Kelompok 3
Risiko Likuidibilitas
Disusun oleh :
1. Yusandi Ferdiansyah Aditama
2. Sallima Shofwan Fadila
3. Fany Rahma Auliya
Kelas MA 21 CB 01
Universitas Pelita Bangsa
RISIKO LIKUIDITAS
a. Bank harus melakukan identifikasi dan analisis secara cermat produkdan transaksi
perbankan serta aktivitas fungsional yangmengandung risiko likuiditas.
b. Bank harus melakukan analisis mengenai kemungkinan dampak penerapan berbagai
skenario yang berbeda atas posisi likuiditas karena kondisi likuiditas Bank tergantung pada
pola cash flow dalamberbagai kondisi.
c. Bank dapat menerapkan berbagai skenario yang digunakan untuk menilai:
- Arus kas dan posisi likuiditas Bank dalam keadaan normal.
- Skenario Bank individual pada saat krisis, yang antara lain dicerminkan
bahwa sebagian besar kewajiban Bank tidak dapat diperpanjang.
- Skenario sistem perbankan pada saat krisis, yang antara lain dicerminkan
bahwa kondisi sebagian besar atau seluruh sistem perbankan menghadapi
masalah likuiditas.
d. Dalam menerapkan skenario tersebut, Bank harus membuat asumsi mengenai
kebutuhan likuiditas di masa mendatang, baik jangka pendek maupun jangka panjang
serta kemampuan Bank untukmemperoleh likuiditas di pasar uang
Melakukan analisa dan proyeksi terhadap arus kas, sehingga kemudian akan
menghasilkan `liquidity gap` yang terjadi antara ketidaksesuaian antara inflow dan
outflow di masa depan. Dengan melakukan analisa ini, maka perusahaan akan dapat
mengetahui kebutuhan likuiditas yang berpotensi terjadi di masa depan.
Diversifikasi Pendanaan
Pendanaan tidak hanya dari satu sumber saja, melainkan diversifikasi ke
sumber-sumber pendanaan lainnya. Jadi, ketika satu sumber mengalami kekeringan
likuiditas, masih ada sumber lainnya.
Liquidity Policy
- Implementasikan kebijakan likuiditas yang mengidentifikasi metode, proses dan
tanggung jawab.
- Analisa kondisi likuiditas Anda.
- Diversifikasi pendanaan.
- Lakukan pelaporan likuiditas secara rutin.
- Pertimbangkan rencana untuk contingency fund.
- Pastikan sistem pelaporan Anda akurat, informative, komprehensif dan realistis
Likuiditas
Masalah Likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.
Jumlah alat - alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan
pada saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang
bersangkutan.
Solvabilitas
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-
peruasahaan membayar semua kewajiban fianansial jangka pendek pada saat jatuh tempo
dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuidiatas tidak hanya berkenaan dengan
keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya
mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.
Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan
dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya yang
segera harus dipenuhi. Suatu perusahaan yang mempunyai alat-alat likuid sedemikian
besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban financialnya yang segera harus
terpenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid, dan sebaliknya apabila suatu
perusahaan tidak mempunyai alat-alat likuid yang cukup untuk memenuhi segala kewajiban
financialnya yang segera harus terpenuhi dikatakan perusahaan tersebut insolvable.
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi
tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio
likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki
hubungan dengan harga saham perusahaan.
Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi
hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban lancar tahun yang
bersangkutan.
Cash Ratio dapat dihitung dengan formula:
Rasio keuangan
Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan
keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan
dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau
buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu period eke periode
berikutnya.
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan
laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah
perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio
keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan
kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17)
Suatu rasio tidak memiliki arti dalam dirinya sendiri, melainkan harus diperbandingkan
dengan rasio yang lain agar rasio tersebut menjadi lebih sempurna dan untuk melakukan
analisis ini dapat dengan cara membandingkan prestasi suatu periode dengan periode
sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selam periode tertentu, selain itu
dapat pula dilakukan dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri itu
sehingga dapat diketahui bagaimana keuangan dalam industri.
Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang
penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran yang sering
digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat
yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara dua macam data keuangan. Menurut Bambang Riyanto (1992 : 329), analisis
rasio keuangan adalah proses penentuan operasi yang penting dan karakteristik keuangan dari
sebuahperusahaan dari data akuntansi dan laporan keuangan. Tujuan dari analisis ini adalah
untuk menentukan efisiensi kinerja dari manajer perusahaan yang diwujudkan dalam catatan
keuangan dan laporan keuangan. Dalam menggunakan analisis rasio keuangan pada dasarnya
dapat melakukannya dengan dua macam perbandingan, yaitu :
Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu
yang telah lalu (histories ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan
untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama.
Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenis
dari perusahaan yang lain yang sejenis. Dengan demikian manfaat suatu angka
rasio sepenuhnya tegantung kepada kemampuan / kecerdasan penganalisis
data menginterprestasikan data yang bersangkutan.
Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio ini, teknik ini juga memiliki
beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah
dalam penggunaannya.
Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Sofyan Syofii Harahap (1998 :
298) ini antara lain:
1) Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan
pemakainya.
2) Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan analisis ini
seperti :
- Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran
yang dapat dinilai biasa atau objektif.
- Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan
(cost) bukan harga pasar.
- Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.
- Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan
berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
- Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan
menghitung rasio.
- Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung
rasio.
- Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan
berbeda maka perbandingan dapat menimbulakn kesalahan.
Rasio keuangan merupakan alat yang sangat berguna, namun mempunyai beberapa
keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati. Rasio-rasio tersebut terbentuk dari
penfsiran dengan cara menggabungkan beberapa rasio yang ada menjadi suatu model
peramalan yang berarti yaitu model yang disebut analisis diskriminan. Analisis diskriminan
ini menghasilkan suatu index yang memungkinkan penggolongan suatu observasi ke dalam
satu kelompok yang telah ditetapkan terlebih dahulu, sehingga dengan model ini dapat diukur
prospek sutu perusahaan.