Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NILAI-NILAI DASAR
PEGAWAI NEGERI SIPIL
PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN II ANGKATAN II
Oleh :
Peju Sebase
NIP 19900709 202203 1 001
2022
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS KEMENTERIAN KESEHATAN
DI BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM
TAHUN 2022
ii
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Laporan Aktualisasi Nilai-
nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil sampai selesai. Pembuatan laporan ini
merupakan salah satu agenda dalam program pelatihan dasar calon Pegawai
Negeri Sipil Kementerian Kesehatan tahun 2022 di Batam.
Penulis menyadari proses penyusunan laporan aktualisasi ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, dengan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan
aktualisasi ini:
1. Bapak Rosyid Ridlo Prayogo, SE, MKM selaku Kepala Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Bengkulu
2. Bapak Wesbi Utami, SKM,M.si selaku mentor yang memberikan dukungan
serta memberi masukan kepada penulis
3. Bapak Asep Zaenal Mustofa, SKM, M.Epid selaku Kepala Balai Pelatihan
Kesehatan Batam
4. Ibu Dewi Pangastuti, SKM selaku Coach yang meluangkan waktunya dalam
membimbing penulis
5. Ibu Ns.Devi Melyana Sari,S.Kep.,M.Si selaku Kasi Diklat pelatihan dasar
CPNS Kemenkes tahun 2019 di Bapelkes Batam beserta seluruh panitia
lainnya yang telah memberi fasilitas dan pelayanan terbaik kepada seluruh
peserta, sehingga latsar dapat berlangsung dengan lancar.
6. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang tak henti-hentinya mendoakan
dan memberikan dukungan
7. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu memberikan semangat dan
doa kepada penulis.
Demikian laporan ini dibuat, semoga bermanfaat. Kritik, saran serta
masukan diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Batam, Juli 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan ........................................................................................... 58
2. Saran ...................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.3 Stuktur Organisasi KKP Kelas III Bengkulu Tahun 2019 .……...... 14
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan
terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu tahun masa
percobaan. Tujuan dari Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Dengan demikian UU ASN
mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak
PNS.
Dalam tahapan ini peserta dituntut untuk mampu mengaktualisasikan
substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui proses pembiasaan
diri yang difasilitasi dalam pembelajaran agenda habituasi. Kompetensi menyusun
rancangan aktualisasi, dapat diperoleh peserta dengan proses pembimbingan dari
coach (pembimbing yang ditunjuk dari lembaga pelatihan) dan mentor (Kepala
Seksi PRL&KLW) sehingga peserta mampu menyusun rancangan aktualisasi,
melaksanakan seminar rancangan aktualisasi, menerapkan rancangan aktualisasi
dan menyusun laporan aktualisasi, mempersiapkan rencana presentasi laporan
aktualisasi, melakukan seminar aktualisasi dan mampu melaksanakan pekerjaan
secara professional. (UU. No.5 Tahun 2014)
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu merupakan satuan kerja
tempat penulis melakukan aktualisasi. Penulis adalah seorang Perawat Terampil
yang bekerja di bagian Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan dan Kesehatan
Lintas Wilayah (PRL&KLW). Entomolog Kesehatan merupakan suatu Jabatan
Fungisional Umum (JFU) yang bertanggung jawab atas pencegahan dan
pengendalian penyakit akibat dari binatang arthropoda yang dapat mengganggu
kesehatan manusia secara langsung ataupun sebagai penular mikroorganisme
penyebab penyakit dari seseorang ke orang lain.
Berdasarkan uraian diatas, peserta Latsar Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia Tahun 2022 ditugaskan untuk merancang aktualisasi nilai-
nilai dasar ASN yaitu Akuntabulitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA), yang dilaksanakan di tempat kerja selama off
campus dan membuat laporan aktualisasi yang akan diseminarkan waktu
penutupan Latsar.
1. Dasar Penyelenggaraan
Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) berperan dalam pelaksanaan
cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana yang tercantum
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, sehingga perlu di bangun ASN yang memiliki integritas, professional,
netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme, serta mampu menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik yang professional dan berkualitas, serta berperan sebagai
perekat dan pemersatu bangsa.
Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
mengamanatkan Instansi pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan
Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu
tahun masa percobaan, serta PP nomor 11 tahun 2017 tetang Manajemen ASN.
Lembaga Administrasi Negara menerjemahkan amanat Undang-Undang
tersebut dalam bentuk Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan yang tertuang
dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 25 tahun 2018
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II.
2. Pola Penyelengaraan
1. Hari Ke 1 : Pembukaan Latsar CPNS Golongan II;
2. Hari Ke 2-6 : Agenda 1, Bela Negara;
3. Hari Ke 7-12 : Agenda 2, Nilai Nilai Dasar PNS;
4. Hari Ke 13-14 : Agenda 3, Kedudukan Dan Peran PNS Dalam NKRI;
5. Hari Ke 15-18: Agenda 4, Habituasi;
6. Hari Ke 19-21: Evaluasi Akhir.
Sesuai Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI
Nomor 12 Tahun 2018 pasal 6 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan
2
Dasar Calon PNS Golongan II, pelatihan ini dilaksanakan dalam bentuk
pelatihan klasikal dan/atau pelatihan non klasikal. Yang memungkinkan
peserta mampu untuk menginternalisasikan, menerapkan, dan
mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi) dan
merasakan manfaatnya sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS
yang profesional. Peserta akan menjalani pelatihan dasar selama 21 hari (on
campus) dan 30 hari (off campus).
3. Kompetensi Yang Dibangun Selama Latsar
Kompetensi yang dibangun dalam Pelatihan Dasar Calon PNS
Golongan II adalah kompetensi PNS sebagai pelayan masyarakat yang
profesional, yang diindikasikan dengan kemampuan :
1. Menunjukkan sikap perilaku bela negara (Wawasan Kebangsaan dan Nilai
Bela Negara, Analisi Isu Kontemporer, Kesiapsiagaan Bela Negara,
Keprotokolan);
2. Mengaktualisasikan nilai – nilai dasar PNS (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
3. Mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI
(Manajemen ASN, Pelayanan Publik, Whole of Government);
4. Menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai
bidang tugas (Habituasi).
4. Tahapan Aktualisasi
Aktualisasi dilakukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi isu-isu
yang ada di tempat kerja dan menganalisanya untuk mendapatkan isu terpilih
menggunakan kriteria analisa yaitu APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Layak) dan USG (Urgency, Seriousness and Growth).
Kemudian menentukan langkah-langkah kegiatan dalam rangka
menyelesaikan isu yang telah dipilih. Dengan mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar profesi PNS meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu dan Anti Korupsi serta melihat aspek Pelayanan Publik,
Manajemen ASN dan Whole of Government (WoG). Kegiatan ini akan
3
dilaksanakan mulai tanggal 20 Mei sampai dengan 2019 di lingkungan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu.
1. Profil Organisasi
Sejarah Kantor Kesehatan Pelabuhan
Permasalahan kesehatan yang semakin kompleks seiring dengan
perkembangan teknologi transportasi menyebabkan kecepatan waktu tempuh
perjalanan antar negara melebihi masa inkubasi penyakit. Saat ini perjalanan
lintas negara meningkat pesat sejalan dengan meningkatnya teknologi
transportasi. Hal ini menimbulkan tantangan terhadap pengendalian penyebaran
penyakit infeksi, dimana ketika pelaku perjalanan memasuki pintu masuk negara
maupun meninggalkan pintu masuk suatu negara gejala klinis penyakit belum
tampak. Disamping kemajuan teknologi di berbagai bidang lainnya yang
menyebabkan pergeseran epidemiologi penyakit, ditandai dengan pergerakan
kejadian penyakit dari satu benua ke benua lainnya, baik pergerakan secara
alamiah maupun pergerakan melalui komoditas barang di era perdagangan bebas
dunia yang dapat menyebabkan peningkatan faktor risiko. Dengan adanya
globalisasi akan melancarkan perjalanan penyakit antar negara yang
dimungkinkan oleh peningkatan frekuensi dan jumlah perjalanan antar negara.
Saat ini, masalah kesehatan berubah secara perlahan dan terasa semakin
komplek. Hal ini ditandai dengan terjadinya transisi demografi dan epidemiologi
sebagai dampak dari Pembangunan Nasional secara menyeluruh antara lain
perubahan keadaan sosial, tingkat pendidikan, keadaan ekonomi dan perubahan
kondisi lingkungan disertai pengaruh globalisasi. Disatu pihak penyakit
degenaratif sudah meningkat sementara itu penyakit menularpun masih harus
ditanggulangi. Penyakit menular dan penyebarannya tidak mengenal batas
wilayah atau negara.
Penyakit tersebut dapat berpindah dari satu wilayah/ negara ke wilayah/
negara lain. Oleh karena itu upaya pencegahan penyakit menular antar wilayah/
negara perlu dilakukan. Upaya ini dilaksanakan di pintu-pintu gerbang wilayah/
negara yaitu di pelabuhan laut, bandar udara dan pos lintas batas darat
internasional.
4
Dalam upaya pelaksanan tersebut, WHO telah menerbitkan International
Health Regulation (IHR). Untuk memenuhi ketentuan IHR, Indonesia telah
mengeluarkan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-undang No. 1 tahun
1962 tentang Karantina Laut dan Undang-undang No. 2 tentang Karantina Udara
yang sekarang telah diubah menjadi UU No. 6 tahun 2018 tentang kekarantinaan
Kesehatan.
5
Sehubungan perkembangan situasi dan Kondisi serta adanya Revisi
International Sanitary Regulations (ISR) antara lain Third Annotated edition
(1966) of the International Sanitary Regulations 1951, WHO juga melakukan
revisi seperlunya terhadap IHR 1969 antara lain :
1. Pada tahun 1973 WHO melakukan Revisi terhadap International Health
Regulations (1969) dan dikenal sebagai Additional Regulation 1973
2. Pada tahun 1981 WHO melakukan Revisi terhadap International Health
Regulations (1969) dan dikenal sebagai Additional Regulation 1981
3. Pada tahun 1983 WHO melakukan Revisi terhadap INTERNATIONAL
HEALTH REGULATIONS (1969) dan dikenal sebagai IHR 1969 third
annotated edition 1983 (sejak saat ini Penyakit Karantina yang dulunya 6
(enam), yaitu : Pes (Plague), Kolera, Demam Kuning, Cacar (Smallpox),
Thypus, Demam bolak-balik. Penyakit berobah menjadi 3 (tiga) Penyakit
yaitu : Pes (Plague), Demam Kuning (Yellow Fever) serta Kolera.
4. Pada tahun 2005 telah dilakukan Revisi terhadap IHR 1969 dan dikenal
sebagai IHR 2005
Tujuan IHR 2005
IHR 2005 : mencegah, melindungi terhadap dan menanggulangi
penyebaran penyakit antar negara tanpa pembatasan perjalanan dan
perdagangan yang tidak perlu Penyakit : yang sudah ada, baru dan yang
muncul kembali serta penyakit tidak menular (contoh: bahan radio-nuklear
dan bahan kimia) dalam terminology lain disebut NUBIKA (Nuklir,
Biologi dan Kimia).
Catatan:
Semenjak WHO mengadopsi International Sanitary Regulations 1951
menjadi International Health Regulations (IHR) 1969 dan melakukan
perubahan (revisi) sebanyak 5 (Lima) kali, undang-undang Nomor 1 tahun
1962 tentang Karantina Laut serta undang-undang nomor 2 tahun 1962
tentang Karantina Udara yang berlaku di Indonesia belum pernah
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut walaupun
Indonesia adalah negara yang menerima sepenuhnya regulasi tentang
International Health Regulations (IHR).
6
Wilayah Kerja KKP Kelas III Bengkulu
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu atau yang lebih
dikenal dengan KKP Bengkulu, merupakan Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Kesehatan yang bernaung pada Direktorat Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Masyarakat, dengan Tugas pokok
mencegah masuk dan keluarnya penyakit yang berpotensi mengakibatkan
Resiko Kesehatan Masyarakat. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Bengkulu sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor.2348/MENKES/PER/2011 yang merupakan Perubahan dari Peraturan
Menteri Kesehatan No. 356/Menkes/Per/IV/2008, tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), merupakan Unit Pelaksana
Teknis dalam Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang
berada dan bertanggung Jawab kepada Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) dan dalam menjalankan tugas Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu senantiasa mengacu kepada Uraian
Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) sebagaimana yang telah ditetapkan.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu mempunyai tugas
melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial
wabah, kekarantinaan, surveilans epidemiologi, pengendalian dampak
kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta
pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,
bioterorisme, biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Dalam melaksanakan tugas,
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut :
1. Pelaksanaan kekarantinaan
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan
3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan dan
lintas batas darat Negara
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit
baru dan penyakit yang muncul kembali
7
5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion,biologi dan
kimia
6. Pelaksanaan sentral/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai
penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional dan
internasional
7. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta
kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan
perpindahan penduduk
8. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara
9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika
dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan
mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor
10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya
11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara,
pelabuhan & lintas batas darat negara
12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara
13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara
14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan,
dan surveilans kesehatan pelabuhan
15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan,
dan lintas batas darat negara
16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumah tanggaan KKP
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
2348/MENKES/PER/XI/2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor: 356/MENKES/PER/IV/2008 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
III Bengkulu mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan kegiatan di wilayah
kerja yang meliputi:
8
1. Kantor Induk
2. Pelabuhan Laut Pulau Baai
3. Bandara Udara Fatmawati Soekarno
4. Pelabuhan Laut Linau Bintuhan, Kabupaten Kaur
5. Pelabuhan Laut Bantal, Mukomuko
6. Pelabuhan Laut Enggano
Kantor Induk KKP Kelas III Bengkulu berlokasi di Jln Depati
Payung Negara Kelurahan Pekan Sabtu Kota Bengkulu. Wilker pelabuhan
Pulau Baai sudah menjalankan tupoksi sebagai wilker kepelabuhan
sedangkan Bandar udara merupakan wilker yang terdekat menjalankan
tupoksi kebandaraan, sedangkan Pelabuhan Laut Linau, Enggano dan Bantal
belum melaksanakan Tupoksi karena belum tersedianya SDM, sarana,
prasarana dan dukungan dana serta kunjungan alat angkut interlokal yang
belum ada, sehingga pelabuhan laut ini masih merupakan wilker binaan.
Jarak KKP induk dengan wilayah kerja:
1. Pelabuhan laut Pulau Baai : 16 Km
2. Bandara Fatmawati Seokarno :1 Km
3. Pelabuhan Laut Linau Bintuhan, Kabupaten Kaur : 250 Km
4. Pelabuhan Laut Bantal Mukomuko : 250 Km
5. Pelabuhan Laut Enggano : 280 Km
9
c. Pengawasan Hygiene Sanitasi Gedung/Bangunan Dan Perusahaan
(GBP)
Kegiatan Pengawasan Hygiene Sanitasi Gedung / Bangunan meliputi
pengukuran factor risiko kualitas kesehatan lingkungan kerja baik
indoor maupun outdoor .
d. Pengawasan Pencemaran Udara
Pengawasan Pencemaran Udara Pengambilan dan Pengukuran sampel
udara berupa pengukuran kadar debu dan gas
e. Pengawasan Pencemaran Air
Kegiatan pengawasan pencemaran air berupa Pengambilan sampel air
permukaan dari badan air yang berada di sekitar wilayah Pelabuhan.
f. Pengawasan Pencemaran Tanah
Kegiatan Pengawasan pencemaran tanah berupa pengambilan dan
pengiriman sampel tanah yang diperiksa di laboratorium.
g. Pemeriksaan Higiene Sanitasi Kapal Laut
Pemeriksaan Hygiene Sanitasi Kapal Laut dilakukan dalam rangka
kewaspadaan dini terhadap timbulnya wabah penyakit oleh vektor dan
dan binatang penular penyakit serta kontaminan biologi, fisika dan
kimia
2. Kegiatan Pengendalian Vektor Dan Binatang Penular Penyakit
a. Pengendalian dan Pemberantasan Nyamuk
Kegiatan Pengendalian dan Pemberantasan nyamuk dalam rangka
pencegahan dan pemberantasan penyakit yellow fever atau malaria
meliputi : Survei Jentik, Survei Nyamuk Dewasa Kegiatan survey jentik
di PelabuhanKegiatan Pemberantasan Nyamuk (fogging).
b. Pengendalian dan Pemberantasan Tikus Dan Pinjal
Kegiatan Pemberantasan Tikus Dan Pinjal dilakukan dalam rangka
pencegahan penyakit pes dan Leptospirosis Kegiatan pemasangan
perangkap tikus dan identifikasi tikus serta pinjal
c. Pengendalian dan Pemberantasan Lalat Dan Kecoa
Kegiatan pengendalian Lalat (survei tingkat kepadatan lalat dan
pemberantasan lalat/spraying).
10
d. Pengawasan Tempat Pengelolaan Pestisida (TP2)
Pengawasan terhadap TP2 meliputi keluar masuknya pestisida melalui
pelabuhan, pengawasan tempat penampungan/pengolahan pestisida,
pengawasan pencemaran pestisida di sekitar pelabuhan.
e. Laboratorium Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL)
Laboratorium Pengendalian Risiko Lingkungan meliputi Laboratorium
sanitasi dan dampak risiko lingkungan dan laboratorium vektor dan
binatang penular penyakit 21 Peralatan laboratorium pengendalian
vector dan binatang penular penyakit
f. Pelabuhan Sehat Pelabuhan
Kegiatan pelabuhan sehat meliputi sosialisasi pelabuhan sehat,
pembentukan komite keselamatan, kesehatan dan lingkungan (K2L),
dan penyusunan rencana kerja. Kegiatan pelabuhan sehat untuk
mewujudkan kawasan pelabuhan yang bersih, aman, nyaman dan sehat.
g. Pelaksanaan Sosialisasi Penggunaan Alat PRL
Sosialisasi kegiatan dan peralatan yang dimiliki oleh Bidang PRL
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I diikuti oleh peserta baik petugas
lapangan, laboratorium maupun dari lintas sektor
Misi :
1) Melaksanakan Kekarantinaan dan Surveilans Epidemiologi Pelabuhan /
Bandara beserta Alat Angkut dan muatannya serta respon cepat
penanggulangan KLB, Penyakit Karantina, Penyakit Menular potensi
Wabah dan Bencana.
2) Melaksanakan pengawasan faktor resiko kesehatan melalui orang, alat
angkut, barang dan lingkungan diwilayah Pelabuhan dan Bandara.
11
3) Melaksanakan upaya Pelayanan Kesehatan terbatas yang profesional di
wilayah Pelabuhan dan Bandara.
4) Mewujudkan masyarakat Pelabuhan / Bandara yang sehat, mandiri serta
berprilaku hidup Bersih dan Sehat.
5) Mengoptimalkan jejaring kerja, kemitraan, kajian dan Pengembangan
teknologi sistem Kesehatan Nasional dan Internasional.
12
Terminologi Program KKP Bengkulu MEKAR di artikan sebagai
keadaan dan kondisi bentuk organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan
Bengkulu yang memiliki karakter organisasi:
(M) Marwah
Dimana setiap pegawai memiliki kehormatan, kebanggaan dan kecintaan
terhadap Kantor Kesehatan Pelabuhan Bengkulu yang dicerminkan dalam
sikap profesional, disiplin melaksanakan tugas dan memiliki etos kerja tinggi.
(E) Elok
Dimana kondisi KKP Bengkulu yang memiliki tampilan fisik gedung, sarana
prasarana, lingkungan kerja dan keseragaam/kelengkapan atribut pakaian
dinas kerja yang dapat memberikan kesan profesional dapat dipercaya dan
siap memberikan pelayanan yang nyaman, cepat dan memuaskan.
(K) Kompak
Kondisi dimana setiap pegawai memiliki memiliki integritas, loyalitas serta
tanggungjawab bersama dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor
Kesehatan Pelabuhan Bengkulu. Membangun sifat konstruktif, partisipatif
dan solidaritas yang saling melengkapi.
(A) Amanah
Kondisi dimana setiap pegawai memiliki karakter dan sifat yang dapat
dipercaya, jujur dan tuntas dalam menjalankan tugas tanggungjawabnya
selaku pegawai.. Menjaga rahasia atau informasi yang diketahuinya kecuali
atas permintaan dalam proses penegakkan hukum.
(R) Responsif
yaitu kondisi KKP Bengkulu yang memiliki kesiapan dan kemampuan
melaksanakan deteksi, respons, pengendalikan faktor resiko sebagai upaya
cegah dan tangkal masuk dan keluarnya peyakit potensial wabah (Penyakit
Infeksi Emerging) dan Penyakit New Emerging Disease yang berpotensi
terjadinya Kondisi Kedaruratan yang Meresahkan Masyarakat.
13
3. Strukur Organisasi
Struktur Organisasi KKP Kelas III Bengkulu sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2348/MENKES/PER/XI/2011 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
356/MENKES/PER/IV/2008 terdiri dari :
1. Subbagian Tata Usaha
2. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
3. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah
4. Instalasi
5. Wilayah Kerja
6. Kelompok Jabatan Fungsional
KEPALA KANTOR
Rosyid Ridho Prayogo, SE, MKM
14
Struktur Organisasi Seksi PRL dan KLW
Seksi PRL dan KLW dilaksanakan oleh 23 orang petugas dengan satu
orang sebagai kepala seksi. Adapun nama petugas yang bertugas di seksi PRL dan
KLW adalah sebagai berikut:
NO NAMA NIP PANGKAT/ JABATAN
GOL
Wesbi Utami, SKM, 196802221989031002 Sanitarian Ahli
M.Si Muda
1 Pembina IV/a (JFT)/Koordinator
Substansi
PRL/KLW
Rosdianti, SKM 196807211989032005 Entomolog
2 Penata Tk.I
kesehatan ahli
III/d
muda (JFT)
Hendrisip Kasinjer, 197809032000121 003 Entomolog
3 Penata Tk.I
SKM Kesehatan ahli
III/d
muda(JFT)
Yossy Novitasari, 197411061997022 001 Pembina IV/a Entomolog
4
SKM, M.Si Kesehatan (JFU)
15
17 Trino Berlian Saputra, 198311032009031 005 Penata Muda Sanitarian ahli
SKM III/a pertama (JFT)
18 Sahidatul Hasanah, 197904292009032 004 Penata Muda Sanitarian mahir
SKM Tk.I III/b (JFT)
19 Adi Haryanto, AMKL 197911302010011 010 Penata Muda Sanitarian mahir
III/a (JFT)
Ernawati, Amd.Kep 198707192010122 004 Pengelola
20 Penata Muda
Keperawatan
III/a
(JFU)
Apt. Trisetyawati 198612172014022 003 Pengatur Tk.I Apoteker
21 Aritonang, S. Farm II/d
16
2. Mengumpulkan data entomolgi kesehatan sederhana
3. Mengolah data sederhana
4. Menyiapkan peralatan untuk penyelidikan sederhana dalam rangka
penyelidikan habit/habitat vector
5. Menyiapkan peralatan untuk penyelidikan sederhana pada KLB/wabah
6. Melakukan uji coba bahan/alat aplikasi insektisida
7. Merawat alat sederhana untuk pemberantasan/pengendalian vektor
dalam rangka pemberantasan/pengendalian vector
8. Meyusun laporan pelaksanaan tugas sebagai pertanggungjawaban
kepada pimpinan
9. Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan dalam rangka
kelancaran kegiatan
17
1) Sebagai bahan kajian yang dapat digunakan untuk memberikan
pelayanan yang lebih baik lagi di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
III Bengkulu.
2) Sebagai bahan kajian untuk penetapan kebijakan bagi pelayanan
publik yang ada di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu.
C. Ruang Lingkup
Rancangan ini membahas tentang rencana aktualisasi di tempat Latsar (on
campus) selama 18 hari yaitu dimulai dari tanggal 22 April 2019 sampai 17 Mei
2019 dengan menganalisis beberapa isu serta menemukan core isu. Kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan aktualisasi dan internalisasi di satuan kerja (off
campus) di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu, Wilker Pelabuhan
Pulau Baai selama 30 hari dari tanggal 20 Mei 2019 sampai 01 Juli 2019.
Evaluasi Aktualisasi dilakukan di Balai Pelatihan Kesehatan Batam pada tanggal
15 – 19 Juli 2019.
Lingkup bahasan dalam penulisan laporan aktualisasi ini menyangkut
pengaktualisasian sikap perilaku bela Negara, nilai-nilai dasar PNS serta
memahami kedudukan dan peran PNS dalam NKRI di satuan kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu. Aktualisasi ini berkaitan dengan
penyelesaian isu aktual yang ditemukan dalam unit kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Bengkulu yang sumber permasalahan masih berkaitan dengan
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) peserta. Rencana kegiatan dan tahapannya dalam
rancangan ini berkaitan dengan tugas pokok peserta yang ada di SKP dan
kreatifitas peserta.
18
Golongan ruang : II/c
Jabatan : Perawat Terampil
Satuan Kerja : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu
Data Diri Mentor
Nama : Wesbi Utami, SKM, M.Si
NIP : 196802221989031002
Tempat / tanggal lahir : Lais, 22 Februari 1968
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : S-2 MIA (Magister Ilmu Administrasi) Konsentrasi
Pelayanan Publik
Golongan ruang : Penata Tk.I / III.d
Jabatan : Kepala seksi PRL&KLW
Satuan Kerja : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu
Data Diri Coach
Nama : Dewi Pangastuti, SKM
NIP : 197804272008012029
Tempat / tanggal lahir : Purwokerto / 27 April 1978
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : S-1 Kesehatan Lingkungan
Golongan ruang : Penata Muda Tk.I / III.b
Jabatan : Staff Diklat Teknis
Satuan Kerja : Balai Pelatihan Kesehatan Batam
E. Analisis Isu
Isu adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil
keputusannya. Isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktik organisasi
dengan harapan-harapan para stakeholder. Berdasarkan definisi tersebut, isu
merup
akan suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang
apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap
19
organisasi. Berkaitan dengan rancangan aktualisasi ini, sumber isu yang diangkat
berasal dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP),
kegiatan yang diinisiatif oleh peserta melalui persetujuan mentor dan coach, serta
penugasan dari atasan. Berdasarkan kaitannya dengan Manajemen ASN, Whole of
Government (WoG), dan Pelayanan Publik, penulis menemukan beberapa isu
sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti berkala di
daerah buffer Pelabuhan Pulau Baai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
III Bengkulu.
Pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti berkala yang belum optimal,
menyebabkan kurang optimalnya hasil data pemantauan jentik, sehingga tidak
diketahuinya penyebaran jentik nyamuk aedes aegypti tersebut. Padahal siklus
pertumbuhan dari jentik nyamuk menjadi nyamuk dewasa hanya memerlukan
waktu singkat, dan jika tidak dilakukan pemberantasan jentik nyamuk akan
lebih berpotensi terserang penyakit DBD akibat dari gigitan nyamuk aedes
aegypti.
2. Belum optimalnya dalam perawatan alat-alat Entomolog Kesehatan
sebelum dan sesudah digunakan di Kantor kesehatan Pelabuhan Kelas III
Bengkulu.
Alat-alat Entomolog Kesehatan merupakan alat-alat yang penting dan perlu
perawatan khusus sebelum dan sesudah di pakai. Seperti mencuci, mengelap
dan meletakkan kembali ketempat semula agar tidak terjadi kerusakan dan
cepat diambil kembali saat dibutuhkan.
20
Pelaporan data Entomolog Kesehatan saat ini masih belum optimal dalam
pengerjaanya, sehingga kadang terjadi kekosongan data bulan sebelumnya.
5. Penempatan tenaga Entomolog Kesehatan yang ada belum merata di
Kantor kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu.
Belum meratanya penempatan tenaga Entomolog Kesehatan yang ada saat ini,
membuat kurang optimalnya dalam melakukan pendataan data entomologi.
21
Kriteria APKL
No Identifikasi Isu Peringkat
A P K L Total
22
nyamuk aedes aegypti berkala di
daerah buffer Pelabuhan Pulau Baai
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Bengkulu.
2. Belum optimalnya penyusunan alat-
alat Entomolog Kesehatan di Kantor 3 4 4 11 2
kesehatan Pelabuhan Kelas III
Bengkulu.
3. Belum optimalnya dalam perawatan
alat-alat Entomolog Kesehatan
sebelum dan sesudah digunakan di 3 4 3 10 3
Keterangan:
2) Rumusan Isu
Berdasarkan analisa diatas penulis memilih isu “Belum optimalnya
pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti berkala di daerah buffer
Pelabuhan Pulau Baai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu”.
23
Jumantik yang telah terbentuk didaerah buffer Pelabuhan Pulau Baai hanya
melakukan pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti satu kali dalam sebulan
sehingga kurang optimalnya pemantauan. Seperti yang diketahui pertumbuhan
jentik nyamuk menjadi nyamuk dewasa hanya memerlukan waktu 7-10 hari. Jika
tidak dilakukan pemantauan secara berkala menyebabkan tidak signifikannya
mengetahui penyebaran jentik nyamuk aedes aegypti. Isu ini juga diharapkan
berdampak kepada masyarakat untuk lebih mengetahui dan berpartisipasi dalam
melakukan PSN mandiri seminggu sekali. Untuk mengaktualisasikan isu ini
diperlukan berbagai pihak, yakni petugas entomolog kesehatan yang bertugas
sebagai pengawas, ketua RT, masyarakat dan kader jumantik.
4)Lembar Konfirmasi
Persetujuan Coach dan Mentor
Coach Mentor
BAB II
NILAI - NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN SERTA
PERAN PNS DALAM NKRI
24
1. Konsep Nilai - Nilai Dasar PNS
Sesuai dengan Undang Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN). Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
dilaksanakan mengacu pada ANEKA sebagai prinsip yang menjadi landasan
dalam menjalankan profesi yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Adapun detail dari nilai-nilai yang
terkandung dalam ANEKA adalah sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Nilai-nilai yang terkandung dalam akuntabilitas yang harus dimiliki
Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk diterapkan di unit kerja yaitu,
kepemimpinan, transparasi, integritas, tanggung jawab, keadilan,
kepercayaan, keseimbangan, kejelasan dan konsistensi. Amanah seorang
ASN adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik berikut:
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok dan dan pribadi
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan ASN dalam politik praktis.
3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
4) Menujukan sikap dan prilaku konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Aspek-aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut:
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan, menjaga kerjasama dalam tim
dan komunikasi.
2. Akuntabilitas beroientasi pada hasil.
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan.
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi.
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja.
25
Nilai-Nilai akuntabilitas yaitu :
1. Kepemimpinan 6. Kepercayaan
2. Transparansi 7. Keseimbangan
3. Integritas 8. Kejelasan
4. Tanggungjawab 9. Konsisten
5. Keadilan
2. Nasionalisme
Sebagai pelaksana kebijakan peayanan publik tentu setiap pegawai
ASN harus memiliki nilai-nilai kepublikan, berorientasi pada kepentingan
publik dan senantiasa menempatkan kepentingan publik, bangsa dan
negara diatas kepentingan lainnya, mengedepankan kepentingan nasional
ketimbang kepentingan sektoral atau golongan.
Fungsi nasionalisme bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah :
1. ASN yang berorientasi pada kepentingan publik dengan nilai yang
terkandungnya; ketepetan waktu, pelayanan yang akurat, ramah dan
santun dalam memberikn pelayanan, tanggung jawab, kelengkapan,
kemudahan mendapatkan pelayanan, variasi model pelayanan,
kenyamanan, bersikap adil dan tidak deskriminatif.
2. ASN yang berintegritas tinggi, dengan melaksanakan tugasnya dengan
jujur,bertanggung jawab dan berintegritas tinggi, melaksanakan
tugasnya dengan cermat dan disiplin, melayani dengan sikap hormat,
sopan dan tanpa tekanan, melaksanakan tugasnya sesuai dengan
perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etika peerintahan, menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan
negara, menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien, menjaga agar tidak terjadi
konflik kepentingan dalam menjalankan tugas, memberikan informasi
secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi, tidak menyalahgunakan informasi, dan
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan.
26
3. ASN sebagai pemersatu bangsa yang bersikap netral dan adil,
mengawoni kepemtingan kelompok-kelompok minoritas, menjadi
teladan dilingkungan masyarakat.
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang baik/buruk, benar/salah
prilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik
dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Berdasarkan UU ASN, kode etik dan kode perilaku ASN adalah:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan
berintegritas.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan.
10.Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11.Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
27
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
undang-undang ASN, memiliki indikator sebagai berikut :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10)Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13)Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu bertujuan untuk memberikan kepuasan
masyarakat dalam pelayanan publik. Penilaian mutu berdasarkan pada
subyektifitas seseorang. Untuk mengukur penilaian tersebut perlu adanya
standar pelayanan sehingga sebuah mutu pelayanan dapat terkontrol
dengan baik. Berikut adalah nilai-nilai yang perlu diperhatikan dalam
komitmen mutu antara lain:
1. Bekerja dengan berorientasi pada mutu.
2. Inovatif.
28
3. Selalu melakukan perbaikan mutu.
4. Membangun komitmen pegawai untuk jangka panjang.
5. Membangun kerjasama antar pegawai yang dilandasi kepercayaan dan
kejujuran.
6. Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik internal maupun
eksternal.
7. Menampilkan kinerja tanpa cacat (zerodefect) dan tanpa pemborosan
(zerowaste), sejak memulai setiap pekerjaan.
8. Menjalankan fungsi pengawasan secara efektif dan efisien dalam
bekerja.
5. Anti Korupsi
Anti korupsi merupakan tindakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tindakan melanggar norma maupun hukum dengan
tujuan untuk kepentingan pribadi, memperkaya diri sendiri maupun
golongan, merugikan negara atau masyarakat baik langsung maupun tidak
langsung.
Nilai-nilai yang terkandung dalam aspek anti korupsi antara lain:
1. Kejujuran 2. Kepedulian 3. Kemandirian
4. Kedisiplinan 5. Keadilan 6. Tanggung jawab
7. Kerja keras 8. Sederhana 9. Berani
29
2. Konsep Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI
A. Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama
ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang
professional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut
beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:1) Pegawai Negeri
Sipil (PNS); dan2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor
induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah
untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan.
Dengan kehadiran PPPK tersebut dalam manajemen ASN,
menegaskan bahwa tidak semua pegawai yang bekerja untuk pemerintah
harus berstatus PNS, namun dapat berstatus sebagai pegawai kontrak
dengan jangka waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk menciptakan
budaya kerja baru menumbuhkan suasana kompetensi di kalangan
birokrasi yang berbasis pada kinerja.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
30
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah
serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai
politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal
ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan
ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada
tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan
karier pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat
berwenang yaitu pejabat karier tertinggi.
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun
demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN ini
sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi
daerah, sering terjadi adanya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-
mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah.
Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
B. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut:
a) Pelaksana kebijakan publik;
b) Pelayan publik; dan
c) Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
a) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b) Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan
c) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
31
kolusi, dan nepotisme.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang professional dan berkualitas. Pelayanan publik
merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warganegara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan. Oleh
karena itu ASN dituntut untuk professional dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan
dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan
taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah.
ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam
penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya
asas persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa (Kepentingan bangsa dan
Negara di atas segalanya).
32
akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak ASN dan PPPK yang
diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN.
PNS berhak memperoleh:
a. Gaji, Tunjangan, Dan Fasilitas;
b. Cuti;
c. Jaminan Pensiun Dan Jaminan Hari Tua;
d. Perlindungan; Dan
e. Pengembangan Kompetensi.
PPPK berhak memperoleh:
a. Gaji dan Tunjangan;
b. Cuti;
c. Perlindungan; dan
d. Pengembangan Kompetensi.
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70
UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa setiap pegawai
ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.
Berdasarkan Pasal 92 pemerintah juga wajib memberikan perlindungan
berupa:
a. Jaminan kesehatan;
b. Jaminan kecelakaan kerja;
c. Jaminan kematian;
d. Bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang
bersifat kontraktual. Kewajiban Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5
Tahun 2014 diantaranya:
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
33
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan
dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan;
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. PELAYANAN PUBLIK
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh intansi Pemerintah di pusat dan daerah, dan
di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat (Modul pelatihan Dasar CPNS:
2017).
Sedangkan definisi yang saat ini menjadi rujukan utama dalam
penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana temuan dalam UU Nomor
25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan
publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang – undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administrasi. Unsur-unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu :
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik;
b. Penerima layanan; dan
c. Kepuasan yang diberikan dan atau yang diterima oleh pemerintah
layanan.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry dan
ekskludabilitas yang rendah. Dengan kata lain barang/jasa publik dapat
dikonsumsi secara bersama-sama. Prinsip-prinsip pelayanan publik, yaitu :
34
a. Partisipatif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang
dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat
dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasilnya;
b. Transparan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah
sebagai penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses
bagi warga Negara untuk mengetahui segala yang hak yang terkait
dengan pelayanan publik;
c. Responsive. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah
wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negara;
d. Tidak diskriminatif. Pelayanan publik yang diselenggarakan tidak
boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang
lain atas dasar perbedaan identitas warga negara;
e. Mudah dan murah. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik dimana
masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee
untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan;
f. Efektif dan efisien. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik harus
mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya;
g. Aksesibel. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan;
h. Akuntabel. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik harus dilakukan
dengan menggunakan fasilitas dan SDM yang dibiayai oleh warga
Negara melaui pajak yang mereka bayar;
i. Berkeadilan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang
dilakukan oleh pemerintah harus memiliki berbagai tujuan, yaitu
melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh
warga negara yang lain.
Sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat 2, pelayanan publik
meliputi:
a. Pendidikan;
b. Pengajaran;
c. Pekerjaan dan usaha;
d. Tempat tinggal;
35
e. Komunikasi dan informasi;
f. Lingkungan hidup;
g. Kesehatan;
h. Jasmani sosial;
i. Energi;
j. Perinstasi pemerintah;
k. Perhubungan;
l. Sumber daya alam dan pariwisata.
Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur
aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat, harus
menyelenggarakan pelayanan secara adil kepada masyarakat, dengan
dilandasi dengan kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD
1945.Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka pembinaan
pegawai diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
agar memiliki sikap dan prilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran,
tanggung jawab, disiplin serta wibawa sehingga dapat memberikan
pelayanan sesuai tuntutan perkembangan masyarakat.
Pegawai Negeri Sipil dalam suatu negara sangat penting dan
menetukan, karena sebagai pelaksana kebijakan publik dalam mencapai
tujuan nasional dinegara tersebut. Untuk itu dalam upaya mewujudkan
tujuan nasional itu harus ada kerja sama yang baik antara pemerintah pusat
maupun nasional dan masyarakat. Meskipun program pemerintah
terencana dengan baik tetapi apabila masyarakat tidak mendukung maka
tidak akan terjadi pelaksanaan program pemerintah dengan baik.
Sesuai Pasal 8 UU No 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa
pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara.Pegawai ASN
melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta pegawai ASN harus bebas dari pengaruh dan intervensi
dari semua golongan dan partai politik.
Sementara itu peran PNS diatur dalam Pasal 12 UU No 5 tahun 2014
tentang ASN, Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintah dan membangun
36
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi dan nepotisme.
37
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
38
Pelabuhan Kelas III Bengkulu dengan cara melakukan pemantauan jentik
dan evaluasi.
Rancangan Kegiatan
39
KONTRIBUSI PENGUATAN
OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI DAN NILAI-NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR
KEGIATAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
(Manfaat) (Dampak Positif)
1 2 3 4 5 6 7
1 Meminta izin kepada 1. Menghadap Kepala Seksi Maksud dan tujuan 1. Meminta izin dengan sopan Misi Responsif yaitu
pimpinan mengenai Pengendalian Resiko diketahui dan dan ramah (Etika Publik) 1. Melaksanakan upaya kondisi KKP
rencana aktualisasi Lingkungan dan mendapatkan 2. Kejelasan (Akuntabilitas) Pelayanan Kesehatan Bengkulu yang
Kesehatan Lintas dukungan dari dalam menyampaikan maksud terbatas yang memiliki kesiapan dan
Wilayah serta Kepala Seksi dan tujuan profesional di wilayah kemampuan
Koordinator Wilayah Pengendalian Resiko Pelabuhan dan melaksanakan deteksi,
Pelabuhan Pulau Baai Lingkungan dan Bandara. respons,
Bengkulu terkait rencana Kesehatan Lintas 2. Mewujudkan pengendalikan faktor
aktualisasi serta Wilayah dan masyarakat resiko sebagai upaya
menjelaskan maksud dan Koordinator Wilayah Pelabuhan / Bandara cegah dan tangkal
tujuan mengenai rencana Pelabuhan Pulau yang sehat, mandiri masuk dan keluarnya
rancangan aktualisasi. Baai Bengkulu serta berprilaku hidup peyakit potensial
Bersih dan Sehat. wabah (Penyakit
2. Menjelaskan rencana Petugas entomolog 1. Menjelaskan dengan sopan Infeksi Emerging) dan
kegiatan aktualisasi KKP mengetahui dan ramah (Etika Publik) Penyakit New
kepada petugas dan mendapat 2. Kejelasan (Akuntabilitas) Emerging Disease
entomolog KKP dukungan mengenai dalam menyampaikan maksud yang berpotensi
rencana aktualisasi. dan tujuan terjadinya Kondisi
3. Melakukan komunikasi, Kedaruratan yang
40
KONTRIBUSI PENGUATAN
OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI DAN NILAI-NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR
KEGIATAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
(Manfaat) (Dampak Positif)
1 2 3 4 5 6 7
41
KONTRIBUSI PENGUATAN
OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI DAN NILAI-NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR
KEGIATAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
(Manfaat) (Dampak Positif)
1 2 3 4 5 6 7
aegypti bersama kader tumpang tindih pelaksanaan resiko kesehatan karakter dan sifat yang
jumantik survey melalui orang, alat dapat dipercaya, jujur
2. Dilakukan dengan teliti dan angkut, barang dan dan tuntas dalam
bertanggung lingkungan diwilayah menjalankan tugas
tanggungjawabnya
jawab(Akuntabilitas) Pelabuhan dan
Responsif yaitu
3. Dilakukan dengan sungguh- Bandara.
kondisi KKP
sungguh dan efektif 2) Melaksanakan upaya
Bengkulu yang
(Komitmen Mutu) dalam Pelayanan Kesehatan
memiliki kesiapan dan
pemilihan tempat terbatas yang
kemampuan
profesional di wilayah
melaksanakan deteksi,
2. Meminta izin kepada Izin Ketua RT 1. Menemui Ketua RT untuk Pelabuhan dan
respons,
ketua RT untuk meminta data dengan Bandara.
pengendalikan faktor
melaksanakan pemantauan menggunakan komunikasi 3) Mewujudkan
resiko sebagai upaya
jentik nyamuk berkala yang sopan dan ramah masyarakat
cegah dan tangkal
(Etika Publik) Pelabuhan / Bandara
masuk dan keluarnya
2. Dilakukan dengan sungguh- yang sehat, mandiri
peyakit potensial
sungguh (Komitmen Mutu) serta berprilaku hidup
wabah (Penyakit
3. Kejelasan (Akuntabilitas) Bersih dan Sehat.
Infeksi Emerging) dan
dalam menyampaikan maksud
42
KONTRIBUSI PENGUATAN
OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI DAN NILAI-NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR
KEGIATAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
(Manfaat) (Dampak Positif)
1 2 3 4 5 6 7
43
KONTRIBUSI PENGUATAN
OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI DAN NILAI-NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR
KEGIATAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
(Manfaat) (Dampak Positif)
1 2 3 4 5 6 7
44
KONTRIBUSI PENGUATAN
OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI DAN NILAI-NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR
KEGIATAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
(Manfaat) (Dampak Positif)
1 2 3 4 5 6 7
pemantauan jentik peralatan dan bahan yang sesuai dengan aturan SOP Tangguh dalam Cegah yaitu kondisi dimana
nyamuk aedes aegypti diperlukan yang ada, sehingga Tangkal Penyakit dan setiap pegawai
berkala daerah buffer pelaksanaan survey dapat Prima dalam memiliki kehormatan,
berjalan efektif dan efisien memberikan Pelayanan kebanggaan dan
(Komitmen Mutu) Kesehatan di Wilayah kecintaan terhadap
2. Peserta dengan ketelitian, Pelabuhan Menuju KKP Bengkulu yang
kehati-hatian dan Masyarakat Sehat dicerminkan dalam
kecermatannya (Etika Mandiri dan sikap profesional,
Publik) mempersiapkan Berkeadilan. disiplin melaksanakan
peralatan pelaksanaan survey tugas dan memiliki
dengan detail lengkap. Misi etos kerja tinggi.
3. Setiap alat yang disiapkan 1) Melaksanakan Kompak
harus dijaga dengan baik pengawasan faktor yaitu kondisi dimana
(Akuntabilitas) resiko kesehatan setiap pegawai
melalui orang, alat memiliki integritas,
2. Menuju Lokus
Sampai ditujuan 1. Menuju lokus untuk angkut, barang dan loyalitas serta
Pemantauan jentik
melakukan pemantauan jentik lingkungan diwilayah tanggungjawab
dilakukan dengan penuh Pelabuhan dan bersama dalam
tanggung jawab Bandara. pelaksanaan tugas dan
45
KONTRIBUSI PENGUATAN
OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI DAN NILAI-NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR
KEGIATAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
(Manfaat) (Dampak Positif)
1 2 3 4 5 6 7
46
KONTRIBUSI PENGUATAN
OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI DAN NILAI-NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR
KEGIATAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
(Manfaat) (Dampak Positif)
1 2 3 4 5 6 7
47
KONTRIBUSI PENGUATAN
OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI DAN NILAI-NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR
KEGIATAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
(Manfaat) (Dampak Positif)
1 2 3 4 5 6 7
48
KONTRIBUSI PENGUATAN
OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI DAN NILAI-NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR
KEGIATAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
(Manfaat) (Dampak Positif)
1 2 3 4 5 6 7
3. Mendata dan menghitung House Index (HI) 1. Saat mendata dan menghitung
jumlah House Index (HI) dan Container Index dilakukan dengan jujur (Anti
dan Container Index (CI) (CI) jentik nyamuk Korupsi)
jentik nyamuk aedes aedes aegypti 2. Dilakukan dengan cermat
aegypti terhitung dan hati-hati (Etika Publik)
3. Bertanggung jawab
(Akuntabilitas) dengan data
yang dihitung
5 Evaluasi dan 1. Koordinasi dengan kader Dukungan kader 1. Kejelasan (Akuntabilitas) Misi Marwah
49
KONTRIBUSI PENGUATAN
OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI DAN NILAI-NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR
KEGIATAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
(Manfaat) (Dampak Positif)
1 2 3 4 5 6 7
monitoring jumantik untuk jumantik dalam memberikan penjelasan 1) Mewujudkan yaitu kondisi dimana
melakukan pemantauan 2. Dilakukan dengan sopan dan masyarakat setiap pegawai
ulang ramah (Etika Publik) Pelabuhan / Bandara memiliki kehormatan,
yang sehat, mandiri kebanggaan dan
2. Melakukan pemantauan Hasil pemeriksaan 1. Pada tahap ini dapat dilihat serta berprilaku hidup kecintaan terhadap
ulang jentik nyamuk terkumpul dari peserta meminta izin Bersih dan Sehat. KKP Bengkulu yang
aedes aegypti kepada pemilik rumah dengan dicerminkan dalam
menjunjung tinggi nilai sikap profesional,
kesopanan dan keramahan disiplin melaksanakan
(Etika Publik) tugas dan memiliki
2. Dalam melakukan pemantauan etos kerja tinggi.
jentik, dilakukan dengan Amanah
cermat dan hati-hati (Etika kondisi dimana setiap
Publik) pegawai memiliki
3. Dalam melakukan pemantauan karakter dan sifat yang
jentik, juga dapat dilihat dari dapat dipercaya, jujur
kejujuran (Anti Korupsi) dan tuntas dalam
peserta dalam pemeriksaan menjalankan tugas
setiap rumah . tanggungjawabnya
50
KONTRIBUSI PENGUATAN
OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI DAN NILAI-NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR
KEGIATAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
(Manfaat) (Dampak Positif)
1 2 3 4 5 6 7
51
KONTRIBUSI PENGUATAN
OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI DAN NILAI-NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR
KEGIATAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
(Manfaat) (Dampak Positif)
1 2 3 4 5 6 7
52
2. Jadwal Kegiatan
Timeline Kegiatan Aktualisasi
Waktu
No Kegiatan Mei Juni Juli
20 21 22 23 24 27 28 29 30 31 3 4 5 6 7 10 11 12 13 14 17 18 19 20 21 24 25 26 27 28 1 2 3 4 5
1 Meminta izin
kepada
pimpinan
mengenai
rencana
aktualisasi
2 Merencanakan
kegiatan
53
pemantauan
jentik nyamuk
aedes aegypti
bersama kader
jumantik
3 Pelaksanaan
pemantauan
jentik nyamuk
aedes aegypti
berkala di
daerah buffer
4 Pengolahan data
hasil
pemantauan
jentik nyamuk
aedes aegypti
5 Evaluasi dan
monitoring
Membuat
laporan
kegiatan
6 pemantauan
jentik nyamuk
aedes aegypti
berkala.
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan
54
3. Aktualisasi Capaian
50
1. Kegiatan aktualisasi berjalan efektif dan lancar
2. Kegiatan aktualisasi mendapat dukungan dari pimpinan dan
atasan
51
Amanah
kondisi dimana setiap pegawai memiliki karakter dan sifat yang
dapat dipercaya, jujur dan tuntas dalam menjalankan tugas
tanggungjawabnya
Responsif yaitu kondisi KKP Bengkulu yang memiliki kesiapan dan
kemampuan melaksanakan deteksi, respons, pengendalikan faktor
resiko sebagai upaya cegah dan tangkal masuk dan keluarnya peyakit
potensial wabah (Penyakit Infeksi Emerging) dan Penyakit New
Emerging Disease yang berpotensi terjadinya Kondisi Kedaruratan
yang Meresahkan Masyarakat.
Output kegiatan Kader jumantik menjadi lebih paham tentang pentingnya
melakukan pemantauan jentik nyamuk berkala.
Manfaat/hasil Capaian Manfaat merencanakan kegiatan pemantauan jentik nyamuk aedes
aegypti bersama kader jumantik :
1. Kader jumantik menjadi lebih paham siklus hidup nyamuk aedes
aegypti
2. Kader jumantik menjadi lebih paham pentingnya melakukan
pemantauan jentik nyamuk berkala
3. Kader jumantik melakukan pemantauan jentik nyamuk
berkala
52
kecermatan, kerjasama tim sehingga berjalan dengan efektif dan efisien
(Komitmen Mutu), pada tahap ini juga dapat dilihat dari kerjasama
(Nasionalisme) antar pelaksana tugas (Kader Jumantik dan peserta),
menyimpan hasil pengamatan jentik dengan cermat (Etika Publik), dan
rasa tanggung jawab (Akuntabilitas).
Kendala Dalam melaksanakan pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti berkala
daerah buffer, terdapat beberapa rumah warga yang tidak mau
diperiksa rumahnya untuk dilakukan pemantauan jentik nyamuk
sehingga tidak dapat dilakukan pemantauan jentik nyamuk didalam
rumah warga.
Nilai – Nilai Dasar yang Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi yang berhasil dilakukan,
Relevan bahwa pada kegiatan melaksanakan pemantauan jentik nyamuk aedes
aegypty terwujud nilai Komitmen mutu, Anti Korupsi,
Akuntabilitas, Etika Publik dan Nasionalisme.
Kontribusi terhadap visi Pelaksanaan pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti berkala daerah
dan misi organisasi buffer, Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi:
Visi
Tangguh dalam Cegah Tangkal Penyakit dan Prima dalam
memberikan Pelayanan Kesehatan di Wilayah Pelabuhan
Menuju Masyarakat Sehat Mandiri dan Berkeadilan.
Misi
1. Melaksanakan pengawasan faktor resiko kesehatan melalui
orang, alat angkut, barang dan lingkungan diwilayah
Pelabuhan dan Bandara.
2. Melaksanakan upaya Pelayanan Kesehatan terbatas yang
profesional di wilayah Pelabuhan dan Bandara.
3. Mewujudkan masyarakat Pelabuhan / Bandara yang sehat,
mandiri serta berprilaku hidup Bersih dan Sehat.
Penguatan nilai-nilai Pelaksanaan pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti berkala daerah
organisasi buffer, Penguatan nilai-nilai organisasi:
Marwah
yaitu kondisi dimana setiap pegawai memiliki kehormatan, kebanggaan
dan kecintaan terhadap KKP Bengkulu yang dicerminkan dalam sikap
profesional, disiplin melaksanakan tugas dan memiliki etos kerja
tinggi.
Kompak
yaitu kondisi dimana setiap pegawai memiliki integritas,
loyalitas serta tanggungjawab bersama dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Bengkulu.
Amanah
kondisi dimana setiap pegawai memiliki karakter dan sifat yang
dapat dipercaya, jujur dan tuntas dalam menjalankan tugas
tanggungjawabnya
Responsif
yaitu kesiapan melaksanakan deteksi, respons, pengendalikan
faktor resiko sebagai upaya cegah dan tangkal masuk dan
keluarnya peyakit potensial wabah yang berpotensi terjadinya
Kondisi Kedaruratan yang Meresahkan Masyarakat.
53
Output kegiatan Terbentuknya leaflet PSN mandiri, warga menjadi lebih paham
mengenai PSN mandiri
Manfaat/hasil Capaian Manfaat melaksanakan pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti
berkala daerah buffer:
1. Dilakukan sosialisasi mandiri ke tiap-tiap rumah warga
2. Warga sekitar yang rumahnya tidak mau di lakukan pemantauan
jentik nyamuk aedes aegypti menjadi lebih paham akan
pentingnya melakukan PSN Mandiri dirumah setelah diberi
sosialisasi dan pengetahuan akan pentingnya dilakukan
pemantauan jentik dan melakukan PSN mandiri
3. Warga paham mengenai siklus nyamuk aedes aegypti, dimana
jentik nyamuk dapat berubah menjadi nyamuk dewasa dalam
waktu 7 – 10 hari.
54
dan kecintaan terhadap KKP Bengkulu yang dicerminkan dalam sikap
profesional, disiplin melaksanakan tugas dan memiliki etos kerja
tinggi.
Amanah
kondisi dimana setiap pegawai memiliki karakter dan sifat yang
dapat dipercaya, jujur dan tuntas dalam menjalankan tugas
tanggungjawabnya
Output kegiatan Pengolahan data yang dilakukan untuk mengetahui peroleh hasil data
pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti
Manfaat/hasil Capaian Manfaat mengolah data hasil pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti:
1. Diketahui hasil identifikasi jentik nyamuk aedes aegypti
2. Diketahu hasil perhitungan jumlah House Index (HI) dan
Container Index (CI) jentik nyamuk aedes aegypti
55
pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti, diperolehnya data hasil
evaluasi pemantauan jentik.
Manfaat/hasil Capaian Manfaat evaluasi dan monitoring:
1. Diperolehnya hasil pemantauan ulang jentik nyamuk aedes aegypti
2. Warga lebih paham pentingnya melakukan PSN dan sudah
melakukannya
56
1. Diperoleh hasil laporan pelaksanaan pemantauan jentik nyamuk
berkala dan evaluasi yang telah dilaksanakan
2. Lebih optimal karna pemantauan jentik dilakukan secara
berkala
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Isu belum optimalnya pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti
berkala di daerah buffer Pelabuhan Pulau Baai Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Bengkulu merupakan isu yang harus dicarikan solusinya agar dapat
melaksanakan pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti secara berkala. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan jentik nyamuk dan
melatih kader untuk terus memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan
pentingnya melaksanakan PSN mandiri. Rancangan aktualisasi ini diharapkan
dapat menjadi solusi agar isu tersebut dapat teratasi.
Rancangan aktualisasi ini dilakukan dengan menerapkan kompetensi
yang didapat selama pelatihan dasar, diharapkan dapat membentuk karakter
ASN yang kuat, bersikap dan bertindak dengan sopan dan profesional dalam
masyarakat sesuai dengan nilai-nilai dasar ASN, yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA) serta
dengan menimbang aspek pelayanan publik, manajemen ASN dan Whole of
Government.
Setelah melaksanakan kegiatan aktualisasi tentang optimalisasi
pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti berkala di daerah buffer Pelabuhan
Pulau Baai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu, kader jumantik
Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu akan melaksanakan pemantauan jentik
nyamuk aedes aegypti dua kali dalam sebulan. Kader juga dilatih untuk terus
memotivasi masyarakat untuk mampu melakukan PSN mandiri di rumah
masing-masing.
57
B. Saran
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu khususnya Wilker
Pelabuhan Pulau Baai diharapkan dapat mengimplementasikan kegiatan-
kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan, agar isu belum optimalnya
pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti berkala di daerah buffer Pelabuhan
Pulau Baai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu dapat
terselesaikan. Selain itu Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu
khususnya Wilker Pelabuhan Pulau Baai diharapkan dapat menerapkan nilai-
nilai dasar ASN, yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu dan anti korupsi (ANEKA), pelayanan publik, manajemen ASN dan
Whole of Government, sehingga ASN di lingkungan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Bengkulu khususnya Wilker Pelabuhan Pulau Baai dapat
bekerja secara profesional agar tingkat kepuasan masyarakat dapat meningkat
dan tercapai pelayanan yang sesuai dengan standar.
58
Lampiran Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Lampiran Kegiatan 1
Judul Kegiatan : Meminta izin kepada pimpinan mengenai rencana aktualisasi
Dokumentasi Tahapan Kegiatan
No Tanggal
Tahapan Kegiatan
Output Proses Output Hasil Pelaksanaan
1. Menghadap 20 Mei 2019
Kepala Seksi
Pengendalian
Resiko
Lingkungan dan
Kesehatan Lintas
Wilayah serta
Koordinator
Wilayah
Pelabuhan Pulau
Baai Bengkulu
terkait rencana
aktualisasi serta
menjelaskan
maksud dan
tujuan mengenai
rencana
rancangan
aktualisasi.
59
3. Meminta 23 Mei 2019
persetujuan dari
Kasie
PRL&KLW
Lampiran Kegiatan 2
Judul Kegiatan : Merencanakan kegiatan pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti bersama kader jumantik
Dokumentasi Tahapan Kegiatan
No Tanggal
Tahapan Kegiatan
Output Proses Output Hasil Pelaksanaan
1. Meminta izin kepada Ketua RT.11 27 – 28 Mei
ketua RT untuk
2019
melaksanakan
pemantauan jentik
nyamuk berkala
Ketua RT.22
2. Membuat Leaflet
PSN Mandiri yang
telah dikonsultasikan
kepada atasan
60
2. Menentukan lokus 06 Juni 2019
pemantauan jentik
3. Mengumpulkan 06 Juni 2019
kader jumantik
4. Soasialisasi dengan 06 Juni 2019
kader jumantik
61
Lampiran Kegiatan 3
Judul Kegiatan : Pelaksanaan pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti berkala daerah buffer
Dokumentasi Tahapan Kegiatan
No Tanggal
Tahapan Kegiatan
Output Proses Output Hasil Pelaksanaan
1. Mempersiapkan 10 Juni 2019
peralatan yang
diperlukan
3. Mendampingi 17 Juni – 19
kader jumantik
Juni 2019
melaksanakan
kegiatan
pemantauan jentik
dan sosialisasi PSN
mandiri tiap rumah
yang didatangi
62
4. Menyimpan hasil 17 Juni – 19
pemantauan jentik
nyamuk aedes aegypti Juni 2019
sebelum dilanjutkan
pada proses
pemeriksaan di
laboratorium
63
Lampiran Kegiatan 4
Judul Kegiatan : Pengolahan data hasil pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti
Dokumentasi Tahapan Kegiatan
No Tanggal
Tahapan Kegiatan
Output Proses Output Hasil Pelaksanaan
1. Melakukan 20 Juni 2019
identifikasi jentik
nyamuk aedes aegypti 2 Juli 2019
64
3. Mendata dan 21 Juni 2019
menghitung jumlah
House Index (HI) dan 03 Juli 2019
Container Index (CI)
jentik nyamuk aedes
aegypti
Lampiran Kegiatan 5
65
Judul Kegiatan : Evaluasi dan monitoring
Dokumentasi Tahapan Kegiatan
No Tanggal
Tahapan Kegiatan
Output Proses Output Hasil Pelaksanaan
1. Koordinasi dengan 21 Juni 2019
kader jumantik
untuk melakukan
pemantauan ulang
2. Melakukan 25 – 27 Juni
pemantauan ulang
jentik nyamuk aedes 2019
aegypti
Lampiran Kegiatan 6
66
Judul Kegiatan : Membuat laporan kegiatan pemantauan jentik nyamuk aedes aegypti berkala
Dokumentasi Tahapan Kegiatan
No Tanggal
Tahapan Kegiatan
Output Proses Output Hasil Pelaksanaan
1. Mengumpulkan hasil 04 Juli 2019
pemeriksaan
DAFTAR PUSTAKA
67
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2018. Akuntabilitas. Modul Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2018. Etika Publik. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2018. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI. 2018. Buku Panduan. Pelatihan Dasar
(Latsar) CPNS Golongan III, Jakarta: Kemenkes RI.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 356 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 2348/MENKES/PER/XI/2011 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 356 tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 877)
68
LAMPIRAN
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92