Pemenuhan Hak Warga Negara Indonesia Pasca Covid 19
Pemenuhan Hak Warga Negara Indonesia Pasca Covid 19
NIM : 200710101267
Kelas : Hukum Tata Negara B
Pemenuhan Hak Warga Negara Indonesia Akibat Pandemi Covid 19
Sebagai negara hukum, Indonesia memiliki kewajiban (duty bearer) untuk memenuhi
Hak Asasi Manusia, menjamin kehormatan, dan perlindungan. Pemastiaan kesejahteraan
hidup bagi setiap rakyatnya. Kesejahteraan disini diartikan hak atas pangan rakyat, Hak
memperoleh keadilan, Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak sebagaimana yang
tertulis pada Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi “Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Hak masyarakat sebagai penduduk sangatlah
penting dan wajib untuk dipenuhi karena merupakan sebuah hak yang melekat pada setiap
Individu masyarakat. Dimasa pandemi sekarang ini, masyarakat indonesia sangatlah
membutuhkan bantuan perekonomian. Bentuk manifestasi dari hak yang harus dipenuhi
adalah membuka lowongan pekerjaan, memberikan suntikan bantuan modal untuk umkm,
mempermudah segala administrasi, memperhatikan kesehatan masyarakat melalui bantuan
kesehatan terutama bagi warga yang terpapar covid 19. Pandemi Covid-19 berdampak hampir
seluruh masyarakat dunia di berbagai sektor yang berimbas pada penegakkan, jaminan, dan
pemenuhan hak asasi manusia (HAM). Seperti biasa penanganan terhadap pelanggar HAM
sejak dulu tidak pernah usai dan terus menerus terulang hingga berujung ketidakjelasan , dari
pelanggaran ringan hingga pelanggaran HAM berat. Peristiwa Trisakti, Semanggi I dan II,
pelanggaran hak hak buruh , dan pembungkaman terhadap para aktivis kontra pemerintah.
Dimasa sekarang, meningkatnya angka orang-orang yang positif terjangkit wabah
pandemi Covid 19, membuat pemerintahan Indonesia melakukan tindakan siaga untuk
menekan penyebaran dan penanganan terhadap pandemi Covid 19. Beberapa Pemerintahan
Daerah juga mulai memberlakukan Karantina Wilayah di wilayahnya masing-masing.
Langkah inisiatif Karantina Wilayah oleh beberapa Pemerintah Daerah ini memang bisa
dipandang sebagai bagian ikhtiar pencegahan penyebaran virus COVID-19. Namun
sebenarnya langkah tersebut justru keluar dari pakem yang sudah diatur dalam Undang-
undang No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan (“UU Kekarantinaan Kesehatan
2018”), dimana untuk menerapkan Karantina Wilayah semestinya ada penetapan status
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat terlebih dahulu oleh Pemerintah Pusat, yang mana tata
cara teknis pemberlakuan kedua hal tersebut diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah
aturan pelaksana UU Kekarantinaan Kesehatan 2018 yang hingga kini belum kunjung
rampung dan terbit.
Bila merujuk pada ketentuan Pasal 7, Pasal 8, Pasal 39, Pasal 52, Pasal 55, dan Pasal
79 UU Kekarantinaan Kesehatan 2018 serta Pasal 8 jo. Pasal 5 Undang-undang No. 4 Tahun
1984 tentang Wabah Penyakit Menular (“UU Wabah Penyakit Menular 1984”), dinyatakan
secara jelas hal-hal apa saja yang menjadi hak warga yang wajib dipenuhi Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah beserta instansi-instansi terkait saat terjadinya wabah penyakit
menular, situasi kedaruratan kesehatan masyarakat, dan berada dalam situasi Karantina
Wilayah maupun Karantina Rumah maupun dalam status Pembatasan Sosial Berskala Besar,
yang meliputi:
1. Hak mendapatkan pelayanan kesehatan dasar sesuai kebutuhan medis;
2. Hak mendapatkan kebutuhan pangan, dan kebutuhan kehidupan sehari-hari
lainnya;
3. Hak memperoleh perlakuan yang sama dalam penyelenggaraan Kekarantinaan
Kesehatan;
4. Hak mendapatkan pemenuhan kebutuhan hidup dasar orang dan makanan hewan
ternak oleh Pemerintah, yang mana pelaksanaannya melibatkan Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan pihak terkait;
5. Bagi setiap orang yang datang dari negara dan/atau wilayah Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat, ia berhak mendapatkan pelayanan dari Pejabat Karantina
Kesehatan yang meliputi: (1) Penapisan; (2) Kartu Kewaspadaan Kesehatan; (3)
Informasi tentang tata cara pencegahan dan pengobatan wabah; (4) Pengambilan
spesimen/sampel; (5) Rujukan; dan (6) Isolasi;
6. Hak mendapatkan ganti rugi akibat mengalami kerugian harta benda yang
disebabkan oleh upaya penanggulangan wabah;
7. Hak mendapatkan informasi Kekarantinaan Kesehatan sebagai upaya pencegahan
dan pemberantasan masuk dan/atau keluarnya kejadian dan/atau faktor risiko yang
dapat menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.