber data : Adiyanto Consultant Management)

Pada koreksi positif PT.AKB menunjukan bahwa :

1. Penyusutan Rp 6.500.000,00 karena adanya perbedaan pembebanan

suatu biaya dimana jangka waktu pembebanannya berbeda antara

akuntansi dan pajak. (beda waktu).

2. Entertainment Rp 33.690.000,00 berupa beban-beban dan administrasi

pajak yang tidak dapat dikurangkan pada penghasilan kena pajak (beda

tetap)

3. Kesejahteraan pegawai Rp 16.686.300,00 karena dalam bentuk

natura/kenikmatan.

4. Pajak & materai Rp 17.890.000,00 berupa beban-beban dan

administrasi pajak yang tidak dapat dikurangkan pada penghasilan kena

pajak (beda tetap).


Pada koreksi negatif PT.AKB menunjukan bahwa :

1. Bunga Rp 224.103,00 karena adanya perbedaan pembebanan suatu

biaya dimana jangka waktu pembebanannya berbeda (beda waktu).

4.3.4.3 Perbandingan Penghitungan pajak terhutang PT.AKB

Berikut adalah hasil dari perhitungan pajak terhutang PT. AKB

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 dan PPH

Pasal17 :

Tabel 12. Perbandingan Penghitungan pajak terhutang PT.AKB

PP NO 23 Tahun 2018 PPh Pasal 17


Pendapatan : Rp 3.897.650.000,00 Penghasilan kena pajak : Rp 1.805.864.997,00
Tarif 0,5% Tarif 12,5%
Penghitungan : Penghitungan :

= Rp 3.897.650.000,00 x 0,5% = Rp 1.805.864.997,00 x 12,5%

= Rp 19.488.250,00 = Rp 225.733.125,00

Diketahui bahwa pendapatan PT.AKB tahun 2017 senilai

Rp.3.897.650.000 dan penghasilan kena pajak senilai Rp 1.805.864.997,00

sehingga pajak yang dibayar tahun 2019 berdasarkan stelsel anggapan

senilai Rp. 19.488.250 menggunakan Peraturan Pemerintah nomor 23

Tahun 2018 dan senilai Rp 225.733.125,00 jika PT.AKB menggunakan

tarif sesuai PPh pasal 17.


4.4 Perbandingan Pajak yang Terhutang dalam Penggunaan Peraturan

Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 dan PPh Pasal 17

Dari penghitungan pajak terhutang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23

Tahun 2018 dan PPh Pasal 17 dari 2 perusahaan retail dan 2 perusahaan

manufaktur maka didapatkah data sebagai berikut :

Tabel 13. Hasil observasi

Nama Usaha CV. SKK CV. PRN CV. JBM PT. AKB
Jenis Usaha Retail Retail Manufaktur Manufaktur
Pendapatan/Tahun Rp 1.765.508.475,00 Rp 3.853.399.692,00 Rp 2.070.002.151,00 Rp 3.897.650.000,00
Laba Fiskal Rp 279.369.611,00 Rp 969.588.558,00 Rp 467.196.748,00 Rp 1.805.864.997,00
PP no 23 tahun
Rp 8.827.542,00 Rp 19.266.998,00 Rp 10.350.011,00 Rp 19.488.250,00
2018
PPh Pasal 17 Rp 34.921.201,00 Rp 121.198.570,00 Rp 58.399.593,00 Rp 225.733.125,00
Selisih Rp 26.093.659,00 Rp. 101.931.572,00 Rp. 48.049.582,00 Rp. 206.244.875,00
Rp 26.093.659,00 : Rp. 101.931.572,00 : Rp. 48.049.582,00: Rp. 206.244.875,00 :
Presentase Rp.8.827.542,00 Rp.19.266.998,00 Rp.10.350.011,00 Rp.19.488.250,00
perbandingan x100 = x100 = x100 = x100 =
295,6% 529% 464% 1058%

1. CV. SKK terutang pajak tahun 2019 senilai Rp. 8.827.542 (stelsel anggapan)

sedangkan jika CV. SKK menggunakan tarif sesuai PPh Pasal 17 maka

terutang pajak 295,6% lebih tinggi yaitu senilai Rp. 34.921.201 .

2. CV. PRN terutang pajak tahun 2019 senilai Rp. 19.266.998 (stelsel anggapan)

sedangkan jika CV. PRN menggunakan tarif sesuai PPh Pasal 17 maka

terutang pajak 529% lebih tinggi yaitu senilai Rp 121.198.570,00.


3. CV. JBM terutang pajak tahun 2019 senilai Rp. 10.350.011 (stelsel anggapan)

sedangkan jika CV. JBM menggunakan tarif sesuai PPh Pasal 17 maka

terutang pajak 464% lebih tinggi yaitu senilai Rp 58.399.593,00.

4. PT.AKB terutang pajak tahun 2019 senilai Rp. 19.488.250 (stelsel anggapan)

sedangkan jika PT.AKB menggunakan tarif pajak sesuai PPh Pasal 17 maka

terutang pajak 1058% lebih tinggi yaitu senilai Rp 225.733.125,00.

Dari data observasi yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa jenis usaha

retail maupun manufaktur akan terutang pajak lebih tinggi ketika beralih pada

tarif PPh pasal 17.

4.5 Strategi UMKM dalam menyikapi Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun

2018

Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 dengan tujuan

mendorong masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan ekonomi formal serta

lebih memberikan keadilan kepada Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto

tertentu yang telah mampu melakukan pembukuan maka strategi yang bisa

dilakukan bagi UMKM adalah :

1. Dengan tujuan mendorong masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan

ekonomi formal maka pelaku UMKM dapat meningkatkan dan

mengembangkan usahanya sehingga pendapatan yang dihasilkan meningkat

serta sekaligus dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.


2. Dengan tujuan lebih memberikan keadilan kepada Wajib Pajak yang memiliki

peredaran bruto tertentu yang telah mampu melakukan pembukuan maka

UMKM dapat melaksanakan pembukuannya dengan sebaik mungkin

sehingga tidak banyak biaya yang dikoreksi fiskal. Pahami strategi

perpajakan dalam pos biaya agar biaya tersebut dapat diakui menjadi

pengurang laba dan tidak dikoreksi fiskal positif. Dari data laporan laba rugi

CV. SKK, CV. PRN, CV. JBM dan PT. AKB dapat disimpulkan bahwa

banyak biaya yang harus dikoreksi fiskal positif sehingga menambah laba

kena pajak, padahal ketika strategi-strategi dalam perpajakan dipergunakan

dalam laporan tersebut maka akan mengurangi koreksi positif pada laporan

koreksi fiskal perusahaan. Pos biaya yang dikoreksi fiskal positif dan strategi

yang bisa dilakukan sebagai berikut :

Tabel 14. Strategi dalam koreksi fiskal pada pos biaya


Koreksi fiskal Strategi
Diskon penjualan yang tidak tercatat
Diskon penjualan dalam faktur karena diskon dalam
bentuk piutang yang dibayar kurang
dari waktu jatuh tempo maka diskon
bisa dicatat difaktur pembelian
berikutnya.
Memberikan kesejahteraan pegawai
Kesejahteraan pegawai dalam dalam bentuk tunjangan bukan dalam
bentuk natura bentuk natura/kenikmatan.
Promosi dan pemasaran dalam bentuk
memasangan iklan di tempat-tempat
yang diinginkan serta hindari promosi
Promosi & pemasaran dan pemasaran dalam bentuk
membagikan contoh produk.
Sumbangan yang diperbolehkan
menjadi beban menurut pasal 6 ayat 1
UU PPh antar lain :
a. Sumbangan dalam rangka
penelitian dan pengembangan
Beban sumbangan dan b. Sumbangan dalam rangka
representative penanggulangan bencana
nasional
c. Biaya pembangunan
infrastruktur sosial
d. Sumbangan fasilitas
pendidikan
e. Sumbangan dalam rangka
pembinaan olahraga
(sumber: ortax)

Anda mungkin juga menyukai