Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH LK II

RUANG LINGKUP PROFESI KEPERAWATAN, RUANG LINGKUP PRAKTEK


KEPERAWATAN DAN MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN

OLEH

ANNEDYA HANDAYANI

BP : 2021312001

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

TAHUN 2020
BAB I

A. PENDAHULUAN DAN LATAR BELAKANG

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang bisa
menjadi tolak ukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan suatu rumah sakit. Kualitas pelayanan
keperawatan berjalan dengan baik apabila proses keperawatan yang dilaksanakan terstruktur
dengan baik sesuai dengan standar profesi dan praktek keperawatan.

Standar Praktik menggambarkan tingkat asuhan keperawatan yang kompeten sebagai


ditunjukkan oleh model berpikir kritis yang dikenal sebagai proses keperawatan. Proses
keperawatan mencakup komponen penilaian, diagnosis, identifikasi hasil, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.

Dalam praktek keperawatan profesional, perawat melaksanakan proses keperawatan


sesuai standar yang telah dibuat oleh organisasi profesi dan organisasi tempat perawat
berpraktek. Dimana perawat dituntut untuk melaskanakan proses asuhan keperawatan sesuai
dengan standar kompetensi yang dimiliki.

B. TUJUAN :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui ruang lingkup profesi keperawatan, ruang lingkup praktek keperawatan
dan manajemen pelayanan keperawatan

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengatahui teori ruang lingkup profesi keperawatan

b. Untuk mengatahui teori ruang lingkup praktek keperawatan

c. Untuk Mengetahui bagaimana manajemen pelayanan keperawatan

d. Untuk mengatahui implementasi ruang lingkup profesi dan praktek keperawatan serta
manajemen keperawatan di lahan praktek ( Rumah Sakit )
BAB II

TEORI DAN KONSEP RUANG LINGKUP PROFESI KEPERAWATAN, RUANG


LINGKUP PRAKTEK KEPERAWATAN DAN MANAJEMEN PELAYANAN
KEPERAWATAN

A. Definisi perawat

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam
maupun di Iuar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundangundangan. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat
maupun sakit, sedangkan Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh
Perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan dengan ruang lingkup keperawatan profesional dan
Ruang lingkup praktek keperawatan. (Pemerintah Republik Indonesia, 2014)

B. Definisi Ruang lingkup keperawatan dan praktek keperawatan

Organisasi profesional bertanggung jawab terhadap anggotanya dan masyarakat untuk


mengembangkan ruang lingkup dan standar praktik untuk profesinya. American Nurses
Association (ANA), organisasi profesionaluntuk semua perawat terdaftar, telah lama memikul
tanggung jawab untuk berkembangdan mempertahankan ruang lingkup pernyataan praktik dan
standar yang berlaku untuk semua perawat profesional dan juga berfungsi melakukan evaluasi
praktik spesialisasi keperawatan. Baik ruang lingkup dan standar. (Wright, 2019) Ruang Lingkup
dan Standar Praktik keperawatan menjelaskantingkat kompetensi praktik keperawatan untuk
semua perawat yang menjadi anggota organisasi profesi.

Ruang Lingkup Praktik Keperawatan menggambarkan "siapa," "apa," "di mana," "kapan,"
"Mengapa", dan "bagaimana" dari praktik keperawatan itu dilaksnakan. Setiap pertanyaan ini
harus dijawabuntuk memberikan gambaran lengkap tentang praktik keperawatan yang dinamis
dan kompleksdan batasannya.

Siapa: Perawat Terdaftar (RN) dan Perawat Terdaftar Praktik Tingkat Lanjut (APRN) terdiri dari
konstituen "siapa" dan telah dididik, diberi gelar, dan mempertahankan lisensi aktif untuk
mempraktikkan keperawatan.

Apa: Keperawatan adalah perlindungan, promosi, dan optimalisasi kesehatan dan kemampuan;
pencegahan penyakit dan cedera; fasilitasi penyembuhan; pengentasan penderitaan melalui
diagnosis dan pengobatan respons manusia; dan advokasi dalam perawatan individu, keluarga,
kelompok, komunitas, dan populasi.

Dimana: Dimanapun ada pasien yang membutuhkan perawatan.

Kapan: Kapanpun pengetahuan, kasih sayang, dan keahlian keperawatan dibutuhkan.

Mengapa: Profesi ada untuk mencapai hasil pasien yang paling positif sesuai dengan kontrak
sosial keperawatan dan kewajiban kepada masyarakat. (Wright, 2019)

C. Perkembangan dan fungsi standar profesi ( asuhan ) dan standar praktek


keperawatan

Standar adalah pernyataan otoritatif dari tugas yang semua perawat terdaftar, terlepas dari peran,
populasi, atau spesialisasi, diharapkan bekerja dengan kompeten. (Wright, 2019). Standar adalah
suatu pernyataan diskriptif yang menguraikan penampilankerja yang dapat diukur melalui
kualitas struktur, proses dan hasil (Gillies, 1989,h.121). sedangkan Standar praktek keperawatan
adalah suatu pernyataan yang menguraikan suatu kualitas yang diinginkan terhadap pelayanan
keperawatan yang diberikan untuk klien ( Gillies, 1989, h. 121).  Menurut America Nursing
Associatoin ( ANA ) Standar merupakan pernyataan yang mencakup kegiatan-kegiatan asuhan
yang mengarah kepada praktek keperawatan profesional (ANA,1992,h.1)

Standar Asuhan Praktik Keperawatan menggambarkan tingkat asuhan keperawatan yang


kompeten dengan model berpikir kritis yang dikenal sebagai proses keperawatan. Proses
keperawatan mencakup komponen penilaian, diagnosis, identifikasi hasil, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. Proses keperawatan mencakup tindakan signifikan yang diambil
oleh perawat terdaftar dan membentuk dasar pengambilan keputusan perawat dalam
melaksanakan asuhan pasien. (Kleppe et al., 2015) Proses keperawatan pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1950-an sebagai proses tiga tahap yaitu pengkajian, perencanaan, dan
evaluasi yang berdasarkan pada metode ilmiah yaitu mengobservasi, mengukur, mengumpulkan
data, dan menganalisis temuan-temuan tersebut (Saputri, 2018). Menurut (Budiono, 2017)

Standar Kinerja Profesional menggambarkan tingkat yang kompeten dari perilaku dalam peran
profesional, termasuk aktivitas yang berkaitan dengan etika, praktik yang selaras secara budaya,
komunikasi, kolaborasi, kepemimpinan, pendidikan, praktik dan penelitian berbasis bukti,
kualitas praktik, praktik professional evaluasi, pemanfaatan sumber daya, dan kesehatan
lingkungan. Semua perawat diharapkan untuk terlibat dalam kegiatan peran profesional,
termasuk kepemimpinan, sesuai dengan pendidikan dan posisi mereka. Perawat bertanggung
jawab untuk tindakan profesional mereka terhadap diri mereka sendiri, pasien, dan masyarakat.
(Kleppe et al., 2015).

Standar praktek meliputi kebijakan (police), uraian tugas (job deskription), dan standar kinerja
(performance standar).Ia menuntun perawat dalam melaksanakan perawatan pasien. Ia juga
menetapkan level kinerja yang perlu diperlihatkan oleh perawat untuk memastikan bahwa
standar asuhan akan dicapai dan menggambarkan definisi institusi tentang apa yang dapat
dilakukan oleh perawat. Kebijakan menetapkan sumber-sumber atau kondisi yang harus tersedia
untuk menfasilitasi pemberian asuhan. Uraian tugas mencerminkan kompetensi, pendidikan, dan
pengalaman yang diperlukan bagi semua staf yang memiliki peran atau posisi sebagai perawat.
Sedangkan standar kinerja diturunkan dari uraian tugas dan menyediakan ukuran untuk
mengevaluasi level perilaku perawat yang didasarkan atas pengetahuan, ketrampilan, dan
pencapaian aktifitas kemajuan professional

D. Standar Praktek Keperawatan di Indonesia


Standar praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh setiap tenaga
professional. Standar praktik keperawatan adalah ekpektasi/harapan-harapan minimal
dalam membarikan asuhan keperawatan yang aman, efektif dan etis. Standar praktik
keperawatan merupakan komitmen profesi keperawatan dalam melindungi masyarakat
terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi..(Indonesia, 2005)
Perawat bukan hanya merawat orang sakit. Secara umum, ada banyak peran perawat yang sesuai
dengan buku panduan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, seperti berikut ini.

1. Pemberi asuhan  (care provider)


Ini adalah peran perawat yang utama, yakni memberi pelayanan perawatan pada pasien yang
membutuhkan sesuai dengan prinsip dan etika perawat. Sebagai care provider, perawat dapat
memberi bantuan fisik maupun psikologis bagi pasien, agar kondisi kesehatannya membaik.

2. Pemimpin komunitas (community leader)


Peran perawat ini berhubungan dengan lingkungan kerjanya. Kadang kala, perawat juga berperan
sebagai pemimpin dalam sebuah komunitas maupun menjadi kepala manajemen keperawatan
dalam menangani pasien dengan keluhan tertentu.

3. Pendidik (educator)
Perawat bukan hanya bertugas untuk membantu kesehatan pasien, tapi juga memberi pendidikan
kepada pasien maupun keluarga dan lingkungannya. Peran perawat ini diharapkan mampu
mengubah gaya hidup pasien atau keluarganya menjadi lebih sehat, agar gangguan kesehatan
tidak sering terjadi di masa depan.

4. Pembela (advocate)
Peran perawat ini dimaksudkan untuk membela hak-hak pasien atau komunitas sesuai
pengetahuan dan kewenangannya. Peran in juga memungkinkan perawat untuk menjadi
jembatan antara pasien dengan dokter maupun tenaga kesehatan lain, menyampaikan pendapat
tentang perawatan yang diberikan.

5. Peneliti (researcher)
Dengan kompetensi dan kemampuan intelektualnya, perawat juga diharapkan mampu melakukan
penelitian sederhana di bidang perawatan. Perawat sebisa mungkin harus mengembangkan ide
dan rasa ingin tahu, serta mencari jawaban terhadap fenomena yang terjadi pada pasien di
komunitas maupun tempatnya bekerja.
E. LINGKUP LINGKUP STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA
MELIPUTI

1. Standar Praktik Professional asuhan keperawatan

Pengelola pasien berdasarkan tahapan berfikir kritis dan sistimatis dengan menggunakan proses
keperawatan. Proses Keperawatan dijadikan sebagai dasar hukum praktik keperawatan ( ANA,
1973), serta untuk Pengembangan Standar Praktik Keperawatan. Untuk memudahkan
pemahaman tahapan proses keperawatan senantiasa berkesinambungan, dari pengkajian,
diagnosis, intervensi, implementasi, evaluasi dan akan dilakukan kembali pengkajian evaluasi
keberhasilan Asuhan Keperawatan yang diberikan ke pasien.

2. Standar Kinerja Professional

a. Standar I Jaminan Mutu

Perawat dalam menjalankan Praktik Keperawatan harus senantiasa meningkatkan mutu


pelayanan dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, yang diselenggarakan oleh
Organisasi Profesi, Pemerintah Daerah, atau Pemerintah.

b. Standar II Pendidikan

Pelaksanaan kewenangan Keperawatan dilaksanakan oleh Perawat yang memiliki kompetensi


Keperawatan yang diperoleh melalui pendidikan Keperawatan dan/atau pelatihan.

c. Standar III Penilaian Kerja

kinerja merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan (achievement) suatu program kegiatan


perencanaan strategis dan operasional organisasi (efforts) oleh seseorang atau sekelompok
orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitas dan kualitas, sesuai dengan kewenangan
dan tugas tanggung jawabnya, legal dan tidak melanggar hukum, etika dan moral. Kinerja
sendiri merupakan penjabaran visi, misi, tujuan dan strategi organisasi.

Penilaian kinerja perawat merupakan mengevaluasi kinerja perawat sesuai dengan standar
praktik professional dan peraturan yang berlaku. Penilaian kinerja perawat merupakan suatu
cara untuk menjamin tercapainya standar praktek keperawatan. Penilaian kinerja merupakan
alat yang paling dapat dipercaya oleh manajer perawat dalam mengontrol sumber daya
manusia dan produktivitas.

e. Standar IV Kesejawatan (collegial)

Kolegium Keperawatan adalah badan yang dibentuk oleh Organisasi Profesi Perawat untuk


setiap cabang disiplin ilmu Keperawatan yang bertugas mengampu dan meningkatkan mutu
pendidikan cabang disiplin ilmu tersebut.

f. Standar V Etik
Perawat Memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik, standar Pelayanan
Keperawatan, Standar Profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan peraturan perundang-
undangan

f. Standar VI Kolaborasi

Pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan medis dari dokter dapat berupa pelimpahan
wewenang delegatif atau mandat yang harus dilakukan secara tertulis.

g. Standar VII Riset

Dalam menjalankan tugasnya sebagai peneliti Keperawatan Perawat melakukan penelitian


sesuai dengan standar dan etika, menggunakan sumber daya pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan menggunakan pasien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pelaksanaan riset merupakan dasar ilmu dan seni di dalam praktik keperawatan profesional.
Pelaksanaan riset keperawatan berdasarkan praktik keperawatan dapat memengaruhi dan
mengubah arah perkembangan pendidikan serta praktik keperawatan. Riset keperawatan harus
dilihat sebagai bagian integrasi dari praktik keperawatan. Misalnya, perawat yang bekerja
dengan pasien harus peka terhadap respons dari individu terhadap penyakit dan kesehatan.
Perawat dipersiapkan untuk mengidentifikasi masalah dan menganalisisnya melalui riset yang
berdampak terhadap pelayanan keperawatan untuk semua orang.(Nursalam, 2015)

h. standar VIII Pemanfaatan sumber-sumber

Pemanfaatan sumber informasi dan teknologi dalam mengembangkan ilmu keperawatan yang
berdasarkan standar praktek profesi.
F. MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN
1. Teori dan konsep manajemen keperawatan
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien (Gillies,
1989). Pekerjaan keperawatan harus diatur sedemikian rupa sehingga tujuan pelayanan
dan asuhan keperawatan dapat tercapai. Siapa yang diatur? Untuk apa? Apa tujuan
pengaturan? Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, perawat
menerapkan manajemen keperawatan dalam bentuk manajemen asuhan keperawatan.
(Mugianti, 2016)

2. TUJUAN MANAJEMEN KEPERAWATAN


1. Mengarahkan seluruh kegiatan yang direncanakan
2. Mencegah/mengatasi permasalahan manajerial
3. Pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan melibatkan seluruh
komponen yang ada
4. Meningkatkan metode kerja keperawatan sehingga staf perawatan bekerja lebih
efektif dan efisien, mengurangi waktu kerja yang sia-sia, mengurangi duplikasi tenaga
dan upaya

3. proses manajemen keperawatan


a. Perencanaan (Planning).
Perencanaan manajemen Keperawatan diawali dengan perumusan tujuan institusi/
organisasi yang dijelaskan dalam visi, misi, filosofi dan tujuan sebagai arah kebijakan
organisasi. Sebagai perawat, Anda harus memahami tujuan organisasi inisupaya dapat
bersinergi untuk mencapai cita-cita/harapan organisasi. Dalam perencanaan, salah satu
hal penting yang menjadi pusat perhatian adalah rencana pengaturan sumber daya
manusia (SDM) dan sumber daya yang lain yang relevan. Perencanaan yang baikakan
meningkatkan capaian tujuan dan pembiayaan yang efektif.

b. pengorganisasian
Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan kegiatan
terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan baik vertikal
maupun horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas yang harus
dilakukan, siapa yang harus melakukan, seperti apa tugas-tugas dikelompokkan, siapa
yang melaporkan ke siapa, dan di mana serta kapan keputusan harus diambil oleh
seorang perawat.

Kegiatan pengorganisasian manajemen keperawatan


Apa sajakah kegiatan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan? Beberapa
kegiatan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan yang biasa dilakukan oleh
manajer keperawatan adalah seperti berikut ini:
1. Mengelompokkan dan membangi kegiatan yang harus dilakukan oleh staf dibagi
habis sesuai kompetensi dan tanggung jawabnya
2. Menentukan jalinan hubungan kerja antar tenaga kesehatan, agar komunikasi baik
dan mendukung kegiatan srhari hari
3. Menentukan penugasan yang kondusif, semua tugas dikerjakan secara sukarela dan
optimal tanpa ada rasa curiga antar perawat

c. pengarahan
Henry Fayol dalam Siagian (2007) menyebut penggerakan sebagai commanding atau
directing, sedangkan George R Terry (1993) menggunakan istilah actuating yaitu
sebagai upaya atasan untuk menggerakkan bawahan. Pengarahan merupakan hubungan
manusia dalam kepemimpinan yang mengikat. Para bawahan digerakkan supaya mereka
bersedia menyumbangkan tenaganya untuk secara bersama-sama mencapai tujuan suatu
organisasi.
Unsur unsur pengarahan
Pengarahan atau disebut juga penggerakan merupakan upaya mempengaruhi staf agar
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, agar dapat
mengarahkan dan menggerakan bawahan maka ada beberapa unsur yang perlu dipahami
dan diperhatikan oleh manajer keperawatan. Unsur-unsur tersebut adalah:
1. Kepemimpinan
2. Motivasi
3. Komunikasi

d. pengawasan dan pengendalian


Menurut Mockler ( 1984 ), pengendalian dalam manajemen adalah usaha sistematis
untuk menetapkan standar prestasi kerja agar sesuai dengan tujuan perencanaan, untuk
mendesain sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan prestasi yang
sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan, untuk menetapkan apakah ada
deviasi dan untuk mengukur signifikansinya, serta mengambil tindakan yang diperlukan
untuk memastikan bahwa sumber daya digunakan dengan cara yang efektif dan efisien
mungkin untuk mencapai tujuan. Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa
aktivitas yang dilakukan adalah sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan
berfungsi untuk menjamin mutu serta evaluasi kinerja

langkah-langkah pengendalian dalam manajemen keperawatan


1. Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur prestasi kerja
2. Melakukan pengukuran prestasi kerja
3. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar
4. Mengambil tindakan korektif
Prinsip pengawasan
1. Pengawasan yang dilakukan oleh manajer keperawatan dapat dimengerti oleh staf,
Hasilnya dapat diukur
2. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan manajemen yang penting untuk meyakinkan
proses mencapai tujuan organisasi tercapai dengan baik
3. Standar unjuk kerja (standart of performance) harus dijelaskan kepada semua staf
pelaksana. Kinerja staf dinilai oleh manajer sebagai bahan pertimbangan memberikan
reward kepada mereka yang mampu bekerja profesional.
BAB III

APLIKASI TEORI DAN KONSEP RUANG LINGKUP PROFESI KEPERAWATAN,


RUANG LINGKUP PRAKTEK KEPERAWATAN DAN MANAJEMEN PELAYANAN
KEPERAWATAN DI RSUD SAWAH LUNTO

A. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT


1. Visi Misi dan Motto
Rumah Sakit
Visi : Terwujudnya Rumah Sakit Berstandar Nasional
Misi : Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berkualis
Mengembangkan kompetensi SDM Berstandar Nasional
Terselenggaranya Manajemen berbasis Teknologi Informas

2. Jenis pelayanan RSUD


a. Instalasi rawat inap
b. Instalasi rawat jalan
c. IGD 24 jam
d. Instalasi penunjang dan umum

3. Ketenagaan Keperawatan
Ketenagaan pada Bulan Januari 2021 adalah 424 orang dengan 243 PNS dan 181
tenaga kontrak BLUD. Tanaga keperawatan Dalam pelaksanaan tugas
keperawatan dilaksanakan oleh 152 orang tenaga keperawatan yang memberikan
pelayanan langsung dan tidak langsung.
Jumlah Tenaga keperawatan RSUD Sawah Lunton Januari 2021.

Jenis pelayanan ruangan jumlah


Rawat jalan Poliklinik 18
HD 7
OK 14
IGD dan Ponek 21
Rawat inap ICU 15
Anak 13
Paru 11
Bedah 11
Interne 18
VIP 12
Kebidanan 12
Isolasi Covid
Case manager 2
Komite PPI / IPCN 3
Jumlah 157

Ketenagaan berdasarkan pendidikan perawat

ketenagaan pendidikan Jumlah Persentase


( %)
Perawat S2 spesialis kep anak 1 0,6
Ners 32 20,3
Skp 2 1,2
D3 Keperawatan 89 56,6
DIV Keperawatan 1 0,6

Perawat mata D3 Refraksi 1 0,6


Perawat gigi D3 Gigi 3 1,8
Jumlah 157 100

B. ANALISA HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN


1. Perencanaan
a. Visi Misi dan Moto keperawatan
Visi misi dan moto keperawatan belum ada. Di ruangan rawat inap dan rawat
jalan hanya ada visi misi rumah sakit dan struktur ruangan.
Staf perawat sudah memahami visi dan misi rumah sakit dengan baik.

b. Perencanaan strategis keperawatan


Perencanaan strategis di bidang keperawatan sudah dibuat setiap awal tahun.
Disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi rumah sakit. Dilakukan analisa
kebituhan : Ketenagaan Logistik keperawatan, Rekruitmen dan pengembangan
staf. Di ruangan rawat inap dan rawat jalan, perencanaan strategis belum
terlaksana. Karu akan menyelesaikan dan identifiasi masalah saat ada pemintaan
dari bagian keperawatan atau saat telah terjadi masalah.

Perencanaan ketenagaan
 Jumlah tenaga di ruangan

Dari pelaksanaan penghitungan jumlah tenaga di RS Sawah Lunto untuk saat ini  
jumlah perawat cukup di Rumah sakit terutama Ruangan Rawat Interne, Bedah,
Kebidanan dan Anak. “ sejak pendemi covid mulai Bulan Maret 2020 tingkat hunian
Ruangan rawat inap mengalami penurunan sebanyak lebih kurang 50 %.” Ujar salah
seorang karu rawat inap RS Sawah Lunt. Jumlah rata – rata pasien trimester II Tahun
2019 ( Juli – Desember)  di ruangan Interne adalah 130 pasien. Sedangkan jumlah rata –
rata pasien bulan Maret – Agustus 2020 adalah 62 pasien. Sedangkan rata rata pasien
Ruangan Rawat anak perbulan adalah 73 pasien sebelum pandemic, pasien rawat ruangan
anak rata – rata 20 pasien saja. ( Buku Register Rawat Inap RS Sawah Lunto).
Pengurangan jumlah pasien di ruangan 4 besar RS Sawah Lunto sejalan dengan adanya
pengurangan tenaga di semua ruangan rawat inap yang dirotasi  ke ruangan covid RSUD
yang baru difungsikan sejak bulan April 2020 sebanyak 30 orang perawat. 

Analisa kebutuhan tenaga di RS Sawah Lunto menggunakan beberapa rumus yaitu


Rumus Depkes RI 2002 dikombinasikan dengan Rumus Dougulas, dimana kepala
ruangan rawat inap menghitung kebutuhan tenaga berdasarkan jumlah pasien dan tingkat
ketergantungan pasien. Kemudian menggunakan langkah – langkah sesuai dengan rumus
yang telah ditetapkan dari bagian manajemen keperawatan rumah sakit.   Dalam
penghitungan tenaga karu menugaskan perawat sesuai kebutuhan pasien dan tingkat
ketergantungan pasien pershift. Tetapi untuk saat pandemic, karu cenderung mengurangi
penggunaan tenaga disebabkan beberapa factor : pengurangan jumlah pasien,
penghematan tenaga dan pemberian waktu istrirahat yang lebih kepada petugas,
pencegahan penyebaran covid -19.

 Rekruitmen, seleksi dan orientasi

Penerimaan pegawai keperawatan baru dilakukan dengan dua cara, penerimaan PNS
melalui Badan Pengembangan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia di tingkat
Kabupaten. Dimana kebutuhan PNS diajukan oleh Rumah Sakit sebagai pengguna SDM.
Cara kedua dengan adanya penerimaan pegawai BLUD. Perencanaan penerimaan
pegawai BLUD dilaksanakan oleh bidang keperawatan dan bidang kepegawaian. Dimana
jumlah dan kebutuhan disesuaikan dengan kebutuhan di ruangan rawat inap maupun
rawat jalan. Penerimaan ketenagaan dilakukan juga dengan kualifikasi pendidikan D3
dan Ners, dengan sertifikat BTCLS. Proses seleksi calon dilakukan ujian tulis dan
wawancara.  Tenaga baru akan diorientasikan selama 1 bulan di seluruh ruangan rawat
inap dan rawat jalan.  Setela tenaga baru selesai orientasi maka senjutnya dilakukan uji
kredensial untuk mendapatkan sertifikat praklinis dan rencana penempatan(Bagian
Keperawatan RS Swah Lunto)

 Pengembangan staf
Pelaksanaan penjenjangan karir sudah terlaksana dengan kredensial dan re
kredensial.
Pengembangan staf sudah teaksana dengan optimal. Untuk pelatihan teknis sudah
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan ruangan dan tuntutan akreditasi RS yang
disesuaikan dengan kualifikasi pelatihan yang dibutuhkan d ruangan. Namun belum
semua staf keperawatan mendapatkan pelatihan yang dibutuhkan. Hasil wawancara
dengan karu ICU dari 15 staf ICU 3 orang sudah pelatihan ICU, 9 magang ICU dan 3
direncanakan pelatihan ICU.
2. Fungsi pengorganisasian
a. Metode penugasan dan pelaksanaan asuhan keperawatan
- Penugasan
Pelaksanaan penugasan di ruangan rawat inap adalah dengan metode tim.
Dimana pengorganisasian penugasan asuhan pasien dipimpin oleh Katim yang
membawahi 2-3 orang perawat pelaksana. Pelaksanaan belum optimal karena
jumlah tenaga yang belum cukup dan tenaga diruangan yang sedang
melanjutkan izin belajar.

- Pelaksanaan askep dan standar SPO Keperawatan


Pelaksanaan asuhan pasien sudah sesuai dengan manajemen asuhan
keperawatan. Pasien dilakukan asesment awal, penegakan diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Dokumentasi sudah terlaksana
Pelaksanaan pre conferen sebelum kegiatan pagi dan post conferen setelah
dinas pagi sudah terlaksana, namun belum optimal pada shift sore dan malam.
Disebabkan jumlah tenaga sore dan malam dan tidak di tunjuk katim sore dan
malam.
Pelaksanaan asuhan sudah terlaksana sesuai SPO tetapi belum ada bukti
supervisi karu dan Bagian Keperawatan dan supervisi karu terhadap staf

3. Pengarahan
a. Kepemimpinan
Karu telah melaksanakan pengarahan setiap seleai overan

4. Pengendalian
a. Supervisi
Supervisi belum terlaksanan dengan maksimal, bagian keperawatan dan karu
belum memiliki form supervisi dan belum didokumentasikan.

b. Pengukuran kinerja
Pengukuran kinerja belum ada metode dan langkah yang dilaksanakan oleh
bagian keperawatan dan karu.

c. Audit keperawatan
Kegiatan audit keperawatan sudah terlaksanan dengan optimal.
Karu sebagai PIC telah melakukan audit keperawatan dengan pelaporan indikator
keperawatan ke bagiam Mutu Rumah Sakit.
Kepuasan pasien dilakukan audit dengan pelaporan IKP dan IKM oleh bagian
promosi kesehatan RS.

C. Identifikasi Masalah
1. Belum optimalnya perencanaan ketenagaan di bagian keperawatan dan ruang rawat
2. Belum optimal supervisi keperawatan dan penilaian kinerja yang baku
3. Belum adanya rencana strategis dengan tujuan jangka panjang dan jangka pendek di
bidang keperawatan dan ruangan perawatan
4. Rekruitmen belum didasarkan pada kebutuhan ruangan dengan indikator
penghitungan ketenagaan yang baku

DAFTAR PUSTAKA

Budiono. (2017). Konsep Dasar Keperawatan.

Indonesia, P. P. N. (2005). Standar Praktik Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI, 15, 1–18.

Kleppe, L. C., Heggen, K., & Engebretsen, E. (2015). Nursing textbooks’ conceptualization of
nurses’ responsibilities related to the ideal of a holistic view of the patient: A critical
analysis. Journal of Nursing Education and Practice, 6(3).
https://doi.org/10.5430/jnep.v6n3p106

Mugianti, S. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan. Pusdik SDM
Kesehatan Kemenkes.

Nursalam. (2015). Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional


(ED 5). Salemba Medika.

Pemerintah Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Nomor 38 tentang Keperawatan. 1–32.

Saputri, D. (2018). Penerapan Model, Pelayanan Keperawatan, Proses Asuhan Keperawatan.

Wright, P. M. (2019). Scope and Standards of Practice. In Certified Hospice and Palliative
Nurse (CHPN ® ) Exam Review (Issue July 2013).
https://doi.org/10.1891/9780826119742.0022

Anda mungkin juga menyukai