Anda di halaman 1dari 8

Dosen Pengampu : Dr. Rika Lidyh, S.E., M.Si., Ak.

, CA

Nama :ANGGREINI DWI AGVITA BERUTU

NIM : 1910602008

Kelas : Ekonomi Syariah 1

PERPAJAKAN
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK
DEFINISI PAJAK
Pajak adalah iuran rakyat terutang kepada Negara yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, Hukum Publik
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan Negara bagi
kemakmuran rakyat.
Hukum
Perdata
Hukum Pidana
Jenis Pajak
Tarif Pajak
1. Menurut Golongan Pembagian Hukum Pajak
 Pajak langsung
 Pajak tidak langsung 1. Tarif Tetap
2. Menurut Sifat
2. Tarif proporsional Hukum Pajak Materil Hukum Pajak Formil
 Pajak Subjektif
 Pajak Objektif 3. Tarif Progresif
3. Menurut Lembaga
Pemungut
Teori Pendukung Pungutan
 Pajak Negara
Pajak Daerah Ciri – Ciri Pajak Pajak
1. Teori Asuransi
1. Dipungut berdasarkan atau dengan
Timbulnya Utang Pajak 2. Teori Kepenmtingan
kekuatan UU serta aturan pelaksanaannya;
3. Teori Gaya Pikul
2. Dalam pembayaran pajak tidak ditunjukkan
1. Ajaran Materiil 4. Teori Bakti
adanya kontraprestasi individual oleh
2. Ajaran Formil 5. Teori Asas Gaya Beli
pemerintah;
3. Pajak dipungut oleh Negara;
Berakhirnya Utang Pajak Tata Cara Pemungutan Pajak
4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-
1. Pembayaran / Pelunasan
pengeluaran pemerintah yang digunakan
1. Steslsel Pajak
2. Kompensasi untuk membiayai public investment.
2. Asas pemungutan Pajak
3. Kadaluarsa
4. pembebasan 3. System Pemungutan Pajak
Kewajiban dan Hak
Nomor Pokok Wajib Wajib Pajak
Pajak dan Pengukuhan
Pengertian-Pengertian
Pengusaha Kena Pajak
Dalam Ketentuan Kewajiban Wajib Pajak
Umum dan Tata Cara
Perpajakan Hak-Hak Wajib Pajak

Pengertian dan Fungsi Penghapusan NPWP


NPWP dan PKP
Pembayaran,
BAB 2 Pemotongan/Pemungutan
Tempat Pendaftaran Pencabutan
dan Pelaporan
NPWP dan Pengukuhan Pengukuhan PKP Ketentuan Surat Setoran Pajak Tempat dan sarana
PKP
Umum dan (SSP) pembayaran pajak

Tata Cara Pendaftaran


NPWP dan Pengukuhan
Tata Cara Pendaftaran
dan Penghapusan NPWP
Tata Cara Cara Pembayaran Pelaporan
PKP Serta Pengukuhan dan Perpajakan
Pencabutan NPPKP
dengan Sistem e - Pemotongan/Pemungutan
Pendaftran NPWP dan
PKP Melalui Elektronik Registration

Surat Ketetapan Pajak


Wajib Pajak Pindah

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) Tambahan (SKPKBT)

Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
LANJUTAN Sanksi Pajak
Kelebihan Membayar
Pajak

Sanksi Administrasi Kelebihan pembayaran Pajak bagi


Surat Tagihan
Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu
Pajak (STP)
Sanksi Pidana
Kelebihan Pembayaran Pajak bagi
SURAT PAKSA Wajib Pajak yang Memenuhi
Persyaratan Tertentu

Ketentuan BAB 2
Kelebihan Pembayaran Pajak bagi
Bagi Petugas
Pajak
Ketentuan Orang Pribadi Bukan Subjek Pajak
Dalam Negeri
Umum dan
Keberatan, Banding dan Tata Cara Tata Cara Pembayaran Kelebihan
Pajak
Peninjauan Kembali Perpajakan
Keberatan

Banding Pembukuan

Pemeriksaan
Peninjauan
Kembali
Kelebihan Pembayaran Pajak Penyidikan
DASAR HUKUM
BAB 3 Definisi

1. UU No. 7 Tahun 1983 yang telah


disempurnakan dengan UU No. 7 Tahun 1991 PAJAK Pajak penghasilan (PPH) adalah pajak
yang dikenakan terhadap subjelk pajak
2. UU No. 10 Tahun 1994 atas penghasilan yang diterima atau
3. UU No. 17 Tahun 2000
4. UU No. 36 tahun 2008
PENGHASILAN diperoleh dalam suatu tahun pajak.

5. Peraturan pemerintah
6. Keputusan Presiden (UMUM)
Menghitung Pajak
Penghasilan
7. Keputusan Mentri Keuangan
8. Keputusan Direktur Jendral Pajak Objek PPH Bentuk
1.Tarif Pajak
9. Surat Edaran Direktur Jendral Pajak
 Tarif Umum Usaha Tetap
 Tarif Khusus 1.Penentuan Laba Bentuk Usaha Tetap
Subjek 2.Penghasilan Kena Pajak (PKP) (BUT)
Besarnya PKP bagi Wajib Pajak
Pajak 2.Penghasilan BUT yang Ditanamkan
dalam negri dan But ditentukan Kembali di Indonesia
1.Subjek Pajak Dalam Negeri dan Luar Negeri berdasarkan penghasilan bruto
2.Kewajiban Pajak Subjektif dikurangi biaya untuk
3.Tidak termasuk Subjek Pajak mendapatkan, menagihkan dan Pengurangan
4.Wajib Pajak Dalam Negeri dan Luar Negeri memelihara penghasilan Penghasilan

Deductible Expense
Objek Pajak
Pelunasan pajak
Penghasilan Non – Deductible
1.Penghasilan yang Termasuk Objek Pajak
2.Penghasilan yang PPH-nya Bersifat Final Melalui Pihak lain Expense
3.Penghasilan Tidak Termasuk Objek Pajak
Oleh Wajib Pajak Sendiri

Sesudah Akhir Tahun Pajak


Pajak Penghasilan Atas Pajak Penghasilan Bersifat Final Pajak Penghasilan Bersifat
Penghasilan Bersifat Final Pasal Final Pasal 15
4 Ayat (2) UU PPh 1. PPh atas penghasilan dari usaha yang
diterima/diperoleh wajib pajak yang
memiliki peredaran bruto tertentu
2. PPh Pasal 15 UU PPh untuk usaha 1. PPh atas imbalan yang
1. PPh atas bunga deposito dan tertentu dibayarkan/terutang kepada
tabungan serta Diskonto SBI 3. PPh Pasal 4 Ayat (2) UU PPh perusahaan pelayaran dalam
2. PPh atas transaksi saham dan
negeri
sekuritas lainnya
2. PPh atas imbalan yang
3. PPh atas bunga obligasi
dibayarkan/terutang kepada
4. PPh atas hadiah undian BAB 4
perusahaan pelayaran dan
5. PPh atas persewaan tanah dan/atau
bangunan
PAJAK PENGHASILAN FINAL penerbangan luar negeri
6. PPh atas penghasilan atas usaha jasa
konstruksi
7. PPh atas pengalihan harta berupa
tanah atau bangunan
8. PPh atas bunga simpanan yang
dibayarkan oleh koperasi kepada
anggota koperasi orang pribadi Tata Cara Penyetoran dan
9. PPh atas dividen yang diterima oleh pelaporan
wajib pajak orang pribadi

1. Penyetoran dan Pelaporan Pajak Oleh


Wajib Pajak Sendiri

2. Penyetoran dan pelaporan pajak melalui


pemotongan atau pemungutan oleh pemungut
atau pemotong
DEFINISI
PPh 21 adalah pajak yang dilewatkan terhadap
HAK PEMOTONG PAJAK wajib pajak orang pribadi dalam negri atas KEWAJIBAN PEMOTONG PAJAK
penghasilan yang terkait dengan pekerjaan, jasa
atau kegiatan. Penghasilan yang dimaksud
meliputi upah, gaji, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk
apapun. 1. Membuat surat pernyataan yang berisi
1. Meminta bukti pemotongan jumlah tanggungan keluarga pada awal
PPh Pasal 21 pada pemotong tahun atau pada awal menjadi subjek
pajak;
2. Pemotongan pajak dengan
BAB 5 pajak dalam negri;
2. Memasukkan Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT) jika memiliki NPWP;
peraturan, maka WP berhak
melaporkan ke dirjen Pajak; Pajak Penghasilan 3. Memasukkan SPT jika WP memiliki
penghasilan lebih dari 1 pemberi kerja;
3. Mengajukan permohonan
banding secara tertulis kepada Pasal 21 4. Dalam hal perubahan tanggungan
keluarga, WP wajib membuat surat
Badan Peradilan Pajak. pernyataan baru kepada pemotong
PPH Pasal 21 sebelum awal tahun
kalender.

TIDAK TERMASUK WAJIB PENERIMA PENGHASILAN WAJIB TEKNIK PENGHITUNGAN DAN


PENGISIAN SPT MASA PPh PASAL
PAJAK PAJAK (WAJIB PAJAK PPh PASAL 21)
21/26
1. Pejabat perwakilan diplomatic 1. Pegawai;
dan konsulat atau pejabat lain 2. Penerima uang pesangon dan pension; 1. Bentuk dan isis SPT Tahunan
dari Negara asimng dan orang- 3. Bukan pegawai yang menerima penghasilan pekerjaan jasa; PPh Pasal 21;
orang yang dibantu dan tinggal 4. Peserta kegiatan, seperti peserta lomba, rapat dan kegiatan
2. Mekanisme pemungutan PPh
bersama pemberi pekerjaan; lainnya;
Pasal 21/26
2. Pejabat perwakilan Organisasi 5. Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak
Internasional. rangkap sebagai pegawai tetap pada suatu perusahaan yang 3. Kasus .
sama.
MENGHITUNG PPh PASAL 21
PENGHASILAN YANG
DIPOTONG PPh PASAL 21
1. Dasar pengenaan dan
HAK DAN KEWAJIBAN WAJIB PAJAK pemotongan PPh Pasal 21/26
2. Tarif dan dasar pengenaan PPh bersifat final, artinya
1. Hak Wajib Pajak pajak
 Wajib pajak berhak meminta bukti pemotongan
seluruh pajak yang telah
PPh Pasal 21 kepada Pemotong Pajak; dipotong oleh pihak pemotong
 Wajib pajak berhak mengajukan surat dianggap telah selesai tanpa
Keberatan kepada Direktur jendral Pajak jika
PPh Pasal 21 yang dipotong oleh pemotong harus menunggu perhitungan
Pajak tidak sesuai dengan peraturan yang BAB 5 dari pihal fiskus.
berlaku;
 Wajib pajak berhak mengajukan permohonan PAJAK PENGHASILAN
banding secara tertulis dalam bahasa Indonesia
dengan alas an yang jelas. PASAL 21
PENGHASILAN YANG TIDAK
2. Kewajiban Wajib Pajak
 Wajib pajak wajib menyerahkan surat DIPOTONG PPh PASAL 21
pernyataan kepada pemotong pajak; (BUKAN OBJEK PPh PASAL 21)
 Wajib Pajak berkewajiban menyerahkan SPT OBJEK PPh PASAL 21
Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi, jika WP
mempunyai penghasilan lebih dari 1 pemberi
kerja. 1. Pembayaran manfaat asuransi
1. Penghasilan yang diterima pegawai tetap; 2. Penerimaan dalam bentuk
TARIF PPh PASAL 21 2. Penghasilan yang diperoleh penerima
natura atau knikmatan
pension;
Rp. 0 s.d Rp. 50.000.000 = Tarif pajak 5% 3. Iuran pension
3. Penghasilan pegawai tidak tetap
Diatas Rp. 50.000.000 s.d Rp. 250.000.000 4. Imbalan kepada bukan pegawai; 4. Zakat
= Tarif pajak 15% 5. Imbalan kepada peserta kegiatan; 5. Beasiswa
6. Penghasilan berupa uang pesangon,
Diatas Rp. 250.000.000 s.d Rp. 500.000.000
honorarium, jasa produksi dan penarikan
= Tarif pajak 25%
dana pension.
Diatas Rp. 500.000.000 = Tarif pajak 30%

Anda mungkin juga menyukai