Anda di halaman 1dari 10

HISTOLOGI II

Oleh :
Nama : Anjar Sari
NIM : B1A016123
Rombongan : C1
Kelompok :7
Asisten : Rahmi Mutia Mawardi

LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN

Jaringan penyokong atau jaringan penguat merupakan jaringan yang berfungsi


untuk menyokong agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan
penyokong dibagi menjadi dua yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim (Mulyani,
2006). Jaringan kolenkim adalah jaringan penyokong yang masih muda, berdinding
tebal terutama pada sudut-sudutnya. Jaringan sklerenkim adalah jaringan yang terdiri
dari sel-sel yang sudah mati, dinding sel yang tidak elastis tetapi kuat. Jaringan
sklerenkim merupakan sel penunjang yang lebih umum, dinding sel sangat tebal
(Kimball, 1991).
Jaringan skelerenkim merupakan jaringan yang fungsi utamanya adalah juga
sebagai jaringan penguat tumbuhan (jaringan mekanik). Jaringan skelerenkim hanya
terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan, jadi pada organ tumbuhan yang telah tetap. Dengan terdapatnya
jaringan ini pada tumbuhan, akan memungkinkan alat-alat tumbuhannya bertahan
menghadapi segala tekanan dan desakan (Sutrian, 2004). Menurut bentuk sel, jaringan
skelerenkim dibedakan menjadi dua yaitu sklereida dan serabut skelerenkim. Serabut
sklerenkim dapat berasal dari jaringan sklerenkim maupun unsur xilem, sedangkan
trakeid hanya berasal dari unsur xilem (Puspawati et al., 2013).
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil
asimilasi dari daun ke seluruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-
garam mineral (Kimball, 1991). Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu xilem
dan floem (Mulyani, 2006). Proses pembentukan xilem dan floem yaitu dengan
menyerap karbon penting dalam pembelahan sel dan diferensiasi sel kambium yang
memerlukan energi (Gričar et al., 2014).

II. TUJUAN

Tujuan praktikum acara histologi II yaitu:


1. Mengamati macam-macam dan tipe jaringan penguat pada tumbuhan (kolenkim
dan sklerenkim).
2. Mengamati macam-macam susunan berkas pengangkut pada tumbuhan.
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara histologi II diantaranya


mikroskop, object glass, cover glass, pipet tetes, jarum preparat, dan silet.
Bahan-bahan yang digunakan adalah irisan melintang tangkai daun
seledri (Apium graveolens), irisan melintang batang kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis), irisan melintang batang hanjuang (Cordyline sp.), irisan melintang
batang jagung (Zea mays), dan akuades.

B. Metode

Metode yang dilakukan dalam praktikum acara histologi I antara lain:


1. Irisan melintang tangkai daun seledri (Apium graveolens), batang kembang
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), batang hanjuang (Cordyline sp.), dan batang
jagung (Zea mays) dibuat setipis mungkin dengan menggunakan silet. Irisan
diletakkan di atas kaca benda, ditetesi akuades, dan ditutup dengan kaca
penutup.
2. Preparat Apium graveolens dan Hibiscus rosa-sinensis diamati dibawah
mikroskop dengan perbesaran 100x, sedangkan preparat Cordyline sp. dan Zea
mays diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 400x.
3. Semua preparat diamati. Letak, susunan, tipe jaringan penguat dan berkas
pengangkut diperhatikan pada masing-masing preparat.
4. Semua preparat kemudian digambar dan diberi keterangan selengkapnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Keterangan :
1. Epidermis
2. Kolenkim
1
3. Klorenkim
4. Parenkim korteks
2
5. Berkas pengangkut
3 6. Empulur

4
Tipe kolenkim :
5 Lakuner

Gambar 1. Ø.L Batang Seledri (Apium graveolens) Perbesaran 100x

Keterangan :
1 1. Epidermis
2. Klorenkim
2 3. Kolenkim
4. Parenkim korteks
3
5. Sklerenkim
6. Empulur
4

5 Tipe kolenkim :
6 anguler

Gambar 2. Ø.L Batang Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Perbesaran


100x
Keterangan :
1. Parenkim korteks
1
2. Sklerenkim
3. Floem
2
4. Xilem
5. Buluh cincin
3
6. Ruang reksigen
4
Tipe berkas pengangkut :
5
kolateral tertutup
6

Gambar 3. Ø.L Batang Jagung (Zea mays) Perbesaran 400x

Keterangan :
1. Parenkim korteks
2. Xilem
3. Floem
1
Tipe berkas pengangkut :
2
konsentris amfivasal

Gambar 4. Ø.L Batang Hanjuang (Cordyline sp.) Perbesaran 400x


B. Pembahasan

Kolenkim merupakan salah satu jaringan penyokong pada tumbuhan


yang berfungsi untuk memberikan kekuatan dan melindungi secara mekanik
jaringan-jaringan di sekitarnya. Menurut tipe penebalan dindingnya, kolenkim
dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu (Mulyani, 2006):
1. Kolenkim sudut (angular): Penebalan berlangsung pada bagian-bagian
sudutnya, dan memanjang mengikuti sumbu sel. Contohnya, pada tangkai
daun Vitis sp, Begonia sp, Solanum tuberosum.
2. Kolenkim papan (lamellar): Penebalan terjadi pada dinding sel yang tangensial
(sejajar permukaan organ), sehingga pada irisan melintang terlihat seperti
papan yang berderet-deret. Contohnya, pada korteks batang Sambucus
javanica.
3. Kolenkim tubular (lakuna): Terdapat pada kolenkim yang mempunyai ruang-
ruang antarsel dan penebalan-penebalannya terjadi pada permukaan ruang-
ruang antara sel tersebut. Contohnya, pada tangkai daun Salvina, Malva, dan
Althaea
4. Kolenkim tipe cincin: Pada penampang lintang lumen sel berbentuk lingkaran,
pada waktu menjelang dewasa terlihat karena pada tipe sudut penebalan
bersambungan pada dinding sel, maka lumen tidak menyudut lagi.
Jaringan sklerenkim adalah jaringan pendukung atau penguat pada
tanaman. Penebalan lignin terletak pada sel primer dan sekunder dan dinding
menjadi sangat tebal. Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya
hilang jika sel dewasa. Sel-sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim terbagi 2 tipe
yaitu serabut sklerenkim dan sklereid yang keras. Serabut sklerenkim biasanya
memanjang dengan dinding berujung runcing pada penampang membujur.
Sklereid disebut sel batu karena dinding selnya keras. Selain mengandung selulosa
dinding selnya, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-
selnya menjadi kuat dan keras (Yatim, 1990).
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari xilem yang
menggunakan jaringan pengangkut air, dan floem sebagai jaringan pengangkut
bahan organik (bahan-bahan makanan). Xilem dan floem bersama-sama sering
disebut sebagai berkas pengangkut (berkas vaskular). Xilem merupakan jaringan
kompleks karena terdiri dari beberapa tipe sel yang berbeda, baik yang hidup
maupun tidak hidup, penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran
transpor dan penyokong. Xilem juga dapat mempunyai serabut sklerenkim sebagai
jaringan penguat, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berfungsi dalam berbagai
kegiatan metabolisme. Floem merupakan jaringan kompleks, terdiri dari beberapa
unsur dengan tipe yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim,
serabut, dan sklereid. Kadang-kadang ada sel atau jaringan sekretori yang
bergabung di dalamnya, misalnya kelenjar getah. Fungsi floem sebagai jaringan
translokasi bahan organik (asimilat) yang terutama berisi karbohidrat. Dalam
jumlah kecil ditemukan juga asam amino dan hormon (Soerodikoesoemo, 1993).
Berkas pengangkut berdasarkan posisi xilem dan floem dapat dibedakan
menjadi 3 tipe, yaitu (Kimball, 1991):
1. Tipe kolateral: Jika berkas pengangkut xilem dan floem terletak berdampingan.
Floem berada di bagian luar dari xilem. Tipe kolateral dibagi menjadi dua,
yaitu kolateral terbuka dan kolateral tertutup. Jika antara xilem dan floem
terdapat kambium maka disebut kolateral terbuka, dapat dijumpai pada
dicotyledon dan gymnospermae. Kolateral tertutup, antara xilem dan floem
tidak terdapat kambium misalnya pada monocotyledon.
2. Tipe konsentris: Apabila xilem dikelilingi floem atau sebaliknya. Tipe
konsentris ada dua yaitu konsentris amfikribral jika xilem dikelilingi floem,
dan konsentris amfivasal jika floem dikelilingi xilem.
3. Tipe radial: Apabila xilem dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari
lingkaran. Contoh pada akar monocotyledon.
Berdasarkan hasil praktikum dan pengamatan, dapat diketahui bahwa:
a. Irisan melintang batang seledri (Apium graveolens) dari Apiaceae dengan
perbesaran 100x terdiri dari epidermis, kolenkim, klorenkim, parenkim
korteks, berkas pengangkut, empulur, serta tipe kolenkimnya adalah lakunar.
Menurut Mulyani (2006), kolenkim tubular (lakuna) terdapat pada kolenkim
yang mempunyai ruang-ruang antarsel dan penebalan-penebalannya terjadi
pada permukaan ruang-ruang antara sel tersebut.
b. Irisan melintang batang kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dari
Malvaceae dengan perbesaran 100x terdiri dari epidermis, klorenkim,
kolenkim, parenkim korteks, sklerenkim, empulur, serta tipe kolenkimnya
yaitu angular. Menurut Maryati (2004), bahwa pada jaringan kolenkim angular
sel-selnya memiliki dinding yang tipis dengan penebalan di sudut-sudut sel
dengan bentuk sel yang beragam, sedangkan jaringan sklerenkim sel-selnya
mengalami penebalan di seluruh bagian sel. Sklerenkim dapat berasal dari
kolenkim yang mengalami penebalan lebih lanjut.
c. Bagian-bagian yang teramati pada irisan melintang batang jagung (Zea mays)
dari Poaceae perbesaran 400x adalah parenkim korteks, sklerenkim, floem,
xilem, buluh cincin, ruang reksigen, dan tipe berkas pengangkutnya yaitu
kolateral tertutup. Menurut Kimball (1991), kolateral tertutup merupakan tipe
kolateral antara xilem dan floem tidak terdapat kambium misalnya pada
monocotyledon.
d. Bagian-bagian yang teramati pada irisan melintang batang hanjuang
(Cordyline sp.) dari Asparagaceae dengan perbesaran 400x antara lain
parenkim korteks, xilem, dan floem. Tipe berkas pengangkut pada tumbuhan
ini ialah konsentris amfivasal. Menurut Iserep (1993), tipe kosentris yaitu bila
xilem dikelilingi floem atau sebaliknya. Jika floem mengelilingi xilem disebut
kosentris amfikibral, misalnya pada batang tumbuhan Pterodophyta,
sedangkan jika xilem mengelilingi floem disebut kosentris amfivasal, misalnya
ditemukan pada beberapa dikotil.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai


berikut:
1. Tipe kolenkim pada irisan melintang batang seledri (Apium graveolens) adalah
lakunar, sedangkan pada irisan melintang batang kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) adalah angular. Kolenkim tipe lakunar yaitu penebalan dinding
sel pada daerah-daerah yang berbatasan dengan ruang antar sel, bentuk sel
tidak teratur, dan banyak ruang antar sel berbentuk pita. Kolenkim tipe angular
merupakan penebalan dinding sel pada bagian-bagian sudut sel, susunan sel
tidak teratur, dan tanpa ruang antar sel.
2. Tipe berkas pengangkut pada irisan melintang batang jagung (Zea mays)
adalah kolateral tertutup, sedangkan pada irisan melintang batang hanjuang
(Cordyline sp.) adalah konsentris amfivasal. Kolateral tertutup jika bagian
xilem berdampingan dengan bagian floem, xilem disebelah dalam, floem
disebelah luar, dan diantaranya tidak terdapat kambium. Tipe konsentris
amfivasal merupakan tipe konsentris dengan bagian floem dikelilingi bagian
xilem.

B. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah sebaiknya lembar sementara segera di-
acc terlebih dahulu karena digunakan untuk menyusun laporan. Laporan praktikum
sebelumnya tak apa telat dinilainya.
DAFTAR REFERENSI

Gričar, J., Prislan, P., Gryc, V., Vavrčík, H., & Čufar, Martin de Luis Katarina. 2014.
Plastic and locally adapted phenology in cambial seasonality and production
of xylem and phloem cells in Picea abies from temperate environments. Tree
Physiology, 34(8), pp. 869-881.

Iserep, S. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Bandung : ITB.

Kimball, J. W. 1991. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Maryati. 2004. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Phibeta.

Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius.

Puspawati, N. M., Kriswiyanti, E., & Junitha, I. K. 2013. Profil Struktur Serat Ibu
Tangkai Daun Antara Induk dan Anakan Kelapa (Cocos nucifera L “Rangda”).
Jurnal Simbiosis, 1(2), pp. 70-78.

Soerodikoesoemo, W. 1993. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Penerbit


Universitas Terbuka, Depdikbud.

Sutrian, Y. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (tentang sel dan jaringan).


Jakarta : Rineka Cipta.

Yatim, W. 1990. Histologi. Bandung : Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai