a. Definisi Masyarakat
Secara etimologis, kata ‘masyarakat’ berasal dari Bahasa Arab, yaitu
‘musyarak’ yang artinya hubungan (interaksi), sehingga definisi masyarakat yaitu
suatu kelompok manusia yang hidup bersama-sama di suatu tempat dan saling
berinteraksi dalam komunitas yang teratur. Jika didalam Bahasa inggris dan
Bahasa latin masyarakat berasal dari kata ‘society’ dan ‘societas’ yang berati
‘kawan’ artinya masyarakat didefinisikan sebagai sekumpulan individu yang
hidup Bersama dan bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang
telah memiliki tatanan kehidupan, norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam
lingkungannya. Berdasarkan ruang lingkupnya, definisi masyarakat dikelompokan
menjadi definisi masyarakat dalam arti luas dan sempit. Dalam arti luas,
masyarakat ialah keseluruhan hubungan hidup bersama tanpa dibatasi oleh
lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sedangkan dalam arti sempit, masyarakat
ialah sekelompok individu yang dibatasi oleh golongan, bangsa, teritorial, dan lain
sebagainya.
GUSASI
Definisi dan Karakteristik Revolusi Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 juga dikenal sebagai era disrupsi teknologi atau
revolusi digital (Yahya, 2018), pertama kali diperkenalkan di Jerman pada
tahun 2011 dalam rangka mempromosikan komputerisasi manufaktur.
Dikatakan sebagai era disrupsi teknologi karena otomatisasi dan konektivitas
pada sebuah bidang akan membuat pergerakan dunia industri dan persaingan
kerja menjadi tidak linear. Selain itu, disebut juga sebagai revolusi digital
karena terjadinya proliferasi komputer dan otomatisasi pencatatan di semua
bidang. Dicantumkan dalam World Economic Forum (WEF), revolusi industri
4.0 adalah revolusi berbasis Cyber Physical System yang secara garis besar
merupakan gabungan tiga domain yaitu digital, fisik, dan biologi (Sukartono,
2018).
Faktor utama yang mempengaruhi peningkatan digitalisasi di era
revolusi 4.0 yaitu, 1) peningkatan volume data, kekuatan komputasi, dan
konektivitas; 2) munculnya analisis, kemampuan, dan kecerdasan bisnis; 3)
terjadinya bentuk interaksi baru antara manusia dengan mesin; dan 4)
perbaikan instruksi transfer digital ke dunia fisik, seperti robotika dan 3D
printing.
Desain Prinsip Industri 4.0
Menurut Herman & Otto, revolusi industry memiliki empat desain
prinsip, yaitu interkoneksi (sambungan), transparansi informasi, bantuan
Teknik, dan keputusan tersdesentralisasi. Pertama, Interkoneksi (sambungan),
yaitu adanya kolaborasi, standar, dan keamanan, dimana mesin, perangkat,
sensor, dan manusia terhubung dan berkomunikasi satu sama lain. Kedua,
transparansi informasi, yaitu mencakup transparansi pada analisis data dan
penyediaan informasi, merupakan kemampuan sistem informasi dalam
membangun salinan virtual dunia fisik melalui peningkatan model digital dan
data sensor. Ketiga, bantuan teknis yang meliputi; (a) kemampuan sistem
bantuan untuk mendukung manusia dengan menggabungkan dan
mengevaluasi informasi secara sadar untuk membuat keputusan yang tepat dan
memecahkan masalah mendesak dalam waktu singkat; (b) kemampuan sistem
untuk mendukung manusia dengan melakukan berbagai tugas yang tidak
menyenangkan, terlalu melelahkan, atau tidak aman; (c) meliputi bantuan
visual dan fisik. Keempat, keputusan terdesentralisasi, yaitu kemampuan
sistem fisik maya yang mampu membuat keputusan sendiri dan menjalankan
tugasnya dengan efektif.
Masyarakat 4.0 dan Masyarakat 5.0
Menurut Fukuyama, setiap era revolusi industry memiliki karakteristik
masyarakat yang berbeda, yakni 1) masyarakat 1.0 dimana manusia 'berburu'
dan berkumpul secara harmonis dengan alam, 2) masyarakat 2.0 membentuk
kelompok berdasarkan budidaya pertanian, peningkatan organisasi, dan
pembangunan nasional, 3) masyarakat 3.0 mempromosikan industrialisasi
melalui produksi masal, 4) masyarakat 4.0 merupakan masyarakat informasi,
dimana mereka mengemukakan jaringan informasi merupakan suatu aset, 5)
masyarakat 5.0, dimana kita sedang menuju kesana, yaitu masyarakat yang
dibangun dari masyarakat 4.0, bertujuan untuk mencapai sua kesejahteraan
masyarakat berbasis manusia (human-centered society).
Jepang telah mengenalkan konsep masyarakat 5.0 sebagai antisipasi
karakteristik dan kebutuhan masyarakat di masa deoan. Masyarakat
diasumsikan mampu menyadari dan memberikan pendekatan dalam menekan
dampak negative yang muncul pada era revolusi industry 4.0. Masyarakat 5.0
juga disebut sebagai Super Smart Society.
DITA
2. Tujuan Pendidikan Nasional di Era Global Abad 21
Kesejahteraan dan kebahagiaan rakyat secara merata merupakan harapan dan
cita-cita setiap bangsa, termasuk bangsa Indonesia. Dicantumkan dalam Dokumen
Paradigma Nasional Abad XXI (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2010),
tujuan pendidikan nasional abad 21 adalah "untuk mewujudkan cita-cita bangsa,
yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan
yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui
pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang berkualitas,
yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan
cita-cita bangsanya. Dengan kata kesejahteraan tercakup kesejahteraan spiritual
yang mungkin lebih tepat dikatakan sebagai kebahagiaaan dalam kehidupan, dan
kesejahteraan fisik yang dapat pula dikatakan sebagai hidup yang berkecukupan".
HAYDER
3. Paradigma Pendidikan dan Pembelajaran Era Global Abad 21
b. Pembelajaran Abad 21
Menurut Trilling & Fadel (2009), setidaknya terdapat empat kekuatan
yang akan membinmbing kita mengahdapi era pengetahuan ini, yaitu
knowledge work (pekerja pengetahuan), thinking tools (alat berpikir), digital
lifestyles (gaya hidup digital), dan learning research (penelitian tentang
belajar). Adapun rangkaian keterampilan abad 21 (Trilling & Fadel, 2009)
adalah 1) Learning and Innovation Skills, 2) Information, Media, and
Technology Skills, dan 3) Life and Career Skills.
Learning Skills and Innovation Skills (Keterampilan Belajar dan Inovasi)
Terdapat tiga fokus pada keterampilan belajar dan inovasi, yaitu expert
thinking (keterampilan berpikir tingkat mahir), complex communicating
(keterampilan berkomunikasi kompleks), dan applied imagination and
invention (keterampilan penerapan imajinasi dan invensi). Keterampilan
berpikir tingkat mahir mencakup berpikir secara kritis dan pemecahan masalah
(critical thinking and problem solving). Keterampilan berkomunikasi
kompleks meliputi komunikasi dan kolaborasi (communication and
collaboration). Sedangkan keterampilan penerapan imajinasi dan invensi,
mencakup kreativitas dan inovasi (creativity and innovation).
Information, Media, and Technology Skills (Keterampilan Informasi, Media,
dan Teknologi)
Keterampilan informasi, media, dan teknologi mencakup literasi
informasi, literasi media, dan literasi ICT. Literasi informasi yaitu kemampuan
untuk mengakses informasi dengan efisien dan efektif, mengevaluasi
informasi secara kritis dan kompeten, serta menggunakan informasi dengan
akurat dan kreatif. Literasi media yaitu pemahaman bagaimana cara terbaik
dalam menggunakan sumber media belajar yang tersedia, serta menggunakan
media untuk menciptakan suatu produk komunikasi efektif, misalnya
membuat video, audio pada podcast, dan website. Sedangkan literasi ICT yaitu
kemampuan menggunakan alat ICT dengan efektif dalam meningkatkan
pembelajaran untuk diri sendiri dan juga mengkomunikasikan produk yang
dibuat dari kemampuan literasi media untuk memberikan pengetahuan kepada
orang lain.
Life and Career Skills (Keterampilan Hidup dan Karir)
Keterampilan hidup dan karir mencakup fleksibilitas dan adaptabilitas,
inisiatif dan mandiri, keterampilan sosial dan lintas budaya, produktivitas dan
akuntabilitas, serta kepemimpinan dan tanggung jawab.
4. Karakteristik Kualitas Sumber Daya Manusia di Era Global Abad 21
Pembelajaran abad 21 dan keterampilan yang diharapkan untuk dimiliki
masyarakat abad 21 membimbing kita kepada pemahaman karakteristik kualitas
sumber daya manusia di abad 21. Sesuai dengan keterampilan abad 21 yang telah
dikemukakan, maka kualitas sumber daya manusia di abad 21 (Trilling & Fadel,
2009) adalah sebagai berikut.
DITA
KESIMPULAN
Masyarakat masa depan adalah masyarakat yang sebagian besar warganya
mempunyai orientasi hidup ke masa yang akan datang, yang memiliki ciri dan diprediksi
lebih maju dan lebih modern dari pada masyarakat masa lalu dan masyarakat masa kini,
terutama dalam aspek perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi. yang dimaksud
masyarakat masa depan adalah kehidupan masyarakat yang sedang dihadapi saat ini, menuju
pada masyarakat yang akan dihadapi pada masa yang akan datang, yang tidak lain adalah
masyarakat yang hidup di abad 21.