Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN SENI PERTUNJUKAN

NILAI WISATA BUDAYA SENI PERTUNJUKAN SAUNG ANGKLUNG


UDJO KOTA BANDUNG SEBAGAI PEMBELAJARAN

Melita Akhiriyah

Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang

E-mail: melitaakhiriyah30@gmail.com

ABSTRAK

Banyaknya seni pertunjukan yang diperkenalkan di Indonesia, salah satunya adalah kota
Bandung. Bandung menjadi salah satu tujuan untuk liburan yang paling populer. Bandung
juga mempunyai tempat wisata sebagai pembelajaran, salah satunya adalah Saung Angklung
Udjo. Saung Angklung Udjo berdiri sejak tahun 1966 sampai sekarang. Saung ini didirikan
oleh seniman angklung bernama Udjo Ngalagena atau dikenal sebagai Mang Udjo dan
istrinya yang bernama Uum Sumiati. Hasil ini menunjukkan bahwa Saung Angklung Udjo
memiliki daya tarik wisata dengan nilai-nilai budayanya, yaitu nilai kehidupan manusia, nilai
hubungan manusia dengan alam sekitar, nilai manusia dari aspek waktu, nilai manusia dari
makna kerja dan amal perbuatan, nilai hubungan manusia dengan manusia yang lain dan seni
pertunjukan sebagai pembelajaran.

Kata Kunci : seni pertunjukan, nilai budaya, daya tarik wisata, pembelajaran.

ABSTRACT

Many performing arts were introduced in Indonesia, one of which is the city of Bandung.
Bandung is one of the most popular vacation destinations. Bandung also has tourist
attractions for learning, one of which is Saung Angklung Udjo. Saung Angklung Udjo was
founded in 1966 until now. This saung was founded by an angklung artist named Udjo
Ngalagena or known as Mang Udjo and his wife, Uum Sumiati. These results indicate that
Saung Angklung Udjo has a tourist attraction with its cultural values, namely the value of
human life, the value of human relations with the natural surroundings, the value of humans
from the aspect of time, the value of humans from the meaning of work and deeds, the value
of human relations with humans who are others and performing arts as learning.

Keywords: performing arts, cultural values, tourist attraction, learning.


PENDAHULUAN

Seni pertunjukan adalah sebuah seni yang digunakan sebagai bahan pertunjukan yang
dilakukan individu maupun kelompok untuk mengekspresikan atau menyampaikan pesan
moral kepada penonton dalam pertunjukan, baik dalam bentuk dialog maupun gerakan. Seni
pertunjukan menghasilkan sebuah pentas seni sebagai hiburan, pendidikan, dan sebagainya.
Sejalan dengan pendapat Bagus Susetyo (2007: 1-23) seni pertunjukan adalah sebuah
ungkapan budaya, wahana untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan perwujudan norma-
norma estetik-artistik yang berkembang sesuai zaman, dan wilayah dimana bentuk seni
pertunjukan itu tumbuh dan berkembang. Dikutip dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Kedua (1990: 1087), kata ‘pertunjukan’ diartikan sebagai sesuatu yang dipertunjukan;
tontonan(bioskop, wayang, dan sebagainya); pameran (barang-barang).

Banyaknya seni pertunjukan yang diperkenalkan di Indonesia, salah satunya adalah


kota Bandung. Bandung terletak di wilayah Jawa Barat yang ada di Indonesia. Bandung
merupakan Ibukota Provinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Barat. Selain disebut sebagai kota
fashion, wisata, kuliner, dan sebagainya. Kota Bandung ini memiliki tiga julukan, yaitu : (1)
Paris Van Java, menurut Haryanto Kunto (dalam buku Wajah Bandoeng Parijs Van Java)
mengatakan bahwa adanya pasar malam Jaarbeurs untuk orang Eropa yang tinggal sekitaran
Bandung, (2) Kota Kembang, menurut Haryoto Kunto (dalam buku Bandoeng Tempo
Doeloe), istilah Kota Kembang berasal dari istilah kembang dayang. Menurut beliau,
kembang dayang sering jadi istilah untuk menyebut wanita penghibur dalam bahasa Sunda,
(3) Bandung Lautan Api, istilah ini muncul pertama kali dari koran Suara Merdeka pada
tanggal 26 Maret 1946 dengan judul “Bandoeng Lautan Api” yang menulis berita tentang
pemandangan Kota Bandung yang terbakar.

Bandung menjadi salah satu tujuan untuk liburan yang paling populer. Bandung juga
mempunyai tempat wisata sebagai pembelajaran, salah satunya adalah Saung Angklung Udjo.
Saung Angklung Udjo adalah sebagai salah satu wisata budaya yang memiliki pertunjukan
dari kerajinan bambu berupa angklung. Saung Angklung Udjo berdiri sejak tahun 1966
sampai sekarang. Saung ini didirikan oleh seniman angklung bernama Udjo Ngalagena atau
dikenal sebagai Mang Udjo dan istrinya yang bernama Uum Sumiati. Kehadiran Saung
Angklung Udjo ini menjadikan sebagai pembelajaran untuk mengenal lebih jauh tentang
angklung dengan mengundang dari berbagai sekolah untuk melestarikan dan
mengembangkan kebudayaan tersebut melalui sarana pendidikan. Pengunjung Saung
Angklung Udjo bukan hanya wisatawan nusantara, tetapi dari mancanegara juga mendatangi
untuk menonton pertunjukan angklung. Selain sebagai seni pertunjukan angklung, kita juga
bisa belajar bermain angklung, berbelanja cendera mata khas dari Saung Angklung Udjo.

Karya seni adalah suatu produk budaya di dalam bangsa yang tidak ternilai harganya.
Menjadikan tempat seni dilahirkan sebagai destinasi wisata untuk memperkenalkan seni
budaya. Pertunjukan Saung Angklung Udjo juga menyediakan sarana tempat untuk
pembuatan dan penyimpanan angklung yang akan diperjualbelikan. Setiap kunjungan ke
Saung Angklung Udjo ini dapat menyaksikan sebuah pertunjukan dan bagaimana cara
pembuatan angklung yang terbuat dari bambu.
Menurut Mathieson & Wall dalam Pitana dan Gyatri (2005), bahwa parisiwata adalah
kegiatan perpindahan orang untuk sementara waktu ke destinasi diluar tempat tinggal dan
tempat bekerjanya dan melaksanakan kegiatan selama di destinasi dan juga penyiapan-
penyiapan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu, perlunya melakukan
kerjasama dalam suatu organisasi yang bergerak dalam bidang industri pariwisata, adanya
promosi dalam kunjungan pariwisata ke Saung Angklung Udjo yang bukan hanya semata-
mata untuk mendapatkan keuntungan, tetapi menarik perhatian masyarakat dalam
melestarikan seni budaya. Sebuah objek wisata yang memiliki keindahan, keunikan, dan
keanekaragaman akan nilai dan budaya menjadikan daya tarik untuk masyarakat sehingga
tempat wisata di Indonesia banyak menjadi destinasi wisatayang dikunjungi. Adanya
pariwisata bukan hanya semata-mata pada aspek materi ataupun fisik, akan tetapi perlu
menerapkan nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia.

Norrizal (2000) mengatakan bahwa pertunjukan sebagai suatu akhir dari akumulasi
proses kreatif diusung oleh beberapa varian, dimana adanya keterkaitan antara unsur yang
satu dengan unsur yang lain untuk saling mengisi dalam satu kesatuan yang utuh, yang satu
tidak bisa dipisahkan dari yang lainnya, karena hilangnya satu unsur dari varian tersebut akan
mengurangi kualitas akhir dari bentuk yang ditampilkan. Penjelasan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa adanya budaya dapat melestarikan suatu budaya yang ada sebagai aspek
parawisata dalam meningkatkan jumlah wisatawan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono


(2018) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel yang lain. Menurut Saryono (2010), penelitian kualitatif
adalah penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan
menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan,
diukur atau digambarkan melalui pendekatan kualitatif.

Data penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002) dijelaskan bahwa data penelitian segala bentuk
fakta dan angka yang bisa dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Sehingga fakta
dalam bentuk apapun nantinya bisa dijadikan data untuk penelitian, dan sumbernya sendiri
bisa dari sumber manapun yang terpercaya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
berupa penjelasan mengenai Saung Angklung Udjo sebagai pendidikan.

Sumber data

Menurut Siswantoro (2010) menjelaskan bahwa sumber data terkait dengan subjek
penelitian dari mana data diperoleh. Pada penelitian ini, menggunakan sumber data sekunder.
Menurut Sugiyono (2015) data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Pada penelitian ini,
sumber data diperoleh dari media sosial yang diperoleh.

Teknik pengumpulan data

Menurut Sugiyono (2016: 193) teknik pengumpulan data adalah suatu langkah yang
dinilai strategis dalam penelitian, karena mempunyai tujuan yang utama dalam memperoleh
data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca catat
yang berupa informasi mengenai Saung Angklung Udjo.

Teknik analisis data

Pada penelitian ini membahas tentang nilai wisata budaya yang ada pada Saung
Angklung Udjo Kota Bandung sebagai pembelajaran.

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini yang dianalisis adalah nilai wisata budaya seni pertunjukan Saung
Angklung Udjo sebagai bahan pembelajaran di sekolah. Saung Angklung Udjo Angklung
adalah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu, kemudian dibentuk untuk
menghasilkan alunan musik yang indah dan angklung ini dikembangkan oleh masyarakat
Sunda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) angklung alat musik tradisional
yang dibuat dari tabung bambu.

Saung Angklung Udjo adalah sebuah destinasi wisata budaya Indonesia yang berada
di Kota Bandung yang berlokasi di Jln. Padasuka Nomor 118, Pasirlayung, Kec. Cibeunying
Kiduk, Kota Bandung, Jawa Barat. Saung Angklung Udjo sudah berdiri sejak 1966 yang
didirikan oleh seniman angklung bernama Mang Udjo dan istrinya bernama Uum Sumiati.
Budaya dalam tradisi Sunda yang sudah melekat dalam pertunjukan seni tradisional angklung
ini supaya tetap terjaga dalam melestarikan budaya khas Jawa Barat.

Saung Angklung Udjo menjadi wisata dalam mengenalkan alat musik tradisional
melalui pariwisata yang dilakukan karena memiliki daya tarik dalam pertunjukan.
Pertunjukan angklung di tempat ini dilaksanakan pada pukul 15.30 sampai 17.30, akan tetapi
waktu dapat berubah dari kebijakan pengelola Saung Angklung Udjo tersebut.

Beberapa pementasan seni yang ada di Saung Angklung Udjo, sebagai berikut :

1. Pertunjukan Angklung

Dalam pementasan seni musik angklung ini dibuat dengan gaya modern supaya
penonton dalam menikmatinya. Angklung ini dimainkan bukan hanya lagu Sunda saja,
tetapi dapat juga mengiringi berbagai jenis lagu yang lagi hitsdi zaman sekarang. Hal ini
membuktikan bahwa musik tradisional dapat bertransformasi dengan mengikuti zaman
tanpa menghilangkan nilai tradisi dan budayanya. Pertunjukan angklung ini menjadi
keunikan serta membuat daya tarik bagi pengunjung karena pengunjung yang datang dari
tempat jauh hanya untuk menyaksikan sebuah pertunjukan angklung di Saung Angklung
Udjo.

2. Pertunjukan Tari Topeng

Tari topeng adalah tari tradisional yang berasal dari tanah pasundan. Tari topeng ini
menceritakan tentang kerajaan Majapahit yang menyelidiki kerajaan Blambangan. Oleh
karena itu, mereka menari menggunakan topeng sebagai penyamaran untuk melawan
Prabu Menakjingga. Tari topeng dalam Saung Angklung Udjo ini menjadikan salah satu
pertunjukan seni yang ada. Sebagai wisatawan yang menonton pertunjukan, juga dapat
ikut menari.

3. Pertunjukan Wayang Golek

Wayang golek adalah salah satu budaya Sunda yang ada di Saung Angklung Udjo.
Wayang golek ditampilkan dalam pertunjukan yang mempunyai banyak pesan moral
sebagai pembelajaran yang di dapat. Pertunjukan ini menjadi salah satu dalam
mengangkat kembali ekistensi dalam seni yang semakin langka. Adanya pertunjukan
wayang golek untuk dapat dikenal kembali banyak orang.

Nilai Budaya Seni Pertunjukan Saung Angklung Udjo

Pertunjukan Saung Angklung Udjo adalah sebuah pertunjukan yang sangat penting dalam
melestarikan budaya angklung karena menjadi bagian dari budaya masyarakatnya. Dalam
Saung Angklung Udjo ini mengadakan sebuah pelatihan yang bisa diikuti oleh anak-anak
untuk terus belajar dalam mengembangkan budaya tersebut. Saung Angklung Udjo ini
mwmiliki daya tarik wisata dengan nilai-nilai budaya, sebagai berikut :

- Sifat manusia atau arti dari kehidupan manusia


Sifat manusia adalah sebuah sifat yang dimiliki manusia untuk lebih
memahami kepribadian manusia dan dapat mengenali karakter manusia dalam
kehidupan sosialnya yang berbeda. Hal ini dikaitkan dalam pertunjukan di Saung
Angklung Udjo, dimana adanya keterkaitan antara manusia satu dengan manusia
lainnya untuk saling melengkapi. Seperti yang disampaikan bahwa penonton
menyukai sesuatu yang berbeda. Oleh itu, Saung Angklung Udjo membuat seni
pertunjukan yang berbeda dengan pertunjukan lain dalam pementasannya.
- Sifat manusia tentang arti hubungan manusia dengan alam sekitarnya
Pada pertunjukan Saung Angklung Udjo terciptanya hubungan manusia
dengan alam, karena manusia yang membuat dan menggunakan alat musik angklung
yang terbuat dari bambu. Tempat Saung Angklung Udjo juga dipenuhi oleh
pepohonan bambu sebagai pelestarian alam.
- Persepsi manusia terhadap waktu
Pertunjukan Saung Angklung Udjo yang dibatasi oleh waktu dalam
pertunjukannya. Hal ini supaya memanfaatkan waktu sebaik mungkin di setiap lagu
yang dibawakan juga akan berbeda.
- Makna kerja dan amal perbuatan
Pertunjukan Saung Angklung Udjo adalah aktivitas para pemain dalam
memainkan angklung di pertunjukannya. Melalui pertunjukan ini, membuat pemain
harus menghasilkan sebuah alunan musik yang indah supaya penonton tidak kecewa
dalam pementasan. Dengan bermain angklung juga adalah amal perbuatan yang dapat
dinikmati penonton sebagai bahan hiburan dan pembelajaran untuk mengenalkan
budaya angklung kepada setiap penonton.
- Hubungan manusia dengan manusia yang lain
Pertunjukan Saung Angklung Udjo ini menghasilkan sebuah hubungan
manusia dengan manusia yang lain. Hubungan yang dibentuk antara banyaknya
pemain dan penonton untuk terciptanya kenyamanan dalam pertunjukan.

Seni Pertunjukan Angkung Sebagai Pembelajaran

Banyaknya sebuah kebudayaan di Indonesia, salah satunya adalah angklung.


Angklung adalah alat musik tradisional khas Jawa Barat yang terbuat dari bambu. Bambu
yang digunakan adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada
yang dihasilkan juga berbeda dari bunyi tabung bambu yang dibentuk dalam ukuran kecil
hingga besar. Angklung dimainkan dengan cara menggoyangkan. Sekarang ini sudah jarang
orang yang mau mempelajari budaya angklung, namun di Saung Angklung Udjo budaya
angklung masih menjadi ciri khas yang berasal dari Jawa Barat dalam memperkenalkan dan
melestarikan budaya tersebut. Pertunjukan yang ada di Saung Angklung Udjo bukan hanya
sebagai hiburan, tetapi juga sebagai pembelajaran. Dari sini, kita dapat belajar untuk
mengetahui tentang angklung dan bagaimana cara memainkan alat musik yang terbuat dari
bambu tersebut. Saung Angkung Udjo yang berkembang pesat dalam pertunjukan membuat
para pengunjung mendatangi untuk melihat dan belajar secara langsung.

KESIMPULAN

Bandung menjadi salah satu tujuan untuk liburan yang paling populer. Bandung juga
mempunyai tempat wisata sebagai pembelajaran, salah satunya adalah Saung Angklung Udjo.
Saung Angklung Udjo menjadi wisata dalam mengenalkan alat musik tradisional melalui
pariwisata yang dilakukan karena memiliki daya tarik dalam pertunjukan. Dalam pertunjukan
di Saung Angklung Udjo, dimana adanya keterkaitan antara manusia satu dengan manusia
lainnya untuk saling melengkapi. Saung Angklung Udjo terciptanya hubungan manusia
dengan alam, karena manusia yang membuat dan menggunakan alat musik angklung yang
terbuat dari bambu. Saung Angklung Udjo yang dibatasi oleh waktu dalam pertunjukannya.
Hal ini supaya memanfaatkan waktu sebaik mungkin di setiap lagu yang dibawakan juga
akan berbeda. Melalui pertunjukan ini, membuat pemain harus menghasilkan sebuah alunan
musik yang indah supaya penonton tidak kecewa dalam pementasan. Dengan bermain
angklung juga adalah amal perbuatan yang dapat dinikmati penonton sebagai bahan hiburan
dan pembelajaran untuk mengenalkan budaya angklung kepada setiap penonton. Saung
Angklung Udjo ini menghasilkan sebuah hubungan manusia dengan manusia yang lain.
Hubungan yang dibentuk antara banyaknya pemain dan penonton untuk terciptanya
kenyamanan dalam pertunjukan. Pertunjukan yang ada di Saung Angklung Udjo bukan hanya
sebagai hiburan, tetapi juga sebagai pembelajaran. Dari sini, kita dapat belajar untuk
mengetahui tentang angklung dan bagaimana cara memainkan alat musik yang terbuat dari
bambu tersebut. Saung Angkung Udjo yang berkembang pesat dalam pertunjukan membuat
para pengunjung mendatangi untuk melihat dan belajar secara langsung.

SARAN

Adanya sebuah pertunjukan di Saung Angklung Udjo dapat menyarankan masyarakat


untuk lebih memahami tentang nilai-nilai budaya yang ada melalui pertunjukan tersebut.
Supaya budaya tradisional yang berasal dari Sunda ini tidak dilupakan oleh masayarakat,
karena kurangnya peminat dalam memainkan alat musik yang terbuat dari bambu ini,
sehingga diperlukannya pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Rita Milyartini. 2012. Saung Angklung Udjo Sebuah Model Transformasi Nilai Budaya
Melalui Pembinaan Seni Untuk Membangun Ketahanan Budaya.

Syarifuddin, Didin. 2016. Nilai Wisata Budaya Seni Pertunjukan Saung Angklung Udjo Kota
Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Jurnal Manajemen Resort dan Leisure, 13(2).

https://kemenparekraf.go.id/ragam-ekonomi-kreatif/Pertunjukan-Kolosal-Saung-Angklung-
Mang-Udjo-yang-Mendunia

https://www.google.com/amp/s/katadata.co.id/amp/safrezifitra/berita/60ac75d7bf64e/saung-
angklung-udjo-wisata-budaya-dan-edukasi

Anda mungkin juga menyukai