Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH SISWA YANG MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR

TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP


NEGERI 6 PAREPARE

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH
NURUL HUDAYANI
NIM 217120012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................4
D. Manfaat Penelitian............................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR..........................6
A. Kajian Pustaka..................................................................................................6
1. Hakikat Matematika..................................................................................6
2. Hakikat Belajar Matematika......................................................................7
3. Prestasi Belajar Matematika......................................................................9
4. Bimbingan Belajar...................................................................................11
B. Kerangka Pikir................................................................................................14
C. Hipotesis Penelitian........................................................................................15
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................16
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.....................................................................16
B. Populasi dan Sampel.......................................................................................16
C. Definisi Operasional Variabel.........................................................................17
D. Instrumen Penelitian.......................................................................................18
E. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................18
F. Teknik Analisis Data.......................................................................................19
1. Analisis Validasi Isi Instrumen...............................................................19
2. Analisis Statistika Deskriptif...................................................................21
3. Analisis Statistika Inferensial..................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat berperan penting di dalam

kehidupan manusia. Pendidikan memiliki tujuan untuk mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta untuk mengembangkan

potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandidir, dan

menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20

Tahun 2003). Salah satu pelajaran yang paling penting di dalam kehidupan

manusia ialah belajar mengenal angka dan berhitung, pelajaran tersebut

dituangkan kedalam bentuk Matematika.

Metematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang bersifat universal

karena digunakan hampir pada semua bidang ilmu pengetahuan serta mendasari

teknologi modern, memajukan daya piker dan alias manusia. Matematika

memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan sebagaimana

dijelaskan Uly (2012: 1) pelajaran matematika sangatlah penting dalam kehidupan

sehari-hari, karena dapat membantu ketajaman berpikir secara logis serta

membantu memperjelas dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Menurut Uly

(2012: 1),” Bidang apapun butuh matematika untuk berpikir matematis, bernalar,

berlogika, berpikir kritis, berkomunikasi dengan baik, memprediksi, mengambil

keputusan dan memecahkan masalah”.

1
2

Melihat pentingnya pembelajaran matematika didalam kehidupan manusia

maka prestasi belajar matematika di sekolah sangatlah perlu diperhatikan dengan

sungguh-sungguh oleh semua pihak yang terkait terutama pada guru mata pelajran

matematika di sekolah lanjutan. Namun pada dasarnya pelajaran matematika

disekolah masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit bahkan ada yang menggap

bahwa matematika merupakan pelajaran yang menakutkan. Sejalan yang

diungkapkan Hamalik (2001: 34), “Matematika adalah salah satu materi pelajaran

yang dianggap paling sulit untuk dipahami oleh kebanyakan siswa-siswi pada

semua jenjang pendidikan di Indonesia”. Menurut Hamalik (2001: 34), “hal itu

dikarenakan didalam matematika banyak sekali simbol yang digunakan, baik

berupa huruf maupun non huruf sehingga menyebabkan prestasi belajar

matematika selalu berada pada tingkat bawah dibandingkan dengan mata

pelajaran lainnya”.

Mengingat pentingnya prestasi belajar siswa maka salah satu solusi yang

dapat ditarapkan pada masa pada pandemi COVID-19 kepada siswa khususnya

dalam mata pelajaran matematika dengan cara mengikuti kelas tambahan atau

biasa dikatakan sebagai kelas bimbingan belajar. Sebagaimana yang dijelaskan

oleh Winkel dalam Sukardi (2010: 56) menyatakan bahwa bimbingan belajar atau

akademik ialah bimbingan dalam menemukan cara belajar yang tepat, dalam

memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran

yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi

pendidikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar merupakan


3

bantuan yang diberikan oleh guru atau tenaga ahli kepada siswa untuk membantu

memecahkan masalah belajar siswa sesuai kemampuan yang dimilikinya.

Terbatasnya pertemuan antara siswa dengan guru di masa COVID-19

karena diterapkannya sistem pembelajaran daring maka secara otomatis

kemampuan siswa dalam menerima materi pun akan terbatas. Dengan

berkurangnya intensitas pertemuan siswa dengan guru di sekolah dan sistem

pembelajaran yang dilakukan secara Jarak jauh akan menjadi kendala dalam

pencapaian tujuan belajar. Hadirnya bimbingan belajar tidak lepas dari adanya

masalah-masalah belajar yang merupakan inti dari masalah pendidikan dan

pengajaran, karena belajar merupakan kegiatan utama dalam pendidikan dan

pengajaran. Hambatan atau kesulitan belajar yang dialami siswa ini akan

berimplikasi pada prestasi belajar yang rendah.

Bimbingan belajar diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah belajar

yang dialami oleh siswa. Dengan demikian, bimbingan belajar merupakan proses

pemberian bantuan dari guru pengajar ataupun pembimbing kepada siswa dengan

cara mengembangkan suasana belajar yang kondusif sesuai kemampuan agar

siswa mampu mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya, sehingga pencapaian

belajar yang diperoleh mampu optimal. Sejalan dengan pendapat yang

diungkapkan oleh Mulyadi (2010: 107) mengatakan bahwa bimbingan belajar

adalah proses pemberian bantuan kepada murid dalam memecahkan kesulitan-

kesulitan yang berhubungan dengan masalah belajar. maka dari itu, masalah

utama yang akan menjadi objek kajian dalam penelitian ini adalah sejauh mana

bimbingan belajar mampu meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah.


4

Berdasarkan uraian di atas, secara keseluruhan masalah yang akan dibahas

dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Siswa Yang Mengikuti Bimbingan Belajar

Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 6 Parepare”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

dari penelitian ini adalah "Apakah ada Pengaruh Siswa Yang Mengikuti

Bimbingan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 6

Parepare?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui adakah pengaruh siswa yang mengikuti bimbingan belajar

terhadap prestasi belajar matematika siswa smp negeri 6 parepare.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi sekolah, diharapkan dengan adanya penelitian ini menjadi masukan

dalam upaya mengetahui penyebab rendahnya prestasi belajar matematika

siswa.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil tindakan guna

meningkatkan prestasi belajar matematika baik dengan bimbingan belajar.

3. Bagi Siswa, Penelitian ini akan sangat berguna bagi siswa dalam proses

pembelajaran matematika sehingga terciptanya pembelajaran yang efektif.

4. Bagi peneliti, melatih diri menulis suatu karya yang sifatnya ilmiah serta

memberi pengalaman untuk mengetahui gambaran kuantitatif tentang


5

seberapa besar pengaruh bimbingan belajar terhdap prestasi belajar

matematika siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Matematika

Menurut Suherman (2003) istilah mathematics (Inggris),

mathematik (Jerman), mathematique (Perancis), matematico (Itali),

matematiceski (Rusia), atau mathematic/wiskunde (Belanda) berasal dari

perkataan latin mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan

Yunani, mathematike, yang berarti “relating to learning”. Perkataan itu

mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu

(knowledge, science). Perkataan mathematike berhubungan sangat erat

dengan sebuah kata lainnya yang berupa, yaitu mathanein yang

mengandung arti belajar (berpikir).

Menurut Uno (2009: 129), matematika adalah sebagai suatu bidang

ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan

berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi,

analisis dan konstruksi, generalitas dan individualitas, serta cabang-cabang

antara lain aritmetika, aljabar, geometri dan analisis

Sumardyono (2004: 28), menyatakan matematika merupakan

pengetahuan yang berpola fikir deduktif, yang berarti suatu teori dalam

matematika diterima kebenarannya bila telah dibuktikan secara deduktif.

Selain itu matematika juga dipandang sebagai ilmu yang melatih untuk

bernalar, karena matematika memuat cara pembuktian yang sahih, rumus-

6
rumus atau aturan yang umum dan penalaran yang sistematis. Lebih lanjut

Nikson (Muliyardi, 2003: 3), mengemukakan bahwa

7
8

pembelajaran matematika adalah upaya membantu siswa untuk mengkostruksi

konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri

melalui proses internalisasi sehingga konsep atau prinsip itu terbangun kembali.

Russefendi (Istrsins, 2013), matematika itu terorganisasikan dari unsur-

unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma dan dalil-dalil

yang dibuktikan kebenarannya, sehingga matematika disebut ilmu deduktif.

Wittgenstein (Hasratuddin, 2014: 30), menjelaskan bahwa matematika

adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi

manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang

betuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang

paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat

dan menggunakan hubungan-hubungan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa matematika merupakan suatu cara memecahkan masalah manusia

menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang betuk dan

ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung yang

berhubungan antara satu dengan yang lainya yang dituangkan kedalam

bidang seperti aljabar, analisis, dan geometri yang melatih manusia untuk

bernalar.

2. Hakikat Belajar Matematika

Sudjana (2001: 28), belajar adalah proses aktif, proses

merealisasikan terhadap semua situasi yang ada disekitar, proses yang

diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui pengalaman, proses


9

melihat, mengamati, memahami sesuatu, dan saling erat kaitannya dengan

perubahan tingkah laku. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Bruton

(Aunurrahman, 2009: 35), bahwa belajar sebagai perubahan tingkah laku

pada diri individu berkat adanya intaraksi antara individu dengan individu

dan individu dengan lingkungannya sehingga meraka mampu berinteraksi

dengan lingkungannya.

Belajar matematika merupakan suatu aktivitas mental untuk mamahami

arti dan struktur-struktur, hubungan-hubungan atau simbol-simbol, serta

manipulasi konsep-konsep yang dihasilkan ke situasi dunia nyata sehingga

menyebabkan perubahan. Belajar matematika tidak sekedar learning to

do,learning to be, hingga learning to live together. Sesuai dengan Peraturan

Menteri No. 22 Tahun 2006 tentang tujuan pembelajaran matematika agar siswa

memiki kemampuan sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep atau

logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan atau pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami kemampuan,

meracang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah.


10

Menurut Bruner (Abyfarhan, 2011), belajar matematika adalah

belajar mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang

terdapat didalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara

konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu. Sedangkan menurut

Dienes (Karso, 2006 : 17), mengemukakan bahwa belajar matematika

melibatkan suatu struktur hirarki dari konsep-konsep tingkat tinggi yang

dibentuk atas dasar apa yang telah dibentuk sebelumnya.

Sardiman (2007: 20), mengemukakan bahwa makna belajar matematika

adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan

misalnya dengan membaca mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

hakikat belajar matematika matematika merupakan serangkaian hasil pemikiran

manusia tentang bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep sebagai proses

memperoleh pengetahuan baru yang dilakukan peseta didik dengan membangun

dari pengalaman atau pengetahuan siswa sehingga belajar menjadi lebih

bermakna.

3. Prestasi Belajar Matematika

Zaenal Arifin (2012: 14), mengemukakan bahwa prestasi adalah hasil dari

kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ke 5), “prestasi adalah hasil yang

telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. Prestasi

merupakan hasil suatu usaha yang telah dilaksanakan menurut batas kemampuan

dari pelaksanaan usaha tersebut”.


11

Mohammad Surya (2004: 75), mengemukakan bahwa prestasi belajar

adalah hasil belajar atau perubahan tingkat laku yang menyangkut ilmu

pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkunganya.

Sutratinah Tirtonagoro (2001: 43), menyatakan bahwa prestasi belajar

adalah penilaian hasil usaha kegiatan pembelajaran yang dalam bentuk simbol,

angka, huruf atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil usaha yang sudah

dicapai oleh anak dalam kurun waktu tertentu. Sejalan dengan itu Asmara

(Irmawati, 2015: 18), mengemukakan bahwa prestasi belajar yang dicapai

seseorang dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan

dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dalam tes angka nilai yang diberikan oleh

guru.

Muhibin Syah (2008: 141), mengemukakan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil dari sebagian faktor yang mempengaruhi proses belajar secara

keseluruhan.

Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah perubahan tingkah laku yang menunjukkan penguasaan,

penggunaan, penilaian berbagai pengetahuan dan keterampilan sebagai

akibat atau hasil dari proses belajar dengan faktor yang mempengaruhi

serta tertuang dalam bentuk nilai.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Pada dasarnya faktor-

faktor yang mempengaruhi belajar pada umumnya juga berpengaruh pada prestasi

belajar khususnya dalam penelitian ini adalah pelajaran matematika.


12

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berdasarkan

pendapat Muhibin Syah (2008: 132), yaitu:

a. Faktor Internal

1) Jasmaniah (Psikologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh,

yang termasuk dalam faktor ini adalah: penglihatan, pendengaran, struktur

tubuh dan sebagainya.

2) Psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang terdiri atas:

(a) Faktor intelektif, yaitu: faktor potensial, yaitu: kemapuan intelegensi

(kemampuan verbal, kemampuan numerik, kemampuan spasial dan

kemampuan penalaran) dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu: prestasi

yang pernah dimiliki.

(b) Faktor non intelektif, yaitu: unsur-unsur kegiatan tertentu seperti sikap,

kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

(c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor lingkungan sosial yang terdiri dari: lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok.

2) Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan

kesehatan.

3) Faktor lingkungan fisik seperti: fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.

4) Faktor lingkungan spiritual/keagamaan.


13

4. Bimbingan Belajar

Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005: 82), Bimbingan dapat

diartikan sebagai upaya pemberian bantuan kepada siswa dalam rangka mencapai

perkembangannya yang lebih optimal. Sejalan dengan yang dituliskan Moh. Surya

dalam bukunya Dewa Ketut Sukardi (2002: 20), Bimbingan adalah suatu proses

pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada

yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan

diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan menyesuaikan diri

dengan lingkungannya.

Menurut Slameto (2003: 2), belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Thursan Hakim, (2000: 1), berpendapat belajar adalah suatu

proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut

ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti

peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

keterampilan, daya pikir dan kemampuan.

Menurut (prayitno dan erman, amti, 2004: 99), bimbingan belajar adalah

proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang

atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang

yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya secara mandiri,

dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat

dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.


14

Bimbingan belajar menurut Oemar Hamalik (2004: 195), adalah

bimbingan yang ditujukkan kepada siswa untuk mendapat pendidikan yang sesuai

dengan kebutuhan, bakat, minat, kemampuannya dan membantu siswa untuk

menentukan cara-cara yang efektif dan efisien dalam mengatasi masalah belajar

yang dialami oleh siswa. Sedangkan Tim Jurusan Psikologi Pendidikan (Mulyadi,

2010: 107), mengatakan bahwa bimbingan belajar adalah proses pemberian

bantuan kepada murid dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang berhubungan

dengan masalah belajar.

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 111), tujuan

pelayanan bimbingan belajar secara umum adalah membantu murid-murid agar

mendapatkan penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap

murid dapat belajar dengan efisien sesuai kemampuan yang dimilikinya, mencapai

perkembangan yang optimal. Diperjelas oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono

bahwa bimbingan belajar memiliki tujuan diantaranya adalah:

a. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi siswa.

b. Menunjukkan cara-cara belajar yang sesuai dan cara dan fungsi menggunakan

buku pelajaran.

c. Memberikan informasi berupa saran dan petunjuk bagi yang memanfaatkan

perpustakaan.

d. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian.

e. Memilih suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-cita,

dan kondisi fisik atau kesehatan yang dimiliki.

f. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi tertentu.


15

g. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajar.

h. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajaran di

sekolah maupun untuk pengembangan bakat dan karier di masa depan.

Adapun Fungsi bimbingan belajar bagi siswa menurut Oemar Hamalik

(2004: 195), antara lain:

a. Membantu siswa agar memperoleh pandangan yang objektif dan jelas tentang

potensi, watak, minat, sikap, dan kebiasaan yang dimiliki dirinya sendiri agar

dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

b. Membantu siswa dalam mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan

kebutuhan, bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki dan membantu siswa

dalam menentukan cara yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan bidang

pendidikan yang telah dipilih agar tercapai hasil yang diharapkan.

c. Membantu siswa dalam memperoleh gambaran dan pandangan yang jelas

tentang kemungkinan-kemungkinan dan kecenderungan- kecenderungan

dalam lapangan pekerjaan agar ia dapat menentukan pilihan yang tepat.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan

bahwa bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada siswa

dalam menyelesaikan masalah-masalah belajar yang dihadapi siswa di dalam

situasi belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sehingga

tercapai tujuan dan fungsi belajar yang diinginkan.


16

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kajian pustaka yang

telah diuraikan sebelumnya, maka secara sistematis kerangka pikir penelitian ini

dapat dituliskan pada Gambar 2.1

Siswa Prestasi belajar Guru


matematika siswa

Bimbingan Belajar

Ex Post Facto

Ada pengaruh positif


terhadap prestasi belajar
matematika
Gambar 2.1 Kerangka Pikirsiswa
Keterangan :

: Alur

: Kegiatan

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan,

maka hipotesis penelitian ini adalah “Bimbingan belajar berpengaruh positif

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII UPTD SMP Negeri 10

Parepare”, Untuk pengujian hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:


17

H 0 : β=0 lawan H 1 : β>0

Keterangan :

H 0=¿ Bimbingan belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika

siswa kelas VIII UPTD SMP Negeri 10 Parepare.

H 1=¿ Bimbingan belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar matematika

siswa kelas VIII UPTD SMP Negeri 10 Parepare.

β=¿ Koefisien arah regresi.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian Ex Post Facto bersifat korelasional dengan

pendekatan kuantitatif dimana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara

langsung, karena keberadaan dari variabel tersebut sudah terjadi, atau karena

variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi. Hubungan antara

variabel-variabel tersebut dapat dituliskan pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 skema desain penelitian


Keterangan :

X : Bimbingan Belajar

Y : Prestasi Belajar Matematika

Adapun penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti maka variabelnya

sebagai berikut:

1. Variabel bebas (variable independent)

Variabel bebasnya yaitu bimbingan belajar dan variabel bebas yang menjadi sebab

perubahan variabel terikat.

2. Variabel terikat (variable dependent)

Variabel terikatnya yaitu prestasi belajar matematika siswa.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian
19

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa UPTD SMP

Negeri 6 Parepare semester genap tahun 2020/2021

2. Sampel penelitian

Sampel penelitian ini adalah kelas yang terpilih diambil dari populasi

menggunakan teknik purporsive random sampling dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi seluruh siswa UPTD SMP Negeri 6 Parepare.

b) Memilah siswa yang mengikuti kegiatan bimbingan belajar di UPTD SMP

Negeri 6 Parepare.

c) Siswa yang terpilih pada poin (b) adalah siswa yang akan dijadikan sampel

penelitian.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas

Bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada siswa

dalam menyelesaikan masalah-masalah belajar yang dihadapi siswa di dalam

situasi belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sehingga

tercapai tujuan dan fungsi belajar yang diinginkan.

2. Variabel tertikat

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam mengikuti kegiatan

belajar yang mengakibatkan perubahan pada dirinya berupa penguasaan dan

kecakapan baru yang ditunjukkan dengan hasil berupa nilai rapor.


20

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar angket dan

lembar dokumentasi, dijelaskan sebagai berikut:

1. Lembar angket

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data menggunakan metode

angket. Metode angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data

dari variabel bimbingan belajar.

2. Dokumentasi

Lembar dokumentasi sebagai salah satu teknik yang dapat digunakan

untuk mengumpulkan data melalui pengamatan langsung secara sistematis

terhadap apa yang sudah tersimpan di kantor tata usaha UPTD SMP Negeri 6

Parepare atau arsip guru mata pelajaran matematika. Prestasi belajar yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa dari proses

pembelajaran yang dibuktikan dengan nilai rapor. Dari teknik dokumentasi ini

dapat diketahui prestasi belajar matematika siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik angket dan teknik dokumentasi, dijelaskan sebagai berikut:

1. Teknik Angket

Lembar angket, digunakan untuk mengumpulkan data mengenai bimbingan

belajar. Desain pengukuruan yang digunakan adalah skala likert dengan lima
21

bagian skala, yaitu: sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat

tidak setuju. Pembagian lembar angket dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi

Google Forms, dimana sampel penelitian dapat memberikan tanggapan terhadap

angket secara cepat dimanapun mereka berada dengan menggunakan laptop

maupun handphone yang telah terhubung dengan jaringan internet.

Adapun pedoman perskoran angket bimbingan belajar dapat dilihat pada

Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Bimbingan belajar


Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif Skor
Sangat setuju 5 Sangat setuju 1
Setuju 4 Setuju 2
Kurang setuju 3 Kurang setuju 3
Tidak setuju 2 Tidak setuju 4
Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 5

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data prestasi belajar

matematika siswa diperoleh dari data/dokumentasi ulangan harian siswa yang

diberikan oleh guru pada semester genap tahun ajaran 2020/2021.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis dengan

menggunakan tiga macam teknik yaitu: (1) Analisis data validitas instrumen

penelitian, (2) Statistika deskriptif, (3) Statistik inferensial.

1. Analisis Validasi Isi Instrumen

Data yang diperoleh dari lembar hasil validasi dianalisis dengan validasi

isi menurut Gregory (Ruslan, 2009: 19). Jika koefisien validitas isi tinggi ( ¿75%),

maka dapat dinyatakan pengukuran atau intervasi yang dilakukan adalah valid.
22

Pada saat dua penilai pakar mengevaluasi butir tes tertentu dengan menggunakan

penilaian skala empat poin, yaitu:

1 2 3 4
Tidak Relevan Kurang Relevan Relevan Sangat Relevan

Model kesepakatan antara penilai untuk validasi isi:

Penilai Pakar #1
Relevansi Lemah Relevansi Kuat
(butir bernilai 1 (butir bernilai
atau 2) 3 atau 4)
Peniai Pakar #2
Relevansi Lemah
(butir bernilai 1 atau 2)

Relevansi Kuat
(butir bernilai 3 atau 4)

Koefisien validitas isi dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

A = Kotak yang menunjukkan ketidaksetujuan antara kedua belah pihak

B dan C = Kotak yang menyangkut ketidaksepakatan penilai pertama setuju

(Sangat Baik), penilai kedua tidak setuju (Kurang), atau sebaliknya.

D = Kotak yang menunjukkan persetujuan yang valid antara kedua

penilai.
23

2. Analisis Statistika Deskriptif

Analisis Teknik statistika deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan

bimbingan belajar yang akan diteliti nantinya pada penelitian ini. Adapun

pendeskripsian yang digunakan adalah rata-rata, median, dan simpangan baku.

Untuk menetapkan tingkat prestasi belajar matematika siswa maka peneliti

menggunakan pengkategorian dengan lima skala yang disusun oleh Nurkancana

(Irmawati, 2015) sebagai berikut:

a. Pengkategorian Prestasi Belajar Matematika Siswa

Teknik pengkategorian yang akan digunakan yaitu pengkategorian dengan

lima skala yang disusun oleh Nurkancana (Rosliana, 2017) dengan nilai maksimal

idealnya 100, sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kategori Tingkat Penguasaan Prestasi Belajar Siswa


Skor Perolehan Kategori
90−100 Sangat Tinggi
80 – 89 Tinggi
65 – 79 Sedang
55 – 64 Rendah
0 – 54 Sangat Rendah
b. Pengkategorian Bimbingan belajar

Angket yang dibagikan kepada responden untuk mengetahui tingkat

bimbingan belajar yang terdiri dari 20 butir pernyataan dengan jawaban seperti

sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

Kategori yang digunakan untuk menentukan tingkat bimbingan belajar

dibuat pada skala lima menurut Nurkancana, dkk (2014) sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kategori Tingkat Bimbingan belajar


Penguasaan Kategori
81 – 100 Sangat Tinggi
61 – 80 Tinggi
41 – 60 Sedang
24

21 – 40 Rendah
0 –20 Sangat Rendah
3. Analisis Statistika Inferensial

Analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Untuk

keperluan tersebut hubungan antara satu variabel bebas dengan variabel terikat

dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana. Adapun analisis

statistika inferensial yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Uji Prasyarat Analisis

Adapun uji prasyarat yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan yakni Shapiro

Wilk.

Hipotesis yang akan diuji sebagai berikut:

H0 : Populasi berdistribusi normal

H1 : Populasi berdistribusi tidak normal

Kriteria pengujian :

Menerima H0 apabila nilai peluang sig p ≥ a(a=0,05)

2) Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai

hubungan yang linier secara signifikan atau tidak. Data yang baik seharusnya

terdapat hubungan yang linear antara variabel dependent dengan variabel

independent.

b. Uji Hipotesis
25

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Teknik analisis yang digunakan

dalam pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi linear

sederhana dengan menggunakan bantuan komputer program aplikasi sofware

SPSS 21. Bentuk persamaan regresi linear menurut sugiyono (2016) yaitu:

Ŷ = α + bX

Keterangan:

Ŷ = Prestasi belajar matematika

X = Bimbingan

α = Bilangan konstan

b = Koefisien regresi

Pengambilan keputusan yang digunakan yakni dengan membandingkan

nilai signifikansi (Sig¿dengan nilai probabilitas 0,05. Dengan ketentuan:

1) Jika nilai Sig¿ 0,05 “Ada pengaruh positif bimbingan belajar terhadap prestasi

belajar siswa”.

2) Jika nilai Sig≥ 0,05, “Tidak ada pengaruh positif bimbingan belajar terhadap

prestasi belajar siswa”.


26

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

Abyfarhan. 2011. Teori Belajar Matematika Menurut Bruner, Gagne, Thorndike,


Skinner, Piaget. (Online), (http://www.abyfarhan.com/2011/12/teori-
belajar-matematika-menurut-bruner.html#.VKVSodKUcuo), diakses 20
November 2020.

Amti, Erman dan Prayitno. 2004. Layanan bimbingan dan konseling kelompok.

Arif, Muhammad Tiro. 2015. Dasar-dasar Statistika. Makassar: Andira Publisher


Makassar.

Arifin, Zainal.(2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Budiningsih, Asri. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan Terhadap Kesulitan


Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.

Hakim, Thursan. 2000. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.

Hasratuddin. 2014. “Pembelajaran Matematika Sekarang Karakter”. Jurnal


Didaktilk Matematika, Volume.1, No.2, September 2014.

Irmawati. 2015. Pengaruh Kemampuan Verbal dan Penyesuaian Diri terhadap


Prestasi Belajar Matematika. Skripsi tidak diterbitkan. Parepare: UMPAR.

Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan


Belajar Khusus.Jogjakarta:Nuha Litera.

Muliyardi. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika. Padang: UNP.


27

Oemar Hamalik. 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sudjana. 2001. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung. Sinar Baru
Algensindo.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabrta.

Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.


Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan


Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Sukardi. (2010). Evaluasi Pendidikan, Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta : PT.


Bumi Aksara

Sumardyono. 2004. Karakteristik Matematika dan Implikasinya terhadap


Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Depdiknas.

Surya, Mohammad. 2004. Psikologi Pembelajar dan Pengajaran. Bandung:


Pustaka Bani Quraisy.

Syah, Muhibin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:


PT. Remaja Rosda Karya.

Tirtonegoro, Sutratinah. 2001. Penelitian Hasil Belajar Mengajar. Surabaya:


Usaha Nasional.

Uly. 2012. Hasil Belajar Matematika. (Online),


http://hengkiiriawan.blogspot.com, diakses pada 20 November 2020.

Uno, Hamzah B. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar


Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.
28

Yusuf, Syamsu & Juntika Nurihsan. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Padang: Jurusan Bimbingan dan
Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.

Anda mungkin juga menyukai