Anda di halaman 1dari 3

AFATUL LISAN (BAHAYA LIDAH)

Disusun oleh : Sopian 132019013

MK. : Al Islam Semester 5

Dosen : Karyadin, M.Pd

Diantara bagian tubuh yang harus kita jaga dengan sungguh-sungguh adalah lidah atau lisan kita.
Ketahuilah, sekerat daging ini dapat mendatangkan keridhoan Allah ta’ala dan membawa kita ke surga
jika digunakan untuk taat kepada-Nya; namun sebaliknya, ia dapat pula mendatangkan murka Allah
Ta’ala dan menjerumuskan kita ke neraka jika digunakan untuk maksiat kepada-Nya. sesungguhnya
perkataan itu terbagi ke dalam empat bagian: (1) perkataan yang berbahaya sepenuhnya, (2) perkataan
yang mengandung manfaat dan bahaya (kedua perkataan ini harus ditinggalkan), dan (3) perkataan yang
tidak mengandung bahaya dan tidak mengandung manfaat (menyibukkan diri dengannya berarti
menyia-nyiakan waktu dan berakibat beratnya hisab), serta (4) perkataan yang bermanfaat sepenuhnya.

Berikut ini adalah afatul lisan (bahaya-bahaya lidah) yang harus kita hindari dengan sungguh-sungguh:

Pertama, pembicaraan yang tidak berguna. --> Berbicara sesuatu yang tidak bermanfaat dan tidak
diperlukan meskipun tidak berdosa (mubah) akan berakibat beratnya hisab di hari kiamat kelak.

Kedua, melibatkan diri dalam pembicaraan yang batil. -->Yaitu pembicaraan yang mengandung
kemaksiatan, seperti memceritakan ihwal perempuan untuk membangkitkan syahwat, pembicaraan
kekaguman dan keinginan terhadap kesenangan-kesenangan orang-orang fasik, kata-kata celaan,
ghibah, membahas hikayat-hikayat batil, dan lain sebagainya.

Ketiga, perbantahan dan perdebatan. --> Banyak sekali hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang melarang perbantahan atau perdebatan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ‫ َواَل ت َِع ْدهُ َموْ ِعدًا فَتُ ْخلِفَه‬,ُ‫ازحْ ه‬ َ ‫ار َأخَا‬


ِ ‫ َواَل تُ َم‬,‫ك‬ ِ ‫اَل تُ َم‬

“Janganlah engkau mendebat saudaramu dan janganlah engkau mencandainya dan janganlah engkau
berjanji kepadanya dengan satu janji yang engkau akan menyelisihinya.” (HR Turmudzi).
Keempat, memaksakan bersajak dan berfasih-fasih dalam bicara. --> Semua itu termasuk perkataan yang
tercela karena menyebabkan bertele-telenya pembicaraan, bahkan menimbulkan kesalahfahaman.

Kelima, berkata keji, jorok dan cacian. --> Semua ini tercela dan dilarang karena menjadi sumber
keburukan dan kehinaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِّ‫ش َو اَل ْالبَ ِذي‬ ِ َ‫ْس ْالمـُْؤ ِمنُ بِالطَّعَّا ِن َو اَل اللَّعَّا ِن َو اَل ْالف‬
ِ ‫اح‬ َ ‫لَي‬

“Bukanlah seorang mukmin orang yang suka mencela, orang yang gemar melaknat, orang yang suka
berbuat atau berkata-kata keji dan orang yang berkata-kata kotor/ jorok”. (HR. Tirmidzi)

Keenam, melaknati sesuatu. --> Agama Islam mencegah kita dari sikap mudah melaknat. Apakah
melaknat manusia, melaknat binatang, ataupun melaknat hal-hal lainnya, semua itu adalah tercela.

Ketujuh, nyanyian dan syair --> Perkataan syair dan nyanyian yang baik –yang tidak mengandung kata-
kata yang dibenci, adalah baik, tetapi yang isinya buruk haruslah ditinggalkan. Tetapi berkonsentrasi
penuh untuk syair dan nyanyian adalah tercela, khususnya untuk jenis syair dan nyayian yang batil.

Kedelapan, senda gurau. --> Bersenda gurau yang tercela dan yang terlarang menurut agama ialah yang
dilakukan secara terus-menerus serta melampaui batas. Senda gurau yang dibolehkan adalah yang isinya
tidak menyakiti, tidak dusta dan tidak berlebihan.

Kesembilan, ejekan dan cemoohan.

Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫ياَيُّهَاالَّ ِذ ْينَ ا َمنُوْ االَيَ ْس َخرْ قَوْ ٌم ِم ْن قَوْ ٍم ع‬


‫َسى ااَ ْن يَ ُكوْ نُوْ اخَ ْيرًا ِم ْنهُ ْم َوالَنِ َسآ ٌء ِم ْـن نِ َسآ ٍء َع َسى ااَ ْن يَ ُك َّن َخ ْيرًا ِم ْنه َُّن‬

“Hai orang-orang yg beriman, janganlah sesuatu kaum menghina kepada kaum yg lain, karena barangkali
yg dihinakan itu bahkan lebih baik dari yg menghinakan. Jangan pula golongan wanita menghina kepada
golongan wanita yg lain, karena barangkali yg dihinakan itu bahkan lebih baik dari yg menghinakan.”
(QS. Al-.- Hujurat, 49 : 11)

Kesepuluh, menyebarkan rahasia. --> Tidak dibenarkan menyebarkan pembicaraan rahasia yang telah
diamanahkan untuk dijaga

Kesebelas, janji palsu dan berdusta. --> Orang yang berjanji palsu dan berdusta terancam dengan
kemunafikan.

Kedua belas, menggunjing (ghibah).“Wahai Rasulullah, apakah ghibah itu?” Beliau menjawab, “Engkau
menyebut-nyebut saudaramu dengan sesuatu yang tidak disukainya”. Beliau ditanya lagi, “Bagaimana
pendapat engkau jika pada diri saudaraku itu ada sesuatu yang aku katakan?” Beliau menjawab, “Jika
pada dirinya ada sesuatu yang engkau katakan, berarti engkau telah mengghibahnya, dan jika pada
dirinya tidak ada sesuatu yang engkau katakan, berarti engkau telah mendustakannya.” (HR. Muslim,
Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Ketigabelas, perkataan orang bermuka dua. -- > Mereka adalah orang-orang yang menunjukkan
persetujuan dan kecintaan kepada kita; ketika berjumpa ia selalu menunjukkan wajah yang riang dan
gembira. Namun apabila ia telah berpaling, maka diapun mencaci-maki kita dengan ucapan yang keras
dan menghina bahkan disertai sumpah serapah yang keji.

Keempatbelas, pujian atau sanjungan.

Kelima belas, banyak bicara. --> Banyak bicara adalah ancaman yang berbahaya bagi seseorang, kecuali
jika lisannya “fasih”, didukung ilmu yang luas, dan sifat wara’ (hati-hati terhadap perkara yang dapat
membawa kepada dosa).

Keenam belas, terlalu banyak bertanya sehingga menimbulkan kesulitan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,’Apa saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku
perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa yang membinasakan
umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi Nabi-nabi mereka’.”
(HR. Bukhari dan Muslim).

“Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah mewajibkan haji kepada kalian, maka berhajilah”. Seseorang
bertanya, “Apakah setiap tahun, wahai Rasulullah?” Maka beliau diam hingga orang tersebut
mengulanginya sampai tiga kali, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalau aku
katakan ya, niscaya hal tersebut menjadi wajib, dan niscaya kalian tidak akan sanggup,” kemudian beliau
bersabda, “Biarkanlah aku terhadap apa yang aku tinggalkan kepada kalian. Sesungguhnya orang-orang
sebelum kalian binasa karena pertanyaan dan penentangan mereka kepada nabi-nabi mereka. Jika aku
memerintahkan sesuatu kepada kalian, kerjakan semampu kalian. Dan jika aku melarang sesuatu pada
kalian, tinggalkanlah”.

Ketujuhbelas, namimah (menghasut/mengadu domba). --> Perbuatan namimah sangat berbahaya


karena dapat menimbulkan permusuhan berkepanjangan.

“Para ulama menjelaskan namimah adalah menyampaikan perkataan seseorang kepada orang lain
dengan tujuan merusak hubungan di antara mereka.” (Syarh Nawawi LiShahih Muslim 1/214)

Itulah diantara bahaya-bahaya lisan yang harus kita hindari. Semoga Allah Ta’ala menjauhkan kita dari
perbuatan-perbuatan tercela ini.

Sumber : https://tarbawiyah.com/afatul-lisan-bahaya-lidah/

Anda mungkin juga menyukai