Anda di halaman 1dari 46

Prinsip Komunikasi

Saraf dan Hormon

SEKILAS ISI Komunikasi adalah hal penting bagi kelangsungan


MENGENAL KOMUNIKASI SARAF hidup sel-sel yang secara tolektilm.Lbent,r[ tl'rb,.rtr.
Kemampuan sel untuk berkomunikasi satu sama lain
POTENSIAL BERJENJANG
sangat penting bagi koordinasi beragam aktivitas un-
I Penentuan derajat potensial berjenjang
tuk mempertahankan homeostasis serta mengontrol
I Penyebaran potensial berjenjang
pertumbuhan dan perkembangan tubuh keseluruh-
POTENSIAL AKSI
an. Di bab ini, kita akan membahas renrang cara
I Perubahan potensial membran sewaktu potensial aksi molekular dan selular yang digunakan oleh dua
I Perubahan permeabilitas membran dan perpindahan ion sewaktu sistem regulatorik utama tubuh-sistem saraf dan
potensial aksi
sistem hormon-untuk berkomunikasi dengan sel/
I Perambatan potensial aksi; hantaran merambat
jaringanlorgan yang aktivitasnya dikendalikan oleh
I Periode refrakter
keduanya. Kita akan mulai dengan komunikasi saraf,
I Hukum tuntas-atau-gagal (all-or-none)
lalu mengalihkan perhatian kita ke komunikasi hor-
I Peran mielin; hantaran saltatorik
mon, dan disimpulkan dengan perbandingan umum
REGENERASI SERAT SARAF cara kerja sistem sarafdan sistem endokrin.
SINAPS DAN INTEGRASI NEURON
I Kejadian di sinaps; peran neurotransmiter
I Sinaps eksitatorik dan inhibitorik MENGENAL KOMUNIKASI
I Potensial pascasinaps besar; penjumlahan
I lnisiasi potensial aksi di axon hillock
SARAF
I Neuropeptida sebagai neuromodulator Semua sel tubuh memperlihatkan potensial mem-
I lnhibisi atau fasilitasi prasinaps bran, yaitu pemisahan muatan positif dan negatif di
I Konvergensi dan divergensi kedua sisi membran, seperti dibahas di bab sebe-
KOMUNIKASI ANTARSEL DAN TRANSDUKSI SINYAL lumnya. Potensial ini berkaitan dengan distribusi
I Jenis komunikasi antarsel tak-merata Na., K., dan anion protein inrrasel besar
I Transduksi sinyal antara cairan intrasel (CIS) dan cairan el.rstrasel
PRINSIP KOMUNIKASI HORMON (CES), dan dengan perbedaan permeabilitas mem-
I Klasifikasi hormon berdasarkan sifat kelarutan bran plasma terhadap ion-ion ini (lihat h. 81-88).
I Perbandingan pembentukan, penyimpanan, dan sekresi hormon
peptida dan hormon steroid
I Mekanisme kerja hormon hidrofilik melalui sistem pembawa pesan I Saraf dan otot adalah jaringan peka
kedua rangsang.
I Mekanisme kerja hormon lipofilik melalui pengaktifan gen
PERBANDINGAN SISTEM SARAF DAN ENDOKRIN Dua jenisseI, sel saraf dan sel otot, mengalami per-
kembangan sedemikian sehingga dapat memanfaar-'
kan potensial membran ini. Kedua sel ini dapat
mengalami perubahan cepar sesaar pada potensial
membrannya. Fluktuasi potensial ini berfungsi seba-
gai sinyal listrik. Potensial membran konstan yang
terdapat ketika sel saraf atau otot tidak memperlihat-
kan perubahan cepar dalam potensialnya disebut
potensial istirahat.

95
Sel saraf dan otot dianggap sebagai jaringan peka kurang negatif(sebagai contoh, perubahan dari -70 mV
rangsang karena jika tereksitasi, keduanya mengubah poten- menjadi -60 m9; muaran yang dipisahkan lebih sedikit
sial istirahatnya untuk menghasilkan sinyal listrik. Sel saraf, dibandingkan dengan potensial istirahat.
yang juga dikenal sebagai neuron, frenggunakan sinyal-sinyal 3. Repolarisasi: Membran kembali ke potensial istirahat-
listrik ini untuk menerima, memproses, memulai, dan mengi- nya setelah mengalami depolarisasi.
rimkan pesan. Di sel otot, sinyal listrik ini memicu kon- 4. Hiperpolarisasi: Peningkatan besar potensial membran
traksi. negatif; membran menjadi lebih terpolarisasi dibanding-
Dengan demikian, sinyal listrik sangat penting bagi kan pada potensial istirahat. Selama hiperrrolarisasi po-
berfungsinya sistem saraf dan semua otot. Di bab ini, kita tensial membran semakin menjauhi 0 mV, menjadi Ie-
akan membahas bagaimana neuron mengalami perubahan bih negatif (misalnya perubahan dari -70 mV menjadi
potensial untuk melaksanakan fungsinya. Sel otot dibahas di -80 mD; lebih banyak muatan yang dipisahkan diban-
bab-bab selanjutnya. dingkan dengan potensial istirahat.

Salah satu hal yang membingungkan perlu diklarifikasi. Pada


alat yang digunakan untuk merekam perubahan cepat dala-m
I Potensial membran berkurang sewaktu
potensial, selama depolarisasi saar bagian dalam menjadi
depolarisasi dan meningkat sewaktu
kurang negatif daripada saat istirahat, ?enurunan besar po-
hiperpolarisasi. tensial ini tercermin sebagai defleksi he atas. Sebaliknya, saat
hiperpolarisasi ketika bagian dalam menjadi lebih negatif
Sebelum anda dapat memahami ap^yang dimalsud dengan
daripada saat istirahat, peninghatan besar potensial ini di
sinyal listrik dan bagaimana sinyal tersebut tercipta, akan
wakili oleh deflelai he bawah.
membantu bila anda terbiasa dengan istilah-istilah berikut,
yang digunakan untuk menjelaskan perubahan potensial,
seperti disajikan secara grafis di Gambar 4-1:
I Sinyal listrik dihasilkan
oleh perubahan pada
1. Polarisasi: Muatan-muatan dipisahkan di kedua sisi
perpindahan ion melintasi membran plasma.
membran sehingga membran memiliki potensial. Setiap
nilai potensial membran bukan 0 mV baik dalam arah Perubahan pada potensial membran terjadi karena perubah-
positif maupun negatif, maka membran berada dalam an pada perpindahan ion menembus membran. Sebagai con-
keadaan polarisasi. Ingatlah bahwa besar potensial ber- toh, jika aliran masuk netto ion bermuatan positif meningkat
banding lurus dengan jumlah muatan positif dan negatif dibandingkan dengan keadaan istirahat maka membran
yang dipisahkan oleh membran dan bahwa tanda poten- mengalami depolarisasi (bagian dalamnya kurang negatif).
sial (+ atau -) masing-masing selalu menunjukkan bahwa Sebaliknya, jika aliran keluar netto ion bermuatan positif me-
terjadi kelebihan muatan positif atau kelebihan muatan ningkat dibandingkan dengan keadaan istirahat maka membran
negatif dibagian dalam membran. Di sel saraf, pada mengalami hiperpolarisasi (bagian dalam lebih negatif).
potensial istirahat, membran mengalami polarisasi pada Perubahan pada perpindahan ion, sebaliknya, ditimbulkan
-70 mV (lihat h. 86). oleh perubahan pada permeabilitas membran sebagai respons
Depolarisasi: Penurunan besar potensid membran ne- terhadap berbagai hejadian pemicu. Bergantung pada jenis sinyal
gatif; membran menjadi kurang terpolarisasi dibanding- listriknya, kejadian pemicu dapat berupa (1) perubahan medan
kan dengan potensial istirahat. Selama depolarisasi po- listrik di sekitar membran peka rangsang; (2) interalai suatu
tensial membran bergerak mendekati 0 mV, menjadi perantara kimiawi dengan reseptor pemukaan teftentu di mem-
bran sel saraf atau otot; (3) rangsangan, misalnya gelombang
suara yang merangsang sel-sel sarafkhusus di telinga; atau (4)
perubahan spontan potensial akibat ketidak seimbangan inheren
siklus bocor-pompa (Anda akan mempelajari mengenai siftt
Defleksi ke atas = Penurunan potensial
berbagai proses pemicu ini seiring dengan berlanjutnya pem-
Defleksi ke bawah = Peningkatan potensial
+20 bahasan kita tentang sinyal listrik).
^ +10
Karena ion-ion larut air yang bertanggung jawab
?0
Y -10 membawa muaran tidak dapat menembus lapis-ganda le-
E -zo mak membran plasma maka muatan ini hanya dapat me-
€ -30 nembus membran melalui saluran yang spesifik baginya.
6 -+o
E -so Saluran membran dapat berupa saluran bocor atau saluran
'$ -oo berpintu/bergerbang. Salatan bocor selalu terbuka, se-
6 -70 hingga ion-ionnya dapat menembus membran melalui
E
o -80
-go saluran ini tanpa kontrol. Sebaliknya, saluran berpintu
memiliki pintu yang kadang terbuka, memungkinkan ion
Waktu (mdtk)
melewati saluran, kadang terturup, mencegah lewatnya
Gambar 4-1 ion melalui saluran. Pembukaan dan penutupan pintu
Jenis perubahan pada potensial membran. terjadi akibat perubahan dalam konformasi tiga dimensi

96 Bab 4
(bentuk) protein yang membentuk saluran berpintu ter- membran dapat berubah dari -70 menjadi -60 mV (suatu
sebut. Terdapat €mpat jenis saluran berpintu, bergantung potensial berjenjang 10 mV) atau dari -70 menjadi -50 mV
pada faktor yang memicu perubahan konformasi saluran: (potensial berjenjang 20 mV).
(1) saluran berpintu voltase, yang membuka atau me-
nutup sebagai respons terhadap perubahan potensial mem-
bran; (2) saluran berpintu kimiawi, yang mengubah I Sennakin kuat kejadian pemicu, semakin besar
konformasinya sebagai respons terhadap pengikatan pem- potensial berjenjang yang terbentuk.
bawa pesan kimiawi tertentu dengan reseptor membran
Potensial berjenjang biasanya dihasilkan oleh kejadian pe-
yang berkaitan erat dengan saluran; (3) saluran berpintu
micu tertentu yang menyebabkan saluran ion berpintu ter-
mekanis, yang berespons terhadap peregangan atau defor-
buka di bagian tertentu membran sel peka rangsang. Pada
masi mekanis lain; dan (4) saluran berpintu termal, yang
sebagian besar kasus, saluran ini adalah saluran berpintu
berespons terhadap perubahan suhu lokal (panas atau
kimia atau berpintu mekanis. Yang biasanya terjadi adalah
dingin).
terbukanya saluran berpintu Na. yang menyebabkan masuk-
Karena itu, kejadian pemicu mengubah permeabilitas
nya Na- ke dalam sel mengikuti penurunan gradien kon-
membran dan karenanya mengubah aliran ion menembus
sentrasi dan listriknya. Depolarisasi yang terjadi*potensial
membran dengan membuka atau menutup saluran yang
berjenjang-terbatas di regio kecil khusus dari keseluruhan
melindungi saluran ion tertentu. Perpindahan ion-ion ini
membran plasma.
menyebabkan redistribusi muatan di kedua sisi membran,
Besar potensial berjenjang inisial ini (yaitu, perbedaan
menyebabkan potensial membran berfluktuasi.
antara potensial baru dan potensial istirahat) berkaitan
Terdapat dua bentuk dasar sinyal listrik: (l) potensial
dengan kekuatan kejadian pemicu: Semakin buat hejadian
berjenjang, yang berfungsi sebagai sinyal jarak-pendek; dan
pemicu, semahin banyak saluran berpintu ydng terbuka, semakin
(2) potensial aksi, yang menjadi sinyal jarak-jauh. Kita se-
banyak maatan positif yang masuk ke sel, dan semahin besar
karang akan membahas jenis-jenis sinyal ini secara lebih
potensial berjenjang terdepolarisasi di tempat inisial. Juga sema-
detil, dimulai dengan potensial berjenjang dan kemudian
kin lama durasi kejadian pemicu, semabin lama durasi potensial
kita akan mendalami bagaimana sel saraf menggunakan
b erj enj ang (Gambar 4-2).
sinyal-sinyal ini untuk menyampaikan pesan.

H Fotensial berjenjang menyebar dengan alinan


POTENSIAL BERJENJANG arus pasif.
Potensial berjenjang (potensial bertingkat) adalah perubah- Ketika suatu potensial berjenjang terjadi di membran sebuah
an lokal potensial membran yang terjadi dalam berbagai sel saraf atau otot maka bagian membran lainnya masih ber-
derajat atau tingkat kekuatan. Sebagai contoh, potensial ada dalam potensial istirahat. Daerah yang mengalami depo-

Potensial
berjenjang
(perubahan
potensial
membran
relatif
terhadap Potensial istirahat
potensial
istirahat) .

Waktu

Besar
rangsangan .:r:,,',':l-1r

tt
Rangsangan diberikan
Gambar 4-2
Kekuatan dan lama suatu potensial berjenjang. Besar dan lama suatu potensial
berjenjang bergantung langsung pada kekuatan dan lama kejadian pemicu,
misalnya suatu stimulus.

Frinsip Konlunikasl 5araf i:iarr l-{ormon 97


larisasi remporal disebut daerah aknf. Perhatikan Gambar 4-3 positif (Gambar 4-3c). Di bagian da.lam, muatan positif
bahwa di bagian dalam sel, daerah aktif relatif lebih positif mengalir melalui CIS menjauhi daerah aktif depolarisasi yang
daripada daerah inabtif sekitar yang masih berada dalam relatif lebih positif ke arah daerah istirahat di sekitar yang
potensial istirahat. Di luar sel, daerah aktif relatif kurang po- lebih negatif. Di luar sel, muaran positif mengalir melalui
sitif dibandingkan dengan daerah sekitar. Karena perbedaan CES dari daerah inaktifdi sekitar yang lebih positifke arah
potensial ini maka muaran listrik, dalam hal ini dibawa oleh daerah aktifyang relatiflebih negatif Perpindahan ion (yaitu
ion, mengalir pasif antara daerah aktif dan daerah istirahat arus listrik) berlangsung di sepanjang membran di antara
sekitar baik di sisi dalam maupun luar membran. Setiap aliran daerah-daerah yang berdekatan di sisi membran yang sama.
muatan listrik dinamai arus. Berdasarkan perjan.jian, arah Aliran ini berbeda dengan aliran ion menembus membran
aliran arus selalu disebutkan berdasarkan arah aliran muatan melalui saluran ion-

Cairan ekstrasel
Saluran Nat Muatan tak berimbang
tertutup ++++++++ +++++++++ I Yang tersebar di kedua
r ) sisi membran dan
J berperan membentuk
potensial membran
Bagian dari
sebuah sel
peka rangsang

Keseluruhan membran pada potensial istirahal


. (a)
Kejadian pemicu membuka saluran Na*

+++++++ +++++++

Daerah inaktif pada Daerah aktif terdepolarisasi


potensialistirahat (potensialberjenjang) potensial istirahat
(b)
Aliran arus lokal antara daerah aktif
dan daerah inaktif sekitarnya

Daerah ;!!: Ji. J'{,:i! -a." 4!1 ,a!i,i Daerah


inaktif 5di:re:rill,iya ;!idhi,1 SgmUla aktif !€b!:r:i-iriya irxiih'lr: inaktif
hlnr mengaiami rini mengaiarni
depoiarisasi depolarisasi
@, Penyebaran depolarisasi W
(c)
Gamlrar 4-3
Aliran arus selama potensial berjenjang. (a) Membran suatu sel peka rangsang pada potensial istirahat. (b) Kejadian pemicu
membuka saluran Na*, menyebabkan masuknya Na.yang menimbulkan depoiarisasi. Daerah-daerah sekitaryang ina'ktif masih
berada pada potensial istirahat. (c) Aliran arus lokal terjadi antara daerah aktif dan daerah inaktif sekitar. Aliran arus lokal ini
menyebabkan depolarisasi daerah yang sebelumnya inaktif. Dengan cara ini, depolarisasi menyebar menjauhititik asalnya.

98 Bab 4
Akibat arus lokal antara daerah depoiarisasr aktif dan dapat berfungsi sebagai sinyal hanya untuk jarak yang sangar
daerah inaktif di sekitarnya maka terjadi perubahan potensial pendek.
di daerah yang semula inaktif. Muatan positif mengalir ke Meskipun potensial berjenjang memiliki jangkauan
daerah sekitar di sisi dalam, sementara secara bersamaan, sinyal yang terbatas namun potensial ini sangat penting bagi
muaran positif mengalir keluar daerah ini di sisi luar. Karena fungsi tubuh, seperti dijelaskan di bab-bab berikutnya.
itu, di daerah sekitar bagian dalam menjadi lebih positif (atau Berikut ini adalah potensial berjenjang: potensial pascasinaps,
kurang negatif), dan bagian luar kurang positif (atau lebih potensial reseptor, ?otensial end-plate, potensial ?emacu
negatif) daripada sebelumnya (Gambar 4-3c). Dengan kata Qtacemaker), dan potensial gelombang hmbat. Istilah-istilah
lain, daerah sekitar yang semula inaktif telah mengalami de- ini mungkin asing bagi anda sekarang, tetapi anda akan
polarisasi sehingga potensial berjenjang telah menyebar. Poten- terbiasa dengan mereka seiring dengan pembahasan lanjutan
sial daerah ini kini berbeda dari daerah inaktif di sebelahnya kita tentang fisiologi saraf dan otot. Kami menyertakan daflar
di sisi lain, memicu aliran arus lebih lanjut ke daerah baru ini, ini di sini karena hanya di sinilah potensial berjenjang akan
demikian seterusnya. Dengan cara ini, arus menyebar di kedua disatukan. Untuk saat ini cukup dikatakan bahwa umumnya
arah menjauhi tempat awal perubahan potensial. sel peka rangsang dapat menghasilkan satu dari berbagai jenis
Besar arus yang mengalir antara dua daerah bergantung potensial berjenjang sebagai respons terhadap suatu kejadian
pada perbedaan potensial antar daerah dan pada resistensi pemicu. Sebaliknya, potensial berjenjang dapat memicu pa-
bahan tempar arus mengalir. Resistensi adalah hambatan tensial aksi, yaitu sinyal farak-jauh, di sel peka rangsang.
rerhadap perpindahan muatan listrik. Semakin besar beda
potensial, semakin besar aliran arus; dan semakin rendah
resistensi, semakin besar aliran arts. Konduhrar memiliki POTEhISIAL AKSI
resistensi rendah sehingga aliran arus tidak banyak mendapat
hambatan. Kawat (kabel) Iistrik serta CIS dan CES adalah Potensial aftsi adalah perubahan potensial membran yang
konduktor yang baik sehingga arus mudah mengalir melalui berlangsung singkat, cepat, dan besar (100 m.V) saat potensial
mereka. Insulator memiliki resistensi tinggi dan sangat meng- sebenarnya berbalik, sehingga bagian dalam sel peka rangsang
hambat perpindahan muatan. Plastik yang membungkus secara sesaat menjadi lebih positif daripada bagian luar.
kawat listrik memiliki resistensi tinggi, demikian juga lemak Seperti potensial berjenjang, satu potensial aksi hanya me-
tubuh. Karena itu, arus tidak mengalir menembus lapis- libatkan sebagian kecil dari keseluruhan membran sel peka
ganda lemak membran plasma. Arus, yang dibawa oleh ion, rangsang. Namun, tidak seperti potensial berjenjang, poten-
dapat menembus membran hanya melalui saluran ion. sial aksi dihantarkan, atau menjalar, ke seluruh membran
secara nondecremental; yaitu, potensial ini tidak berkurang
kekuatannya ketika menyebar dari tempat asalnya ke seluruh
I Potensial berjenjang mereda hingga lenyap bagian membran lain. Karena itu, potensiai aksi dapat ber-
dalam jarak pendek. fungsi sebagai sinyal jarak jauh yang"taat". Pikirkanlah ten-
tang sel saraf yang menyebabkan kontraksi sel-sel otot di
Aliran arus pasif antara daerah aktif dan daerah sekitar yang jempol kaki anda (lihat Gambar 2-18, h. 47).Jrkaanda ingin
inaktif serupa dengan mengalirnya arus listrik di kawat listrik. menggoyangkan jempol kaki anda maka perintah dikirim
Kita mengetahui dari pengalaman bahwa arus dapat bocor dari otak turun ke medula spinalis untuk memulai potensial
dari kawat listrik yang menimbulkan bahaya kecuali jika
kawat dibungkus oleh bahan insulator misalnya plastik.
(Orang tersengat listrik jika mereka menyentuh kawat listrik
telanjang). Demikian juga, arus melenyap menembus mem-
bran plasma karena ion-ion pembawa muatan bocor melalui
bagian-bagian membran yang "tidak berinsulasi", yaitu me-
lalui saluran terbuka. Akibat berkurangnya arus ini maka
kekuatan arus lokal secara progresif melemah seiring dengan
bertambahnya jarak dari tempat asal (Gambar 4-4). Karena
itu, kekuatan potensial berjenjang terus menurun semakin
jauh potensial ini merambat dari daerah aktif asal. Cara lain
untuk menyatakannya adalah bahwa penyebaran potensial
berjenjang bersifat decremental berkurang bertahap (Gambar
1-
Arah aliran arus Arah aliran arus
4-5). Perhatikan bahwa di Gambar 4-4, besar perubahan dari tempat awal dari tempat awal
-*
-Angka menunjukkan potensial lokal
potensial awalnya adalah 15 mV (perubahan dari -70 menjadi
dalam mV di berbagai titik sepanjang membran
-55 mV), yang berkurang sewaktu potensial bergerak di
sepanjang membran hingga menjadi 10 mV (dari -70 menjadi Gambar 4-4
-60 mV) dan terus menurun semakin jauh dari tempat aktif Berkurangnya arus menembus membran plasma. Kebocoran
ion-ion pembawa muatan menembus membran plasma
awal, sampai tidak lagi terdapat perubahan potensial. Dengan
menyebabkan berkurangnya secara progresif kekuatan arus
cara ini, arus lokal ini mereda hingga lenyap beberapa mili- dengan penambahan jarak dari tempat awal perubahan
meter dari tempat awal perubahan potensial dan karenanya potensial.

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 99


Daerah defleksi cepat ke atas hingga +30 mV karena potensial dengan
Perubahan aktif , ' cepat membalikkan dirinya sehingga bagian dalam sel men-
potensial awal,, jadi positif dibandingkan dengan bagian luarnya. Membran
membran
kemudian mengalami repolarisasi sama ceparnya, kembali ke
dalam mV I

relatif terhadap + potensial istirahat. G aya, gaya yane menyebabkan repolarisasi


potensial 15 membran sering mendorong potensial terlalu jauh, menye-
istirahat - yi. babkan hiperpolarisasi ikutan singkat saat bagian dalam
10
besar sinyal
5 membran menjadi lebih negatif daripada normal (misalnya
listrik Potensial
0 -80 m\) sebelum akhirnya potensial istirahat pulih.
istirahat
Keseluruhan perubahan cepat potensial membran dari
+ + -+- _+- ambang ke puncak dan kemudian kembali ke istirahat di-
Beberapa mm Beberapa mm sebrr p o t en s i a I a k s i. T idak seperri durasi potensial berj enj ang
+--- Jarak + yang bervariasi, durasi suatu potensial aksi selalu sama di satu
Gambar 4-5 sel peka rangsang. Di sel saraf, potensial aksi berlangsung
Penyebaran potensial .berjenjang yang semakin lemah.
hanya selama 1 mdet (0,001 detik). Potensial ini berlangsung
Karena kebocoran arus. maka kekuatan potensial berjenjang
terus melemah sewaktu potensial ini menyebar secara pasif lebih lama di otot, dengan durasi bergantung pada jenis otot.
dari daerah aktif awal. Potensial akhirnya lenyap dalam Bagian potensial aksi ketika potensial berbalik (antara 0 dan
beberapa milimeter dari tempat inisiasinya. +30 m\) disebut oaershoot. Potensial aksi sering disebut se-
bagai sp ibe, karena gambaran rekamann ya yang seperri duri.
Selain itu, juga dikatakan bahwa membran peka rangsang
yang terpicu untuk mengalami potensial aksi menghasilkan
aksi di pangkal sel sarafini, yang terletak di medula spinaiis.
lepas muatan (fire). Karcna itu, istilah potensial aksi, spike,
Potensial alai ini berjalan tanpa berkurang menelusuri akson
dan lepas mantan mengacu kepada fenomena pembalikan
panjang sel saraf yang berjalan di sepanjang tungkai anda cepat potensial membran. Jika potensial ambang tidak ter-
untuk berakhir di sel-sel oror jempol kaki anda. Sinyal tidak capai oleh depolarisasi awal maka tidak terbentuk potensial
melemah atau lenyap namun tetap dipertahankan dengan
aksi. Karena itu ambang adalah titik kritis tuntas-atau-gagal
kekuatan penuh dari awal hingga akhir. (all-or-none). Hanya terdapar dua kemungkinan terhadap
Marilah kita melihat perubahan pada potensial seiama proses depoiarisasi yaitu membran akan mengalami depola-
suatu potensial aksi, serta permeabilitas dan perpindahan ion
risasi sampai ke ambang sehingga terbentuk porensial aksi
yang menjadi penyebab terjadinya perubahan potensial ini,
atau ambang tidak tercapai sehingga tidak terbentuk potensial
sebelum kita mengalihkan perhatian kepada cara,cara yang
alsi.
digunakan oleh potensial aksi menyebar ke seluruh membran
sel tanpa berkurang.

I Sewaktu potensial aksi, potensial membran = Potensial aksi = flipslpslarisasi ikutan


berbalik secara cepat dan transien. +70 - -
+60 Potensial
+50 keseimbangan
Jika kekuatannya memadai maka perubahan potensial ber- +40 Na+
jenjang dapat memicu potensial aksi sebelum perubahan ber-
+30
jenjang tersebut hilang. (Nanti anda akan menemukan cara- ^7 *zo
c
cara bagaimana inisiasi ini dilakukan untuk berbagai jenis
E *to
potensial berjenjang). Biasanya bagian membran peka rang- go
sang tempat potensial berjenjang dihasilkan sebagai respons E
0) -10
terhadap suatu kejadian pemicu tidak mengalami potensial E -20
aksi. Namun, potensial berjenjang, melalui cara listrik atau 3 *eo

kimia, menimbulkan depolarisasi bagian-bagian membran F, uo


Potensial
sekitar tempat potensial aksi dapat terbentuk. Untuk mem- tE -50
ambang
-60
permudah pembahasan, kita akan meloncat dari kejadian _70 Potensisal
pemicu ke depolarisasi bagian membran yang mengalami poten- istirahat
-80 pemicu Potensial kese.
sial alai, tanpa membahas keterlibatan potensial berjenjang. -90
K+
Untuk memulai suatu potensial aksi, kejadian pemicu
menyebabkan membran mengalami depolarisasi dari poten- 1 mdet

sial istirahat -70 mY (Gambar 4-6). Depolarisasi berjalan Waktu (mdet)


lambat pada awalnya, sampai tercapai suatu ambang kritis Gambar 4-6
yang disebut potensial ambang, biasanya antara -50 dan -55 Perubahan pada potensial membran sewaktu potensial aksi
mV. Di potensial ambang ini timbul depolarisasi yang
eksplosif. Rekaman potensial pada saat ini memperlihatkan

100 Bab 4
SALURAN Na. DAN K. BERPINTU VOLTASE
I Perubahan mencolok pada permeabilitas Saluran membran berpintu voltase terdiri dari protein-protein
membran dan perpindahan ion menyebabkan
yang memiliki sejumlah gugus bermuatan. Medan lisuik (po-
potensial aksi.
tensial) yang mengelilingi saluran ini dapat menyebabkan dis-
Bagaimana potensial membran, yang biasanya dipertahankan torsi pada struktur saluran karena bagian-bagian dari protein
pada tingkat istirahat yang tetap, kehilangan keseimbangannya saluran yang bermuatan akan tertarik atau tertolak secara elektris
sedemikian sehingga terbentuk potensial aksi? Ingatlah bahwa oleh muatan yangada di cairan sekitar membran. Tidak seperti
K. berperan paling besar dalam pembentukan potensial istirahat mayoritas protein membran, yang tetap stabil meskipun terjadi
karena membran saat istirahat jauh lebih permeabel terhadap K. fluktuasi potensial membran, protein saluran berpintu voltase
daripada terhadap Na- (lihat h. 84). Selama potensial aksi, terjadi sangat peka terhadap perubahan voltase. Distorsi kecil bentuk
perubahan mencolok dalam permeabilitas membran terhadap saluran yang ditimbulkan oleh perubahan potensial dapat
Na. dan K- sehingga ion-ion berpindah cepat mengikuti penu- menyebabkan saluran mengubah konformasinya. Di sini kem-
runan gradien konsentrasinya. Perpindahan ion-ion ini mem- bali ditemukan contoh bagaimana perubahan ringan pada
bawa arus yang berperan dalam perubahan potensial yang terjadi struktur dapat berpengaruh besar pada fungsi.
selama potensial aksi. Potensial aksi terjadi akibat pembuJ<aan Saluran Na- berpintu voltase memiliki dua prnru: pintu
dan kemudian penurupan dua tipe saluran spesifik saluran Na* pengaktifan dan pintu penginahtifan (Gambar 4-7). Pintu
berpintu voltase dan saluran K- berpintu voltase. pengaktifan menjaga saluran dengan membuka dan menutup

Cairan
ekstrasel (CES)

.r:.lr:.rr:.i'a,,al::l.,iial.il,:ill ia,iillliar..il

i ir ,, ' l, lr .: l
r,
r Meiribr:an .' , ',

:'pl':t" ,,:

Cairan
pintu intrasel (ClS)
pengaktifan terpicu Fada perlahan yang
ambang terpicu pada ambang
Tertutup tetapi Tertutup dan lidak mampu
Terbuka (aktif)
dapat membuka membuka {inaktif)
(a) (b) (c)

Saluran Kalium Berpintu Voltase

Cairan
ekstrasel (CES)

Cairan Pembukaan
intrasel (ClS) lambat yang
1:\ terpicu pada
u) ambang
Tertutup Terbuka

(d) (e)

Gambar 4-7
Konformasi saluran natrium dan kalium berpintu voltase

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 101


seperu plnru berengsel. Pintu penginaktifan terdin dan rang,
kaian asam-asam amino seperri bola dan rantai. Pintu ini
terbuka ketika bola rerganrung bebas di rantainya dan ter-
tutup ketika bola berikatan dengan reseptornya yang terletak
di lubang saluran sehingga saluran rerrurup. Kedua pintu
harus terbuka agar Na' dapat melalui saluran, dan penutupan Depolarisasi
(penurunan potensial
salah satu pintu mencegah lewatnya ion ini. Saluran Na.
membran)
berpintu voltase ini terdapat dalam tiga konformasi berbeda:
(l) tertutup reta?i da?at membuka (pintu pengaktifan te rtutup,
pintu penginaktifan terbuka, Gambar 4-7a); (Z) terbuka, atau
aktif (keduapintu terbuka, Gambar 4-7b); dan (l) tertutup dan
tidah dapat membuha, atau inaktif (pintu pengaktifan terbuka.
pintu penginaktifan tertutirp, Gambar 4-7c). Siklus umpan balik positif
Saluran K. berpintu voltase lebih sederhana. Saiuran ini
hanya memiliki satu pintu, yang dapat terbuka atau terrurup
(Gambar 4-7d dan e). Saluran Na. dan K- berpintu voltase lnfluks Na* (yang Pembukaan sebagian
semakin menurunkan dari saluran Na*
ini ada selain pompa Na.-K- dan merupakan saluran bocor potensial membran) berpintu voltase
bagi ion-ion tersebut (dijelaskan di Bab 3).

PERUBAHAN PERMEABILITAS DAN PERPINDAHAN


ION SELAMA POTENSIAL AKSI
Garnhar 4-8
Pada potensial istirahat C70 mV), semua saluran Na' dan K- Siklus umpan-balik positif yang berperan dalam pembukaan
berpintu voltase rertutup, dengan pintu pengaktifan saluran saluran Na. di ambang.
Na. tertutup dan pintu penginaktifannya terbuka; yaitu,
saluran Na- berpintu voltase berada dalam konformasi "ter-
tutup tetapi dapat membuka". Karena itu, pada potensial
istirahat Na- dan K- tidak dapat melewati saluran berpintu negativitas di bagian dalam dan bahkan membuat bagian
voltase ini. Namun, karena adanya banyak saluran bocor K- dalam sel lebih positif daripada bagian luar dalam upaya
dan sangat sedikit saluran bocor Na. maka membran dalam untuk mendorong potensial membran ke potensial kese-
keadaan istirahat 50 sampai 75 kali lebih permeabel terhadap imbangan Na- (yang besarnya +60 mV lihat h. 85) (Gambar
K. daripada terhadap Na-. 4-9). Potensial mencapai +30 mV mendekati potensial
Ketika suatu membran mulai mengalami depolarisasi keseimbangan Na.. Potensial tidak dapat menjadi lebih po-
menuju ambang akibat suatu kejadian pemicu, pintu peng- sitif karena, pada puncak potensial aksi, saluran Na, mulai
aktifan sebagian dari saluran Na' berpintu voltase membuka. menutup ke keadaan inaktif, dan P*,' mulai rurun ke nilai
Kini kedua pintu saluran ini terbuka. Karena gradien kon, rst iraha t nya.
sentrasi dan gradien listrik untuk Na. mendorong perpindah, Apa yang menyebabkan saluran Na. menutup? Ketika
an ion ini masuk ke sel, maka Na' mulai masuk ke dalam sel. potensial membran mencapai ambang, berlangsung dua pro-
Perpindahan Na' yang bermuatan positif menyebabkan ses yang berkaitan erar di pintu masing-masing saluran Na..
membran semakin mengalami depolarisapi, sehingga lebih Pertama, pintu pengaktifan terpicu untuk membuka dengan
banyak saluran Na- berpintu voltase terbuka dan lebih banyak cepat sebagat respons terhadap depolarisasi, mengubah salur-
Na- yang masuk, demikian sererusnya, dalam suatu siklus an ke konformasi terbuka (aktif) (Gambar 4-7b). yang
umpan-balik positif (Gambar 4-8). mengejutkan, pembukaan saluran ini memicu proses penu-
Di potensial ambang, terjadi lonjakan peningkatan per- tupan saluran. Perubahan konformasi yang membuka saluran
meabilitas Na-, yang disimboikan dengan P*.*, sewaktu juga memungkinkan inaktivasi bola pintu untuk berikatan
membran dengan cepat menjadi 600 kali lebih permeabel dengan reseprornya di lubang saluran sehingga mulut saluran
terhadap Nat daripada terhadap K-. Masing-masing saluran tersumbat secara fisik. Namun, penurupan ini memerlukan
terbuka atau rerturup dan tidak dapat setengah terbuka. waktu sehingga pinru penginaktifan menutup secdra lambat
Namun, mekanisme pintu berbagai saluran berpinru voltase dibandingkan dengan kecepatan saluran membuka. Semen-
ini cepat membuka oleh perbedaan voltase yang ringan. tara itu, selama 0,5 mdet jeda antara pintu pengaktifan
Selama fase awal depolarisasi, semakin banyak saluran Na, membuka dan sebelum pintu penginaktifan tertutup, kedua
yang terbuka seiring dengan semakin menurunnya potensial. pintu terbuka dan Na. menyerbu masuk ke sel melalui
Di ambang, cukup banyak pintu Na- yang terbuka untuk saluran-saluran yang rerbuka ini, membawa potensial aksi ke
menghentikan siklus umpan-balik positif yang menyebabkan puncaknya. Kemudian pintu penginaktifan menurup, per,
pintu Na'sisanya dengan cepat membuka. Kini permeabilitas meabilitas membran terhadap Na- merosot ke nilai istirahat-
Na. mendominasi membran, berbeda dengan dominasi K' ny^yang rendah, dan pemasukan lebih lanjut Na- ke dalam
pada potensial istirahat. Karena itu, pada ambang Na, me- sel terhenti. Saluran tetap berada dalam konformasi inaktif-
nyerbu masuk ke dalam sel, dengan cepat melenyapkan nya sampai potensial membran pulih ke nilai istirahatnya.

1O2 Bab 4
Bersamaan dengan inaktivasi saluran Na-, saluran K' bulkan oleh peningkatan mencolok P*'IanB terjadi bersama-
berpintu voltase mulai membuka secara perlahan di puncak an dengan inaktivasi saluran Na. di puncak potensial aksi.
potensial aksi. Pembukaan pintu saluran K' adalah suatu Dengan pulihnya potensial istirahat, perubahan voltase
respons berpintu voltase yang tertunda dan terpicu oleh mengubah saluran Nat ke konformasi "tertutup tetapi dapat
depolarisasi awal ke ambang. Karena itu, di ambang terjadi membuka", dengan pintu pengaktifan tertutup dan pintu
tiga proses yang berkaitan dengan potensial aksi: (1) pem- penginaktifan terbuka. Kini saluran siap kembali untuk be-
bukaan cepat pintu aktivasi Na-, yang memungkinkan Na' respons terhadap kejadian pemicu lainnya. Saluran K- ber-
masuk, memindahkan potensial dari ambang ke puncaknya pintu voltase yang baru terbuka juga menutup sehingga jum-
yang positif; (2) penutupan lambat pintu inaktivasi Na-, yang lah saluran bocor K. yang terbuka di membran kembali ke
menghentikan pemasukan lebih lanjut Na. setelah jeda sangat tingkat istirahat. Biasanya, saluran K. berpintu voltase menu-
singkat sehingga potensial tidak dapat terus meningkat; dan tup perlahan. Akibat peningkatan permeabilitas terhadap K.
(3) pembukaan lambat saluran K-, yang, seperti akan anda yang menetap ini, lebih banyak K- keluar daripada yang
lihat, berperan besar menirrunkan potensial dari puncaknya diperlukan untuk membawa potensial ke istirahat. Efluks K-
ke tingkat istirahat. Potensial membran akan secara bertahap yang sedikit berlebihan ini menyebabkan interior sel sesaat
kembali ke istirahat setelah penutupan saluran Na. karena K. lebih negatif daripada potensial istirahat, menyebabkan
terus bocor keluar tetapi tidak ada lagi Na- yang masuk. hiperpolarisasi ikutan.
Namun, pemulihan ke tingkat istirahat ini dipercepat oleh
pembukaan pintu K- saat potensial aksi mencapai puncak-
nya. Pembukaan saluran K- berpintu voltase sangat mening- I Pompa Na*-K* secara bertahap memulihkan
katkan permeabilitas K- (dinamai P*.) menjadi sekitar 300 gradien konsentrasi yang terganggu akibat
kali daripada P*^. istirahat. potensial aksi.
Peningkatan mencolok P". ini menyebabkan K+ me-
Pada akhir potensial aksi, potensial membran pulih ke kondisi
nyerbu keluar sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi
istirahatnya, tetapi distribusi ion telah sedikit berubah.
dan gradien listriknya, membawa muatan positif kembali ke
Natrium telah masuk ke sel selama fase naik dan K-, dalam
luar. Perhatikan bahwa pada puncak potensial aksi, potensial
jumlah setara, telah keluar sel sewaktu fase turun. Pompa
positif di bagian dalam sel cenderung menolak ion K. yang
positifsehingga gradien listrik untuk K- adalah ke arah luar,
Na'-K. memulihkan ion-ion ini ke lokasinya semula dalam
tidak seperti saat potensial istirahat. Perpindahan keluar K' fangka panjang, tetapi tidak setelah setiap potensial aksi.
Proses pemompaan aktif memerlukan waktu jauh lebih
secara cepat memulihkan potensial istirahat yang negatif.
lama untuk memulihkan Na. dan K- ke lokasinya semula
Sebagai ringkasan (Gambar 4-9) , f6e nai.k pada potensial
daripada waktu yang diperlukan oleh fluks pasif ion-ion ini
aksi (dari ambang ke +30 mV disebabhan oleh influks l"la.
(Na. masuk ke sel) akibat peningkatan mendadak PN"' di sewaktu potensial aksi. Namun, membran tidak perlu
menunggu hingga pompa Na.-K- secara perlahan memulih-
ambang. Fase turun (dari +30 mV ke potensial istirahat) ter-
kan gradien konsentrasi sebelum membran dapat mengalami
utama disebabban oleh efluks K (K- keluar sel) yang ditim-
potensial aksi berikutnya. Sebenarnya, pada potensial aksi
perpindahan hanya segelintir (dibandingkan dengan jumlah
total) ion Na. dan K. sudah menyebabkan perubahan besar
dalam potensial. Selama potensial aksi, hanya sekitar I dari
+60 100.000 ion K. yang ada di sel keluar, dengan jumlah Na'
+50 setara masuk dari CES. Perpindahan proporsi Na- dan K'
+
+40
zO/o 9. yang sangat kecil ini selama satu potensial aksi menyebabkan
+30
{l tqo perubahan potensial dramatik i00 mV (antara -70 dan +30
9 *zo f,1 \o)
mV) tetapi hanya perubahan tak berarti pada konsentrasi
5 +to CJ
l<
rr\o- ion-ion ini di CES dan CIS. Masih jauh lebih banyak K. y*g
Fo o l:
o lG
arl-
olo
olfr tetap berada di dalam daripada di luar sel, dan Na- masih
:c -10 -<
o lo
c
9.-20 J l6 E lo merupakan ion ekstrasel predominan. Karena itu, gradien
E c
3 /rr
i6 -"\-- konsentrasi Nat dan K. tetap ada, sehingga potensiai aksi
_s -30
240 o-(
€ -50
8l
I
I
r l(n\n Potensial ambang
dapat kembali terjadi tanpa pompa harus mengejar untuk
memulihkan gradien.
(r G-."{l
-60
-70
IJ---- Potensial istirahat
Tentu saja jika tidak terdapat pompa maka fluks, bahkan
yang kecil, yang menyertai potensial aksi berulang-ulang
-80
akhirnya akan menghilangkan gradien konsentrasi sehingga
-90
potensial aksi selanjutnya tidak mungkin terjadi. Jika konsen-
Waktu (mdet) trasi Nat dan K- sama antara CES dan CIS maka perubahan
Gambar 4-9 permeabilitas terhadap kedua ion ini tidak akan menyebab-
Perubahan permeabilitas dan fluks ion selama potensial aksi kan fluks sehingga tidak terjadi perubahan potensial. Karena
itu, pompa Na--K. sangat penting untuk mempertahankan
gradien konsentrasi dalam jangka panjang. Namun, pompa

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 103


ini tidak harus melaksanakan kerjanya di antara potensial- khusus menyalurkan informasi sensorik, suatu topik yang
potensial aksi, dan tidak secara langsung terlibat dalam fluks akan dijelaskan kemudian di bab lni).
ion atau perubahan potensial yang terjadi sewaktu porensial Panjang alcon bervariasi dari kurang dari satu milimeter
aksi. di neuron yang hanya berkomunikasi dengan sel-sel tetangga
hingga lebih dari saru merer di neuron yang berhubungan
dengan bagian sistem saraf yang jauh atau dengan organ
t Potensial aksi menjalar dari axon hillockke perifer. Sebagai contoh, alson neuron y^ngmenyarrLfi jempol
terminal akson. kaki anda harus menempuh jarak dari badan selnya di dalam
medula spinalis di bagian bawah punggung anda menelusuri
Satu potensial aksi melibatkan hanya sebagian kecil dari per-
tungkai hingga ke jempol kaki.
mukaan membran total sebuah sel peka rangsang. Tetapi jika
Potensial alai hanya dapat timbul di bagian-bagian
akan berfungsi sebagai sinyal jarak jauh maka potensial aksi
membran yang memiliki banyak saluran Na- berpintulrolias.
tidak dapat menjadi sekedar kejadian terisolasi yang terbatas
yang dapat dipicu membuka oleh kejadian yang menyebab-
di daerah terrenru di membran sel saraf arau otot. Harus
kan depolarisasi. Biasanya bagian-bagian sel peka rangsang
terdapat mekanisme untuk menghantarkan atau menyebar-
tempat berlangsungnya porensial berjenjang tidak mengalaml
kan potensial aksi ke seluruh membran sel. Selain itu, sinyal
potensial aksi, karena saluran Na. berpintu volrase jarang
harus ditransmisikan dari satu sel ke sel lain (sebagai contoh,
ditemukan di sini. Karena itu, tempar-tempar yang kh,rrm
di sepanjang jalur saraf spesifik). Untuk menjelaskan bagai-
mengalami potensial berjenjang tidak mengalami potensial
mana mekanisme-mekanisme tersebut terlaksana, kita mula-
aksi, meskipun dapat mengalami depolarisasi yang bermakna.
mula akan membahas secara singkat struktur neuron. Kemu-
Namun, potensial berjenjang dapat, sebelum lenyap, memicu
dian kita akan meneliti bagaimana suaru porensial aksi
potensial aksi di bagian-bagian membran sekitar dengan
(impuls saraf) dihantarkan ke seluruh sel saraf, sebelum kita
membawa bagian yang lebih peka tersebut ke ambang melalui
mengalihkan perhatian pada bagaimana sinyal dipindahkan
aliran arus lokal dari tempat potensial berjenjang. Sebagai
ke sel lain.
contoh, di neuron potensial berjenjang biasanya t.rbentuk di
Sebuah sel saraf, arau neuron, biasanya terdiri dari tiga
dendrit dan badan sel sebagai respons terhadap sinyal kimia-
bagian dasar: badan sel, dendrit, dan ahson,meskipun terdapat
wi yang datang. Jika potensial berjenjang ini memiliki ke-
variasi dalam struktur, bergantung pada lokasi dan fungsi
kuatan cukup besar pada saat menyebar ke axon hilloch maka
neuron. Nukleus dan organel terdapat di badan sel, tempat
dapat terbentuk potensial aksi di zona pemicu ini.
bermunculannya banyak tonjolan yang dikenal sebagai den-
drit berbentuk seperti antena untuk meningkatkan luas per-
mukaan yang tersedia unruk menerima sinyal dari sel saraf I Sekali terbentuk, potensial aksi dihantarkan di
lain (Gambar 4-10). Sebagian neuron memiliki hingga sepanjang serat saraf.
400.000 juluran permukaan semacam ini. Di sebagirn besar
neuron, membran plasma dendrit dan badan sel mengan- Setelah potensial aksi terbentuk di axon hiltock, tidak lagi
dung reseptor protein untuk mengikat pembawa pesan diperlukan kejadian pemicu untuk mengaktifkan bagian lain
kimiawi dari neuron lain. Karena itu, dendrit dan badan sel serat saraf. Impuls secara otomatis dihantarkan ke seluruh
adalah zona input neuron, karena komponen-komponen ini neuron tanpa stimulasi lebih lanjut dengan satu dari dua cara
'mengintegrasikan
menerima dan sinyal masuk. Di sinilah perambatan: h antaran contiguo us (merambat) atau h antaran
potensial berjenjang terbentuk sebagai respons terhadap ke- sabatorik (meloncat).
jadian pemicu, dalam hal ini, pembawa pesan kimiawi yang Hantaran merambat adalah penyebaran potensial aksi
datang. .
di sepanjang membran mengikuti panjang akson (contiguous
Akson, arau serat saraf, adalah penjuluran memanjang artinya "menyentuh" atau "di samping pada suatu rang-
tubular tunggal yang menghantarkan potensial aksi meniauhi kaian"). Proses ini diperlihatkan di Gambar 4- I I . Anda me-
badan sel dan akhirnya berakhir di sel lain. Akson sering lihat representasi skematik potongan longitu,dinal, axon hillock
membentuk cabang-cabang samping, atau kolateral, di dan bagian akson tepat sesudahnya. Membran di axon hilloch
sepanjang perjalanannya. Bagian perrama akson plus bagian berada dalam puncak suatu potensial alai. Di daerah ini,
badan sel tempar keluarnya akson dikenal sebagai axon bagian dalam sel positif karena Na* telah menyerbu masuk ke
hilloch. Axon hilloch adalah zona pemicu neuron, karena di dalam sel saraf di titik ini. Bagian akson lainnya, yang masih
sinilah potensial aksi terbentuk, atau dimulai, oleh potensial berada dalam potensial istirahat dan negatif di bagian dalam-
berjenjang jika kekuatannya memadai. Potensial aksi nya, dianggap inaktif. Agar potensial aksi menyebar dari
kemudian dihantarkan di sepanjang alson dari axon hilhch daerah aktif ke daerah inaktif maka daerah inaktif harus
ke ujung yang biasanya bercabang-cabang di terminal akson. mengalami depolarisasi sampai ambang sebelum dapat meng-
Terminal ini mengeluarkan pembawa pesan kimiawi yang alami potensial aksi. Depolarisasi ini terlaksana oleh aliran
secara bersamaan mempengaruhi banyak sel lain yang ber- arus lokal antara daerah yang sudah mengalami potensial aksi
kontak dengan akson ini. Karena itu, secara fungsional, alson dan daerah inaktif di sebelahnya, serupa dengan aliran arus
adalah zona penghantar neuron, dan rerminal akson mem- yang berperan dalam penyebaran potensial berjenjang.
bentuk zona out?ut. (Pengecualian utama terhadap struktur Karena muatan yang berlawanan akan saling tarik, maka
dan organisasi fungsional khas neuron ini adalah neuron yang arus dapat mengalir secara lokal antara daerah aktif dan

104 Bab 4
I
o Zona lnput
Dendrit
@ Zona lnput: Bagian tempat sinyal datang
dari neuron lain diterima
dan
Badan Sel @ zonaPemicu: Bagian tempat potensial aksi
dimulai

Nukleus @ Zona Penghantar: Bagian yang menghantarkan


potensial aksi tanpa berkurang,
sering dengan jarak yang jauh
g
@ ZonaOutput: Bagian yang melepaskan
f2) Zona Pemicu
neurotransmiter yang
Axon hittock
mempengaruhi sel lain

.f3) Zona Penghantar


,/Akson (panjang bervariasi
. dari 1 mm hingga lebih dari 1 m)

E
Badan sel
o
E
c
-
L6
J

: fl" + (O Zona Output


=o
L Akson
, )Termind
o
Tanda panah \/
o
o
menunjukkan arah -/
(b)
penyaluran sinyal saraf
i
Gambar 4-10
Anatomi tipe struktural terbanyak neuron (sel saraf). (a) Kebanyakan, tetapi tidak semua neuron terdiri dari bagian-bagian
dasar yang disajikan dalam gambar. (b) Mikrograf elektron yang memperjelas badan sel, dendrit, dan sebagian dari akson tipe
neuron ini di dalam susunan saraf pusat.

daerah inaktif sekitar baik di sisi dalam maupun sisi luar potensial aksi terbentuk dl salah satu bagian membran sel saraf
membran. Aliran arus lokal ini menetralkan arau memper- maha akan terpicu suatu siklus sed.emihian sehinga potensial
kecil sebagian dari muatan yang tak seimbang di daerah ahsi menjalar he seluruh serat secara otomatis. Dengan cara ini,
inaktif; yaitu, aliran tersebut mengurangi jumlah muaran akson mirip dengan sumbu perasan renteng yang hanya perlu
berlawanan yang dipisahkan oleh membran, menurunkan dinyalakan salah satu ujungnya. Sekali menyala maka api
potensial di daerah ini. Efek depolarisasi ini dengan cepat akan menjalar di sepanjang renreng; kita tidak perlu menya-
membawa daerah yang semula inaktif ke ambang, saat sa- lakan setiap petasan secara terpisah.
luran Na- berpintu voltase di bagian membran ini semua Perhatikan bahwa potensial aksi yang asli tidak perlu
membuka, menyebabkan potensial aksi di daerah yang se- berjalan di sepanjang membran. Potensial aksi ini memicu
belumnya inaktif. Sementara itu, daerah yang semula aktif, potensial aksi baru identik di daerah sekitar di membran, dan
kembali ke potensial istirahat akibat efluks K-. proses ini berulang di seluruh panjang akson. Analoginya
Selanjutnya, di dekat daerah aktifbaru terdapat daerah adalah "waue" (gerakan penonron seperti geiombang) di
inaktif lain, sehingga hal yang sama kembali berulang. Siklus stadion. Masing-masing bagian penonton berdiri (fase naik
ini mengulangi dirinya dalam suatu reaksi berantai sampai potensial aksi), lalu duduk (fase turun) dalam rangkaian satu
potensial aksi relah menyebar kc ujung aksan. Sekali suatu rnenyusul yang lain s..x-akru gelomLtang menqitari statJi.rn.

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 105


l'ilil|

, :.., Oaerahinaktifdidokatnya
Daerahaktif berada timpit,depolarisaei akan,
di puncak Bote65;a1 mSn$ebafil'a*an segera Sagian akson lailr'jlia:masih
akcl , ',::: ;, rfieflgapqi,ambang. ,::' berada dalam'potedsial t$tiiahat

.-,
{fl +-+'+ + + + + + + + + + + + + + + + + ++ +,+.,+ +
I
--

-50
*70

Daerahrsekitar
yanCdibrawa ke Daerah lnaktif baru
Daerah yang ambpng qleh tempatdepolarisasl.
sebelumlyC: I
alir4n,,arus lokal; alran ntenyebar; akan
aktif kembali ke', kini qktif di.pulcak segefamencaFil ,
potercialistirahat pcteaslat aksi ambang,

@ tfl; * + + + + + + + + +
I
**;',+ ;,, +.+i+::+r::+::.+

+++'-++++++,++:#++++

.,;:rulnil
Gambar 4-11
Hantaran merambat. Aliran arus lokal antara daerah aktif di puncak potensial aksi dan daerah inaktif sekitar yang masih berada
dalam potensial istirahat mengurangi potensial di daerah inaktif sekitar ini ke arah ambang, yang memicu potensial aksi di
daerah yang sebelumnya inaktif tersebut. Daerah aktif semula kembali ke potensial istirahatnya, dan daerah aktif yang baru
kemudian menginduksi potensial aksi di daerah inaktif di sebelahnya melalui aliran arus lokal demikian seterusnya siklus
berulang di sepanjang akson.

Gelombanglah, bukan penonton, yang bergerak mengelilingi gradien elektrokimia, yang pada hakikatnya identik di seluruh
stadion. Demikian juga, potensial-potensial aksi baru mun- panjang akson. Karena itu, potensial aksi terakhir di ujung
cul secara berurutan di sepanjang akson. Setiap potensial aksi akson identik dengan potensial.aksi semula, berapapun pan-
baru dalam proses perambatan tersebut adalah kejadian lokal jang akson. Dengan demikian, satu potensial aksi menyebar
"segar" yang bergantung pada perubahan permeabilitas dan sepanjang akson tanpa mengalami pelemahan. Dengan cara

106 Bab 4
rnr, potensial aksi dapat berfungsi sebagar sinyal jarak-jauh Kedua periode ini terjadi akibat perubahan srarus saluran Na
ranpa penurunan arau disrorsi. dan Kt berpintu voltase saat dan setelah potensial aksi. Ketika
Pe rambatan nondecrementa/ suatu potensiai aksi berbeda suatu bagian membran akson sedang mengalami potensial
dari penyebaran denemental potensial berjenjang, yang me- aksi, bagian ini tidak dapat menghasilkan potensial aksi baru.
lemah dan hilang dalam jarak pendek karena potensial ini berapapun kuatnya kejadian pemicu yang merangsangnya.
tidak dapat melakukan regenerasi. Tabel 4-1 meringkaskan Periode waktu ketika suatu bagian membran yang baru meng-
perbedaan antara potensial berjenjang dan potensial aksi. alami pengaktifan bersifat refrakter total (berarti "keras ke-
yang sebagian baru akan didiskusikan. pala', atau tidak responsif) terhadap stimulasi lebih lanjur
dikenal sebagai periode refrakter absolut. Setelah saluran
Na- berpintu voltase berubah ke bentuk terbuka atau aktif-
I Periode
refrakter memastikan potensial aksi nya, saluran ini tidak lagi dapat dipicu untuk terbuka sebagai
merambat ke satu-arah.

Apa yang memastikan bahwa potensial aksi menjalar ke satu


arah menjauhi tempat pengaktifan awal? Dari Gambar 4-12 Daerah yang Daerah aktif baru Daerah inaktif baru di sekitar
terlihat bahwa sekali potensial ai<si terbentuk (regenerasi) di kini
semula aktif sedang dalam yang akan menerima penye-
kembali ke poten- puncak potensial
tempat sekitar yang baru (kini positif di bagian dalamnya) sialistirahatnya aksinya
baran depolarisasi; akan

dan daerah awal telah kembali ke potensial istirahat (bagian


dalam kembali negatif), kedekatan muatan-muatzn yang
berlawanan antara kedua daerah ini memudahkan terjadinya
aliran arus lokal dalam arah berbalik, serta dalam arah maju
ke bagian membran yang belum tereksitasi. Jika aliran arus
balik ini mampu membawa daerah yang baru saja mengalami
inaktivasi ke ambang maka potensial aksi akan timbul kembali
di sini, yang akan menyebar maju maupun mundur, memicu
potensial aksi lain, dan demikian seterusnya. Tetapi jika po- Aliran arus "balik" tidak Aliran arus "maju" mengaktifkan
tensial aksi dapat berpindah ke kedua arah, maka situasinya mengaktifkan kembali daerah inaktif baru
daerah yang semula aktif Arah perambatan
akan kacau, dengan banyak potensial aksi terpantul maju- karena daerah ini berada
mundur di sepanjang sumbu akson sampai sel saraf akhirnya dalam periode refrakter
kelelahan. Untungnya neuron terselamatkan dari nasib buruk Gambar 4-12
potensial bolak-balik ini oleh periode refrakter, yaitu saat Manfaat periode refrakter. Aliran arus "balik" dicegah oleh
potensial aksi baru tidak dapat terjadi oleh proses normal di periode refrakter. Selama potensial aksi dan sesaat
bagian yang baru saja mengalami potensial aksi. sesudahnya, suatu daerah tidak dapat direstimulasi oleh
proses normal untuk mengalami potensial aksi lain. Karena
Periode refrakter memiliki dua komponen: periode
itu, periode refrakter memastikan bahwa potensial aksi hanya
re/rakter absolut dtn periode refabter relatif (Gambar 4-13). dapat menjalar dalam arah maju di sepanjang akson.

Tabel 4.1
Perbandingan Potensial Berjenjang dan Potensial Aksi

POTENSIAL BERJENJANG POTENSIAL AKSI

Potensial berjenjang berubah; kekuatan bervariasi sesuai Respons membran tuntas-atau-gagal; kekuatan kejadian
besar kejadian pemicu pemicu menentukan frekuensi bukan amplitudo potensial
a ksi
Durasi bervariasi sesuai kejadian pemicu Durasi konstan
Hantaran decremental; kekuatan melemah sesuai jarak dari Disebarkan ke seluruh membran tanpa berkurang
tempat awal kekuatannya
Penyebaran pasif ke daerah membran inaktif sekitar Regenerasi otomatis di daerah membran inaktif sekitar
Tidak ada periode refrakter Periode refrakter
Dapat dijumlahkan Tidak mungkin dijumlahkan
Dapat berupa depolarisasi atau hiperpolarisasi Selalu depolarisasi dan pembalikan muatan
Dipicu oleh stimulus, oleh ikatan neurotransmiter dengan Dipicu oleh depolarisasi ke ambang, biasanya melalur
reseptornya, atau oleh pergeseran spontan siklus bocor- penyebaran potensial berjenjang
pompa
Terjadi di daerah tertentu membran yang dirancang untuk Terjadi di bagian membran yang banyak memiliki saluran Na.
berespons terhadap kejadian pemicu berpintu voltase

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon rc7


Periode Periode nya yang belum tertutup dan menyebabkan hiperpolarisasi
refrakter refrakter
persisten, sehingga diperlukan kejadian pemicu depolarisasi
absolut
(s
c(o
yang lebih kuat untuk membawa membran ke ambang saat
periode refrakter relatif.
--=
ts3.e
(so-
E *so Potensial aksi
Saat tempat semula pulih dari periode refrakternya dan
c E9ro dapat kembali dirangsang oleh aliran arus normal, potensial
cia
-o d(Do aksi telah menjalar cepar dalam arah maju dan terlalu jauh
EO roo
c)
E
Permeabilitas Na+ =-: sehingga tidak lagi dapat mempengaruhi tempat awal. Karena
E E9E it:i., periode refakter memdstihan potensial aksi merambat he
a
c 300 6=a
o satu aralt menyusuri akson menjauhi tempat au,,al pengaktifan.
o Permeabilitas K+
o- €9o
-70 FoQ
C^s
75
1
35s I Periode refrakter juga membatasi frekuensi
12345678 potensial aksi.
Waktu (mdet)
Periode refrakter juga berperan menentukan batas atas fre-
Gambar 4-13
kuensi potensial aksi; yaitu, periode ini menentukan jumlah
Periode refrakter absolut dan relatif. Selama periode refrakter
absolut, bagian membran yang baru mengalami potensial aksi maksimal potensial aksi baru yang dapat dimulai dan me-
tidak dapat dirangsang kembali. Periode ini sesuai dengan rambat sepanjang suatu serar dalam periode waktu terrentu.
waktu saat saluran Na. tidak berada dalam konformasi Tempat awal harus pulih dari periode refrakternya sebelum
istirahatnya. Selama periode refrakter relatif, membran dapat
potensial aksi baru dapat terbentuk untuk mengikuti potensial
direstimulasi hanya oleh stimulus yang lebih kuat daripada
yang biasanya diperlukan. Periode ini sesuai dengan waktu aksi sebelumnya. Lama periode refrakter bervariasi untuk
saat pintu Kt yang terbuka sewaktu potensial aksi belum berbagai jenis neuron. Semakin lama periode refrakter, se-
tertutup. makin lama jeda sebelum potensial aksi baru dapat terbentuk
dan semakin kecil frekuensi respons sel saraf terhadap
rangsangan berulang atau berkepanjangan.

respons terhadap kejadian pemicu depolarisasi lain, bagai-


manapun kuatnya, sampai potensial istirahat pulih dan sa- I Potensial aksi terjadi secara tuntas-atau-gagal.
luran kembali berubah ke posisinya semula. Karena itu,
periode refrakter mutlak berlangsung sejak dari pembukaan Jika suatu bagian membran neuron mengalami depolarisasi
saluran Na. berpintu voltase saat ambang, melewati penutup- ke ambang, maka terbentuk potensial aksi yang akan dise-
an pintu penginaktifannya saar puncak potensial aksi, sampai barkan di sepanjang membran tanpa berkurang. Selain itu,
pemulihan ke potensial istirahat saat pintu pengaktifan sa- sekali ambang tercapai, maka potensial aksi yang terbentuk
luran tertutup dan pintu penginaktifan kembali terbuka; selalu maksimal. Penyebab efek ini adalah bahwa perubahan
yaitu, sampai saluran berada dalam konformasi "tertutup te- voltase selama potensial aksi terjadi akibat perpindahan ion
tapi mampu membuka". Baru setelah itu membran dapat mengikuti penurunan gradien konsentrasi dan listrik, dan
berespons terhadap depolarisasi lain dengan letupan pening- gradien ini tidak dipengaruhi oleh kekuatan kejadian pemicu
katan P*"' untuk memulai potensial aksi baru. Berkat adanya depolarisasi. Suatu kejadian pemicu yang lebih kuat daripada
periode refrakter mutlak ini, satu potensial aksi harus sudah yang dibutuhkan untuk membawa membran ke ambang
selesai sebelum potensial aksi lain dapat dimulai di tempat tidak menghasilkan potensial alsi yang lebih besar. Namun,
yang sama. Potensial aksi tidak dapat bertumpang tindih atau kejadian pemicu yang gagal mendepolarisasi membran ke
ditambahkan di atas potensial lain secara tumpang tindih. ambang tidak akan menghasilkan potensial aksi sama sekali.
Setelah periode refrakter absolut terjadi periode refrak- Karena itrt, suatu membran peka rangsang berespons terhadap
ter relatif, saat potensial aksi kedua dapat diproduksi hanya kejadian pemicu dengan potensial aksi maksimal yang menyebar
oleh kejadian pemicu yang jauh lebih kuat daripada yang tanpa berhurang ke seluruh membran, atau tidak menghasilhan
biasanya diperlukan. Periode refrakter relatif terjadi setelah potensial absi sama sehali. Sifat ini disebut hukum tuntas-
potensial aksi selesai karena dua efek: inaktivasi saluran Na. atau-gagal (all-or-none law).
berpintu voltase yang berkepanjangan dan lambatnya saluran Konsep runras-arau-gagal ini analog dengan menem-
K- berpintu voltase yang terbuka saat puncak potensial aksi bakkan pistol. Pelatuk dapat kurang ditarik sehingga peluru
menutup. Selama periode ini, terdapat saluran Na- berpintu tidak meletus (ambang tidak tercapai) atau ditarik cukup
tegangan, dengan jumlah lebih sedikit daripada normal, kuat sehingga menyebabkan pistol menyalak (ambang ter-
berada dalam posisi siap meletup terbuka oleh kejadian capai). Menarik pelatuk dengan lebih keras tidak menghasil-
pemicu depolarisasi. Secara bersamaan, K* masih mening- kan ledakan yang lebih besar. Demikian juga, seperti pistol
galkan sel melalui salurannya yang lambat menurup setelah yang tidak dapat ditembakkan dengan separuh tarikan, kita
hiperpolarisasi ikutan. Masuknya Na. dalam jumlah yang juga tidak dapat menghasilkan potensial aksi separuh.
kurang daripada norma.l, sebagai r€spons terhadap kejadian Fenomena ambang memungkinkan dibedakannya rang-
pemicu Iain dilawan oleh bocornya K- keluar melalui salLrran- sangan oenting dan tidak penring atau kejadian pemicu lain-

'108 Bab 4
Kbnsep, TantanEan, dan Kontroversi
Sklerosis Multipel: Mielin-Compang-Camping

Sklerosis multipel (5M) adalah suatu bahwa timbulnya SM berkaitan dengan sklerosrs (artinya "keras") di berbagai
kondisi patofisiologik di mana serat infeksi oleh bentuk tertentu virus bagian mielin yang rusak. Jaringan
saraf di berbagai lokasi di seluruh herpes, H HV-6. Virus ini menyebabkan parut ini semakin mengganggu dan
sistem saraf mengalami demielinasi roseola, suatu penyakit masa bayi yang akhirnya menghambat total perambat-
(kehilangan mielin). SM adalah suatu relatif ringan dan ditandai oleh demam an potensial aksi di akson di bawahnya.
penyakit otoimun, di mana sistem dan ruam. Lebih dari 90% bayi Selain itu, fase peradangan yang
pertahanan tubuh secara keliru terjangkit oleh penyakit ini. Setelah ditandai oleh kerusakan mielin memicu
menyerang selubung mielin yang menimbulkan infeksi, HHV-6 akan fase degeneratif berikutnya yang
mengelilingi serat saraf bermielin (oto dorman di serat saraf. Dalam suatu ditandai oleh rusaknya akson yang
artinya "diri"; imun arlinya "pertahan- studi baru-baru ini, peneliti menemu- sakit.
an terhadap"). Penyakit ini mengenai kan bahwa lebih dari 70% pasien SM Gejala 5M sangat bervariasi,
sekitar 1 dari 1000 orang di Amerika yang dipelajari memperlihatkan bukti bergantung pada luas dan lokasi
Serikat. infeksi aktif oleh HHV-6, yang tampak- kerusakan mielin dan degenerasi
Banyak peneliti percaya bahwa 5M nya mengalami reaktivasi bertahun- akson. Gejala tersering adalah masalah
berasal dari kombinasi faktor genetik tahun kemudian pada para pasien ini. penglihatan, kesemutan dan baal,
dan lingkungan. Sebagian orang secara SM biasanya mulai muncul pada usia kelemahan otot, gangguan
genetis rentan terjangkit penyak;t ini. 20 sampai 40 tahun. Yang menarik, keseimbangan dan koordinasi, dan
Saudara kandung atau orang tua virus ini mungkin bekerja sebagai paralisis gradual. Tahap awal penyakit
pasien SM memiliki kemungkinan "cermin molekular" mielin pada sering ditandai oleh siklus kambuh dan
mengidap penyakit ini 6 sampai 10 kali orang-orang yang rentan secara pulih, sementara stadium kronik
lebih besar daripada populasi umum. genetis; yaitu, virus memiliki beberapa selanjutnya ditandai oleh perburukan
Anggota keluarga kemungkinan besar f itur struktural yang sama dengan gejala yang lambat. 5M menyebabkan
mengalami peningkatan kerentanan mielin pasien. Hal ini berarti bahwa hendaya tetapi tidak mematikan.
terhadap faktor-faktor lain yang dapat antibodi yang dihasilkan terhadap Saat ini belum ada pengobatan
memicu penyakit. Berbagai faktor virus ini dapat secara keliru menyerang yang menyembuhkan atau efektif bagi
lingkungan diperkirakan dapat dan menyebabkan peradangan mielin. 5M, meskipun para peneliti sedang
menjadi pemicu, termasuk infeksi virus, Hilangnya mielin akibat serangan berupaya mencari cara untuk
toksin lingkungan, dan defisiensi imun yang salah sasaran ini memper- mencegah, menghentikan, atau
vitamin D, tetapi belum ada bukti yang lambat transmisi impuls di neuron yang bahkan memulihkan gejala-gejalanya
meyakinkan. Di antara berbagai teori terkena. Terbentuk jaringan parut yang yang menyebabkan hendaya.
tentang SM yang menonjol adalah mengeras yang dikenal sebagai

diperlukan. Memang, hal inilah yang terjadi pada banyak


I Garis tengah serat juga mempengaruhi invertebrata. Dalam perjalanan evolusi vertebrata, kebutuhan
kecepatan perambatan potensial aksi. akan serat sarafyang sangat besar telah diatasi oleh pengem-
bangan selubung mielin, yang memungkinkan pengiriman
Selain efek mielinasi, diameter serat mempengaruhi kecepatan
sinyal jarak jauh yang cepat dan ekonomis.
suatu akson menghantarkan potensial aksi. Kekuatan aliran
Keberadaan sel bermielin dapat sangat bermanfaat atau
arus (yaitu, jumlah muatan yang berpindah) bergantung tidak
sangat merugikan ketika suatu akson terpotong, bergantung
saja pada perbedaan dalam potensial antar dua regio bermuat-
pada apakah kerusakan terjadi di saraftepi atau di susunan sara.f
an listrik yang berdekatan tetapi juga pada resistensi atau ha-
pusat (SSP). Berikutnya kita akan membahas rentang regenerasi
langan terhadap perpindahan muatan listrik antara dua regio
serat saraf yang rusak, suatu pokok yang sangar penting dalam
tersebut. Jika diameter serat bertambah maka resistensi ter-
cedera medula spinalis atau trauma lain yang mengenai saraf
hadap arus lokal berkurang. Karena itu, semakin besar garis
tengah serat semakin cepat potensial alsi dapat dihantarkan.
Serat besar bermielin, misalnya serat yang menyarafi
otot rangka, dapat menghantarkan potensial aksi dengan REGENERASI SERAT SARAF
kecepatan hingga 120 m/dtk (268 mllljam), dibandingkan
Apakah suatu akson yang rerputus akan mengalami regene-
dengan kecepatan hantaran 0,7 mldtk (2 milljam) di serat
rasi bergantung pada iokasinya. Akson yang terputus di
kecil tak-bermielin misalnya serat yang menyarafi saluran
susunan saraf tepi dapat mengalami regenerasi sedangkan
cerna. Perbedaan dalam kecepatan hantaran ini berkaitan
yang di susunan sarafpusat tidak.
dengan urgensi informasi yang disampaikan. Sinyal ke otot
rangka untuk menjalankan gerakan tertentu (misalnya, men-
cegah anda jatuh ketika tersandung sesuatu) harus disalurkan I Sel Schwann memandu regenerasi akson perifer
lebih cepat daripada sinyal untuk memodifikasi proses pen- yang putus.
cernaan yang berjalan perlahan. Thnpa mielinasi, diameter
akson di jalur saraf urgen tersebut harus sangat besar dan Pada kasus terpotongnya akson di susunan saraftepi, bagian
tidak praktis untuk mencapai kecepatan hantaran yang akson yang terletak lebih iauh dari badan sel mengalami

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 11'l


degenerasi, dan sel Schwann sekitar memfagosit debrisnya. pat mendorong pembentukan tunas-tunas serat saraf baru di
Sel Schwann itu sendiri menetap dan membentuk tabung tempat cedera. Baru-baru ini berhasil ditemukan salah satu
regenerasi untuk menuntun serat saraf melaksanakan rege- inhibitor pertumbuhan saraf, yang dinamai Nogo. Kini para
nerasi dalam arah yang benar. Bagian akson sisanya yang peneliti mencoba merangsang pertumbuhan kembali akson
terhubung ke badan sel mulai tumbuh dan maju di dalam pada hewan percobaan dengan cedera medula spinalis dengan
kolom sel Schwann dengan gerakan amuboid (lihat h. 49). menggunakan antibodi terhadap Nogo.
Ujung akson yang tumbuh maju "mengendus" jalannya I Peneliti lain berelsperimen menggunakan tandur saraf
dengan arah yang tepat, diruntun oleh bahan kimia yang perifer untuk menjembatani defek di bagian medula spinalis
dikeluarkan oleh sel Schwann ke dalam tabung regenerasi. yang cedera. Thndur ini mengandung sel Schwann, yang
Berhasilnya regenerasi serat dirandai oleh pulihnya sensasi mengeluarkan protein-protein perangsang pertumbuhan
dan gerakan beberapa waktu setelah cedera saraf perifer, saraf.
meskipun regenerasi ini tidak selalu berhasil. I Cara lain yang menjanjikan dan sedang diteliti adalah
transplantari olfactory ensheathing glia ke tempat yang cedera.
Neuron olfaktorius, sel-sel yang membawa informasi tentang
I Oligodendrosit menghambat regenerasi akson bau ke otak, diganti secara terarut tidak seperti kebanyakan
sentral yang putus. neuron. Akson yang tumbuh dari neuron-neuron baru ini
masuk ke otak untuk membentuk koneksi fungsional dengan
Serat di SSB yang mendapat mielin dari oligodendrosit dan
neuron yang sesuai di otak. Kemampuan ini didorong oleh
bukan sel Schwann, tidak memiliki kemampuan regenerasi
olfactory ensheatlting glia l{tusul yang membungkus dan
ini. A.kson-akson itu sendiri sebenarnya mampu beregenerasi,
memielinasi akson olfaktorius. Elsperimen-eksperimen awal
tetapi oligodendrosit yang mengelilingi mereka menghambat
memperlihatkan bahwa transplantasi sel-sel pembentuk
pertumbuhan akson, sangat berbeda dengan efek sel Schwann
mielin khusus ini dapat membantu menginduksi regenerasi
(yang memielinasi akson perifer) yang mendorong pertum-
akson di SSP
buhan saraf. Pertumbuhan saraf di otak dan medula spinalis
I Hal lain yang memberi harapan adalah ditemukannya
dikontrol oleh keseimbangan rumit antara berbagai protein
punca saraf (lihath.7-9 dan 150). Sel-sel ini suatu hari
sel
pendorong pertumbuhan saraf dan protein penghambat pertum-
mungkin dapat ditanam di medula spinalis yang rusak dan
buhan saraf Selama masa perkembangan bayi, pertumbuhan
dirangsang untuk bermultiplikasi dan berdiferensiasi menjadi
saraf di SSP dapat terjadi karena otak dan medula spinalis
neuron matang fungsional yang akan menggandkan neuron
sedang terbentuk. Para peneliti berspekulasi bahwa inhibitor
yang hilang.
pertumbuhan saraf, yang terbentuk pada akhir masa perkem-
I Strategi baru lain yang |uga masih dalam penelitian ada,
bangan janin di selubung mielin yang mengelilingi serat SSB
lah penguraian homponen inhibitorih secara enzimatis di jaring,
mungkin berfungsi sebagai "pagar jalan" untuk menjaga agar
an parut yang secara alami terbentuk di tempat cedera dan
ujung-ujung sarafbaru tidak keluar dari jalurnya yang benar.
menghambat tunas serat saraf baru menembus sawar ini.
Karena itu, efek oligodendrosit yang menghambat pertum-
I Sebagian peneliti sedang mengeksplorasi cara lain untuk
buhan mungkin berfungsi untuk mensrabilkan struktur SSP
merangsang perbaikan alson-aftson senrral, dengan tujuan
yang sangat rumit.
memungkinkan korban cedera medula spinalis dapat berjalan
Namun, inhibisi pertumbuhan merupakan suatu ken- kembali.
dala, ketika akson perlu disambung, misalnya saat medula
spinalis terputus akibat kecelakaan. Serat sentral yang rusak Kini anda telah melihat bagaimana potensial aksi me-
segera memperlihatkan tanda-tanda memperbaiki diri setelah rambat di sepanjang akson dan mempelajari rentang faktor-
suatu cedera, tetapi dalam beberapa minggu serar rersebur faktor yang mempengaruhi kecepatan perambatan ini. Tetapi
mulai berdegenerasi, dan terbentuk jaringan parut di tempat apayang terjadi ketika potensial aksi mencapai ujung alaon?
cedera yang menghambat pemulihan. Karena itu, serar Kini kita akan mengalihkan perhatian kepada topik ini.
neuron yang rusak di otak dan medula spinalis tidak dapat
mengalami regenerasi.

I Para penelitiberupaya mendorong regenerasi


akson sentral yang terputus.

CATAIAN KLINIS. Namun, pada masa mendatang, dengan SINAPS DAN INTEGRASI NEURON
bantuan temuan-temuan baru yang menarik, serat yang ru-
Ketika mencapai terminal alson, potensial aksi membebas-
sak di SSP mungkin dapat diinduksi untuk melakukan rege-
kan pembawa pesan kimiawi yang mengubah aktivitas sel-
nerasi. Berikut adalah berbagai bidang penelitian terkait:
sel tempat neuron ini berakhir. Neuron dapat berakhir di
I Para ilmuwan mampu menginduksi regenerasi signifi- salah satu dari tiga struktur berikut: otot, kelenjar, arau neu-
kan saraf pada tikus yang terputus medula spinalisnya dengan ron lain. Karena itu, bergantung pada di mana suatu neuron
menghambat secara kimiaui inhibitor pernmbuhan saraf berakhir, neuron dapat menyebabkan sel orot berkontrasi,
sehingga bahan-bahan kimia penguat pertumbuhan saraf da- kelenjar mengeluarkan sel.<resinya, neuron lain menyalurkan

1'12 Bab 4
pesan listrik di sepanjang jalur saraf atau fungsi lain. Jika lnput sinaps Dendrit
neuron berakhir di otot atau kelenjar, maka neuron dikata-
kan menyaraff, atau memasok, struktur tersebut. Pertemuan r Lihat
Gambar
antata saraf dan kelenjar atau otot yang disarafinya akan
4-16
diterangkan kemudian. Saat ini kita akan berkonsentrasi pa-
da hubungan antara dua neuron-sinaps. (Kadang-kadang
kata sinaps digunakan untuk menjelaskan taut antara dua sel
peka rangsang, tetapi kita akan membatasi pemakaian kata
ini untuk taut antara dua neuron).

I Sinaps adalah taut antara neuron prasinaps dan


pascasinaps.

Biasanya sinaps adalah hubungan antara satu terminal akson


suatu neuron, yang dikenal sebagai neuron prasinaps, dan
dendrit atau badan sel neuron lain, yang dikenalsebagai neuron
pascasinaps. (Pra artinya"sebelum', danpasca artinya "sesudah";
neuron prasinaps terletak sebelum sinaps dan neuron pasca-
sinaps terletak sesudah sinaps). Dendrit dan, dengan tingkat
yang lebih rendah, badan sel sebagian besar neuron menerima
ribuan masukan sinaptik, yaitu terminal akson dari banyak
neuron lain. Sebagian neuron di susunan saraf pusat menerima
hingga 100.000 masukan sinaps (Gambar 4-15).
Anatomi salah satu dari ribuan sinaps ini diperlihatkan
Akson l*',
di Gambar 4-16a. Terminal akson suatu neuron prasinaps, bermielin:,'
yang menghantarkan potensial aksinya menuju ke sinaps,
berakhir di suatu pembengkakan ringan, slnalrtic bnob.
Synaptic knob mengandung vesikel sinaps, yang menyimpan
pembawa pesan kimiawi spesifik, neurotransmiter yang te-
lah disintesis dan dikemas oleh neuron prasinaps. Synaptic
(a)
knob terletak dekat, tetapi sebenarnya tidak berkontak lang- Terminal Badan sel neuron
sung, dengan neuron pascasinaps, neuron yang potensial
aksinya menjalar menjauhi sinaps. Ruang antara neuron pra-
sinaps dan pascasinaps disebut celah sinaps.
Arus tidak menyebar langsung dari neuron prasinaps ke
neuron pascasinaps karena tidak terdapat saluran di mem-
bran prasinaps untuk lewatnya Nat dan K- yang bermuatan
listrik. Karena itu, potensial aksi tidak dapat lewat secara
elektris di antara dua neuron. Potensial aksi di neuron
prasinaps mengubah potensial neuron pascasinaps melalui
!
metode kimiawi. Sinaps hanya bekerja satu arah; yaitu, o
E
neuron prasinaps menyebabkan perubahan potensial mem- C
f

bran neuron pascasinaps. tetapi neuron pascasinaps tidak .9.

secara langsung mempengaruhi potensial neuron prasinaps.


Penyebab hal akan jelas jika anda mempelajari kejadian-
ini
kejadian yang berlangsung di sinaps.
Gambar 4-15
Masukan sinaptik ke neuron pascasinaps. (a) Gambaran
I Neurotransmiter membawa sinyal menyeberangi skematik masukan sinaps (terminal akson prasinaps) ke
dendrit dan badan sel sebuah neuron pascasinaps tunggal. (b)
suatu sinaps. Mikrograf elektron yang memperlihatkan terminal-terminal
akson prasinaps di sebuah badan sel pascasinaps.
Inilah kejadian-kejadian yang berlangsung di sinaps (dilukis-
kan di Gambar 4-16):

i. Ketika potensial aksi di neuron prasinaps telah menjalar


ke terminal akson (langkah,0, perubahan potensial lo-
kal ini memicu terbukanya saluran Ca2. berpintu voltase
di synaptic knob.

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 113


2. Karena Ca2. jauh lebih pekat di CES dan gradien
listriknya mengarah ke dalam, maka ion ini mengalir ke I Sebagian sinaps merangsang sementara yang
dalam synaptic hnob rr'elahi, saluran-saluran yang ter- lain menghambat neuron pascasinaps.
buka (langkah *).
Setiap neuron prasinap biasanya hanya mengeluarkan satu
3. Ca2* memicu pelepasan neurotransmiter dari sebagian
neurotransmiter; namun, neuron yang berbeda mengeluar-
vesikel sinaps ke dalam celah sinaps (langkah S). Pele-
kan neurotransmiter yang berbeda pula. Setelah berikatan
pasan ini terlaksana dengan eksositosis.
dengan reseptornya di membran subsinaps, berbagai neuro-
4. Neurotransmiter yang dibebaskan berdifusi menye-
transmiter ini menyebabkan beragam perubahan permeabili-
berangi celah dan berikatan dengan reseptor protein
tas ion. Terdapat duajenis sinaps, bergantung pada perubah-
spesifik di membran subsinaps, bagian membran pasca-
an permeabilitas yang ditimbulkannya di neuron pascasinaps
sinaps yang tepat berada di bawah ,tna?tic knob (sub
oleh ikatan neurotransmiter spesifik dengan reseprornya:
artinya "di bawah') (langkah,4).
sinaps ehsitatorik dan sinaps inhibitorih.
5. Pengikatan ini memicu terbukanya saluran-saluran ion
spesifik di membran subsinaps, mengubah permeabilitas
neuron pascasinaps terhadap ion (langkah g). Ini adalah SINAPS EKSITATORIK
saluran-saluran berpintu kimiawi, yang berbeda dari
Di sinaps eksitatorik, respons terhadap pengikatan suaru neu-
saluran berpintu voltase yang berperan dalam pemben-
rotransmiter ke reseptornya adalah terbukanya saluran kation
tukan potensial aksi dan influks Ca'- ke dalam synaptic
spesifik di membran subsinaps yang memungkinkan lewatnya
knob.
Na- dan K. melalui saluran tersebut (lni adalah tipe saluran yang
Karena terminal prasinaps mengeluarkan neurotransmiter berbeda dari yang pernah anda jumpai sebelumnya). Karena itu,
dan membran subsinaps neuron pascasinaps memiliki resep- permeabilitas terhadap kedua ion ini meningkat pada saat yang
tor untuk neurotransmiter tersebut maka sinaps hanya dapat sama. Seberapa banyak ion yang berdifusi melalui saluran kation
beroperasi dalam arah dari neuron prasinaps ke neuron yang terbuka bergantung pada gradien elektrokimiawinya. Pada
pascasinaps. potensial istirahat, gradien konsentrasi dan listrik untuk Na-

Potensial aksi menjalar ke ujung sebuah


e neuron prasrnaps
masuk ke synaptic knob
@C?"
(ulung prastnaps)

@ Neurotransmiter dibebaskan dengan


eksositosis ke dalam celah sinaps
:i;i:l:,.,. rri:::,:.-:
i::i::!i!:3!:!!.:,
Neurotransmiter berikatan dengan
@
reseptor di neuron pascasinaps
($) Saluran ion tertentu membuka
- di membran subsinaps

(a) (b)
Gambar 4-16
Struktur dan fungsi sinaps. (a) Gambaran skematik struktur sinaps tunggal. Angka dalam lingkaran menunjukkan rangkaian
kejadian yang berlangsung di sinaps. (b) Gambar pembesaran memperlihatkan pembebasan neurotransmiter dengan eksositosis
dari terminal akson prasinaps dan pengikatan dengan reseptoryang spesifik untuknya di membran subsinaps n"uion
pascasinaps.

114 Bab 4
mendorong perpindahan ion ini masuk ke neuron pascasinaps,
sementara hanya gradien konsentrasi untuk K. yang mendorong c +30
perpindahan ion ini keluar. Karena itu, perubahan permeabilitas f^
o r--
yang terpicu di sinaps eksitatorik menyebabkan perpindahan
0
sedikit ion Kt keluar neuron pascasinaps, sementara ion Na- So
-o
c(o
o-
dalam jumlah relatif besar secara bersamaan masuk ke neuron ::c
ini. Hasilnya adalah perpindahan netto ion positif ke dalam sel. C6

Hal ini menyebabkan bagian dalam membran sedikit kurang '6(E


cO-
negatif daripada saat potensial istirahat sehingga menimbulkan 0)
!
depo Ia ri sas i kec i I neuron pascasi naps. I
Pengaktifan satu sinaps eksitatorik dapat menyebabkan
depolarisasi neuron pascasinaps yang mencapai ambang. Terlaiu 15 25 35
sedikit saluran yang terlibat di satu membran subsinaps untuk Waktu (mdet)
memungkinkan perpindahan ion yang adekuat untuk mengu- (a)
rangi potensial menuju ambang. Namun, depolarisasi ringan ini
membawa neuron pascasinaps lebih dekat ke ambang. mening-
katkan kemungkinan bahwa ambang akan tercapai (sebagai c +30
o
respons terhadap input eksitatorik selanjutnya) dan akan timbul :^
P>'
*tr
potensial aksi. Yaitu, membran kini lebih peka rangsang (lebih
mudah mencapai ambang) daripada saat istirahat. Karena itu,
So
c(E
perubahan potensial pascasinaps yang terjadi di sinaps eksitato- -.Lc
rik ini disebut potensial pascasinaps eksitatorik (PPE) !90 Potensial
(Gambar 4-l-a). o(5 -50
q) ambang
o_ -70
SINAPS INHIBITORIK
Di sinaps inhibitorik, pengikatan neurotransmiter yang berbeda 515253545
dengan reseptornya meningkatkan permeabilitas membran sub- Waktu (mdet)
K. atau Cl. Pada keadaan tersebut kasus,
sinaps terhadap (b)
perpindahan ion yang terjadi biasanya menyebabkan fiiannlb;*i ,i]l-'l ?
hiperpolarisasi hecil nevon pascasinaps-yaitu, negativitas bagian Potensial pascasinaps.
(a) Sinaps eksitatorik. Potensial pascasinaps eksitatorik (PPE)
dalam yang lebih besar. Pada peningkatan P**, lebih banyak disebabkan oleh aktivasi masukan prasinaps eksitatorik yang
muatan positif keluar dari sel melalui efluks K., meninggalkan membawa neuron pascasinaps mendekati potensial ambang.
muatan lebih negatif di bagian dalam sel. Untuk menimbulkan (b) Sinaps inhibitorik. Potensial pascasinaps inhibitorik (PPl)
hiperpolarisasi membran pada peningkatan P.,-, lebih banyak disebabkan oleh aktivasi masukan presinaps inhibitorik yang
membawa neuron pascasinaps jauh dari potensial ambang.
muatan negatif masuk ke sel dalam bentuk ion Cl', karena
konsentrasi Cl- di luar sel jauh lebih tinggi, daripada yang
terdorong keluar oleh gradien listrik yang terbentuk oleh
potensial membran istirahat (lihat h. 87). Pada keduanya,
hiperpolarisasi kecil ini membawa potensial membran semakin
jauh dari ambang (Gambar 4-17b), memperkecil kemungkinan PENUNDAAN SINAPS
bahrna neuron pascasinaps akan mencapai ambang dan Perubahan sinyal listrik di neuron prasinaps (potensial aksi)
mengalami potensial atr<si. Yaitu, membran kini kurang peka menjadi sinyal listrik di neuron pascasinaps (PPE atau PPI)
rangsang (lebih sulit dibawa ke ambang oleh masukan eksitatorik) dengan cara kimiawi (melalui ikatan neurotransmiter-resep-
dibandingkan ketika keadaan istirahat. Membran dikatakan tor) memerlukan waktu. Penundaan sinaps ini biasanya
terhambat oleh keadaan ini, dan hiperpolarisasi kecil sel pasca- berlangsung selama 0,5 sampai 1 mdet. Di jalur saraf sinyal
sinaps disebut potensial pascasinaps inhibitorik (PPI). sering harus melewati rangkaian neuron. Semakin kompleks
Di sel yang potensial keseimbangannya untuk Cl- sama jalurnya, semakin besar penundaan sinaps dan semakin lama
persis dengan potensial istirahat, peningkatan P.,- tidak me- wahtu reaksi total (waktu yang diperlukan untuk berespons
nyebabkan hiperpolarisasi karena tidak terdapat gaya pen- terhadap kejadian tertentu).
dorong untuk memindahkan C1-. Pembukaan saluran Cl'di
sel-sel ini cenderung menahan membran pada potensial
istirahatnya, mengurangi kemungkinan tercapainya ambang. I Setiap ikatan neurotransmiter-reseptor
Perhatikan bahwa PPE dan PPI dihasilkan oleh pem- menghasilkan respons yang sama.
bukaan saluran-saluran berpintu kimiawi, tidak seperti po-
tensial aksi, yang dihasilkan oleh pembukaan saluran-saluran Banyak bahan kimia berfungsi sebagai neurotransmiter (Thbel
berpintu voltase. 4-2). Meskipun neuroffansmiter bervariasi dari satu sinaps ke

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 115


spesifik di dalam membran subsinaps, arau secara aktif diserap
nUei +*. ,
1,,t.i',,,...,.i
t..,,.''..,,.,
';:ii.ri .,'r
t
..i,i, kembali ke terminal alson oleh mekanisme transpor di
Bebcirapa Neu rofianrOiterr,Urnum, r, l .i'. ..: membran prasinaps. Setelah dikembalikan, neurorransmirer
Asetilkolin Histamin dapat disimpan dan dibebaskan di lain waktu (didaur-ulang)
Dopamin Glisin sebagai respons terhadap potensial aksi berikutny^ ataLL
Norepinefrin Glutamat dihancurkan oleh enzim-enzim di dalam sTnaptic knob. Metode
Epinefrin Aspartat yang digunakan bergantung pada masing-masing sinaps.
Serotonin Asam gama-aminobutirat (GABA)

I Potensial pascasinaps akhir bergantung pada


jumlah aktivitas semua input prasinaps.

sinaps lain, narnun sinaps tertentu selalu mengeluarkan neuro-


PPE dan PPI adalah potensial berjenjang. Tidak seperti
transmiter yang sama. Selain itu, di suatu sinaps, pengikatan potensial aksi, yang berperilaku sesuai hukum tuntas-atau-
neurotransmiter dengan reseptor subsinapsnya yang gagal, potensial berjenjang dapat memiliki kekuatan yang
sesuai
selalu menyebabkan perubahan permeabilitas and perubahan
berbeda-beda, tidak memiliki periode refrakteg dan dapat
potensial membran pascasinaps yang sama. Yaitu, respons dijumlahkan (ditambahkan ke atas potensial aksi lain). Apa
terhadap kombinasi neurotransmiter-resepror tertentu selalu mekanisme dan arti penjumlahan?
Proses-proses yang terjadi di sebuah sinaps menyebab-
sama. Ikatan ini tidak menyebabkan PPE pada suatu keadaan
kan PPE atau PPI di neuron pascasinaps. Tetapi jika satu PPE
dan menghasilkan PPI pada saat yang lain. Sebagian neu-
rotransmiter (misalnya glutamat, neurotransmiter eksitatorik tidak dapat membawa neuron pascasinaps ke ambang dan
paling umum di otal<) biasanya menyebabkan PPE, sementara PPI membawanya menjauhi ambang, bagaimana suatu po-
tensial aksi dapat terbentuk di neuron pascasinaps? Jawaban-
yang lain (misalnya asam gtlma-aminobutirat, atau GABA,
neurouansmiter inhibitorik urama otak) selalu menyebabkan nya terletak pada ribuan masukan prasinaps yang biasanya
PPI. Neurotransmiter yang lain (misalnya nore?inefin) cvkrp
diterima oleh badan sebuah neuron pascasinaps dari banyak
bervariasi, menghasilkan PPE di satu sinaps dan PPI di sinaps
neuron lain. Sebagian dari masukan prasinaps ini mungkin
yanglain; yaitu dapat terjadi perbedaan perubahan permeabiiitas
membawa informasi sensorik dari lingkungan; sebagian
di neuron pascasinaps sebagai respons terhadap ikatan satu mungkin memberi sinyal adanya perubahan internal dalam
neutotransmiter yang sama dengan reseptor subsinaps neuron keseimbangan homeostatik; yang lain mungkin membawa
pascasinaps yang berbeda.
sinyal dari pusat kontrol di otak; dan yang lain lagi mungkin
membawa informasi lain. Pada setiap waktu, sebagian neuron
Umumnya setiap terminal akson hanya mengeluarkan
prasinaps ini (mungkin ratusan) mungkin melepaskan muat-
satu neurotransmiter. Namun, bukti-bukti terakhir meng-
isyaratkan bahwa pada beberapa kasus dapat rerjadi pelepasan
an sehingga mempengaruhi tingkat aktivitas neuron pasca-
dua neurotransmiter berbeda secara bersamaan dari satu sinaps. Potensial total di neuron pascasinaps, potensial
terminal akson. Sebagai contoh, glisin dan GABA, di mana pascasinaps akhir, adalah gabungan dari semua PPE dan
keduanya menyebabkan efek inhibitorik, dapat dikemas dan PPI yang terjadi pada waktu yang hampir bersamaan.
dibebaskan dari vesikel sinaps yang sama. Para ilmuwan ber- Neuron pascasinaps dapat dibawa ke ambang melalui dua
spekulasi bahwa glisin yang bekerja cepat dan GABA yang
cara: (1) penjumlahan uaktu/temporal dan (2) penjumlahan
ruanghpesial. Untuk menggambarkan metode penjumlahan
bekerja lebih lambat mungkin saling melengkapi satu sama
lain dalam mengontrol aktivitas yang bergantung pada ke- ini, kita akan meneliti kemungkinan interaksi tiga masukan
tepatan waktu-misalnya koordinasi gerakan kompleks. prasinaps - dua masukan eksitatorik (Exl dan Ex2) dan satu
masukan inhibitorik (Inl)-pada sebuah neuron pascasinaps
hipotetis (Gambar 4-18). Rekaman yang diperlihatkan di
I Neurotransmiter cepat dibersihkan dari celah gambar mencerminkan potensial di sel pascasinaps. Ingatlah
selama pembahasan kita renrang versi yang sangar disederha-
sinaps.
nakan ini bahwa sebenarnya terdapat ribuan sinaps berinter-
Selama neurotransmiter tetap terikat ke reseptornya maka aksi dengan cara yang sama pada sebuah badan sel dan dendrit-
perubahan permeabilitas membran yang menyebabkan PPE dendritnya.
atau PPI akan berlanjut. Namun, neurotransmiter harus
diinaktiftan atau disingkirkan setelah menimbulkan respons
"piring" pascasinaps PENJUMLAHAN WAKTU
yang sesuai di neuron pascasinaps sehingga
kembali "bersih' untuk siap menerima pesan lain dari input Misal Exl memiliki potensial aksi yang menyebabkan PPE di
prasinaps yang sama atau yang lain. Karena itu, setelah n€uron pascasinaps. Jika kemudian, setelah PPE, ini lenyap,
berikatan dengan reseptor pascasinaps, neurotransmiter di- potensial alai lain terjadi di Ex1, maka muncul PPE dengan
bersihkan dan respons dihentikan. Beberapa mekanisme dapat kekuatan setara (panel A di Gambar 4-18). Kemudian,
menyingkirkan neurotransmiter: Neurotransmiter mungkin anggaplah Exl memiliki dua potensial aksi yang berturutan
berdifusi menjauhi celah sinaps, diinaktifkan oleh enzim (panel B). Potensial aksi pertama di Exl menghasilkan PPE

116 Bab 4
di membran pascasinaps. Sementara membran pascasinaps C). Potensial aksi di Exl atau Ex2 akan menghasilkan PPE di
masih mengalami depolarisasi parsial akibat PPE pertama ini, neuron pascasinaps; namun, masing-masing masukan tersebut
potensial aksi kedua di Ex1 menghasilkan PPE kedua. PPE tidak dapat membawa membran ke ambang untuk memicu
kedua menambah PPE pertama, membawa membran ke potensial aksi pascasinaps. Tetapi potensial aksi secara ber-
ambang sehingga terbentuk potensial aksi di neuron pasca- samaan di Ex1 dan Ex2 menghasilkan PPE yang saling mem-
sinaps. Potensial berjenjang tidak memiliki periode refrakter perkuat, membawa membran pascasinaps ke ambang sehingga
sehingga efek aditifini dapat terjadi. dapat terjadi potensial aksi. Penjumlahan beberapa PPE yang
Penjumlahan beberapa PPE yang terjadi sangat berde- berasal dari beberapa masukan prasinaps yang datang ber-
katan dari aspek waktu akibat lepas muatan berturutan dari samaan (yaitu, dari berbagai titik dalam "ruang") dikenal
sebuah neuron pascasinaps ini dikenal sebagai penjumlahan sebagai penjumlahan ruang/spasial. Karena itu, cara kedua
waktu/tempo nl (tempus artinya ' waktu '). Dalam kenyataan, untuk memicu potensial aksi di sel pascasinaps adalah melalui
situasinya jauh lebih rumit daripada yang baru dijelaskan. pengaktifan beberapa masukan eksitatorik secara bersamaan.
Mungkin diperlukan penjumlahan hingga 50 PPE Dalam kenyataannya, diperlukan hingga 50 PPE simultan
untuk membawa membran pascasinaps ke ambang. Setiap untuk membawa membran pascasinaps ke ambang.
potensial aksi di sebuah neuron prasinaps memicu pengo- Demikian juga, PPI dapat mengalami penjumlahan
songan vesikel sinaps dalam jumlah tertentu. Karena itu, waktu dan ruang. Namun, karena PPI saling memperkuat
jumlah neurotransmiter yang dibebaskan dan besar perubah- maka membran menjadi semakin jauh dari ambang.
an pada potensial pascasinaps berbanding lurus dengan
frekuensi potensial aksi prasinaps. Karena itu, salah satu cara PENGURANGAN PPE DAN PPI YANG TERJADI
untuk membawa membran pascasinaps ke ambang adalah BERSAMAAN
melalui eksitasi berulang cepat dari satu masukan persisten.
Jika masukan eksitatorik dan inhibitorik diaktifkan secara ber-
sarrraan maka PPE dan PPI tersebut sedikit banyak saling me-
PENJUMLAHAN RUANG niadakan. Tingkat pengurangan ini bergantung pada kekuatan
Marilah kita lihat apa yang terjadi di neuron pascasinaps jika masing-masing. Pada kebanyakan kasus, potensial membran
kedua masukan eksitatorik dirangsang secara bersamaan (panel pascasinaps tetap dekat dengan potensial istirahat (panel D).

tE
o.'
,.ri.i ', l':'i O
Psiljumlehafi'tl Penundaan
a FP6*l#:' ; i'r PPE-PPI
+30
C
'@
G
30
o
o
Sel pascasinaps c
6
o Potensial
c
b -50 ambang
E
E -70 Potensial
c istirahat
o
o
CL

Waktu (mdet)

Panel @ Jika sebuah input prasinaps eksitatorik (Exl) dirangsang kedua kalinya setelah PPE pertama di sel pascasinaps mereda,
maka akan terjadi PPE kedua dengan kekuatan yang sama.

eanet @ Namun, jika Ex1 dirangsang kedua kalinya sebelum PPE pertama mereda, maka PPE kedua akan memperkuat,
atau menambah PPE pertama, menghasilkan penjumlahan temporal, yang dapat membawa sel pascasinaps ke ambang.

panel tl Sel pascasinapsjuga dapatdibawa ke ambang oleh penjumlahan spasial PPE yang ditimbulkan oleh pengaktifan secara
- bersamaan dua (Exl dan Ex2) atau leb h input prasinaps eksitatorik.

eanet @ Pengaktifan simultan sebuah input prasinaps eksitatorik (Exl) dan inhibitorik (lnl) tidak mengubah potensial pascasinaps,
karena PPE dan PPI Vanq teriadi salinq meniadakan.

Gambar 4-18
Penentuan potensial pascasinaps akhir oleh penjumlahan aktivitas masukan'masukan prasinaps. Dua masukan prasinaps
eksitatorik (Exl dan Ex2) dan satu inhibitorik (ln1) berakhir di neuron pascasinaps hipotetis ini. Tampak rekaman potensial
neuron pascasinaps.

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 117


PENTINGNYA INTEGRASI NEURON PASCASINAPS berfungsi sebagai alat komputasi rumit, atau integraror.
Kekuatan PPA bergantung pada jumlah aktivitas di semua Dendrit berfungsi sebagai prosesor utama informasi yang
masukan prasinaps dan, sebaliknya, menenrukan apakah sua- datang. Dendrit menerima dan menghitung sinyal yang da-
tu neuron akan mengalami potensial aksi untuk menyalurkan tang dari semua neuron prasinaps. Keluaran setiap neuron
informasi ke sel tempat berakhirnya neuron. Contoh berikut dalam bentuk frekuensi potensial aksi ke sel lain (sel otot, sel
yang telah sangat disederhanakan mempedihatkan manfaat kelenjar, atau neuron lain) mencerminkan keseimbangan
integrasi neuron ini. Penjelasannya tidak benar-benar akurat aktivitas masukan yang diterimanya melalui PPE atau PPI
secara teknis, tetapi prinsip penjumlahannya benar. dari ribuan neuron lain yang berakhir padanya. Setiap neuron
Misalnya, demi menyederhanakan, berkemih dikontrol pascasinaps menyaring dan tidak menyalurkan informasi
oleh sebuah neuron pascasinaps yang menyaraft kandung ke- yang diterimanyayz;ng tidak cukup signifikan untuk mem-
mih. Ketika neuron ini melepaskan muaran, kandung kemih bawanya ke ambang. Jika setiap potensial aksi di setiap neu-
berkontraksi. (Sebenarnya kontrol volunter atas berkemih di- ron prasinaps yang berhubungan dengan neuron pascasinaps
lakukan oleh integrasi pascaneuron di neuron yang mengon- tertentu harus menimbulkan potensial aksi di neuron pasca-
trol sfingter uretra eksternus, bukan oleh kandung kemih itu sinaps tersebut maka jalur saraf akan dipenuhi oleh informasi
sendiri). Sewaktu kandung kemih mulai terisi oleh urin dan "remeh". Hanya jika suatu sinyal prasinaps eksitatorik diper-
teregang, terpicu suatu refleks yang akhirnya menghasilkan kuat oleh sinyal penunjang lain melalui penjumlahan barulah
PPE di neuron pascasinaps yang berperan menyebabkan informasi diteruskan. Selain itu, interaksi potensial pasca-
kontraksi kandung kemih. Pengisian parsial kandung kemih sinaps merupakan suatu cara bagi sekelompok sinyal untuk
tidak cukup menghasilkan eksitasi untuk membawa neuron meniadakan kelompok lain (PPI menegasikan PPE). Hal ini
tersebut ke ambang sehingga berkemih tidak terjadi (panel A memungkinkan derajat diskriminasi menjadi lebih halus dan
Gambar 4-18). Seiring dengan semakin penuhnya kandung kontrol dalam menentukan informasi apa yang akan diterus-
kemih, frekuensi potensial aksi meningkat secara progresif di kan.
neuron prasinaps yang memberi sinyal kepada neuron pasca- Marilah kita sekarang melihat bagaimana potensial aksi
sinaps tentang tingkat pengisian kandung kemih (Exl di dibentuk di axon hillock.
panel B). Ketika frekuensi telah cukup besar sehingga PPE
mengalami penjumlahan temporal hingga ke ambang, neuron
pascasinaps mengalami potensial aksi yang merangsang kon- I Potensial aksi dimulai di axon hillock karena
traksi kandung kemih. bagian ini memiliki ambang paling rendah.
Bagaimana jika waktunya kurang tepar unruk berkemih?
Potensial ambang tidak sama di seluruh neuron pascasinaps.
PPI dapat dihasilkan di neuron pascasinaps kandung kemih
Ambang terendah terdapat di axon hillock, karena bagian ini
oleh masukan-masukan prasinaps yang berasal dari pusat-
memiliki kepadatan saluran Na. berpintu voltase paling
pusat yang lebih tinggi di otak dan berperan atas kontrol
tinggi dibandingkan dengan bagian neuron lainnya. Tinggi-
volunter (In1 di panel D). PPI 'volunter" ini berefek
nya kepadatan saluran peka voltase ini menyebabkan axon
mengurangi "refleks" PPE yang dipicu oleh peregangan
hillock iauh lebih peka daripada dendrit atau badan sel ter-
kandung kemih. Karena itu, neuron pascasinaps tetap pada
hadap perubahan potensial. Bagian,bagian yang terakhir me-
potensial istirahat dan tidak mengalami potensial aksi
miliki ambangyangjauh lebih tinggi daripada axon hillock.
sehingga kandung kemih dapat dicegah agar tidak berkontraksi
Karena aliran arus lokal maka perubahan pada potensial
dan mengosongkan isinya meskipun penuh.
membran (PPE atau PPI) yang terjadi di mana saja di dendrit
Bagaimana jika kandung kemih hanya berisi sebagian atau badan sel menyebar ke seluruh dendrit, badan sel, dan
sehingga masukan prasinaps yang berasal dari sumber ini axon hillock. Ketika terjadi penjumlahan PPE, ambang axon
kurang cukup untuk membawa neuron pascasinaps ke hilhck yanglebih rendah akan tercapai lebih dahulu, semen-
ambang untuk menimbulkan kontraksi kandung kemih, tara untuk dendrit dan badan sel, pada potensial yang sama,
sementara yang bersangkutan perlu mengeluarkan urin un- masih berada jauh di bawah ambangnya (yang lebih tinggi).
tuk analisis laboratorium? Yang bersangkutan dapat secara Karena itu, potensial aksi berasal dari axon hillock dan men-
sengaja mengaktifkan neuron prasinaps eksitatorik (Ex2 di jalar dari sini ke ujung akson.
panel C). PPE yang berasal dari neuron ini dan PPE neuron
prasinaps yang diaktifkan oleh refleks (Ex1) mengalami pen-
jumlahan spasial agar neuron prasinaps mencapai ambang.
Hal ini menghasilkan potensial aksi yang diperlukan untuk
I Neuropeptida terutama berfungsi sebagai
neuromodulator.
merangsang kontraksi kandung kemih meskipun kandung
kemih belum penuh. Selain berbagai neurorransmiter ldasik yang baru dijelaskan,
Contoh ini menggambarkan pentingnya integrasi neu- sebagian neuron juga mengelu arkan neurop eptida. I\ europep-
ron pascasinaps. Setiap neuron pascasinaps dapat dikatakan tida berbeda dari neurorransmiter klasik dalam beberapa
"menghitung" semua masukan yang diterimanya dan meng- aspek penting (Tabel 4-3). Neurotransmiter klasik adalah
ambil "keputusan" mengenai apakah informasi perlu diterus- molekul kecil kerja cepat yang biasanya memicu pembukaan
kan (yaitu, apakah ambang tercapai dan tercipta potensial saluran ion spesifik untuk menimbulkan perubahan potensial
aksi yang disalurkan melalui akson). Dengan cara ini, neuron di neuron pascasinaps (PPE atau PPI) dalam beberapa

118 Bab 4
milidetik atau kurang. Kebanyakan neurotransmiter klasik neuromodulator dapat mempengaruhi kadar suatu enzim yang
disintesis dan dikemas secara lokal di vesikel sinaps di sitosol berperan dalam sintesis suatu neurotransmiter di neuron pra-
terminal akson. Pembawa pesan kimiawi ini terutama adalah sinaps, atau mengubah sensitivitas neuron pascasinaps terha-
asam amino atau senyawa yang serupa. dap neurotransmiter tertentu dengan menimbulkan perubahan
Neuropeptida adalah molekul yang lebih besar dan terdiri jangka panjang pada jumlah reseptor subsinaps untuk neuro-
dari 2 sampai 40 asam amino. Molekul ini disintesis di badan transmiter tersebut. Karena itu, neuromodulator secara tetap
sei neuron di retikulum endoplasma dan kompleks Golgi (lihat mengatur respons sinaps. Efek dapat bertahan beberapa hari
h. 28) untuk kemudian dipindahkan dgngan uanspor akson di atau bahkan beberapa bulan atau tahun. Sementara neuro-
sepanjang "jalan tol" mikrotubulus ke terminal akson (lihat h. transmiter berperan dalam komunikasi cepat antara neuron-
45). Neuropeptida tidak disimpan di dalam vesikel-vesikel si- neuron, neuromodulator lebih berperan dalam efek-efek jang-
naps kecil seperti neurotransmiter klasik, tetapi dikemas dalam ka panjang, misalnya belajar dan motivasi.
vesikel berinti padat besar, yang jrga terdapat di terminal Yang menarik, neuromodulator yang dilepaskan di sinaps
akson. Vesikel berinti-padat ini mengalami eksositosis (di- mencakup banyak bahan yang juga memiliki peran tersendiri
indutr<si oleh Ca'?-) dan membebaskan neuropeptida pada saat sebagaihormon yang dilepaskan ke dalam darah dari jaringan
yang sama dengan pelepasan neurotransmiter dari vesikel si- endolrin. Sebagai contoh, kolesistokinin (CCK) adalah hor-
naps. Sebuah terminal akson biasanya hanya mengeluarkan mon terkenal yang dikeluarkan oleh usus halus. Di antara
satu jenis neurotransmiter klasik, tetapi terminal yang sama berbagai aktivitasnya pada pencernaan, CCK menyebabkan
juga mungkin mengandung satu atau lebih neuropeptida yang kontraksi kandung empedu dan pelepasan empedu ke dalam
juga dikel uarkan bersama neurorransmiter. usus, seperri akan dijelaskan lebih lengkap di Bab 16. CCK
Meskipun neuropeptida saat ini banyak diteliti namun juga ditemukan di vesikel terminal akson di otak, tempat zat
pengetahuan kita tentang fungsi dan kontrolnya masih terba- ini dipercayai menyebabkan rasa ddak lagi lapar. Pada banyak
tas. Senyawa ini diketahui berdifusi secara lokal dan bekerja keadaan, neuropeptida diberi nama berdasarkan perannya
pada neuron sekitar pada konsentrasi yang jauh lebih rendah pertama kali sebagai hormon, misalnya kolesistokinin (Zale
daripada yang dilakukan neurotransmite! dan senyawa ini artinya "empedu'; sisto artinya "kandung kemibi'; kinin artinya
menimbulkan respons yang lebih lambat dan berkepanjangan. "kontralsi"). Sejumlah pembawa pesan kimia tampaknya me-
Sebagian neuropeptida yang dibebaskan di sinaps mungkin miliki banyak fungsi, bergantung pada sumber, distribusi, dan
berfungsi sebagai neurotransmiter sejati, tetapi sebagian besar interaksinya dengan berbagai jenis sel.
dipercayai berfungsi sebagai neuromodulator. Neuromodula-
tor adalah pembawa pesan kimiawi yang tidak menyebabkan
pembentukan PPE atau PPI, tetapi menimbulkan perubahan I lnhibisi atau fasilitasi
prasinaps dapat secara
jangka panjang yang secara samar memodulasi-menekan ata:u selektif mengubah efektivitas input prasinaps.
meningkatkan-kerja sinaps. Bahan ini berikatan dengan
reseptor neuron di tempat nonsinaps-yaitu, bukan di mem- Selain neuromodulasi, inhibisi atau fasilitasi prasinaps adalah
bran subsinaps-dan tidak secara langsung mengubah permea- cara lain untuk menekan atau meningkatkan efektivitas sinaps.
bilitas dan potensial membran. Neuromodulator dapat bekerja Kadang suatu neuron ketiga dapat mempengaruhi aktivitas
di tempat prasinaps maupun pascasinaps. Sebagai contoh, antara ujung prasinaps dan neuron pascasinaps. Terminal akson

Tabel 4-3
Perbandingan Neurotransmiter Klasik dan Neuropeptida

KARAKTERISTIK NEUROTRANSMITER KLASIK NEUROPEPTIDA

Ukuran Kecil; satu asam amino atau bahan kimia serupa Besar; panjang 2 sampai 40 asam amino
Tempat Pembentukan Sii.osol synaptic knob Retikulum endoplasma dan kompleks Golgi di
badan sel; berjalan ke synaptic knob dengan
transpor akson
Tempat Penyimpanan Di vesikel sinaps yang kecil di terminal akson Di vesikel besar berinti padat di terminal akson
Tempat Peiepasan Terminal akson Terminal akson; dapat disekresikan bersama
dengan neurotransmiter
Kecepatan dan Lama Kerja Respons cepat, singkat Respons lambat, berkepanjangan
iempat Kerja Membran subsinaps sel pascasinaps Bagian nonsinaps di sel prasinaps atau
pascasinaps dengan konsentrasi yang jauh
lebih rendah daripada neurotransmiter klasik
Efek Biasanya mengubah potensial sel pascasinaps Biasanya meningkatkan atau menekan
dengan membuka saluran ion tertentu efektivitas sinaps melalui perubahan jangka
panjang pada sintesis neurotransmiter atau
reseptor pascasinaps (bekerja sebagai
neuromodu lator).

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 119


prasinaps (berlabel A di Gambar 4-19) dapat disarafi oleh
terminal alson lain (berlabel B). Neurotransmiter yang
I Obat dan penyakit dapat memodifikasi transmisi
dibebaskan dari terminal modulatorik B berikatan dengan di sinaps.
reseptor di terminal A. Pengikatan ini mengubah jumlah
CACATAN KLINIS. Sebagian besar obat yang mempengaruhi
neurouansmiter yang dikeluarkan dari terminal A sebagai
sistem saraf bekerja dengan mengubah mekanisme di sinaps.
respons terhadap potensial alsi. Jika jumlah neurotransmiter
Obat-obat sinaptik ini dapat menghambat efek yang tidak di-
yang dibebaskan dari A berkurang maka fenomenanya dikenal
inginkan atau meningkatkan efek yang diinginkan. Kemungkin-
sebagai inhibisi prasinaps. Jika pelepasan neurouansmirer
an obat bekerja melalui (1) perubahan sintesis, transpor akson,
ditingkatkan maka efeknya disebut fasilitasi prasinaps.
penyimpanan, atau peiepasan suatu neurotransmiter; (2) modi-
Marilah kita melihat lebih dekat bagaimana proses ini ffkasi interaksi neurorransmiter dengan resepror pascasinaps; (3)
bekerja. Anda mengetahui bahwa masuknya Ca2. ke dalam
pengaruh pada penyerapan kembali atau penguraian neuro-
terminal akson menyebabkan pelepasan neurotransmiter me- transmiter; dan (4) pengganrian neurorransmirer yang kurang
lalui eksositosis vesikel sinaps. Jumlah neuroransmirer yang dengan transmiter penggan ti.
dibebaskan dari terminal A bergantung pada berapa banyak
Ci. yang masuk ke terminal ini sebagai respons terhadap
potensial aksi. Masuknya Ca'- ke dalam terminal A, sebaliknya,
dapat dipengaruhi oleh aktivitas di terminal B modulatorik.
Marilah kita gunakan inhibisi prasinaps untuk menjelaskannya
(Gambar 4- I 9). Jumlah neurotransmir er yangdikeluarkan dari
terminal A prasinaps, suatu input eksitatorik pada contoh kita,
mempengaruhi potensial di neuron pascasinaps tempat termi-
nal ini berakhir (berlabel C di gambar). Lepas muatan A
sendirian, menyebabkan PPE di neuron pascasinaps C. Marilah
kita anggap B terangsang secara simukan bersama A. Ketika
neurotransmirer dari terminal B berikatan di terminal A,
masutnya Cal ke dalam terminal A berkurang. Penurunan
pemasukan Ca2. berarti pelepasan neurotransmiter dari A juga
berkurang. Perhatikan bahwa neuron B modulatorik dapat
menekan pelepasan neurorransmiter dari A hanya jika A me-
lepaskan muatan. Jika inhibisi prasinaps oleh B ini mencegah A
mengeluarkan neurotransmiternya, maka pembentukan PPE di Perekaman potensial
membran pascasinaps C dari input A secara spesifik dicegah. sel pascasinaps C
Akibamya, tidak terjadi perubahan pada potensial neuron jr4l1i"
pascasinaps meskipun terjadi potensial alsi di A.
Dapatkah hal yang sama tercapai oleh produlai simultan .ltr
suatu PPI melalui pengaktifan masukan inhibitorik untuk
(J '::, il"vt
meniadakan PPE yang dihasilkan oleh pengaktifan A? Tidak c
o
juga. Pengaktifan suatu masukan inhibirorik ke sel C akan f
o
menghasilkan PPI di sel C, tetapi PPI ini dapat meniadakan c
E
tidak hanya PPE dari masukan A tetapi juga setiap PPE yang o
dihasilkan oleh terminal eksitatorik lain, misalnya terminal D (E
c
'6
di gambar ini. Keseluruhan membran pascasinaps mengalami (E
o
hiperpolarisasi oleh PPI sehingga informasi eksitatorik yang a
o-
masuk ke setiap bagian sel dari setiap masukan prasinaps
E
dihambat (dinegasikan). Sebaliknya, inhibisi prasinaps (atau o
c
o
fasilitasi prasinaps) bekerja dengan cara yang jauh lebih spesifik o
o-
daripada efek input inhibitorik pada sel pascasinaps. Inhibisi Waktu (mdet)
prasinaps merupakan cara di mana masukan tertentu ke neu- Garnbar 4-19
ron pascasinaps dapat secara selektif dihambat ranpa mem- lnhibisi prasinaps. A, suatu ujung terminal eksitatorik pada sel
pengaruhi kontribusi masukan lain. Sebagai contoh, lepas pascasinaps C, disarafi oleh terminal B inhibitorik. Stimulasi
muatan oleh B secara spesifik mencegah pembentukan suatu terminal A saja menyebabkan PPE di sel C, tetapi stimulasi
bersamaan terminal B mencegah pelepasan neurotransmiter
PPE di neuron pascasinaps dari neuron prasinaps eksitatorik
eksitatorik dari terminal A. Akibatnya, tidak ada ppE yang
A tetapi tidak berpengaruh pada masukan prasinaps eksitatorik terbentuk di sel C meskipun terminal A dirangsang. lnhibisi
lain. Masukan D elaitatorik dapat tetap menghasilkan PPE di prasinaps ini secara selektif menekan aktivitas dari terminal A
neuron pascasinaps meskipun B sedang melepaskan muatan- tanpa menekan masukan eksitatorik lain ke sel C. Stimulasi
terminal D eksitatorik menghasilkan ppE di sel C meskipun
nya. Integrasi neuron jenis ini adalah cara lain untuk mengatur
terminal B inhibitorik dirangsang secara bersaman karena
secara halus sinyal listriL di antara sel-sel saraf. terminal B hanya menghambat terminal A.

12O Bab 4
Sebagai contoh, kokain, obat yang sering disalah- pleks. Gangguan gerakan ini ditandai oleh kekakuan otot dan
gunakan, menghambat penyerapan kembali neurotransmiter tremor involunter saat istirahat, misalnya tangan atau kepala
dopamin di terminal prasinaps. Obat ini bekerja dengan gemetar ritmik involunter. Terapi baku untuk pp adalah
menghambat secara kompetitif transporter penyerapan kem- pemberian leuodopa (L-dopa), suatu prekursor dopamin.
bali dopamin, yaitu molekul protein yang mengambil do- Dopamin itu sendiri tidak dapat diberikan karena tidak
pamin yang dibebaskan dari celah sinaps dan mengem- mampu melewati sawar darah-otak (dibahas di bab selan-
balikannya ke terminal akson. Dengan kokain menempari jutnya), tetapi L-dopa dapat masuk ke otak dari darah. Sete-
transporter dopamin maka dopamin berada di celah sinaps lah berada di otak, L-dopa diubah menjadi dopamin untuk
dalam waktu yang lebih lama daripada biasanya dan terus mengganti defisiensi neurorransmiter ini. Pada sebagian besar
berinteraksi dengan reseprornya di sel pascasinaps. Alibatnya pasien, terapi ini banyak mengurangi gejala yang berkaitan
adalah pengaktifan berkepanjangan jalur-jalur saraf yang dengan defisiensi ini. Anda akan mempelajari penyakit ini
menggunakan bahan kimia ini sebagai neurorransmirernya. lebih jauh ketika kita membahas nukleus basalii.
Di antara jalur-jalur tefsebut adalah jalur yang berperan Transmisi melalui sinaps juga rentan terhadap toksin
dalam respons emosi, terutama perasaan nikmat. Pada haki- saraf, yang dapat menimbulkan penyakit sistem saraf dengan
katnya, ketika terdapat kokain, tombol saraf di jalur kenik- bekerja di tempat prasinaps atau pascasinaps. Sebagai contoh,
matan terkunci dalam posisi "nyala'. dua racun saraf yang berbeda, toksin tetanus dan striknin,
Kokain menimbulkan kecanduan karena menyebabkan bekerja di bagian sinaps yang berbeda untuk menghambat
adaptasi molekular jangka panjang neuron-neuron yang rer- impuls inhibitorik semenrara masukan eksitatorik tidak ter-
libat sehingga neuron-neuron rersebut tidak dapat menya- ganggu. Tolisin tetanus mencegah pembebasan suatu neuro-
lurkan impuls secara normal melalui sinaps tanpa mening- transmiter inhibitorik, GABA, dari masukan prasinaps inhi-
katkan dosis obat. Karena terus menerus dirangsang dalam bitorik yang berakhir di neuron-neuron yang menyarafi otot
waktu yang lama maka sel-sel pascasinaps menjadi terbiasa rangka. Masukan eksitatorik yang tak terkendali ke neuron-
atau beradaptasi untuk "mengharapkan" ringkar stimulasi neuron ini menyebabkan spasme oror yang tidak terkontrol.
yang tinggi ini; sehingga, mereka "terjerat" oleh obat tersebut. Pada awal penyakit, spasme ini terjadi terutama di otot ra-
Kata toleransi merujuk kepada clesentisisasi terhadap suatu hang sehingga timbul nama /a chjaw (rahangterkunci, trismus)
obat adiktif ini sehingga pemakai memeriukan jumlah obat bagi penyakit ini. Kemudian spasme meluas ke otot-otot
yang lebih besar untuk memperoleh efek yang sama. Secara untuk bernapas yang dapat menyebabkan kematian.
spesifik, pada pemakaian kokain jangka panjang, jumlah Striknin, sebaliknya, bersaing dengan neurotransmiter
reseptor dopamin di otak berkurang sebagai respons terhadap inhibitorik lain, glisin, di reseptor pascasinaps. Racun ini
berlimpahnya bahan yang bersangkutan. Akibat desensitisasi berikatan dengan resepror tetapi sama sekali tidak mengubah
ini, pemakai harus terus-menerus meningkatkan dosis obat potensial sel pascasinaps. Striknin malah menghambat resep-
untuk memperoleh sensasi kenikmatan yang sama. Ketika tor tersebut sehingga tidak dapat berinteraksi dengan glisin
molekul kokain berdifusi keluar, perasaan nikmat tersebut ketika glisin dibebaskan dari ujung prasinaps inhibitorik.
menguap, karena tingkat normal aktivitas dopamin tidak Karena itu, inhibisi pascasinaps (pembentukan PPI) lenyap
cukup "memuaskan" sel pascasinaps yang kebutuhannya telah di jalur saraf yang menggunakan glisin sebagai neurorrans-
sangat meningkat. Pemakai kokain yang mencapai hal ini miter inhibitorik. Jalur eksitatorik yang tidak terkontrol me-
akan menjadi gelisah dan mengalami depresi berat. Hanya nyebabkan kejang, spasrisitas otot, dan kematian.
kokain yang lebih banyak yang membuat mereka merasa Toksin teranus dan racun striknin menimbulkan hasil
nyaman kembali. Tetapi pemakaian berulang kokain memo- yang sama) tetapi satu racun (toksin tetanus) mencegah pe-
difikasi responsivitas terhadap obat. Dalam perjalanan waktu lepasan neurotransmiter inhibitorik tertentu dari neuron
kecanduan tersebut, pemakai sering tidak lagi merasakan prasinaps sementara yang lain (striknin) menghambat resepror
kenikmatan dari obat tetapi menderita gejala putus obat inhibitorik pascasinaps rerrenru.
(wirhdrawal symptoms) yang tidak menyenangkan setelah efek Obat lain dan penyakit yang mempengaruhi transmisi
obat mereda. Selain itu, jumlah kokain yang dibutuhkan di sinaps terlalu banyak untuk disebut, tetapi seperti yang
untuk mengatasi gejala tersebut semakin meningkat. Pemakai digambarkan oleh contoh di atas, seriap tempat di sepanjang
biasanya kecanduan terhadap obat, secara kompulsif men- jalur bersinaps rawan terhadap pengaruh, baik secara farma-
cari dan memakai obat dengan segala daya, pertama untuk kologis (imbas obat) atau patologis (disebabkan oleh
merasakan sensasi kenikmatan dan selanjutnya untuk meng- penyaki r ).
hindari gejala negatif putus obat, meskipun obat tersebut
sudah tidak lagi memberi kenikmatan. Kokain disalahguna-
kan oleh jutaan orang yang menjadi kecanduan terhadap sifat I Neuron-neuron dihubungkan oleh jalur
obat ini yang mempengaruhi pikiran, dengan dampak sosial konvergensi dan divergensi yang kompleks.
dan ekonomi yang parah.
Terdapat dua hubungan penting antara neuron-neuron: kon-
Sementara penyalahgunaan kokain menyebabkan akti- vergensi dan divergensi. Satu neuron dapat memiliki banyak
vitas berlebihan dopamin, penyakit Parkinson (PP) berkait- neuron lain bersinaps padanya. Hubungan semacam ini di-
an dengan defisiensi dopamin di nuhleus basal, suaubagian kenal sebagai konvergensi (Gambar 4-20). Melalui masukan
otak yang berperan dalam mengontrol gerakan-gerakan kom- konvergensi ini, sebuah sel dipengaruhi oleh ribuan sel lain.

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon ,l,21


Satu. sel ini, selanjutnya, mempengaruhi tingkat aktivitas
banyak sel lain melalui divergensi keluaran. Kata divergensi
merujuk kepada percabangan terminal akson sehingga satu
sel bersinaps dengan dan mempengaruhi banyak sel lain.
Perhatikan bahwa suatu neuron adalah neuron pasca-
sinaps bagi neuron yang berkonvergensi padanya tetapi pra-
sinaps bagi sel lain tempat neuron tersebut berakhir. Karena
it:u', kata pras inaps dan p as c as inaps hanya merujuk kepada satu
sinaps. Sebagian besar neuron adalah prasinaps bagi satu
kelompok neuron dan pascasinaps bagi kelompok lain.
Diperkirakan di otak saja terdapat 100 milyar neuron
dan I 0 la ( I 00 kuadriliun) sinapsl Jika anda memperhitungkan
Konvergensi masukan
besarnya dan rumitnya interkoneksi yang mungkin terbentuk
(satu sel dipengaruhi
di antara neuron-neuron tersebut melalui jalur konvergensi oleh banyak sel lain)
dan divergensi, anda dapat membayangkan betapa rumitnya
mekanisme interkoneksi sistem saraf kita. Bahkan komputer
paling canggih sekalipun jauh lebih sederhana daripada otak
manusia. "Bahasa" sistem saraf-yaitu, semua komunikasi di
antara neuron-neuron*adalah dalam bentuk potensial berjen-
jang, potensial aksi, sinyal neurotransmiter menyeberangi Masukan
sinaps, dan bentuk-bentuk' percakapan' kimiawi non sinaps prasinaps Divergensi Keluaran
(satu sel mempengaruhi
lainnya. Semua aktivitas yang dikendalikan oleh sistem saraf- banyak sel lain)
untuk meng-
setiap sensasi yang anda rasakan, setiap perintah
gerakkan otot, setiap pikiran, setiap emosi, setiap ingatan,
setiap percikan kreativitas-bergantung pada pola pembentuk-
an sinyal listrik dan kimiawi di antara neuron-neuron yang
membentuk anyaman saraf maha kompleks ini.
Sebuah neuron berkomunikasi dengan sel yang dipenga-
ruhinya dengan mengeluarkan neurotransmiter, tetapi ini
hanya salah satu dari cara-cata komunikasi antarsel. Sekarang
kita akan membahas semua cara yang digunakan oleh sel
untuk "saling bercakap-cakap".

Neuron
pascasinaps
\
Tanda panah menunjukkan arah penyaluran informasi

KOMUNIKASI ANTARSEL DAN Gambar 4-20


Konvergensi dan divergensi.
TRANSDU KSI SINYAL
Koordinasi berbagai aktivitas sel-sel di seluruh tubuh untuk
melakukan kegiatan yang mempertahankan kehidupan dan
melaksanakan keinginan bergantung pada kemampuan sel
untuk berkomunikasi satu sama lain.
khusus ini, ion dan molekul kecil secara langsung
dipertukarkan antara sel-sel yang berinteraksi tersebut
I Komunikasi antara sel-sel terutama tanpa pernah masuk ke cairan ekstrasel (lihat h. 66).
dilaksanakan oleh pembawa pesan kimiawi 2. Adanya penanda-penanda identifikasi di membran per-
mukaan sebagian sel memungkinkan mereka langsung
ekstrasel.
berhubungan secara transien dan berinteraksi dengan sel
Komunikasi antarsel berlangsung melalui cara-cara berikut lain dengan carakhusus. Ini adalah carayar\gdigunakan
(Gambar 4-21): oleh fagosit pada sistem pertahanan tubuh untuk menge-
nal dan secara selektif menghancurkan hanya sel yang
1. Cara paling intim dalam komunikasi antarsel adalah tidak diinginkan, misalnya sel kanker, sedangkan sel
melalui taut celah, yaitu saluran-saluran halus yang tubuh sendiri yang sehat ridak terpengaruh.
menjembatani sitoplasma sel-sel yang berdekatan di 3. Cara tersering yang dilakukan sel untuk berkomunikasi
jenis jaringan tertentu. Melalui susunan anatomik satu sama lain adalah secara ridak langsung dengan

122 Bab 4
menggunakan pembawa pesan (perantara) kimiawi difusi sederhana, maka kerja bahan ini terbatas pada jarak
ekstrasel, yang terdiri dari empat jenis: parakrin, neu- pendek. Bahan ini tidak masuk ke dalam darah dalam jumlah
rotransmiter, /tormon, dan neurohormon. Pada masing- bermakna karena cepat diinaktifkan oieh enzim-enzim lokal.
masingnya, sel tertentu membentuk perantara kimiawi Salah satu contoh parakrin adalah histamin, yang dibebaskan
spesifik untuk tujuan tertentu. Setelah dibebaskan ke dari sejenis sei jaringan ikat sewaktu terjadi respons peradangan
dalam CES atas stimulasi yang sesuai, bahan-bahan di jaringan yang rusak. Histamin antara lain menyebabkan
pembawa sinyal ini bekerja pada sel tertentu, yaitu sel dilatasi (pelebaran) pembuluh darah sekitar untuk mening-
sasaran pembawa pesan, dengan cara yang telah di- katkan aliran darah ke jaringan. Efek ini menyebabkan ke-
tetapkan. Untuk menimbulkan efek, pembawa pesan datangan iebih banyak sel-sei pertahanan yang berasal dari
kimiawi ekstrasel ini harus berikatan dengan reseptor darah ke bagian yang cedera arau terinfeksi.
sel sasaran yang spesifik untuknya. Parakrin harus dibedakan dari bahan kimia yang mem-
pengaruhi sel sekitar setelah dibebaskan secara non spesifik
Keempat jenis pembawa pesan kimiawi berbeda dalam
selama aktivitas sel. Sebagai contoh, peningkatan konsentrasi
sumber serta jarak dan cara yang digunakan untuk sampai ke
CO, lokal di otot yang sedang bekerja adalah salah satu fak-
tempat kerjanya sebagai berikut:
tor yang mendorong dilatasi lokal pembuluh darah yang
I Parakrin adalah pembawa pesan kimiawi lokal yang mendarahi otot. Peningkatan aliran darah yang terjadi ikut
efeknya hanya terjadi di sel-sel sekitar dalam lingkungan dekat membantu memenuhi peningkatan kebutuhan metabolik
tempat sekresinya. Karena parakrin tersebar melalui proses jaringan. Namun, CO, dihasilkan oleh semua sel dan tidak

/'a\ -/1
Taut celah lkatan langsung transien antara sel-sel

(\"/ )l-il-\ytrD
\_-l- )

l{olruri krsl .\lrii:ri:srl il rlrir L, m:il.i u n !l iiil ril a l u l F'trnt Lrtvr i Ftr'*sa n lo,i ll iernri E kstrase N

Sekresi Parakrin Sekresi Neurotransmiter Sel sasaran


Sel lokal

Sel
sasaran
lokal
+ t,-y'

Sekresi hormon Sekresi neurohormon

A.
( *=)
\r/
Sel pensekresi
(sel endokrin)

,l
r@ Sel non-sasaran
(tanpa reseptor)

Molekul kecil dan ion ,,t Parakrin e Neurotransmiter "


Sel non-sasaran
(tanpa resepior)

Hormon c Neurohormon

Gambar 4-21
Jenis komunikasi antarsel. Taut celah dan ikatan langsung transien antara sel-sel adalah cara komunikasi langsung antara sel-sel.
Parakrin, neurotransmitel hormon, dan neurohormon adalah pembawa pesan (perantara) kimiawi ekstrasel yangmelaksanakan
komunikasi tak langsung antara sel-sel. Berbagai pembawa pesan kimiawi ini berbeda dalam sumber dan jarak y-ng harus
ditempuh untuk mencapai sel sasaran mereka.

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon i23


secara spesifik dibebaskan untuk melaksanakan respons khu- ini dapat berikatan dengan reseptor di dalam sel sasaran untuk
sus ini, sehingga CO, dan bahan-bahan kimia lain yang di- memicu sendiri respons intrasel yang diinginkan. Sebaliknya,
keluarkan secara non-spesifik tidak dianggap parakrin. pembawa pesan kimiawi ekstrasel yang larut air tidak dapat
I Seperti yang baru anda pelajari, neuron-neuron berko- masuk ke sel sasaran karena kurang larut dalam lemak dan tidak
munikasi secara langsung dengan sel-sel yang mereka sarafi dapat menerobos membran plasma. Hormon protein yang
(sel sasaran) dengan mengeluarkan neurotransmiter, yaitu disalurkan oleh darah dan neurouansmiter yang dikeluarkan
pembawa pesan kimiawi berjarak sangat dekat, sebagai res- oleh ujung saraf adalah pembawa pesan kimiawi ekstrasel larut
pons terhadap sinyal listrik (potensial aksi). Seperti parakrin, air yang utama. Pembawa pesan ini memberi tahu sel sasaran
neurotransmiter berdifusi dari tempat pelepasannya dan me- untuk melaksanakan respons tertentu dengan mula-mula ber-
nyeberangi ruang ekstrasel sempit untuk bekerja lokal hanya ikatan dengan reseptor di permukaan membran yang spesifik
di sel sasaran yang tersambung, yang mungkin berupa neuron bagrnya. Reseptor ini adalah protein khusus di dalam membran
lain, otot, atau kelenjar. plasma (lihat h. 62).lkatan pembawa pesan ekstrasel dengan
I Hormon adalah pembawa pesan kimiawi jarak jauh yang reseptor membran permukaan memicu rangkaian proses intrasel
secara spesifik dikeluarkan ke dalam darah oleh kelenjar yang akhirnya mengontrol aktivitas tertentu sel, misalnya
endokrin sebagai respons terhadap sinyal yang sesuai. Darah transpor membran, sekresi, metabolisme, atau kontraksi.
membawa pembawa pesan tersebut ke bagian-bagian tubuh Meskipun kemungkinan respons yang terjadi beragam
lain, untuk mempengaruhi sei sasaran yang berjarak dari namun pengikatan suatu pembawa pesan ekstrasel (pembawa
tempat sekresinya. Hanya sel sasaran dari hormon tertentu pesan perrtama) ke reseptornya menimbulkan respons intrasel
yang memiliki reseptor membran untuk berikatan dengan yang diinginkan hanya melalui dua cara umum: (l) membuka
hormon ini. Sel non sasaran tidak dipengaruhi oleh hormon atau menutup saluran atau (2) mengaktifkan sistem pembawa
dalam darah yang mencapai sel tersebut. pesan kedua. Karena kedua cara ini bersifat universal, maka
I marilah kita membahas masing-masing secara lebih mendalam.
Neurohormon adalah hormon yang dibebaskan ke da-
lam darah oleh neuron neurosekretorik. Seperti neuron biasa,
neuron neurosekretorik dapat berespons terhadap dan meng-
hantarkan sinyal listrik. Namun, neuron neurosekretorik I Sebagian
pembawa pesan kimiawi ekstrasel
tidak secara langsung menyarafi sel sasaran tetapi membe- membuka saluran berpintu kimiawi.
baskan pembawa pesan kimiawinya, neurohormon, ke dalam
Sebagian pembawa pesan ekstrasel memicu respons intrasel
darah setelah mendapat rangsangan yang sesuai. Neurohor-
yang diinginkan dengan membuka arau menutup saluran
mon ini kemudian terdistribusi melalui darah ke sel sasaran
berpintu kimiawi tertentu di membran untuk mengatur
yang jauh. Karena itu, seperti sel endokrin, neuron neuro-
perpindahan ion tertentu masuk atau keluar sel. Salah satu
sekretorik mengeluarkan pembawa pesan kimiawi ke dalam
contohnya adalah pembukaan saluran berpintu kimiawi di
darah, sementara neuron biasa mengeluarkan neurotrans-
membran subsinaps sebagai respons terhadap terikatnya suatu
miter jarak pendek ke dalam ruang tertutup. Di masa men-
neurotransmiter. Perpindahan singkat ion-ion pembawa
datang, kata umum hormon akan secara perlahan mencakup
muatan menembus membran melalui saluran yang terbuka ini
hormon darah dan pembawa pesan neurohormon.
menghasilkan sinyal listrik-dalam contoh ini, PPE dan PPI.
Demikianlah, pembawa pesan kimiawi eksrasel dibebas- Stimulasi sel otot untuk menghasilkan kontraksi juga
kan dari satu jenis sel dan berinteraksi dengan sel sasaran lain terjadi ketika saluran berpintu kimiawi di sel otot terbuka
untuk menghasilkan efek yang diinginkan di sel sasaran. Kini sebagai respons terhadap pengikatan neurotransmirer yang
kita mengalihkan perhatian pada bagaimana pembawa pesan dikeluarkan oleh neuron yang menyarafi otot tersebut. Anda
kimiawi ini menimbulkan respons sel yang diinginkan. akan mempelajari lebih jauh tentang mekanisme ini di bab
tentang otot (Bab 8). Karenanya, kontrol saluran berpintu
kimiawi oleh pembawa pesan elatrasel adalah mekanisme
I Pembawa pesan kimiawi ekstrasel menimbulkan regulatorik penting dalam fisiologi saraf dan otot.
respons sel terutama dengan transduksi sinyal, Setelah respons tuntas, pembawa pesan ekstrasel di-
keluarkan dari reseptornya dan saluran berpintu kimiawi
Istilah transdulsi sinyal merujuk kepada proses di mana sinyal kembali tertutup. Ion-ion yang berpindah melewati mem-
datang (instruksi dari pembawa pesan kimiawi elstrasel) disam- bran melalui saluran yang terbuka untuk memicu respons
paikan ke bagian dalam sel untuk dilalaanakan. (Ti'arnducer kini kembali ke lokasinya semula oleh pengangkut/pembawa
adalah alat yang menerima energi dari satu sistem dan menya- khusus di membran.
lurkannya dalam bentuk lain ke sistem lain. Sebagai contoh,
radio anda menerima gelombang radio yang dikirimkan dari
stasiun radio dan menyalurkan sinyal ini dalam bentuk gelom- I Banyak pembawa pesan kimiawi ekstrasel
bang suara yang dapat ditangkap oleh telinga anda). Pembawa mengaktifkan jalur pembawa pesan kedua.
pesan kimiawi ekstrasel larut lemai<, misalnya hormon steroid
yang berasal dari kolesterol, dapat masuk ke dalam sel dengan Banyak pembawa pesan kimiawi ekstrasel yang tidak dapat
melarutkan diri dan melewati lapis ganda lemak membran benar-benar masuk ke dalam sel sasaran menimbulkan res-
plasma sel sasaran. Karenanya, p.-t* p.ran kimiawi elatrasel pons intrasel yang diinginkan dengan cara lain di luar pem-

124 Bab 4
bukaan saluran berpintu kimiawi. Pembawa pesan perrama kular dan selular, bagian terakhir dari bab ini akan mem-
ini menyampaikan perintahnya dengan memicu proses "sst, bandingkan secara umum bagaimana sistem saraf dan endo-
tolong teruskan". Pengikatan pembawa pesan pertama ke krin berbeda sebagai sistem regulatorik.
reseptor membran menyebabkan terbentuknya sinyal untuk
mengaktifkan pembawa pesan kedua intrasel. Pembawa
pesan kedua akhirnya menyampaikan perintah tersebut me- I Hormon diklasifikasikan secara kimiawi sebagai
lalui serangkaian perantara biokimiawi ke protein-protein hidrofilik atau lipofilik.
intrasel tertentu yang melaksanakan perintah, misalnya
mengubah metabolisme sel atau aktivitas sekresi. Jalur-jaiur Hormon-hormon secara kimiawi tidak sama dan digolong-
intrasel yang diaktifkan oleh pembawa pesan kedua sebagai kan ke dalam dua kelompok berbeda berdasarkan sifat ke-
respons terhadap terikatnya pembawa pesan pertama ke larutannya: hormon hidrofilik atau lipofilik. Hormon dalam
reseptornya di permukaan sei sangat mirip di antara berbagai kelompok masing-masing dibagi lagi berdasarkan struktur
sel meskipun respons akhir terhadap sinyal tersebur sangat biokimia dan/atau sumbernya sebagai berikur (Tabel 4-4).
beragam. Variabilitas respons bergantung pada spesialisasi sel,
1. Hormon hidrofilik ("menyrrkai air") sangat larut air
bukan pada mekanisme yang digunakan.
dan memiliki kelarutan lemak yang rendah. Sebagian
Sebagian neurotransmiter berfungsi melalui sistem pem-
besar hormon hidrofilik adaiah peptida atau hormon
bawa pesan kedua intrasel. Sebagian besar, tetapi tidak semua
protein yang terdiri dari asam-asam amino spesifik ter-
neurotransmiter, berfungsi dengan mengubah konformasi
susun dalam rantai dengan panjang bervariasi. Rantai
saluran berpintu kimiawi sehingga permeabilitas membran
yang lebih pendek adalah peptida, dan yang lebih pan-
dan fluks ion melewati membran pascasinaps berubah, suatu jang adalah protein. Untuk memudahkan, selanjutnya
proses yang sudah anda kenal. Sinaps-sinaps yang meng-
kita akan menyebut keseluruhan kategori ini sebagai
gunakan respons cepat ini dianggap sinaps "cepat". Namun, peptida. Salah satu contoh adalah insulin dari pankreas.
cara lain transmisi melalui sinaps yang digunakan oleh se-
Kelompok lain hormon hidrofilik adalah kateholamin,
bagian neurotransmiter, misalnya serotonin, adalah dengan
yang berasal dari asam amino tirosin dan secara spesifik
mengaktifkan pembawa pesan kedua intrasel. Sinaps yang
dikeluarkan oleh medula adrenal. Kelenjar adrenal ter-
menghasilkan respons yang diperantarai oleh pembawa pesan
diri dari medula adrenal di sebelah dalam dikelilingi
kedua dikenal sebagai sinaps "lambat", karena respons ini
oleh korteks adrenal di sebelah luar. (Anda akan mem-
memerlukan waktu lebih lama dan sering berlangsung lebih
pelajari lebih lanjut renrang lokasi dan struktur kelenjar
lama daripadayang dicapai oleh sinaps cepat. Sebagai con-
endokrin di bab-bab selanjutnya). Epinefrin adalah ka-
toh, pembawa pesan kedua yang diaktifkan oleh neurotrans-
tekolamin yang utama.
miter mungkin memicu perubahan sel pascasinaps jangka 2. Hormon lipofilik ("menyukai lemak") memiliki kela-
panjang yang dipercayai berkaitan dengan tumbuh kembang
rutan lemak yang tinggi dan kurang larut dalam air.
saraf, serta mungkin berperan dalam proses belajar dan Hormon lipofilik mencakup ltormon tiroid dan hormon
mengingat.
steroid. Hormon tiroid, seperti diisyaratkan oleh nama-
Sistem pembawa pesan kedua digunakan secara luas di
nya, disekresikan secara eksklusif oleh kelenjar tiroid.
seluruh tubuh, termasuk salah satu cara kunci yang diguna-
Hormon tiroid adalah turunan tirosin beriodium.
kan oleh kebanyakan hormon larut air untuk menimbulkan Meskipun katekolamin dan hormon tiroid berperilaku
efeknya. Sekarang marilah kita alihkan perhatian kepada
sangar berbeda namun keduanya kadang disatukan ke
komunikasi hormon, di mana kita akan meneliti sistem dalam golongan h ormon amin karenasama-sama turun-
pembawa pesan kedua secara lebih rinci.
an tirosin. Steroid adalah lemak netral yang berasal dari
kolesterol. Hormon yang disekresikan oleh korteks adre-
nal, misalnya kortisol, dan hormon seks (testosteron
PRINSIP KOMUNIKASI HORMON pada pria dan estrogen pada wanita) yang disekresikan
Endokrinologi adalah ilmu tentang penyesuaian kimiawi oleh organ reproduksi adalah steroid.
homeostatik dan aktivitas lain yang dilaksanakan oleh hor- Perbedaan ringan dalam struktur kimia antara hormon-
mon, yang disekresikan ke dalam darah oleh kelenjar endo- hormon dalam masing-masing kategori sering menimbulkan
krin. Sistem saraf dan sistem endokrin adalah dua sistem respons biologis yang sangat berlainan. Sebagai contoh,
regulatorik utama tubuh. Bagian perrama dari bab ini men- dengan membandingkan dua hormon steroid di Gambar
jelaskan mekanisme molekular dan selular mendasar yang 4-22, perhatlkan perbedaan kecil antara resrosreron, hormon
berfungsi sebagai basis bagi bekerjanya keseluruhan sisrem seks pria yang bertanggung jawab dalam pembentukan karak-
saraf-pembentukan sinyal listrik di dalam neuron dan trans- teristik maskulin, dan estradiol, suatu bentuk estrogen, yaitu
misi kimiawi sinyal antara neuron-n€uron. Kini kita akan hormon seks wanita penentu sifat feminin.
berfokus pada ciri molekular dan selular kerja hormon dan Aspek kelarutan suatu hormon menentukan (1)
akan membandingkan kemiripan dan perbedaan dalam bagaimana hormon rersebut diproses oleh sel endokrin, (2)
bagaimana sel saraf dan sel endokrin berkomunikasi dengan cara hormon tersebut diangkut dalam darah, dan (3) meka-
sel lain dalam melaksanakan tugas regulasi mereka. Yang nisme yang digunakan hormon untuk mempengaruhi di sel
terakhir, berdasarkan perbedaan cara kerja di tingkat mole- sasaran. Kita mula-mula akan membahas berbagai cara

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 125


Tabel 4-4
Klasifikasi Hormon Secara Kimia

AMINA

SIFAT PEPTIDA Katekolamin Hormon Tiroid STEROID

Kelarutan Hidrof ilik Hidrof ilik Lipofilik Lipofilik


Struktur Rantai asam-asam amino Turunan tirosin Turunan tirosin Turunan kolesterol
spesifik beriodium
Sintesis Di retikulum endoplasma Dalam sitosol (lihat h. 771) Dalam koloid, suatu Modifikasi bertahap
kasar; dikemas dalam pulau ekstrasel (lihat molekul kolesterol di
kompleks Golgi h.7s7) berbagai kompartemen
intrasel
Penyimpanan Banyak di granula Di granula kromafin (lihat Dalam koloid (lihat Tidak disimpan; prekursor
sekretorik h.771) h. 7s8) kolesterol disimpan dalam
butiran lemak
Sekresi Eksositosis granula Eksositosis granula Endositosis koloid Difusi sederhana
Transpor Dalam 5ebagai hormon bebas Separuh terikat ke protein Sebagian besar Sebagian besar terikat ke
Darah plasma terikat ke protein protein plasma
plasma
Reseptor Permukaan sel sasaran Permukaan sel sasaran Di dalam sel sasaran Di dalam sel sasaran
Mekanisme Perubahan saluran atau Pengaktifan sistem Pengaktifan gen Pengaktifan gen spesifik
Kerja pengaktifan sistem pembawa pesan kedua spesifik untuk untuk membuat protein
pembawa pesan kedua untuk mengubah aktivitas membuat protein baru yang menghasilkan
untuk mengubah aktivitas protein yang sudah ada baru yang efek
protein yang sudah ada yang menghasilkan efek menghasilkan efek
yang menimbulkan efek
Hormon Tipe lni Sebagian besar hormon Hanya hormon dari Hanya hormon dari Hormon dari korteks
medula adrenal sel folikel tiroid adrenal dan gonad

pemrosesan hormon di tempat asalnya yaitu sel endokrin,


sebelum membandingkan cara transpo! dan mekanisme
kerjanya.

I Mekanisme sintesis, penyimpanan, dan


sekresi hormon bervariasi sesuai perbedaan Testosteron, Estradiol,
kimiawinya. hormon hormon
maskulinisasi feminisasi
Karena adanya perbedaan kimiawi, maka cara sintesis. pe-
nyimpanan, dan sekresi berbagai jenis hormon juga berlainan, Gambar 4-22
sebagai berikut. Perbandingan dua hormon steroid, testosteron dan estradiol.

PEMROSESAN HORMON PEPTIDA HIDROFILIK


Hormon peptida disintesis dan disekresikan dengan tahap-
tahap yang sama dengan yang digunakan untuk membentuk
protein yang akan diekspor keluar sel (lihat Gambar 2-3, h.
78). Sejak disintesis sampai disekresikan, hormon peptida
2. Selama perjalanan melalui RE dan kompleks Golgi,
selalu dipisahkan dari protein-protein intrasel dengan me-
molekul prekursor praprohormon besar ini "dipangkas"
nempatkannya di dalam kompartemen terbungkus mem-
menjadi hormon aktif.
bran. Inilah ringkasan dari tahap-tahap tersebut:
Kompleks Golgi kemudian mengemas hormon jadi ini
1. Protein perkursor besar, atau praprohormon, disintesis ke dalam vesikel sekretorik yang terlepas dan disimpan
oleh ribosom di retikulum endoplasma (RE) kasar. di sitoplasma sampai terdapat sinyal yang sesuai untuk
Prekursor ini kemudian bermigrasi ke kompleks Golgi memicu pelepasannya.
dalam vesikel terbungkus membran yang terlepas dari 4. Pada stimulasi yang sesuai, vesikel sekretorik menyaru
RE halus. dengan membran plasma dan melepaskan isinya keluar

"126 Bab 4
dengan eksositosis (lihat h. 29). Sekresi semacarn ini biasa- Hanya sejumlah kecil fraksi hormon lipofilik yang tidak
nya tidak berlangsung terus-menerus; sekresi ini dipicu ha- terikat (bebas) yang aktifsecara biologis (yaitu, bebas menembus
nya oleh rangsangan tertentu. Darah kemudian menyerap dinding kapiler dan berikatan dengan reseptor sel sasaran untuk
hormon yang disekresikan tersebut unruk didisuibusikan. menimbulkan efek). Setelah berinteralsi dengan sel sasaran,
hormon cepat diinaktifkan atau disingkirkan sehingga tidak
PEMROSESAN HORMON STEROID LIPOFILIK lagi tersedia untuk berinteraksi dengan sel sasaran lain. Karena
hormon yang terikat ke pembawa berada dalam keseimbangan
Semua sel steroidogenik (penghasil steroid) melakukan lang-
dinamik dengan hormon bebas, maka bentuk hormon steroid
kah-langkah berikut untuk menghasilkan dan mengeluarkan
dan tiroid yang terikat menjadi kompartemen cadangan yang
produk hormon mereka:
dapat digunakan untuk mengganti kompartemen bebas yang
1. Kolesterol adalah prekursor bersama untuk semua hor- aktif Untuk memperrahankan fungsi normal endolrin, yang
mon steroid. dipantau adalah jumlah hormon lipofilik bebas yang aktif dan
2. Sintesis berbagai hormon steroid dari kolesterol memer- bukan konsentrasi totalnya dalam plasma.
lukan serangkaian reaksi enzimatik yang memodifikasi I Katekolamin adalah hormon tak lazim karena hanya
molekul kolesterol dasar-sebagai contoh, dengan meng- sekitar 507o dari hormon hidrofilik ini yang beredar sebagai
ubah jenis dan posisi gugus samping ylng melekat ke hormon bebas; 50% lainnya berikatan secara longgar dengan
rangka kolesterol (Gambar 4-23). Setiap konversi dari protein plasma albumin. Karena katekolamin larut air maka
kolesterol menjadi hormon steroid spesifik memerlukan makna pengikatan ke protein ini masih belum diketahui.
bantuan dari sejumlah enzimyanghanya terdapar di or-
CATAIAN KLINIS. Sifat kimia suatu hormon menen-
gan steroidogenik tertentu. Karena itu, setiap orga-n ste-
tukan tidak saja cara-cara hormon tersebut diangkut oleh
roidogenikhanya dapat menghasilkan hormon (-hormon)
darah tetapi juga bagaimana hormon tersebut dapat secara
steroid yang perangkat enzimnya dimiliki oleh organ
artifisial dimasukkan ke dalam darah untuk tujuan terapetik.
tersebut. Sebagai contoh, suatu enzim kunci yang diper-
Karena sistem pencernaan ridak mengeluarkan enzim yang
lukan untuk menghasilkan kortisol hanya ditemukan di
dapat mencerna hormon steroid dan tiroid maka kedua hor-
korteks adrenal, sehingga tidak ada organ steroidogenik
mon ini, misalnya steroid seks yang terkandung dalam pil
lain yang dapat menghasilkan hormon ini.
KB, jika dimakan dapat diserap utuh dari saluran cerna ke
3. Tidak seperti hormon peptida, hormon steroid tidak
dalam darah.Tidak ada hormon jenis lain yang dapat di-
disimpan. Setelah terbentuk, hormon steroid larut lemak
berikan per oral karena enzim-enzim pencerna protein akan
ini segera berdifusi melalui membran plasma lemak sel
menyerang hormon tersebut dan mengubahnya menjadi
steroidogenik untuk masuk ke darah. Hanya prekursor
fragmen-fragmen inaktif. Karena itu, hormon-hormon ini
hormon kolesterol yang disimpan dalam jumlah ber-
harus diberikan melalui rure non-oral; misalnya, defisiensi
makna di dalam sel steroidogenik. Karena itu, kecepatan
insulin diterapi dengan penyuntikan insulin setiap hari.
sekresi hormon steroid seluruhnya dikontrol oleh laju
Kini kita akan membahas bagaimana hormon hidrofilik
sintesis hormon. Sebaliknya, sekresi hormon peptida
dan lipofilik berbeda dalam mekanisme kerja mereka di sel
terutama dikontrol dengan mengatur pelepasan hormon
sasaran.
simpanan yang telah disintesis.

Katekolamin adrenomedula dan hormon tiroid memi-


Iiki jalur sintetik dan sekresi unik yang akan dijelaskan dalam I Hormon umumnya menimbulkan efeknya
pembahasan tentang masing-masing hormon ini secara
dengan mengubah protein intrasel.
spesifik di bab-bab mengenai endol.<rin (Bab 18 dan 19).
Untuk menginduksi efeknya, suatu hormon harus berikatan
dengan reseptor sel sasaran yang spesifik baginya. Setiap
I Hormon hidrofilik larut dalam plasma; hormon interaksi antara suatu hormon dengan reseptor sel sasarannya
lipofilik diangkut oleh protein plasma. menghasilkan respons yang sangat khas yang berbeda di
antara hormon-hormon dan di antara sel-sel sasaran berbeda
Semua hormon diangkut oleh darah tetapi dengan carayang
yang dipengaruhi oleh hormon yang sama. Baik lokasi
tidak sama: reseptor di dalam sel sasaran maupun mekanisme induksi
I Hormon peptida hidrofilik diangkut oleh darah dalam respons oleh pengikatan hormon ke reseptornya bervariasi,
bentuk terlarut. bergantung pada aspek kelarutan hormon.
I Steroid dan hormon tiroid iipofilik, yang kurang larut da-
lam air, tidak dapat larut dalam plasma yang mengandung air. LOKASI RESEPTOR UNTUK HORMON HIDROFITIK
Sebagian besar hormon lipofilik beredar dalam darah menuju DAN LIPOFI[IK
sel sasaran dengan terikat secara reversibel ke protein-protein
Hormon dapat dikelompokkan menjadi dua kategori ber-
plasma. Sebagian terikat ke protein plasma spesifik yang di-
dasarkan lokasi utama reseprornya:
rancang untuk membawa hanya satu jenis hormon, sementara
protein plasma yang lain, misalnya albumin, tanpa memilih 1. Peptida dan katekolamin hidrofilik, yang sukar larut
akan mengangkur semua hormon yang "ingin menumpang". dalam lemak, tidak dapat menembus sawar membran

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 127


Kolesterol

'=.L- 1-l-+ Deh idroepiandrosteron


(hormon korteks adrenal)
I

I
,',,'' 1 '' I

I
'\'"-

Testosteron

Androgen
I (hormon seks pria)
I
Kortisol
,, ,,,,
l''., ,

Glu'kokortikoid
Aldosteron (hormon kor,teks adrenal)

.riMinefalokorti.kOid.i' l'..r' il' ii .i.' ii.

(hormon korteks adrenal)


'i].

-- = Zat-zal antara yang pada manusia tidak aktif secara biologis


-"'..y'
Gambar 4-23
Jalur steroidogenik untuk hormon-hormon steroid utama. Semua hormon steroid dihasilkan melalui serangkaian reaksi
enzimatik yang memodifikasi molekul kolesterol, misalnya dengan mengubah-ubah gugus samping yang melekat paCanya.
Setiap organ steroidogenik hanya menghasilkan hormon steroid yang enzim-enzim pemodifikasi spesifik kolesterolnya dimiliki
oleh organ tersebut. Sebagai contoh, testis memiliki enzim yang dibutuhkan untuk mengubah kolesterol menjadi testosteron
(hormon seks pria), sementara ovarium memiliki enzim-enzim yang dibutuhkan untuk menghasilkan progesteron dan berbagai
estrogen (hormon seks wanita).

lemak sel sasaran. Hormon kelompok ini berikatan sasaran. Pengaktifan ini secara langsung mengubah akti-
dengan reseptor spesifik yang terletak di permuhaan uitas protein intrasel yang sudah ada, biasanya enzim,
membran plasma luar sel sasaran. untuk menghasilkan efek yang diinginkan.
2. Hormon tiroid dan steroid lipofilik mudah menembus 3. Semua hormon lipofilik terutama berfungsi dengan
membran permukaan dan berikatan dengan resepror mengaktifkan gen-gen spestfk di sel sasaran untuk me-
spesifik yang terletak di dalam sel sasaran. nyebabkan pembentukan protein intrasel baru, yang pada
gilirannya menghasilkan efek yang diinginkan. Protein
CARA UMUM KERJA HORMON HIDROFILIK DAN yang baru ini dapat berupa enzim arau protein struk-
LIPOFILIK tural.

Meskipun menimbulkan respons biologis yang beragam namun Marilah kita teliti dua mekanime urama kerja hormon (peng-
semua hormon pada akhirnya mempengaruhi sel sasaran mereka aktifan sistem pembawa pesan kedua dan pengaktifan gen)
dengan mengubah protein sel melalui tiga cara umum: secara lebih detil.

I. Sebagian kecil hormon hidrofilik, setelah berikatan


dengan reseptor di permukaan sel sasaran, mengubah I Hormon hidrofilik mengubah protein yang sudah
permeabilitas srl (membuka atau menutup saluran untuk ada melalui sistem pembawa pesan kedua.
satu atau lebih ion) dengan mengubah konformasi (ben-
tuk) protein-protein pembentuk saluran yang telah ada di Sebagian besar hormon hidrofilik (peptida dan katekolamin)
membran. berikatan dengan resepror membran permukaan dan
2. Sebagian besar hormon hidrofilik berfungsi dengan menghasilkan efeknya di sel sasaran dengan bekerja melalui
mengaktiJkan sistem pembawa pesan kedua di dalam sel sistem pembawa pesan kedua untuk mengubah aktivitas

128 Bab 4
protein yang sudah ada. Terdapat dua jalur pembawa pesan protein enzimatik terrentu yang mengatur proses meta-
kedua yang utama: Satu menggunakan adenosin monofos- bolik tertentu dapat meningkat atau menurun.
fat siklik (AMP siklik atau cAMP) sebagai pembawa pesan
Setelah respons terlaksana dan pembawa pesan pertama di-
kedua, dan yang lain menggunakan Ca2..
keluarkan, subunit cr. kembali menyatu dengan subunit B dan
y untuk memulihkan kompleks protein G inaktif. AMP siklik
JALUR PEMBAWA PESAN KEDUAAMP SIKLIK dan bahan-bahan kimia lain yang ikut serta diinaktifkan se-
Dalam penjelasan berikut tentang jalur cAMII langkah- hingga pesan intrasel "terhapus" dan respons dapat dihenti-
langkah yang diberi nomor berkaitan dengan langkahJangkah kan. Jika tidak maka sekali terjadi respons akan berlangsung
bernomor di Gambar 4-24 (h. 130) tanpa henti sampai sel kehabisan bahan yang diperlukan.
Perhatikan bahwa jalur transduksi sinyal ini, Iangkah-
1. Pengikatan pembawa pesan ekstrasel yang sesuai (pem-
langkah yang melibatkan pembawa pesan pertama ekstrasel,
bawa pesan pertama) ke reseptornya di membran per-
reseptor, kompleks protein G, dan protein efektor terjadi di
mukaan akhirnya rnengaktifkan enzim adenilil siklase
(langkah li), yang terletak di sisi sitoplasma membran membran plasma dan menyebabkan pengaktifan pembawa
pesan kedua. Pembawa pesan ekstrasel tidak dapat masuk ke
plasma. Suatu "kurir" terikat membran, protein G, be-
kerja sebagai perantara antara reseptor dan adenilil sikla-
dalam sel untuk "secara pribadi" menyerahkan pesannya
kepada protein yang melaksanakan respons yang diinginkan.
se. Protein G ditemukan di permukaan dalam membran
Pembawa pesan ini memicu proses-proses yang mengaktifkan
plasma. Protein G non-aktif terdiri dari kompleks sub-
pembawa pesan intrasel, cAMP Pembawa pesan kedua ini
unit alfa (cr), beta (0), dan gama (y). Saat ini telah di-
kemudian memicu suatu reaksi biokimia berantai di dalam sel
temukan sejumlah protein G berbeda dengan subunit cr,
yang menyebabkan timbulnya respons sel.
bervariasi. Berbagai protein G ini diaktifkan sebagai res-
pons terhadap pengikatan pembawa pesan pertama ke Berbagai jenis sel memiliki protein jadi yang berbeda-
reseptor di permukaan sel. Ketika pembawa pesan per- beda, yang tersedia untuk difosforilasi dan dimodifikasi oleh
tama berikatan dengan reseptornya, reseptor melekat ke protein kinase A. Karena itw, satu jenis pembawa pesan hedua,
protein G yang sesuai, menyebabkan pengaktifan sub- cAMP, dapat memicu beragam respons di sel yang berbeda,
unit ct. Setelah aktif, subunit o terpisah dari kompleks bergantung pada protein ap^ yang mengalami modifikasi.
protein G dan bergerak di sepanjang permukaan dalam AMP siklik dapat dianggap sebagai suatu "tombol" molekular
membran plasma sampai mencapai suatu protein efek- yangseringdipakaiuntuk"menyalakan' (atau "memadamkan")
tor. Protein efektor ini adalah saluran ion atau enzim di berbagai proses sel, bergantung pada jenis aktivitas protein
dalam membran. Subunit c berikatan dengan protein yang akhirnya termodifikasi di berbagai sel sasaran. Jenis
efektor dan mengubah aktivitasnya. Di jalur AMP siklik, protein yang diubah oleh pembawa pesan kedua bergantung
adenilil siklase adalah protein efektor yang diaktifkan. pada spesialisasi masing-masing sel. Hal ini dapat diibaratkan
Para peneliti telah mengidentifikasi lebih dari 300 re- sebagai kemampuan menerangi atau mendinginkan suatu
septor berbeda yang menyampaikan instruksi pembawa ruangan bergantung pada apakah rombol yang anda tekan
pesan ekstrasel melintasi membran ke protein efektor dihubungkan ke alat khusus untuk menyalakan lampu atau
melalui protein G. ke alat khusus untuk menciptakan gerakan udara (kipas
angin). Di tubuh, variabilitas respons ketika tombol dinyala-
2. Adenilil siklase menginduksi perubahan ATP intrasel
kan bergantung pada perbedaan yang telah diprogram secara
menjadi cAMP dengan memutuskan dua fosfat (lang-
kah &). (Ini adalah ATP yang sama dengan yang di- genetik pada sekumpulan protein di sel-sel yang berbeda.
Sebagai contoh, pengaktifan sistem cAMP menyebabkan
gunakan sebagai "uang" energi di tubuh).
modifikasi kecepatan denyut jantung di jantung, stimulasi
3. cAMP, dengan bekerja sebagai pembawa pesan kedua
pembentukan hormon seks wanita di ovarium, penguraian
intrasel, memicu suatu rangkaian reaksi biokimia yang
simpanan glukosa di hati, kontrol konservasi air sewaktu
telah terprogram di dalam sel untuk menghasilkan res-
pembentukan urin di ginjal, pembentukan jejak-jejak ingatan
pons yang telah ditentukan oleh pembawa pesan per-
sederhana di otak, dan persepsi rasa manis oleh papil kecap.
tama. Mula-mula cAMP mengaktifkan suatu enzim in-
trasel spesifik, protein kinase A (langkah $).
4. Protein kinase A, selanjutnya, memfosforilasi (melekat- SISTEM PEMBAWA PESAN KEDUA Ca2*
kan sebuah gugus fosfat dari AIP ke) protein intrasel
Sebagian sel menggunakan Ca2., bukan cAMB sebagai pem-
spesifik yang sudah ada (langkah $), misalnya suatu
bawa pesan kedua. Dalam hal ini, pengikatan pembawa pesan
enzimyang penting dalam jalur metabolik tertentu.
pertama dengan reseptor permukaan akhirnya menyebabkan,
5. Fosforilasi menyebabkan protein berubah bentuk dan dengan bantuan protein G, pengaktifan enzim fosfolipase
fungsinya (mengaktifkan atau menghambatnya) (lang- C, suatu protein efektor yang terikat ke sisi dalam membran
kah S). (langkah $l di Gambar 4-25) . Enzim ini menguraikan fosfa-
6. Protein yang telah berubah ini menimbulkan perubahan tifilinositol bisfosfat (disingkat PIPr), suatu komponen
pada fungsi sel (langkah $). Perubahan yang terjadi ada- dari ekor molekul fosfolipid di dalam membran itu sendiri.
lah respons fisiologik akhir sel sasaran terhadap pem- Produk pemecahan PIP, adalah fiasilgliserol (DAG) dan
bawa pesan pertama. Sebagai contoh, aktivitas suatu inositol trisfosfat (IPr) (langkah S). IP, adalah fragmen yang

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 129


Pembawa pesan pertama, Pengikatan pembawa pesan ekstrasel,
suatu pembawa
@ pembawa pesan pertama, ke resepior
pesan membran permukaan mengaktifkan
kimiawi _-wg Membran
enzim adenilil siklase yang terikat
ekstrasel Zat antara plasma
membran melalui perantaraan protein G.
plotein G
CES
@
--
Adenilil siklase mengubah ATp intrasel
menjadi AMP siklik.
l-',','
I @ nve
pesan
siklik bekerja sebagai pembawa
l kedua intrasel. memicu respons
sel yang diinginkan dengan mengaktifkan
protein kinase A.
Reseotor @ Adenilil CIS
@ Protein kinase A pada gitirannya
@ (Mengubah) siklase memfosforilasi protein intrasel tertentu.
(Pengikatan pembawa fATp) Pembawa pesan
pesan ekstrasel ke reseptor u kedua @ Fosforilasi memicu perubahan bentuk
mengaktifkan protein G, yang dan fungsi protein tersebut.
(Mensaktirkan)
subunit o-nya kemudian I@ @ Protein yang telah berubah tersebut
berpindah ke dan
Protein kinase A kemudian melaksanakan respons sel
mengaktifkan adenilil siklase)
sesuai dengan yang diperintahkan oleh
ArP pembawa pesan ekstrasel.
@ (Memfosrorilasil (f
rtentu ll-€4-
Protein tertentu
oo,
#w (Fosforilasi memicu
perubahan bentuk protein)
Bentuk dan fungsi
protein berubah

O = tottut

Gambar 4-24
Mekanisme kerja hormon hidrofilik melalui pengaktifan AMP siklik dan pembawa pesan kedua

berperan dalam memetabolisasi simpanan Ca2' intrasel untuk Meskipun jalur cAMP dan Ca2- adalah sistem pembawa
meningkatkan Ca2- sitosol (langkah 3). Kalsium kemudian pesan kedua yang paling banyak dijumpai namun bukan
mengambil alih peran pembawa pesan kedua, yang akhirnya satu-satunya. Sebagai contoh, di beberapa sel guanosin
menyebabkan terjadinya respons yang ditentukan oleh pem- monofosfat siklik (GMP siklik) berfungsi sebagai pembawa
bawa pesan pertama. Banyak dari proses sel dependen Ca2- pesan kedua dalam suatu sistem yang analog dengan sistem
dipicu oleh pengaktifan kalmodulin, suatu protein pengikat cAMP.
Ca2- intrasel (langkah 4). Pengaktifan kalmodulin oleh Ca2- Banyak hormon hidrofilik menggunakan cAMp sebagai
serupa dengan pengaktifan protein kinase A oleh cAMP Dari pembawa pesan keduanya. Beberapa memakai Ca2. intrasel
sini pola kedua jalur serupa. Kalmodulin yang telah akdf dalam peran ini; bagi yang lain; pembawa pesan keduanya
mengubah bentuk dan fungsi protein sel lain (langkah 5), masih belum jelas. Ingatlah bahwa pengaktifan pembawa
baik mengaktifkannya maupun menghambatnya. Protein pesan kedua adalah suatu mekanisme universal yang diguna-
inilah yang menghasiikan respons sel yang diinginkan (lang- kan oleh berbagai pembawa pesan ekstrasel selain hormon
kah 6). (Secara bersamaan, produk penguraian PIP, lainnya, hidrofilik. (Lihat fitur dalam boks,
Konsep, Thntangan, dan
DAC, memicu jalur pembawa pesan kedua yang lain. DAG Kontroversi, untuk penjelasan tentang suatu jalur transduksi
mengaktifkan protein binase C (PKC), yang pada gilirannya sinyal yang mengejutkan - jalur yang menyebabkan sel bu-
menghasilkan respons sel dengan memfosforilasi protein- nuh diri).
protein sel tertentu).
Jalur cAMP dan Ca2- sering bertumpang tindih dalam
menghasilkan aktivitas sel tertentu. Sebagai contoh, cAMP AMPLIFIKASI OLEH JALUR PEMBAWA PESAN
dan Ca2. dapat mempengaruhi satu sama lain. Kalmodulin KEDUA
yang diaktifkan oleh kalsium dapat mengatur adenilil siklase Beberapa hal penting renrang pengaktifan resepror dan proses-
dan dengan demikian mempengaruhi cAMB semenrara pro- proses selanjutnya layak diperhatikan. Pertama, dengan me-
tein kinase A dapat memfosforilasi dan, karenanya, meng- Iihat jumlah langkah yang berperan dalam sistem pembawa
ubah aktivitas pembawa atau saluran Ca2*. pesan kedua, anda mungkin bertanya-tanya mengapa sedemi-

130 Bab 4
Pembawa pesan Pengikatan suatu pembawa pesan
@
**' -'''"fi
pertama, pembawa Membran plasma
ekstrasel ke reseptor membran
permukaan mengaktifkan enzim
"',.-^nuprotein fosfolipase C yang terikat ke membran
c melalui perantaraan protein G.
G
f ros,rotioase
Fosfolipase C mengubah PlPr, suatu
komponen membran, menjadi DAG
dan lP..
pada gilirannya memobilisasi
@ yang
't. disimpan di dalam organel.
Ca2*

-".",..H%reffi
(Pengikatan pembawa
: ieler
@ 6;u5uh e1s6
fosfolipase C
cls @
menjadi ".u,
yang bekerja sebagai pembawa
pesan kedua, mengaktifkan kalmodulin

pesan ekstrasel ke reseptor


DAG dan lPr) @ Kalmodulin menginduksi perubahan
mengaktifkan protein G, bentuk dan fungsi protein intrasel tertentu.
yang subunit c-nya kemudian Protein yang telah berubah kemudian
berpindah ke dan mengaktii;" G;O @ menghasilkan respons sel yang diinginkan
fosfoliPase c) sesuai perintah pembawa pesan ekstrasel.
@ (N/emobilisasi)
Memurai ,ur* J
pembawa pesan Ca2* intrasel yang di-
kedua yang lain simpan di dalam organel

Pembawa pesan kedua

(Mensaktifkan)
€D

(Menginduksi perubahan
bentuk protein)

PlP, = p6.lulidilinositol bisfosfat


DAG = Diasilgliserol
lPs = lnositol trisfosfat
Gambar 4-25
Pengaktifan sistem pembawa pesan kedua kalsium oleh pembawa pesan ekstrasel

kian banyak sel menggunakan sistem kompleks yang sama ini, konsentrasi hormon dan pembawa pesan kimiawi lain yang
untuk melaksanakan sedemikian banyak fungsi. Banyaknya sangat rendah sudah dapat memicu respons sel yang men-
langkah pada jalur pembawa pesan kedua sebenarnya meng- colok.
untungkan, karena efek multipliffkasi jaiur ini sangat mem-
perkuat sinyal awal. Amplifikasi berarti bahwa kekuatan
keluaran suatu sistem jauh lebih besar daripada masukannya.
MODIFIKASI JALUR PEMBAWA PESAN KEDUA
Pengikatan satu molekul pembawa pesan ekstrasel ke reseptor- Meskipun reseptor membran berfungsi sebagai penghubung
nya mengaktifkan sejumlah molekul adenilil siklase (marilah antara pembawa pesan perrama ekstrasel dan pembawa pesan
kita anggap 10), yang masing-masing mengaktifkan banyak kedua intrasel dalam pengaturan aktivitas-aktivitas sel tertenru,
(dalam contoh hipotetis kita, katakan 100) molekul cAMP reseptor itu sendiri juga sering berada di bawah kontrol. Pada
Setiap molekul cAMP kemudian bekerja pada saru protein banyak keadaan, jumlah dan afinitas (daya ikat reseptor aras
kinase A, yang memfosforilasi dan karenanya mempengaruhi pembawa pesan kimiawinya) dapat berubah, bergantung pada
banyak (kembali kita andaikan 100) protein spesifik, misalnya keadaan. Sebagai contoh, jumlah resepror untuk hormon
enzim. Setiap enzim, pada gilirannya, bertanggung jawab insulin dapat turun sebagai respons terhadap peningkatan
menghasilkan banyak (mungkin 1 00) molekul produk tertentu, kronik insulin dalam darah. Kemudian, saat kira membahas
misalnya produk selretorik. Hasil dari proses berjenjang ini, kelenjar-kelenjar endokrin spesifik secara detil, anda akan
dengan satu proses memicu proses berikutnya dalam rangkai- mempelajari lebih banyak tentang mekanisme yang mengarur
an, adalah amplifikasi luar biasa sinyal awal. Dalam contoh responsivitas sel sasaran terhadap hormonnya ini.
hipotetis kita, satu molekul pembawa pesan kimiawi berperan CATAIAN KLINIS. Banyak proses penyakit dapat di-
menghasilkan i 0 juta rnolekul produk sekretorik. Dengan cara kaitkan dengan malfungsi resepror atau defek di salah satu

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 131


Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
Bunuh Diri sel Terprogram: contoh Mengejutkan Jalur Transduksi sinyal

Pada sebagian besar kasus, jalur pada tubuh orang dewasa. Fungsi pasokan O, akibat penyumbatan total
transduksi sinyal yang dipicu oleh optimal sebagian besar jaringan pembuluh darah yang mendarahinya,
pengikatan suatu pembawa pesan bergantung pada keseimbangan mati akibat nekrosis (lihat h. 362).
kimiawi ekstrasel dengan reseptor antara produksi sel baru dan Meskipun nekrosis dan apoptosis
membran permukaan ditujukan untuk destruksi diri sel. Keseimbangan ini sama-sama menyebabkan kematian,
mendorong fungsi yang sesuai, mempertahankan jumlah sel yang tahap-tahap yang terlibat sangat
pertumbuhan, kelangsungan hidup, sesuai di suatu jaringan sembari berbeda. Pada nekrosis, sel yang mati
atau reproduksi sel. Sebaliknya, setiap menjamin pasokan sel segar yang adalah korban yang pasif, sementara
sel memiliki jalur inheren tak lazim berada dalam puncak kinerjanya. pada apoptosis sel secara aktif ikut
yang, jika terpicu, menyebabkan sel I Kematian sel terprogram berperan serta dalam kematiannya sendiri. pada
melakukan bunuh diri dengan penting dalam sistem imun. nekrosis, sel yang cedera tidak dapat
mengaktifkan enzim-enzim penggun- Apoptosis adalah salah satu cara memompa keluar Na* seperti biasa.
ting protein intrasel, yang memotong untuk menghilangkan sel yang Akibatnya, air masuk melalui osmosis,
sel menjadi kepingan-kepingan kecil terinfeksi oleh virus berbahaya. menyebabkan sel membengkak dan
yang mudah dibersihkan. Kematian sel Selain itu, sel darah putih yang pecah. Biasanya pada nekrosis
terprogram yang disengaja ini disebut melawan infeksi dan telah melak- gangguan yang menyebabkan
apoptosis. (Kata ini berarti "terlepas", sanakan tugasnya serta tidak lagi kematian sel juga mencederai banyak
dalam kaitannya dengan membuang diperlukan akan mematikan dirinya sel sekitar sehingga banyak sel sekitar
sel yang tidak lagi bermanfaat, seperti send iri. membengkak dan pecah bersama-
daun rontok pada musim gugur). I Sel-sel yang tidak diinginkan yang sama. Pelepasan isi sel ke dalam
Apoptosis adalah bagian normal dari me nga nca m homeostasis b i asa nya jaringan sekitar memicu respons
kehidupan-sel-sel yang menjadi disingkirkan dari tubuh dengan peradangan di tempat kerusakan
berlebih atau terganggu dipicu untuk apoptosis. Yang termasuk dalam tersebut (lihat h. 450). Sayangnya,
menghancurkan dirinya sendiri demi daftar "korban" ini adalah sel tua, respons peradangan memiliki kemung-
tujuan yang lebih besar yaitu pemeli- sel yang mengalami kerusakan tak kinan merusak sel-sel sekitar yang
haraan kesehatan tubuh keseluruhan. tersembuhkan akibat terpajan ke masih sehat.
radiasi atau racun lain, dan sel yang Sebaliknya, apoptosis terjadi pada
Peran Apoptosis mungkin akan kacau. Banyak sel sel tertentu tanpa mengenai sel-sel
Di sini adalah contoh-contoh peran mutan dieliminasi dengan cara ini sekitar. Sel yang memberi sinyal untuk
penting yang dilakukan oleh program sebelum benar-benar menjadi bunuh diri melepaskan dirinya dari
pengorbanan intrinsik ini: kanker. sel-sel sekitar kemudian menciut, bukan
I Eliminasi-diri sel-sel tertentu yang membengkak dan pecah. Sebagai
dapat diperkirakan adalah bagian Perbandingan Apoptosis dan Nekrosis senjatanya yang mematikan, sel yang
normal dari perkembangan. 5el-sel Apoptosis bukan satu-satunya cara bunuh diri tersebut mengaktifkan suatu
tertentu yang tidak diinginkan yang kematian sel, namun ini adalah cara jenjang enzim pemotong protein
diproduksi selama perkembangan yang paling rapi. Apoptosis adalah cara intrasel yang dalam keadaan normal
diprogram untuk membunuh diri terkontrol, disengaja, rapi untuk inaktif, kaspase, yang membunuh sel
mereka sendiri. Selama perkem- menghilangkan sel-sel yang tidak lagi dari dalam. Ketika sel diberi sinyal
bangan seorang wanita, misalnya, dibutuhkan atau menimbulkan untuk menjalani apoptosis, mitokondria
apoptosis secara sengaja menghi- ancaman bagi tubuh. Bentuk lain menjadi bocor sehingga sitokrom c
Iangkan duktus embrionik yang kematian sel, nekrosis (memiliki arti keluar ke dalam sitosol. Sitokrom c,
dapat membentuk saluran repro- "membuat mati") adalah pembunuhan suatu komponen rantai transpor
duksi pria. Demikian juga, apoptosis yang tidak terkendali, tidak disengaja, elektron, biasanya ikut serta dalam
membentuk jari tangan dari tangan dan "kotor" pada sel-sel berguna yang fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan
berbentuk kantung dengan mengalami cedera berat oleh sesuatu ATP (lihat h. 38). Di luar lingkungan
menghilangkan membran mirip jala dari luar sel, misalnya pukulan fisik, normalnya di mitokondria, sitokrom c
di antara jari-jari tersebut. kekurangan 02, atau penyakit. Sebagai mengaktif kan jenjang kaspase. Sekali
I Apoptosis penting dalam perputar- contoh. selama serangan jantung, diaktifkan, enzim-enzim golongan
a nlpe rtu ka ra n (tu rn-ove r) ja ri ng a n sel-sel otot jantung yang kekurangan kaspase ini bekerja seperti gunting

dari berbagai komponen jalur transduksi sinyal. Sebagai con-


toh, gangguan reseptor merupakan penyebab cebol Laron I Denganmerangsang gen, hormon lipofilik
(Laron duafism). Pada penyakit ini, pasien bertubuh sangat mendorong sintesis protein baru.
pendek meskipun kadar hormon pertumbuhannya normal,
Semua hormon lipofilik (hormon steroid dan tiroid) berikat-
karena jaringan tidak dapat berespons secara normal terhadap
an dengan reseptor intrasel dan terutama menghasilkan efek
hormon pertumbuhan. Hal ini bertentangan dengan jenis di sel sasarannya dengan mengaktifkan gen-gen terrenru
cebol yang lebih umum di mana tubuh pasien sangat pendek
untuk mensintesis protein stuktural atau enzimatik baru.
karena defisiensi hormon pertumbuhan.
LangkahJangkah dalam proses berikut ini berkorelasi dengan
Setelah mempelajari cara-cara hormon hidrofilik me- angka-angka di Gambar 4-26,h. 135:
nimbulkan perubahan pada sel sasarannya, kini kita akan 1. Hormon lipofilik bebas (hormon yang tidak terikat ke
berfokus pada mekanisme kerja hormon lipofilik. pembawa) berdifusi menembus membran plasma sel

132 Bab 4
molekul untuk membongkar sel secara bagi tubuh, bahwa semua di lingkungan Meskipun semua sel memiliki perang-
sistematis. Dengan menggunting sekitar sel baik-baik saja, dan bahwa kat kematian yang sama namun sinyal
protein demi protein, enzim-enzim ini segala sesuatu di dalam sel bekerja yang menginduksi mereka untuk
memotong nukleus, menguraikan DNA dengan baik. Sinyal-sinyal ini menca- bunuh diri bervariasi.
yang esensial untuk kehidupan, lalu kup faktor pertumbuhan spesifik Mengingat bahwa kehidupan setiap
menguraikan sitoskeleton penentu jaringan, hormon-hormon tertentu, sel bergantung pada keseimbangan
bentuk internal, dan akhirnya meme- dan kontak yang sesuai dengan sel-sel yang rawan ini setiap saat, tidaklah
cah-mecah sel itu sendiri menjadi tetangga dan matriks ekstrasel. mengherankan bahwa kegagalan
paket-paket terbungkus membran Sinyal-sinyal kelangsungan hidup kontrol apoptosis-yang menyebabkan
yang mudah dibersihkan. Yang ekstrasel ini memicu jalur-jalur intrasel bunuh diri sel berlebihan atau
penting, isi sel yang mati tetap yang menghambat pengaktifan kekurangan-tam paknya berperan
terbungkus oleh membran plasma jenjang kaspase sehingga perangkat pada banyak penyakit penting.
sepanjang proses bunuh diri ini kematian sel dapat ditahan. Sebagian Aktivitas apoptoti k berlebihan
sehingga isi intrasel yang berpotensi besar sel terprogram untuk bunuh diri dipercaya ikut berperan dalam
merusak tidak keluar seperti pada jika mereka tidak mendapat sinyal kematian sel otak pada penyakit
nekrosis. Tidak terjadi respons kelangsungan hidup yang "menen- Alzheimer, penyakit Parkinson, dan
peradangan sehingga sel-sel sekitar teramkan" tersebut. Jika jalur-jalur stroke, serta kematian dini sel-sel
tidak terganggu. Sel-sel di sekitar intrasel pelindung tersebut dihilangkan penahan infeksi pada AlD5. Sebaliknya,
malah dengan cepat menelan dan maka enzim-enzim penggunting apoptosis yang terlalu sedikit kemung-
menghancurkan fragmen-fragmen sel protein yang mematikan akan beraksi. kinan besar berperan dalam kanker.
apoptotik dengan fagositosis. Produk Sebagai contoh, terhentinya sinyal dari Bukti-bukti mengisyaratkan bahwa sel
penguraian didaur ulang untk tujuan faktor pertumbuhan atau terlepasnya kanker tidak berespons terhadap
lain sesuai kebutuhan. Sementara itu, sel dari matriks ekstrasel menyebabkan sinyal-sinyal ekstrasel normal yang
jaringan secara keseluruhan terus sel tersebut segera bunuh diri. mendorong kematian sel. Karena tidak
berfungsi normal, dengan sel apopotik 5elain itu, sel memperlihatkan mati setelah mendapat sinyal yang
diam-diam mematikan dirinya sendiri. "reseptor kematian" di membran sesuai maka sel-sel ini terus tumbuh
plasmanya yang menerima "sinyal tak terkendali, membentuk massa
Kontrol Apoptosis kematian" ekstrasel, misalnya dari kacau yang lepas kontrol.
Jika di setiap sel terdapat kaspase-
hormon tertentu atau pembawa pesan Apoptosis saat ini merupakan salah
kaspase poten yang dapat merusak sel
kimiawi spesifik dari sel darah putih. satu topik penelitian yang paling
itu sendiri, apa yang secara normal Pengaktifan jalur kematian oleh "panas". Para peneliti berlomba untuk
menjaga enzim-enzim kuat ini tetap
sinyal-sinyal ini dapat menggilas menguraikan berbagai faktor yang
berada di bawah kendali (yaitu, dalam jalur-jalur penyelamat nyawa yang berperan dalam jalur transdul<si sinyal
bentuk inaktif) saat sel yang diaktifkan oleh sinyal kelangsungan yang mengendalikan proses ini.
bermanfaat bagi tubuh dan layak hidup. Jalur transduksi kematian sel Harapan mereka adalah menemukan
hidup? Demikian juga, apa yang
dengan cepat menyalakan perangkat cara untuk memperbaiki perangkat
mengaktifkan jenjang kaspase di sel apoptotik internal, mendorong sel ke apoptotik untuk mencari terapi-terapi
yang tidak diinginkan yang ditakdirkan
kematiannya sendiri. Demikian juga, baru untuk berbagai penyakit
untuk mengeliminasi dirinya sendiri? perangkat bunuh-diri diaktifkan ketika mematikan.
Karena pentingnya keputusan
sel menderita kerusakan intrasel yang
hidup-atau-mati ini, tidaklah tidak dapat diperbaiki. Karena itu,
mengherankan bahwa terdapat
sebagian sinyal menghambat apopto-
banyak jalur yang mengontrol secara
sis, sementara yang lain mengaktifkan-
ketat apakah suatu sel hidup atau nya. Apakah sebuah sel akan hidup
mati. Sebuah sel secara normal
atau mati bergantung pada sinyal
menerima "sinyal kelangsungan
mana yang mendominasi pada setiap
hidup" secara terus-menerus, yang waktu.
meyakinkan sel bahwa ia bermanfaat

sasaran dan berikatan dengan reseptor spesifiknya di da- bagai hormon steroid dan hormon tiroid, setelah berikatan
lam sel (langkah rg:). Sebagian besar reseptor hormon dengan reseptor masing-masing, melekat ke HRE yang
lipofilik terletak di nukleus. berbeda di DNA. Sebagai contoh, komplela esrrogen-
2. Setiap reseptor memiliki regio spesifik untuk berikatan reseptor berikatan di elemen respons estrogen DNA.
dengan hormonnya dan regio lain untuk berikatan dengan
3. Pengikatan kompleks hormon-reseptor dengan DNA
DNA. Reseptor tidak dapat mengikat DNA kecuali jika ia
akhirnya "menyalakan" suatu gen spesifik di sel sasaran.
mula-mula mengikat hormonnya. Setelah hormon ber-
ikatan dengan reseptor, kompleks hormon-reseptor ini Gen ini mengandung kode/sandi untuk membentuk
kemudian berikatan dengan DNA di tempat pengikatan protein rertentu. Kode gen yang diaktifkan ini ditrans-
spesifik di DNA yang dikenal sebagai hormone response kripsikan menjadi messenger RNA (mRNA) komplemen-
element (HRE, elemen respons hormon) (langkah }). Ber- ter (langkah g.

Prinsip Komunikasi 5araf dan Hormon 133


4. mRNA yang baru meninggalkan nukleus dan masuk ke Selanjutnya kita akan membandingkan persamaan dan
sitoplasma (langkah S. perbedaan respons saraf dan hormon di tingkat sistem.
5. Di sitoplasma, mRNA berikatan dengan ribosom, "meja
kerja'tempat peny'usunan protein baru . Di sini, mRNA
mengarahkan sintesis protein baru sesuai kode DNA PERBANDINGAN SISTEM SARAF
pada gen yang diaktifkan di atas (langkah g).
6. Protein yang baru dibentuk, baik struktural maupun
DAN SISTEM ENDOKRIN
enzimatik, menghasilkan respons fisiologis sel sasaran Seperti anda ketahui, sistem saraf dan endokrin adalah dua
terhadap hormon (langkah iil. sistem regulatorik utama tubuh. Sistem saraf dengan cepat
Melalui mekanisme ini, hormon lipofilik yang berbeda meng- menyalurkan impuls listrik ke otot rangka dan kelenjar
aktifkan gen yang berbeda pula sehingga timbul efek biologis eksokrin yang disarafinya. Sistem endokrin mengeluarkan
yang beragam. hormon ke dalam darah untuk disalurkan ke tempat kerja
Meskipun sebagian besar kerja steroid terjadi melalui yang terletak jauh. Meskipun kedua sistem ini berbeda dalam
pengikatan hormon ke reseptor intraselnya yang menyebab- banyak segi, namun juga memiliki banyak kesamaan (Thbel
kan pengaktifan gen, studi-studi terakhir mengungkapkan 4-5). Keduanya akhirnya mengubah sel sasaran (tempat kerja)
adanya mekanisme lain yang digunakan hormon steroid dengan mengeluarkan pembawa pesan kimiawi (neurotrans-
untuk menimbulkan efek-efek yang terlalu cepat untuk miter pada sel saraf, hormon pada sel endokrin) yang berikatan
diperantarai oleh transkripsi gen. Para peneliti telah mem- dengan resepror spesifik di sel sasaran.Pengikatan ini memicu
pelajari bahwa sebagian hormon steroid, terurama beberapa respons sel yang ditentukan oleh sistem regulatorik. Marilah
hormon seks, berikatan dengan reseptor steroid unik di kita teliti perbedaan anatomik antara kedua sistem ini serta
membran plasma, selain berikatan dengan reseptor steroid berbagai cata yarg digunakan untuk menimbulkan efek
tradisional di nukleus. Pengikatan di membran ini menye- spesifik.
babkan efeb reseptor steroid nongenomik, yaitu, efek yang
dilaksanakan oleh sesuatu di luar perubahan aktivitas gen,
misalnya dengan menginduksi perubahan fluks ion melewati I Sistem saraf adalah sistem "kabel", dan sistem
membran atau mengubah aktivitas enzim-enzim sel. endokrin adalah sistem "nirkabel".
Secara anatomis, sistem saraf dan endokrin cukup berbeda.
Pada sistem saraf, setiap sel saraf berakhir langsung di sel
I Respons hormon lebih lambat dan lebih lama sasaran spesifik; yaitu, sistem saraf adalah "kabel" yang ter-
daripada respons saraf. susun sangat spesifik membentuk jalur-jalur anatomik yang
rapi untuk menyalurkan sinyal dari satu bagian tubuh ke
Dibandingkan dengan respons sarafyang terlaksana dalam bagian lain. Informasi dibawa di sepanjang rantai neuron ke
hitungan milidetik, kerja hormon relatif lambat dan ber- tujuan yang diinginkan melalui perambatan potensial aksi
kepanjangan, memerlukan waktu beberapa menit sampai disertai transmisi melalui sinaps. Sebaliknya, sistem endokrin
beberapa jam setelah hormon berikatan dengan resepror- adalah sistem "nirkabel" yaitu bahwa kelenjar endokrin tidak
nya. Variabilitas waktu awitan untuk respons hormon ini berkaitan secara anaromis dengan sel sasarannya. pembawa
bergantung pada mekanisme yang digunakan. Hormon pesan kimiawi endolrin disekresikan ke dalam darah dan
yang bekerja melalui sistem pembawa pesan kedua untuk disalurkan ke sasaran yang letaknya jauh. Pada kenyataannya,
mengubah aktivitas enzim yang sudah ada, sudah bekerja komponen-komponen sistem endokrin itu sendiri tidak se-
maksimal dalam beberapa menit. Sebaliknya, respons cara anatomis berkaitan; kelenjar endokrin tersebar di selu-
hormon yang memerlukan sintesis protein baru mungkin ruh tubuh (lihat Gambar 18-1, h. 726). Namun, secara fung-
memerlukan waktu hingga beberapa jam sebelum efek sional kelenjar-kelenjar ini membentuk suatu sistem karena
timbul. semuanya mengeluarkan hormon dan terjadi banyak inter-
Juga berbeda dari respons sarafyang cepat selesai setelah aksi di antara berbagai kelenjar endokrin.
sinyal pemicu berhenti, respons hormon menetap untuk
beberapa waktu setelah hormon tidak lagi terikat ke resep-
tornya. Sekali suatu enzim diaktifkan sebagai respons terha- I Spesifisitas neuron disebabkan oleh kedekatan
dap input hormon hidrofilik, enzim tersebut tidak lagi ber- anatomik; spesifisitas endokrin disebabkan oleh
gantung pada keberadaan hormon. Karena itu, respons
spesialisasi reseptor,
bertahan hingga enzim diinaktifkan. Demikian juga, sekali
suatu protein terbentuk sebagai respons terhadap input hor- Akibat perbedaan anatomik mereka, sistem saraf dan sistem
mon lipofilik, protein tersebut terus berfungsi hingga terurai. endokrin memperoleh spesifisitas kerja melalui cara yang
Akibatnya, efek hormon biasanya berlangsung hingga bebe- berbeda. Spesifisitas komunikasi saraf bergantung pada
rapa lama setelah penghentiannya. Dapat diperkirakan bah- keeratan hubungan anatomik sel saraf dengan sel sasarannya,
wa respons yang bergantung pada sintesis protein bertahan sehingga setiap neuron memiliki jangkauan pengaruh yang
lebih lama daripada yang ditimbulkan oleh pengaktifan sangat sempit. Neurotransmiter dibebaskan dengan distribusi
enzim. terbatas ke sel-sel sasaran sekitar lalu cepar diinaktifkan atau

134 Bab 4
Sitoplasma sel sasaran Nukleus @ Horrnon lipofilik berdifusi melewati
membran plasma dan membran nukleus
sel sasarannya dan berikatan dengan
reseptor nukleus yang spesifik baginya.
Kompleks hormon-reseptor sebaliknya
@
- berikatan dengan elemen respons hormon,
suatu segmen DNAyang spesifik bagi
kompleks hormon-reseptor.

@ gen-gen
Pengikatan ke DNA ini mengaktifkan
spesifik, yang menghasilkan
mRNA komplementer.

@ mRNA meninggalkan nukleus.

@ Di sitoplasma, mRNA mengarahkan


sintesis protein baru.

@ Protein-protein baru ini, baik enzimatik


maupun struktural, melaksanakan
respons fisiologik sel sasaran terhadap
hormon.

H = hormon lipofilik bebas HRE = hormone response element


R = reseptor hormon lipofilik mRNA = messenger RNA
Gambar 4-26
Mekanisme kerja hormon lipofilik melalui pengaktifan gen
(Sumber: Diadaptasi dengan ijin dari GeorgeA, Hedge, Howard D. Colby, dan Robert L. Goodman, Clinical Endocrine Physiology
lPhiladelphia: WB Saunders Company, 19871, Gbr. 1-9, h. 20).

Tabel 4-5
Perband inga n Sistem Saraf dan Sistem Endokrin
:

SIFAT SISTEM SARAF SISTEM ENDOKRIN

Susunan Anatomik Sistem "berkabel"; susunan struktur yang Sistem "nirkabel"; kelenjar endokrin tersebar
spesifik antara neuron dan sel sasaran; luas dan tidak berkaitan secara struktural satu
kontinu itas struktural sistem sama lain atau dengan sel sasarannya
Jenis Pembawa Pesan Neurotransmiter yang dikeluarkan ke dalam Hormon yang dikeluarkan ke dalam darah
Kimiawi celah sinaps
Jbngkauan Pembawa Sangat dekat (berdifusi menyeberangi celah Jarak jauh (dibawa oleh darah)
Pesan Kimiawi sinaps)
Cara Spesifisitas Efek di Bergantung pada hubungan anatomik erat Bergantung pada spesifisitas pengikatan sel
Sel Sasaran antara sel saraf dan sel sasaran sasaran serta responsivitas terhadap hormon
tertentu
Kecepatan Respons Cepat (milidetik) Lambat (menit sampai jam)
Lama Kerja Singkat (milidetik) Lambat (menit sampai hari atau lebih lama)
Fungsi Utama Mengoordinasikan respons cepat dan tepat Mengontrol aktivitas yang lebih memerlukan
durasi daripada kecepatan

dibersihkan sebelum memperoleh akses ke darah. Sel sasaran anda. Jika ACh secara tak terbatas dibebaskan ke dalam da-
suatu neuron memiliki reseptor untuk neurotransmiteq te- rah, seperti hormon pada sistem endokrin nirkabel, maka
tapi demikian juga banyak sel lain di lokasi yang lain, dan semua otot rangka akan secara bersamaan berespons dengan
sel-sel ini dapat berespons terhadap mediator yang sama ini berkontraksi, karena semua memiliki resepror untuk ACh.
seandainya mediator tersebut sampai kepada mereka. Sebagai Tentu saja hal ini tidak terjadi, karena adanya pola perkabelan
contoh, keseluruhan sistem sel sarafyang menyaraff seluruh tepat yang menghubungkan langsung neuron motorik
otot rangka (neuron motorik) tubuh anda menggunakan dengan sel sasarannya.
neurorransmiter yang sama, asetilholin (ACh), dan semua Spesifisitas ini bertolak belakang dengan cara spesifisitas
otot rangka anda memiliki reseptor ACh komplementer (Bab komunikasi pada sistem endokrin. Karena mengalir dalam
8). Namun anda dapat secara spesifik menggoyangkan jem- darah, maka hormon dapat mencapai hampir semua jaringan.
pol kaki anda tanpa mempengaruhi otot lain, karena ACh Namun meskipun distribusi hormon ke mana-mana, namun
dapat secara tersendiri dibebaskan dari neuron motorik yang hanya sel sasaran tertentu yang berespons terhadap masing-
secara spesifik tersambung ke otot pengontroi jempol kaki masing hormon. Spesifisitas kerja hormon bergantung pada

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 135


spesialisasi reseptor sel sasaran. Agar suatu hormon dapat terikat ke reseptor untuk beberapa lama sehingga efek biolo-
menimbulkan efeknya, hormon mula-mula harus berikatan gis juga memanjang. Selain itu, tidak seperti respons saraf
dengan reseptor yang spesifik baginya yang terletak hanya di yang berlangsung singkat dan berhenti hampir langsung
sel sasaran hormon. Reseptor sel sasaran bersifat sangat pe- setelah neuroffansmiter dipindahkan, efek endokrin biasanya
milih dalam membentuk ikatan. Reseptor ini hanya akan berlangsung beberapa waktu setelah hormon dihentikan.
mengenal dan berikatan dengan hormon terrenru, meskipun Respons sarafterhadap satu kali letupan pengeluaran neuro-
ia terpajan secara bersamaan ke banyak hormon lain dalam transmiter berlangsung hanya beberapa milidetik sampai
darah, yang sebagian di antaranya sangat mirip secara sffuk- detik, sementara perubahan di sel sasaran yang ditimbulkan
tural dengan hormon tertentu tersebut. Reseptor mengenal oleh hormon berlangsung selama beberapa menit hingga
suatu hormon karena konformasi suatu bagian dari molekul beberapa hari atau, pada kasus efek hormon pertumbuhan,
reseptor cocok dengan bagian tertentu hormon seperti "kunci seumur hidup. Karena itu, kerja hormon relatif lambat dan
dengan anak kuncinyd'. Pengikatan suaru hormon dengan berkepanjangan, menyebabkan kontrol endokrin sangar co-
reseptornya memicu reaksi yang berpuncak pada efek akhir cok untuk mengatur aktivitas metabolik yang memerlukan
hormon. Hormon tidak dapat mempengaruhi sel lain karena srabi litas jangka pan.iang.
sel bukan sasaran tidak memiliki reseptor pengikat yang Meskipun sistem endokrin dan saraf memiliki bidang
tePat. spesialisasi masing-masing, keduanya berkaitan erat secara
fungsional. Sebagian sel saraf tidak mengeluarkan neuro-
rransmiter di sinaps tetapi malah berakhir di pembuluh da-
I Sistem saraf dan endokrin memiliki lingkup rah dan mengeluarkan pembawa pesan kimiawinya (neuro-
otoritas masing-masing tetapi saling berinteraksi hormon) ke dalam darah, di mana bahan-bahan kimia ini
secara fungsional. bertindak sebagai hormon. Suatu pembawa pesan bahkan
dapat menjadi neurotransmiter jika dibebaskan dari ujung
Sistem saraf dan endokrin adalah sistem yang khusus
saraf dan sebagai hormon jika disekresikan oleh sel endo-
mengontrol berbagai jenis aktivitas. Secara umum, sistem
krin. Sistem sarafsecara langsung atau tak langsung mengon-
saraf mengatur koordinasi respons yang cepat dan tepat.
trol sekresi banyak hormon (lihat Bab l7). Pada saar yang
Sistem ini sangar penting dalam interaksi tubuh dengan
sama, banyak hormon bertindak sebagai neuromodulator,
lingkungan eksternal. Sinyal saraf dalam bentuk potensial
mengubah efektivitas sinaps sehingga mempengaruhi sifat
aksi cepat dihantarkan di sepanjang serat sel saraf,, menye-
peka rangsang sisrem saraf. Adanya hormon kunci tertentu
babkan pelepasan neurotransmiter di ujung sarafyang hanya
bahkan esensial bagi perkembangan dan pematangan otak
harus berdifusi melintasi suatu jarak mikroskopik menuju sel
selama kehidupan janin. Selain itu, pada banyak keadaan
sasaran sebelum respons timbul. Respons yang diperantarai
sistem saraf dan endokrin sama-sama mempengaruhi sel
oleh sistem saraftidak saja cepat tetapi juga singkat; respons
sasaran yang sama secara saling melengkapi. Sebagai contoh,
segera dihentikan setelah neurotransmirer cepar dikeluarkan
kedua sistem regulatorik utama ini membantu mengarur
dari sasarannya. Hal ini memungkinkan respons diakhiri,
sistem sirkulasi dan pencernaan. Karena itu, banyak ter-
respons dapat cepat diulang, arau respons segera diganti
dapat persinggungan regulatorik penting antara sisrem saraf
dengan respons lain, sesuai kebutuhan saat iru (misainya,
dan endokrin. Studi renrang hubungan ini dikenal sebagai
perubahan cepar dalam perintah ke kelompok-kelompok
neuroendokrinologi.
otot yang diperlukan untuk berjalan). Cara kerja ini menye-
Dalam tiga bab berikutnya, kita akan berkonsentrasi
babkan komunikasi sarafberlangsung sangar cepat dan tepar.
pada sistem sarafdan akan mengulas sistem endoftrin secara
Jaringan sasaran sistem saraf adalah otot dan kelenjar, ter- lebih mendalam di bab-bab selanjutnya. Di seluruh teks ini
utama kelenjar eksokrin tubuh.
kita akan terus menunjukkan beragam cara interalsi kedua
Sistem endokrin, sebaliknya, adalah sistem yang khusus
sistem ini sehingga tubuh adalah suatu keseluruhan yang
mengontrol aktivitas-aktivitas yang lebih memerlukan durasi
terpadu, meskipun masing-masing sistem memiliki lingkup
daripada kecepatan, misalnya mengatur metabolisme organik
otoritas masing-masing.
serta keseimbangan air dan elektrolit; mendorong perrum-
buhan dan perkembangan yang lancar dan berkesinambung-
an; dan mengontrol reproduksi. Sistem endokrin berespons
lebih lambat terhadap rangsangan pemicunya daripada sis- PERSPEKTIF BAB INI: FOKUS PADA
tem saraf, karena beberapa alasan. Pertama, sistem endokrin
HOMEOSTASIS
harus bergantung pada aliran darah untuk menyampaikan
pembawa pesan kimiawinya dalam jarak yangjauh. Kedua, Untuk mempertahankan homeostasis, sel-sel harus berko-
mekanisme kerja hormon di sel sasaran biasanya lebih kom- munikasi sehingga dapat bekerja sama untuk melaksanakan
pleks daripada mekanisme kerja neurotransmirer sehingga kegiatan-kegiatan untuk kelangsungan hidup. Untuk meng-
memerlukan waktu lebih lama sebelum menghasilkan res- hasilkan respons yang sesuai, dua sistem regulatorik utama
pons. Efek akhir sebagian dari hormon ini tidak dapat di- tubuh, sistem saraf dan sistem endokrin, pada khususnya
deteksi sampai beberapa jam setelah hormon berikatan harus berkomunikasi dengan sel sasaran yang dikontrol.
dengan reseptor sel sasaran. Juga, karena tingginya afinitas Karena itu komunikasi saraf dan hormon sangar p€nting
reseptor terhadap hormon pasangannya, hormon sering tetap untuk mempertahankan lingkungan internal yang stabil

136 Bab 4
serta untuk memadukan aktivitas-aktivitas nonhomeosta- jauh tempat hormon tersebut menim-
sasaran yang letaknya
tik. bulkan efek dengan mengubah aktivitas protein enzimatik
Sel saraf adalah sel khusus untuk menerima, memproses, atau struktural sel-sel tersebut. Hormon larut air umumnya
menyandi, dan menyalurkan dengan cepat informasi dari mengubah protein intrasel yang sudah ada dengan meng-
satu bagian tubuh ke bagian lain. Informasi disalurkan oleh aktifkan sistem pembawa pesan kedua. Hormon larut lemak
jalur saraf rumit melalui perambatan potensial aksi di sepan- mengaktifkan gen-gen untuk mendorong sintesis protein
jang sel saraf serta oleh transmisi kimiawi sinyal dari neuron intrasel baru. Perubahan aktivitas yang terjadi pada protein
ke neuron di sinaps dan dari neuron ke otot dan kelenjar intrasel tementu inilah yang melaksanakan respons fisiologik
melalui interaksi neuroffansmiter-reseptor lainnya di taut yang ditentukan oleh hormon pembawa pesan tersebut.
tersebut. Melalui pembawa pesan yang bekerja relatif lambat ini, sis-
Secara kolektif, sel saraf membentuk sistem saraf tem endokrin umumnya mengatur aktiyitas-aktivitas yang
Banyak aktivitas yang dikontrol oleh sistem saraf dimaksud- lebih memerlukan durasi daripada kecepatan. Sebagian besar
kan untuk mempertaharikan homeostasis. Sebagian silyal dari aktivitas ini diarahkan untuk mempertahankan homeo-
listrik saraf menyampaikan informasi mengenai perubahan stasis. Sebagai contoh, hormon membantu mempertahankan
yang harus cepat diranggapi oleh tubuh agar dapat mem- konsentrasi nutrien yang repat di lingkungan internal dengan
pertahinkan homeostasis-misalnya, informasi renrang penu- 'mengarahkan
reaksi-reaksi kimia yang terlibat dalam penye-
runan tekanan darah. Sinyal listrik saraflainnya dengan cepat rapan, penyimpanan, pembebasan, dan pemakaian molekul-
menyampaikan pesan ke otot dan kelenjar untuk merangsang molekul nurrien ini. Hormon juga membantu mempertahan-
respons yang sesuai untuk melawan perubahan ini-misalnya, kan keseimbangan air dan elektrolit di lingkungan internal.
penyesuaian dalam aktivitas jantung dan pembuluh darah Hormon juga mengatur pertumbuhan dan mengontrol se-
untuk memulihkan tekanan darah ke normal ketika tekanan bagian besar aspek sistem reproduksi, yang tidak berkaitan
tersebut mulai turun. Selain itu, sistem saraf mengarahkan dengan homeostasis.
banyak kegiatan yang tidak ditujukan untuk mempertahan- Sistem saraf dan endokrin bersama-sama memadukan
kan homeostasis, yang banyak di antaranya berada di bawah beragam penyesuaian yang membantu tubuh mempertahan-
kontrol kesadaran, misalnya bermain bola basket arau men- kan homeostasis sebagai respons terhadap stres. Demikian
jelajah internet. juga, kedua sistem ini bekerja secara terpadu untuk mengon-
Sistem endokrin mengeluarkan hormon ke dalam da- trol sistem sirkulasi dan pencernaan, yang selanjutnya melak-
rah, yang mengangkut pembawa pesan kimiawi ini ke sel-sel sanakan kegiatan-kegiaran homeosratik penting.

RINGKASAN BAB
Mengenal Komunikasi Saraf (h. 95-97) I Potensial berjenjang secara pasif menyebar decremental
I Sel saraf dan otot dikenal sebagai jaringan peha rangsang (semakin kecil) melalui aliran arus lokal dan lenyap dalam
karena keduanya dapat dengan cepat mengubah permea- jarak pendek. (Lihatlah Gambar 4-3, 4-4 dan 4-fl.
bilitas membrannya sehingga mengalami perubahan po-
tensial membran sesaat ketika tereksitasi. Perubahan Potensial Aksi (h. 99- f f f)
potensial yang cepat ini berfungsi sebagai sinyal listrik. I Selama suatu potensial aksi, depolarisasi membran ke
I Dibandingkan dengan potensial istirahat, membran potensial ambang memicu perubahan berantai dalam
mengalami depolarisasi jika besar potensial negarifnya permeabilitas membran akibat perubahan konformasi
berkurang (menjadi kurang negatif) dan hiperpolarisasi saluran K- dan Na- berpintu voltase. (Lihatlah Gambar
jika besar potensial negatifnya meningkat (menjadi lebih 4-6 sampai 4-9).
negatif). (Libatlah Gambar 4-1). I Perubahan permeabilitas ini menyebabkan pembalikan
I Perubahan potensial dirimbulkan oleh kejadian pemicu sesaat potensial membran, dengan influks Nar mengha-
yang mengubah permeabilitas membran, yang pada silkan fase naik (dari -70 ke +30 m\0, diikuti oleh efluks
gilirannya menyebabkan perubahan perpindahan ion K. yang menyebabkan fase rurun (dari puncak kembali ke
menyeberangimembran. potensial istirahat). (Lihatlah Gambar 4-9).
.
I Terdapat duajenis perubahan potensial: (1) potensial ber- I Sebelum kembali ke istirahat, potensial aksi meregenerasi
jenjang, yang berfungsi sebagai sinyal jarak pendek, dan potensial aksi baru identik di daerah di sebelahnya me-
(2) potensial aksi, yaitu sinyal jarak jauh. (Lihatlah Tabet lalui aliran arus yang membawa daerah sebelah yang se-
4,1, h. loV belumnya inaktif ke ambang. Siklus otomatis ini berlan-
jut sampai potensial aksi menyebar ke seluruh membran
Potensial Berjenjang (h. 97 -99) sel tanpa berkurang.
I Potensial berjenjang terjadi khusus di bagian kecil mem- I Terdapat dua jenis perambatan potensial aksi: (l) han-
bran suatu sel peka rangsang. taran merambat di serar tak bermielin, di mana potensial
I Besar potensial berjenjang berbanding lurus dengan ke- aksi menyebar sepanjang setiap bagian membran; dan (2)
kuatan kejadian pemicunya. (Lihatkh Gambar 4-2). hantaran saltatorik (hantaran meloncat) yang lebih cepat

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 137


di serat bermielin, di mana impuls meloncat melewati Neurotransmiter yang dibebaskan kemudian berikatan
bagian serat yang terbungkus oleh insulator mielin. dengan reseptor di neuron pascasinaps yang berinteraksi
(Lihatkh Gambar 4-11 dan 4-14). dengan terminal akson. Respons paling tipikal adalah
I Pompa Na.-K. secara bertahap memulihkan ion-ion yang pembukaan saluran berpintu voltase di neuron pasca-
berpindah selama perambatan potensial aksi ke lokasi me- sinaps. (Lihatlah Gambar 4-1Q.
reka semula, untuk mempertahankan gradien konsentrasi. 1. Jika saluran kation nonspesifik yang memungkinkan
I Bagian membran yang baru saja dilewati oleh impuls mengalirnya Na- dan K. terbuka, maka fluks ion yang
tidak dapat direstimulasi sampai pulih dari periode refrak- terjadi menyebabkan PPE, suatu depolarisasi ringan
ternya. Periode refrakter menjamin perambatan potensial yang membawa sel pascasinaps mendekati ambang.
aksi satu arah menjauhi tempat awal pengaktifan. (Lihatkh (Lihatlah Gambar 4- I 71.
Gambar 4-12 dan 4-13). 2. Namun, kemungkinan bahwa neuron pascasinaps

I Potensial aksi terjadi .secara maksimal sebagai respons akan mencapai ambang berkurang jika PPI, suatu hi-

terhadap rangsangan atau ddak sama sekali. perpolarisasi kecil, terjadi akibat terbukanya saluran
K* atau Cl-, atau keduanya. (Lihatlah Gambar 4-I/.
I Di serat saraf, perbedaan kekuatan rangsangan diter-
Meskipun terdapat sejumlah neuroffansmiter yang ber-
jemahkan menjadi variasi frekuensi, bukan kekuatan
beda, setiap sinaps selalu melepaskan satu neurotransmirer
potensial aksi.
yang sama untuk menghasilkan respons tertentu jika ber-
Regenerasi Serat Saraf (h. lll-ll2) ikatan dengan reseprornya. (Lihatkh Tabel 4-2).
I Sel Schwann menuntun regenerasi akson perifer yang Respons terhend jika neurotransmirer dibersihkan dari celah
putus. sinaps dengan metode-metode yang bersifat spesifik sinaps.

I Oligodendrosit menghambat regenerasi akson sentral Banyak neuron juga mengeluarkan neuropeptida yang
yang putus. lebih besar dan bekerja lebih lambat selain neurotrans-
miter klasik. Neuropeptida umumnya berfungsi sebagai
Sinaps dan Integrasi Neuron (h. ll2-122) neuromodulator di tempat nonsinaps baik di neuron pra-
I Cara utama yang digunakan neuron berinteraksi dengan sinaps maupun pascasinaps untuk meningkatkan atau
neuron lain adalah melalui sinaps. (Lihatlah Gambar 4-15 menekan efektivitas sinaps. (Lihatlah Tabel 4-3).
dan 4-16). Jalur-jalur sinaps antara berbagai neuron yang saling
I Sebagian besar neuron memiliki empat bagian fungsional berhubungan bersifat sangat rumit, akibat konvergensi
berbeda: (Lihatkh Gambar 4-10) input nerron dan divergensi output-nya. Biasanya banyak
1. Regio dendrit/badan sel khusus berfungsi sebagai kom- inputprasinaps berkonvergensi ke satu neuron dan secara
ponen pascasinaps yang berikatan dengan dan beres- bersama mengontrol tingkat eksitabilitas neuron tersebut.
pons terhadap neurotransmiter yang dikeluarkan oleh Neuron yang sama ini, sebaliknya, berdivergensi untuk
neuron lain. Membran plasma di bagian ini memiliki bersinaps dengan dan mempengaruhi eksitabilitas banyak
banyak saluran berpintu kimia untuk mengikat neuro- sel lain. (Lihatlah Gambar 4-20). Karena itu setiap neuron
transmiter spesifik. memiliki tugas menghitung suatu zutput ke banyak sel
2. Axon hilhch adalahbagian khusus untuk inisiasi poten- lain dari serangkaian kompleks input yangditerimanya.
sial aksi sebagai respons terhadap potensial berjenjang Bergantung pada kombinasi sinyal yang diterimanya dari
yang dipicu oleh terikatnya neurotransmiter dengan berbagai input prasinaps, sebuah neuron seriap saat dapat
reseptor di regio dendrit/badan sel. A-xon hilloch me- bereaksi dengan (1) membentuk potensial aksi sepanjang
miliki ambang terendah sehingga lebih dulu mencapai aksonnya, (2) tetap dalam keadaan istirahat dan tidak
ambang sebagai respons terhadap perubahan potensial menyalurkan sinyal apapun, atau (3) meningkatkan atau
berjenjang eksitatorik, karena densitas saluran Na.-nya menurunkan derajat eksitabilitasnya.
paling tinggi. Jika aktivitas yang dominan adalah pada input eksftatorrk
3. Akson, atau serat saraf, adalah bagian yang khusus un- maka sel pascasinaps kemungkinan besar akan mencapai
tuk menghantarkan potensial aksi tanpa berkurang dari ambang dan mengalami potensial aksi. Hal ini dapat ter-
axon hilloch ke terminal akson. Alson dapat meng- laksana dengan (1) penjumlahan temporal (PPE dari input
hantarkan potensial alsi karena mempunyai saluran prasinaps tunggal yang susul menyusul dalam waktu yang
Na- dan Kt berpintu voltase di sepanjang seratnya. pendek sehingga saling menambahkan) arau (2)
4. Terminal alson adalah bagian yang khusus berfungsi penjumlahan spasial (menjumlahkan PPE yang terjadi
sebagai komponen prasinaps, yang mengeluarkan neu- secara bersamaan dari beberapa inputprasinaps yang ber-
rotransmiter yang mempengaruhi sel pascasinaps lain 6eda) . (Lihatlah Gambar 4- I 8) .
sebagai respons terhadap potensial alai yang merambat Jlka inputinhibitorik mendominasi maka potensial pasca-
sepanjang akson. Neurotransmiter dibebaskan karena sinaps menjadi semakin jauh dari ambang daripada
terminal alson memiliki saluran Ca2. berpintu voltase biasanya.
yang membuka sebagai respons terhadap potensial aksi. Jika aktivitas eksitatorik dan inhibitorik ke neuron pasca-
Masuknya Ca2* memicu pelepasan neurotransmiter sinaps seimbang maka membran akan tetap dekat dengan
melalui eksositosis vesikel sinaps. istirahat.

138 Bab 4
I Banyak faktor yang dapat mengubah efektivitas sinaps: mon steroid (hormon seks dan hormon yang dikeluarkan
Sebagian adalah mekanisme inheren untuk mengatur se- oleh korteks adrenal) dan hormon tiroid. (Lihatlah Tabel
cara halus responsivitas saraf, sebagian adalah manipulasi 4-4).
farmakologik yang disengaja untuk mencapai hasil yang I Hormon peptida hidrofilik disintesis dan dikemas untuk
diinginkan, dan sebagian adalah kecelakaan akibat racun diekspor oleh retikulum endoplasma /kompleks Golgi,
atau proses penyakit (Lihatlah Gambar 4-19). disimpan di vesikel sekretorik, dan dikeluarkan dengan
eksositosis jika mendapat stimulasi yang sesuai.
Komunikasi Antarsel dan Thansdulisi Sinyal (h. 122-125) I Hormon peptida hidrofilik mudah larut dalam plasma
I Komunikasi antarsel dilalaanakan dengan (1) taut celah, untuk diangkut menuju sel sasarannya.
(2) pengikatan dan interaksi langsung sesaat antara sel-sel,
I Di sel sasaran, hormon hidrofilik berikatan dengan
dan (3) pembawa pesan kimiawi ekstrasel (Lihatlah Gam- reseptor membran permukaan. Setelah berikatan, hormon
bar 4-21).
hidrofilik memicu serangkaian proses intrasel melalui
I Sel-sel berkomunikasi satu sama lain untuk melaksanakan sistem pembawa pesan kedua yang akhirnya mengubah
berbagai aktivitas terpadu terutama dengan mengeluarkan
protein sel yang sudah ada, biasanya enzim, untuk me-
pembawa pesan kimiawi ekstrasel, yang bekerja pada sel nimbulkan efek yang berpuncak pada respons sel sasaran
sasaran tertentu untuk menimbulkan respons yang di-
terhadap hormon. (Lihatlah Gambar 4-24 d.an 4-2fl.
inginkan. I Steroid disintesis melalui modifikasi simpanan kolesterol
I Terdapat empat jenis pembawa pesan kimiawi ekstrasel, oleh enzim-enzim yang spesifik bagi masing-masing
bergantung pada sumber, jarak serta cararya sampai ke jaringan steroidogenik . (Lihatlah Gambar 4-23).
tempat kerja: (1) parakrin (pembawa pesan kimiawi lo- I Steroid tidak disimpan di sel endokrin. Karena lipofilik,
kal); (2) neurotransmiter (pembawa pesan kimiawi jarak hormon ini berdifusi melewati sawar membran lemak
sangat pendekyang dikeluarkan oleh neuron); (3) hormon
segera setelah disintesis. Kontrol steroid ditujukan pada
(pembawa pesan kimiawi jarak jauh yang disekresikan ke
sintesisnya.
dalam darah oleh kelenjar endokrin); dan (4) neurohormon I Sebagian besar steroid dan hormon tiroid lipofilik di-
(pembawa pesan kimiawi jarak jauh yang disekresikan ke
angkut dalam darah dalam bentuk terikat ke protein
dalam darah oleh neuron neurosekrerorik). (Lihatlah plasma pengangkut, dengan hanya bentuk hormon bebas
Gambar 4-21).
tak terikat yang aktif secara biologis.
I Pengiriman sinyal yang dibawa oleh pembawa pesan eks-
I Hormon lipofilik mudah menembus sawar membran
trasel ke dalam sel untuk dieksekusi dikenal sebagai trans-
lemak sel sasaran dan berikatan dengan reseptor di nu-
duksi sinyal.
kleus. Terikatnya hormon mengaktikan sintesis protein
I Melekatnya suatu pembawa pesan kimiawi ekstrasel yang
intrasel struktural atau enzimatik baru yang melaksanakan
tidak dapat masuk ke sel, misalnya hormon protein (pem-
efek hormon di sel sasaran. (Lihatlah Gambar 4-2Q.
bawa pesan pertama), ke membran sel sasaran memicu
respons sel melalui dua metode utama: (1) pembukaan Perbandingan Sistem Saraf dan Endokrin (h. 134-13,6)
atau penutupan saluran spesifik atau (2) pengaktifan pem- I Sistem saraf dan endokrin adalah dua sistem regulatorik
bawa pesan intrasel (pembawa pesan kedua) . (Lihatlah utama di tubuh. (Lihatlah Tabel4-9.
Gambar 4-24 dan 4-25). I Sistem saraf secara anatomis "tersambung" ke organ-organ
sasarannya, sementara sistem endokrin yang "nirkabel"
Prinsip Komunikasi Hormon (h. 125-134) mengeluarkan hormon ke dalam darah untuk mencapai
I Hormon adalah pembawa pesan kimiawi jarak jauh yang organ-organ yang terletak jauh.
dikeluarkan oleh kelenjar endokrin ke dalam darah, yang I Spesifisitas kerja saraf bergantung pada kedekatan ana-
mengangkut hormon ke sasaran spesifik tempar hormon
tomik ujung neuron penghasil neurotransmiter dengan
ini mengontrol fungsi tertentu dengan mengubah aktivi- organ sasarannya. Spesifisitas kerja endokrin bergantung
tas protein di dalam sel sasaran.
pada spesialisasi reseptor sel sasaran untuk hormon ter-
I Hormon dikelompokkan menjadi dua kategori berdasar- tentu dalam darah.
kan perbedaan kelarutan: (1) hormon hidrofilik (larut I Secara umum, sistem saraf mengoordinasikan respons ce-
air), yang mencakup peptida (sebagian besar hormon) pat, sementara sistem endokrin mengatur aktivitas yang
dan katekolamin (dikeluarkan oleh medula adrenal); dan lebih memerlukan durasi daripada kecepatan.
(2) hormon lipofilik (larut lemak), yang mencakup hor-

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 139


SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyekif (Jawaban di h. A-45) 15. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjuk-
1. Perubahan konformasi di protein saluran yang ditim- kan karakteristik apa yang berlaku bagi hormon pepdda
bulkan oleh perubahan vohase merupakan penyebab dan hormon steroid:
terbukanya dan menutupnya pintu Na- dan K- selama 1. disintesis dengan a. hormon peptida
pembentukan potensial aksi. (Benar atau salah?) memodifikasi b. hormon steroid
2. Setelah suatu potensial aksi, lebih banyak terdapat K- di kolesterol c. hormon peptida
luar sel daripada di dalam karena efluks K- selama fase 2. disintesis oleh RE dan hormon steroid
turun. (Benar atau salah) 3. lipofilik d. bukan hormon
3. Pompa Na--K. memulihkan membran ke potensial 4. hidrofilik peptida atau steroid
istirahat setelah membran mencapai puncak potensial 5. mencakup kortisol dari korteks adrenal
(Benar atau salah?)
al<si,.
6. mencakup epinefrin dari medula adrenal
4. Neuron pascasinaps dapat mengeksitasi atau meng- 7. berikatan dengan reseptor membran
hambat neuron prasinaps. (Benar atau salah?) permukaan
5. Masing-masing organ stereoidogenik mempunyai se- 8. berikatan dengan reseptor nukleus
mua enzim yang diperlukan untuk menghasilkan hor- 9. berikatan dengan protein plasma
mon steroid apapun. (Benar atau salah?) 10. disekresikan ke dalam darah oleh kelenjar
6. Sistem pembawa pesan kedua akhirnya menimbulkan endokrin dan dibawa ke tempat jauh
respons sel yang diinginkan dengan memicu perubahan I 1. bekerja melalui pembawa pesan kedua untuk
dalam bentuk dan fungsi protein intrasel terrenru. mengubah protein yang sudah ada
(Benar atau salah?)
12. mengaktifkan gen untuk mendorong sintesis
7. ... adalah tempat pembentukan potensial aksi di seba- protein baru
gian besar neuron karena memiliki ambang paling
rendah. Pertanyaan Esai
8. Perambatan satu arah potensial aksi menjauhi tempat 1. Sebutkan dua jaringan peka rangsang!
asal pengaktifan dipastikan oleh ... 2. Sebutkan definisi istilah berikut polarisasi, depolarhasi,
9. Thut di mana aktivitas listrik di saru neuron mem- hiperpo larisasi, rep o larisasi, p ltensial membran istirahat,
pengaruhi aktivitas listrik di neuron lain melalui neu- potensial ambang, ?otensial ahsi, periode refahter, dan
rorransmirer disebur ... h u h um tu ntas - atau- gaga tr

10. Penjumlahan PPE-PPE yang terjadi secara serempak dari 3. Jelaskan perubahan permeabilitas dan fluks ion yang
beberapa input prasinaps berbeda dikenal sebagai ... terjadi selama potensial aksi!
I 1. Penjumlahan PPE-PPE yang terjadi berdekatan dari segi 4. Bandingkan hanraran merambat dan hantaran saltatorik
waktu akibat lepas muatan berulang dari satu inpur (meloncat)!
prasinaps dikenal sebagai ... 5. Bandingkan kejadian-kejadian yang berlangsung di
12. Hubungan di mana sinaps dari banyak input prasinaps sinaps eksitatorik dan inhibitorik!
bekerja pada satu sel pascasinaps disebut ..., sedangkan 6. Bandingkan empat jenis saluran berpintu dari segi fak-
hubungan di mana satu neuron prasinaps bersinaps tor yang membuka dan menutupnya!
dengan dan karenanya mempengaruhi aktivitas banyak 7. Bedakan anrara neurorransmiter klasik dan neuropep-
sel pascasinaps dikenal sebagai ... tida. Jelaskan apay^ng dimaksud dengan neuromodu-
13. Perantara terikat membran yang umum dijumpai antara latorl
reseptor dan protein efektor di dalam membran plasma 8. Bahaslah kemungkinan hasil akhir potensial pascasinaps
ada]ah... akhir yang ditimbulkan oleh interaksi antara ppE dan
14. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjuk- PPI!
kan potensial ap^ yangsedang dijelaskan 9. Bedakan antara inhibisi prasinaps dan potensial pasca-
1. berperilakutunras-atau- a. potensial sinaps inhibitorikl
gagil berjenjang 10. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis komunikasi antarsell
2. penyelsaran decremental b. potensial aksi 11. Definisikan istilah transduksi sinyaL
menjauhi tempat asal 12. Bedakan antara pembawa pesan perrama dan pembawa
3. kekuatan perubahan potensial bervariasi pesan kedual
sesuai kekuaran respons pemicu 13. Bahaslah rangkaian kejadian pada jalur pembawa pesan
4. berfungsi sebagai sinyal jarak-pendek kedua cAMP!
5. berfungsi sebagai sinyal jarak jauh 14. Bahaslah rangkaian kejadian pada sistem pembawa pe-
6. menyebar ke seluruh membran tanpa san kedua Ca2-!
berkurang 15. Jelaskan bagaimana efek berjenjang dari jalur hormon
memperkuat respons!
16. Bandingkan sisrem sarafdan sistem endokrin!

140 Bab 4
Latihan Kuantitatif (Jawaban di h. A-45) memiliki kecepatan hantaran yang sama, dan jeda
(Lihat Lampiran D, "Prinsip-Prinsip Pemikiran Kuantitatif"). sinaps di kedua sinaps (buatlah gambar) adalah 1
1. Perhitungan berikut memberi pemahaman renrang mdet. Berapa kecepatan hantaran ketiga neuron
hantaran potensial aksi. pada situasi kedua ini jika waktu hantaran total di
a. Berapa lama waktu yang diperlukan oleh satu kedua kasus sama?
potensial aksi untuk menempuh jarak 0,5 m di se- 3. Seseorang dapat memperkirakan berapa arus Na* yang
panjang akson sebuah neuron tak bermielin saluran dibentuk oleh pompa Na.*K. dengan persarnaan berikutr:
cerna?
b. ,=-l ( log Go.[Na.1"
*i#)
Berapa lama waktu yang diperlukan oleh satu
potensial aksi untuk menempuh jarakyang sama di GN".[Kl'
sepanjang akson sebuah neuron besar bermielin yang
menyarafi sebuah otot rangka? di mana p adalah arus pompa natrium, G adalah kon-
c. Misalkan terdapdt dua sinaps di sebuah jaras saraf duktansi membran terhadap ion yang ditunjukkan, ffi"
0,6 m dan penundaan/keterlambatan di masing- dan ffi masing-masing adalah konsentrasi ion x di luai
masing sinaps adalah I mdet. Berapa lama waktu dan di dalam sel, k adalah konstanta Boltzmann, Z
yang dibutuhkan oleh sebuah potensial aksi/sinyal adalah suhu dalam kelvin, dan q adalah konstanta per-
kimiawi untuk menempuh jarak 0,6 m sekarang, ubahan unsur. MisalkankTlq= 25 mY, G*"- = 3,3 pS/
baik untuk neuron bermielin maupun tak- cm2, Go. = 240 VSlcm,, [N".]" = 145 mM, dan [K-] =
bermielin? 4mM. Berapa arus pompa untuk natrium, dalam Ffu
d. Bagaimana jika terdapat lima sinaps? cm2?
2. Misalnya titik A berada I m dari titik B. Bandingkan
situasi berikut: lFC Hoppensteadt dan CS Peskin. Mathemathics
in Medicine
a. Sebuah akson terenrang dari A ke B, dan kecepatan and the Life Sciences (NewYork Springer, 1992), persamaan
hantarannya 60 m/det. 7.4.35, h. 178.
b. Tiga neuron terentang dari A ke B, ketiga neuron ini

UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan dih. A'45) pascasinaps (PPE dan PPI) apa yang anda harapkan
1. Mana dari yang berikut yang akan terjadi jika sebuah terpicu sebagai refleks di badan sel neuron-neuron yang
neuron secara eksperimental dirangsang di kedua ujung- mengontrol otot-otot ini untuk menarik tangan anda
nya? menjauhi rangsangan nyeri?
a. Potensial aksi akan berpapasan di tengah dan me- Kini anggaplah jari tangan anda ditusuk untuk di-
rambat ke ujung yang berlawanan. ambil contoh darah. Refleks lucut (withdrawal reflex)
b. Potensial aksi akan bertemu di tengah dan kemudian yang sama akan terpicu. Pola potensial pascasinaps apa
merambat balik ke posisi awalnya. yang secara sengaja akan anda hasilkan di neuron-neuron
c. Potensial aksi akan berhenti ketika bertemu di yang mengontrol biseps dan triseps untuk menjaga
tengah. lengan anda tetap terekstensi meskipun timbul rang-
d. Potensial aksi yang lebih kuat akan mengalahkan sangan nyeri?
potensial alsi yang lebih lemah. 4. Para peneliti perc yabahwa shinfezla disebabkan oleh
e. Akan terjadi penjumlahan ketika potensial aksi ber- aktivitas dopamin yang berlebihan di bagian tertenru
temu di tengah, menghasilkan potensial aksi yang otak. Jelaskan bagaimana gelila,gEala skizofrenia
lebih besar. kadang-kadang timbul sebagai efek samping pada pasien
2. Bandingkan perubahan yang diperkirakan pada poten- penyakit Parkinson yang mendapat pengobatanl
sial membran suatu neuron yang dirangsang oleh rang- 5 Anggap neuron eksitatorik prasinaps A berakhir di
sangan sub-ambang (rangsangan yang tidak cukup un- sebuah sel pascasinaps dekat axon hilloch dan neuron
tuk membawa membran ke ambang), rangsangan eksitatorik prasinaps B berakhir di sel pascasinaps yang
ambang (rangsangan yang hanya cukup untuk mem- sama di dendrit yang berada di bagian badan sel ber-
bawa membran ke ambang), dan rangsangan su?ra- lawanan dengan axon hilloch. Jelaskan mengapa lepas
ambang (rangsangan yang lebih besar daripada yang di- muatan yang cepat dari neuron prasinaps A dapat mem-
perlukan untuk membawa membran ke ambang)l bawa neuron pascasinaps ke ambang melalui penjum-
3. Misalnya anda menyentuh kompor panas dengan jari lahan temporal sehingga timbul potensial alsi, semen,
tangan anda. Kontraksi otot biseps menyebabkan fleksi tara lepas muatan dari neuron prasinaps B dengan
(penekukan) siku, sementara kontraksi otot triseps me- frekuensi dan kekuatan PPE yang sama mungkin tidak
nyebabkan ekstensi (pelurusan) siku. Pola potensial membawa neuron pascasinaps tersebut ke ambang?

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 141


iiiill}

KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-46) sarafyang menyarafi bagian tersebut. Akibatnya, Becky, tidak
Bec\y N merasa cemas ketika duduk di kursi dokter gigi merasa nyeri ketika dilakukan tindakan pemboran dan pe-
menunggu pemasangan amalgam ("tambalan' untuk lubang nambalan. Anestetik lokal menghambat saluran Na.. Jelaskan
di gigi) perak pertamanya. Sebelum mempersiapkan gigi un- bagaimana efek ini mencegah transmisi impuls nyeri ke
tuk amalgam dengan membuang bagian gigi yang rusak otak.
dengan bor, dokter gigi meny'untikkan anestetik lokal di jalur

SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE


Situs PhysioEdge bab ini perilsalah: Case History 15: A Stiff Baby, dan Case
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar yang History 16: And a Limp Baby.
bermanfaat, serta banyak petunjuk untuk bahan bacaan lebih
lanjut dan riset. Masuklah ke: Untuk anjuran bacaan, konsultasilah ke InfoTirac' College
http : //biolo gy.brookscole. com/sherwoodhp6 Edition/Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung
Pilihlah Chapter 4 dari mem drop-d.own atau klik salah satu ke InfoTiac College Edition, perpustakaan riset online anda
dari banyak pilihan, termasuk Case Histories, yang di:
memperkenalkan aspek-aspek klinis ffsiologi manusia. Untuk http://infotrac.thomsonlearning.com

142 Bab 4

Anda mungkin juga menyukai