Bab 4.prinsip
Bab 4.prinsip
95
Sel saraf dan otot dianggap sebagai jaringan peka kurang negatif(sebagai contoh, perubahan dari -70 mV
rangsang karena jika tereksitasi, keduanya mengubah poten- menjadi -60 m9; muaran yang dipisahkan lebih sedikit
sial istirahatnya untuk menghasilkan sinyal listrik. Sel saraf, dibandingkan dengan potensial istirahat.
yang juga dikenal sebagai neuron, frenggunakan sinyal-sinyal 3. Repolarisasi: Membran kembali ke potensial istirahat-
listrik ini untuk menerima, memproses, memulai, dan mengi- nya setelah mengalami depolarisasi.
rimkan pesan. Di sel otot, sinyal listrik ini memicu kon- 4. Hiperpolarisasi: Peningkatan besar potensial membran
traksi. negatif; membran menjadi lebih terpolarisasi dibanding-
Dengan demikian, sinyal listrik sangat penting bagi kan pada potensial istirahat. Selama hiperrrolarisasi po-
berfungsinya sistem saraf dan semua otot. Di bab ini, kita tensial membran semakin menjauhi 0 mV, menjadi Ie-
akan membahas bagaimana neuron mengalami perubahan bih negatif (misalnya perubahan dari -70 mV menjadi
potensial untuk melaksanakan fungsinya. Sel otot dibahas di -80 mD; lebih banyak muatan yang dipisahkan diban-
bab-bab selanjutnya. dingkan dengan potensial istirahat.
96 Bab 4
(bentuk) protein yang membentuk saluran berpintu ter- membran dapat berubah dari -70 menjadi -60 mV (suatu
sebut. Terdapat €mpat jenis saluran berpintu, bergantung potensial berjenjang 10 mV) atau dari -70 menjadi -50 mV
pada faktor yang memicu perubahan konformasi saluran: (potensial berjenjang 20 mV).
(1) saluran berpintu voltase, yang membuka atau me-
nutup sebagai respons terhadap perubahan potensial mem-
bran; (2) saluran berpintu kimiawi, yang mengubah I Sennakin kuat kejadian pemicu, semakin besar
konformasinya sebagai respons terhadap pengikatan pem- potensial berjenjang yang terbentuk.
bawa pesan kimiawi tertentu dengan reseptor membran
Potensial berjenjang biasanya dihasilkan oleh kejadian pe-
yang berkaitan erat dengan saluran; (3) saluran berpintu
micu tertentu yang menyebabkan saluran ion berpintu ter-
mekanis, yang berespons terhadap peregangan atau defor-
buka di bagian tertentu membran sel peka rangsang. Pada
masi mekanis lain; dan (4) saluran berpintu termal, yang
sebagian besar kasus, saluran ini adalah saluran berpintu
berespons terhadap perubahan suhu lokal (panas atau
kimia atau berpintu mekanis. Yang biasanya terjadi adalah
dingin).
terbukanya saluran berpintu Na. yang menyebabkan masuk-
Karena itu, kejadian pemicu mengubah permeabilitas
nya Na- ke dalam sel mengikuti penurunan gradien kon-
membran dan karenanya mengubah aliran ion menembus
sentrasi dan listriknya. Depolarisasi yang terjadi*potensial
membran dengan membuka atau menutup saluran yang
berjenjang-terbatas di regio kecil khusus dari keseluruhan
melindungi saluran ion tertentu. Perpindahan ion-ion ini
membran plasma.
menyebabkan redistribusi muatan di kedua sisi membran,
Besar potensial berjenjang inisial ini (yaitu, perbedaan
menyebabkan potensial membran berfluktuasi.
antara potensial baru dan potensial istirahat) berkaitan
Terdapat dua bentuk dasar sinyal listrik: (l) potensial
dengan kekuatan kejadian pemicu: Semakin buat hejadian
berjenjang, yang berfungsi sebagai sinyal jarak-pendek; dan
pemicu, semahin banyak saluran berpintu ydng terbuka, semakin
(2) potensial aksi, yang menjadi sinyal jarak-jauh. Kita se-
banyak maatan positif yang masuk ke sel, dan semahin besar
karang akan membahas jenis-jenis sinyal ini secara lebih
potensial berjenjang terdepolarisasi di tempat inisial. Juga sema-
detil, dimulai dengan potensial berjenjang dan kemudian
kin lama durasi kejadian pemicu, semabin lama durasi potensial
kita akan mendalami bagaimana sel saraf menggunakan
b erj enj ang (Gambar 4-2).
sinyal-sinyal ini untuk menyampaikan pesan.
Potensial
berjenjang
(perubahan
potensial
membran
relatif
terhadap Potensial istirahat
potensial
istirahat) .
Waktu
Besar
rangsangan .:r:,,',':l-1r
tt
Rangsangan diberikan
Gambar 4-2
Kekuatan dan lama suatu potensial berjenjang. Besar dan lama suatu potensial
berjenjang bergantung langsung pada kekuatan dan lama kejadian pemicu,
misalnya suatu stimulus.
Cairan ekstrasel
Saluran Nat Muatan tak berimbang
tertutup ++++++++ +++++++++ I Yang tersebar di kedua
r ) sisi membran dan
J berperan membentuk
potensial membran
Bagian dari
sebuah sel
peka rangsang
+++++++ +++++++
98 Bab 4
Akibat arus lokal antara daerah depoiarisasr aktif dan dapat berfungsi sebagai sinyal hanya untuk jarak yang sangar
daerah inaktif di sekitarnya maka terjadi perubahan potensial pendek.
di daerah yang semula inaktif. Muatan positif mengalir ke Meskipun potensial berjenjang memiliki jangkauan
daerah sekitar di sisi dalam, sementara secara bersamaan, sinyal yang terbatas namun potensial ini sangat penting bagi
muaran positif mengalir keluar daerah ini di sisi luar. Karena fungsi tubuh, seperti dijelaskan di bab-bab berikutnya.
itu, di daerah sekitar bagian dalam menjadi lebih positif (atau Berikut ini adalah potensial berjenjang: potensial pascasinaps,
kurang negatif), dan bagian luar kurang positif (atau lebih potensial reseptor, ?otensial end-plate, potensial ?emacu
negatif) daripada sebelumnya (Gambar 4-3c). Dengan kata Qtacemaker), dan potensial gelombang hmbat. Istilah-istilah
lain, daerah sekitar yang semula inaktif telah mengalami de- ini mungkin asing bagi anda sekarang, tetapi anda akan
polarisasi sehingga potensial berjenjang telah menyebar. Poten- terbiasa dengan mereka seiring dengan pembahasan lanjutan
sial daerah ini kini berbeda dari daerah inaktif di sebelahnya kita tentang fisiologi saraf dan otot. Kami menyertakan daflar
di sisi lain, memicu aliran arus lebih lanjut ke daerah baru ini, ini di sini karena hanya di sinilah potensial berjenjang akan
demikian seterusnya. Dengan cara ini, arus menyebar di kedua disatukan. Untuk saat ini cukup dikatakan bahwa umumnya
arah menjauhi tempat awal perubahan potensial. sel peka rangsang dapat menghasilkan satu dari berbagai jenis
Besar arus yang mengalir antara dua daerah bergantung potensial berjenjang sebagai respons terhadap suatu kejadian
pada perbedaan potensial antar daerah dan pada resistensi pemicu. Sebaliknya, potensial berjenjang dapat memicu pa-
bahan tempar arus mengalir. Resistensi adalah hambatan tensial aksi, yaitu sinyal farak-jauh, di sel peka rangsang.
rerhadap perpindahan muatan listrik. Semakin besar beda
potensial, semakin besar aliran arus; dan semakin rendah
resistensi, semakin besar aliran arts. Konduhrar memiliki POTEhISIAL AKSI
resistensi rendah sehingga aliran arus tidak banyak mendapat
hambatan. Kawat (kabel) Iistrik serta CIS dan CES adalah Potensial aftsi adalah perubahan potensial membran yang
konduktor yang baik sehingga arus mudah mengalir melalui berlangsung singkat, cepat, dan besar (100 m.V) saat potensial
mereka. Insulator memiliki resistensi tinggi dan sangat meng- sebenarnya berbalik, sehingga bagian dalam sel peka rangsang
hambat perpindahan muatan. Plastik yang membungkus secara sesaat menjadi lebih positif daripada bagian luar.
kawat listrik memiliki resistensi tinggi, demikian juga lemak Seperti potensial berjenjang, satu potensial aksi hanya me-
tubuh. Karena itu, arus tidak mengalir menembus lapis- libatkan sebagian kecil dari keseluruhan membran sel peka
ganda lemak membran plasma. Arus, yang dibawa oleh ion, rangsang. Namun, tidak seperti potensial berjenjang, poten-
dapat menembus membran hanya melalui saluran ion. sial aksi dihantarkan, atau menjalar, ke seluruh membran
secara nondecremental; yaitu, potensial ini tidak berkurang
kekuatannya ketika menyebar dari tempat asalnya ke seluruh
I Potensial berjenjang mereda hingga lenyap bagian membran lain. Karena itu, potensiai aksi dapat ber-
dalam jarak pendek. fungsi sebagai sinyal jarak jauh yang"taat". Pikirkanlah ten-
tang sel saraf yang menyebabkan kontraksi sel-sel otot di
Aliran arus pasif antara daerah aktif dan daerah sekitar yang jempol kaki anda (lihat Gambar 2-18, h. 47).Jrkaanda ingin
inaktif serupa dengan mengalirnya arus listrik di kawat listrik. menggoyangkan jempol kaki anda maka perintah dikirim
Kita mengetahui dari pengalaman bahwa arus dapat bocor dari otak turun ke medula spinalis untuk memulai potensial
dari kawat listrik yang menimbulkan bahaya kecuali jika
kawat dibungkus oleh bahan insulator misalnya plastik.
(Orang tersengat listrik jika mereka menyentuh kawat listrik
telanjang). Demikian juga, arus melenyap menembus mem-
bran plasma karena ion-ion pembawa muatan bocor melalui
bagian-bagian membran yang "tidak berinsulasi", yaitu me-
lalui saluran terbuka. Akibat berkurangnya arus ini maka
kekuatan arus lokal secara progresif melemah seiring dengan
bertambahnya jarak dari tempat asal (Gambar 4-4). Karena
itu, kekuatan potensial berjenjang terus menurun semakin
jauh potensial ini merambat dari daerah aktif asal. Cara lain
untuk menyatakannya adalah bahwa penyebaran potensial
berjenjang bersifat decremental berkurang bertahap (Gambar
1-
Arah aliran arus Arah aliran arus
4-5). Perhatikan bahwa di Gambar 4-4, besar perubahan dari tempat awal dari tempat awal
-*
-Angka menunjukkan potensial lokal
potensial awalnya adalah 15 mV (perubahan dari -70 menjadi
dalam mV di berbagai titik sepanjang membran
-55 mV), yang berkurang sewaktu potensial bergerak di
sepanjang membran hingga menjadi 10 mV (dari -70 menjadi Gambar 4-4
-60 mV) dan terus menurun semakin jauh dari tempat aktif Berkurangnya arus menembus membran plasma. Kebocoran
ion-ion pembawa muatan menembus membran plasma
awal, sampai tidak lagi terdapat perubahan potensial. Dengan
menyebabkan berkurangnya secara progresif kekuatan arus
cara ini, arus lokal ini mereda hingga lenyap beberapa mili- dengan penambahan jarak dari tempat awal perubahan
meter dari tempat awal perubahan potensial dan karenanya potensial.
100 Bab 4
SALURAN Na. DAN K. BERPINTU VOLTASE
I Perubahan mencolok pada permeabilitas Saluran membran berpintu voltase terdiri dari protein-protein
membran dan perpindahan ion menyebabkan
yang memiliki sejumlah gugus bermuatan. Medan lisuik (po-
potensial aksi.
tensial) yang mengelilingi saluran ini dapat menyebabkan dis-
Bagaimana potensial membran, yang biasanya dipertahankan torsi pada struktur saluran karena bagian-bagian dari protein
pada tingkat istirahat yang tetap, kehilangan keseimbangannya saluran yang bermuatan akan tertarik atau tertolak secara elektris
sedemikian sehingga terbentuk potensial aksi? Ingatlah bahwa oleh muatan yangada di cairan sekitar membran. Tidak seperti
K. berperan paling besar dalam pembentukan potensial istirahat mayoritas protein membran, yang tetap stabil meskipun terjadi
karena membran saat istirahat jauh lebih permeabel terhadap K. fluktuasi potensial membran, protein saluran berpintu voltase
daripada terhadap Na- (lihat h. 84). Selama potensial aksi, terjadi sangat peka terhadap perubahan voltase. Distorsi kecil bentuk
perubahan mencolok dalam permeabilitas membran terhadap saluran yang ditimbulkan oleh perubahan potensial dapat
Na. dan K- sehingga ion-ion berpindah cepat mengikuti penu- menyebabkan saluran mengubah konformasinya. Di sini kem-
runan gradien konsentrasinya. Perpindahan ion-ion ini mem- bali ditemukan contoh bagaimana perubahan ringan pada
bawa arus yang berperan dalam perubahan potensial yang terjadi struktur dapat berpengaruh besar pada fungsi.
selama potensial aksi. Potensial aksi terjadi akibat pembuJ<aan Saluran Na- berpintu voltase memiliki dua prnru: pintu
dan kemudian penurupan dua tipe saluran spesifik saluran Na* pengaktifan dan pintu penginahtifan (Gambar 4-7). Pintu
berpintu voltase dan saluran K- berpintu voltase. pengaktifan menjaga saluran dengan membuka dan menutup
Cairan
ekstrasel (CES)
.r:.lr:.rr:.i'a,,al::l.,iial.il,:ill ia,iillliar..il
i ir ,, ' l, lr .: l
r,
r Meiribr:an .' , ',
:'pl':t" ,,:
Cairan
pintu intrasel (ClS)
pengaktifan terpicu Fada perlahan yang
ambang terpicu pada ambang
Tertutup tetapi Tertutup dan lidak mampu
Terbuka (aktif)
dapat membuka membuka {inaktif)
(a) (b) (c)
Cairan
ekstrasel (CES)
Cairan Pembukaan
intrasel (ClS) lambat yang
1:\ terpicu pada
u) ambang
Tertutup Terbuka
(d) (e)
Gambar 4-7
Konformasi saluran natrium dan kalium berpintu voltase
1O2 Bab 4
Bersamaan dengan inaktivasi saluran Na-, saluran K' bulkan oleh peningkatan mencolok P*'IanB terjadi bersama-
berpintu voltase mulai membuka secara perlahan di puncak an dengan inaktivasi saluran Na. di puncak potensial aksi.
potensial aksi. Pembukaan pintu saluran K' adalah suatu Dengan pulihnya potensial istirahat, perubahan voltase
respons berpintu voltase yang tertunda dan terpicu oleh mengubah saluran Nat ke konformasi "tertutup tetapi dapat
depolarisasi awal ke ambang. Karena itu, di ambang terjadi membuka", dengan pintu pengaktifan tertutup dan pintu
tiga proses yang berkaitan dengan potensial aksi: (1) pem- penginaktifan terbuka. Kini saluran siap kembali untuk be-
bukaan cepat pintu aktivasi Na-, yang memungkinkan Na' respons terhadap kejadian pemicu lainnya. Saluran K- ber-
masuk, memindahkan potensial dari ambang ke puncaknya pintu voltase yang baru terbuka juga menutup sehingga jum-
yang positif; (2) penutupan lambat pintu inaktivasi Na-, yang lah saluran bocor K. yang terbuka di membran kembali ke
menghentikan pemasukan lebih lanjut Na. setelah jeda sangat tingkat istirahat. Biasanya, saluran K. berpintu voltase menu-
singkat sehingga potensial tidak dapat terus meningkat; dan tup perlahan. Akibat peningkatan permeabilitas terhadap K.
(3) pembukaan lambat saluran K-, yang, seperti akan anda yang menetap ini, lebih banyak K- keluar daripada yang
lihat, berperan besar menirrunkan potensial dari puncaknya diperlukan untuk membawa potensial ke istirahat. Efluks K-
ke tingkat istirahat. Potensial membran akan secara bertahap yang sedikit berlebihan ini menyebabkan interior sel sesaat
kembali ke istirahat setelah penutupan saluran Na. karena K. lebih negatif daripada potensial istirahat, menyebabkan
terus bocor keluar tetapi tidak ada lagi Na- yang masuk. hiperpolarisasi ikutan.
Namun, pemulihan ke tingkat istirahat ini dipercepat oleh
pembukaan pintu K- saat potensial aksi mencapai puncak-
nya. Pembukaan saluran K- berpintu voltase sangat mening- I Pompa Na*-K* secara bertahap memulihkan
katkan permeabilitas K- (dinamai P*.) menjadi sekitar 300 gradien konsentrasi yang terganggu akibat
kali daripada P*^. istirahat. potensial aksi.
Peningkatan mencolok P". ini menyebabkan K+ me-
Pada akhir potensial aksi, potensial membran pulih ke kondisi
nyerbu keluar sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi
istirahatnya, tetapi distribusi ion telah sedikit berubah.
dan gradien listriknya, membawa muatan positif kembali ke
Natrium telah masuk ke sel selama fase naik dan K-, dalam
luar. Perhatikan bahwa pada puncak potensial aksi, potensial
jumlah setara, telah keluar sel sewaktu fase turun. Pompa
positif di bagian dalam sel cenderung menolak ion K. yang
positifsehingga gradien listrik untuk K- adalah ke arah luar,
Na'-K. memulihkan ion-ion ini ke lokasinya semula dalam
tidak seperti saat potensial istirahat. Perpindahan keluar K' fangka panjang, tetapi tidak setelah setiap potensial aksi.
Proses pemompaan aktif memerlukan waktu jauh lebih
secara cepat memulihkan potensial istirahat yang negatif.
lama untuk memulihkan Na. dan K- ke lokasinya semula
Sebagai ringkasan (Gambar 4-9) , f6e nai.k pada potensial
daripada waktu yang diperlukan oleh fluks pasif ion-ion ini
aksi (dari ambang ke +30 mV disebabhan oleh influks l"la.
(Na. masuk ke sel) akibat peningkatan mendadak PN"' di sewaktu potensial aksi. Namun, membran tidak perlu
menunggu hingga pompa Na.-K- secara perlahan memulih-
ambang. Fase turun (dari +30 mV ke potensial istirahat) ter-
kan gradien konsentrasi sebelum membran dapat mengalami
utama disebabban oleh efluks K (K- keluar sel) yang ditim-
potensial aksi berikutnya. Sebenarnya, pada potensial aksi
perpindahan hanya segelintir (dibandingkan dengan jumlah
total) ion Na. dan K. sudah menyebabkan perubahan besar
dalam potensial. Selama potensial aksi, hanya sekitar I dari
+60 100.000 ion K. yang ada di sel keluar, dengan jumlah Na'
+50 setara masuk dari CES. Perpindahan proporsi Na- dan K'
+
+40
zO/o 9. yang sangat kecil ini selama satu potensial aksi menyebabkan
+30
{l tqo perubahan potensial dramatik i00 mV (antara -70 dan +30
9 *zo f,1 \o)
mV) tetapi hanya perubahan tak berarti pada konsentrasi
5 +to CJ
l<
rr\o- ion-ion ini di CES dan CIS. Masih jauh lebih banyak K. y*g
Fo o l:
o lG
arl-
olo
olfr tetap berada di dalam daripada di luar sel, dan Na- masih
:c -10 -<
o lo
c
9.-20 J l6 E lo merupakan ion ekstrasel predominan. Karena itu, gradien
E c
3 /rr
i6 -"\-- konsentrasi Nat dan K. tetap ada, sehingga potensiai aksi
_s -30
240 o-(
€ -50
8l
I
I
r l(n\n Potensial ambang
dapat kembali terjadi tanpa pompa harus mengejar untuk
memulihkan gradien.
(r G-."{l
-60
-70
IJ---- Potensial istirahat
Tentu saja jika tidak terdapat pompa maka fluks, bahkan
yang kecil, yang menyertai potensial aksi berulang-ulang
-80
akhirnya akan menghilangkan gradien konsentrasi sehingga
-90
potensial aksi selanjutnya tidak mungkin terjadi. Jika konsen-
Waktu (mdet) trasi Nat dan K- sama antara CES dan CIS maka perubahan
Gambar 4-9 permeabilitas terhadap kedua ion ini tidak akan menyebab-
Perubahan permeabilitas dan fluks ion selama potensial aksi kan fluks sehingga tidak terjadi perubahan potensial. Karena
itu, pompa Na--K. sangat penting untuk mempertahankan
gradien konsentrasi dalam jangka panjang. Namun, pompa
104 Bab 4
I
o Zona lnput
Dendrit
@ Zona lnput: Bagian tempat sinyal datang
dari neuron lain diterima
dan
Badan Sel @ zonaPemicu: Bagian tempat potensial aksi
dimulai
E
Badan sel
o
E
c
-
L6
J
daerah inaktif sekitar baik di sisi dalam maupun sisi luar potensial aksi terbentuk dl salah satu bagian membran sel saraf
membran. Aliran arus lokal ini menetralkan arau memper- maha akan terpicu suatu siklus sed.emihian sehinga potensial
kecil sebagian dari muatan yang tak seimbang di daerah ahsi menjalar he seluruh serat secara otomatis. Dengan cara ini,
inaktif; yaitu, aliran tersebut mengurangi jumlah muaran akson mirip dengan sumbu perasan renteng yang hanya perlu
berlawanan yang dipisahkan oleh membran, menurunkan dinyalakan salah satu ujungnya. Sekali menyala maka api
potensial di daerah ini. Efek depolarisasi ini dengan cepat akan menjalar di sepanjang renreng; kita tidak perlu menya-
membawa daerah yang semula inaktif ke ambang, saat sa- lakan setiap petasan secara terpisah.
luran Na- berpintu voltase di bagian membran ini semua Perhatikan bahwa potensial aksi yang asli tidak perlu
membuka, menyebabkan potensial aksi di daerah yang se- berjalan di sepanjang membran. Potensial aksi ini memicu
belumnya inaktif. Sementara itu, daerah yang semula aktif, potensial aksi baru identik di daerah sekitar di membran, dan
kembali ke potensial istirahat akibat efluks K-. proses ini berulang di seluruh panjang akson. Analoginya
Selanjutnya, di dekat daerah aktifbaru terdapat daerah adalah "waue" (gerakan penonron seperti geiombang) di
inaktif lain, sehingga hal yang sama kembali berulang. Siklus stadion. Masing-masing bagian penonton berdiri (fase naik
ini mengulangi dirinya dalam suatu reaksi berantai sampai potensial aksi), lalu duduk (fase turun) dalam rangkaian satu
potensial aksi relah menyebar kc ujung aksan. Sekali suatu rnenyusul yang lain s..x-akru gelomLtang menqitari statJi.rn.
, :.., Oaerahinaktifdidokatnya
Daerahaktif berada timpit,depolarisaei akan,
di puncak Bote65;a1 mSn$ebafil'a*an segera Sagian akson lailr'jlia:masih
akcl , ',::: ;, rfieflgapqi,ambang. ,::' berada dalam'potedsial t$tiiahat
.-,
{fl +-+'+ + + + + + + + + + + + + + + + + ++ +,+.,+ +
I
--
-50
*70
Daerahrsekitar
yanCdibrawa ke Daerah lnaktif baru
Daerah yang ambpng qleh tempatdepolarisasl.
sebelumlyC: I
alir4n,,arus lokal; alran ntenyebar; akan
aktif kembali ke', kini qktif di.pulcak segefamencaFil ,
potercialistirahat pcteaslat aksi ambang,
@ tfl; * + + + + + + + + +
I
**;',+ ;,, +.+i+::+r::+::.+
+++'-++++++,++:#++++
.,;:rulnil
Gambar 4-11
Hantaran merambat. Aliran arus lokal antara daerah aktif di puncak potensial aksi dan daerah inaktif sekitar yang masih berada
dalam potensial istirahat mengurangi potensial di daerah inaktif sekitar ini ke arah ambang, yang memicu potensial aksi di
daerah yang sebelumnya inaktif tersebut. Daerah aktif semula kembali ke potensial istirahatnya, dan daerah aktif yang baru
kemudian menginduksi potensial aksi di daerah inaktif di sebelahnya melalui aliran arus lokal demikian seterusnya siklus
berulang di sepanjang akson.
Gelombanglah, bukan penonton, yang bergerak mengelilingi gradien elektrokimia, yang pada hakikatnya identik di seluruh
stadion. Demikian juga, potensial-potensial aksi baru mun- panjang akson. Karena itu, potensial aksi terakhir di ujung
cul secara berurutan di sepanjang akson. Setiap potensial aksi akson identik dengan potensial.aksi semula, berapapun pan-
baru dalam proses perambatan tersebut adalah kejadian lokal jang akson. Dengan demikian, satu potensial aksi menyebar
"segar" yang bergantung pada perubahan permeabilitas dan sepanjang akson tanpa mengalami pelemahan. Dengan cara
106 Bab 4
rnr, potensial aksi dapat berfungsi sebagar sinyal jarak-jauh Kedua periode ini terjadi akibat perubahan srarus saluran Na
ranpa penurunan arau disrorsi. dan Kt berpintu voltase saat dan setelah potensial aksi. Ketika
Pe rambatan nondecrementa/ suatu potensiai aksi berbeda suatu bagian membran akson sedang mengalami potensial
dari penyebaran denemental potensial berjenjang, yang me- aksi, bagian ini tidak dapat menghasilkan potensial aksi baru.
lemah dan hilang dalam jarak pendek karena potensial ini berapapun kuatnya kejadian pemicu yang merangsangnya.
tidak dapat melakukan regenerasi. Tabel 4-1 meringkaskan Periode waktu ketika suatu bagian membran yang baru meng-
perbedaan antara potensial berjenjang dan potensial aksi. alami pengaktifan bersifat refrakter total (berarti "keras ke-
yang sebagian baru akan didiskusikan. pala', atau tidak responsif) terhadap stimulasi lebih lanjur
dikenal sebagai periode refrakter absolut. Setelah saluran
Na- berpintu voltase berubah ke bentuk terbuka atau aktif-
I Periode
refrakter memastikan potensial aksi nya, saluran ini tidak lagi dapat dipicu untuk terbuka sebagai
merambat ke satu-arah.
Tabel 4.1
Perbandingan Potensial Berjenjang dan Potensial Aksi
Potensial berjenjang berubah; kekuatan bervariasi sesuai Respons membran tuntas-atau-gagal; kekuatan kejadian
besar kejadian pemicu pemicu menentukan frekuensi bukan amplitudo potensial
a ksi
Durasi bervariasi sesuai kejadian pemicu Durasi konstan
Hantaran decremental; kekuatan melemah sesuai jarak dari Disebarkan ke seluruh membran tanpa berkurang
tempat awal kekuatannya
Penyebaran pasif ke daerah membran inaktif sekitar Regenerasi otomatis di daerah membran inaktif sekitar
Tidak ada periode refrakter Periode refrakter
Dapat dijumlahkan Tidak mungkin dijumlahkan
Dapat berupa depolarisasi atau hiperpolarisasi Selalu depolarisasi dan pembalikan muatan
Dipicu oleh stimulus, oleh ikatan neurotransmiter dengan Dipicu oleh depolarisasi ke ambang, biasanya melalur
reseptornya, atau oleh pergeseran spontan siklus bocor- penyebaran potensial berjenjang
pompa
Terjadi di daerah tertentu membran yang dirancang untuk Terjadi di bagian membran yang banyak memiliki saluran Na.
berespons terhadap kejadian pemicu berpintu voltase
'108 Bab 4
Kbnsep, TantanEan, dan Kontroversi
Sklerosis Multipel: Mielin-Compang-Camping
Sklerosis multipel (5M) adalah suatu bahwa timbulnya SM berkaitan dengan sklerosrs (artinya "keras") di berbagai
kondisi patofisiologik di mana serat infeksi oleh bentuk tertentu virus bagian mielin yang rusak. Jaringan
saraf di berbagai lokasi di seluruh herpes, H HV-6. Virus ini menyebabkan parut ini semakin mengganggu dan
sistem saraf mengalami demielinasi roseola, suatu penyakit masa bayi yang akhirnya menghambat total perambat-
(kehilangan mielin). SM adalah suatu relatif ringan dan ditandai oleh demam an potensial aksi di akson di bawahnya.
penyakit otoimun, di mana sistem dan ruam. Lebih dari 90% bayi Selain itu, fase peradangan yang
pertahanan tubuh secara keliru terjangkit oleh penyakit ini. Setelah ditandai oleh kerusakan mielin memicu
menyerang selubung mielin yang menimbulkan infeksi, HHV-6 akan fase degeneratif berikutnya yang
mengelilingi serat saraf bermielin (oto dorman di serat saraf. Dalam suatu ditandai oleh rusaknya akson yang
artinya "diri"; imun arlinya "pertahan- studi baru-baru ini, peneliti menemu- sakit.
an terhadap"). Penyakit ini mengenai kan bahwa lebih dari 70% pasien SM Gejala 5M sangat bervariasi,
sekitar 1 dari 1000 orang di Amerika yang dipelajari memperlihatkan bukti bergantung pada luas dan lokasi
Serikat. infeksi aktif oleh HHV-6, yang tampak- kerusakan mielin dan degenerasi
Banyak peneliti percaya bahwa 5M nya mengalami reaktivasi bertahun- akson. Gejala tersering adalah masalah
berasal dari kombinasi faktor genetik tahun kemudian pada para pasien ini. penglihatan, kesemutan dan baal,
dan lingkungan. Sebagian orang secara SM biasanya mulai muncul pada usia kelemahan otot, gangguan
genetis rentan terjangkit penyak;t ini. 20 sampai 40 tahun. Yang menarik, keseimbangan dan koordinasi, dan
Saudara kandung atau orang tua virus ini mungkin bekerja sebagai paralisis gradual. Tahap awal penyakit
pasien SM memiliki kemungkinan "cermin molekular" mielin pada sering ditandai oleh siklus kambuh dan
mengidap penyakit ini 6 sampai 10 kali orang-orang yang rentan secara pulih, sementara stadium kronik
lebih besar daripada populasi umum. genetis; yaitu, virus memiliki beberapa selanjutnya ditandai oleh perburukan
Anggota keluarga kemungkinan besar f itur struktural yang sama dengan gejala yang lambat. 5M menyebabkan
mengalami peningkatan kerentanan mielin pasien. Hal ini berarti bahwa hendaya tetapi tidak mematikan.
terhadap faktor-faktor lain yang dapat antibodi yang dihasilkan terhadap Saat ini belum ada pengobatan
memicu penyakit. Berbagai faktor virus ini dapat secara keliru menyerang yang menyembuhkan atau efektif bagi
lingkungan diperkirakan dapat dan menyebabkan peradangan mielin. 5M, meskipun para peneliti sedang
menjadi pemicu, termasuk infeksi virus, Hilangnya mielin akibat serangan berupaya mencari cara untuk
toksin lingkungan, dan defisiensi imun yang salah sasaran ini memper- mencegah, menghentikan, atau
vitamin D, tetapi belum ada bukti yang lambat transmisi impuls di neuron yang bahkan memulihkan gejala-gejalanya
meyakinkan. Di antara berbagai teori terkena. Terbentuk jaringan parut yang yang menyebabkan hendaya.
tentang SM yang menonjol adalah mengeras yang dikenal sebagai
CATAIAN KLINIS. Namun, pada masa mendatang, dengan SINAPS DAN INTEGRASI NEURON
bantuan temuan-temuan baru yang menarik, serat yang ru-
Ketika mencapai terminal alson, potensial aksi membebas-
sak di SSP mungkin dapat diinduksi untuk melakukan rege-
kan pembawa pesan kimiawi yang mengubah aktivitas sel-
nerasi. Berikut adalah berbagai bidang penelitian terkait:
sel tempat neuron ini berakhir. Neuron dapat berakhir di
I Para ilmuwan mampu menginduksi regenerasi signifi- salah satu dari tiga struktur berikut: otot, kelenjar, arau neu-
kan saraf pada tikus yang terputus medula spinalisnya dengan ron lain. Karena itu, bergantung pada di mana suatu neuron
menghambat secara kimiaui inhibitor pernmbuhan saraf berakhir, neuron dapat menyebabkan sel orot berkontrasi,
sehingga bahan-bahan kimia penguat pertumbuhan saraf da- kelenjar mengeluarkan sel.<resinya, neuron lain menyalurkan
1'12 Bab 4
pesan listrik di sepanjang jalur saraf atau fungsi lain. Jika lnput sinaps Dendrit
neuron berakhir di otot atau kelenjar, maka neuron dikata-
kan menyaraff, atau memasok, struktur tersebut. Pertemuan r Lihat
Gambar
antata saraf dan kelenjar atau otot yang disarafinya akan
4-16
diterangkan kemudian. Saat ini kita akan berkonsentrasi pa-
da hubungan antara dua neuron-sinaps. (Kadang-kadang
kata sinaps digunakan untuk menjelaskan taut antara dua sel
peka rangsang, tetapi kita akan membatasi pemakaian kata
ini untuk taut antara dua neuron).
(a) (b)
Gambar 4-16
Struktur dan fungsi sinaps. (a) Gambaran skematik struktur sinaps tunggal. Angka dalam lingkaran menunjukkan rangkaian
kejadian yang berlangsung di sinaps. (b) Gambar pembesaran memperlihatkan pembebasan neurotransmiter dengan eksositosis
dari terminal akson prasinaps dan pengikatan dengan reseptoryang spesifik untuknya di membran subsinaps n"uion
pascasinaps.
114 Bab 4
mendorong perpindahan ion ini masuk ke neuron pascasinaps,
sementara hanya gradien konsentrasi untuk K. yang mendorong c +30
perpindahan ion ini keluar. Karena itu, perubahan permeabilitas f^
o r--
yang terpicu di sinaps eksitatorik menyebabkan perpindahan
0
sedikit ion Kt keluar neuron pascasinaps, sementara ion Na- So
-o
c(o
o-
dalam jumlah relatif besar secara bersamaan masuk ke neuron ::c
ini. Hasilnya adalah perpindahan netto ion positif ke dalam sel. C6
116 Bab 4
di membran pascasinaps. Sementara membran pascasinaps C). Potensial aksi di Exl atau Ex2 akan menghasilkan PPE di
masih mengalami depolarisasi parsial akibat PPE pertama ini, neuron pascasinaps; namun, masing-masing masukan tersebut
potensial aksi kedua di Ex1 menghasilkan PPE kedua. PPE tidak dapat membawa membran ke ambang untuk memicu
kedua menambah PPE pertama, membawa membran ke potensial aksi pascasinaps. Tetapi potensial aksi secara ber-
ambang sehingga terbentuk potensial aksi di neuron pasca- samaan di Ex1 dan Ex2 menghasilkan PPE yang saling mem-
sinaps. Potensial berjenjang tidak memiliki periode refrakter perkuat, membawa membran pascasinaps ke ambang sehingga
sehingga efek aditifini dapat terjadi. dapat terjadi potensial aksi. Penjumlahan beberapa PPE yang
Penjumlahan beberapa PPE yang terjadi sangat berde- berasal dari beberapa masukan prasinaps yang datang ber-
katan dari aspek waktu akibat lepas muatan berturutan dari samaan (yaitu, dari berbagai titik dalam "ruang") dikenal
sebuah neuron pascasinaps ini dikenal sebagai penjumlahan sebagai penjumlahan ruang/spasial. Karena itu, cara kedua
waktu/tempo nl (tempus artinya ' waktu '). Dalam kenyataan, untuk memicu potensial aksi di sel pascasinaps adalah melalui
situasinya jauh lebih rumit daripada yang baru dijelaskan. pengaktifan beberapa masukan eksitatorik secara bersamaan.
Mungkin diperlukan penjumlahan hingga 50 PPE Dalam kenyataannya, diperlukan hingga 50 PPE simultan
untuk membawa membran pascasinaps ke ambang. Setiap untuk membawa membran pascasinaps ke ambang.
potensial aksi di sebuah neuron prasinaps memicu pengo- Demikian juga, PPI dapat mengalami penjumlahan
songan vesikel sinaps dalam jumlah tertentu. Karena itu, waktu dan ruang. Namun, karena PPI saling memperkuat
jumlah neurotransmiter yang dibebaskan dan besar perubah- maka membran menjadi semakin jauh dari ambang.
an pada potensial pascasinaps berbanding lurus dengan
frekuensi potensial aksi prasinaps. Karena itu, salah satu cara PENGURANGAN PPE DAN PPI YANG TERJADI
untuk membawa membran pascasinaps ke ambang adalah BERSAMAAN
melalui eksitasi berulang cepat dari satu masukan persisten.
Jika masukan eksitatorik dan inhibitorik diaktifkan secara ber-
sarrraan maka PPE dan PPI tersebut sedikit banyak saling me-
PENJUMLAHAN RUANG niadakan. Tingkat pengurangan ini bergantung pada kekuatan
Marilah kita lihat apa yang terjadi di neuron pascasinaps jika masing-masing. Pada kebanyakan kasus, potensial membran
kedua masukan eksitatorik dirangsang secara bersamaan (panel pascasinaps tetap dekat dengan potensial istirahat (panel D).
tE
o.'
,.ri.i ', l':'i O
Psiljumlehafi'tl Penundaan
a FP6*l#:' ; i'r PPE-PPI
+30
C
'@
G
30
o
o
Sel pascasinaps c
6
o Potensial
c
b -50 ambang
E
E -70 Potensial
c istirahat
o
o
CL
Waktu (mdet)
Panel @ Jika sebuah input prasinaps eksitatorik (Exl) dirangsang kedua kalinya setelah PPE pertama di sel pascasinaps mereda,
maka akan terjadi PPE kedua dengan kekuatan yang sama.
eanet @ Namun, jika Ex1 dirangsang kedua kalinya sebelum PPE pertama mereda, maka PPE kedua akan memperkuat,
atau menambah PPE pertama, menghasilkan penjumlahan temporal, yang dapat membawa sel pascasinaps ke ambang.
panel tl Sel pascasinapsjuga dapatdibawa ke ambang oleh penjumlahan spasial PPE yang ditimbulkan oleh pengaktifan secara
- bersamaan dua (Exl dan Ex2) atau leb h input prasinaps eksitatorik.
eanet @ Pengaktifan simultan sebuah input prasinaps eksitatorik (Exl) dan inhibitorik (lnl) tidak mengubah potensial pascasinaps,
karena PPE dan PPI Vanq teriadi salinq meniadakan.
Gambar 4-18
Penentuan potensial pascasinaps akhir oleh penjumlahan aktivitas masukan'masukan prasinaps. Dua masukan prasinaps
eksitatorik (Exl dan Ex2) dan satu inhibitorik (ln1) berakhir di neuron pascasinaps hipotetis ini. Tampak rekaman potensial
neuron pascasinaps.
118 Bab 4
milidetik atau kurang. Kebanyakan neurotransmiter klasik neuromodulator dapat mempengaruhi kadar suatu enzim yang
disintesis dan dikemas secara lokal di vesikel sinaps di sitosol berperan dalam sintesis suatu neurotransmiter di neuron pra-
terminal akson. Pembawa pesan kimiawi ini terutama adalah sinaps, atau mengubah sensitivitas neuron pascasinaps terha-
asam amino atau senyawa yang serupa. dap neurotransmiter tertentu dengan menimbulkan perubahan
Neuropeptida adalah molekul yang lebih besar dan terdiri jangka panjang pada jumlah reseptor subsinaps untuk neuro-
dari 2 sampai 40 asam amino. Molekul ini disintesis di badan transmiter tersebut. Karena itu, neuromodulator secara tetap
sei neuron di retikulum endoplasma dan kompleks Golgi (lihat mengatur respons sinaps. Efek dapat bertahan beberapa hari
h. 28) untuk kemudian dipindahkan dgngan uanspor akson di atau bahkan beberapa bulan atau tahun. Sementara neuro-
sepanjang "jalan tol" mikrotubulus ke terminal akson (lihat h. transmiter berperan dalam komunikasi cepat antara neuron-
45). Neuropeptida tidak disimpan di dalam vesikel-vesikel si- neuron, neuromodulator lebih berperan dalam efek-efek jang-
naps kecil seperti neurotransmiter klasik, tetapi dikemas dalam ka panjang, misalnya belajar dan motivasi.
vesikel berinti padat besar, yang jrga terdapat di terminal Yang menarik, neuromodulator yang dilepaskan di sinaps
akson. Vesikel berinti-padat ini mengalami eksositosis (di- mencakup banyak bahan yang juga memiliki peran tersendiri
indutr<si oleh Ca'?-) dan membebaskan neuropeptida pada saat sebagaihormon yang dilepaskan ke dalam darah dari jaringan
yang sama dengan pelepasan neurotransmiter dari vesikel si- endolrin. Sebagai contoh, kolesistokinin (CCK) adalah hor-
naps. Sebuah terminal akson biasanya hanya mengeluarkan mon terkenal yang dikeluarkan oleh usus halus. Di antara
satu jenis neurotransmiter klasik, tetapi terminal yang sama berbagai aktivitasnya pada pencernaan, CCK menyebabkan
juga mungkin mengandung satu atau lebih neuropeptida yang kontraksi kandung empedu dan pelepasan empedu ke dalam
juga dikel uarkan bersama neurorransmiter. usus, seperri akan dijelaskan lebih lengkap di Bab 16. CCK
Meskipun neuropeptida saat ini banyak diteliti namun juga ditemukan di vesikel terminal akson di otak, tempat zat
pengetahuan kita tentang fungsi dan kontrolnya masih terba- ini dipercayai menyebabkan rasa ddak lagi lapar. Pada banyak
tas. Senyawa ini diketahui berdifusi secara lokal dan bekerja keadaan, neuropeptida diberi nama berdasarkan perannya
pada neuron sekitar pada konsentrasi yang jauh lebih rendah pertama kali sebagai hormon, misalnya kolesistokinin (Zale
daripada yang dilakukan neurotransmite! dan senyawa ini artinya "empedu'; sisto artinya "kandung kemibi'; kinin artinya
menimbulkan respons yang lebih lambat dan berkepanjangan. "kontralsi"). Sejumlah pembawa pesan kimia tampaknya me-
Sebagian neuropeptida yang dibebaskan di sinaps mungkin miliki banyak fungsi, bergantung pada sumber, distribusi, dan
berfungsi sebagai neurotransmiter sejati, tetapi sebagian besar interaksinya dengan berbagai jenis sel.
dipercayai berfungsi sebagai neuromodulator. Neuromodula-
tor adalah pembawa pesan kimiawi yang tidak menyebabkan
pembentukan PPE atau PPI, tetapi menimbulkan perubahan I lnhibisi atau fasilitasi
prasinaps dapat secara
jangka panjang yang secara samar memodulasi-menekan ata:u selektif mengubah efektivitas input prasinaps.
meningkatkan-kerja sinaps. Bahan ini berikatan dengan
reseptor neuron di tempat nonsinaps-yaitu, bukan di mem- Selain neuromodulasi, inhibisi atau fasilitasi prasinaps adalah
bran subsinaps-dan tidak secara langsung mengubah permea- cara lain untuk menekan atau meningkatkan efektivitas sinaps.
bilitas dan potensial membran. Neuromodulator dapat bekerja Kadang suatu neuron ketiga dapat mempengaruhi aktivitas
di tempat prasinaps maupun pascasinaps. Sebagai contoh, antara ujung prasinaps dan neuron pascasinaps. Terminal akson
Tabel 4-3
Perbandingan Neurotransmiter Klasik dan Neuropeptida
Ukuran Kecil; satu asam amino atau bahan kimia serupa Besar; panjang 2 sampai 40 asam amino
Tempat Pembentukan Sii.osol synaptic knob Retikulum endoplasma dan kompleks Golgi di
badan sel; berjalan ke synaptic knob dengan
transpor akson
Tempat Penyimpanan Di vesikel sinaps yang kecil di terminal akson Di vesikel besar berinti padat di terminal akson
Tempat Peiepasan Terminal akson Terminal akson; dapat disekresikan bersama
dengan neurotransmiter
Kecepatan dan Lama Kerja Respons cepat, singkat Respons lambat, berkepanjangan
iempat Kerja Membran subsinaps sel pascasinaps Bagian nonsinaps di sel prasinaps atau
pascasinaps dengan konsentrasi yang jauh
lebih rendah daripada neurotransmiter klasik
Efek Biasanya mengubah potensial sel pascasinaps Biasanya meningkatkan atau menekan
dengan membuka saluran ion tertentu efektivitas sinaps melalui perubahan jangka
panjang pada sintesis neurotransmiter atau
reseptor pascasinaps (bekerja sebagai
neuromodu lator).
12O Bab 4
Sebagai contoh, kokain, obat yang sering disalah- pleks. Gangguan gerakan ini ditandai oleh kekakuan otot dan
gunakan, menghambat penyerapan kembali neurotransmiter tremor involunter saat istirahat, misalnya tangan atau kepala
dopamin di terminal prasinaps. Obat ini bekerja dengan gemetar ritmik involunter. Terapi baku untuk pp adalah
menghambat secara kompetitif transporter penyerapan kem- pemberian leuodopa (L-dopa), suatu prekursor dopamin.
bali dopamin, yaitu molekul protein yang mengambil do- Dopamin itu sendiri tidak dapat diberikan karena tidak
pamin yang dibebaskan dari celah sinaps dan mengem- mampu melewati sawar darah-otak (dibahas di bab selan-
balikannya ke terminal akson. Dengan kokain menempari jutnya), tetapi L-dopa dapat masuk ke otak dari darah. Sete-
transporter dopamin maka dopamin berada di celah sinaps lah berada di otak, L-dopa diubah menjadi dopamin untuk
dalam waktu yang lebih lama daripada biasanya dan terus mengganti defisiensi neurorransmiter ini. Pada sebagian besar
berinteraksi dengan reseprornya di sel pascasinaps. Alibatnya pasien, terapi ini banyak mengurangi gejala yang berkaitan
adalah pengaktifan berkepanjangan jalur-jalur saraf yang dengan defisiensi ini. Anda akan mempelajari penyakit ini
menggunakan bahan kimia ini sebagai neurorransmirernya. lebih jauh ketika kita membahas nukleus basalii.
Di antara jalur-jalur tefsebut adalah jalur yang berperan Transmisi melalui sinaps juga rentan terhadap toksin
dalam respons emosi, terutama perasaan nikmat. Pada haki- saraf, yang dapat menimbulkan penyakit sistem saraf dengan
katnya, ketika terdapat kokain, tombol saraf di jalur kenik- bekerja di tempat prasinaps atau pascasinaps. Sebagai contoh,
matan terkunci dalam posisi "nyala'. dua racun saraf yang berbeda, toksin tetanus dan striknin,
Kokain menimbulkan kecanduan karena menyebabkan bekerja di bagian sinaps yang berbeda untuk menghambat
adaptasi molekular jangka panjang neuron-neuron yang rer- impuls inhibitorik semenrara masukan eksitatorik tidak ter-
libat sehingga neuron-neuron rersebut tidak dapat menya- ganggu. Tolisin tetanus mencegah pembebasan suatu neuro-
lurkan impuls secara normal melalui sinaps tanpa mening- transmiter inhibitorik, GABA, dari masukan prasinaps inhi-
katkan dosis obat. Karena terus menerus dirangsang dalam bitorik yang berakhir di neuron-neuron yang menyarafi otot
waktu yang lama maka sel-sel pascasinaps menjadi terbiasa rangka. Masukan eksitatorik yang tak terkendali ke neuron-
atau beradaptasi untuk "mengharapkan" ringkar stimulasi neuron ini menyebabkan spasme oror yang tidak terkontrol.
yang tinggi ini; sehingga, mereka "terjerat" oleh obat tersebut. Pada awal penyakit, spasme ini terjadi terutama di otot ra-
Kata toleransi merujuk kepada clesentisisasi terhadap suatu hang sehingga timbul nama /a chjaw (rahangterkunci, trismus)
obat adiktif ini sehingga pemakai memeriukan jumlah obat bagi penyakit ini. Kemudian spasme meluas ke otot-otot
yang lebih besar untuk memperoleh efek yang sama. Secara untuk bernapas yang dapat menyebabkan kematian.
spesifik, pada pemakaian kokain jangka panjang, jumlah Striknin, sebaliknya, bersaing dengan neurotransmiter
reseptor dopamin di otak berkurang sebagai respons terhadap inhibitorik lain, glisin, di reseptor pascasinaps. Racun ini
berlimpahnya bahan yang bersangkutan. Akibat desensitisasi berikatan dengan resepror tetapi sama sekali tidak mengubah
ini, pemakai harus terus-menerus meningkatkan dosis obat potensial sel pascasinaps. Striknin malah menghambat resep-
untuk memperoleh sensasi kenikmatan yang sama. Ketika tor tersebut sehingga tidak dapat berinteraksi dengan glisin
molekul kokain berdifusi keluar, perasaan nikmat tersebut ketika glisin dibebaskan dari ujung prasinaps inhibitorik.
menguap, karena tingkat normal aktivitas dopamin tidak Karena itu, inhibisi pascasinaps (pembentukan PPI) lenyap
cukup "memuaskan" sel pascasinaps yang kebutuhannya telah di jalur saraf yang menggunakan glisin sebagai neurorrans-
sangat meningkat. Pemakai kokain yang mencapai hal ini miter inhibitorik. Jalur eksitatorik yang tidak terkontrol me-
akan menjadi gelisah dan mengalami depresi berat. Hanya nyebabkan kejang, spasrisitas otot, dan kematian.
kokain yang lebih banyak yang membuat mereka merasa Toksin teranus dan racun striknin menimbulkan hasil
nyaman kembali. Tetapi pemakaian berulang kokain memo- yang sama) tetapi satu racun (toksin tetanus) mencegah pe-
difikasi responsivitas terhadap obat. Dalam perjalanan waktu lepasan neurotransmiter inhibitorik tertentu dari neuron
kecanduan tersebut, pemakai sering tidak lagi merasakan prasinaps sementara yang lain (striknin) menghambat resepror
kenikmatan dari obat tetapi menderita gejala putus obat inhibitorik pascasinaps rerrenru.
(wirhdrawal symptoms) yang tidak menyenangkan setelah efek Obat lain dan penyakit yang mempengaruhi transmisi
obat mereda. Selain itu, jumlah kokain yang dibutuhkan di sinaps terlalu banyak untuk disebut, tetapi seperti yang
untuk mengatasi gejala tersebut semakin meningkat. Pemakai digambarkan oleh contoh di atas, seriap tempat di sepanjang
biasanya kecanduan terhadap obat, secara kompulsif men- jalur bersinaps rawan terhadap pengaruh, baik secara farma-
cari dan memakai obat dengan segala daya, pertama untuk kologis (imbas obat) atau patologis (disebabkan oleh
merasakan sensasi kenikmatan dan selanjutnya untuk meng- penyaki r ).
hindari gejala negatif putus obat, meskipun obat tersebut
sudah tidak lagi memberi kenikmatan. Kokain disalahguna-
kan oleh jutaan orang yang menjadi kecanduan terhadap sifat I Neuron-neuron dihubungkan oleh jalur
obat ini yang mempengaruhi pikiran, dengan dampak sosial konvergensi dan divergensi yang kompleks.
dan ekonomi yang parah.
Terdapat dua hubungan penting antara neuron-neuron: kon-
Sementara penyalahgunaan kokain menyebabkan akti- vergensi dan divergensi. Satu neuron dapat memiliki banyak
vitas berlebihan dopamin, penyakit Parkinson (PP) berkait- neuron lain bersinaps padanya. Hubungan semacam ini di-
an dengan defisiensi dopamin di nuhleus basal, suaubagian kenal sebagai konvergensi (Gambar 4-20). Melalui masukan
otak yang berperan dalam mengontrol gerakan-gerakan kom- konvergensi ini, sebuah sel dipengaruhi oleh ribuan sel lain.
Neuron
pascasinaps
\
Tanda panah menunjukkan arah penyaluran informasi
122 Bab 4
menggunakan pembawa pesan (perantara) kimiawi difusi sederhana, maka kerja bahan ini terbatas pada jarak
ekstrasel, yang terdiri dari empat jenis: parakrin, neu- pendek. Bahan ini tidak masuk ke dalam darah dalam jumlah
rotransmiter, /tormon, dan neurohormon. Pada masing- bermakna karena cepat diinaktifkan oieh enzim-enzim lokal.
masingnya, sel tertentu membentuk perantara kimiawi Salah satu contoh parakrin adalah histamin, yang dibebaskan
spesifik untuk tujuan tertentu. Setelah dibebaskan ke dari sejenis sei jaringan ikat sewaktu terjadi respons peradangan
dalam CES atas stimulasi yang sesuai, bahan-bahan di jaringan yang rusak. Histamin antara lain menyebabkan
pembawa sinyal ini bekerja pada sel tertentu, yaitu sel dilatasi (pelebaran) pembuluh darah sekitar untuk mening-
sasaran pembawa pesan, dengan cara yang telah di- katkan aliran darah ke jaringan. Efek ini menyebabkan ke-
tetapkan. Untuk menimbulkan efek, pembawa pesan datangan iebih banyak sel-sei pertahanan yang berasal dari
kimiawi ekstrasel ini harus berikatan dengan reseptor darah ke bagian yang cedera arau terinfeksi.
sel sasaran yang spesifik untuknya. Parakrin harus dibedakan dari bahan kimia yang mem-
pengaruhi sel sekitar setelah dibebaskan secara non spesifik
Keempat jenis pembawa pesan kimiawi berbeda dalam
selama aktivitas sel. Sebagai contoh, peningkatan konsentrasi
sumber serta jarak dan cara yang digunakan untuk sampai ke
CO, lokal di otot yang sedang bekerja adalah salah satu fak-
tempat kerjanya sebagai berikut:
tor yang mendorong dilatasi lokal pembuluh darah yang
I Parakrin adalah pembawa pesan kimiawi lokal yang mendarahi otot. Peningkatan aliran darah yang terjadi ikut
efeknya hanya terjadi di sel-sel sekitar dalam lingkungan dekat membantu memenuhi peningkatan kebutuhan metabolik
tempat sekresinya. Karena parakrin tersebar melalui proses jaringan. Namun, CO, dihasilkan oleh semua sel dan tidak
/'a\ -/1
Taut celah lkatan langsung transien antara sel-sel
(\"/ )l-il-\ytrD
\_-l- )
l{olruri krsl .\lrii:ri:srl il rlrir L, m:il.i u n !l iiil ril a l u l F'trnt Lrtvr i Ftr'*sa n lo,i ll iernri E kstrase N
Sel
sasaran
lokal
+ t,-y'
A.
( *=)
\r/
Sel pensekresi
(sel endokrin)
,l
r@ Sel non-sasaran
(tanpa reseptor)
Hormon c Neurohormon
Gambar 4-21
Jenis komunikasi antarsel. Taut celah dan ikatan langsung transien antara sel-sel adalah cara komunikasi langsung antara sel-sel.
Parakrin, neurotransmitel hormon, dan neurohormon adalah pembawa pesan (perantara) kimiawi ekstrasel yangmelaksanakan
komunikasi tak langsung antara sel-sel. Berbagai pembawa pesan kimiawi ini berbeda dalam sumber dan jarak y-ng harus
ditempuh untuk mencapai sel sasaran mereka.
124 Bab 4
bukaan saluran berpintu kimiawi. Pembawa pesan perrama kular dan selular, bagian terakhir dari bab ini akan mem-
ini menyampaikan perintahnya dengan memicu proses "sst, bandingkan secara umum bagaimana sistem saraf dan endo-
tolong teruskan". Pengikatan pembawa pesan pertama ke krin berbeda sebagai sistem regulatorik.
reseptor membran menyebabkan terbentuknya sinyal untuk
mengaktifkan pembawa pesan kedua intrasel. Pembawa
pesan kedua akhirnya menyampaikan perintah tersebut me- I Hormon diklasifikasikan secara kimiawi sebagai
lalui serangkaian perantara biokimiawi ke protein-protein hidrofilik atau lipofilik.
intrasel tertentu yang melaksanakan perintah, misalnya
mengubah metabolisme sel atau aktivitas sekresi. Jalur-jaiur Hormon-hormon secara kimiawi tidak sama dan digolong-
intrasel yang diaktifkan oleh pembawa pesan kedua sebagai kan ke dalam dua kelompok berbeda berdasarkan sifat ke-
respons terhadap terikatnya pembawa pesan pertama ke larutannya: hormon hidrofilik atau lipofilik. Hormon dalam
reseptornya di permukaan sei sangat mirip di antara berbagai kelompok masing-masing dibagi lagi berdasarkan struktur
sel meskipun respons akhir terhadap sinyal tersebur sangat biokimia dan/atau sumbernya sebagai berikur (Tabel 4-4).
beragam. Variabilitas respons bergantung pada spesialisasi sel,
1. Hormon hidrofilik ("menyrrkai air") sangat larut air
bukan pada mekanisme yang digunakan.
dan memiliki kelarutan lemak yang rendah. Sebagian
Sebagian neurotransmiter berfungsi melalui sistem pem-
besar hormon hidrofilik adaiah peptida atau hormon
bawa pesan kedua intrasel. Sebagian besar, tetapi tidak semua
protein yang terdiri dari asam-asam amino spesifik ter-
neurotransmiter, berfungsi dengan mengubah konformasi
susun dalam rantai dengan panjang bervariasi. Rantai
saluran berpintu kimiawi sehingga permeabilitas membran
yang lebih pendek adalah peptida, dan yang lebih pan-
dan fluks ion melewati membran pascasinaps berubah, suatu jang adalah protein. Untuk memudahkan, selanjutnya
proses yang sudah anda kenal. Sinaps-sinaps yang meng-
kita akan menyebut keseluruhan kategori ini sebagai
gunakan respons cepat ini dianggap sinaps "cepat". Namun, peptida. Salah satu contoh adalah insulin dari pankreas.
cara lain transmisi melalui sinaps yang digunakan oleh se-
Kelompok lain hormon hidrofilik adalah kateholamin,
bagian neurotransmiter, misalnya serotonin, adalah dengan
yang berasal dari asam amino tirosin dan secara spesifik
mengaktifkan pembawa pesan kedua intrasel. Sinaps yang
dikeluarkan oleh medula adrenal. Kelenjar adrenal ter-
menghasilkan respons yang diperantarai oleh pembawa pesan
diri dari medula adrenal di sebelah dalam dikelilingi
kedua dikenal sebagai sinaps "lambat", karena respons ini
oleh korteks adrenal di sebelah luar. (Anda akan mem-
memerlukan waktu lebih lama dan sering berlangsung lebih
pelajari lebih lanjut renrang lokasi dan struktur kelenjar
lama daripadayang dicapai oleh sinaps cepat. Sebagai con-
endokrin di bab-bab selanjutnya). Epinefrin adalah ka-
toh, pembawa pesan kedua yang diaktifkan oleh neurotrans-
tekolamin yang utama.
miter mungkin memicu perubahan sel pascasinaps jangka 2. Hormon lipofilik ("menyukai lemak") memiliki kela-
panjang yang dipercayai berkaitan dengan tumbuh kembang
rutan lemak yang tinggi dan kurang larut dalam air.
saraf, serta mungkin berperan dalam proses belajar dan Hormon lipofilik mencakup ltormon tiroid dan hormon
mengingat.
steroid. Hormon tiroid, seperti diisyaratkan oleh nama-
Sistem pembawa pesan kedua digunakan secara luas di
nya, disekresikan secara eksklusif oleh kelenjar tiroid.
seluruh tubuh, termasuk salah satu cara kunci yang diguna-
Hormon tiroid adalah turunan tirosin beriodium.
kan oleh kebanyakan hormon larut air untuk menimbulkan Meskipun katekolamin dan hormon tiroid berperilaku
efeknya. Sekarang marilah kita alihkan perhatian kepada
sangar berbeda namun keduanya kadang disatukan ke
komunikasi hormon, di mana kita akan meneliti sistem dalam golongan h ormon amin karenasama-sama turun-
pembawa pesan kedua secara lebih rinci.
an tirosin. Steroid adalah lemak netral yang berasal dari
kolesterol. Hormon yang disekresikan oleh korteks adre-
nal, misalnya kortisol, dan hormon seks (testosteron
PRINSIP KOMUNIKASI HORMON pada pria dan estrogen pada wanita) yang disekresikan
Endokrinologi adalah ilmu tentang penyesuaian kimiawi oleh organ reproduksi adalah steroid.
homeostatik dan aktivitas lain yang dilaksanakan oleh hor- Perbedaan ringan dalam struktur kimia antara hormon-
mon, yang disekresikan ke dalam darah oleh kelenjar endo- hormon dalam masing-masing kategori sering menimbulkan
krin. Sistem saraf dan sistem endokrin adalah dua sistem respons biologis yang sangat berlainan. Sebagai contoh,
regulatorik utama tubuh. Bagian perrama dari bab ini men- dengan membandingkan dua hormon steroid di Gambar
jelaskan mekanisme molekular dan selular mendasar yang 4-22, perhatlkan perbedaan kecil antara resrosreron, hormon
berfungsi sebagai basis bagi bekerjanya keseluruhan sisrem seks pria yang bertanggung jawab dalam pembentukan karak-
saraf-pembentukan sinyal listrik di dalam neuron dan trans- teristik maskulin, dan estradiol, suatu bentuk estrogen, yaitu
misi kimiawi sinyal antara neuron-n€uron. Kini kita akan hormon seks wanita penentu sifat feminin.
berfokus pada ciri molekular dan selular kerja hormon dan Aspek kelarutan suatu hormon menentukan (1)
akan membandingkan kemiripan dan perbedaan dalam bagaimana hormon rersebut diproses oleh sel endokrin, (2)
bagaimana sel saraf dan sel endokrin berkomunikasi dengan cara hormon tersebut diangkut dalam darah, dan (3) meka-
sel lain dalam melaksanakan tugas regulasi mereka. Yang nisme yang digunakan hormon untuk mempengaruhi di sel
terakhir, berdasarkan perbedaan cara kerja di tingkat mole- sasaran. Kita mula-mula akan membahas berbagai cara
AMINA
"126 Bab 4
dengan eksositosis (lihat h. 29). Sekresi semacarn ini biasa- Hanya sejumlah kecil fraksi hormon lipofilik yang tidak
nya tidak berlangsung terus-menerus; sekresi ini dipicu ha- terikat (bebas) yang aktifsecara biologis (yaitu, bebas menembus
nya oleh rangsangan tertentu. Darah kemudian menyerap dinding kapiler dan berikatan dengan reseptor sel sasaran untuk
hormon yang disekresikan tersebut unruk didisuibusikan. menimbulkan efek). Setelah berinteralsi dengan sel sasaran,
hormon cepat diinaktifkan atau disingkirkan sehingga tidak
PEMROSESAN HORMON STEROID LIPOFILIK lagi tersedia untuk berinteraksi dengan sel sasaran lain. Karena
hormon yang terikat ke pembawa berada dalam keseimbangan
Semua sel steroidogenik (penghasil steroid) melakukan lang-
dinamik dengan hormon bebas, maka bentuk hormon steroid
kah-langkah berikut untuk menghasilkan dan mengeluarkan
dan tiroid yang terikat menjadi kompartemen cadangan yang
produk hormon mereka:
dapat digunakan untuk mengganti kompartemen bebas yang
1. Kolesterol adalah prekursor bersama untuk semua hor- aktif Untuk memperrahankan fungsi normal endolrin, yang
mon steroid. dipantau adalah jumlah hormon lipofilik bebas yang aktif dan
2. Sintesis berbagai hormon steroid dari kolesterol memer- bukan konsentrasi totalnya dalam plasma.
lukan serangkaian reaksi enzimatik yang memodifikasi I Katekolamin adalah hormon tak lazim karena hanya
molekul kolesterol dasar-sebagai contoh, dengan meng- sekitar 507o dari hormon hidrofilik ini yang beredar sebagai
ubah jenis dan posisi gugus samping ylng melekat ke hormon bebas; 50% lainnya berikatan secara longgar dengan
rangka kolesterol (Gambar 4-23). Setiap konversi dari protein plasma albumin. Karena katekolamin larut air maka
kolesterol menjadi hormon steroid spesifik memerlukan makna pengikatan ke protein ini masih belum diketahui.
bantuan dari sejumlah enzimyanghanya terdapar di or-
CATAIAN KLINIS. Sifat kimia suatu hormon menen-
gan steroidogenik tertentu. Karena itu, setiap orga-n ste-
tukan tidak saja cara-cara hormon tersebut diangkut oleh
roidogenikhanya dapat menghasilkan hormon (-hormon)
darah tetapi juga bagaimana hormon tersebut dapat secara
steroid yang perangkat enzimnya dimiliki oleh organ
artifisial dimasukkan ke dalam darah untuk tujuan terapetik.
tersebut. Sebagai contoh, suatu enzim kunci yang diper-
Karena sistem pencernaan ridak mengeluarkan enzim yang
lukan untuk menghasilkan kortisol hanya ditemukan di
dapat mencerna hormon steroid dan tiroid maka kedua hor-
korteks adrenal, sehingga tidak ada organ steroidogenik
mon ini, misalnya steroid seks yang terkandung dalam pil
lain yang dapat menghasilkan hormon ini.
KB, jika dimakan dapat diserap utuh dari saluran cerna ke
3. Tidak seperti hormon peptida, hormon steroid tidak
dalam darah.Tidak ada hormon jenis lain yang dapat di-
disimpan. Setelah terbentuk, hormon steroid larut lemak
berikan per oral karena enzim-enzim pencerna protein akan
ini segera berdifusi melalui membran plasma lemak sel
menyerang hormon tersebut dan mengubahnya menjadi
steroidogenik untuk masuk ke darah. Hanya prekursor
fragmen-fragmen inaktif. Karena itu, hormon-hormon ini
hormon kolesterol yang disimpan dalam jumlah ber-
harus diberikan melalui rure non-oral; misalnya, defisiensi
makna di dalam sel steroidogenik. Karena itu, kecepatan
insulin diterapi dengan penyuntikan insulin setiap hari.
sekresi hormon steroid seluruhnya dikontrol oleh laju
Kini kita akan membahas bagaimana hormon hidrofilik
sintesis hormon. Sebaliknya, sekresi hormon peptida
dan lipofilik berbeda dalam mekanisme kerja mereka di sel
terutama dikontrol dengan mengatur pelepasan hormon
sasaran.
simpanan yang telah disintesis.
I
,',,'' 1 '' I
I
'\'"-
Testosteron
Androgen
I (hormon seks pria)
I
Kortisol
,, ,,,,
l''., ,
Glu'kokortikoid
Aldosteron (hormon kor,teks adrenal)
lemak sel sasaran. Hormon kelompok ini berikatan sasaran. Pengaktifan ini secara langsung mengubah akti-
dengan reseptor spesifik yang terletak di permuhaan uitas protein intrasel yang sudah ada, biasanya enzim,
membran plasma luar sel sasaran. untuk menghasilkan efek yang diinginkan.
2. Hormon tiroid dan steroid lipofilik mudah menembus 3. Semua hormon lipofilik terutama berfungsi dengan
membran permukaan dan berikatan dengan resepror mengaktifkan gen-gen spestfk di sel sasaran untuk me-
spesifik yang terletak di dalam sel sasaran. nyebabkan pembentukan protein intrasel baru, yang pada
gilirannya menghasilkan efek yang diinginkan. Protein
CARA UMUM KERJA HORMON HIDROFILIK DAN yang baru ini dapat berupa enzim arau protein struk-
LIPOFILIK tural.
Meskipun menimbulkan respons biologis yang beragam namun Marilah kita teliti dua mekanime urama kerja hormon (peng-
semua hormon pada akhirnya mempengaruhi sel sasaran mereka aktifan sistem pembawa pesan kedua dan pengaktifan gen)
dengan mengubah protein sel melalui tiga cara umum: secara lebih detil.
128 Bab 4
protein yang sudah ada. Terdapat dua jalur pembawa pesan protein enzimatik terrentu yang mengatur proses meta-
kedua yang utama: Satu menggunakan adenosin monofos- bolik tertentu dapat meningkat atau menurun.
fat siklik (AMP siklik atau cAMP) sebagai pembawa pesan
Setelah respons terlaksana dan pembawa pesan pertama di-
kedua, dan yang lain menggunakan Ca2..
keluarkan, subunit cr. kembali menyatu dengan subunit B dan
y untuk memulihkan kompleks protein G inaktif. AMP siklik
JALUR PEMBAWA PESAN KEDUAAMP SIKLIK dan bahan-bahan kimia lain yang ikut serta diinaktifkan se-
Dalam penjelasan berikut tentang jalur cAMII langkah- hingga pesan intrasel "terhapus" dan respons dapat dihenti-
langkah yang diberi nomor berkaitan dengan langkahJangkah kan. Jika tidak maka sekali terjadi respons akan berlangsung
bernomor di Gambar 4-24 (h. 130) tanpa henti sampai sel kehabisan bahan yang diperlukan.
Perhatikan bahwa jalur transduksi sinyal ini, Iangkah-
1. Pengikatan pembawa pesan ekstrasel yang sesuai (pem-
langkah yang melibatkan pembawa pesan pertama ekstrasel,
bawa pesan pertama) ke reseptornya di membran per-
reseptor, kompleks protein G, dan protein efektor terjadi di
mukaan akhirnya rnengaktifkan enzim adenilil siklase
(langkah li), yang terletak di sisi sitoplasma membran membran plasma dan menyebabkan pengaktifan pembawa
pesan kedua. Pembawa pesan ekstrasel tidak dapat masuk ke
plasma. Suatu "kurir" terikat membran, protein G, be-
kerja sebagai perantara antara reseptor dan adenilil sikla-
dalam sel untuk "secara pribadi" menyerahkan pesannya
kepada protein yang melaksanakan respons yang diinginkan.
se. Protein G ditemukan di permukaan dalam membran
Pembawa pesan ini memicu proses-proses yang mengaktifkan
plasma. Protein G non-aktif terdiri dari kompleks sub-
pembawa pesan intrasel, cAMP Pembawa pesan kedua ini
unit alfa (cr), beta (0), dan gama (y). Saat ini telah di-
kemudian memicu suatu reaksi biokimia berantai di dalam sel
temukan sejumlah protein G berbeda dengan subunit cr,
yang menyebabkan timbulnya respons sel.
bervariasi. Berbagai protein G ini diaktifkan sebagai res-
pons terhadap pengikatan pembawa pesan pertama ke Berbagai jenis sel memiliki protein jadi yang berbeda-
reseptor di permukaan sel. Ketika pembawa pesan per- beda, yang tersedia untuk difosforilasi dan dimodifikasi oleh
tama berikatan dengan reseptornya, reseptor melekat ke protein kinase A. Karena itw, satu jenis pembawa pesan hedua,
protein G yang sesuai, menyebabkan pengaktifan sub- cAMP, dapat memicu beragam respons di sel yang berbeda,
unit ct. Setelah aktif, subunit o terpisah dari kompleks bergantung pada protein ap^ yang mengalami modifikasi.
protein G dan bergerak di sepanjang permukaan dalam AMP siklik dapat dianggap sebagai suatu "tombol" molekular
membran plasma sampai mencapai suatu protein efek- yangseringdipakaiuntuk"menyalakan' (atau "memadamkan")
tor. Protein efektor ini adalah saluran ion atau enzim di berbagai proses sel, bergantung pada jenis aktivitas protein
dalam membran. Subunit c berikatan dengan protein yang akhirnya termodifikasi di berbagai sel sasaran. Jenis
efektor dan mengubah aktivitasnya. Di jalur AMP siklik, protein yang diubah oleh pembawa pesan kedua bergantung
adenilil siklase adalah protein efektor yang diaktifkan. pada spesialisasi masing-masing sel. Hal ini dapat diibaratkan
Para peneliti telah mengidentifikasi lebih dari 300 re- sebagai kemampuan menerangi atau mendinginkan suatu
septor berbeda yang menyampaikan instruksi pembawa ruangan bergantung pada apakah rombol yang anda tekan
pesan ekstrasel melintasi membran ke protein efektor dihubungkan ke alat khusus untuk menyalakan lampu atau
melalui protein G. ke alat khusus untuk menciptakan gerakan udara (kipas
angin). Di tubuh, variabilitas respons ketika tombol dinyala-
2. Adenilil siklase menginduksi perubahan ATP intrasel
kan bergantung pada perbedaan yang telah diprogram secara
menjadi cAMP dengan memutuskan dua fosfat (lang-
kah &). (Ini adalah ATP yang sama dengan yang di- genetik pada sekumpulan protein di sel-sel yang berbeda.
Sebagai contoh, pengaktifan sistem cAMP menyebabkan
gunakan sebagai "uang" energi di tubuh).
modifikasi kecepatan denyut jantung di jantung, stimulasi
3. cAMP, dengan bekerja sebagai pembawa pesan kedua
pembentukan hormon seks wanita di ovarium, penguraian
intrasel, memicu suatu rangkaian reaksi biokimia yang
simpanan glukosa di hati, kontrol konservasi air sewaktu
telah terprogram di dalam sel untuk menghasilkan res-
pembentukan urin di ginjal, pembentukan jejak-jejak ingatan
pons yang telah ditentukan oleh pembawa pesan per-
sederhana di otak, dan persepsi rasa manis oleh papil kecap.
tama. Mula-mula cAMP mengaktifkan suatu enzim in-
trasel spesifik, protein kinase A (langkah $).
4. Protein kinase A, selanjutnya, memfosforilasi (melekat- SISTEM PEMBAWA PESAN KEDUA Ca2*
kan sebuah gugus fosfat dari AIP ke) protein intrasel
Sebagian sel menggunakan Ca2., bukan cAMB sebagai pem-
spesifik yang sudah ada (langkah $), misalnya suatu
bawa pesan kedua. Dalam hal ini, pengikatan pembawa pesan
enzimyang penting dalam jalur metabolik tertentu.
pertama dengan reseptor permukaan akhirnya menyebabkan,
5. Fosforilasi menyebabkan protein berubah bentuk dan dengan bantuan protein G, pengaktifan enzim fosfolipase
fungsinya (mengaktifkan atau menghambatnya) (lang- C, suatu protein efektor yang terikat ke sisi dalam membran
kah S). (langkah $l di Gambar 4-25) . Enzim ini menguraikan fosfa-
6. Protein yang telah berubah ini menimbulkan perubahan tifilinositol bisfosfat (disingkat PIPr), suatu komponen
pada fungsi sel (langkah $). Perubahan yang terjadi ada- dari ekor molekul fosfolipid di dalam membran itu sendiri.
lah respons fisiologik akhir sel sasaran terhadap pem- Produk pemecahan PIP, adalah fiasilgliserol (DAG) dan
bawa pesan pertama. Sebagai contoh, aktivitas suatu inositol trisfosfat (IPr) (langkah S). IP, adalah fragmen yang
O = tottut
Gambar 4-24
Mekanisme kerja hormon hidrofilik melalui pengaktifan AMP siklik dan pembawa pesan kedua
berperan dalam memetabolisasi simpanan Ca2' intrasel untuk Meskipun jalur cAMP dan Ca2- adalah sistem pembawa
meningkatkan Ca2- sitosol (langkah 3). Kalsium kemudian pesan kedua yang paling banyak dijumpai namun bukan
mengambil alih peran pembawa pesan kedua, yang akhirnya satu-satunya. Sebagai contoh, di beberapa sel guanosin
menyebabkan terjadinya respons yang ditentukan oleh pem- monofosfat siklik (GMP siklik) berfungsi sebagai pembawa
bawa pesan pertama. Banyak dari proses sel dependen Ca2- pesan kedua dalam suatu sistem yang analog dengan sistem
dipicu oleh pengaktifan kalmodulin, suatu protein pengikat cAMP.
Ca2- intrasel (langkah 4). Pengaktifan kalmodulin oleh Ca2- Banyak hormon hidrofilik menggunakan cAMp sebagai
serupa dengan pengaktifan protein kinase A oleh cAMP Dari pembawa pesan keduanya. Beberapa memakai Ca2. intrasel
sini pola kedua jalur serupa. Kalmodulin yang telah akdf dalam peran ini; bagi yang lain; pembawa pesan keduanya
mengubah bentuk dan fungsi protein sel lain (langkah 5), masih belum jelas. Ingatlah bahwa pengaktifan pembawa
baik mengaktifkannya maupun menghambatnya. Protein pesan kedua adalah suatu mekanisme universal yang diguna-
inilah yang menghasiikan respons sel yang diinginkan (lang- kan oleh berbagai pembawa pesan ekstrasel selain hormon
kah 6). (Secara bersamaan, produk penguraian PIP, lainnya, hidrofilik. (Lihat fitur dalam boks,
Konsep, Thntangan, dan
DAC, memicu jalur pembawa pesan kedua yang lain. DAG Kontroversi, untuk penjelasan tentang suatu jalur transduksi
mengaktifkan protein binase C (PKC), yang pada gilirannya sinyal yang mengejutkan - jalur yang menyebabkan sel bu-
menghasilkan respons sel dengan memfosforilasi protein- nuh diri).
protein sel tertentu).
Jalur cAMP dan Ca2- sering bertumpang tindih dalam
menghasilkan aktivitas sel tertentu. Sebagai contoh, cAMP AMPLIFIKASI OLEH JALUR PEMBAWA PESAN
dan Ca2. dapat mempengaruhi satu sama lain. Kalmodulin KEDUA
yang diaktifkan oleh kalsium dapat mengatur adenilil siklase Beberapa hal penting renrang pengaktifan resepror dan proses-
dan dengan demikian mempengaruhi cAMB semenrara pro- proses selanjutnya layak diperhatikan. Pertama, dengan me-
tein kinase A dapat memfosforilasi dan, karenanya, meng- Iihat jumlah langkah yang berperan dalam sistem pembawa
ubah aktivitas pembawa atau saluran Ca2*. pesan kedua, anda mungkin bertanya-tanya mengapa sedemi-
130 Bab 4
Pembawa pesan Pengikatan suatu pembawa pesan
@
**' -'''"fi
pertama, pembawa Membran plasma
ekstrasel ke reseptor membran
permukaan mengaktifkan enzim
"',.-^nuprotein fosfolipase C yang terikat ke membran
c melalui perantaraan protein G.
G
f ros,rotioase
Fosfolipase C mengubah PlPr, suatu
komponen membran, menjadi DAG
dan lP..
pada gilirannya memobilisasi
@ yang
't. disimpan di dalam organel.
Ca2*
-".",..H%reffi
(Pengikatan pembawa
: ieler
@ 6;u5uh e1s6
fosfolipase C
cls @
menjadi ".u,
yang bekerja sebagai pembawa
pesan kedua, mengaktifkan kalmodulin
(Mensaktifkan)
€D
(Menginduksi perubahan
bentuk protein)
kian banyak sel menggunakan sistem kompleks yang sama ini, konsentrasi hormon dan pembawa pesan kimiawi lain yang
untuk melaksanakan sedemikian banyak fungsi. Banyaknya sangat rendah sudah dapat memicu respons sel yang men-
langkah pada jalur pembawa pesan kedua sebenarnya meng- colok.
untungkan, karena efek multipliffkasi jaiur ini sangat mem-
perkuat sinyal awal. Amplifikasi berarti bahwa kekuatan
keluaran suatu sistem jauh lebih besar daripada masukannya.
MODIFIKASI JALUR PEMBAWA PESAN KEDUA
Pengikatan satu molekul pembawa pesan ekstrasel ke reseptor- Meskipun reseptor membran berfungsi sebagai penghubung
nya mengaktifkan sejumlah molekul adenilil siklase (marilah antara pembawa pesan perrama ekstrasel dan pembawa pesan
kita anggap 10), yang masing-masing mengaktifkan banyak kedua intrasel dalam pengaturan aktivitas-aktivitas sel tertenru,
(dalam contoh hipotetis kita, katakan 100) molekul cAMP reseptor itu sendiri juga sering berada di bawah kontrol. Pada
Setiap molekul cAMP kemudian bekerja pada saru protein banyak keadaan, jumlah dan afinitas (daya ikat reseptor aras
kinase A, yang memfosforilasi dan karenanya mempengaruhi pembawa pesan kimiawinya) dapat berubah, bergantung pada
banyak (kembali kita andaikan 100) protein spesifik, misalnya keadaan. Sebagai contoh, jumlah resepror untuk hormon
enzim. Setiap enzim, pada gilirannya, bertanggung jawab insulin dapat turun sebagai respons terhadap peningkatan
menghasilkan banyak (mungkin 1 00) molekul produk tertentu, kronik insulin dalam darah. Kemudian, saat kira membahas
misalnya produk selretorik. Hasil dari proses berjenjang ini, kelenjar-kelenjar endokrin spesifik secara detil, anda akan
dengan satu proses memicu proses berikutnya dalam rangkai- mempelajari lebih banyak tentang mekanisme yang mengarur
an, adalah amplifikasi luar biasa sinyal awal. Dalam contoh responsivitas sel sasaran terhadap hormonnya ini.
hipotetis kita, satu molekul pembawa pesan kimiawi berperan CATAIAN KLINIS. Banyak proses penyakit dapat di-
menghasilkan i 0 juta rnolekul produk sekretorik. Dengan cara kaitkan dengan malfungsi resepror atau defek di salah satu
Pada sebagian besar kasus, jalur pada tubuh orang dewasa. Fungsi pasokan O, akibat penyumbatan total
transduksi sinyal yang dipicu oleh optimal sebagian besar jaringan pembuluh darah yang mendarahinya,
pengikatan suatu pembawa pesan bergantung pada keseimbangan mati akibat nekrosis (lihat h. 362).
kimiawi ekstrasel dengan reseptor antara produksi sel baru dan Meskipun nekrosis dan apoptosis
membran permukaan ditujukan untuk destruksi diri sel. Keseimbangan ini sama-sama menyebabkan kematian,
mendorong fungsi yang sesuai, mempertahankan jumlah sel yang tahap-tahap yang terlibat sangat
pertumbuhan, kelangsungan hidup, sesuai di suatu jaringan sembari berbeda. Pada nekrosis, sel yang mati
atau reproduksi sel. Sebaliknya, setiap menjamin pasokan sel segar yang adalah korban yang pasif, sementara
sel memiliki jalur inheren tak lazim berada dalam puncak kinerjanya. pada apoptosis sel secara aktif ikut
yang, jika terpicu, menyebabkan sel I Kematian sel terprogram berperan serta dalam kematiannya sendiri. pada
melakukan bunuh diri dengan penting dalam sistem imun. nekrosis, sel yang cedera tidak dapat
mengaktifkan enzim-enzim penggun- Apoptosis adalah salah satu cara memompa keluar Na* seperti biasa.
ting protein intrasel, yang memotong untuk menghilangkan sel yang Akibatnya, air masuk melalui osmosis,
sel menjadi kepingan-kepingan kecil terinfeksi oleh virus berbahaya. menyebabkan sel membengkak dan
yang mudah dibersihkan. Kematian sel Selain itu, sel darah putih yang pecah. Biasanya pada nekrosis
terprogram yang disengaja ini disebut melawan infeksi dan telah melak- gangguan yang menyebabkan
apoptosis. (Kata ini berarti "terlepas", sanakan tugasnya serta tidak lagi kematian sel juga mencederai banyak
dalam kaitannya dengan membuang diperlukan akan mematikan dirinya sel sekitar sehingga banyak sel sekitar
sel yang tidak lagi bermanfaat, seperti send iri. membengkak dan pecah bersama-
daun rontok pada musim gugur). I Sel-sel yang tidak diinginkan yang sama. Pelepasan isi sel ke dalam
Apoptosis adalah bagian normal dari me nga nca m homeostasis b i asa nya jaringan sekitar memicu respons
kehidupan-sel-sel yang menjadi disingkirkan dari tubuh dengan peradangan di tempat kerusakan
berlebih atau terganggu dipicu untuk apoptosis. Yang termasuk dalam tersebut (lihat h. 450). Sayangnya,
menghancurkan dirinya sendiri demi daftar "korban" ini adalah sel tua, respons peradangan memiliki kemung-
tujuan yang lebih besar yaitu pemeli- sel yang mengalami kerusakan tak kinan merusak sel-sel sekitar yang
haraan kesehatan tubuh keseluruhan. tersembuhkan akibat terpajan ke masih sehat.
radiasi atau racun lain, dan sel yang Sebaliknya, apoptosis terjadi pada
Peran Apoptosis mungkin akan kacau. Banyak sel sel tertentu tanpa mengenai sel-sel
Di sini adalah contoh-contoh peran mutan dieliminasi dengan cara ini sekitar. Sel yang memberi sinyal untuk
penting yang dilakukan oleh program sebelum benar-benar menjadi bunuh diri melepaskan dirinya dari
pengorbanan intrinsik ini: kanker. sel-sel sekitar kemudian menciut, bukan
I Eliminasi-diri sel-sel tertentu yang membengkak dan pecah. Sebagai
dapat diperkirakan adalah bagian Perbandingan Apoptosis dan Nekrosis senjatanya yang mematikan, sel yang
normal dari perkembangan. 5el-sel Apoptosis bukan satu-satunya cara bunuh diri tersebut mengaktifkan suatu
tertentu yang tidak diinginkan yang kematian sel, namun ini adalah cara jenjang enzim pemotong protein
diproduksi selama perkembangan yang paling rapi. Apoptosis adalah cara intrasel yang dalam keadaan normal
diprogram untuk membunuh diri terkontrol, disengaja, rapi untuk inaktif, kaspase, yang membunuh sel
mereka sendiri. Selama perkem- menghilangkan sel-sel yang tidak lagi dari dalam. Ketika sel diberi sinyal
bangan seorang wanita, misalnya, dibutuhkan atau menimbulkan untuk menjalani apoptosis, mitokondria
apoptosis secara sengaja menghi- ancaman bagi tubuh. Bentuk lain menjadi bocor sehingga sitokrom c
Iangkan duktus embrionik yang kematian sel, nekrosis (memiliki arti keluar ke dalam sitosol. Sitokrom c,
dapat membentuk saluran repro- "membuat mati") adalah pembunuhan suatu komponen rantai transpor
duksi pria. Demikian juga, apoptosis yang tidak terkendali, tidak disengaja, elektron, biasanya ikut serta dalam
membentuk jari tangan dari tangan dan "kotor" pada sel-sel berguna yang fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan
berbentuk kantung dengan mengalami cedera berat oleh sesuatu ATP (lihat h. 38). Di luar lingkungan
menghilangkan membran mirip jala dari luar sel, misalnya pukulan fisik, normalnya di mitokondria, sitokrom c
di antara jari-jari tersebut. kekurangan 02, atau penyakit. Sebagai mengaktif kan jenjang kaspase. Sekali
I Apoptosis penting dalam perputar- contoh. selama serangan jantung, diaktifkan, enzim-enzim golongan
a nlpe rtu ka ra n (tu rn-ove r) ja ri ng a n sel-sel otot jantung yang kekurangan kaspase ini bekerja seperti gunting
132 Bab 4
molekul untuk membongkar sel secara bagi tubuh, bahwa semua di lingkungan Meskipun semua sel memiliki perang-
sistematis. Dengan menggunting sekitar sel baik-baik saja, dan bahwa kat kematian yang sama namun sinyal
protein demi protein, enzim-enzim ini segala sesuatu di dalam sel bekerja yang menginduksi mereka untuk
memotong nukleus, menguraikan DNA dengan baik. Sinyal-sinyal ini menca- bunuh diri bervariasi.
yang esensial untuk kehidupan, lalu kup faktor pertumbuhan spesifik Mengingat bahwa kehidupan setiap
menguraikan sitoskeleton penentu jaringan, hormon-hormon tertentu, sel bergantung pada keseimbangan
bentuk internal, dan akhirnya meme- dan kontak yang sesuai dengan sel-sel yang rawan ini setiap saat, tidaklah
cah-mecah sel itu sendiri menjadi tetangga dan matriks ekstrasel. mengherankan bahwa kegagalan
paket-paket terbungkus membran Sinyal-sinyal kelangsungan hidup kontrol apoptosis-yang menyebabkan
yang mudah dibersihkan. Yang ekstrasel ini memicu jalur-jalur intrasel bunuh diri sel berlebihan atau
penting, isi sel yang mati tetap yang menghambat pengaktifan kekurangan-tam paknya berperan
terbungkus oleh membran plasma jenjang kaspase sehingga perangkat pada banyak penyakit penting.
sepanjang proses bunuh diri ini kematian sel dapat ditahan. Sebagian Aktivitas apoptoti k berlebihan
sehingga isi intrasel yang berpotensi besar sel terprogram untuk bunuh diri dipercaya ikut berperan dalam
merusak tidak keluar seperti pada jika mereka tidak mendapat sinyal kematian sel otak pada penyakit
nekrosis. Tidak terjadi respons kelangsungan hidup yang "menen- Alzheimer, penyakit Parkinson, dan
peradangan sehingga sel-sel sekitar teramkan" tersebut. Jika jalur-jalur stroke, serta kematian dini sel-sel
tidak terganggu. Sel-sel di sekitar intrasel pelindung tersebut dihilangkan penahan infeksi pada AlD5. Sebaliknya,
malah dengan cepat menelan dan maka enzim-enzim penggunting apoptosis yang terlalu sedikit kemung-
menghancurkan fragmen-fragmen sel protein yang mematikan akan beraksi. kinan besar berperan dalam kanker.
apoptotik dengan fagositosis. Produk Sebagai contoh, terhentinya sinyal dari Bukti-bukti mengisyaratkan bahwa sel
penguraian didaur ulang untk tujuan faktor pertumbuhan atau terlepasnya kanker tidak berespons terhadap
lain sesuai kebutuhan. Sementara itu, sel dari matriks ekstrasel menyebabkan sinyal-sinyal ekstrasel normal yang
jaringan secara keseluruhan terus sel tersebut segera bunuh diri. mendorong kematian sel. Karena tidak
berfungsi normal, dengan sel apopotik 5elain itu, sel memperlihatkan mati setelah mendapat sinyal yang
diam-diam mematikan dirinya sendiri. "reseptor kematian" di membran sesuai maka sel-sel ini terus tumbuh
plasmanya yang menerima "sinyal tak terkendali, membentuk massa
Kontrol Apoptosis kematian" ekstrasel, misalnya dari kacau yang lepas kontrol.
Jika di setiap sel terdapat kaspase-
hormon tertentu atau pembawa pesan Apoptosis saat ini merupakan salah
kaspase poten yang dapat merusak sel
kimiawi spesifik dari sel darah putih. satu topik penelitian yang paling
itu sendiri, apa yang secara normal Pengaktifan jalur kematian oleh "panas". Para peneliti berlomba untuk
menjaga enzim-enzim kuat ini tetap
sinyal-sinyal ini dapat menggilas menguraikan berbagai faktor yang
berada di bawah kendali (yaitu, dalam jalur-jalur penyelamat nyawa yang berperan dalam jalur transdul<si sinyal
bentuk inaktif) saat sel yang diaktifkan oleh sinyal kelangsungan yang mengendalikan proses ini.
bermanfaat bagi tubuh dan layak hidup. Jalur transduksi kematian sel Harapan mereka adalah menemukan
hidup? Demikian juga, apa yang
dengan cepat menyalakan perangkat cara untuk memperbaiki perangkat
mengaktifkan jenjang kaspase di sel apoptotik internal, mendorong sel ke apoptotik untuk mencari terapi-terapi
yang tidak diinginkan yang ditakdirkan
kematiannya sendiri. Demikian juga, baru untuk berbagai penyakit
untuk mengeliminasi dirinya sendiri? perangkat bunuh-diri diaktifkan ketika mematikan.
Karena pentingnya keputusan
sel menderita kerusakan intrasel yang
hidup-atau-mati ini, tidaklah tidak dapat diperbaiki. Karena itu,
mengherankan bahwa terdapat
sebagian sinyal menghambat apopto-
banyak jalur yang mengontrol secara
sis, sementara yang lain mengaktifkan-
ketat apakah suatu sel hidup atau nya. Apakah sebuah sel akan hidup
mati. Sebuah sel secara normal
atau mati bergantung pada sinyal
menerima "sinyal kelangsungan
mana yang mendominasi pada setiap
hidup" secara terus-menerus, yang waktu.
meyakinkan sel bahwa ia bermanfaat
sasaran dan berikatan dengan reseptor spesifiknya di da- bagai hormon steroid dan hormon tiroid, setelah berikatan
lam sel (langkah rg:). Sebagian besar reseptor hormon dengan reseptor masing-masing, melekat ke HRE yang
lipofilik terletak di nukleus. berbeda di DNA. Sebagai contoh, komplela esrrogen-
2. Setiap reseptor memiliki regio spesifik untuk berikatan reseptor berikatan di elemen respons estrogen DNA.
dengan hormonnya dan regio lain untuk berikatan dengan
3. Pengikatan kompleks hormon-reseptor dengan DNA
DNA. Reseptor tidak dapat mengikat DNA kecuali jika ia
akhirnya "menyalakan" suatu gen spesifik di sel sasaran.
mula-mula mengikat hormonnya. Setelah hormon ber-
ikatan dengan reseptor, kompleks hormon-reseptor ini Gen ini mengandung kode/sandi untuk membentuk
kemudian berikatan dengan DNA di tempat pengikatan protein rertentu. Kode gen yang diaktifkan ini ditrans-
spesifik di DNA yang dikenal sebagai hormone response kripsikan menjadi messenger RNA (mRNA) komplemen-
element (HRE, elemen respons hormon) (langkah }). Ber- ter (langkah g.
134 Bab 4
Sitoplasma sel sasaran Nukleus @ Horrnon lipofilik berdifusi melewati
membran plasma dan membran nukleus
sel sasarannya dan berikatan dengan
reseptor nukleus yang spesifik baginya.
Kompleks hormon-reseptor sebaliknya
@
- berikatan dengan elemen respons hormon,
suatu segmen DNAyang spesifik bagi
kompleks hormon-reseptor.
@ gen-gen
Pengikatan ke DNA ini mengaktifkan
spesifik, yang menghasilkan
mRNA komplementer.
Tabel 4-5
Perband inga n Sistem Saraf dan Sistem Endokrin
:
Susunan Anatomik Sistem "berkabel"; susunan struktur yang Sistem "nirkabel"; kelenjar endokrin tersebar
spesifik antara neuron dan sel sasaran; luas dan tidak berkaitan secara struktural satu
kontinu itas struktural sistem sama lain atau dengan sel sasarannya
Jenis Pembawa Pesan Neurotransmiter yang dikeluarkan ke dalam Hormon yang dikeluarkan ke dalam darah
Kimiawi celah sinaps
Jbngkauan Pembawa Sangat dekat (berdifusi menyeberangi celah Jarak jauh (dibawa oleh darah)
Pesan Kimiawi sinaps)
Cara Spesifisitas Efek di Bergantung pada hubungan anatomik erat Bergantung pada spesifisitas pengikatan sel
Sel Sasaran antara sel saraf dan sel sasaran sasaran serta responsivitas terhadap hormon
tertentu
Kecepatan Respons Cepat (milidetik) Lambat (menit sampai jam)
Lama Kerja Singkat (milidetik) Lambat (menit sampai hari atau lebih lama)
Fungsi Utama Mengoordinasikan respons cepat dan tepat Mengontrol aktivitas yang lebih memerlukan
durasi daripada kecepatan
dibersihkan sebelum memperoleh akses ke darah. Sel sasaran anda. Jika ACh secara tak terbatas dibebaskan ke dalam da-
suatu neuron memiliki reseptor untuk neurotransmiteq te- rah, seperti hormon pada sistem endokrin nirkabel, maka
tapi demikian juga banyak sel lain di lokasi yang lain, dan semua otot rangka akan secara bersamaan berespons dengan
sel-sel ini dapat berespons terhadap mediator yang sama ini berkontraksi, karena semua memiliki resepror untuk ACh.
seandainya mediator tersebut sampai kepada mereka. Sebagai Tentu saja hal ini tidak terjadi, karena adanya pola perkabelan
contoh, keseluruhan sistem sel sarafyang menyaraff seluruh tepat yang menghubungkan langsung neuron motorik
otot rangka (neuron motorik) tubuh anda menggunakan dengan sel sasarannya.
neurorransmiter yang sama, asetilholin (ACh), dan semua Spesifisitas ini bertolak belakang dengan cara spesifisitas
otot rangka anda memiliki reseptor ACh komplementer (Bab komunikasi pada sistem endokrin. Karena mengalir dalam
8). Namun anda dapat secara spesifik menggoyangkan jem- darah, maka hormon dapat mencapai hampir semua jaringan.
pol kaki anda tanpa mempengaruhi otot lain, karena ACh Namun meskipun distribusi hormon ke mana-mana, namun
dapat secara tersendiri dibebaskan dari neuron motorik yang hanya sel sasaran tertentu yang berespons terhadap masing-
secara spesifik tersambung ke otot pengontroi jempol kaki masing hormon. Spesifisitas kerja hormon bergantung pada
136 Bab 4
serta untuk memadukan aktivitas-aktivitas nonhomeosta- jauh tempat hormon tersebut menim-
sasaran yang letaknya
tik. bulkan efek dengan mengubah aktivitas protein enzimatik
Sel saraf adalah sel khusus untuk menerima, memproses, atau struktural sel-sel tersebut. Hormon larut air umumnya
menyandi, dan menyalurkan dengan cepat informasi dari mengubah protein intrasel yang sudah ada dengan meng-
satu bagian tubuh ke bagian lain. Informasi disalurkan oleh aktifkan sistem pembawa pesan kedua. Hormon larut lemak
jalur saraf rumit melalui perambatan potensial aksi di sepan- mengaktifkan gen-gen untuk mendorong sintesis protein
jang sel saraf serta oleh transmisi kimiawi sinyal dari neuron intrasel baru. Perubahan aktivitas yang terjadi pada protein
ke neuron di sinaps dan dari neuron ke otot dan kelenjar intrasel tementu inilah yang melaksanakan respons fisiologik
melalui interaksi neuroffansmiter-reseptor lainnya di taut yang ditentukan oleh hormon pembawa pesan tersebut.
tersebut. Melalui pembawa pesan yang bekerja relatif lambat ini, sis-
Secara kolektif, sel saraf membentuk sistem saraf tem endokrin umumnya mengatur aktiyitas-aktivitas yang
Banyak aktivitas yang dikontrol oleh sistem saraf dimaksud- lebih memerlukan durasi daripada kecepatan. Sebagian besar
kan untuk mempertaharikan homeostasis. Sebagian silyal dari aktivitas ini diarahkan untuk mempertahankan homeo-
listrik saraf menyampaikan informasi mengenai perubahan stasis. Sebagai contoh, hormon membantu mempertahankan
yang harus cepat diranggapi oleh tubuh agar dapat mem- konsentrasi nutrien yang repat di lingkungan internal dengan
pertahinkan homeostasis-misalnya, informasi renrang penu- 'mengarahkan
reaksi-reaksi kimia yang terlibat dalam penye-
runan tekanan darah. Sinyal listrik saraflainnya dengan cepat rapan, penyimpanan, pembebasan, dan pemakaian molekul-
menyampaikan pesan ke otot dan kelenjar untuk merangsang molekul nurrien ini. Hormon juga membantu mempertahan-
respons yang sesuai untuk melawan perubahan ini-misalnya, kan keseimbangan air dan elektrolit di lingkungan internal.
penyesuaian dalam aktivitas jantung dan pembuluh darah Hormon juga mengatur pertumbuhan dan mengontrol se-
untuk memulihkan tekanan darah ke normal ketika tekanan bagian besar aspek sistem reproduksi, yang tidak berkaitan
tersebut mulai turun. Selain itu, sistem saraf mengarahkan dengan homeostasis.
banyak kegiatan yang tidak ditujukan untuk mempertahan- Sistem saraf dan endokrin bersama-sama memadukan
kan homeostasis, yang banyak di antaranya berada di bawah beragam penyesuaian yang membantu tubuh mempertahan-
kontrol kesadaran, misalnya bermain bola basket arau men- kan homeostasis sebagai respons terhadap stres. Demikian
jelajah internet. juga, kedua sistem ini bekerja secara terpadu untuk mengon-
Sistem endokrin mengeluarkan hormon ke dalam da- trol sistem sirkulasi dan pencernaan, yang selanjutnya melak-
rah, yang mengangkut pembawa pesan kimiawi ini ke sel-sel sanakan kegiatan-kegiaran homeosratik penting.
RINGKASAN BAB
Mengenal Komunikasi Saraf (h. 95-97) I Potensial berjenjang secara pasif menyebar decremental
I Sel saraf dan otot dikenal sebagai jaringan peha rangsang (semakin kecil) melalui aliran arus lokal dan lenyap dalam
karena keduanya dapat dengan cepat mengubah permea- jarak pendek. (Lihatlah Gambar 4-3, 4-4 dan 4-fl.
bilitas membrannya sehingga mengalami perubahan po-
tensial membran sesaat ketika tereksitasi. Perubahan Potensial Aksi (h. 99- f f f)
potensial yang cepat ini berfungsi sebagai sinyal listrik. I Selama suatu potensial aksi, depolarisasi membran ke
I Dibandingkan dengan potensial istirahat, membran potensial ambang memicu perubahan berantai dalam
mengalami depolarisasi jika besar potensial negarifnya permeabilitas membran akibat perubahan konformasi
berkurang (menjadi kurang negatif) dan hiperpolarisasi saluran K- dan Na- berpintu voltase. (Lihatlah Gambar
jika besar potensial negatifnya meningkat (menjadi lebih 4-6 sampai 4-9).
negatif). (Libatlah Gambar 4-1). I Perubahan permeabilitas ini menyebabkan pembalikan
I Perubahan potensial dirimbulkan oleh kejadian pemicu sesaat potensial membran, dengan influks Nar mengha-
yang mengubah permeabilitas membran, yang pada silkan fase naik (dari -70 ke +30 m\0, diikuti oleh efluks
gilirannya menyebabkan perubahan perpindahan ion K. yang menyebabkan fase rurun (dari puncak kembali ke
menyeberangimembran. potensial istirahat). (Lihatlah Gambar 4-9).
.
I Terdapat duajenis perubahan potensial: (1) potensial ber- I Sebelum kembali ke istirahat, potensial aksi meregenerasi
jenjang, yang berfungsi sebagai sinyal jarak pendek, dan potensial aksi baru identik di daerah di sebelahnya me-
(2) potensial aksi, yaitu sinyal jarak jauh. (Lihatlah Tabet lalui aliran arus yang membawa daerah sebelah yang se-
4,1, h. loV belumnya inaktif ke ambang. Siklus otomatis ini berlan-
jut sampai potensial aksi menyebar ke seluruh membran
Potensial Berjenjang (h. 97 -99) sel tanpa berkurang.
I Potensial berjenjang terjadi khusus di bagian kecil mem- I Terdapat dua jenis perambatan potensial aksi: (l) han-
bran suatu sel peka rangsang. taran merambat di serar tak bermielin, di mana potensial
I Besar potensial berjenjang berbanding lurus dengan ke- aksi menyebar sepanjang setiap bagian membran; dan (2)
kuatan kejadian pemicunya. (Lihatkh Gambar 4-2). hantaran saltatorik (hantaran meloncat) yang lebih cepat
I Potensial aksi terjadi .secara maksimal sebagai respons akan mencapai ambang berkurang jika PPI, suatu hi-
terhadap rangsangan atau ddak sama sekali. perpolarisasi kecil, terjadi akibat terbukanya saluran
K* atau Cl-, atau keduanya. (Lihatlah Gambar 4-I/.
I Di serat saraf, perbedaan kekuatan rangsangan diter-
Meskipun terdapat sejumlah neuroffansmiter yang ber-
jemahkan menjadi variasi frekuensi, bukan kekuatan
beda, setiap sinaps selalu melepaskan satu neurotransmirer
potensial aksi.
yang sama untuk menghasilkan respons tertentu jika ber-
Regenerasi Serat Saraf (h. lll-ll2) ikatan dengan reseprornya. (Lihatkh Tabel 4-2).
I Sel Schwann menuntun regenerasi akson perifer yang Respons terhend jika neurotransmirer dibersihkan dari celah
putus. sinaps dengan metode-metode yang bersifat spesifik sinaps.
I Oligodendrosit menghambat regenerasi akson sentral Banyak neuron juga mengeluarkan neuropeptida yang
yang putus. lebih besar dan bekerja lebih lambat selain neurotrans-
miter klasik. Neuropeptida umumnya berfungsi sebagai
Sinaps dan Integrasi Neuron (h. ll2-122) neuromodulator di tempat nonsinaps baik di neuron pra-
I Cara utama yang digunakan neuron berinteraksi dengan sinaps maupun pascasinaps untuk meningkatkan atau
neuron lain adalah melalui sinaps. (Lihatlah Gambar 4-15 menekan efektivitas sinaps. (Lihatlah Tabel 4-3).
dan 4-16). Jalur-jalur sinaps antara berbagai neuron yang saling
I Sebagian besar neuron memiliki empat bagian fungsional berhubungan bersifat sangat rumit, akibat konvergensi
berbeda: (Lihatkh Gambar 4-10) input nerron dan divergensi output-nya. Biasanya banyak
1. Regio dendrit/badan sel khusus berfungsi sebagai kom- inputprasinaps berkonvergensi ke satu neuron dan secara
ponen pascasinaps yang berikatan dengan dan beres- bersama mengontrol tingkat eksitabilitas neuron tersebut.
pons terhadap neurotransmiter yang dikeluarkan oleh Neuron yang sama ini, sebaliknya, berdivergensi untuk
neuron lain. Membran plasma di bagian ini memiliki bersinaps dengan dan mempengaruhi eksitabilitas banyak
banyak saluran berpintu kimia untuk mengikat neuro- sel lain. (Lihatlah Gambar 4-20). Karena itu setiap neuron
transmiter spesifik. memiliki tugas menghitung suatu zutput ke banyak sel
2. Axon hilhch adalahbagian khusus untuk inisiasi poten- lain dari serangkaian kompleks input yangditerimanya.
sial aksi sebagai respons terhadap potensial berjenjang Bergantung pada kombinasi sinyal yang diterimanya dari
yang dipicu oleh terikatnya neurotransmiter dengan berbagai input prasinaps, sebuah neuron seriap saat dapat
reseptor di regio dendrit/badan sel. A-xon hilloch me- bereaksi dengan (1) membentuk potensial aksi sepanjang
miliki ambang terendah sehingga lebih dulu mencapai aksonnya, (2) tetap dalam keadaan istirahat dan tidak
ambang sebagai respons terhadap perubahan potensial menyalurkan sinyal apapun, atau (3) meningkatkan atau
berjenjang eksitatorik, karena densitas saluran Na.-nya menurunkan derajat eksitabilitasnya.
paling tinggi. Jika aktivitas yang dominan adalah pada input eksftatorrk
3. Akson, atau serat saraf, adalah bagian yang khusus un- maka sel pascasinaps kemungkinan besar akan mencapai
tuk menghantarkan potensial aksi tanpa berkurang dari ambang dan mengalami potensial aksi. Hal ini dapat ter-
axon hilloch ke terminal akson. Alson dapat meng- laksana dengan (1) penjumlahan temporal (PPE dari input
hantarkan potensial alsi karena mempunyai saluran prasinaps tunggal yang susul menyusul dalam waktu yang
Na- dan Kt berpintu voltase di sepanjang seratnya. pendek sehingga saling menambahkan) arau (2)
4. Terminal alson adalah bagian yang khusus berfungsi penjumlahan spasial (menjumlahkan PPE yang terjadi
sebagai komponen prasinaps, yang mengeluarkan neu- secara bersamaan dari beberapa inputprasinaps yang ber-
rotransmiter yang mempengaruhi sel pascasinaps lain 6eda) . (Lihatlah Gambar 4- I 8) .
sebagai respons terhadap potensial alai yang merambat Jlka inputinhibitorik mendominasi maka potensial pasca-
sepanjang akson. Neurotransmiter dibebaskan karena sinaps menjadi semakin jauh dari ambang daripada
terminal alson memiliki saluran Ca2. berpintu voltase biasanya.
yang membuka sebagai respons terhadap potensial aksi. Jika aktivitas eksitatorik dan inhibitorik ke neuron pasca-
Masuknya Ca2* memicu pelepasan neurotransmiter sinaps seimbang maka membran akan tetap dekat dengan
melalui eksositosis vesikel sinaps. istirahat.
138 Bab 4
I Banyak faktor yang dapat mengubah efektivitas sinaps: mon steroid (hormon seks dan hormon yang dikeluarkan
Sebagian adalah mekanisme inheren untuk mengatur se- oleh korteks adrenal) dan hormon tiroid. (Lihatlah Tabel
cara halus responsivitas saraf, sebagian adalah manipulasi 4-4).
farmakologik yang disengaja untuk mencapai hasil yang I Hormon peptida hidrofilik disintesis dan dikemas untuk
diinginkan, dan sebagian adalah kecelakaan akibat racun diekspor oleh retikulum endoplasma /kompleks Golgi,
atau proses penyakit (Lihatlah Gambar 4-19). disimpan di vesikel sekretorik, dan dikeluarkan dengan
eksositosis jika mendapat stimulasi yang sesuai.
Komunikasi Antarsel dan Thansdulisi Sinyal (h. 122-125) I Hormon peptida hidrofilik mudah larut dalam plasma
I Komunikasi antarsel dilalaanakan dengan (1) taut celah, untuk diangkut menuju sel sasarannya.
(2) pengikatan dan interaksi langsung sesaat antara sel-sel,
I Di sel sasaran, hormon hidrofilik berikatan dengan
dan (3) pembawa pesan kimiawi ekstrasel (Lihatlah Gam- reseptor membran permukaan. Setelah berikatan, hormon
bar 4-21).
hidrofilik memicu serangkaian proses intrasel melalui
I Sel-sel berkomunikasi satu sama lain untuk melaksanakan sistem pembawa pesan kedua yang akhirnya mengubah
berbagai aktivitas terpadu terutama dengan mengeluarkan
protein sel yang sudah ada, biasanya enzim, untuk me-
pembawa pesan kimiawi ekstrasel, yang bekerja pada sel nimbulkan efek yang berpuncak pada respons sel sasaran
sasaran tertentu untuk menimbulkan respons yang di-
terhadap hormon. (Lihatlah Gambar 4-24 d.an 4-2fl.
inginkan. I Steroid disintesis melalui modifikasi simpanan kolesterol
I Terdapat empat jenis pembawa pesan kimiawi ekstrasel, oleh enzim-enzim yang spesifik bagi masing-masing
bergantung pada sumber, jarak serta cararya sampai ke jaringan steroidogenik . (Lihatlah Gambar 4-23).
tempat kerja: (1) parakrin (pembawa pesan kimiawi lo- I Steroid tidak disimpan di sel endokrin. Karena lipofilik,
kal); (2) neurotransmiter (pembawa pesan kimiawi jarak hormon ini berdifusi melewati sawar membran lemak
sangat pendekyang dikeluarkan oleh neuron); (3) hormon
segera setelah disintesis. Kontrol steroid ditujukan pada
(pembawa pesan kimiawi jarak jauh yang disekresikan ke
sintesisnya.
dalam darah oleh kelenjar endokrin); dan (4) neurohormon I Sebagian besar steroid dan hormon tiroid lipofilik di-
(pembawa pesan kimiawi jarak jauh yang disekresikan ke
angkut dalam darah dalam bentuk terikat ke protein
dalam darah oleh neuron neurosekrerorik). (Lihatlah plasma pengangkut, dengan hanya bentuk hormon bebas
Gambar 4-21).
tak terikat yang aktif secara biologis.
I Pengiriman sinyal yang dibawa oleh pembawa pesan eks-
I Hormon lipofilik mudah menembus sawar membran
trasel ke dalam sel untuk dieksekusi dikenal sebagai trans-
lemak sel sasaran dan berikatan dengan reseptor di nu-
duksi sinyal.
kleus. Terikatnya hormon mengaktikan sintesis protein
I Melekatnya suatu pembawa pesan kimiawi ekstrasel yang
intrasel struktural atau enzimatik baru yang melaksanakan
tidak dapat masuk ke sel, misalnya hormon protein (pem-
efek hormon di sel sasaran. (Lihatlah Gambar 4-2Q.
bawa pesan pertama), ke membran sel sasaran memicu
respons sel melalui dua metode utama: (1) pembukaan Perbandingan Sistem Saraf dan Endokrin (h. 134-13,6)
atau penutupan saluran spesifik atau (2) pengaktifan pem- I Sistem saraf dan endokrin adalah dua sistem regulatorik
bawa pesan intrasel (pembawa pesan kedua) . (Lihatlah utama di tubuh. (Lihatlah Tabel4-9.
Gambar 4-24 dan 4-25). I Sistem saraf secara anatomis "tersambung" ke organ-organ
sasarannya, sementara sistem endokrin yang "nirkabel"
Prinsip Komunikasi Hormon (h. 125-134) mengeluarkan hormon ke dalam darah untuk mencapai
I Hormon adalah pembawa pesan kimiawi jarak jauh yang organ-organ yang terletak jauh.
dikeluarkan oleh kelenjar endokrin ke dalam darah, yang I Spesifisitas kerja saraf bergantung pada kedekatan ana-
mengangkut hormon ke sasaran spesifik tempar hormon
tomik ujung neuron penghasil neurotransmiter dengan
ini mengontrol fungsi tertentu dengan mengubah aktivi- organ sasarannya. Spesifisitas kerja endokrin bergantung
tas protein di dalam sel sasaran.
pada spesialisasi reseptor sel sasaran untuk hormon ter-
I Hormon dikelompokkan menjadi dua kategori berdasar- tentu dalam darah.
kan perbedaan kelarutan: (1) hormon hidrofilik (larut I Secara umum, sistem saraf mengoordinasikan respons ce-
air), yang mencakup peptida (sebagian besar hormon) pat, sementara sistem endokrin mengatur aktivitas yang
dan katekolamin (dikeluarkan oleh medula adrenal); dan lebih memerlukan durasi daripada kecepatan.
(2) hormon lipofilik (larut lemak), yang mencakup hor-
10. Penjumlahan PPE-PPE yang terjadi secara serempak dari 3. Jelaskan perubahan permeabilitas dan fluks ion yang
beberapa input prasinaps berbeda dikenal sebagai ... terjadi selama potensial aksi!
I 1. Penjumlahan PPE-PPE yang terjadi berdekatan dari segi 4. Bandingkan hanraran merambat dan hantaran saltatorik
waktu akibat lepas muatan berulang dari satu inpur (meloncat)!
prasinaps dikenal sebagai ... 5. Bandingkan kejadian-kejadian yang berlangsung di
12. Hubungan di mana sinaps dari banyak input prasinaps sinaps eksitatorik dan inhibitorik!
bekerja pada satu sel pascasinaps disebut ..., sedangkan 6. Bandingkan empat jenis saluran berpintu dari segi fak-
hubungan di mana satu neuron prasinaps bersinaps tor yang membuka dan menutupnya!
dengan dan karenanya mempengaruhi aktivitas banyak 7. Bedakan anrara neurorransmiter klasik dan neuropep-
sel pascasinaps dikenal sebagai ... tida. Jelaskan apay^ng dimaksud dengan neuromodu-
13. Perantara terikat membran yang umum dijumpai antara latorl
reseptor dan protein efektor di dalam membran plasma 8. Bahaslah kemungkinan hasil akhir potensial pascasinaps
ada]ah... akhir yang ditimbulkan oleh interaksi antara ppE dan
14. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjuk- PPI!
kan potensial ap^ yangsedang dijelaskan 9. Bedakan antara inhibisi prasinaps dan potensial pasca-
1. berperilakutunras-atau- a. potensial sinaps inhibitorikl
gagil berjenjang 10. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis komunikasi antarsell
2. penyelsaran decremental b. potensial aksi 11. Definisikan istilah transduksi sinyaL
menjauhi tempat asal 12. Bedakan antara pembawa pesan perrama dan pembawa
3. kekuatan perubahan potensial bervariasi pesan kedual
sesuai kekuaran respons pemicu 13. Bahaslah rangkaian kejadian pada jalur pembawa pesan
4. berfungsi sebagai sinyal jarak-pendek kedua cAMP!
5. berfungsi sebagai sinyal jarak jauh 14. Bahaslah rangkaian kejadian pada sistem pembawa pe-
6. menyebar ke seluruh membran tanpa san kedua Ca2-!
berkurang 15. Jelaskan bagaimana efek berjenjang dari jalur hormon
memperkuat respons!
16. Bandingkan sisrem sarafdan sistem endokrin!
140 Bab 4
Latihan Kuantitatif (Jawaban di h. A-45) memiliki kecepatan hantaran yang sama, dan jeda
(Lihat Lampiran D, "Prinsip-Prinsip Pemikiran Kuantitatif"). sinaps di kedua sinaps (buatlah gambar) adalah 1
1. Perhitungan berikut memberi pemahaman renrang mdet. Berapa kecepatan hantaran ketiga neuron
hantaran potensial aksi. pada situasi kedua ini jika waktu hantaran total di
a. Berapa lama waktu yang diperlukan oleh satu kedua kasus sama?
potensial aksi untuk menempuh jarak 0,5 m di se- 3. Seseorang dapat memperkirakan berapa arus Na* yang
panjang akson sebuah neuron tak bermielin saluran dibentuk oleh pompa Na.*K. dengan persarnaan berikutr:
cerna?
b. ,=-l ( log Go.[Na.1"
*i#)
Berapa lama waktu yang diperlukan oleh satu
potensial aksi untuk menempuh jarakyang sama di GN".[Kl'
sepanjang akson sebuah neuron besar bermielin yang
menyarafi sebuah otot rangka? di mana p adalah arus pompa natrium, G adalah kon-
c. Misalkan terdapdt dua sinaps di sebuah jaras saraf duktansi membran terhadap ion yang ditunjukkan, ffi"
0,6 m dan penundaan/keterlambatan di masing- dan ffi masing-masing adalah konsentrasi ion x di luai
masing sinaps adalah I mdet. Berapa lama waktu dan di dalam sel, k adalah konstanta Boltzmann, Z
yang dibutuhkan oleh sebuah potensial aksi/sinyal adalah suhu dalam kelvin, dan q adalah konstanta per-
kimiawi untuk menempuh jarak 0,6 m sekarang, ubahan unsur. MisalkankTlq= 25 mY, G*"- = 3,3 pS/
baik untuk neuron bermielin maupun tak- cm2, Go. = 240 VSlcm,, [N".]" = 145 mM, dan [K-] =
bermielin? 4mM. Berapa arus pompa untuk natrium, dalam Ffu
d. Bagaimana jika terdapat lima sinaps? cm2?
2. Misalnya titik A berada I m dari titik B. Bandingkan
situasi berikut: lFC Hoppensteadt dan CS Peskin. Mathemathics
in Medicine
a. Sebuah akson terenrang dari A ke B, dan kecepatan and the Life Sciences (NewYork Springer, 1992), persamaan
hantarannya 60 m/det. 7.4.35, h. 178.
b. Tiga neuron terentang dari A ke B, ketiga neuron ini
UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan dih. A'45) pascasinaps (PPE dan PPI) apa yang anda harapkan
1. Mana dari yang berikut yang akan terjadi jika sebuah terpicu sebagai refleks di badan sel neuron-neuron yang
neuron secara eksperimental dirangsang di kedua ujung- mengontrol otot-otot ini untuk menarik tangan anda
nya? menjauhi rangsangan nyeri?
a. Potensial aksi akan berpapasan di tengah dan me- Kini anggaplah jari tangan anda ditusuk untuk di-
rambat ke ujung yang berlawanan. ambil contoh darah. Refleks lucut (withdrawal reflex)
b. Potensial aksi akan bertemu di tengah dan kemudian yang sama akan terpicu. Pola potensial pascasinaps apa
merambat balik ke posisi awalnya. yang secara sengaja akan anda hasilkan di neuron-neuron
c. Potensial aksi akan berhenti ketika bertemu di yang mengontrol biseps dan triseps untuk menjaga
tengah. lengan anda tetap terekstensi meskipun timbul rang-
d. Potensial aksi yang lebih kuat akan mengalahkan sangan nyeri?
potensial alsi yang lebih lemah. 4. Para peneliti perc yabahwa shinfezla disebabkan oleh
e. Akan terjadi penjumlahan ketika potensial aksi ber- aktivitas dopamin yang berlebihan di bagian tertenru
temu di tengah, menghasilkan potensial aksi yang otak. Jelaskan bagaimana gelila,gEala skizofrenia
lebih besar. kadang-kadang timbul sebagai efek samping pada pasien
2. Bandingkan perubahan yang diperkirakan pada poten- penyakit Parkinson yang mendapat pengobatanl
sial membran suatu neuron yang dirangsang oleh rang- 5 Anggap neuron eksitatorik prasinaps A berakhir di
sangan sub-ambang (rangsangan yang tidak cukup un- sebuah sel pascasinaps dekat axon hilloch dan neuron
tuk membawa membran ke ambang), rangsangan eksitatorik prasinaps B berakhir di sel pascasinaps yang
ambang (rangsangan yang hanya cukup untuk mem- sama di dendrit yang berada di bagian badan sel ber-
bawa membran ke ambang), dan rangsangan su?ra- lawanan dengan axon hilloch. Jelaskan mengapa lepas
ambang (rangsangan yang lebih besar daripada yang di- muatan yang cepat dari neuron prasinaps A dapat mem-
perlukan untuk membawa membran ke ambang)l bawa neuron pascasinaps ke ambang melalui penjum-
3. Misalnya anda menyentuh kompor panas dengan jari lahan temporal sehingga timbul potensial alsi, semen,
tangan anda. Kontraksi otot biseps menyebabkan fleksi tara lepas muatan dari neuron prasinaps B dengan
(penekukan) siku, sementara kontraksi otot triseps me- frekuensi dan kekuatan PPE yang sama mungkin tidak
nyebabkan ekstensi (pelurusan) siku. Pola potensial membawa neuron pascasinaps tersebut ke ambang?
KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-46) sarafyang menyarafi bagian tersebut. Akibatnya, Becky, tidak
Bec\y N merasa cemas ketika duduk di kursi dokter gigi merasa nyeri ketika dilakukan tindakan pemboran dan pe-
menunggu pemasangan amalgam ("tambalan' untuk lubang nambalan. Anestetik lokal menghambat saluran Na.. Jelaskan
di gigi) perak pertamanya. Sebelum mempersiapkan gigi un- bagaimana efek ini mencegah transmisi impuls nyeri ke
tuk amalgam dengan membuang bagian gigi yang rusak otak.
dengan bor, dokter gigi meny'untikkan anestetik lokal di jalur
142 Bab 4