NPM : 2006200466
Evaluasi 1
1. Hukum Internasional
Hukum perdata internasional ialah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang
mengatur hubungan perdata yang melintas batas negara. Dengan perkataan lain hukum
yang mengatur hubungan hukum perdata antara para pelaku hukum yang masing-masing
tunduk pada pada hukum perdata (nasional) berlainan. Sedangkan hukum internasional
publik ialah keseluruhan kaiah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan
yang melintasi batas negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata.
2. Ruang lingkup dari hukum internasional
a. Persoalan atau hubungan anatar negara dengan negara;
b. Persoalan atau hubunga hukum antara negara dengan subjek hukum bukan negara;
c. Persoalan atau hubungan hukum antara subjek hukum bukan negara dengan subjek
hukum bukan negara satu dengan lainnya.
3. Hukum Dunia
Hukum dunia merupakan semacam negara (federasi) dunia yang meliputi semua
negara di dunia ini. Negara dunia secara hirarki berdiri sendiri di atas negara-negara
nasional. Ditemukan adanya badan supranasional atau pemerintahan dunia (world
government) yang memiliki kewenangan membuat sekaligus memaksakan berlakunya
suatu aturan internasional.
Evaluasi 2
1. Masyarakat Internasional
Masyarakat internasional adalah subjek-subjek hukum internasional itu sendiri
yang saling mengadakan hubungan satu dengan yang lainnya.
2. Dasar sosiologis dari adanya masyarakat Internasional
Kebutuhan negara-negara untuk hidup berdampingan satu sama lain dan hidup
bersama merupakan dasar sosiologis yang tidak dapat dipungkiri dalam hubungan antar
masyarakat internasional.
3. Strukur masyarakat internasional
Struktur masyarakat internasional didasarkan pada asas-asas kedaulatan,
kemerdekaan dan persamaan derajat antar negara-negara. Ini berarti tidak ada badan yang
bersifat supranasional, dan hukum internasional sebagai hukum koordinasi.
Evaluasi 3
1. Apakah hukum internasional mulai ada sejak Perjanjian Perdamaian Wesphalia 1948?
Tidak, hukum internasional sudah ada sejak jaman kuno yang ditandai oleh
adanya praktek-prakte peperangan dan diplomasi yang masih didasarkan pada hukum
kebiasaan. Perjanjian Perdamaian Wesphalia tahun 1648 menandai lahirnya hukum
internasional modern.
2. Arti penting Perjanjian Perdamaian wesphalia 1648
Perjanjian Perdamaian Westphalia Tahun 1648 adalah awal perkembangan baru
dari apa yang dinamakan dengan hukum internasional modern yang berlaku saat ini.
Perkembangan baru hukum internasional ditandai dengan berakhirnya kekusaaan
Kekaisaran Romawi yang suci (The Holy Roman Emperor) di masyarakat eropa.
Perjanjian perdamaian ini menandai berakhirnya perang tiga puluh tahun di eropa atau
sering dinamakan masa kegelapan di Eropa (dark eght). Selain itu Perjanjian Westphalia
juga membawa perubahan terhadap struktur masyarakat Eropa dengan mulai munculnya
negara-negara kebangsaan bercorak territorial (kewilayahan) dan berdasarkan pada
prinsip-prinsip kemerdekaan, kedaulatan, dan kesamaan derajat serta hubungan antara
negara-negara didasarkan pada prinsip-prinsip dan kaedah-keadah hukum .
3. Sejarah perkembangan hukum internasional
Malcolm N. Shaw dalam bukunya yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
yang berjudul Internasional Law, membagi tahapan perkembangan hukum internasional
menjadi 6 bagian, yaitu, perkembangan awal, Abad Pertengahan dan Renaisans, para
pendiri hukum internasional modern, Positivisme dan Naturalism, abad ke-19 dan ke-20.
Perkembangan awal hukum internasional dapat kita ditelusuri dengan melihat hubungan
politik yang telah dilakukan oleh bangsa-bangsa sejak ribuan tahun yang lalu. Abad
pertengahan ditandai adanya otoritas Gereja yang terorganisir. Pada zaman Romawi,
Hukum Internasional sebagai hukum yang mengatur hubungan antar kerajaan bangsa
tidak mengalami perkembangan yang pesat. Walaupun demikian, terdapat perkembangan
pesat dalam bidang lainnya, seperti Hukum Maritim dan Hukum Komersial. peristiwa
penting yang membuat Hukum Internasional menuju tatanan modern adalah munculnya
gerakan reformasi dan sekularisasi untuk menentang kekuasan gereja dan negara.
Gerakan ini memunculkan Perdamaian Westphalia 1648. Final Act Kongres Wina (1815)
yang membahas kebebasan pelayaran dalam perairan internasional dan mendirikan
Komisi Sentral Rhine untuk mengatur pelaksanaan, adanya Komisi Sungai Danube dan
sungai Eropa lain mengenai perjanjian dan ketetapan internasional, Konferensi
Perdamaian (1856), Konvensi Jenewa (1864) tentang ‘Pemanusiawian’ konflik,
Konferensi Den Haag 1899 dan 1907 membentuk Pengadilan Arbitrase Tetap dan
membahas perlakuan para tahanan dan kontrol peperangan.
Setelah Perang Dunia berakhir (28 Juli 1914-11 November 1918). Muncullah
Perjanjian Perdamaian 1919 dan terbentuklah Liga Bangsa-Bangsa. Liga ini tentu muncul
sebagai wadah untuk memelihara tatanan hubungan internasional, agar tidak terjadi
kembali Perang Dunia yang lainnya. Namun nyatanya, Perang Dunia II (1939-1945)
tidak dapat dihindari. Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa (Warisan terpenting dari sudut
pandang hubungan internasional) tentu memberikan motivasi bagi seluruh negara didunia
untuk saling bersama-sama menjaga perdamaian. Melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa
(1946), menjadi titik balik untuk memperbaiki kekurangan pendahulunya, dan menjadi
wadah yang bersifat universal. Pada masa ini, terbentuk pula lembaga-lembaga seperti
Mahkamah Tetap Internasional (1921), lalu diganti menjadi Mahkamah Internasional
(1946). Terbentuk pula Organisasi Buruh Internasional yang berdiri sejak akhir Perang
Dunia I hingga saat ini.
Evaluasi 4
Evaluasi 5
Evaluasi 6 & 7
Evaluasi 8
Evaluasi 9
Evaluasi 10 & 11
Evaluasi 12
Evaluasi 13
Evaluasi L