Anda di halaman 1dari 72

KALIMAT EFEKTIF DAN EJAAN YANG

DISEMPURNAKAN
KALIMAT EFEKTIF
 Dalam penyusunan tulisan ilmiah,
penulisan kalimat efektif penting untuk
dikuasai.
 Dalam bahasa tulis, yang dimaksudkan dengan
kalimat efektif adalah kalimat yang
memperlihatakan proses penyampaian oleh
penulis dan proses penerimaan oleh pembaca
berlangsung dengan baik.
 Pesan yang disampaikan oleh pembaca sama
dengan pesan yang dikehendaki oleh penulis
 Dalam proses komunikasi, ini yang disebut
sebagai berbagai makna.
 Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat
yang memiliki kemampuan menimbulkan
gagasan atau pikiran pembaca.
 Hal ini berarti juga bahwa kalimat yang efektif
adalah kalimat yang mewakili pikiran penulis
secarat tepat sehingga pembaca dapat
memahami apa yang dimaksudkan oleh penulis
dengan jelas, mudah dan lengkap sebagaimana
yang dimaksudkan oleh penulis.
 Lebih jauh lagi, kalimat efektif adalah kalimat
yang mampu menimbulkan gagasan-gagasan
pada pikiran pembaca, seperti pikiran yang ada
di benak penulis
 Efektivitas berkomunikasi dalam bahasa tulis
ilmiah sangat ditentukan oleh penggunaan
kalimat efektif.
 Penyusunan kata-kata dalam kalimat yang
dilakukan secara sadar menentukan kalimat
bisa disebut efektif atau tidak.
 Selain komposisi kata dalam kalimat efektif juga
harus memperhatikan gramatika kalimatnya.
 Tanpa ada penyusunan komposisi kata dan
gramatika yang baku dan sesuai dengan kaidah
kebahasaan, suatu kalimat tidak bisa disebut
sebagai kalimat efektif.
 Kalimat efektif disusun sebagai upaya untuk
menghindarkan kesalahanpahaman antar pihak
yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam
hal ini adalah penulis dan pembaca.
 Jika apa yang ditulis oleh penulis dimaknai
secara berbeda oleh pembaca ketika
membacanya, maka pesan dalam bentuk kalimat
tulis bisa dipastikan tidak disusn dalam kalimat
efektif.
 Untuk menghindari kesalahpahaman antara
penulis dan pembaca penting juga untuk
memperhatikan kalimat yang disusun dengan
logis.
 Kalimat efektif mepunyai beberapa
karakteristik, yaitu
 keutuhan/kesatuan,
 kesejajaran,
 pemfokusan, dan
 penghematan
Keutuhan/Kesatuan
 Keutuhan/kesatuan adalah terdapatnya satu ide
pokok dalam sebuah kalimat.
 Dengan satu ide pokok boleh panjang atau
pendek, menggabungkan lebih dari satu
kesatuan, bahkan dapat mempertentangkan satu
dengan lainnya, asalkan idea tau gagasan
kalimatnya tunggal.
 Penulis tidak boleh menggabungkan dua
kesatuan gagasan yang tidak memiliki relasi
sama sekali ke dalam sebuah kalimat.
KEPADUAN
 Kepaduan adalah relasi yang padu antara
unsure-unsur pembentuk kalimat, yaitu frasa,
klausa serta tanda baca yang membentuk subjek,
predikat, objek, pelengkap serta keterangan
dalam kalimat.
 Kesejajaran

 Kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur


yang sama derajatnya, sama pola dan susunan
kata dan frasa yang dipakai dalam kalimat.
PEMFOKUSAN
 Pemfokusan adalah suatu perlakuan khusus
pada bagian kalimat sehingga berpengaruh
terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
 Cara yang dipakai untuk member perlakuan
khusus pada kata-kata tertentu bisa dilakukan
dengan beberapa metode, yaitu:
 a. Dengan meletakkan kata yang ditonjolkan di
awal kalimat.
 b. Dengan melakukan pengulangan kata atau
repetisi.
 c. Dengan melakukan pengontrasan kata kunci.

 d. Dengan menggunakan partikel atau penegas.


PENGHEMATAN
 Penghematan adalah menghindari penekanan
kata yang tidak perlu.
 Hemat dalam hal ini tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat
memperjelas arti kalimat.
 Hemat yang dimaksudkan di sini adalah
“ekonomis”, tidak memakai kata yang mubazir,
tidak mengulang-ulang subjek, tidak
menjamakkan kata-kata yang memang sudah
berbentuk jamak.
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
A. PENGERTIAN EJAAN
Ejaan dalam bahasa Inggris disebut spelling, to
spell ’mengeja’. Hornby mengatakan, ”spelling (i)
the act writing or naming the letters of a word in
order, (ii) the way in a word is speeled”. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia: “ejaaan adalah
kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi
(kata, kalimat,dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-
huruf) serta penggunaan tanda-tanda baca”.
Sedangkan Badudu berpendapat, “ejaan adalah
pelambangan fonem dengan huruf”
B. EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
Pada tanggal 17 Agustus 1972 pemakaian ejaan baru
untuk bahasa Indonesia diresmikan.
Ejaan ini dikenal dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia
Yang Disempurnakan (EYD).
C. PEMAKAIAN DAN PENULISAN HURUF
Pemakaian dan penulisan huruf kapital atau
huruf besar
1. Huruf pertama awal kalimat
Contoh :
Ibu pergi ke pasar.
Lima butir telur sudah menetas.
2. Huruf pertama kalimat langsung
Contoh :
Ayah berkata,”Kondisi perekonomian negara
kita semakin membaik.”
”Terima kasih atas infomasinya,”katamu.
3. Huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan hal-hal keagamaan,
kitab suci dan nama Tuhan, termasuk kata
gantinya.
Contoh :
Allah Islam
Katolik Yesus Kristus
Yang Mahakuasa Yang Maha
Pengasih
4. Huruf pertama gelar kehormatan, keturunan
dan keagamaan yang diikuti oleh nama orang.
Contoh :
Sultan Hamengkubuwono
Nabi Musa
Romo Mangunwijaya
Raden Ajeng Kartini
5. Huruf pertama nama jabatan dan pangkat
yang diikuti oleh nama
Contoh:
Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang
Yudoyono
Jenderal Sudirman
6. Huruf pertama nama orang
Contoh:
Joko Supriyanto
Mohammad Hatta
7. Huruf pertama nama suku, bangsa dan
bahasa
Contoh:
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Bahasa Inggris
8. Huruf pertama nama hari, bulan, tahun, hari raya dan
peristiwa sejarah
Contoh:
hari Jumat (kecuali pada awal kalimat : Hari Jumat)
Proklamasi Kemerdekaan
tahun Masehi
9. Huruf pertama nama khas dalam geografi
Contoh:
Jalan Surabaya
Gunung Merapi
Samudra Indonesia
10. Huruf pertama nama resmi badan, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan serta nama
dokumen resmi
Contoh:
Sekretariat Negara
Dewan Perwakilan Rakyat
Undang-Undang Dasar 1945
11. Huruf pertama semua kata di dalam buku, majalah,
surat kabar dan judul karangan, kecuali kata partikel
yang tidak terletak di posisi awal
Contoh:
surat kabar Seputar Indonesia
Dari Ave Maria ke Jalan Lain Menuju Roma
majalah Seni dan Budaya
12. Singkatan nama gelar, nama orang dan sapaan
Contoh:
Dr. Anggara
Ir. Soekarno
Sardono W. Kusumo
13. Huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, paman, nenek yang dipakai
sebagai kata ganti atau sapaan.
Contoh:
Kapan Kakak datang?
Silakan duduk, Dik!
Eko pergi ke rumah Pak Sanusi
Terima kasih atas bantuan Saudara!
Pemakaian dan penulisan huruf miring:

1. Dipakai menuliskan nama buku, majalah dan


surat kabar yang dikutip dalam karangan
Contoh:
Berita ini saya baca di surat kabar Kompas
Majalah Femina
Novel Saman karangan Ayu Utami
2. Dipakai menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata atau kelompok kata
Contoh:
Semua pernyataan di bawah ini benar,
kecuali ....
Kerjakanlah soal ini dengan sebaik-baiknya!
3. Dipakai menuliskan nama ilmiah atau
ungkapan asing maupun daerah yang belum
disesuaikan
Contoh:
Ora et Labora artinya berdoa dan bekerjalah
Politik devide at impera digunakan Belanda
untuk memecah persatuan Bangsa Indonesia.
4. Dipakai menuliskan judul buku dalam daftar
pustaka
Contoh:
Keraf, Gorys. Komposisi. Jakarta: Gramedia.
2001
Brotowidjoyo, Mukayat D. Penulisan
Karangan Ilmiah. Jakarta: Akapress. 1985
D. PENULISAN KATA
1. Kata Dasar

Kata dasar merupakan suatu kata yang


belum mengalami proses morfologi, misalnya:
sapu, makan, minum, baju, baca, dsb. Kata yang
berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh:
Buku saya baru.
Ayah pergi ke kantor.
2. Kata Turunan

Penulisan kata turunan dilakukan dengan cara sebagai


berikut:
a. Kata dasar + imbuhan (awalan, sisipan dan akhiran)
ditulis serangkai
Contoh:
minuman
makanan
dibaca
mahasiswa
b. Gabungan kata + awalan/akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti/mendahului
kalau bentuk dasarnya merupakan gabungan kata
Contoh:
bertanggung jawab
menyebar luas
garis bawahi
c. Bentuk dasar yang berupa gabungan kata dan
sekaligus mendapat awalan dan akhiran maka
ditulis serangkai
Contoh:
memberitahukan
menggarisbawahi
penyalahgunaan
d. Apabila salah satu unsur gabungan kata hanya
dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai
Contoh:
ultramodern
swadaya
trilogi
Catatan:
a. Apabila bentuk kalimat yang berhuruf awal
huruf besar, di antara unsur tersebut
dituliskan tanda hubung (-)
Contoh:
pan-Afrikanisme
non-Amerika
b. Awalan maha sebagai unsur gabungan kata
ditulis serangkai kecuali jika diikuti kata yang
bukan kata dasar
Contoh:
mahasiswa
mahaguru
Maha Penyayang
Maha Pemurah
3. Kata Ulang
Bentuk kata ulang murni, kata ulang semu, kata
ulang berubah bunyi dan kata ulang berimbuhan,
penulisannya menggunakan tanda hubung di antara
kedua kata tersebut, kecuali kata ulang sebagian.
Contoh:
Kata ulang murni : pohon-pohon, buku-buku,
hutan-hutan
Kata ulang semu : cuma-cuma, laki-laki, pura-pura
Kata ulang berubah bunyi : putra-putri, lauk-pauk ,
sayur-mayur
Kata ulang berimbuhan : berandai-andai,
menari-nari, turun-temurun
Kata ulang sebagain : sesama, lelaki
4. Gabungan Kata
Penulisan penggabungan kata dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Gabungan kata yang biasa disebut kata majemuk, bagian-
bagiannya ditulis terpisah.
Contoh:
mata pelajaran
rumah sakit
orang tua
b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin
menimbulkan salah baca dapat diberi tanda hubung untuk
menegasakan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Contoh:
anak-istri
ibu-bapak
ber-evolusi atau ber-revolusi
c. Gabungan kata yang dianggap satu ditulis serangkai
Contoh:
bumiputra
peribahasa
matahari
daripada
5. Kata Ganti (ku, mu, kau dan nya)

Kata ganti ku, mu, kau dan nya ditulis serangkai


dengan kata yang diikuti maupun yang mengikuti.
Contoh:
tugasku
bukumu
kauambil
makalahnya
6. Kata Depan (di, ke, dari)

Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata


yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata
yang digunakan sudah dianggap sebagai satu kata
seperti kepada dan darimana.
Contoh:
Ibu memasak di dapur.
Kita perlu berpikir jauh ke depan.
Adik berangkat ke Bandung.
Dari mata turun ke hati.
7. Kata ”si” dan ”sang”
Kata ”si” dan ”sang” tergolong jenis kata
sandang. Penulisannya dilakukan dengan
ketentuan seperti berikut ini.
a. Ditulis tidak serangkai dengan kata yang
mengikutinya
b. Huruf awal ditulis dengan huruf besar apabila
kata tersebut merupakan bagian dari nama
c. Huruf awal ditulis dengan huruf kecil apabila
bukan bagian dari nama
Contoh:
Si penculik itu telah tertangkap.
Jangan lupa menuliskan alamat si pengirim.
Sang Saka Merah Putih.
8. Partikel

a. Partikel lah, kah dan tah ditulis serangkai dengan


kata yang mendahuluinya
Contoh:
Duduklah, Nak!
Bagaimanakah kesehatanmu?
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang
mendahuluinya
Contoh:
Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
Jangankan dua kali, satu pun suratku tidak dibalas.
c. Partikel per yang berarti mulai, demi dan tiap ditulis
terpisah dari bagian-bagian kalimat yang
mendampinginya
contoh:
Silakan masuk satu per satu
Harga kertas itu Rp. 500,00 per helai
9. Angka dan Lambang Bilangan
Lambang bilangan dapat dinyatakan dengan
angka baik angka Arab (1,2,3.....dan seterusnya)
maupun angka Romawi (I, II, II.....dan
seterusnya).
Angka Arab digunakan untuk menyatakan:
a. Ukuran panjang, berat dan isi : 2 kg gula, 4 meter
kain
b. Satuan waktu : pukul 16.30, 2 jam 20 menit
c. Nilai uang : Rp 50.000,00
d. Nomor rumah, apartemen, kamar :
Jalan Delima 16, hotel Nikko kamar 18
e. Nomor bagian-bagian dalam karangan : pasal 36,
ayat 1
f. Jumlah dari suatu hal, barang atau orang : 50
karung, 10 orang
Angka romawi digunakan untuk menyatakan
tingkatan. Khusus dalam penulisan alamat angka
Romawi berfungsi pengganti kata gang.
Contoh:
Bab IV
Jalan Nusa Indah V/17
Ratu Elizabeth II
Catatan: Penulisan lambang bilangan dengan
menggunakan huruf diterapkan pada :
 posisi awal kalimat
 lambang bilangan satu atau dua kata dan
berada dalam kalimat, kecuali dipakai dalam
perincian
 dokumen-dokumen resmi
E. UNSUR SERAPAN
Penulisan kata yang berupa serapan dilakukan dengan
dua cara, yaitu:
1. adopsi : apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya,
baik tulisan maupun ucapan.
Contoh : de facto, status quo
2. adaptasi: apabila unsur tersebut disesuaikan dengan
kaidah bahasa Indonesia, baik tulisan maupun
ucapannya.
Contoh : taksi, koordinasi, kredit, atlet
KUTIPAN DAN
SISTEM RUJUKAN
Dalam Penulisan Karya Ilmiah
KUTIPAN
Dalam menulis karya ilmiah, biasanya kita mengutip
“pendapat orang lain”, kutipan ini biasanya digunakan
sebagai alat untuk memperkuat argumentasi yang dibuat.

Kutipan terdiri atas dua jenis :


1) Kutipan langsung

2) Kutipan tidak langsung

Kedua jenis kutipan ini bertujuan sama, yaitu meminjam


pemikiran orang lain untuk melengkapi tulisan kita tanpa
menghilangkan penghargaan kita kepada orang yang
pikirannya kita pinjam.
KUTIPAN LANGSUNG
Ciri-ciri Kutipan langsung :
1. tidak boleh melakukan perubahan apapun
terhadap teks atau bagian teks yang kita kutip.
2.Tanda tiga titik berspasi (. . .) digunakan apabila
ada bagian kutipan yang dihilangkan
3. Menggunakan sumber kutipan yang berlaku
dalam bidang selingkung.

Ada kutipan langsung PENDEK, jika kutipan


tidak lebih dari empat baris
Sedangkan kutipan langsung PANJANG, jika
kutipan lebih dari empat baris.
KUTIPAN LANGSUNG PENDEK
Kutipan pendek : (1) diintegrasikan langsung
dengan tulisan yang kita buat, (2) diapit oleh tanda
kutip, (3) jangan lupa, sumber kutipan.
Contoh Kutipan pendek :
Sistem menurut Kadir, A (2003:54) adalah
“sekumpulan elemen yang saling terkait atau
terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai
tujuan”
atau
Senada dengan yang dikatakan Jogiyanto, “sistem
adalah kumpulan komponen yang saling berkaitan
dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu”
(Ladjmudin, 2005:1)
KUTIPAN LANGSUNG PANJANG
Ciri-cirinya adalah :
1. Dipisahkan dari teks kita dengan spasi dan
ukuran huruf yang lebih kecil
2. Boleh diapit oleh tanda kutip (“ “) atau tidak

3. Cantumkan sumber kutipan


KUTIPAN LANGSUNG PANJANG
Contoh :
Definisi sistem informasi menurut Ladjmuddin (2005:13)
adalah sebagai berikut:
“Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang
terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai
suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. Atau sekumpulan prosedur
yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi
pengambil keputusan dan/atau untuk mengendalikan organisasi”

Pernici (2006:5) mendefinisikan mobile information system


adalah :
“Mobile information system can be defined as information system in which
access to information resources and servive is gained through end-user
terminals that are easily movable in space, operable no matter what the
location , and typically , provided with wireless connection”
KUTIPAN TIDAK LANGSUNG
Ciri-ciri kutipan tidak langsung :
1. diperkenankan untuk menggunakan kata-kata
kita sendiri tetapi tidak mengubah makna pada
teks aslinya.
2. Diintegrasikan dengan teks

3. Tidak diapit oleh tanda kutip

4. Harus menyertakan sumber kutipan


SUMBER KUTIPAN
 Mutlak sifatnya, harus dicantumkan pada
setiap kutipan yang kita ambil sebagai acuan,
jika kita tidak ingin digolongkan sebagai orang
yang melakukan plagiarisme, karena hal ini
merupakan tindakan pencurian terhadap hak
cipta seseorang yang dilindungi oleh hukum.
 Selain itu dengan menyertakan data atas sumber
kutipan berarti kita juga menghargai pikiran
orang lain, yang tulisannya kita kutip sebagai
etika dalam dunia ilmu dan aspek legalitasnya.
SISTEM RUJUKAN
SISTEM RUJUKAN
Dalam penulisan ilmiah, dikenal ada dua sistem
rujukan yang sering digunakan, yaitu :
1. Catatan Kaki , yaitu catatan yang diletakkan
di bagian bawah halaman.
2. Catatan belakang, yaitu catatan yang
diletakkan di akhir bab (dalam sebuah buku)
atau bagian akhir sebuah tulisan (dalam
sebuah makalah)
Dalam Sistem catatan dibagi dua : Refferensi dan
informasi tambahan
REFERENSI
Data semua sumber yang dijadikan rujukan dengan ditandai
oleh angka.
Contoh :
Mengutip pendapat tokoh psikologi Amerika bernama Donald B.Calne, menulis
buku berjudul Batas Nalar yang dierbitkan oleh Kepustakaan Populer
Gramedia di Jakarta, di halaman 159. Penulis buku membuat pernyataan yang
cukup penting, sehingga perlu dikutip dan diberi cacatan (bagian yg dikutip
ditebalkan).
Setiap orang akan dipengaruhi oleh lingkungannya. Demikian pula dengan
profesi seseorang. Orang yang sukses berniaga punya kecenderungan
bertindak dan menantang resiko dimana perlu.1 Seperti dikatakan
oleh
John Maynard Keynes, dst.
_______________
1 Donald B. Calne. 2005. Batas Nalar. Jakarta:Kepustakaan Populer Gramedia, Hlm. 159
INFORMASI TAMBAHAN
Informasi tambahan pada sistem catatan digunakan
jika penulis memandang perlu menjelaskan sebuah
istilah, menjelaskan bagian dari uraian tertentu,
menginformasikan adanya sumber lain yang membahas
kasus yang sama dengan yang penulis buat.
Tujuannya adalah agar pembaca mendapatkan
informasi yang lebih lengkap atas istilah atau bagian
dari uraian tersebut.
Contoh :
Diambil dari tulisan Maman S. Mahayana yg berjudul
“Gerakan Budaya Menjelang Kemerdekaan Indonesia-
Malaysia”, terbit Jurnal Makara Vol. 11, No. 2
Desember 2007, hlm.48-57. Di halaman 52, Maman
menguraikan usaha seorang tokoh Melayu bernama
Ibrahim Yaakob. Kesimpulan atas usaha tokoh itu
secara singkat dimasukkan dalam catatan kaki.
INFORMASI TAMBAHAN
Sementara itu tahun-tahun awal selepas berakhir perang Pasifik,
bagi Malaysia persoalannya lain lagi. Bagi Malaysia, kemerdekaan
yang dicapai Indonesia tanpa melibatkan Tanah Melayu,
seolah0olah merupakan sebuah rangkaian perjalanan yang berakhir
dengan kegagalan. Sungguhpun demikian, semangat untuk
mencapai cita-cita menjadikan Malaysia sebagai negara yang
merdeka, tidak sama sekali pudar, perjuangan mesti dilanjutkan.
Ibrahim Yaakoob dan beberapa pemimpin KRIS lainnya kemudian
terbang ke Indonesia dan selanjutnya melakukan perjuangannya
dari Indonesia.17

 __________________________________
17Perjuangan
Ibrahim Haji Yaakob untuk menyatukan Malaysia dengan
Indonesia ternyata tidak pernah terwujud sampai akhirnya ia meninggal 9 Maret
1979. Sebagai penghargaan atas perjuangannya membantu Indonesia, Yaakob
dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, 10 Maret 1979.
Dalam catatan kaki yang berisi referensi, penulis biasanya
menggunakan beberapa sumber. Jika sumber-sumber tsb
dirujuk beberapa kali dengan halaman yang sama atau
berbeda, maka tiga istilah, Ibid, Op.Cit dan Loc.Cit
(bahasa latin), harus diketahui dan digunakan secara benar.
Ibid, berasal dari kata Ibidem artinya ‘pada tempat yang
sama’. Istilah ini digunakan untuk rujukan apa saja yang
digunakan berturut-turut tanpa disela oleh sumber lain.
Op.Cit, berasal dari kata Opere Citato artinya ‘pada karya
yang telah dikutip’. Istilah ini digunakan jika penulis
mengacu sumber berupa sebuah buku yang diacu beberapa
kali namun sumber tsb telah disela oleh sumber lain.
Loc.Cit, berasal dari kata Loco Citato artinya ‘pada tempat
yang telah dikutip’. Istilah ini mengacu kepada rtikel dalam
bunga rampai, jurnal, majalah, koran, ensiklopedi. Istilah ini
digunakan jika artikel tsb dirujuk beberapa kali dan telah
disela oleh sumber lain.
_____________________________
1Donald
B. Calne. 2005. Batas Nalar. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia. Hlm. 159
2Ibid

3Ibid, hlm. 40
4Ibid, hlm. 46

5BoenS. Oemarjati. 2012.”Tanggung Jawab dalam


Koeksistensi Berbudaya” dalam Memaknai Kembara Bahasa
dan Budaya (ed. Riris K. Toha-Sarumpaet). Jakarta: UI
Press. Hlm. 121
6ArnoldVan Gennep. 1992. The Ritus of Passage.
Chicago: Chicago University Prss. Hlm. 35
7Donald B. Calne, Op.Cit., hlm.170

8Boen S. Oemarjati, Loc Cit., hlm.125

9Arnold Van Gennep, Op.Cit., hlm. 42


CARA MENULIS DAFTAR RUJUKAN

1. Nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir,


nama awal (disingkat), dan nama tengah (disingkat)
tanpa gelar akademik.
2. Tahun penerbitan.
3. Judul, termasuk anak judul (subjudul) dicetak
miring.
4. Kota tempat penerbitan:
5. Nama penerbit.
RUJUKAN DARI BUKU

 Seorang penulis dengan satu buku


Contoh:
Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: dari Pilihan Satu-
satunya ke Satu-satunya Azas. Malang: FPIPS IKIP MALANG.

 Seorang penulis dengan banyak buku


Contoh:
Cornet, L. & Weeks, K. 1985a. Career Ladder Plans: Trends and Emerging
Issues -1985. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.

Cornet, L. & Weeks, K. 1985b. Planning Career Ladders: Lessons from the
state. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.
RUJUKAN DARI BUKU YANG BERISI KUMPULAN ARTIKEL (ADA
EDITORNYA)/BUNGA RAMPAI

Letheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Billingual Education:


Teaching English as a Second Language. New York: Praeger.

Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif


dalam bidang Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat
Malang dan YA3.

Eds= Editornya lebih dari satu


Ed= editornya hanya satu orang
RUJUKAN DARI ARTIKEL DALAM BUKU KUMPULAN ARTIKEL
(ADA EDITORNYA)

Seperti menulis rujukan pada buku ditambah tulisan (Ed.)


Jika ada satu editor dan (Eds.) jika Editor lebih dari satu,
diantara nama pengarang dan tahun terbitan.

Hartley, J.T., Harker, J.O. & Walsh, D.A. 1980. Contemporary


Issues and New Directions in Adult Development of Learning
and Memory. Dalam L.W. Poon (Eds.), Aging in the 1980s:
Physchological Issues (hlm. 239-252). Washington, D.C.:
American Psychological Association.

Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminudin


(Ed.), Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa
dan Sastra (hlm. 12-25). Malang: HISKI Komisariat Malang dan
YA3.
RUJUKAN DARI ARTIKEL DALAM
JURNAL
 Judul: Huruf Tegak
 Nama Jurnal: Huruf Miring

 Tahun ke berapa, Nomor berapa (dalam kurung),


Nomor Halaman dari artikel tsb.

Contoh:

Hanafi, A. 1989. Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan


pengadopsian Inovasi. Forum penelitian, 1(1): 33-47.
Rujukan dari Makalah

Makalah biasanya disajikan dalam Seminar, Lokakarya dll.


 Nama Penulis ditulis paling depan, tahun. Judul makalah ditulis
dengan cetak miring, kemudian diikuti pernyataan “Makalah
disajikan dalam..”, nama pertemuan, lembaga penyelenggara,
tempat penyelenggaraan, tanggal, bulan. Contoh:

Huda, N. 1991. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal.


Makalah disajikan dalam Lokakarya Penelitian Tingkat
Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan XIV,
Pusat Penelitian IKIP Malang, Malang, 12 Juli.

Karim, Z. 1987. Tatakota di Negara-negara Berkembang. Makalah


disajikan dalam Seminar Tatakota, BAPPEDA Jawa Timur,
Surabaya, 1-2 September.
Rujukan dari Artikel dalam
Jurnal dari CD-ROM
 Contoh
Krashen, S., Longh, M., & Scracella, R. 1979. Age, Rate
and Eventual Attainment in Second Language
Acquistion. TESOL Quaterly, 13:537-82 (CD-
ROM:TESOL Quarterly, Digital, 1997).
RUJUKAN DARI ARIKEL DALAM MAJALAH ATAU
KORAN
 Nama Koran ditulis di bagian awal. Tahun,
Tanggal, dan bulan ditulis setelah nama koran,
kemudian judul ditulis dengan huruf besar-kecil
dicetak miring dan diikuti dengan nomor
halman. Contoh:

Gardener, H. 1981. Do Babies Sing Universal Song?


Psychology Today, hlm. 70−76.

Suryadarma, S.V.C. 1990. Prosesir dan interface:


Komunikasi Data. Info Komputer, IV (4):46−48.
RUJUKAN DARI KORAN TANPA PENULIS

Contoh:

Jawa Pos. 22 April, 1955. Wanita Kelas Bawah


Lebih Mandiri, hlm. 3.
RUJUKAN DARI DOKUMEN RESMI PEMERINTAH YANG
DITERBITKAN OLEH SUATU PENERBITTANPA PENULIS
DAN TANPA LEMBAGA

Diterbitkan oleh Suatu Penerbit Tanpa


Pengarang dan Tanpa Lembaga.
 Judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal
dengan cetak miring, diikuti tahun penerbitan
dokumen, kota penerbit dan nama penerbit.
Contoh:
Contoh

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 2


Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
RUJUKAN DARI DOKUMEN RESMI PEMERINTAH YANG
DITERBITKAN OLEH SUATU PENERBIT ATAS NAMA
LEMBAGA TERSEBUT

 Nama Lembaga penanggung jawab langsung


ditulis paling depan, diikuti dengan tahun,
judul karangan, nam tempat penerbitan, dan
nama lembaga tertinggi yang bertanggung
jawab atas penerbitan karangan tersebut,
contoh:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan


Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan
Laporan Penelitian. Jakarta:
Departmen Pendidikan dan
Kebudayaan.
RUJUKAN BERUPA KARYA TERJEMAHAN
Nama pengarang asli ditulis paling depan, diikuti
tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan,
nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat
penerbitan dan nama penerbit terjemahan.
Apabila tahun penerbitan buku asli tidak
dicantumkan, ditulis dengan kata Tanpa Tahun.
Contoh:

Contoh:
Ary, D., Jacobs, L.C., & Razavieh, A. Pengantar
Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh
Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha
Nasional.
RUJUKAN BERUPA SKRIPSI, TESIS, ATAU DISERTASI

Nama penyusun ditulis paling depan, diikuti tahun yang


tercantum pada sampul judul skripsi, tesis atau disertasi
ditulis dengan garis bawah diikuti dengan pernyataan
skripsi, tesis atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota
tempat perguruan tinggi, dan nam fakultas serta nama
perguruan tinggi, Contoh:
Contoh:
Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi
Kewacanaan Pembelajaran Bahasa Inggris di
LPTK. Skripsi tidak di terbitkan. Malang: Program
Pasca Sarjana IKIP MALANG.
RUJUKAN DARI INTERNET BERUPA JURNAL

 Nama penulis, diikuti secara berturut-turut tahun, judul


artikel, nam jurnal (dicetak miring) dg diberi keterangan
dalam kurung (online volume dan nomor, dan diakhiri dg almat
sumber rujukan tersebut dengan keterangn kapan diakses,
diantara tanda kurung. Contoh:

Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for


Schooling. Education Policy Analysis Archives, (Online),
Vol. 3, No. 1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/, diakses 12
Februari 1997).

Hitchock, S., L. & Hall, W . 1996. A Survey Df STM Online


Jour-
nals, 1990-1995: The Calm be fore the storm,(Online),
(http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html,
diakses pada 12 Juni 1996).
RUJUKAN DARI INTERNET BERUPA ARTIKEL DARI JURNAL

Contoh:
Griffith, A. I. 1995. Coordinating Family and School:
Mothering for Schooling. Eduation plicy Analysis
Arcxhivesa,(Online), Vol3, NO. 1,
(http://olam.ed.esu/epaa/,diakses 12 Februari 1997).
RUJUKAN DARI INTERNET BERUPA
BAHAN DISKUSI
Contoh:
Wilson,D. 20 November 1995. Summary of Citing
Internet cites. NETTRAIN Discussion List,
(Online), (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu,
diakses 22 Nopember 1995).
RUJUKAN DARI INTERNET BERUPA E-MAIL
PRIBADI
Nama Pengirim (jika ada) dan disertai keterangan
dalam kurung (alamat e-mail pengirim), diikuti
secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun,
topik isi bahan (dicetak miring), nama yang
dikirimi disertai keterangan dalam kurung
(alamat e-mail yang dikirim). Contoh:

Contoh:
Davis, A.(a.davis@uwts.edu.au). 10 Juni 1996.
Learning to Use Web Authoring Tools E-mail
kepada Alison Hunter (huntera@usq.edu.au).
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA (BIBLIOGRAFI)
Semua sumber yang menjadi rujukan seorang penulis
dalam kegiatannya menulis sebuah karya ilmiah.
Fungsi Daftar Pustaka (Kepustakaan) adalah sebagai
berikut:
1. Membantu pembaca mengetahui ruang lingkup
studi penulis
2. Memberikan petunjuk kepada pembaca yang ingin
mengetahui lebih dalam mengenai tulisan yang
dibacanya serta hubungannya dengan tulisan lain
yang berkaitan
3. Membantu pembaca memilih referensi yang sesuai
dengan bidang studinya
4. Sebagai bentuk keterbukaan dan kejujuran penulis
mengenai sumber-sumber yang digunakan sebagai
acuannya.
VARIASI DAFTAR PUSTAKA
Variasi ini terjadi akibat pola-pola penulisan yang
dikembangkan oleh selingkung bidang, misalnya
format MLA (The Modern Language Association)
dan format APA (American Psycologycal
Association). Namun walau formatnya berbeda,
unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah daftar
pustaka pada dasarnya sama.
Unsur-unsurnya adalah sebagai berikut :
1. Nama penulis
2. Tahun terbitan sumber yang bersangkutan
3. Judul sumber yang dipakai sebagai referensi
4. Data publikasi (nama tempat terbit, nama
penerbit)
Dalam menyusun Daftar Pustaka, beberapa hal perlu
diperhatikan, yaitu :
1. Baris pertama dimulai pada pias (margin) sebelah kiri,
baris kedua dan selanjutnya dimulai dengan 3-5 ketukan
ke dalam
2. Jarak antarbaris 1 spasi
3. Jarak antarsumber 1,5 atau 2 spasi
4. Diurut berdasarkan abjad huruf pertama nama keluarga
penulis (bergantung pada gaya selingkung bidang)

Untuk nama penulis, penulisannya berbeda dengan


penulisan pada catatan kaki. Pada catatan kaki tidak dibalik,
tetapi pada Daftar Pustaka dibalik, yaitu mendahulukan
nama belakang karena dianggap sebagai nama keluarga
dan dibatasi koma (,) untuk kata selanjutnya yang dianggap
sebagai nama diri.
FORMAT MLA
Calne, Donald B. Batas Nalar. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia, 2005.

Gennep, Arnold Van. The Ritus of Passage.


Chicago: Chicago University Press, 1992.

Oemarjati, Boen S. “Tanggung Jawab dalam


Koeksistensi Berbudaya” dalam Memaknai
Kembara Bahasa dan Budaya (ed. Riris K.
Toha-Sarumpaet). Jakarta: UI Press, 2012.
FORMAT APA
Calne, Donald B. (2005). Batas Nalar.
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Gennep, Arnold Van. (1992). The Ritus of


Passage. Chicago: Chicago University Press.

Oemarjati, Boen S. (2012). “Tanggung Jawab


dalam Koeksistensi Berbudaya” dalam Memaknai
Kembara Bahasa dan Budaya (ed. Riris K. Toha-
Sarumpaet). Jakarta: UI Press.
Untuk 2 Penulis (Rina Gustianti dan Yulia
Nazaruddin)
Gustianti, Rina dan Yulia Nazaruddin. (2005). Kiamat
Tak Jadi Datang. Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.

Untuk 3 Penulis (Rina Gustianti, Syahrial dan


Yulia Nazaruddin)
Gustianti, Rina, Syahrial dan Yulia Nazaruddin. (2005).
Kiamat Tak Jadi Datang. Jakarta: CV. Tiga Pena
Mandiri.

Untuk 4 Penulis (Rina Gustianti, Syahrial, Retno


dan Yulia Nazaruddin)
Gustianti, Rina, dkk. (2005). Kiamat Tak Jadi Datang.
Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.
SEKIAN......

Anda mungkin juga menyukai