Diajukan Sebagai
Tugas Mata Kuliah MKWU
Dosen Pengampu :
Seplia Sartika Sari, M.Pd.
Disusun oleh :
KELOMPOK 2
PROGRAM STUDI MKWU BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Tugas Makalah Bahasa Indonesia yang berjudul " Menemukan Hasil Bacaan
untuk Keperluan Menulis" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah MKWU Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan Ilmu
Pengetahuan tentang materi yang disajikan ini.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Seplia Sartika Sari, M. Pd sebagai dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia dan teman -teman yang sudah bekerja sama dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu,
tanggapan, saran dan kritikan yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini dan untuk perbaikan dikemudian hari.
ii
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..............................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL.................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................3
2.1 Pengertian PUEBI.................................................................................3
2.2 Ruang Lingkup.....................................................................................3
2.3 Pemakaian Huruf..................................................................................3
2.3.1 Huruf Abjad..........................................................................................3
2.3.2 Huruf Vokal..........................................................................................4
2.3.3 Huruf Konsonan...................................................................................5
2.3.4 Huruf Diftong.......................................................................................7
2.3.5 Gabungan Huruf Konsonan..................................................................7
2.3.6 Huruf Kapital........................................................................................8
2.3.7 Huruf Miring........................................................................................12
2.3.8 Huruf Tebal...........................................................................................13
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
sesuatu yang tidak biasa, sebagaimana pendapat Chaer (2007) bahwa bahasa
bersifat dinamis (ascitedinYanti, 2016). Bahasa tidak pernah lepas dari berbagai
aspek kehidupan manusia semenjak keberadaan manusia sebagai makhluk yang
1
berbudaya dan bermasyarakat. Kehidupan manusia akan terus berubah dan tidak
tetap, karena eratnya keterkaitan dan keterikatan manusia dengan bahasa, maka
bahasa pun akan terus ikut berubah, tidak tetap, dan tidak statis.
Bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan, terutama yang berkaitan
manusia sendiri yang akan menciptakan istilahnya (Chaer, 2007, ascitedin Yanti,
2016).
1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian dari PUEBI.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia
yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari
pemakaian
huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, serta penggunaan tanda baca
(Murtiani et al, 2016). Dalam menulis berbagai karya ilmiah, diperlukan aturan
tata bahasa yang menyempurnakannya sebab karya tersebut memerlukan tingkat
kesempurnaan yang mendetail. Karya ilmiah tersebut dapat berupa artikel,
resensi, profil, karya sastra, jurnal, skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya.
Sehingga PUEBI dapat diartikan sebagai suatu ketentuan dasar secara
menyeluruh yang berisi acuan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan
benar.
3
Tabel 2.1 Huruf abjad berdasarkan PUEBI
4
Tabel 2.2 Huruf vokal dan contoh pemakaiannya dalam kata
Keterangan :
∗ Huruf e mewakili dua fonem, yaitu /e/ dan /ə/ beserta alofonnya. Fonem /e/
memiliki dua alofon, yaitu [e] dan [ɛ]. Fonem /e/ dilafalkan [e] jika terdapat
pada suku kata buka dan tidak diikuti suku kata yang mengandung alofon [ɛ]
(Alwi et al, 2008). Fonem /e/ dilafalkan [ɛ] jika terdapat pada suku kata tutup
akhir. Fonem /ə/ hanya memiliki satu alofon, yaitu [ə]. Pada PUEBI,
digunakan tiga diakritik yang mewakili fonem beserta alofon dari huruf e
sebagai panduan pengucapan yang benar apabila suatu ejaan kata
menimbulkan keraguan.
a. Diakritik (é) dilafalkan
[e]. Misalnya:
Masakan Ibu sangat enak (énak).
5
penyentuhan
6
atau pendekatan berbagai alat ucap, dan cara alat ucap itu bersentuhan atau
berdekatan (Alwi et al, 2008). Huruf-huruf konsonan pada bahasa Indonesia
dilambangkan oleh 21 huruf yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x y,
dan z.
y yakin sayur -
z zat rezim juz
Keterangan :
∗ Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu
pengetahuan. Huruf x pada posisi awal kata dilafalkan [s].
7
2.3.4 Huruf Diftong
Huruf diftong merupakan huruf vokal yang berubah kualitasnya pada saat
pengucapannya dan dalam sistem tulisannya dilambangkan oleh dua huruf vokal.
Kedua huruf vokal tersebut tidak dapat dipisahkan karena tergolong dalam satu
suku kata. Diftong berbeda dengan deretan vokal (Alwi et al, 2008), karena
setiap huruf vokal pada deretan vokal mendapat hembusan yang sama atau
hampir sama,
dan kedua huruf vokal tersebut berada dalam dua suku kata yang berbeda.
Contoh huruf diftong dalam bahasa Indonesia adalah ai, au, ei, dan oi.
Tabel 2.4 Huruf diftong dan contoh pemakaiannya dalam kata
oi - boikot tomboi
8
2.3.6 Huruf Kapital
Huruf kapital merupakan huruf yang memiliki bentuk khusus dan
berukuran lebih besar dari huruf biasa. Berikut adalah ketentuan-ketentuan
penggunaan huruf kapital.
4. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada setiap kata nama agama,
kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
9
Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Katolik adalah lima agama yang
diakui di Indonesia.
Ya Tuhan, tolong ampuni kami.
5. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama gelar
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
kebali-balian
10
9. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan
hari raya atau hari besar keagamaan.
Misalnya:
bulan Juni tahun Masehi
11
Contoh berikut bukan nama jenis.
Pada mata pelajaran Seni Budaya hari ini, para murid diajak
menyanyikan lagu daerah Riau, lagu daerah Sumatera Barat, dan
lagu daerah Aceh.
12. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan,
organisasi,
atau dokumen, kecuali kata
tugas. Misalnya:
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Komisi Pemberantasan Korupsi
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, makalah, nama
majalah, dan surat kabar, kecuali kata tugas, yang tidak terletak pada posisi
awal.
Misalnya:
Majalah Bobomemberikan informasi yang bermanfaat bagi anak-anak.
Dia sedang membaca novel DustadiBalikPenjelajahanColumbus.
14. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan.
Misalnya:
S.T. sarjana teknik
Nn. nona
15. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, dan paman, serta kata atau ungkapan
lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
“Wajah Kakak terlihat pucat, apa Kakak sakit?” tanya Raisa.
Ibu berkata kepadaku, “Tolong bersihkan sayuran itu, Nak.”
Catatan:
12
Ibu saya memiliki satu orang kakak dan tiga orang adik.
Sejak kecil, dia sudah tinggal bersama dengan neneknya.
b. Kata ganti Andaditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata terdiri atas novel Laskar
Pelangi, SangPemimpi, Edensor, dan MaryamahKarpov.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007.
PedomanUmumPembentukan Istilah. Jakarta: Balai Pustaka.
2. Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya:
Catatan:
a. Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam
bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring
13
b. Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian
yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
c. Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip
secara langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf
miring.
Misalnya:
Kakek itu sangat kurus.
Dia pergi ke pasar
14
2.4.2 Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan atau kata turunan adalah kata-kata yang sudah berubah
bentuk dan makna disebabkan pemberian imbuhan berupa awalan (afiks), akhiran
(sufiks), sisipan (infiks), atau awalan-akhiran (konfiks). Kata berimbuhan terbagi
menjadi:
1. Imbuhan yang ditulis serangkai dengan bentuk
dasarnya. Misalnya:
bersalah
tarikan
kemilau
persembahan
Catatan:
Imbuhan yang diserap dari unsur asing seperti -isme, -man, -wan, atau -wi,
ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
patriotisme
budiman
sejarawan
manusiawi
2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Misalnya:
adikuasa
antarnegara
dwibahasa
prakarya
Catatan:
a. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau
singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda
hubung (-).
Misalnya:
non-Asia
pan-Amerika
15
pro-Pemerintah
b. Bentuk mahayang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau
sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih
dan Penyayang.
c. Bentuk mahayang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau
sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.
Misalnya:
Tuhan Yang Mahatahu apa yang terbaik bagi kita.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa terus melindungi kalian semua.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar jakarta: PT.
Gramedia. Murtiani, Anjar, dkk. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia Yogyakarta: araska
Araska.
Permendikbud Nomor 50 Tahun 2015. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Jakarta: Kemendikbud.
Rahmadi, Duwi. 2017. Pedoman Umum Bahasa Indonesia Dan Kesalahan
Berbahasa Solo: Genta Smart Publisher.
Yanti, Prima Gusti, dkk. 2016. Bahasa Indonesiakonsep Dasar Dan Penerapan.
Jakarta: PT. Grasindo.