Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

DEFINISI DAN RUANG LINGKUP HUKUM TATA NEGARA ISLAM


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Hukum Tata Negara Islam
Dosen : Muhaki, MHI.

Disusun oleh :

1. Fadelcio Muhammad Maselvo ( 05040121119 )


2. Nabila Mursyidah ( 05040121141 )
3. Nafiza Nur Fazila ( 05040121142 )
4. Riskha Fitri Hidayati ( 05040121146 )

KELAS D
PROGAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan ramhat, inayah,
hidayah serta taufik-Nya kepada kami sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Hukum Tata Negara Islam yang berjudul “Definisi dan Ruang Lingkup Negara Islam”. Shalawat
serta salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari zaman
jahiliyah menuju zaman yang islamiyah seperti sekarang ini.
Terselesaikannya makalah ini diharapkan para mahasiswa dapat memahami secara
mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan tiap sub bab dari makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kekhilafan. Oleh karna itu, kepada para pembaca agar dapat memberikan saran ataupun kritik
yang konstruktif demi kesempurnaan pada makalah kami selanjutnya.

Surabaya, 17 Msret 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................2
Daftar Isi ............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Tujuan .....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
A. Pengertian Fiqh Siyasah..........................................................................................5
B. Objek Fiqh Siyasah..................................................................................................5
C. Sejarah Perkembangan Fiqh Siyasah.......................................................................6
D. Urgensi Fiqh Siyasah...............................................................................................8
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................9
A. Kesimpulan .............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fiqih siyasah dalam pemikiran seseorang adalah berhubungan antara Islam dengan politik,
atau bisa juga disebut islam bercorak politik. Pada umumnya umat Islam saat ini dijadikan
sebagai objek politik yang saat ini menjadi keprihatinan bersama umat muslim di Indonesia yang
di mana konsep politik di negara saat ini kirang atau bahkan tidak sesuai dengan ajaran Islam,
yang sekarang tokoh politik islam tidak bernuansa islamiyah sehingga agama islam merugi
dengan citra buruk tersebut. Seharusnya siyasah islamiyah adalah berasal dari Al-Qur'an dan
hadist nabi, bukan dari kepentingan individu atau golongan tertentu. Dan hal ini perlu diperjelas
agar bisa membedakan dan memahami antara politik islam dengan islam yang dipolitisir. Dan
adanya fiqh siyasah adalah untuk membuka politik islam terhadap berbagai konsep politik yang
ada di indonesia selama tidak bertentangan dengan Al-Qur'an dan hadits1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari fiqh siyasah?


2. Apa saja objek yang berkaitan dengan fiqh siyasah?
3. Bagaimana sejarah tentang perkembangan fiqh siyasah?
4. Apa urgensi dari fiqh siyasah?

C. Tujuan

1. Mengetahui tentang pengertian fiqh siyasah


2. Mengetahui objek fiqh siyasah
3. Menjelaskan sejarah perkembangan fiqh siayasah
4. Memahami urgensi tentang fiqh siyasah

1
Al-Imarah : Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam Vol. 3,No. 1,2018

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fiqh Siyasah


Fiqh siyasah merupakan tarkib idhafi atau kalimat majemuk yang terdiri dari dua kata, yakni
fiqh dan siyasah. Secara etimologi fiqh merupakan bentuk masdar dari tafsiran kata faqiha-
yafqahu-fiqhan yang berarti pemahaman yang mendalam dan akurat untuk memahami tujuan,
ucapan, dan tidakan tertentu. Dan kesimpulannya bahwa fiqh adalah kumpulan hukum yang
berkaitan dengan perbuatan manusia yang juga berkaitan dengan ibadah dan muamalah mereka.
Adapun secara etimologi siyasah adalah mengatur, mengurus, dan memerintah. Namun,
secara harfiah kata siyasah berarti pemerintah mengambil keputusan, membuat kebijakan,
kepengurusan, pengawasan, dan perekayasaan.
Namun, ada tiga pendapat terkait tentang asal kata siyasah yaitu :
1. Menurut al-Maqrizy bahwa siyasah berasal dari huruf mongol, yang berarti kata “yasah”
yang mendapat imbuhan huruf sin berbaris kasrah yang dibaca siyasah.
2. Sedangkan menurut Ibn Taghri Birdi siyasah itu berasal dari campuran tiga bahasa, yaitu
bahasa Turki, Persia dan Mongol
3. Dan Ibn Manzhur menyatakan bahwa siyasah berasal dari bahasa arab yakni bentuk
masdar dari tashrifan sasa-yasusu-siyasatun.2
Sedangkan secara terminologi banyak definisi siyasah yang dikemukakan oleh para yuridis
Islam. Menurut Abu al-Wafa Ibn 'Aqil bahwa siyasah adalah suatu tindakan yang dapat
mengantar rakyat lebih dekat kepada kemaslahatan dan lebih jauh dari kerusakan.3

Dalam redaksi yang yang lain Husain Fauzy al-Najjar mendefinisikan siasah sebagai suatu
pengaturan kepentingan dan pemeliharaan kemaslahatan rakyat serta pengambilan kebijakan
yang tepat demi menjamin kebaikan bagi mereka.4

Islam mengenal konsep kepemimpinan dan pemerintahan yang sering diistilahkan dengan
Siyasah Syar'iyyah, yaitu konsep politik di dalam yang mengatur hubungan antara pemimpin dan
rakyat, termasuk prinsip-prinsip suksesi kepemimpinan. Di dalam Siyasah Syar'iyyah ini juga
diatur pembatasan kewenangan pemimpin dan kepala negara, termasuh hak dan kewajiban warga
negara dan hubungan antar negara. Bahkan sejumlah negara muslim memperluas cakupan
Siyasah Syar'iyyah ke wilayah penataan ekonomi dan segala hal yang menyangkut hajat umat
sebagai warga negara.

2
(Djazuli, Fiqh Siyâsah, (Damascus: Dâr al-Qalam, 2007), 45
3
(Ibid.,10)
4
(ibid)

5
Siyasah Syariah diartikan sebagai peraturan politik yang bersifat syar'i yaitu suatu tindakan
dan kebijakan yang diperuntukkan ke kepentingan orang banyak yang di mana tindakan tersebut
bisa membawa masyarakat kepada kemaslahatan agar terhindar dari suatu kerusakan.

Dengan kata lain esensi siyasah Syariah itu juga merupakan kebijakan suatu penguasa untuk
mewujudkan suatu kemaslahatan dan yang diimbangi dengan menjaga syariat seperti dalil
Alquran dan hadits, maqashid syariah, semangat ajaran islam, kaidah-kaidah kulliyah fiqhiyah

jadi, fiqh siyasah yaitu, berbicara tentang aturan-aturan mengenai bagaimana pemerintah
yang diselenggarakan dan rakyat, yang di mana hubungan tersebut pasti ada politik kenegaraan.

B. Objek Fiqh Siyasah


Objek kajian fiqh siyasah meliputi aspek pengaturan hubungan atara warga negara dengan
warga negara lainya, hubungan warga negara dengan lembaga negara, hubungan yang sifatnya
intern suatu negara maupun hubungan yang bersifat ektern antar negara dalam bidang kehidupan.
pemahaman tersebut terlihat bahwa kajian siyasah memusatkan perhatian pada aspek pengaturan.
hal tersebut di tekankan dari penjelasan T. M. Hasbi Ash-Shiddieqy
Objek kajian siyasah adalah pekerjaan-pekerjaan mukallaf dan urusan-urusan mereka dari
jurusan penadbirannya, dengan mengingat persesuaian penadbiran itu dengan jiwa syariah, yang
tidak kita peroleh dalilnya yang khusus dan tidak berlawanan dengan sesuatu nash dari nash-nash
yang merupakan syariah ‘amah yang tetap.5 Objek pembahasan ilmu siyasah adalah pengaturan
dan perundangan-undangan yang dituntut oleh hal ikhwal kenegaraan dari segi
persesuaiannyadengan pokok-pokok agama dan merupakan realisasi kemaslahatan manusiaserta
memenuhi kebutuhannya.6

Dalam tulisan ini, berkenaan dengan pola hubungan antar manusia yang menuntut pengaturan
siyasah dibedakan menjadi 3, yaitu :
• Fiqh siyasah dusriyyah, yang mengatur hubungan antara warga negara dengan lembaga
negara yang satu dengan warga negara dan lembaga negara yang lain dalam batas-batas
administrasif suatu negara.
• Fiqh siyasah dawliyyah, yang mengatur antara warga negara dengan lembaga negara
yang satu dengan warga negara dan lembaga dari negara lain.

5
( footnote: T.M Hasbi Ash -Shiddieqy, Op. cit. hal28)

6
footnote: Abul Wahhab Khallaf, Op. cit. hal 5)

6
• Fiqh siyasah maliyyah yang mengatur tentang pemasukan, pengelolaan, dan pengeluaran
uang milik negara.

C. Sejarah Perkembangan Fiqh Siyasah


Dalam sejarah Islam, siyasah telah dipraktikkan oleh Nabi Muhammad setelah beliau berada
di Madinnah. Di sini Nabi menjalankan dua fungsi sekaligus, sebagai rasul utusan Allah dan
sebagai kepala negara Madinnah. Perkembangan kajian fiqh siyasah secara sederhana dapat
dibagi ke dalam periode klasik yang berlangsung hingga 1258 M, periode pertengahn yang
berakhir pada abad 19 dan periode modern hingga sekarang.
a. Periode Klasik
Ciri yang menandai perkembangan ini adalah kemapanan yang terjadi di dunia Islam.
Secara politik, Islam memegang kekuasaan dan pengaruhnya di pentas Internasional. Pada
periode ini terdapat dua dinasti yaitu Bani Umaiyah (661-750 M) dan bani Abbas (750-1258).
Pada masa kekuasaan Bani Umaiyah, kajian fiqh siyasah masih belum muncul. Bani Umaiyah
lebih mengarahkan kebijaksanaan politiknya pada pengembangan wilayah kekuasaan. Pada masa
daulat Bani Abbas barulah kajian fiqh siyasah ini mulai dikembangkan. Namun demikian,
kuatnya pengaruh negara membuat kajian yang dikembangkan oleh para ulama cenderung
mendukung kekuasaan. Inilah yang terjadi di kalangan ulama Sunni pada umumnya.
Pada periode klasik ini pada umumnya diwarnai oleh kepentingan-kepentingan golongan. Dalam
hal ini, kelompok Sunni masih mendominasi percaturan politik ketika itu dan para pemikir
politiknya mengembangkan doktrin-doktrin mereka di bawah patronase kekuasaan. Sejalan
dengan meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan transfer ilmu asing (terutama
Yunani Kuno) ke dalam Islam, gagasan-gagasan politik pada abad klasik ini juga ditandai
dengan pengaruh-pengaruh asing.
b. Periode Pertengahan
Periode pertengahan ditandai dengan hancurnya kerajaan Abbasiyah pada 1258 M di
tangan tentara Mongol. Pada masa itu kekuatan politik Islam mengalami kemunduran. Karena
itu, kecenderungan pemikiran politik Islam juga mengalami perubahan. Tokoh yang mengalami
langsung tragedi penyerangan tentara Mongol ke Baghdad adalah Ibn Taimiyah (1263-1328).
Pengalaman pahit ini kemudian membekas dalam kepribadian Ibn Taimiyah dan mempengaruhi
pemikiran politiknya. Kajiannya tentang fiqh siyasah ini tertuang antara lain dalam kitab Al-
Siyasah al-Syari’ah fi Ishlah al-Ra’iyah, Majmu’ al-Fatawa dan Minhaj al-Sunnah.
Pemikir politik lainnya yaitu Ibn khaldun (1332-1406) yang pandangan politiknya antara lain
tertuang dalam Muqaddimah. Diantara tesisnya yang berbeda dengan pemikir Sunni lainnya
adalah interpretasinya yang kontekstual terhadap hadist Nabi yang mensyaratkan suku Quraisy
sebagai kepala negara. Ia menganggap hadis ini bersifat kondisional karena suku apa saja bisa
memegang posisi puncak pemerintahan Islam selama ia mempunyai kecakapan dan kemampuan.
c. Periode Modern

7
Periode modern ditandai dengan semakin lemahnya dunia Islam di bawah penjajahan
bangsa-bangsa Barat. Hampir seluruh negeri muslim berada di bawah imperialism dan
kolonialisme Barat. Di samping menjajah dunia Islam, Barat ternyata mencoba mengembangkan
gagasan-gagasan politik dan kebudayaan mereka yang, tentu saja tidak terlepas dari pengaruh
sekularisme, ke tengah-tengah umat Islam. Di sisi lain umat Islam sendiri tidak mampu
menyaingi keunggulan Barat dalam bidang teknologi, ilmu pengetahuan, ekonomi dan
organisasi.
Dalam lapangan politik, sikap pertama melahirkan aliran yang menyatakan bahwa Islam adalah
agama yang mengatur segala aspek kehidupan manusia, termasuk politik dan kenegaraan.
Mereka merujuk kepada teladan Nabi Muhammad mendirikan negara dan al-Khulafa’ al-
Rasydun. Sikap kedua melahirkan aliran yang berpandangan bahwa Islam hanya melahirkan
seperangkat tata nilai dalam kehidupan politik kenegaraan umat Islam. Sedangkan sikap ketiga
melahirkan aliran sekulerisme yang memisahkan kehidupan politik dari agama. Pemikiran inilah
yang selanjutnya berkembang hingga masa kontemporer.

D. Urgensi Fiqh Siyasah

Kajian fiqh siyasah merupakan kajian yang sangat urgent dan hangat diperbincangkan,
karena berkaitan dengan politik yang mengatur hajat hidup orang banyak. Oleh karena itu, perlu
diketahui secara detail tentang apa itu fiqh siyasah, agar masyarakat tidak terjebak atau keliru
dalam membuat kebijakan politik yang berbasis maslahah.
Siyasah islamiyah yang berbasis maslahah adalah siyasah yang lahir dari al-qur’an dan hadis
nabi bukan siyasah yang lahir dari kepentingan individu atau golongan tertentu. Siyasah
islamiyah inilah yang menjadi obyek kajian dari fiqh siyasah. Obyek ini perlu diperjelas agar
tidak keliru memahami politik islam atau islam yang dipolitisir.
Kesan politik itu kotor dan buruk memang sudah melekat dibenak masyarakat. Hal ini
sebagai akibat dari buruknya pelaku politikus itu sendiri. Banyak sekali tokoh politik yang
terjerat kasus kurupsi meskipun dia berasal dari parpol yang bernuansa islam. Disinilah penting
sekali membedakan antara pelaku politikus islam dengan politik islam itu sendiri. Sehinga bisa
diketahui kebijakan atau perbuatan tokoh politik islam yang tidak sesuai dengan fiqh siyasah
maka kebijakan atau perbuatan itu tidak bisa dikategorikan sebagai siyasah syar’iyah
meskipun kebijakan tersebut berasal dari tokoh politik partai yang berlebel islam.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fikih merupakan suatu pemahaman yang mendalam untuk memahami suatu tujuan,
ucapan, atau tindaan tertentu. Fiqh siyasah merupakan tarkib idhafi atau kalimat
majemuk yang terdiri dari dua kata, yakni fiqh dan siyasah.
Objek kajian fiqh siyasah meliputi aspek pengaturan hubungan atara warga negara
dengan warga negara lainya, hubungan warga negara dengan lembaga negara, hubungan
yang sifatnya intern suatu negara maupun hubungan yang bersifat ektern antar negara
dalam bidang kehidupan. pemahaman tersebut terlihat bahwa kajian siyasah memusatkan
perhatian pada aspek pengaturan. Nabi menjalankan dua fungsi sekaligus, sebagai rasul
utusan Allah dan sebagai kepala negara Madinnah. Perkembangan kajian fiqh siyasah
secara sederhana dapat dibagi ke dalam periode klasik yang berlangsung hingga 1258 M,
periode pertengahn yang berakhir pada abad 19 dan periode modern hingga sekarang.
Kajian fiqh siyasah merupakan kajian yang sangat urgent dan hangat diperbincangkan,

9
karena berkaitan dengan politik yang mengatur hajat hidup orang banyak. Oleh karena
itu, perlu diketahui secara detail tentang apa itu fiqh siyasah, agar masyarakat tidak
terjebak atau keliru dalam membuat kebijakan politik yang berbasis maslahah.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/361071487/Objek-Kajian-Fiqh-Siyasah

http://digilib.uinsby.ac.id/985/5/Bab%202.pdf

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/17828/1/Fikih%20Siyasah_Fatmawati%20Hilal.pdf

https://id.scribd.com/document/361071487/Objek-Kajian-Fiqh-Siyasah

http://gebypurnama.blogspot.com/2012/11/kajian-fiqh-siyasah-dan-perkembangannya.html

10

Anda mungkin juga menyukai