Jurnal Akuntansi
Jurnal Akuntansi
1 |Page
TELAH :
1. Disesuaikan dengan petunjuk penulisan dari jurnal ilmiah di Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo. Berdasarkan Surat Keputusan Rektor UMSIDA tentang Standar Penulisan
Karya Tulis Ilmiah dan Plagiarisme di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
2. Lolos uji cek kesamaan sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo.
Serta BELUM PERNAH dan TIDAK AKAN dikirimkan ke jurnal ilmiah manapun, tanpa
seizin dari Pusat Pengembangan Publikasi Ilmiah UMSIDA
Demikian Pernyataan dari saya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Terima Kasih
Copyright © 2018 Author [s]. This is an open-access article distributed underthe terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY). Theuse,
distribution or reproduction in other forums is permitted, providedthe original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that theoriginal
publication in this journal is cited, in accordance with acceptedacademic practice. No use, distribution or reproduction is permitted whichdoes not comply with
these terms.
2 |Page
Abstract. This study aims to determine whether there are differences in financial performance of Rural Credit Bank
reflected by profitability ratios before and after the existence of fintech. this study using quantitative data types. The
populations of all BPR’s in the East Java. The sample are 8 BPR’s in Sidoarjo for 2 years before and 2 years after
fintech. The normality uses One Sample Kolmogorov Smirnov and hypothesis using paired sample t-test and
wilcoxon signed-rank test. The conclusions are that the existence of fintech in the era of disruption 4.0 affects the
financial performance of BPR’s where there are significant differences in Return on Assets, Return On Equity, Net
Profit Margin, and Operating Expenses and Operating Income, in the period before and after the existence of
Financial Technology.
Keywords - Operating Expenses and Operating Income; Financial Technology; Net Profit Margin; Return On Asset;
Return On Equity
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan Bank Perkreditan
Rakyat yang dicerminkan oleh rasio profitabilitas sebelum dan sesudah adanya fintech. Penelitian ini menggunakan
jenis data kuantitatif. populasinya adalah seluruh BPR di Jawa Timur. Sampel berjumlah 8 BPR di Sidoarjo periode
2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah fintech. Uji normalitas menggunakan one sample kolmogorov smirnov, serta
uji hipotesisnya menggunakan paired sample T-test dan wilcoxon signed-rank test. kesimpulan dari penelitian ini,
bahwa adanya fintech di era disrupsi 4.0 mempengaruhi kinerja keuangan BPR dimana terdapat perbedaan yang
signifikan pada Return On Asset, Return On Equity, Net Profit Margin, dan Beban Operasional dan Pendapatan
Operasional, pada rentang waktu sebelum dan sesudah adanya financial technology .
Kata Kunci - Beban Operasional dan Pendapatan Operasional; Financial Technology; Net Profit Margin; Return
On Asset; Return On Equity
I. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang sangat pesat di era globalisasi sekarang ini memberikan banyak manfaat dan
kemajuan diberbagai aspek sosial. Dalam perkembangan dunia kini sudah memasuki era revolusi industri 4.0. Era
dimana terjadinya disruptif teknologi semakin canggih yang memiliki peran besar dalam kehidupan sehingga
semakin membawa kita kearah digital dan mobile.
Di Indonesia, arus globalisasi sudah tidak terbendung lagi. Negara sedang beradaptasi dengan ragam
perubahan besar pada era revolusi indutri keempat (Industri 4.0). Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak
terlepas dari banyaknya pengguna internet yang terus meningkat, oleh sebab itu Indonesia dikenal sebagai salah satu
negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh [1] tercatat bahwa
negara Indonesia berada pada peringkat ke-4 (keempat) dengan penggunaan internet terbesar didunia. Hal ini juga
senada dengan survey yang dilakukan oleh Assosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia atau APJII dalam situs
[2] hingga 20 tahun terakhir pertumbuhan pengguna internet Indonesia terus mengalami kenaikan, mulai dari tahun
1998 dengan pengguna hanya 0,5 juta orang hingga tahun 2017 terjadi kenaikan signifikan hingga mencapai 143,26
juta. Dewasa ini, berdasarkan data yang di keluarkan oleh [3] start up fintech OVO sudah menjadi Unicorn baru asal
Indonesia sejak tanggal 14 Maret 2019 dengan nilai valuasi sebesar 2,9 milliar dollar AS atau sekitar Rp. 41 triliun.
Hal ini berdampak semakin berkembangnya perusahaan Financial Technology (Fintech) di Indonesia. Menurut
[4]Financial Technology merupakan salah satu inovasi di bidang financial yang mengacu pada teknologi modern.
Fintech mulai tumbuh ditandai dengan munculnya aftech dalam website resminya [5] berdiri pada 10 Maret 2016
secara resmi sebagai badan hukum perkumpulan dan terdaftar di Kementrian Hukum dan HAM RI. Hal tersebut
disambut baik oleh berbagai pihak sehingga di tahun yang sama fintech sudah mempunyai payung hukum, dimana
telah dikeluarkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 77/POJK.01/2016 [6] tentang layanan
Copyright © 2018 Author [s]. This is an open-access article distributed underthe terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY). Theuse,
distribution or reproduction in other forums is permitted, providedthe original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that theoriginal publication
in this journal is cited, in accordance with acceptedacademic practice. No use, distribution or reproduction is permitted whichdoes not comply with these terms.
Page | 3
pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi. Perusahaan fintech P2P lending Akseleran yang dikutip dari
artikel [7] dalam usia yang baru genap 2 tahun mampu tumbuh 208% di Kuartal ke-3 (Q3) di 2019 dibanding tahun
lalu dengan catatan pertumbuhan setara dengan total pinjaman yang sudah disalukan hampir sebesar Rp. 200
miliar kepada 150 pelaku usaha (UKM), hal ini membuktikan bahwa perkembangan financial technology yang
sangat pesat. Hal tersebut secara langsung berdampak pada aktivitas kinerja perbankan konvensional khususnya
Bank Perkreditan Rakyat yang kemudian disingkat BPR.
BPR merupakan lembaga keuangan perbankan dengan jumlah perusahaan paling banyak di Indonesia jauh
melampaui jumlah lembaga keuangan lain seperti Bank Umum. Berdasarkan data statistik perbankan indonesia dari
www.ojk.go.id tentang perkembangan jumlah Bank Perkreditan Rakyat selama 5 (lima) tahun terakhir terjadi
penurunan yang signifikan, pada tahun 2014 jumlah BPR di Indonesia mencapai 1.643, namun menurun di tahun
2019 menjadi 1.593 BPR. Hal tersebut diakibatkan karena adanya fenomena yang terjadi banyak BPR yang
gulung tikar karena kondisi bank yang tidak sehat. Dikutip dari artikel [8] Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
melikuidasi 6 (enam) BPR yang gulung tikar selama periode januari hingga juli 2019, penutupan ini di sebabkan
karena manajemen bank tidak dapat melaksanakan prinsip Good Corporate Governance, banyak kredit macet,
kualitas aktiva produktif macet, dan faktor-faktor lain. Keenam BPR yang di tutup tersebut yakni BPR Safir, BPR
Panca Dana, BPRS Jabal Tsur, BPRS Muamalat Yotefa, BPR Legian, dan BPR Efita Dana Sejahtera. Sebagai
perantara keuangan (financial intermediary) BPR harus menjaga kepercayaan masyarakat dalam menghimpun
dana dan menyalurkan dana. Oleh Karena itu, BPR harus memperhatikan kinerja keuangan dari waktu ke waktu.
Salah satu cara untuk mengukur kinerja keuangan adalah dengan menghitung rasio profitabilitas. Beberapa rasio
yang termasuk rasio profitabilitas antara lain Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin
(NPM), serta Beban Operasinal dan Pendapatan Operasional (BOPO). Namun dewasa ini kinerja keuangan BPR
seluruh Indonesia dari tahun 2014 sampai tahun 2018 berdasarkan data statistik perbankan indonesia dari situs
website resmi ojk memperlihatkan kinerja BPR terus mengalami penurunan yang disebabkan karena keuntungan
yang dihasilkan tidak dapat mengimbangi dengan total asset dan total ekuitas yang dimiliki perusahaan.
Penelitian ini dilakukan pada Bank Perkreditan Rakyat di kabupaten Sidoarjo yang terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dengan alasan bahwa lembaga keuangan yang ada di Sidoarjo di dominasi oleh BPR, saat ini
laporan publikasi seluruh BPR di Indonesia sudah bisa diakses di website www.ojk.go.id dan komponen laporan
keuangan perusahaan disajikan secara detail. Penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja keuangan sebelum
dan sesudah Financial Technology di era disrupsi 4.0 ini belum banyak diteliti, beberapa penelitian terdahulu yang
berhasil terkumpul diantaranya adalah [9],[10],[11],[12],[13]. Hasil penelitian terdahulu bervariasi sehingga
memberi peluang untuk dilakukan penelitian lanjutan, baik yang bersifat pengulangan maupun pengembangan.
II. METODE
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif-komparatif, deskriptif yaitu menggambarkan data
yang sudah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku secara umum
atau generalisasi [14], komparatif yaitu membandingkan keberadaan satu atau lebih variabel pada dua atau
lebih sampel yang berbeda, serta pada waktu yang berbeda. Oleh karena itu penggunaan metode deskriptif-
komparatif bertujuan untuk membandingkan data kinerja keuangan BPR sebelum dan sesudah adanya
Financial Technology.Berdasarkan jenisnya, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang
digunakan adalah data sekunder yang berupa angka-angka [14].
Copyright © 2018 Author [s]. This is an open-access article distributed underthe terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY). Theuse,
distribution or reproduction in other forums is permitted, providedthe original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that theoriginal
publication in this journal is cited, in accordance with acceptedacademic practice. No use, distribution or reproduction is permitted whichdoes not comply with
these terms.
4 |Page
B. Hipotesis
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan Return On Asset(ROA) Bank Perkreditan Rakyat sebelum dan
sesudah adanya Financial Technology.
H2 : Terdapat perbedaan yang signifikan Return On Equity(ROE) Bank Perkreditan Rakyat sebelum dan
sesudah adanya Financial Technology.
H3 : Terdapat perbedaan yang signifikan Net Profit Margin(NPM) Bank Perkreditan Rakyat sebelum dan
sesudah adanya Financial Technology.
H4 :Terdapat perbedaan yang signifikan Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) Bank
Perkreditan Rakyat sebelum dan sesudah adanya Financial Technology.
C. Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sidoarjo yang terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan (OJK). Periode pengamatan pada penelitian ini meliputi 2 (dua) tahun sebelum dampak fintech
yaitu tahun 2014-2015 dan 2 (dua) tahun sesudah dampak fintech yaitu tahun 2017-2018. Pada tahun 2016
tidak dilakukan pengumpulan dan perhitungan data dikarenakan pada tahun tersebut merupakan event periode
terjadinya financial technology (fintech).Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 8 (delapan) BPR
di Kabupaten Sidoarjo dengan data laporan keuangan triwulan.
Copyright © 2018 Author [s]. This is an open-access article distributed underthe terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY). Theuse,
distribution or reproduction in other forums is permitted, providedthe original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that theoriginal publication
in this journal is cited, in accordance with acceptedacademic practice. No use, distribution or reproduction is permitted whichdoes not comply with these terms.
Page | 5
2. Uji Normalitas
a) Untuk variabel Return On Asset, tingkat signifikansi (Sig.) ROA sebelum dan ROA sesudah sebesar
0,200. Kedua nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga menghasilkan data yang
berdistribusi normal. Maka pada variabel ROA akan dilakukan uji Paired Sampel t-test.
b) Untuk variabel Return On Equity, tingkat signifikansi (Sig.) variabel ROE sebelum sebesar 0,200 dan
variabel ROE sesudah sebesar 0,067. Kedua nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga
data berdistribusi normal. Maka pada variabel ROE akan dilakukan uji Paired Sampel t-test..
Copyright © 2018 Author [s]. This is an open-access article distributed underthe terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY). Theuse,
distribution or reproduction in other forums is permitted, providedthe original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that theoriginal publication
in this journal is cited, in accordance with acceptedacademic practice. No use, distribution or reproduction is permitted whichdoes not comply with these terms.
6 |Page
c) Untuk variabel Net Profit Margin, tingkat signifikansi (Sig.) variabel NPM sebelum sebesar 0,047
yang artinya nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 sehingga data tidak berdistribusi normal. Sedangkan
NPM sesudah tingkat signifikansi (Sig.) sebesar 0,200 yang artinya nilai signifikasi lebih besar dari
0,05 artinya data berdistribusi normal. Maka dengan demikian pada variabel NPM akan dilakukan uji
Wilcoxon Signed Ranks Test.
d) Untuk variabel Beban Operasional dan Pendapatan Operasional, tingkat signifikansi (Sig.) variabel
BOPO sebelum sebesar 0,020 yang artinya nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 sehingga data tidak
berdistribusi normal. Sedangkan pada BOPO sesudah tingkat signifikansi (Sig.) sebesar 0,200 yang
artinya nilai signifikasi lebih tinggi dari 0,05 sehingga menghasilkan data yang berdistribusi normal.
Maka dengan demikian pada variabel BOPO akan dilakukan uji Wilcoxon Signed Ranks Test.
Berdasarkan hasil tabel 3, nilai mean pada ROA sebelum yaitu 0,16367 dan ROA sesudah menurun
mencapai 0,02584. Jumlah data (N) adalah 64. Standar deviasi ROA sebelum 0,060246 dan untuk
ROA sesudah 0,015289. Standar error mean 0,0075331 untuk ROA sebelum dan 0,001911 untuk ROA
sesudah.
Berdasarkan hasil tabel 4, correlation (r) adalah hubungan antar anggota pasangan. Jika r
dikuadratkan maka menunjukkan 0,8262 = 0,68 atau (68%) terdapat hubungan antar variabel ROA
sebelum dan ROA sesudah, sisanya 32% disebabkan karena faktor lain.
Berdasarkan hasil tabel 5, nilai sig (2-tailed) dalam hasil paired sampel t-test pada variabel ROA
sebesar 0,000 dimana nilai signifikansi dibawah 0,05 (α < 0,05). Sehingga hipotesisnya adalah Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan terhadap rasio Return On Asset
(ROA) sebelum dan sesudah adanya Fintech. Nilai mean sebesar 0,137822, yang berarti besarnya
pengaruh ROA sebelum lebih tinggi dibandingkan ROA Sesudah. Hal ini menunjukkan adanya
penurunan kinerja keuangan BPR terhadap fenomena Financial Technology (Fintech).
Berdasarkan hasil tabel 6, nilai mean pada ROE sebelum yaitu 0,40050 dan ROE sesudah
menurun mencapai 0,15061. Jumlah data (N) adalah 64. Standar deviasi ROE sebelum 0,147068 dan
untuk ROE sesudah 0,096051. Standar error mean 0,018384 untuk ROE sebelum dan 0,012006
untuk ROE sesudah.
Berdasarkan hasil tabel 7, correlation (r) adalah hubungan antar anggota pasangan. Jika r
dikuadratkan maka menunjukkan 0,6802 = 0,46 atau (46%) terdapat hubungan antar variabel ROE
sebelum dan ROE sesudah, sisanya 54% disebabkan karena faktor lain.
Berdasarkan hasil tabel 8, nilai sig (2-tailed) = 0,004 dimana nilai signifikansi dibawah 0,05
(α < 0,05). Sehingga hipotesisnya adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap rasio ROE sebelum dan sesudah adanya Fintech. Nilai mean sebesar 0,249886,
yang berarti besarnya pengaruh ROE sebelum lebih tinggi dibandingkan ROE Sesudah. Hal ini
menunjukkan adanya penurunan kinerja keuangan BPR terhadap fenomena Financial Technology.
Berdasarkan hasil tabel 9, dapat mengetahui nilai selisih antara data ROA sebelum dan sesudah
fintech. Nilai N diperoleh negative ranks (selisih negatif) ada 63 data dengan nilai mean 32.98 dan sum
of ranks sebesar 2078, untuk positif ranks (selisih positif) ada 1 data dengan nilai mean dan sum of
ranks sebesar 2. Sehingga jumlah keseluruhan ada 64 data.
Copyright © 2018 Author [s]. This is an open-access article distributed underthe terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY). Theuse,
distribution or reproduction in other forums is permitted, providedthe original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that theoriginal publication
in this journal is cited, in accordance with acceptedacademic practice. No use, distribution or reproduction is permitted whichdoes not comply with these terms.
8 |Page
Berdasarkan hasil tabel 10, nilai sig (2-tailed) pada hasil pengujian hipotesis variabel NPM yaitu
sebesar 0,000 dimana nilai signifikansi dibawahi 0,05 (α < 0,05). Sehingga hipotesisnya adalah Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan terhadap rasio Net Profit Margin
(NPM) sebelum dan sesudah adanya Financial Technology (Fintech).
d) Uji Wilcoxon Signed Rank Test Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)
Tabel 11. Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
BOPO_SESUDAH - Negative Ranks 22a 39.64 872.00
BOPO_SEBELUM Positive Ranks 42b 28.76 1208.00
Ties 0c
Total 64
Sumber :Output SPSS 23 (2020)
Berdasarkan hasil tabel 11, dapat mengetahui nilai selisih antara data BOPO sebelum dan
sesudah fintech. nilai N diperoleh negative ranks (selisih negatif) ada 22 data dengan nilai mean 39.64
dan sum of ranks sebesar 872, untuk positif ranks (selisih positif) ada 42 data dengan nilai mean 28,76
dan sum of ranks sebesar 1208 . Sehingga jumlah keseluruhan ada 64 data.
Berdasarkan hasil tabel 12, nilai sig (2-tailed) sebesar 0,026 dimana nilai signifikansi dibawah
0,05 (α > 0,05). Sehingga hipotesisnya adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan
yang signifikan terhadap rasio Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) sebelum dan
sesudah adanya Financial Technology (Fintech).
B. PEMBAHASAN
1. Pengaruh Financial Technology terhadap Return On Asset (ROA)
Pengujian Hipotesis pertama, pada variabel Return On Asset BPR di kabupaten Sidoarjo terdapat perbedaan
sebelum dan sesudah adanya Financial Technology (Fintech) yang menunjukkan bahwa tingkat signifikan
0,000, artinya lebih kecil dari 0,05. dimana semakin banyak perusahaan fintech khususnya digital payment
yang melakukan promo dan diskon menarik, dan tidak diikuti dengan inovasi BPR, maka berdampak pula
pada menurunnya nasabah dalam hal perhimpunan dana yang kemudian berpengaruh pada kinerja ROA
BPR. Hasil penelitian ini menjadi pendukung pengujian yang dilakukan oleh peneliti [10]. Menurut [10],
inovasi disruptif yang ditimbulkan akibat beroperasinya perusahaan digital berbasis aplikasi online
(fintech) dapat mengganggu keberadaan perusahaan konvensional khusunya perbankan. Hal tersebut
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [11] yang menyatakan bahwa variabel ROA pada BPR di
wilayah lain yaitu di jabodetabek dan Bandung terdapat perbedaan sebelum dan sesudah adanya fintech.
Copyright © 2018 Author [s]. This is an open-access article distributed underthe terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY). Theuse,
distribution or reproduction in other forums is permitted, providedthe original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that theoriginal publication
in this journal is cited, in accordance with acceptedacademic practice. No use, distribution or reproduction is permitted whichdoes not comply with these terms.
Page | 9
fintech terhadap variabel ROE sebelum dan sesudah kerjasama dengan fintech hasilnya berpengaruh positif
signifikan.
4. Pengaruh Financial Technology terhadap Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)
Pengujian Hipotesis keempat menunjukkan bahwa variabel Beban Operasional dan Pendapatan
Operasional pada BPR di kabupaten Sidoarjo terdapat perbedaan sebelum dan sesudah adanya Financial
Technology (Fintech). Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat signifikan 0,026 yang artinya lebih kecil dari
0,05. Semakin tinggi pesaing fintech baru, maka BPR juga akan meningkatkan biaya iklan dan promosinya
yang menyebabkan beban operasional meningkat, apabila tidak diimbangi pula dengan meningkatnya
pendapatan operasional, maka berpengaruh pada kinerja keuangan BOPO BPR. Hasil penelitian ini relevan
dengan penelitian yang dilakukan oleh [12] mengenai penerapan layanan keuangan digital terhadap kinerja
keuangan perbankan dimana variabel BOPO terdapat perbedaan yang signifikan. Hal tersebut juga
didukung dengan pengujian yang dilakukan oleh [9] dimana kinerja perbankan khususnya rasio BOPO
setelah melakukan kerjasama atau berkolaborasi dengan financial technology berpengaruh positif yang
signifikan.
VI. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil analisis data mengenai perbandingan kinerja keuangan
Bank Perkreditan Rakyat sebelum dan sesudah financial technology yaitu sebagai berikut. Berdasarkan hasil uji
hipotesa dari variabel Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Beban
Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) kesemuanya terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan
sesudah adanya Financial Technology (Fintech) di era disrupsi 4.0.
Dengan telah dilaksanakannya penelitian, peneliti memiliki keterbatasan yaitu teori untuk
pengertian dari masing-masing variabel masih terbatas terutama yang berkaitan dengan fintech serta pada
penelitian terdahulu yang relevan belum cukup banyak. serta sampel BPR di Kabupaten Sidoarjo dan juga
terbatas pada kriteria penelitian. Namun dikarenakan menggunakan data laporan keuangan triwulanan,
perhitungan sampel dalam satu perusahaan BPR cukup banyak sehingga diharapkan dapat mewakili
keseluruhan sampel.
Saran Bagi BPR, dalam menghadapi tantangan persaingan yang kompetitif, Industri BPR harus
melakukan inovasi dan adaptif terhadap teknologi revolusi digital saat ini, misalnya dengan melakukan strategi
partnership dan kolaborasi dengan industri Financial Technology (Fintech), dengan model bisnis yang saling
melengkapi, menguntungkan dan mendorong tumbuh bersama. Sehingga pada akhirnya, masyarakat yang
dilayani lebih mudah, cepat, dan aman serta dapat memperluas akses layanan BPR karena media promosi atau
iklan yang memadai dan efisien.
Copyright © 2018 Author [s]. This is an open-access article distributed underthe terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY). Theuse,
distribution or reproduction in other forums is permitted, providedthe original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that theoriginal publication
in this journal is cited, in accordance with acceptedacademic practice. No use, distribution or reproduction is permitted whichdoes not comply with these terms.
10 | P a g e
REFERENSI
[1] https://www.internetworldstats.com/top20.htm, “Top 20 Countries With The Highest Number Of Internet
Users,” Internet World Stats, 2019. .
[2] Https://apjii.or.id/content/utama/39, “Hasil Survei Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017,”
Assosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2019. .
[3] Https://www.cbinsights.com/research-unicorn-companies, “The Global Unicorn Club Current Private
Companies Valued At $1B+,” CB Insights, 2019. .
[4] I. A. W. Chrismastianto, “Analisis SWOT Implementasi Tekonologi Finansial terhadap Kualitas Layanan
Perbankan di Indonesia,” J. Ekon. dan Bisnis, vol. 20, no. 1, p. 137, 2017, doi: 10.24914/jeb.v20i1.641.
[5] https://fintech.id/about-us/, “Tentang Kami (Assosiasi Fintech Indonesia),” Aftech Indonesia, 2019. .
[6] OJK, “Peraturan otoritas jasa keuangan nomor 77 /pojk.01/2016 tentang layanan pinjam meminjam uang
berbasis teknologi informasi,” 2016.
[7] https://pasardana.id/news/2019/10/2/berusia-2-tahun-akseleran-salurkan-pinjaman-rp70-miliar-per-bulan/#,
“Berusia 2 Tahun, Akseleran salurkan Pinjaman Rp. 70 Miliar per Bulan,” Pasar dana, 2019. .
[8] https://www.cnbcindonesia.com/market/20190729091900-17-88153/banyak-kredit-macet-lps-tutup-6-bpr-
bermasalah, “Banyak kredit macet, LPS tutup 6 BPR bermasalah,” 2019, [Online].
[9] Y. Prastika, “Pengaruh Financial Technology (Fintech) Terhadap Profitabilitas perbankan syariah,”
Lampung, 2019.
[10] A. Fiqha, “Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Beroperasinya Perusahaan Digital Berbasis
Aplikasi Online : Studi Empiris pada Perusahaan sektor transportasi, retail trade dan Perbankan di Indonesia,”
2018.
[11] H. Mh and Nurdin, “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan BPR Sebelum dan Sesudah Adanya Financial
Technology (Studi Kasus pada 30 Bank Perkreditan Rakyat di wilayah Jabodetabek dan Bandung pada
tahun 2015-2017),” Pros. Manaj., vol. 4, no. ISSN : 2460-6545, 2018.
[12] N. T. Puspita, “Analisis Perbandingan Profitabilitas Perusahaan Sebelum dan Sesudah Penerapan E-
Commerce (Studi Pada Perusahaan Sub Sector Retail Trade dalam Index Saham Syariah (ISSI) di Bursa
Efek Indonesia),” 2019.
[13] N. Setiyaningsih, “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Sebelum dan Sesudah Penerapan
Program Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor Untuk Keuangan Inklusif),” 2018.
[14] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2017.
[15] M. M. dan abdul halim Hanafi, Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2016.
[16] T. G. Ary, Manajemen Investasi-Konsep, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011.
[17] V. D. Rivai, Commercial Bank Management : Manajemen Perbankan Dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Rajawali Pers, 2013.
Copyright © 2018 Author [s]. This is an open-access article distributed underthe terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY). Theuse,
distribution or reproduction in other forums is permitted, providedthe original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that theoriginal publication
in this journal is cited, in accordance with acceptedacademic practice. No use, distribution or reproduction is permitted whichdoes not comply with these terms.