Anda di halaman 1dari 8

 LAGU YANG DIPAKAI

1. (Kecapi Suling - Joen Dan Sofyan)


2. (Bukan Salah Jodoh – Tami Aulia Live Acoustic)
3. (Runtuh – Feby Putri)
4. (Maafkan Aku – Enda)
5. (Maukah Kau Menikah Denganku – Ady)
6. Lagu Bahaya – Arsy Widianto)

 URUTAN
 PERAN

1. Flora Agrisinta : Narator


2. Moch. Syafik Aly : Sangkuriang
3. Sangsuranggana : Tumang
4. Yunita Putri Findasari : Dayang Sumbi

 PAKAIAN

1. Flora Agrisinta : Kebaya


2. Moch. Syafik Aly : Batik
3. Sangsuranggana : Kaos Hitam
4. Yunita Putri Findasari : Kebaya

 PROPERTI

 REFERENSI

SANGKURIANG
Beribu-ribu tahun yang lalu, terdapat sebuah tempat yang bernama Parahyangan
dan tempat itu dipimpin oleh seorang raja dan ratu. Mereka mempunyai satu orang
anak yang bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, tetapi dia sangat
manja.

Pada suatu hari, Dayang Sumbi sedang menenun. Namun ada sedikit masalah
dengan keadaannya.

Dayang Sumbi : “ Duh, kenapa kepalaku rasanya berat sekali dan tubuhku terasa
lemas?, dan kenapa aku bisa menjatuhkan pintalanku berulang kali.”

Karena Dayang Sumbi merasa kesal, Dia tidak sengaja mengucapkan sebuah
sumpah.

Dayang Sumbi : “ Siapa saja tolong aku, aku bersumpah aku akan menikahi
siapapun yang mau mengambilkan pintalanku.”

Tiba-tiba seekor anjing bernama Tumanng mengampilkan pentalan Dayang Sumbi.


Tumang adalah seekor anjing sakti.

Tumang : Guk… Guk…

Dayang Sumbi : Hah ( terkejut ), mengapa malah seekor anjing yang mengambil
pentalanku. Tetapi aku telah terlanjur mengucapkan sumpahku, maka mau tidak
mau aku harus menikahi anjing itu.”

Dayang Sumbi dan Tumang hidup bahagia dan dikaruniai seorang anak laki-laki
bernama Sangkuriang dan memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Sangkuriang
tumbuh menjadi anak yang gagah dan perkasa.

Sangkuriang : “Bu, aku mau bermain di hutan dulu ya dengan Tumang.”

Dayang Sumbi : “Iya, tetapi kamu hati-hati ya, di hutan bbanyak binatang buas.”

Sangkuriang : “Tenang saja bu, ka nada Tumang, anjing yang selalu setia menjaga

Sangkuriang. Aku pergi dulu ya bu.”


Dayang Sumbi : “hiks… hiks… ( menangis ). Mengapa kamu tidak pernah bias
menganggap Tumang sebagai ayah kamu nak?”

Suatu hari yang cerah, Dayang Sumbi menyuruh Sangkuriang dan Tumang untuk
berburu ke hutan.

Dayang Sumbi : “Sangkuriang, sebaiknya kamu pergi ke hutan untuk berburu,


karena malam ini Ibu mau adakan pesta kecil-kecilan. Jangan lupa bawa juga
Tumang.”

Sangkuriang : Baik bu, Tumang akan mencari daging yang banyak. Ayo Tumang,
kita pergi.”

Tumang : Guk… Guk…

Sangkuriang : “ Sepertinya di sini tempat yang baik untuk berburu, ayo Tumang
kamu cari bau buruan kita!”

Tumang : Guk…

Lama Kelamaan, hari semakin larut dan mereka belum juga mendapatkan satu
buruan pun.

Sangkuriang : “Duh, sudah gelap, tapi aku belum dapat satupun buruan. Kalau
aku pulang pasti ibu akan kecewa. Oh aku tahu, lebih baik aku potong saja tumang
sebagai buruannku”

Sangkuriang pun membidik panahnya ke arah tumang dan membawanya pulang.

Sangkuriang : “Bu, aku sudah dapat buruannya.”

Dayang sumbi : “Wah, kamu hebat sekali nak, ibu bangga punya anak seperti
kamu.”

Dayang Sumbi tidak tahu bahwa itu adalah Tumang, yang dia tahu hanya daging
itu adalah rusa buruan Sangkuriang.

Seusai pesta, Dayang Sumbi teringan kepada Tumang.

Dayang Sumbi : “Oh Iya, kenapa daritadi aku tidak melihat suamiku?”.
Sangkuriang… ( teriak Dayang Sumbi memanggil anaknya).”
Sangkuriang : “ Iya bu, ada apa…?”

Dayang Sumbi : “Apakah kamu melihat Tumang?’

Sangkuriang : “Ti…Ti…Tidak bu (menjawab dengan tersendak-sendak).”

Dayang Sumbi : “Bagaimana bias kamu tidak melihatnya, bukankah tadi kamu
pergi ke hutan bersama Tumang?”

Karena Sangkuriang sangat takut kepada ibunya, maka dia mengatakan yang
sebenarnya.

Sangkuriang : “Bu, sebenarnya daging yang kuberikan tadi bukanlah daging rusa,
tetapi daging tumang.”

Dayang Sumbi : “ Apa…?, kenapa kamu berbuat seperti itu… hiks ( sambil
menangis ). Asal kamu tahu, Tumang itu adalah ayah kandungmu dan kamu telah
membunuh ayah kandungmu sendiri.”

Karena terlalu marah, Dayang Sumbi memukul Sangkuriang hingga pingsan dan
akibat perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir dari Istana.

Setelah beberapa hari, Sangkuriang pun sadar tetapi bekas pukulan Dayang Sumbi
masih terlihat jelas.

Sangkuriang : “Maafin Sangkuriang bu, aku tidak bermaksud melakukan hal itu,
aku hanya tidak mau membuat ibu kecewa ( katanya dalam hati ).” Tetapi untuk
menebus semua kesalahanku, aku akan pergi mengembara dan aku anggap bekas
luka di keningku ini adalah restu darimu ibu.”

Setelah beberapa tahun Sangkuriang mengembara, Ia bertemu dengan seorang


wanita yang sangat cantik. Wanita itu adalah ibunya sendiri, namun Sangkuriang
tidak mengetahui hal tersebut. Tanpa pikir panjang Sangkuriang langsung
melamarnya.

Sangkuriang : “ Wahai engkau wanita yang cantik jelita, siapakah namamu ?”

Dayang Sumbi : “ Nama saya Dayang Sumbi.”

Sangkuring : “ Dayang Sumbi ? Sepertinya nama itu pernah kudengar. Tetapi


sudahlah, itu tidak penting.
Dayang Sumbi : “Kalau tidak ada keperluan dengan saya, lebih baik saya pergi.”

Sangkuriang : “Oh tidak, tunggu sebentar. Ada yang ingin kutanyakan, maukah
kau menikah denganku ?”

Dayang Sumbi : “ Dengan senang hati saya menerima lamaranmu.”

Sangkuriang : “ Terima kasih, aku sungguh bahagia hari ini.”

3 hari sebelum hari pertunangan mereka, Dayang Sumbi mengelus rambut


Sangkuriang dan Dayang Sumbi terkejut saat melihat bekas luka di kening
Sangkuriang.

Dayang Sumbi : “Oh… Bukankah luka itu adalah luka bekas pukulanku pada
anakku, Sangkuriang. Tidak mungkin, aku hamper menikahi anakku sendiri. Aku
harus mencari cara untuk membatalkan pertunangan ini ( teriaknya dalam hati).”

Sangkuriang : “Ada apa Dayang Sumbi, mengapa kau tampak gelisah ?”

Dayang Sumbi : “ Sangkuriang, sebelum kau menikahi aku, aku memberikan 1


syarat ?”

Sangkuriang : “ Apakah 1 syarat tersebut ?”

Dayang Sumbi : “ Kau harus membuat bendungan yang bias menutupi seluruh
bukit lalu membuat perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Kau harus
menyelesaikan sebelum fajar menyingsing.”

Sangkuriang : “ Baiklah akan kulalukan.”

Sangkuriang pun segera bekerja, cintanya pada Dayang Sumbi sangat besar,
sehingga dia berusaha keras untuk menyelesaikannya. Sangkuriang ingat bahwa ia
dapat memanggil jin, kekuatan yang didapat oleh keturunan dari ayahnya.

Sangkuriang : “ Wahai jin-jin yang berada di sekeliling tempat ini, tolong


bantulah aku untuk menyelesaikan sebuah bendungan.”

Jin-jin itu lalu mengerjakan yang diperintahkan oleh Sangkuriang. Dengan tanah
dan lumpur mereka membuat bendungan.
Sangkuriang : “ Bagus, dengan begini pasti aku bias menyelesaikannya sebelum
fajar. Sebaiknya aku mulai membuat perahu. Sepertinya di dekat sungai ada pohon
yang bagus.”

Dayang Sumbi : “ wah, bagaimana ini ? tampaknya Sangkuriang sudah hamper


menyelesaikan syarat yang kuberikan. Para Dewa dan Dewi, aku mohon tolonglah
hambamu ini, tolonglah agar pagi datang lebih cepat.

Setelah Dayang Sumbi berdoa, tiba-tiba matahari mulai terlihat dan Dayang Sumbi
dapat bernafas lega.

Ayam beerkokok saat melihat matahari terbit dan Sangkuriang pun menyadari
bahwa ia telah ditipu.

Sangkuriang : “ Dayang Sumbi, kau telah menipuku, seharusnya masih setengah


jam lagi sebelum pagi datang.”

Dayang Sumbi : “ Maafkan saya, saya tidak bermaksud melakukan itu.”

Sangkuriang : “ Kenapa, padahal aku sangat mencintaimu, tapi kenapa kau tidak
mau menerimanya ?”

Dayang Sumbi : “ Itu karena aku adalah ibumu Sangkuriang, aku tahu karena ada
bekas luka di keningmu.”

Sangkuriang : “ Tidak mungkin, pasti itu hanya alasnmu saja agar kau tidak mau
menikah denganku. Kau membuatku sangat marah, aku akan mengutukmu Dayang
Sumbi.”

Sangkuriang pun mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu yang telah
dibuatnya sampai ke tengah hutan dan perahu itu dalam keadaan terbalik. Sejak
saat itu dinamakan Tangkuban Perahu ( perahu menelungkup ). Bendungan yang
dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk
sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan
tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.

NASKAH OPERET
SANGKURIANG
Naskah ini disusun guna memenuhi tugas
Mapel : Seni Budaya
Pembimbing : Masrara Hastutuik S.Pd

Disusun oleh :
1. Flora Agrisinta (19)
2. Moch. Syafik Aly (23)
3. Sangsuranggana (31)
4. Yunita Putri Findasari (33)

SMAN 4 BOJONEGORO
TAHUN AJARAN 2021/2022
JL. AKBP. M. SUROKO NO. 30 BOJONEGORO

Anda mungkin juga menyukai