Dosen Pengampu:
Kurniawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun oleh
Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Diet pada pasien batu ginjal "
makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi syarat tugas mata kuliah Gizi dan Diit.
Selama penulisan makalah ini, penulis banyak menerima bantuan dan dukungan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada pihak yang membantu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena adanya keterbatasan
ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran yang bersifat
membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Jombang,24 Maret 2022
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1) Riwayat kesehatan keluarga. Jika seseorang dalam keluarga pernah mengidap penyakit
batu ginjal, kemungkinan besar kamu juga akan terkena masalah kesehatan yang sama.
Jika kamu pernah mengalami satu atau lebih batu ginjal, kamu berisiko lebih tinggi
terserang batu ginjal lainnya.
4) Obesitas. Tingginya indeks massa tubuh atau BMI, penambahan berat badan, dan ukuran
pinggang yang membesar telah dikaitkan dengan risiko terjadinya penyakit batu ginjal.
Berbagai kondisi medis lainnya termasuk sistinuria, asidosis tubulus ginjal, infeksi
saluran kemih yang terjadi berulang, dan hiperparatiroidisme juga bisa meningkatkan risiko
seseorang mengalami batu ginjal. Lalu, konsumsi suplemen dan obat tertentu juga bisa
meningkatkan risiko munculnya penyakit batu ginjal. Contohnya seperti suplemen makanan,
vitamin C, antasida dengan basis kalsium, obat pencahar yang dikonsumsi berlebihan, dan
obat yang dipakai untuk mengatasi depresi serta migraine.
Ketika batu ginjal masih berukuran kecil, gejala yang muncul mungkin tidak terlalu
terasa karena batu bisa keluar dari tubuh melalui saluran ureter secara alami dan lebih
mudah. Akan tetapi, apabila batu telah berukuran lebih besar dibandingkan dengan diameter
dari saluran ureter, gejala baru akan terasa. Adapun gejalanya antara lain:
3) Nyeri pada perut bagian bawah atau samping, pinggang, dan area selangkangan.
4) Terkadang muncul rasa mual.
5) Jumlah urine yang keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali.
Batu ginjal dengan ukuran besar akan bergesekan dengan lapisan dinding ureter, sehingga
bisa mengakibatkan terjadinya iritasi bahkan munculnya luka. Kondisi inilah yang menjadi
penyebab urine terkadang keluar dengan disertai darah.
Tak hanya mengakibatkan ureter mengalami iritasi, batu ginjal juga bisa tersangkut dalam
ureter atau uretra, sehingga terjadi akumulasi bakteri yang berujung pada infeksi dan
pembengkakan. Sementara itu, jika pengidap batu ginjal terserang infeksi, gejala lain yang terasa
yaitu urine keruh dan menimbulkan aroma tak sedap, badan menggigil, demam, dan lemas.
Dalam diet batu ginjal, ada beberapa nutrisi yang perlu dibatasi asupannya karena ginjal
tidak mampu lagi membuang kelebihan nutrisi tersebut. Beberapa nutrisi yang perlu dibatasi
adalah:
A. Protein
Pada penderita batu ginjal, konsumsi makanan sumber protein dalam jumlah tinggi akan
memperberat kerja ginjalnya dan memperparah kerusakan ginjal. Selain itu, sisa metabolisme
protein yang seharusnya dapat dikeluarkan melalui urine tidak bisa lagi disaring dan dibuang
oleh ginjal. Oleh karena itu, pembatasan asupan protein perlu dilakukan untuk mengurangi
penumpukan zat ini di dalam darah.
B. Natrium
Natrium (sodium) banyak terkandung di dalam garam. Natrium dapat menahan cairan di
dalam tubuh dan meningkatkan tekanan darah. Pada penderita batu ginjal, hal ini akan
membuat jantung dan paru-paru bekerja lebih keras. Diet rendah natrium penting untuk
mencegah pembengkakan organ tubuh akibat penumpukan cairan, tekanan darah tinggi, dan
gagal jantung.
C. Kalium
Normalnya, kalium dibutuhkan oleh tubuh untuk pergerakan otot dan menjaga irama
jantung. Sumber utama kalium antara lain bayam, buncis, apel, alpukat, pepaya, jeruk,
pisang, susu dan produk olahannya, serta jenis garam tertentu.
Namun, pada penderita gagal ginjal, konsumsi kalium yang terlalu banyak bisa
berbahaya. Ginjal yang rusak tidak lagi mampu menyeimbangkan kadar kalium di dalam
darah, sehingga menimbulkan kondisi yang disebut hiperkalemia (tingginya kadar kalium
dalam darah). Kondisi ini dapat menyebabkan kelemahan otot, gangguan irama jantung, atau
bahkan serangan jantung.
Ginjal yang sehat akan menyaring kelebihan fosfor dari dalam darah. Jika ginjal rusak,
fungsi tersebut tidak lagi berjalan dengan baik, sehingga bisa terjadi hiperfosfatemia
(tingginya kadar fosfor dalam darah). Kadar fosfor yang tinggi dapat menyebabkan gatal-
gatal dan menarik kalsium dari tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan kalsium
menumpuk di pembuluh darah, paru-paru, mata, dan jantung.
1) Daging ayam.
2) Daging unggas.
3) Daging ikan.
4) Susu dan produk olahannya, seperti keju, krim, dan mentega.
5) Kacang kedelai dan produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu kacang.
6) Sayuran, seperti brokoli, kol, bayam, dan okra.
7) Minuman bersoda.
E. Cairan
Selain pengaturan menu makanan, pengaturan jumlah cairan juga sangat
diperlukan pada penderita batu ginjal kronis stadium akhir, karena konsumsi cairan dalam
jumlah normal sekalipun dapat menyebabkan sesak napas akibat penumpukan cairan di
paru-paru (edema paru). Batasan cairan dihitung berdasarkan kondisi penderita, jumlah
urine yang keluar, dan prosedur dialisis (cuci darah) yang digunakan. Cairan yang
dimaksud bukan hanya air yang diminum, tetapi juga air yang terdapat dalam masakan
dan makanan/minuman beku apabila dicairkan. Oleh karena itu, pada diet gagal ginjal,
lebih disarankan makanan yang dipanggang, ditumis, atau dikukus. Mengikuti diet gagal
ginjal memang bisa terasa berat. Meski begitu, pembatasan jenis makanan tertentu sangat
diperlukan untuk mengurangi penumpukan zat-zat sisa metabolisme yang berpotensi
menimbulkan komplikasi dan menyebabkan kerusakan ginjal lebih lanjut.
Pada penderita batu ginjal kalsium oksalat, tentu konsumsi makanan tinggi
oksalat seperti bayam dan kacang harus dibatasi. Selain itu, untuk penderita batu
ginjal kalsium oksalat maupun fosfat, kurangi garam dan makanan tinggi natrium,
protein hewani, dan menariknya, makanan yang mengandung kalsium. Makanan
tinggi natrium dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal. Natrium adalah
salah satu unsur pembentuk garam dan banyak juga ditemukan pada MSG dan
daging. Protein hewani juga umumnya dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu
ginjal. Walaupun harus dibatasi, pastikan kebutuhan protein harian tetap terpenuhi
dengan protein nabati seperti kacang merah dan kacang polong yang kaya protein
namun rendah oksalat.
Pagi
Pukul 10.00
50 gr kue (1 porsi)
Teh
13 gr gula (1 sdm )
Siang
Pukul 16,00
Malam
a. Dark chocolate
b. Susu serta produk olahannya, seperti keju
c. Ikan laut
d. Daging dan jeroan
e. Sayuran, terutama bayam, kangkung, dan lobak
f. Kacang-kacangan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Batu ginjal atau nefrolitiasis merupakan suatu keadaan terdapatnya batu didalam
ginjal . Nefrolitiasis atau batu ginjal adalah adanya kalkuli yang disebabkan oleh gangguan
keseimbangan antara kelarutan dan pengendapan garam di saluran kemih dan ginjal. Batu ginjal
terbentuk saat air kemih menjadi jenuh dengan senyawa tak larut yang mengandung
kalsium, oksalat dan fosfat akibat dehidrasi atau kekurangan cairan . PGK merupakan kondisi
ginjal yang kehilangan fungsinya .
Batu ginjal terbentuk bila konsentrasi mineral atau garam dalam urin mencapai nilai yang
memungkingkan terbnetuknya Kristal, yang akan mengendap pada tubulus ginjal atau
ureter. Meningkatnya konsentrasi garam-garam ini disebabkan adanaya kelainan metabolisme
atau pengaruh linkungan. Hiperkalsuria,hiperurikosuria,hiperoksaloria, rendahnya volume pH
urine merupakan faktor risiko terjadinya batu ginjal. Asupan cairan yang tinggi dapat
menghasilkan paling kurang 2 liter urin/hari,dapat mencegah terbentuknya berbagai jenis batu
ginjal. Kebutuhan cairan bertambah dengan adanya kenaikan suhu pada lingkungan dan
peningkatan aktivitas.
3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.Adapun nantinya penulis akan sregera
melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa
sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://ahligizi.id/blog/2019/12/12/diet-batu-ginjal/
Penuntun Diet edisi baru Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi
Dietisien Indonesia