Anda di halaman 1dari 16

DIET PADA PASIEN BATU GINJAL

( Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas GIZI dan DIIT)

Dosen Pengampu:

Kurniawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh

Shayla Nur Aida (7121003)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

 Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Diet pada pasien batu ginjal "
makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi syarat tugas mata kuliah Gizi dan Diit.
Selama penulisan makalah ini, penulis banyak menerima bantuan dan dukungan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada pihak yang membantu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena adanya keterbatasan
ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran yang bersifat
membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Jombang,24 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3 Tujuan…………………………....................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian batu ginjal....................................................................................................


2.2 Jenis diet yang dibutuhkan pasien batu ginjal...............................................................
2.3 Kebutuhan nutrisi pasien batu ginjal.............................................................................

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................

3.2 Saran..............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batu ginjal atau nefrolitiasis merupakan suatu keadaan terdapatnya batu (kalkuli) didalam
ginjal (Muttaqin & Sari, 2011:110). Nefrolitiasis atau batu ginjal adalah adanya kalkuli yang
disebabkan oleh gangguan keseimbangan antara kelarutan dan pengendapan garam di saluran
kemih dan ginjal. Batu ginjal terbentuk saat air kemih menjadi jenuh dengan senyawa tak
larut yang mengandung kalsium, oksalat dan fosfat akibat dehidrasi atau kekurangan cairan
(Han, et al. 2015). Batu ginjal atau nefrolitiasis terbentuk saat mineral dalam ginjal tidak bisa
diekskresikan sehingga akhirnya menjadi butiran-butiran yang menyerupai pasir. Sekitar 70-
80% batu ginjal yang terjadi di beberapa negara maupun di Indonesia adalah batu kalsium
oksalat.
Dampak atau akibat dari batu ginjal jika dibiarkan terlalu lama dan tidak segera
ditangani, bukan tak mungkin akan berlanjut ke kondisi yang lebih parah, yaitu Chronic
Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK). PGK merupakan kondisi ginjal
yang kehilangan fungsinya (Rasyida, 2013).
Ginjal merupakan organ vital karena mempunyai fungsi multiple yang tidak dapat
digantikan oleh organ lain. Fungsi ginjal antara lain; pengaturan keseimbangan cairan dan
elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan
arteri dan pengaturan keseimbangan asam dan satbasa, selain itu ginjal memiliki fungsi untuk
membersihkan tubuh dari racun melalui cairan urin (Wahyuni, et al. 2013). Salah satu bentuk
respon tubuh mendapatkan asupan cairan yang cukup adalah urin dapat keluar dengan bebas
dan berwarna cerah, dan sebaliknya ketika tubuh tidak mendapatkan asupan air yang cukup,
urin akan berwarna gelap dan berbau. Minum air putih yang cukup akan membantu ginjal
untuk bekerja secara normal. Aktivitas tersebut juga dapat mencegah pembentukan batu
ginjal (Rosalina, 2014:10). Dalam kehidupan sehari-sehari manusia memerlukan sumber
tenaga yaitu makan dan minum. Salah satunya adalah kebutuhan akan air minum, diketahui
bahwa 70% bagian yang ada di dalam tubuh manusia berbentuk cairan. Manusia
membutuhkan air yang cukup untuk menjaga kesegaran dan kebugaran jasmani. Air minum
merupakan unsur gizi yang sama pentingnya dengan karbohidrat, protein, lemak dan vitamin.
Tubuh membutuhkan air mineral untuk dikonsumsi sebanyak 1 sampai 2,5 liter atau
setara dengan 6-8 gelas setiap harinya, mengkonsumsi air mineral yang baik dan cukup bagi
tubuh dapat membantu proses pencernaan, mengatur metabolisme, mengatur zat-zat makan
dalam tubuh dan mengatur keseimbangan tubuh, Asmadi (2011, dalam Sari, 2014).
Kebiasaan mengkonsumsi air yang kurang, dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya
batu, selain itu aktivitas yang berlebihan menyebabkan ekskresi cairan akan terjadi melalui
keringat sehingga urin akan menjadi lebih pekat dan risiko terjadinya batu akan menjadi
lebih besar. Masalah kekurangan air bukan hanya di Indonesia tetapi sudah masalah
mengelobal. Indonesia sendiri dengan jumlah penduduk yang telah mencapai lebih dari 200
juta jiwa, kebutuhan air minum untuk dikonsumsi menjadi semakin berkurang (Putra, 2014).
Selain itu kebiasaan yang salah sering dilakukan adalah hanya mengonsumsi air minum
saat dirasa haus, padahal rasa haus merupakan ciri seseorang mengalami dehidrasi. Dampak
dehidrasi jika dibiarkan akan meningkatkan risiko penyakit batu ginjal, infeksi saluran
kencing, kanker usus 3 besar, konstipasi, obesitas, stroke pembuluh darah otak dan gangguan
yang lainnya (Sumarmi & Ernovitania, 2017).
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian penyakit batu ginjal 
2. Apa saja kebutuhan nutrisi yang diperlukan untuk penderita penyakit batu ginjal?
3. Jenis diet apa yang dibutuhkan oleh penderita penyakit batu ginjal ?
4. Apa saja makanan yang tidak boleh dikonsumsi untuk pasien batu ginjal?
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mengetahui tentang pengertian penyakit batu ginjal
2. Tujuan khusus
1) Mahasiswa dapat memahami nutrisi yang dibutuhkan oleh penderita penyakit batu
ginjal
2) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami jenis diet yang dibutuhkan bagi
penderita penyakit batu ginjal
3) Mahasiswa dapat mengetahui jenis diet yang dibutuhkan oleh penderita batu
ginjal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Batu Ginjal
Batu ginjal terbentuk bila konsentrasi mineral atau garam dalam urin mencapai nilai yang
memungkingkan terbnetuknya Kristal, yang akan mengendap pada tubulus ginjal atau ureter.
Meningkatnya konsentrasi garam-garam ini disebabkan adanaya kelainan metabolisme atau
pengaruh linkungan. Sebagian besar batu ginjal merupakan garam kalsium,fosfat,oksalat,serta
asaam urat. Batu ginjal lainnya adalah batu sistin tetapi jarang terjadi.
Batu ginjal lebih banyak ditemukan pada orang dewasa laki-laki daripada orang dewasa
perempuan. Hiperkalsuria,hiperurikosuria,hiperoksaloria, rendahnya volume pH urine
merupakan faktor risiko terjadinya batu ginjal. Asupan cairan yang tinggi (2,5-3 liter/hari) dapat
menghasilkan paling kurang 2 liter urin/hari,dapat mencegah terbentuknya berbagai jenis batu
ginjal. Kebutuhan cairan bertambah dengan adanya kenaikan suhu pada lingkungan dan
peningkatan aktivitas. Separuh cairan hendaknya air mineral.
Gejala batu ginjal adalah rasa nyeri pada abdomen,mual,muntah,infeksi pada saluran
kemih,dan sering buang air kecil. Penyakit ini sering kambuh kembali. Agar bisa dilakukan
upaya penyembuhan yang tepat, hendaknya dilakukan analisis terhadap jenis batu dan penyakit
yang menjadi penyebabnya.
A. Faktor Risiko Penyakit Batu Ginjal
Adapun berbagai faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami batu ginjal,
di antaranya: 

1) Riwayat kesehatan keluarga. Jika seseorang dalam keluarga pernah mengidap penyakit
batu ginjal, kemungkinan besar kamu juga akan terkena masalah kesehatan yang sama.
Jika kamu pernah mengalami satu atau lebih batu ginjal, kamu berisiko lebih tinggi
terserang batu ginjal lainnya.

2) Dehidrasi. Tidak terpenuhinya asupan cairan harian tubuh bisa meningkatkan risiko


terjadinya penyakit batu ginjal. Orang-orang yang tinggal di daerah dengan iklim kering
dan hangat serta lebih banyak mengeluarkan keringat bisa lebih berisiko mengalami
masalah kesehatan ini. 
3) Menjalani diet tertentu. Mengonsumsi makanan dengan kadar protein, garam, dan
natrium atau garam yang tinggi bisa memicu terjadinya beberapa jenis penyakit batu
ginjal. Kondisi ini akan lebih rentan terjadi pada orang-orang yang menjalani diet tinggi
natrium. Pasalnya, konsumsi garam secara berlebihan bisa mengakibatkan jumlah
kalsium yang harus disaring oleh organ ginjal meningkat, sehingga risiko terjadinya batu
ginjal pun meningkat.

4) Obesitas. Tingginya indeks massa tubuh atau BMI, penambahan berat badan, dan ukuran
pinggang yang membesar telah dikaitkan dengan risiko terjadinya penyakit batu ginjal. 

5) Masalah kesehatan pada sistem pencernaan dan tindakan pembedahan. Tindakan


pembedahan atau operasi bypass pada lambung, diare kronis, dan penyakit radang usus
bisa mengakibatkan terjadinya perubahan pada proses yang berlangsung dalam sistem
pencernaan. Hal tersebut dapat memengaruhi penyerapan air dan kalsium sehingga
meningkatkan jumlah zat yang membentuk batu di dalam urine.

Berbagai kondisi medis lainnya termasuk sistinuria, asidosis tubulus ginjal, infeksi
saluran kemih yang terjadi berulang, dan hiperparatiroidisme juga bisa meningkatkan risiko
seseorang mengalami batu ginjal. Lalu, konsumsi suplemen dan obat tertentu juga bisa
meningkatkan risiko munculnya penyakit batu ginjal. Contohnya  seperti suplemen makanan,
vitamin C, antasida dengan basis kalsium, obat pencahar yang dikonsumsi berlebihan, dan
obat yang dipakai untuk mengatasi depresi serta migraine.

B. Gejala Penyakit Batu Ginjal

Ketika batu ginjal masih berukuran kecil, gejala yang muncul mungkin tidak terlalu
terasa karena batu bisa keluar dari tubuh melalui saluran ureter secara alami dan lebih
mudah. Akan tetapi, apabila batu telah berukuran lebih besar dibandingkan dengan diameter
dari saluran ureter, gejala baru akan terasa. Adapun gejalanya antara lain:

1) Sering buang air kecil.

2) Terasa sakit ketika buang air kecil.

3) Nyeri pada perut bagian bawah atau samping, pinggang, dan area selangkangan.
4) Terkadang muncul rasa mual. 

5) Jumlah urine yang keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali.

Batu ginjal dengan ukuran besar akan bergesekan dengan lapisan dinding ureter, sehingga
bisa mengakibatkan terjadinya iritasi bahkan munculnya luka. Kondisi inilah yang menjadi
penyebab urine terkadang keluar dengan disertai darah. 

Tak hanya mengakibatkan ureter mengalami iritasi, batu ginjal juga bisa tersangkut dalam
ureter atau uretra, sehingga terjadi akumulasi bakteri yang berujung pada infeksi dan
pembengkakan. Sementara itu, jika pengidap batu ginjal terserang infeksi, gejala lain yang terasa
yaitu urine keruh dan menimbulkan aroma tak sedap, badan menggigil, demam, dan lemas. 

2.2 Kebutuhan nutrisi yang diperlukan untuk penderita penyakit ginjal

Dalam diet batu ginjal, ada beberapa nutrisi yang perlu dibatasi asupannya karena ginjal
tidak mampu lagi membuang kelebihan nutrisi tersebut. Beberapa nutrisi yang perlu dibatasi
adalah:

A. Protein

Pada penderita batu ginjal, konsumsi makanan sumber protein dalam jumlah tinggi akan
memperberat kerja ginjalnya dan memperparah kerusakan ginjal. Selain itu, sisa metabolisme
protein yang seharusnya dapat dikeluarkan melalui urine tidak bisa lagi disaring dan dibuang
oleh ginjal. Oleh karena itu, pembatasan asupan protein perlu dilakukan untuk mengurangi
penumpukan zat ini di dalam darah.

B. Natrium

Natrium (sodium) banyak terkandung di dalam garam. Natrium dapat menahan cairan di
dalam tubuh dan meningkatkan tekanan darah. Pada penderita batu ginjal, hal ini akan
membuat jantung dan paru-paru bekerja lebih keras. Diet rendah natrium penting untuk
mencegah pembengkakan organ tubuh akibat penumpukan cairan, tekanan darah tinggi, dan
gagal jantung.

C. Kalium
Normalnya, kalium dibutuhkan oleh tubuh untuk pergerakan otot dan menjaga irama
jantung. Sumber utama kalium antara lain bayam, buncis, apel, alpukat, pepaya, jeruk,
pisang, susu dan produk olahannya, serta jenis garam tertentu.

Namun, pada penderita gagal ginjal, konsumsi kalium yang terlalu banyak bisa
berbahaya. Ginjal yang rusak tidak lagi mampu menyeimbangkan kadar kalium di dalam
darah, sehingga menimbulkan kondisi yang disebut hiperkalemia (tingginya kadar kalium
dalam darah). Kondisi ini dapat menyebabkan kelemahan otot, gangguan irama jantung, atau
bahkan serangan jantung.

D. Fosfor dan kalsium

Ginjal yang sehat akan menyaring kelebihan fosfor dari dalam darah. Jika ginjal rusak,
fungsi tersebut tidak lagi berjalan dengan baik, sehingga bisa terjadi hiperfosfatemia
(tingginya kadar fosfor dalam darah). Kadar fosfor yang tinggi dapat menyebabkan gatal-
gatal dan menarik kalsium dari tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan kalsium
menumpuk di pembuluh darah, paru-paru, mata, dan jantung.

Sedangkan penumpukan kalsium (hiperkalsemia) tidak hanya dapat menimbulkan nyeri


dan kelemahan otot, tapi juga sesak napas, detak jantung tidak beraturan, penurunan daya
ingat, dan kerusakan ginjal lebih lanjut.

Fosfor dan kalsium banyak terkandung di dalam:

1) Daging ayam.
2) Daging unggas.
3) Daging ikan.
4) Susu dan produk olahannya, seperti keju, krim, dan mentega.
5) Kacang kedelai dan produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu kacang.
6) Sayuran, seperti brokoli, kol, bayam, dan okra.
7) Minuman bersoda.

E. Cairan
Selain pengaturan menu makanan, pengaturan jumlah cairan juga sangat
diperlukan pada penderita batu ginjal kronis stadium akhir, karena konsumsi cairan dalam
jumlah normal sekalipun dapat menyebabkan sesak napas akibat penumpukan cairan di
paru-paru (edema paru). Batasan cairan dihitung berdasarkan kondisi penderita, jumlah
urine yang keluar, dan prosedur dialisis (cuci darah) yang digunakan. Cairan yang
dimaksud bukan hanya air yang diminum, tetapi juga air yang terdapat dalam masakan
dan makanan/minuman beku apabila dicairkan. Oleh karena itu, pada diet gagal ginjal,
lebih disarankan makanan yang dipanggang, ditumis, atau dikukus. Mengikuti diet gagal
ginjal memang bisa terasa berat. Meski begitu, pembatasan jenis makanan tertentu sangat
diperlukan untuk mengurangi penumpukan zat-zat sisa metabolisme yang berpotensi
menimbulkan komplikasi dan menyebabkan kerusakan ginjal lebih lanjut.

2.3 Jenis diet yang dibutuhkan oleh penderita penyakit ginjal


1) Diet rendah kalsium tinggi sisa asam

Pada penderita batu ginjal kalsium oksalat, tentu konsumsi makanan tinggi
oksalat seperti bayam dan kacang harus dibatasi. Selain itu, untuk penderita batu
ginjal kalsium oksalat maupun  fosfat, kurangi garam dan makanan tinggi natrium,
protein hewani, dan menariknya, makanan yang mengandung kalsium. Makanan
tinggi natrium dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal. Natrium adalah
salah satu unsur pembentuk garam dan banyak juga ditemukan pada MSG dan
daging. Protein hewani juga umumnya dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu
ginjal. Walaupun harus dibatasi, pastikan kebutuhan protein harian tetap terpenuhi
dengan protein nabati seperti kacang merah dan kacang polong yang kaya protein
namun rendah oksalat.

Terakhir, konsumsilah makanan mengandung kalsium dalam jumlah tepat.


Konsumsi kalsium dalam jumlah tepat justru dapat menghambat substansi lain dalam
sistem pencernaan yang dapat menjadi batu ginjal dan memperkuat tulang.
Konsultasikan dengan dokter dan ahli gizi untuk pilihan diet tepat sesuai jenis batu
ginjal yang dialami.
2) Diit tinggi sisa basa
Bahan makanan yang cenderung menghasilkan sisa basa yang tinggi adalah :
 Susu : susu, susu asam (yoghurt), krim
 Lemak : minyak kelapa, kelapa, santan
 Sayuran : semuan jenis sayur terutama bayam dan bit
 Buah : semua jenis buah
3) Diit rendah purin
Diet rendah protein adalah pola makan yang membatasi protein dari makanan atau
konsumsi sehari-hari. Pada diet ini, asupan proteinnya lebih rendah dari kebutuhan
normal. Diet rendah protein diberikan kepada seseorang yang mengalami penurunan
fungsi ginjal menahun. Pasien batu ginjal memang harus menjaga pola makannya
dengan cukup ketat.
Tujuan diet ini menurut Kementerian Kesehatan RI yaitu:
o mencukupi kebutuhan zat gizi agar sesuai dengan fungsi ginjal.
o mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
o memperlambat penurunan fungsi ginjal lebih lanjut, serta
o menjaga stamina agar pasien dapat beraktivitas normal.

Menurut kementrian kesehatan,asupan protein dalam satu hari yang


direkomendasikan untuk pasien gagal ginjal yakni 0,6 gr/kg verat badan. Menu makanan
yang direkomedasikan oleh kementrian kesehatan RI untuk pasien gagal ginjal yaitu
memiliki nilai gizi energi 2.030 kkal,protein 40 gr,lemak 60 gr, dan kalori harian 336 gr.
Menu makanannya sebagai berikut:

Pagi

100 gr nasi (3/4 gelas)


75 gr telur balado (1 butir kecil)
40 gr madu (2 sachet)
20 gr ss (4 sdm)
13 gr gula (1 sdm)

Pukul 10.00

50 gr kue (1 porsi)
Teh
13 gr gula (1 sdm )

Siang

150 gr nasi (1 gelas)


50 gr daging sapi (1 potong sedang)
50 gr setup buncis wortel (1/2 gelas)
100 gr setup nanas (1 potong)

Pukul 16,00

50 gr puding (1 potong sedang)


3 sdm fla

Malam

150 gr nasi (1 gelas)


40 gr ayam panggang (1 potong sedang)
50 gr cap cay goreng (1/2 gelas)
100 gr papaya (1 potong)
4) Jenis makanan yang tidak boleh dikonsumsi untuk pasien batu ginjal
a) Makanan tinggi garam atau natrium
Anda boleh saja mengonsumsi makanan yang mengandung garam
(natrium/sodium). Hanya saja, jumlahnya perlu dibatasi, yaitu tidak lebih dari 2000 mg
sodium setiap harinya. Batas asupan sodium yang direkomendasikan untuk memelihara
kesehatan ginjal tersebut setara dengan 1 hingga 1,5 sendok teh garam per hari. Ketika
anda mengonsumsi terlalu banyak garam, ginjal perlu bekerja lebih keras untuk
membuang natrium. Meningkatnya beban kerja ginjal inilah yang dapat merusak ginjal
dan menyebabkan gagal ginjal.
Selain itu, asupan garam atau natrium ini perlu dibatasi karena jika jumlahnya
terlalu banyak, bisa menimbulkan tekanan darah tinggi. Jika dibiarkan berkepanjangan,
tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal permanen. Beberapa makanan
tinggi sodium yang perlu dibatasi adalah makanan olahan, seperti sosis, kornet, dan ikan
asin. Saat mengonsumsi makanan olahan, perhatikan kandungan natrium yang tertera
pada kemasannya. Jika tersedia, sebaiknya pilih makanan yang berlabel rendah garam
atau salt free.
b) Makanan yang mengandung terlalu banyak protein
Protein pada dasarnya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, di antaranya
memperbaiki jaringan tubuh, menjaga kesehatan tulang, mengontrol tekanan darah, dan
meningkatkan massa otot. Namun, jika jumlah yang dikonsumsi melebihi kebutuhan,
protein justru berpotensi merusak ginjal. Saat tubuh mendapat asupan protein dari
makanan, protein tersebut akan diolah melalui proses metabolisme. Proses ini akan
menghasilkan zat sisa atau limbah yang nantinya akan dibuang dari dalam tubuh oleh
ginjal. Mengonsumsi terlalu banyak makanan berprotein tinggi akan membuat beban
kerja ginjal meningkat karena harus membuang lebih banyak zat sisa metabolisme
protein. Inilah yang menjadikan salah satu alasan mengapa penderita penyakit ginjal,
seperti gagal ginjal, perlu membatasi asupan protein. Rekomendasi asupan protein harian
yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 55–60 gr per hari. Makanan yang
mengandung protein tinggi antara lain daging, ikan, kacang-kacangan, telur, serta susu
dan olahannya, seperti yoghurt dan keju.
c) Makanan tingi gula
Mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gula dapat menyebabkan kadar
gula darah tinggi. Jika kebiasaan ini tidak dihentikan, gula darah yang tinggi lama-
kelamaan dapat menyebabkan insulin sulit bekerja. Akibatnya, anda bisa mengalami
diabetes. Jika sudah mengalami diabetes, terlebih jika kadar gula darah cenderung tidak
terkontrol, dapat muncul komplikasi pada ginjal yang disebut nefropati diabetik. Inilah
alasan mengapa kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi gula dapat menyebabkan
kerusakan ginjal.
Beberapa makanan tinggi gula yang mungkin sering anda temui adalah kecap
manis, permen, cokelat, es krim, dan sereal.
d) Makanan tinggi fosfor
Fosfor sebenarnya dibutuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan tulang. Akan
tetapi, jumlah konsumsinya harus diperhatikan, sebab beberapa penelitian menyatakan
bahwa mengonsumsi terlalu banyak fosfor dapat meningkatkan risiko seseorang
mengalami penyakit ginjal.
Konsumsi fosfor sebaiknya tidak lebih dari 1000 mg per hari. Jika Anda
mengonsumsi fosfor lebih banyak dari itu, bukan hanya penyakit ginjal yang mengintai
Anda, tapi juga penyakit jantung dan perlemahan tulang. Makanan yang perlu dibatasi
karena mengandung tinggi fosfor adalah:

a. Dark chocolate
b. Susu serta produk olahannya, seperti keju
c. Ikan laut
d. Daging dan jeroan
e. Sayuran, terutama bayam, kangkung, dan lobak
f. Kacang-kacangan
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Batu ginjal atau nefrolitiasis merupakan suatu keadaan terdapatnya batu didalam
ginjal . Nefrolitiasis atau batu ginjal adalah adanya kalkuli yang disebabkan oleh gangguan
keseimbangan antara kelarutan dan pengendapan garam di saluran kemih dan ginjal. Batu ginjal
terbentuk saat air kemih menjadi jenuh dengan senyawa tak larut yang mengandung
kalsium, oksalat dan fosfat akibat dehidrasi atau kekurangan cairan . PGK merupakan kondisi
ginjal yang kehilangan fungsinya .

Batu ginjal terbentuk bila konsentrasi mineral atau garam dalam urin mencapai nilai yang
memungkingkan terbnetuknya Kristal, yang akan mengendap pada tubulus ginjal atau
ureter. Meningkatnya konsentrasi garam-garam ini disebabkan adanaya kelainan metabolisme
atau pengaruh linkungan. Hiperkalsuria,hiperurikosuria,hiperoksaloria, rendahnya volume pH
urine merupakan faktor risiko terjadinya batu ginjal. Asupan cairan yang tinggi dapat
menghasilkan paling kurang 2 liter urin/hari,dapat mencegah terbentuknya berbagai jenis batu
ginjal. Kebutuhan cairan bertambah dengan adanya kenaikan suhu pada lingkungan dan
peningkatan aktivitas.

3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.Adapun nantinya penulis akan sregera
melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa
sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://ahligizi.id/blog/2019/12/12/diet-batu-ginjal/
Penuntun Diet edisi baru Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi
Dietisien Indonesia

Anda mungkin juga menyukai