Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PJOK MATERI PENYAKIT HIV AIDS

Kelompok IV:

- M. Arif Pinta

- Dira Sabrina Nst

- Nabila Vaganja

- Diana Ananda Puspita

- Gusti Aditya Hambali

- Rindy

SMK DHARHMA ANALITIKA MEDAN


Acquired Immunodeficiency Syndrome atau disingkat AIDS merupakan sekumpulan gejala dan infeksi
yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau Human
Immunodeficiency Virus .Virus AIDS menyerang sel darah putih khusus yang disebut dengan T-
lymphocytes.

HIV AIDS

HIV yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan
menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan
yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar
bisa disembuhkan.

Tanda pertama penderita HIV biasanya akan mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung
daya tahan tubuh. Setelah kondisi membaik orang yang terinfeksi HIV akan tetap sehat dalam beberapa
tahun dan secara perlahan kekebalan tubuhnya akan menurun karena serangan demam yang berulang.

Sistem tahapan infeksi WHO

Pada tahun 1990, World Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS
dengan memperkenalkan sistem tahapan untuk pasien yang terinfeksi dengan HIV-1. Sistem ini
diperbarui pada bulan Septembertahun 2005. Kebanyakan kondisi ini adalah infeksi oportunistik yang
dengan mudah ditangani pada orang sehat.

1. Stadium I: infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS

2. Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernapasan atas yang
berulang

3. Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi
bakteri parah, dan tuberkulosis.

4. Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru-paru, dan
sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indikator AIDS.

gejala yang dapat disebabkan oleh penyakit HIV/AIDS diantaranya infeksi jamur pada mulut dan
kerongkongan, pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh (dibawah telinga, leher, ketiak,
dan lipatan paha), dan menurunnya berat badan secara drastis dikarenakan sistem
kekebalan tubuh menurun semua itu disebabkan oleh virus HIV/AIDS yang telah menyebar ke seluruh
tubuh dan mengakibatkan terjadinya infeksi diorgan tertentu contohnya infeksi jaringan kulit rambut.

Ada pun seseorang bisa dikatakan terkena penyakit HIV/AIDS. Ia akan mengalami gejala-gejala sebagai
berikut :

1. Penderita akan mengalami demam tinggi yang berkepanjangan

2. Penderita akan mengalami napas pendek, batuk, nyeri dada dan demam, Ia akan kehilangan nafsu
makan, mual, dan muntah

3. Diare kronis yang tidak dapat dijelaskan pada infeksi HIV dapat terjadi karena berbagai penyebab;
antara lain infeksi bakteri dan parasit yang umum (seperti Salmonella, Shigella, Listeria,Kampilobakter,
dan Escherichia coli), serta infeksi oportunistik yang tidak umum dan virus (seperti kriptosporidiosis,
mikrosporidiosis, Mycobacterium avium complex, dan virus sitomegalo (CMV) yang merupakan
penyebab kolitis).

4. Batuk berekepanjangan

5. Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan (esofagus), yaitu jalur makanan dari mulut ke
lambung. Pada individu yang terinfeksi HIV, penyakit ini terjadi karena infeksi jamur (jamurkandidiasis)
atau virus (herpes simpleks-1 atau virus sitomegalo). Ia pun dapat disebabkan oleh mikobakteria,
meskipun kasusnya langka

6. Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh (dibawah telinga, leher, ketiak, dan lipatan
paha)

7. Sakit kepala

8. Sulit berkonsentrasi

9. Respon anggota gerak melambat

10. Sering nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki

11. Mengalami tensi darah rendah

12. Terjadi serangan virus cacar air dan cacar api

13. Infeksi jaringan kulit rambut

14. Kulit kering dengan bercak-bercak.


Penularan HIV AIDS adslah :

1. Hubungan seks

2. Transfusi darah

3. Penggunaan jarum bekas penderita (akupuntur, jarum tattoo, harum tindik).

4. Antara ibu dan bayi selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui.

Obat-obatan HIV AIDS :

1. NRTI (nucleoside atau nucleotide reverse transcriptase inhibitor)

2. NNRTI (non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor)

3. PI (protease inhibitor) Fusion Inhibitor

Cara mencegah HIV/AIDS ialah dengan kita melakukan penyuluhan kepada masyarakat terutama pada
anak usia remaja, karena anak usia remaja sangat mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya.
Dan anak usia remaja merupakan bibit kita untuk merubah bangsa ini di kemudian hari. Dengan kita
melakukan penyuluhan kepada masyarakat sama saja kita sudah mengurangi angka penderita HIV/AIDS
dan lebih utamanya kita sudah mengurangi angka kematian akibat penyakit HIV/AIDS.

Ada pun cara mencegah HIV AIDS adalah dengan ;

1. Hindari seks bebas

2. Jangan berganti-ganti pasangan seksual

3. Gunakan kondom, terutama untuk kelompok perilaku resiko tinggi jangan menjadi donor darah

4. Seorang ibu yang didiagnosa positif HIV sebaiknya jangan hamil.

5. Penggunaan jarum suntik sebaiknya sekali pakai

6. Jauhi narkoba.

Apakah HIV AIDS sangat berbahaya bagi masyarakat?

Tentunya masyarakat Indonesia masih banyak yang kurang memiliki pengetahuan tentang bahayanya
terkena HIV/AIDS dan menyebabkan masih banyak orang yang terkena atau pun menderita penyakit
HIV/AIDS. Dan ada juga kesalahan yang tidak di inginkan misalnya, penularan dari pasien ke perawat
juga sering terjadi, dikarekan perawat tersebut kurang berhati-

hati dalam merawat pasien penderita HIV/AIDS.


Penyakit HIV tidak hanya menular pada orang dewasa saja, tetapi penyakit HIV juga menular kepada
anak kecil sejak anak tersebut masih dalam kandungan. Penyakit HIV/AIDS menular kepada anak kecil di
karenakan orangtua nya menderita HIV/AIDS. Akan tetapi banyak orang tua tidak mengetahui bahwa dia
menderita penyakit HIV/AIDS, dan ada juga orang tua yang membiarkan penyakit tersebut. Sehingga
anaknya juga menderita penyakit yang mereka derita.

Beberapa fakta global mengenai anak[1] dan HIV yang diungkapkan oleh UNAIDS, terdapat kurang lebih
3,2 juta anak hidup dengan HIV; 240 ribu anak terinfeksi baru; 190 ribu anak meninggal karena AIDS; 660
anak terinfeksi HIV setiap harinya; 530 anak meninggal karena AIDS setiap harinya dan baru 24% anak
dengan HIV yang mendapatkan terapi ARV.[2] Di Indonesia, data dari Kemenkes RI Triwulan I Tahun
2015, anak yang terinfeksi HIV yang dilaporkan menurut kelompok umur dari tahun 2010 hingga 2014
cenderung mengalami kenaikan. Jumlah anak yang terinfeksi pada tahun 2010 sebanyak 795 anak,
kemudian pada tahun 2013 mencapai 1075 anak dan pada tahun 2014 mencapai hingga 1388 anak.[3]
Sebenarnya upaya penghentian infeksi baru pada anak telah menjadi prioritas bagi UNAIDS dan mitra-
mitranya. Pada tahun 2011 diluncurkan Global Plan towards the elimination of new HIVinfections among
children by 2015 and keepingtheir mothers alive.

Ada pun usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah HIV/AIDS di lingkungan sekolah antara lain
adalah:

1.Mengajarkan tentang dampak yang sangat bahaya ditimbulkan oleh HIV/AIDS.

2.Mengajarkan kepada anak tentang hal-hal yang menyebabkan seseorang dapat menderita HIV/AIDS.

3.Mengajarkan kepada anak tentang pentingnya menjauhi pergaulan bebas.

4.Mengajarkan kepada anak tentang mengenai pentingnya memperkuat keimanan sesuai ajaran agama
masing-masing sebagai salah satu pelindung diri agar tidak melakukan hal-hal yang tidak baik seperti
zina.

5.Mengajarkan kepada anak agar tidak mengikuti pergaulan bebas dan tidak mengkonsumsi obat
terlarang

Anda mungkin juga menyukai