Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“THE MACROENOMIC AND ITS IMPACT ON BUSINESS ”

Dosen Pengampu :
Dr. Dra Maria Goretti Wi Endang Nirowati Pamungkas

Disusun Oleh :
Kelompok 1

Elsavenia Saragih 215030200111065

M. Ilham Hanif 215030200111074

Alfan Muzakki Mualana 215030200111086

Daru Salim Pratama 215030200111088

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

ILMU ADMINISTRASI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan makalah mengenai
“The Macroeconomic And Its Impact On Business” ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Adapun penyusunan makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas
perkuliahan dari mata kuliah Ekonomi Bisnis. Tidak lupa kami selaku penulis mengucapkan terima
kasih kepada Dr. Dra Maria Goretti Wi Endang Nirowati Pamungkas, selaku dosen mata kuliah
Ekonomi bisnis yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah wawasan dan
pengetahuan.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
terbuka menerima segala kritik dan saran yang membangun guna menjadi acuan agar kami dapat
memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik kedepannya. Kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.

Malang, 2 April 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 4

BAB II ............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
2.1 Pendapatan Nasional ............................................................................................................. 6
2.2 Metode Perhitungan GDP ..................................................................................................... 7
2.3 Komponen - Komponen dalam GDP .................................................................................... 9
2.4 Dampak Inflasi pada Biaya Produksi, Penawaran Uang dan Kebijakan Moneter ................ 9
2.5 Pengangguran: Jenis, Penyebab dan Akibat ........................................................................ 10
2.6 Keterkaitan Antara Inflasi dan Pengangguran, dan Bagaimana Dampaknya dalam Bisnis 12
2.7 Daur Hidup Bisnis ............................................................................................................... 13
2.8 Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi .................................................................................... 14
2.9 Peran Ekonomi dalam Bisnis .............................................................................................. 15

BAB III ......................................................................................................................................... 16


PENUTUP..................................................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekonomi makro adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro ekonomi
menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga (household),
perusahaan dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk
mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga
kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-varibael ekonomi secara agregat (keseluruhan).
Varibael-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau
pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca
pembayaran internasional. Dalam buku Makroekonomi (2007) karya N Hehory Mankiw, ekonomi
makro memiliki peran penting pada sebuah bisnis. Ekonomi makro mampu memengaruhi
pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja, dan pencapaian keseimbangan.
Meskipun ekonomi makro merupakan bidang pembelajaran yang luas. Ada dua area
penelitian yang menjadi ciri khas disiplin ini: kegiatan untuk mempelajari sebab dan akibat dari
fluktuasi penerimaan negara jangka pendek (siklus bisnis), dan kegiatan untuk mempelajari faktor
penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang (peningkatan pendapatan nasional). Model
makroekonomi yang ada dan prediksi-prediksi yang ada jamak digunakan oleh pemerintah dan
korporasi besar untuk membantu pengembangan dan evaluasi kebijakan ekonomi dan strategi
bisnis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Pendapatan Nasional ?
2. Bagaimana metode untuk menghitung GDP ?
3. Apa saja komponen-komponen dalam GDP ?
4. Apa dampak inflasi pada biaya produksi, penawaran uang dan kebijakan moneter?
5. Apa itu pengangguran: jenis, penyebab dan akibat ?
6. Bagaimana keterkaitan antara inflasi dan pengangguran, dan bagaimana dampaknya
dalam bisnis?
7. Bagaimana daur hidup bisnis ?
8. Bagaimana teori-teori pertumbuhan ekonomi ?
9. Apa peran ekonomi dalam bisnis?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pendapatan nasional

4
2. Mengetahui metode untuk menghitung GDP
3. Mengetahui Komponen-komponen dalam GDP
4. Mengetahui dampak inflasi pada biaya produksi, penawaran uang dan kebijakan moneter.
5. Mengetahui pengangguran: jenis, penyebab dan akibat
6. Mengetahui keterkaitan antara inflasi dan pengangguran, dan bagaimana dampaknya
dalam bisnis
7. Mengetahui daur hidup bisnis
8. Mengetahui teori-teori pertumbuhan ekonomi
9. Mengetahui peran ekonomi dalam bisnis

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendapatan Nasional


Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat suatu
Negara dalam kurun waktu tertentu yang biasanya satu tahun. Konsep pendapatan nasional
pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari inggris yang berusahan menaksir pendapatan
nasional negaranya pada tahun 1665. Namun pendapat tersebut tidak disepakati oleh ahli ekonomi
modern karena menurut ahli ekonomi modern, alat utama untuk mengukur kegiatan perekonomian
adalah suatu jumlah barang atau jasa yang dihasilkan setiap tahun oleh suatu negara. Oleh karena
itu pengertian pendapatan nasional adalah ukuran dari nilai total barang dan jasa yang dihasilkan
oleh suatu negara dalam kurun waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan uang. Salah satu
tolak ukur yang digunakan untuk menilai kondisi perekonomian suatu negara adalah pendapatan
nasional.
Tujuan dari perhitungan pendapatan nasioal adalah untuk memperoleh gambaran tentang
tingkat ekonomi yang sudah dicapai dalam suatu negara. Data pendapatan nasional yang sudah
dicapai dapat digunakan untuk membuat perkiraan tentang perekonomian negara di masa yang
akan datang.

2.1.1 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional


1. Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat adalah suatu daftar keseluruhan barang dan jasa yang
akan dibeli oleh sektor perekonomian pada berbagai tingkatan harga. Permintaan
penawaran agregat menunjukan antara hubungan keseluruhan permintaan terhadap
barang dan jasa sesua dengan tingkatan harga.
2. Konsumsi dan Tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa
dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu satu tahun, sedangkan tabungan
adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi.
3. Investasi
Investasi adalah semua pengeluaran yang diguakan untuk menciptakan
modal baru. Tujuan dari investasi adalah untuk mengganti bagian modal yang
sudah rusak dan menambah penyediaan modal yang ada.

2.1.2 Jenis – Jenis Pendapatan Nasional


1. Gross Domestic Product (GDP) / Product Domestik Bruto (PDB)
2. Produk Nasional Bruto (Gross National Product)
3. Produk Nasional Netto (NNP)
4. Pendapatan Nasional Neto (Net National Income)

6
5. Pendapatan perseorangan (Personal Income)
6. Pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income)

2.2 Metode Perhitungan GDP


Gross Domestic Product (GDP) merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir
yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
PDB dinyatakan sebagai :
1. GDP Atas Dasar Harga Berlaku (GDP adhb).
Nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada
setiap tahun.
2. GDP Atas Dasar Harga Konstan (GDP adhk).
Nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang
berlaku pada satu tahun (tahun dasar) tertentu sebagai dasar dalam hal ini tahun 1993.

2.2.1 Indikator GDP


Dari data GDP dapat juga diturunkan beberapa indikator ekonomi penting lainnya,
seperti :
1. Produk Nasional Bruto
yaitu GDP ditambah dengan pendapatan neto dari luar negeri. Pendapatan
neto itu sendiri merupakan pendapatan atas faktor produksi (tenaga kerja dan
modal) milik penduduk Indonesia yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan
pendapatan yang sama milik penduduk asing yang diperoleh di Indonesia.
2. Produk Nasional Neto atas dasar harga pasar
yaitu GDP dikurangi dengan seluruh penyusutan atas barang-barang modal
tetap yang digunakan dalam proses produksi selama setahun.
3. Produk Nasional Neto atas dasar biaya faktor produksi
Yaitu produk nasional neto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak
tidak langsung neto. Pajak tidak langsung neto merupakan pajak tidak langsung
yang dipungut pemerintah dikurangi dengan subsidi yang diberikan oleh
pemerintah. Baik pajak tidak langsung maupun subsidi, kedua-duanya dikenakan
terhadap barang dan jasa yang diproduksi atau dijual. Pajak tidak langsung bersifat
menaikkan harga jual sedangkan subsidi sebaliknya. Selanjutnya, produk nasional
neto atas dasar biaya faktor produksi disebut sebagai Pendapatan Nasional.
4. Angka-angka per kapita
Yaitu ukuran-ukuran indikator ekonomi sebagaimana diuraikan di atas
dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

2.2.2 Metode Perhitungan GDP

7
1. Metode Pendekatan Produksi
Dalam metode produksi, pendapatan nasional adalah jumlah nilai tambah
produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua sektor perekonomian di suatu
negara. Perekonomian dikelompokkan menjadi sektor ekonomi dan lapangan kerja.
Jumlah sektor ekonomi dan lapangan kerja digunakan untuk keperluan perhitungan
pendapatan nasional antar negara, dan antar waktu di suatu negara. Pendapatan
nasional dihitung dengan cara:
Y = (Unit 1 x Harga 1) + Nilai tambah (Unit 2 x Harga 2) +m.. Nilai tambah
(Unit n x Harga n)
2. Metode Pendekatan Pendapatan
Pendekatan kedua yang digunakan untuk menghitung pendapatan nasional
adalah pendekatan pendapatan. Berdasarkan pendekatan pendapatan, pendapatan
nasional dihitung dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima
masyarakat (pemilik faktor produksi) sebagai balas jasa yang mereka terima dalam
proses produksi meliputi:
1. Upah/gaji (w) = balas jasa pemilik tenaga kerja
2. Sewa I = balas jasa pemilik tanah
3. Bunga (i) = balas jasa pemilik modal
4. Keuntungan (profit/p) = balas jasa pengusaha
Jadi secara matematis, menurut pendekatan pendapatan, pendapatan
nasional dirumuskan sebagai berikut:
Y=r+w+I+p

Y = pendapatan nasional
r = pendapatan dari upah, gaji, dll.
W = pendapatan bersih dari sewa
I = pendapatan dari bunga
p = pendapatan dari laba perusahaan/usaha perorangan
3. Metode Pendekatan Pengeluaran
Metode penghitungan terakhir adalah dengan pendekatan pengeluaran.
Pendekatan ini dilakukan dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran di berbagai
sektor ekonomi, termasuk rumah tangga, pemerintah, perusahaan, hingga
masyarakat luar negeri dalam satu periode waktu tertentu. Jenis pengeluaran dari
masing-masing pelaku ekonomi bermacam-macam, seperti pengeluaran konsumsi,
pengeluaran investasi, pengeluaran pemerintah, dan pengeluaran ekspor serta
impor. Dari situ, kita mendapat rumus pendekatanpengeluaran sebagai berikut.
Y = C + I + G + (X-M)
Y = pendapatan nasional
C = konsumsi rumah tangga
I = investasi

8
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor

2.3 Komponen – Komponen dalam GDP


Menurut McEachern (2000:149) untuk memahami pendekatan pengeluaran pada GDP, kita
membagi pengeluaran agregat menjadi empat komponen, konsumsi, investasi, pembelian
pemerintah, dan ekspor netto. Kita akan membahasnya satu per satu.
1. Konsumsi, atau secara lebih spesifik pengeluaran konsumsi perorangan, adalah pembelian
barang dan jasa akhir oleh rumah tangga selama satu tahun. Contohnya : dry cleaning,
potong rambut, perjalanan udara, dsb.
2. Investasi, atau secara lebih spesifik investasi domestik swasta bruto, adalah belanja pada
barang kapital baru dan tambahan untuk persediaan. Contohnya : bangunan dan mesin baru
yang dibeli perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.
3. Pembelian pemerintah, atau secara lebih spesifik konsumsi dan investasi bruto pemerintah,
mencakup semua belanja semua tingkat pemerintahan pada barang dan jasa, dari
pembersihan jalan sampai pembersihan ruang pengadilan, dari buku perpustakaan sampai
upah petugas perpustakaan. Di dalam pembelian pemerintah ini tidak mencakup keamanan
sosial, bantuan kesejahteraan, dan asuransi pengangguran. Karena pembayaran tersebut
mencerminkan bantuan pemerintah kepada penerimanya dan tidak mencerminkan
pembelian pemerintah.
4. Ekspor netto, sama dengan nilai ekspor barang dan jasa suatu negara dikurangi dengan
impor barang dan jasa negara tersebut. Ekspor netto tidak hanya meliputi nilai perdagangan
barang tetapi juga jasa.

Dalam pendekatan pengeluaran, pengeluaran agregat negara sama dengan penjumlahan


konsumsi, C, investasi, I, pembelian pemerintah, G, dan ekspor netto, yaitu nilai ekspor, X,
dikurangi dengan nilai impor, M, atau (X-M)

2.4 Dampak Inflasi pada Biaya Produksi, Penawaran Uang dan Kebijakan Moneter

Inflasi adalah kenaikan harga barang dalam jangka panjang dan terus menerus karena
ketidakseimbangan aliran uang dan barang. Penyebab utama inflasi biasanya disebabkan oleh
peningkatan jumlah uang beredar yang melebihi pertumbuhan ekonomi. Jika bank sentral
memutuskan untuk mengedarkan lebih banyak uang dengan harapan mendorong pertumbuhan
ekonomi, perubahan persepsi publik terhadap nilai mata uang yang mendasarinya dapat
mengurangi nilai uang. Akibatnya, nilai setiap unit mata uang berkurang, dan devaluasi ini
menaikkan harga barang.

9
Inflasi dorongan biaya terjadi ketika ekonomi tumbuh pesat dan tingkat pengangguran
sangat rendah. Jika perusahaan masih menghadapi peningkatan permintaan, cari pekerja baru
untuk meningkatkan produksi dan menawarkan gaji yang lebih tinggi dengan menawarkan gaji
dan upah yang lebih tinggi. Langkah ini mengarah pada biaya produksi yang lebih tinggi dan pada
akhirnya harga yang lebih tinggi untuk berbagai produk

● Dampak Inflasi

1. Masyarakat enggan menabung di bank


Inflasi salah satunya berdampak pada minat menabung masyarakatnya.
Ketikainflasi terjadi, masyarakat cenderung enggan menabung di bank karena
bungatabungan lebih kecil daripada inflasi

2. Kemampuan ekspor negara melemah


Dampak dari inflasi berikutnya yaitu daya saing barang ekspor mengalami
penurunan sehingga menyebabkan berkurangnya devisa negara. Ketika inflasi
terjadi, biaya ekspor menjadi lebih mahal.

3. Penetapan harga pokok dan harga jual menjadi sulit


Presentase inflasi di masa depan biasanya tidak dapat diprediksi secara akurat.
Sehingga menyebabkan proses penetapan harga pokok dan harga jual menjadi ikut
menjadi tidak akurat.

Kebijakan moneter akan diberlakukan ketika terjadi inflasi dengan tujuan untuk menjaga
kestabilan moneter. Dengan begitu diharapkan kesejahteraan masyarakat meningkat dan inflasi
dapat teratasi. Beberapa kebijakan moneter yang dapat dilakukan ada tiga hal. Pertama kebijakan
diskonto yaitu, menaikkan nilai suku bunga sehingga masyarakat bersemangat kembali untuk
menabung. Kedua kebijakan penetapan persediaan kas yaitu, menekan inflasi dengan cara
menetapkan persediaan uang yang beredar dan menetapkan persediaan uang kas pada bank-bank.
Pelaku kebijakan pengurangan peredaran uang adalah bank sentral. Ketiga kebijakan operasi pasar
terbuka, yaitu pengurangan jumlah uang beredar dengan cara menjual suratsurat berharga.

2.5 Pengangguran: Jenis, Penyebab dan Akibat

Pengangguran merupakan suatu masalah dalam bidang ketenagakerjaan. Hubungan antara


jumlah penduduk dan angkatan kerja berbanding lurus ataupositif. Semakin besar penduduk,
semakin besar pula angkatan kerja sedangkanlapangan kerja tidak sebanding sehingga bisa terjadi
pengangguran.

10
● Jenis-Jenis Pengganguran

1. Menurut jumlah jam kerja

a. Pengangguran terbuka (open unemployment)


Pengangguran terbuka merupakan angkatan kerja yang tidak bekerja atau
sedangmencari pekerjaan, baik bagi orang yang belum pernah bekerja
maupun sudahpernah bekerja.
b. Setengah menganggur (under unemployment)
Merupakan tenaga kerja yang bekerja dibawah jam kerja yaitu 35
jamseminggu.

2. Menurut penyebabnya

a. Pengangguran konjungtur/siklikal
Pengangguran yang disebabkan adanya perubahan naik turunnya
perekonomian. Jika terjadi kelesuan ekonomi, jumlah produksi akan
dikurangi sehingga banyaktenaga kerja tidak terpakai
b. Pengangguran struktural
Disebabkan perubahan struktur dan corak kegiatan ekonomi sebagai akibat
perkembangan eknomi
c. Pengangguran friksional
Terjadi karena adanya perpindahan tenaga kerja dari satu sektor ke sektor
lainatau dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain.
d. Pengangguran musiman
Biasanya terjadi di sektor pertanian karena terdapat masa tunggu antara
musimtanam dan panen.
e. Pengangguran teknologi
Perkembangan IPTEK yang maju mendorong suatu perusahaan
menggunakanteknologi modern sehingga banyak tenaga kerja yang tidak
terpakai.

● Dampak Pengganguran

Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah, sebagai akibat dari
pengangguran yang tinggi, bisnis cenderung berinvestasi dalam peralatan modal karena
akan ada permintaan potensial yang lebih rendah untuk produk mereka. Oleh karena itu,
pada saat pengangguran tinggi, bisnis gagal karena mereka kekurangan permintaan barang
atau jasa. Seringkali arus kas adalah masalah utama, dimana bisnis menghadapi tagihan

11
namun pelanggan mereka menunda melakukan pembayaran, akibatnya lebih banyak uang
keluar daripada masuk. Jika bank menolak untuk memberikan fasilitas cerukan dan
pinjaman maka bisnis akan menghentikan perdagangan. Bisnis tersebut akan membuat
karyawan menjadi menganggur. Hal Ini mungkin karena penurunan permintaan dan / atau
karena mereka ingin mengurangi biaya operasional mereka. Dilihat dari segi ekonomi,
pengangguran memiliki dampak sebagai berikut:

1. Pengangguran secara tidak langsung berkaitan dengan pendapatan nasional.


Tingginya jumlah pengangguran akan menyebabkan turunnya produk
domestik bruto (PDB), sehingga pendapatan nasional pun akan mengalami
penurunan
2. Pengangguran akan menghambat investasi, karena jumlah tabungan
masyarakat ikut menurun
3. Pengangguran akan menimbulkan menurunnya daya beli masyarakat,
sehingga akan mengakibatkan kelesuan dalam berusaha.

2.6 Keterkaitan Antara Inflasi dan Pengangguran, dan Bagaimana Dampaknya dalam
Bisnis

Hubungan antara inflasi dan pengangguran

(Grafik Kurva Phillips tersebut menunjukkan bahwa tingkat inflasi dan pengangguran memiliki
hubungan yang negatif. Semakin tinggi tingkat inflasi, maka tingkat pengangguran akan menurun,
begitupun sebaliknya). A.W. Phillips adalah salah satu ekonom pertama yang menyajikan bukti

12
kuat tentang hubungan terbalik antara pengangguran dan inflasi upah. Phillips mempelajari
hubungan antara pengangguran dan tingkat perubahan upah di Inggris selama hampir satu abad
penuh, yaitu dari tahun 1861 hingga 1957. Phillips berhipotesis bahwa ketika permintaan tenaga
kerja tinggi dan ada beberapa pekerja yang menganggur, pengusaha dapat diharapkan untuk
menawar upah dengan cukup cepat. Namun, ketika permintaan tenaga kerja rendah dan
pengangguran tinggi, pekerja enggan menerima upah lebih rendah dari tingkat yang berlaku.
Implikasinya adalah tingkat upah turun sangat lambat. Faktor kedua yang mempengaruhi
perubahan tingkat upah adalah tingkat perubahan pengangguran. Jika bisnis sedang dalam keadaan
baik, pengusaha akan mengajukan penawaran lebih keras untuk pekerja. Hal ini menandakan
bahwa permintaan akan tenaga kerja meningkat dengan cepat daripada jika permintaan akan
tenaga kerja tidak meningkat atau hanya meningkat dengan lambat.Karena upah dan gaji adalah
biaya input utama bagi perusahaan, kenaikan upah harus mengarah pada harga yang lebih tinggi
untuk produk dan jasa dalam suatu ekonomi, yang pada akhirnya mendorong tingkat inflasi
keseluruhan yang lebih tinggi. Akibatnya, Phillips membuat grafik hubungan antara inflasi harga
umum dan pengangguran, bukan inflasi upah. Grafik tersebut dikenal sebagai Kurva Phillips

2.7 Daur Hidup Bisnis


Siklus Hidup Bisnis

Siklus hidup bisnis merupakan aturan yang harus dipatuhi oleh para pelaku bisnis. Siklus
hidup bisnis berfungsi sebagai alat pacu untuk setiap keputusan yang akan diambil oleh
manajemen. Semua risiko dan tanggung jawab bisnis akan gagal jika tidak sesuai dengan
kehidupan bisnis.

1. Tahap pengembangan atau Development stage adalah tahap dimana pengusaha mulai
mengubah ide bisnis menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Fokus kegiatan pada tahap ini
adalah mengembangkan peluang bisnis. Meskipun masih berorientasi pada pengembangan
peluang usaha, pada tahap ini masih membutuhkan kegiatan pembiayaan. Pada fase ini, tidak
ada pendapatan atau arus kas masuk yang dihasilkan. Sumber pembiayaan yang umumnya
digunakan adalah aset pribadi yang dimiliki oleh pengusaha atau pinjaman dari keluarga dan
teman.

2. Tahap start-up adalah tahap di mana bisnis startup terorganisir dengan baik, berkembang
dengan baik, dan pendapatan awal dihasilkan. Pendapatan mulai dihasilkan ketika bisnis siap
beroperasi untuk menjual produk mereka. Fokus kegiatan pada tahap ini adalah
mengumpulkan sumber daya; karena kegiatan operasional sudah siap dijalankan dan transaksi
bisnis sudah dimulai. Sumber pembiayaan yang dapat digunakan pada tahap ini adalah dari
para pelaku usaha dan perusahaan modal ventura. Pengusaha harus mencari informasi tentang
keuntungan dan kerugian menggunakan malaikat bisnis dan perusahaan modal ventura

13
sebagai sumber pembiayaan; meskipun tidak menutup kemungkinan kedua sumber
pembiayaan tersebut dapat digunakan secara bersamaan.

3.Survival stage adalah tahap dimana pendapatan mulai bertambah tetapi belum mampu
menutupi seluruh biaya operasional. Fokus kegiatan pada tahap ini adalah mengelola kegiatan
operasional. Pendapatan dari kegiatan operasional sudah mulai digunakan sebagai sumber
pembiayaan. Selain itu, tahap ini masih dapat menggunakan perusahaan modal ventura
sebagai sumber pembiayaan dan beberapa alternatif lain seperti pemasok dan konsumen,
bantuan hibah dari pemerintah, atau pinjaman bank.

4. Tahap pertumbuhan cepat atau Rapid growth Stage adalah tahap dimana pendapatan
dan arus kas mengalami tingkat pertumbuhan yang tinggi. Sumber pembiayaan yang
digunakan masih sama dengan tahap survival, namun pada tahap ini pelaku usaha dapat
menggunakan bank investasi sebagai alternatif pembiayaan. Strategi terbaik adalah bagi usaha
bisnis untuk berusaha memperpanjang durasinya pada tahap ini.

5. Tahap kedewasaan atau Maturity Stage adalah tahap akhir dimana pertumbuhan
pendapatan dan arus kas mulai melambat. Bisnis masih dapat menggunakan sumber
pembiayaan seperti dalam tahap pertumbuhan cepat.

2.8 Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi


1) Teori Klasik
Teori ini memfokuskan pada pengaruh pertambahan penduduk terhadap pertumbuhan
ekonomi.
A. Adam Smith
Adam smith mengemukakan cara menganalisis pertumbuhan ekonomi melalui dua
faktor, yaitu faktor output total dan faktor pertumbuhan penduduk. Output total
ditentukan tiga variabel, yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, dan
persediaan modal. Sementara itu, pertumbuhan penduduk berperan dalam
penentuan luas pasar dan laju pertumbuhan ekonomi.
B. David Ricardo
Ia menyatakan faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar akan
menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Kelebihan tenaga kerja menyebabkan
tingkat upah menurun
2) Teori Neoklasik
Dalam teori ini faktor terpenting adalah kemajuan teknologi dan peningkatan keahlian
tenaga kerja.
A. Joseph A. Schumpeter
Ia menyimpulkan bahwa proses pertumbuhan ekonomi merupakan proses
inovasi yang dilakukan para inovator dan wirausahawan.

14
B. Robert Merton Solow
Ia menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah rangkaian kegiatan yang
bersumber pada manusia, akumulasi modal, teknologi modern, dan hasil (output).
3) Teori neo keynes
Tokoh yang dikenal yaitu Roy F. Harrod dan Evsey D. Domar, kedua tokoh ini
mengemukakan adanya pengaruh investasi pada permintaan agregat dan pertumbuhan kapasitas
produksi yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut teori ini, penanaman modal
menjadi komponen yang penting dalam proses pertumbuhan ekonomi.
4) Teori W.W. Rostow
Proses pertumbuhan ekonomi dalam masyarakat berlangsung melalui empat
tahapan berikut:
1) Masyarakat tradisional (the traditional society)
2) Tahap prasyarat tinggal landas (the precondition for take of )
3) Tahap tinggal landas (the take of )
4) Tahap menuju kedewasaan ( maturity)
5) Tahap konsumsi tinggi (high mass consumption)

2.9 Peran Ekonomi dalam Bisnis


Di dalam bisnis, ekonomi memiliki peran untuk menganalisis cara-cara atau metode terbaik
yang akan berpengaruh pada kebijakan target seperti pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja,
stabilitas harga dan pencapaiankeseimbangan ekonomi. Beberapa komponen ekonomi makro akan
berpengaruh secara langsung terhadap pembuatan keputusan suatu perusahaan termasuk
perkembangan perusahaan tersebut.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan materi, bisa diketahui bahwa pada dalam Ekonomi Makro terdapat
beberapa perseteruan utama dimana tiap-tiap konflik memiliki akibat yang signifikan terhadap
aktivitas bisnis. Inflasi ialah gejala kenaikan harga yang berlangsung secara serentak, dimana jika
terjadi pada taraf yang tinggi akan sangat merugikan perekonomian sebab daya beli masyarakat
akan menurun secara drastis. Pertumbuhan ekonomi ialah ukuran kasar tercapainya tingkat
kesejahteraan warga terutama dilihat berasal persediaan barang dan jasa yang diperlukan. Suatu
perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur berasal satu periode ke periode lainnya.
Adakalanya kegiatan perekonomian berkembang menggunakan sangat pesat sebagai akibatnya
menyebabkan kenaikan harga-harga. Adakalanya juga aktivitas ekonomi mengalami penurunan
menjadi upaya mengatasi permasalahan yang ada, pemerintah telah menerapkan kebijakan, yaitu
kebijakan fiskal, kebijakan, moneter, dan kebijakan sisi penawaraan. sebagai akibatnya jenis
kebijakan yang dipilih berdasarkan di prioritas penanganan dilema yg paling mendesak

16
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2006. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo Persada

https://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/produk-domestik-bruto-pdbgrossdomestic.html
(Diakses pada 11 April 2022)
https://www.bps.go.id/subject/11/produk-domestik-bruto--lapangan-usaha-.html (Diakses pada
11 April 2022)

17

Anda mungkin juga menyukai