Anda di halaman 1dari 14

PERJANJIAN KERJASAMA OPERASI

Antara
PT. ...........................................
Dengan
PT. ...........................................

Dan
PT. ...........................................

Tentang
KEGIATAN PENGADAAN DAN DISTRIBUSI BBM SOLAR INDUSTRI DI
DALAM NEGERI
N0. ...........................................

Pada hari ini, ................... tanggal ................... Bulan ................... Tahun Dua Ribu Dua Puluh
Dua (...................), bertempat di Jakarta, telah dibuat, disepakati dan ditanda tangani
bersama Perjanjian Kerja Sama Operasi (KSO) untuk Kegiatan Pengadaan dan Distribusi
BBM Solar Industri di Indonesia, yang selanjutnya disebut sebagai ”Perjanjian”, yang dibuat
oleh dan antara :

1. Tn. ........................, lahir di ........................ , pada tanggal ........................tahun


........................ (........................), adalah Direktur Utama PT ........................, yg
berdomisili di ........................, Tlp/Fax ........................, pemegang Kartu Tanda
Penduduk (NIK) ........................, Warga Negara Indonesia, dan Selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA.

2. Tn. ........................, lahir di ........................ , pada tanggal ........................tahun


........................ (........................), adalah Direktur Utama PT ........................, yg
berdomisili di ........................, Tlp/Fax ........................, pemegang Kartu Tanda
Penduduk (NIK) ........................, Warga Negara Indonesia, dan Selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA.

3. Tn. ........................, lahir di ........................ , pada tanggal ........................tahun


........................ (........................), adalah Direktur Utama PT ........................, yg
berdomisili di ........................, Tlp/Fax ........................, pemegang Kartu Tanda
Penduduk (NIK) ........................, Warga Negara Indonesia, dan Selanjutnya disebut
PIHAK KETIGA.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA, dan PIHAK KETIGA secara bersama-sama disebut
sebagai PARA PIHAK dan secara sendiri-sendiri disebut sebagai PIHAK.

PARA PIHAK yang bertindak sebagaimana tersebut di atas dengan ini menerangkan
terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :

- Bahwa PARA PIHAK telah sepakat dan setuju untuk membuat dan menandatangani
Surat Perjanjian Kerjasama Operasi (KSO).

- Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Direktur Utama dari perusahaan PT


................................yang memiliki Market Potensial di Seluruh Indonesia dan
Mengandeng Investor yang memiliki Sumber Dana pembiayaan Instrument Surat
Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) Usance Acceptance MT752 dalam bidang
usaha Distribusi BBM Solar Industri.

- Bahwa PIHAK KEDUA adalah Direktur Utama dari perusahaan PT.


................................ yang memiliki perijinan agent nasional sumber BAHAN BAKAR
MINYAK INDUSTRI yang diterbitkan oleh PERTAMINA Negara Republik Indonesia,
mengatur legalitas dokument, perpajakan, mengatur teknis dilapangan, transportir
dan memiliki market potensial

- Bahwa PIHAK KETIGA adalah Direktur Utama dari Perusahaan PT.


..................................... yang bekerjasama dengan PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA mendukung pembiayaan dengan skema intrument yaitu memberikan
dukungan dengan menerbitkan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negri (SKBDN)
Usance Acceptace MT 752 untuk pembelian Bahan Bakar Minyak kepada Sumber
Pertamina dan Sumber perusahaan lainya setelah instrument diterbitkan buyer
kepada PT ........................................ on diperbankan dan menerima
pembayaran melalui skema instrument tersebut dengan membuka joint account
bersama PT ...........................................dengan dan sistem standing instruction.

- Bahwa tujuan dibuatnya Perjanjian Kerja Sama Operasi (KSO) antara


PT ..................................., PT ................................................... , dan PT
................................................... untuk mensinergikan kemampuan dalam mengelola
satu kegiatan bidang usaha Pengadaan dan Distribusi BBM Solar Industri dengan
berkesinambungan, dan untuk mengatur hak dan kewajiban masing-masing
PIHAK.

Berdasarkan hal-hal sebagaimana termaktub diatas, maka dengan ini PARA PIHAK
bertindak sebagaimana tersebut di atas, telah setuju dan sepakat untuk membuat
Perjanjian ini berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
PASAL 1
DEFINISI

1. Dalam Perjanjian ini, kecuali ditentukan lain dalam hubungan kalimat pasal-pasal
Perjanjian, kata-kata dan pengertian-pengertian dibawah ini mempunyai arti sebagai
berikut :
 Kerja Sama Operasi (KSO) adalah suatu ikatan kerjasama antara PIHAK
PERTAMA PIHAK KEDUA dan PIHAK KETIGA berkaitan dengan suatu
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan syarat-syarat yang diatur dalam
Perjanjian ini.

 Kerja Sama Operasi adalah kerjasama yang dibuat, diadakan, dan


dilaksanakan oleh dan antara serta mengikat PARA PIHAK berdasarkan
Kontribusi dan Porsi masing-masing PIHAK.

 Modal Kerja Operasional adalah sejumlah dana tertentu yang telah


ditempatkan PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dan PIHAK KETIGA guna
membiayai pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan dalam kegiatan Pengadaan
dan Distribusi BBM Solar Industri diantaranya membiayai biaya survei dan
dana operasional sesuai kebutuhan projek –projek bidang usaha
pengadaan bahan bakar industri dan akan dituangkan dalam bentuk laporan
keuangan setiap projek dan dimasukan dalam laporan neraca rugi laba
Kerja Sama Operasi.

 Fasilitas KSO adalah segala bentuk Fasilitas yang dipergunakan dan


dimanfaatkan Bersama dalam mengoperasikan kerjasama operasi,
diantaranya kantor, perlengkapan kantor, karyawan kantor, Dokumen
legalitas perijinan dan kendaraan tanki transportir, dan sejenisnya sebagai
sarana dan pendukung terlaksananya pekerjaan pengadaan bahan bakar
industri yang ditanggung oleh Pihak KEDUA

 Setiap PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dan PIHAK KETIGA berhak


menempatkan staff untuk monitoring kegiatan KSO.

 Dokumen KSO adalah segala bentuk dokumen perijinan, surat menyurat,


invoice tagihan, Faktur pajak, dan sejenisnya terkait pelaksanaan Pekerjaan-
pekerjaan pengadaan bahan bakar solar industri.

 Perjanjian adalah Perjanjian Kerjasama Operasi (KSO) yang dibuat, disepakati


dan ditanda tangani bersama oleh PT ................................dengan PT
................................ dan PT ................................ yang akan dijadikan dasar baik
pelaksanaan pekerjaan maupun hal-hal yang mengatur tentang hak dan
kewajiban PARA PIHAK.

Rekening KSO adalah Rekening Joint Account yang dibuka berdasarkan persetujuan
PARA PIHAK untuk menampung dan mengatur lalu lintas keuangan sehari-hari (Daily
Financial aktivties) KSO, baik pembiayaan suatu pekerjaan, biaya operasional maupun
pembayaran dari pengadaan bahan bakar industri Joint Account tersebut akan dibuat
berdasarkan Bank yang di tunjuk dan di sepakati PARA PIHAK yaitu Joint Account PT
........................... DAN PT .............................. juga Joint Account antara
PT ............................dengan PT................................ dan sistem standing intructions.

 Rencana Kerja KSO adalah perencanaan kerja yang susunan dan


direncanakan secara sistematis atas suatu target pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan Pengadaan dan Distribusi BBM Solar Industri di
Indonesia.

 Rencan Anggaran Biaya (RAB) adalah suatu rencana anggaran belanja KSO yang
di susun dan dihitung sedemikian rupa yang memuat postur penganggaran
dan Pembiayaan atas pelaksanaan dan penyelesaian suatu pekerjaan yang
akan dijadikan sebagai acuan dan panduan anggaran (Budgeting Guideline)
setiap pekerjaan, yang disetujui PARA PIHAK.

 Tertulis adalah semua tulisan tangan, hasil ketikan mesin, atau hasil
komunikasi tertulis, termasuk telex, whatsapp, telegram dan faksimili.

 Kata-kata ”termasuk” , ”antara lain”, ” dan/atau”, ”seperti”, harus selalu


diikuti dengan kata-kata ”tanpa pembatasan” atau ”tetapi tidak terbatas
pada” baik tanpa diikuti frase atau kata-kata serupa yang diambil, dan
kecuali konteks secara jelas mensyaratkan sebaliknya, maka penggunaan
kata ”Atau” tidak diartikan untuk tujuan dan Ruang Lingkup yang eksklusif
atau terbatas.

2. Perjanjian KSO ini hasil dari Negosiasi, kesepahaman, dan kesepakatan PARA PIHAK,
dan telah dikaji, dipahami, secara menyeluruh dan mendalam oleh konsultan ahli
PARA PIHAK oleh karenanya harus dianggap sebagai kesepakatan yang mengikat
konsekuensi- konsekuensi didalamnya, dan tidak ada asumsi untuk suatu
kepentingan, melawan suatu kepentingan masing-masing PIHAK, semata-mata
hanya lebih pada melandasi suatu ikatan dan kepastian HUKUM atas suatu kegiatan
pekerjaan kerjasama, kepada PARA PIHAK.

3. Pengertian Kata-kata yang memberi pengertian orang atau pihak adalah termasuk
pula perusahaan dan badan usaha yang resmi dan juga setiap organisasi yang
memiliki badan hukum.

4. Judul-judul adalah dibuat untuk kemudahan dan tidak dimaksudkan untuk ikut
menentukan penafsiran atas setiap klausula dalam Perjanjian.

PASAL 3
OBJEK PEKERJAAN

1. PARA PIHAK sepakat untuk Mengadakan dan Mendistribusikan Bahan Bakar Minyak Solar
Industri yang akan diambil dari Depo Pertamina seluruh indonesia, dan didistribusikan
langsung ke Pembeli di Wilayah Indonesia.
2. PIHAK KEDUA menjamin Legalitas perijinan agent nasional untuk pelaksanaan
Niaga Bahan Bakar Minyak bahwa masih berlaku dan valid.
3. PIHAK PERTAMA menjamin seluruh pendanaan untuk kegiatan Pengadaan dan
Distribusi BBM Solar Industri di Seluruh Indonesia.
4. PARA PIHAK sepakat tentang jumlah Pengadaan dan Distribusi BBM Solar Industri
untuk di niagakan bersama adalah target sebanyak minimal ………… KL setiap
bulannya.

PASAL 4
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kerjasama ini mencakup kegiatan-kegiatan antara lain:

(1) Lingkup Komersial yakni seluruh kegiatan yang terdiri atas namun tidak terbatas
pada:
 Melengkapi seluruh administrasi, legalitas, perizinan, dokumen transaksi,
dokumen perbankan, dokumen logistic dan korespondensi dengan semua
pihak terkait, baik pembeli, pemasok, perbankan, pemerintah/otoritas, dan
pihak ketiga lainnya.
 Perolehan Kontrak atau PO dari pembeli dengan klausul yang disepakati
PARA PIHAK.
 Perolehan kontrak dengan supplier dengan klausul yang di sepakati PARA
PIHAK

(2) Lingkup Finansial yakni meliputi seluruh kegiatan transaksi keuangan yang terdiri
dari, namun tidak terbatas pada:
 Penerbitan Instrumen Bank Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)
Usance Acceptance MT752 untuk diverifikasi dan diakseptasi oleh pemasok.
 Penerbitan Instrumen Bank sebagai alat pembayaran kepada pemasok
dengan klausul yang sudah disepakati oleh PARA PIHAK dengan
pemasok.
 Pembuatan Joint Account oleh PARA PIHAK, yang mana Joint Account
tersebut dipakai sebagai rekening penerima pembayaran dan tertera di dalam
SKBDN Atau telex-transfer yang diterbitkan oleh pembeli.
 Pembagian hasil transaksi yakni dengan penerbitan Standing Instruction
oleh
PARA PIHAK dari Joint Account kepada rekening masing-masing PIHAK.

(3) Lingkup Operasional yakni meliputi seluruh kegiatan tekhnis, operasional dan
logistic diantaranya namun tidak terbatas pada:

 Memastikan kelengkapan dokumen logistik, transportasi barang dan lain-lainnya.


 Memastikan proses logistic berlangsung dengan baik dan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan didalam Kontrak atau PO dari pihak pembeli.
 Berkoordinasi dengan pihak Depo Pertamina Seluruh Indonesia, lokasi
Storage Tank Dover Chemical, transpotir dan, pembeli mengenai seluruh
kegiatan angkutan logistic hingga bongkar muat dari lokasi Depo
Pertamina Seluruh Indonesia dan Lokasi Storage Tank Dover Chemical
hingga sampai di lokasi pembeli apabila system penjualan CIF.
 Melengkapi semua dokumen serah terima barang dan seluruh dokumen
terkait tagihan sebagai sarat pembayaran baik dari pemasokr maupun sampai
pembeli.

PASAL 4
KEWAJIBAN DAN HAK PARA PIHAK

(1) PIHAK PERTAMA wajib:

(a) Bersama PIHAK KEDUA Memastikan perolehan Kontrak baik dari pemasok
maupun dari pembeli.
(b) Bersama PIHAK KEDUA melakukan upaya negosiasi harga dan klausul
kepada pembeli, pemasok dan (jika dibutuhkan kepada) transporter serta
otoritas terkait.
(c) Melengkapi semua dokumen terkait Kontrak atau PO, logistik dan
operasional, otoritas terkait, tagihan serta perbankan.
(d) Bersama PIHAK KEDUA memastikan terlaksananya semua kegiatan logistik dan
operasional dari loading hingga unloading, berikut semua dokumen
terkait.
(e) Bersama PIHAK KEDUA Melakukan pembayaran pajak dan kewajiban terkait
transaksi.
(f) Memastikan kesiapan dana Capex maupun Opex untuk Proyek Pengadaan
dan Distribusi BBM Solar Industri Indonesia, dan semua aspek yang terkait
dengan kegiatan tersebut termasuk kegiatan Pra-Proyek.

(2) PIHAK KEDUA wajib:

(a) Memastikan semua aspek legalitas telah ON HAND dan siap untuk
dipergunakan dalam implementasi Proyek Pengadaan dan Distribusi BBM
Solar Industri Seluruh Indonesia
(b) Bersama PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dan PIHAK KETIGA melakukan
upaya negosiasi harga dan klausul kepada buyer, supplier dan (jika
dibutuhkan kepada) transporter serta otoritas terkait jika setiap PIHAK
membawa Buyer masing- masing.
(c) Bersama PIHAK PERTAMA memastikan terlaksananya semua kegiatan
logistik dan operasional dari loading hingga unloading, berikut semua
dokumen terkait.

(3) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KETIGA berhak:

(a) Memperoleh semua salinan dokumen milik PIHAK KEDUA jika diperlukan sebagai
sarat transaksi dan logistic oleh pihak dan otoritas terkait.
(b) Memperoleh perlakuan kesetaraan dalam pembagian data dan informasi
terkait Proyek Pengadaan dan Distribusi BBM Solar Industri yang dilakukan
bersama dengan PIHAK KEDUA.
(c) Memperoleh pembagian hasil transaksi sesuai dengan kesepakatan.

(4) PARA PIHAK berhak:

(a) Memperoleh salinan dokumen milik KSO jika diperlukan sebagai sarat
transaksi perbankan oleh pihak dan otoritas terkait.
(b) Memperoleh perlakuan kesetaraan dalam pembagian data dan informasi
terkait Proyek Pengadaan dan Distribusi BBM Solar Industri yang dilakukan
bersama dengan Para PIHAK.
(c) Memperoleh pembagian hasil transaksi sesuai dengan kesepakatan.
PASAL 5
BAGI HASIL

(1) Bagi Hasil adalah keuntungan bersih (Nett Profit) setelah dikurangi biaya biaya
sebagai berikut: pajak-pajak, biaya transportasi, biaya sewa tampungan, fee jasa
mediasi (kalau ada), dan biaya operasional yang lain yang timbul dari kegiatan Proyek
Pengadaan dan Distribusi BBM Solar Industri Seluruh Indonesia.

(2) PARA PIHAK sepakat bahwa pembagian hasil/sharing dari NETT Profit adalah
PT……………………………. : 20% (dua puluh persen), PT .................................. : 40%(
empat puluh persen) ,PT ................................. : 40% (empat puluh persen), (20% : 40% :
40%) dan PARA PIHAK berhak mendapatkan FEE Marketing apabila PARA PIHAK
masing-masing ikut memasarkan Bahan Bakar Industri sebesar Rp 25,- (Dua Puluh Lima
Rupiah)sampai dengan Rp200,- (Dua Ratus Rupiah) sesuai kesepakatan dan
kondisional harga.

(3) Pengurangan biaya-biaya sebagaimana dimaksud dalam butir “1” pasal ini adalah:

a. Pajak-pajak:
 Ppn jual beli 10%
 Pph Migas 0.3%
 Pajak Badan Terutang 25%
b. Fee Jasa Mediasi (jika ada)
c. Biaya Sewa Tampungan
d. Biaya Operasional meliputi:
- Biaya Transporter
- Biaya Izin sandar kapal di syahbandar (Solar Industri Migas)
- Izin layar (Solar Industri Migas)
- Pembelian FAME (bio diesel)
- Dan biaya operasional lainnya yang besarannya disesuaikan kemudian

(4) Pembagian hasil keuntungan setelah dikurangi Modal Belanja awal dirumuskan sbb:
- (Gross Profit) – (Pajak) – (Fee) – (Biaya Operasional lain) = (Nett Profit) =
(keuntungan diterima masing-masing PIHAK).

PASAL 6
PEMBEBANAN ATAS BIAYA-BIAYA

(1) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bertanggungjawab untuk menyediakan dana
sehubungan dengan biaya-biaya yang timbul dari pelaksanaan Perjanjian ini dan
dapat dibebankan sebagai biaya Pra-operasi dan biaya operasi kepada PARA
PIHAK.
(2) Besaran dan peruntukan biaya-biaya yang dimaksud ayat (1) tersebut harus
disepakati oleh PARA PIHAK.
(3) Pajak yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian dan perjanjian-
perjanjian lain yang mengikuti dan menjadi bagian tidak terpisahkan dengan
Perjanjian ini, menjadi beban dan tanggungjawab PARA PIHAK sesuai dengan
ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara
Republik Indonesia.

PASAL 7
JADWAL DAN RENCANA KERJA

(1) PARA PIHAK bersepakat dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab akan
melaksanakan rencana kerja sesuai jadwal yang telah di tentukan bersama.
(2) Rencana kerja untuk Proyek Pengadaan dan Distribusi BBM Solar Industri diatur,
di buat dan di laksanakan Bersama

PASAL 8
MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN

(1) PARA PIHAK bersepakat untuk melakukan monitoring dan evaluasi bersama atas
kemajuan Proyek Pengadaan dan Distribusi BBM Solar Industri secara berkala.
(2) Untuk keperluan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal 8, PARA PIHAK akan mengadakan pertemuan mingguan untuk membahas
kemajuan dan kendala yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan.
(3) Hasil monitoring dan evaluasi dituangkan dalam Notulen Pertemuan yang
disampaikan kepada PARA PIHAK

PASAL 9
MASA BERLAKU

(1) PERJANJIAN ini berlaku sampai dengan 1 (satu) tahun dari tanggal
penandatangan.
(2) PARA PIHAK sepakat bahwa PERJANJIAN ini dapat berakhir sebelum habisnya jangka
waktu sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal 9 apabila terjadi salah satu atau
sebagian hal-hal sebagai berikut :
(a) Terdapat ketentuan perundang-undangan dan atau kebijakan Pemerintah yang
tidak memungkinkan pelaksanaan Perjanjian ini; atau
(b) Kesepakatan bersama PARA PIHAK untuk mengakhiri Perjanjian ini;
(3) Dalam hal PERJANJIAN ini berakhir sesuai dengan ayat (2) Pasal 9 maka tidak ada
PIHAK yang akan memiliki tanggung jawab kepada PIHAK lainnya sehubungan
dengan hal apapun yang timbul dari atau terkait dengan PERJANJIAN ini.
- (Gross Profit) – (Pajak) – (Fee) – (Biaya Operasional lain) = (Nett Profit) =
(keuntungan diterima masing-masing PIHAK).

PASAL 10
EKSKLUSIVITAS

(1) PARA PIHAK berjanji untuk saling menginformasikan dan tidak akan membuat
pendekatan awal atau lanjutan, atau menanggapi setiap pendekatan dari, atau
melaksanakan atau melanjutkan negosiasi dengan, individu atau pihak lain yang
dapat mengecualikan, mengesampingkan, mempengaruhi atau membatasi secara
material atau menunda atau membatalkan pelaksanaan PERJANJIAN ini.
(2) Tanpa membatasi kewajiban PARA PIHAK berdasarkan ayat (1) Pasal 10,
PIHAK PERTAMA tidak akan melakukan negosiasi, menindak lanjuti penawaran
dari, atau mengikatkan diri terhadap suatu perjanjian dengan, setiap orang selain
dengan PIHAK KEDUA dalam kegiatan kerjasama pengadaan bahan bakar minyak
solar kepada PT. ....................................
(a) terkait dengan penyertaan modal secara aktual atau dalam bentuk
rencana, secara langsung atau tidak langsung, oleh pihaklain (termasuk hak
atau opsi untuk menyertakan modalnya) dalam KSO; atau
(b) untuk secara langsung atau tidak langsung melepaskan atau
memperjanjikan haknya berdasarkan PERJANJIAN ini; atau
(c) dalam bentuk yang tidak sesuai dengan transaksi-transaksi yang diatur dalam
dan dalam jangka waktu berlakunya PERJANJIAN ini.
(3) Perjanjian ini berlaku dan mengikat bagi penerus dan pengganti PARA PIHAK yang
sah.

PASAL 11
KOMUNIKASI

(1) Semua pemberitahuan yang diberikan sesuai atau sehubungan dengan persyaratan
dari PERJANJIAN ini akan dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh PIHAK
yang menyampaikan pemberitahuan tersebut dan dialamatkan ke PIHAK-PIHAK
terkait lainnya dengan alamat seperti tertulis di bawah ini atau alamat lain yang
dari waktu ke waktu disampaikan secara tertulis untuk keperluan tersebut dan dapat
dikirim melalui faksimili atau email ke:

PIHAK PERTAMA
Nama : .......................................................
u/p :
.......................................................

Telp : .......................................................
Alamat : .......................................................

Telpon/Faks : .......................................................
E-Mail : .......................................................

PIHAK KEDUA

Nama : .......................................................
u/p :
.......................................................

Telp : .......................................................
Alamat : .......................................................

Telpon/Faks : .......................................................
E-Mail : .......................................................
PIHAK KETIGA
Nama : .......................................................
u/p :
.......................................................

Telp : .......................................................
Alamat : .......................................................

Telpon/Faks : .......................................................
E-Mail : .......................................................

(2) Setiap komunikasi atau pemberitahuan tersebut akan dianggap telah dibuat atau
diserahkan pada saat pengiriman (dalam hal komunikasi atau pemberitahuan melalui
faksimili) dan atau email (dalam hal komunikasi melalui surat) pada saat
diserahkan secara langsung kepada alamat tersebut atau 3 (tiga) hari kerja
setelah dikirimkan.

PASAL 12
KERAHASIAAN

(1) Informasi Rahasia dalam PERJANJIAN ini meliputi:

(a) Segala informasi terkait dengan PERJANJIAN ini.


(b) Semua komunikasi diantara Para Pemegang Saham dan Pengurus Perusahaan
PARA PIHAK.
(c) Semua informasi atau bahan lain yang disampaikan ke atau diterima oleh
salah satu diantaranya yang bertanda “RAHASIA” atau “SANGAT RAHASIA”
yang pada dasarnya bersifat eksklusif, hanya untuk pengetahuan si
penerima sendiri.
(d) Segala informasi perihal transaksi bisnis atau penanganan keuangan Para
Pemegang Saham atau orang yang mempunyai hubungan yang bersifat
rahasia dengan mereka sehingga harus dijaga kerahasiaannya oleh si
penerima informasi.

(2) PARA PIHAK menjamin akan menjaga informasi rahasia sebagaimana dimaksud ayat (1)
pasal ini dan tidak akan memberitahukan kepada pihak lain manapun dengan
alasan apapun juga, kecuali hal-hal yang merupakan milik umum (public
domain), atau diharuskan dibuka berdasarkan ketentuan hukum.

(3) Jaminan kerahasiaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berlaku sampai dengan
adanya persetujuan tertulis dari PARA PIHAK bahwa informasi rahasia tersebut
dapat dibuka kepada pihak lain manapun.
(4) Pelanggaran terhadap kerahasiaan oleh salah satu pihak atau lebih berakibat
timbulnya kewajiban bagi pihak tersebut untuk memberikan ganti rugi kepada
pihak lainnya.
(5) Pembatasan-pembatasan di atas tidak akan berlaku kepada pengungkapan
informasi jika dan sepanjang pengungkapan:
(a) disyaratkan oleh hukum dalam yuridiksi manapun;
(b) disyaratkan oleh ketentuan bursa efek yang berlaku, institusi pengawasan,
pengaturan atau pemerintahan dimana pihak yang terkait tunduk atau
mengajukan, dimanapun keberadaannya, terlepas dari apakah ketentuan
pengungkapan tersebut memiliki kekuatan hukum atau tidak;
(c) dilakukan kepada penasihat profesional, auditor, atau bankir pihak yang terkait
atau penasihat profesional, auditor, atau bankir dari setiap anggota lain dari
grup perusahaan pihak tersebut; atau
(d) atas informasi yang telah diketahui secara publik yang tidak disebabkan
oleh pihak yang terkait atau anggota grup perusahaan pihak tersebut.

PASAL 13
PERNYATAAN DAN JAMINAN

(1) Masing-masing dari PARA PIHAK menyatakan dan menjamin kepada satu sama lain
bahwa :
(a) Dirinya memiliki kapasitas, kekuatan, kewenangan, dan status hukum penuh
dan tidak melanggar hukum yang berlaku di Republik Indonesia untuk
menandatangani, menyerahkan, dan melaksanakan PERJANJIAN ini; dan
(b) PERJANJIAN ini merupakan kewajiban yang berkekuatan hukum, sah,
dan mengikat terhadapnya, dan dapat dilaksanakan terhadapnya sesuai
dengan ketentuannya.

PASAL 14
KEADAAN KAHAR ATAU FORCE MAJEUR

(1) Keadaan Force Majeur yang dimaksud adalah kejadian di luar kekuasaan para
pihak, seperti: aksi teror, perang, pemblokiran, revolusi, huru-hara,
pemberontakan, kerusuhan sipil, sabotase, kilat, kebakaran, badai, banjir, gempa,
letusan gunung berapi, ledakan, larangan dari pemerintah, bahaya laut, embargo
atau sebab-sebab lainnya baik yang macamnya secara khusus disebut di atas
maupun yang di luar jangkauan kendali dari PARA PIHAK atau salah satu pihak.

(2) Apabila terjadi keadaan Force Majeur sebagaimana disebutkan diatas, makaPIHAK yang
kewajibannya tidak terpenuhi,wajib memberitahukan secara tertulis atau
menjelaskan secara rinci peristiwa tersebut dan perkiraan batas keterlambatan
kepada PIHAK lainnya.

(3) Terhadap keadaan Force Majeur, PARA PIHAK dengan itikad baik melakukan
langkah- langkah yang dianggap tepat dalam upaya memenuhi kewajibannya dan
mengadakan musyawarah untuk menentukan apakah pihak yang tidak mampu
memenuhi kewajibannya dapat dibebaskan sepenuhnya atau sebagian dari
pemenuhan kewajibannya tersebut serta apakah Perjanjian ini masih dapat
dilaksanakan oleh PARA PIHAK.

PASAL 15
PEMBEBASAN DARI KERUGIAN
(1) Masing-masing PIHAK dengan ini melepaskan dan membebaskan PIHAK lainnya
dari setiap kerugian, tuntutan, gugatan, klaim dan biaya yang timbul atau diderita
PIHAK lain sebagai akibat (i) pelanggaran atas setiap pernyataan dan jaminan oleh
salah satu PIHAK dalam PERJANJIAN ini dan dokumen lain yang dibuat berdasarkan
atau berkaitan dengan PERJANJIAN ini, atau karena pernyataan dan jaminan salah
satu PIHAK dalam PERJANJIAN ini dan dokumen lain yang dibuat berdasarkan atau
berkaitan dengan PERJANJIAN ini ternyata tidak akurat, salah atau
menyesatkan; dan (ii) tindakan wanprestasi atau pelanggaran atas salah satu
ketentuan Perjanjian ini.

(2) PIHAKyang menderita kerugian, segera setelah menderita kerugian


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal 15, wajib memberikan suatu
pemberitahuan tertulis kepada PIHAK yang tidak mederita kerugian mengenai
kerugian tersebut berikut dengan bukti-bukti yang mendukung, dan PIHAK yang tidak
mederita kerugian tersebut wajib untuk memberikan ganti rugi kepada PIHAK yang
menderita kerugian sejumlah sebagaimana dinyatakan dalam surat
pemberitahuan PIHAK yang menderita kerugian tersebut dalam waktu 14 (empat
belas) hari kalender setelah tanggal surat pemberitahuan PIHAK yang menderita
kerugian.

(3) Dalam hal terjadi gugatan, tuntutan, dan klaim yang timbul sebagai akibat dari
pelanggaran oleh salah satu PIHAK, atau sebagai akibat dari ketidak akuratan,
kesalahan, atau akibat dari pernyataan dan jaminan yang tidak benar dari salah
satu PIHAK, maka PIHAK yang menderita kerugian dapat tetapi tidak wajib untuk
melakukan pembelaan atau bantahan apapun juga, dan penggantian kerugian oleh
PIHAK yang tidak menderita kerugian kepada PIHAK yang menderita kerugian
sebagaimana dimaksud tidak mensyaratkan apakah yang dirugikan melakukan
pembelaan atau tidak atas gugatan, tuntutan atau klaim tersebut.

PASAL 16
DOKUMEN DAN PENAFSIRAN

Setiap dokumen beserta isinya yang disertakan dalam PERJANJIAN ini sebagai
lampiran adalah merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari PERJANJIAN
ini dan dengan demikian memiliki kekuatan hukum yang sama.

(1) Dalam hal terjadi perbedaan antara isi PERJANJIAN dengan isi LAMPIRAN, maka
yang berlaku adalah isi PERJANJIAN.

PASAL 17
KETENTUAN UMUM
(1) Isi Perjanjian tidak dapat diubah, kecuali disetujui secara tertulis oleh PARA
PIHAK.

(2) Apabila dikemudian hari terdapat ketentuan peraturan perundang-undangan


yang mengakibatkan sebagian dan atau seluruh ketentuan-ketentuan dalam
PERJANJIAN ini menjadi tidak berlaku, batal, tidak sah atau tidak dapat
dilaksanakan maka ketentuan tersebut tidak secara langsung mengakibatkan batalnya
PERJANJIAN ini, kecuali PARA PIHAK menyetujui dan membuat ketentuan yang baru
sebagai pengganti ketentuan lama yang tidak berlaku tersebut.

(3) Perjanjian ini ditandatangani oleh PARA PIHAK dalam salinan yang terpisah, di
mana setiap salinan yang ditandatangani tersebut dianggap asli, dan seluruh salinan
tersebut secara bersama-sama dianggap satu kesatuan dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama.

(4) PARA PIHAK dalam PERJANJIAN ini tidak dapat mengalihkan atau memindahkan
Perjanjian ini ataupun suatu hak atau kewajiban berdasarkan PERJANJIAN ini
(termasuk suatu pengalihan atau pemindahan karena hukum atau dengan cara
lain) tanpa persetujuan tertulis dari PIHAKlainnya.

(5) Segala sesuatu yang belum atau tidak cukup diatur dalam PERJANJIAN ini akan
diatur kemudian, pengaturan mana akan mempunyai kekuatan hukum yang
sama dengan ketentuan-ketentuan dalam PERJANJIAN ini dan akan berlaku serta
mengikat PARA PIHAK serta merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari PERJANJIAN ini.

PASAL 18
HUKUM YANG BERLAKU DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) PERJANJIAN ini ditafsirkan sesuai dengan, dan diberlakukan dalam segala hal
berdasarkan hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(2) PARA PIHAK bersepakat untuk menggunakan usaha yang terbaik guna
menyelesaikan perselisihan yang timbul secara musyawarah untuk mencapai
mufakat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender.

(3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender perselisihan yang dimaksud
tidak dapat diselesaikan secara musyawarah mufakat, atau Mufakat untuk
tidak sepakat, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut
melalui jalur Hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PASAL 19
PENUTUP

(1) PERJANJIAN ini berlaku sejak ditandatangani sehingga seluruh kesepakatan antara
PARA PIHAK sebelum PERJANJIAN ini ditandatangani menjadi tidak berlaku.

(2) Apabila masih terdapat hal-hal lain yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam
perjanjian ini, maka PARA PIHAK Sepakat untuk menambahkan dalam kesepakatan
tersendiri yang dituangkan dalam ketentuan addendum yang isi kesepakatannya
mengikat dan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.

(3) PERJANJIAN KSO Trading BBM ini dibuat dan ditanda tangani oleh PARA PIHAK diatas
kertas bermaterai cukup dalam rangkap 2 (dua) asli, masing-masing mengikat satu sama
lainnya dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, untuk dilaksanakan dengan
tanggung jawab.
Disepakati di : Jakarta
Pada Tanggal : .............................................

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA PIHAK KETIGA


PT ...................................... PT ...................................... PT .....................................

.................................... .................................... ....................................


(DIREKTUR UTAMA) (DIREKTUR UTAMA) (DIREKTUR UTAMA)

Anda mungkin juga menyukai