Anda di halaman 1dari 13

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

TERAPI ZIKIR PADA PENDERITA HIPERKOLESTEROL

DENGAN DIAGNOSA ANSIETAS

Standar Operasional Prosedur Terapi Zikir Pada Penderita


Hiperkolesterol dengan Diagnosa Ansietas

1 2
Definisi Ansietas atau kecemasan merupakan masalah umum yang
sering terjadi khususnta pada orang lanjut usia. Zikir yaitu
mengingat tuhan merupakan salah satu bentuk ibadah dalam
islam.
Tujuan Untuk menurunkan kecemasan
Indikasi Dilakukan pada pasien dengan diagnose ansietas
Pelaksanaan Tahap persiapan
a. Persiapan pasien
1. Mengucapkan salam teurapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang
prosedur yang dilaksanakan
4. Selama komunikasi menggunakan bahasa yang
jelas, sistematis serta mudah dimengerti
5. Klien diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
6. Privacy klien selama komunikasi dihargai
7. Membuat kontrak ( waktu, tempat dan tindakan
yang akan dilakukan)
b. Persiapan alat dan bahan
1. Music religi ( asmaul husna )
c. Persiapan lingkungan
Pastikan kenyamanan bagi klien

Tahap Kerja
a. Bantu klien memilih posisi yang nyaman
b. Dekatkan sumber suara dan peralatan dengan klien
c. Nyalakan musik religi yang digunakan untuk terapi dan
atur volume jangan terlalu keras
d. Anjurkan klien untuk bernapas secara alami dan mulai
mendengarkan dan meresapi kalimat dzikir yang
diputarkan. Jika pasien bias membaca maka berikan
kesempatan kepada klien untuk mengucapkan kalimat
dzikir tersebut
e. Beri waktu klien 10-15 menit
f. Arahkan klien agar tetap fokus dan rileks
g. Jika sudah selesai, jangan biarkan klien langsung
berdiri, namun anjurkan klien untuk duduk dan istirahat
sejenak, buka pikiran kembali. Jika dirasa sudah cukup
baru persilahkan klien untuk berdiri
Terminasi
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Berikan reinforcement positif pada klien
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
Dokumentasi
Lakukan pendokumentasian dan catat seluruh tindakan yang
dilakukan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENDERITA
HIPERKOLESTEROL DENGAN MASALAH KECEMASAN

Standar Operasional Prosedur Pemberian Teknik


Relaksasi Nafas Dalam

1 2
Definisi Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
kepaerawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaiama cara melakukan nafas dalam, nafas lambat dan bagaimana
menghembuskan nafas secara perlahan
Tujuan Untuk mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan
sehingga mencegah menghebatnya stimulasi nyeri
Indikasi Dilakukan pada pasien dengan hiperkolesterol
Pelaksanaan Tahap persiapan
1. Mengucapkan salam
2. Validasi keadaan pasien : Menanyakan kondisi klien dan
kesiapan klien untuk melakukan kegiatan sesuai kontrak
sebelumnya
3. Menjaga privasi klien
4. Menyampaiakan tujuan dan menyepakati waktu dan
tempat dilakukannya kegiatan
Tahap Kerja
1. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
bila ada sesuatu yang kurang dipahami/ jelas
2. Atur posisi agar klien rileks tanpa adanya beban fisik,
baik duduk maupun berdiri. Apabila pasien memilih
duduk, maka bantu pasien duduk atau posisi duduk
tegak di kursi. Posisi semifowler, berbaring di tempat
tidur dengan punggung tersangga bantal.
3. Instruksikan pasien untuk melakukan tarik nafas dalam
sehingga rongga paru berisi udara
4. Instruksikan pasien dengan cara perlahan dan
hembuskan udara membiarkannya ke luar dari setiap
bagian anggota tubuh, pada saat bersamaan minta klien
untuk memusatkan perhatiannya pada sesuatu hal yang
indah dan merasakan lega
5. Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama
normal beberapa saat (1-2 menit)
6. Instruksikan pasien untuk kembali menarik nafas dalam,
kemudian menghembuskan dengan cara perlahan dan
merasakan saat ini udara mulai mengalir dari tangan,
kaki, menuju keparu-paru dan seterusnya, rasakan udara
mengalir keseluruh tubuh
7. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki
dan tangan, udara yang mengalir dan merasakan ke luar
dari ujung-ujung jari tangan dan kaki kemudian rasakan
kehangatanya
8. Instruksikan pasien untuk mengulangi teknik-teknik ini
apabila rasa cemas kembali lagi
9. Setelah pasien mulai merasakan ketenangan, minta
pasien untuk melakukan secara mandiri
10. Ulangi latihan nafas dalam ini sebanyak 3 sampai 5 kali
dalam sehari dalam waktu 5-10 menit

Terminasi
1. Evaluasi hasil: kemampuan pasien untuk melakukan
teknik ini
2. Memberikan kesempatan pada klien untuk memberikan
umpan balik dari terapi yang dilakukan.
3. Tindak lanjut: menjadwalkan latihan teknik relaksasi
nafas dalam
4. Kontrak: topik, waktu, tempat untuk kegiatan
selanjutnya
Dokumentasi
1. Mencatat waktu pelaksanaan tindakan
2. Mencatat perasaan dan respon pasien setelah diberikan
tindakan

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN


PENYAKIT HIPERTENSI

Materi : Penyakit Hipertensi


Pokok Bahasan : Perawatan dan Pencegahan Hipertensi
Hari/ tanggal :
Waktu pertemuan : 30 menit
Tempat : Rumah Ny. HS
Sasaran : Ny HS

A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. HS ternyata diketahui Ny HS menderita hipertensi.
Gejala yang masih muncul saat ini adalah sering sakit kepala, pusing, lemas. Ny HS belum
melakukan perawatan secara optimal terhadap penyakit hipertensi. Ny HS menyatakan
belum mengetahui sepenuhnya tentang penyakit hipertensi, perawatan dan pencegahannya.
Informasi-informasi tentang perawatan penyakit hipertensi sangat dibutuhkan oleh Ny.HS
dalam upaya preventif dan promotif bagi klien dan keluarga. Oleh karena itu pendidikan
kesehatan kepada Ny.HS mengenai Hipertensi ini perlu disampaikan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan keluarga Ny. HS dapat melakukan perawatan
pada penyakit hipertensi
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1X30 menit, Ny HS dapat
menjelaskan kembali tentang :
a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Klasifikasi hipertensi
d. Tanda dan gejala hipertensi
e. Pengelolaan hipertensi

C. Kisi-kisi Materi
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Komplikasi hipertensi
5. Pencegahan hipertensi
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
Leaflet
F. Kegiatan penyuluhan
No Kegiatan penyuluhan Waktu Respon peserta
1 Pendahuluan 5 menit  Menjawab salam
 Memberi salam  Memberi salam
 Memberi pertanyaan apersepsi  Menyimak
 Mengkomunikasikan pokok bahasan
 Mengkomunikasikan tujuan
2 Kegiatan Inti
 Memberikan penjelasan tentang
hipertensi
 Memberikan kesempatan keluarga
untuk bertanya
 Menjawab pertanyaan keluarga
3 Penutup
 Menyimpulkan materi penyuluhan
bersama keluarga
 Memberikan evaluasi secara lisan
 Memberikan salam penutup

G. Evaluasi
1. Kegiatan : jadwal, tempat, alat bantu / media, proses penyuluhan.
2. Hasil penyuluhan, memberi pertanyaan pada keluarga tentang :
a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Tanda dan gejala hipertensi
d. Komplikasi hipertensi
e. Pencegahan hipertensi
H. Referensi
1. Kemenkes RI. 2018. Diet pada Hipertensi. Jakarta : Indonesia
2. Kemenkes RI. 2020. Infodatin Hipertensi. Jakarta : Indonesia
3. Kemenkes RI. 2013. Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Hipertensi.
Jakarta : Indonesia

SATUAN ACARA PENYULUHAN GANGGUAN POLA TIDUR


Pokok bahasan : Geriatric

Sub pokok bahasan : Gangguan Pola Tidur

Sasaran : Pasien lansia di Gp. Bak buloh dusun Lampoh Cek

Hari/Tanggal : Jum’at 25/3/2022

Waktu :

Tempat : Rumah lansia di Gp. Bak Buloh dusun Lampoh Cek

A. Latar Belakang
Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang
telah mencapai kematangan intrinsik irreversibel serta menunjukkan adanya kemunduran
sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik,
psikologis maupun sosial akan saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua terjadi
pada lansia secara linier dapat digambarkan secara tiga tahap yaitu, kelemahan
(impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations), ketidakmampuan
(disability) dan keterhambatan (hindrance) yang akan dialami bersamaan dengan proses
kemunduran (Bondan, 2009).
Keperawatan gerontik secara holistik menggabungkan aspek pengetahuan dan
keterampilan dari berbagai macam disiplin ilmu dalam mempertahankan kondisi
kesehatan fisik, mental, sosial dan spiritual lansia. Hal ini diupayakan untuk
memfasilitasi lansia ke arah perkembangan kesehatan yang lebih optimal, dengan
pendekatan pada pemulihan kesehatan. Memaksimalkan kualitas hidup lansia baik dalam
kondisi sehat, sakit maupun kelemahan serta memberikan rasa aman nyaman, terutama
dalam menghadapi kematian (Bondan, 2009).

B. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit pasien mengerti dan memahami
bagaimana cara mengatasi gangguan pola tidur.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan selama 1x30 menit, pasien diharapkan mampu:
1. Menjelaskan tentang Pengertian insomnia.
2. Menyebutkan factor factor terjadinya insomnia.
3. Menjelaskan cara mengatasi insomnia
.
D. Metode
Ceramah, diskusi dan Tanya jawab.
E. Media
Bokleat
F. Proses Pelaksanaan

No Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Peserta Media


1. Pembukaan 5 menit a. Menjawab salam
a. Salam b. Mendengarkan
b. Perkenalan c. Mendengarkan
c. Menjelaskan
tujuan dari
pertemuan
d. Kontrak waktu
2. Pelaksanaan 20 menit Bokleat
a. Menyampaikan
materi
 Pengertian
insomnia
 Factor insomnia
 Cara mengatasi
insomnia
b. Memberikan
kesempatan
kepada pasien
untuk bertanya
hal-hal yang belum
jelas.
3. Penutupan 5 menit a. Menjawab
a. Memberikan pertanyaan
pertanyaan lisan b. Memperhatikan
kepada pasien. c. Menjawab salam
b. Menyimpulkan
kegiatan yang
telah disampaikan.
c. Memberikan salam
penutup.

G. Materi
1. Pengertian Insomnia
2. Faktor terjadinya insomnia
3. Cara mengatasi insomnia
H. Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a. Penyuluh mempersiapkan satuan acara penyuluhan
b. Penyuluh mempersiapkan dan membawa media untuk penyuluhan (leaflet dan
bokleat).
c. Kontrak waktu dengan pasien sudah dilakukan
2. Kriteria proses
a. Pada awal kunjungan, petugas sudah menjelaskan tujuan dilakukan
kunjungan.
b. Selama kegiatan penyuluhan, klien aktif mendengarkan dan memperhatikan.
c. Klien aktif saat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
d. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
e. Kontrak telah diingatkan oleh petugas.
3. Kriteria hasil
a. Klien kooperatif selama selama diskusi berlangsung.
b. Klien kooperatif bertanya dan menjawab pertanyaan pertanyaan petugas.
c. Klien dapat menjelaskan Pengertian, penyebab, dan pencegahan Insomnia.

Anda mungkin juga menyukai