Anda di halaman 1dari 4

Karakterisasi dan Penyebaran Reservoir Minyak dan Gas Bumi Menggunakan

Metode Inversi Impedansi Akustik dan Klasifikasi Fasies Seismik

Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang masih sangat
dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia baik itu di negara berkembang maupun
di negara maju. Penelitian dan pencarian minyak dan gas bumi tersebut sudah
dilakukan sejak jaman dahulu, dari metode yang paling sederhana sampai metode
canggih yang saat ini pun masih terus dikembangkan. Salah satu langkah dalam
penelitian dan pencarian minyak dan gas bumi adalah dengan mengetahui
karakteristik fisik batuan yang menyimpannya, yang dalam hal ini dapat diketahui
dari data geofisika yaitu seismik tiga dimensi dan juga data log tali kawat dari sumur.
Integrasi antara metode geofisika yang paling mutakhir dan data log tali kawat dari
sumur diharapkan dapat memudahkan ahli geologi dan geofisika dalam memahami
karakteristik dari batuan yang menyimpan minyak dan gas bumi atau disebut sebagai
reservoir.

Dalam memahami karakteristik fisik dari reservoir, maka pengetahuan tentang batuan
reservoir sangat diperlukan bagi seorang ahli geologi maupun ahli geofisika. Batuan
reservoir secara umum terdiri dari batuan sedimen, baik itu sedimen silisiklastik
maupun batuan karbonat, bahkan di beberapa lokasi terdapat pula reservoir batuan
vulkanik. Masing – masing batuan tersebut mempunyai karakteristik fisik yang
berbeda. Karakteristik fisik tersebut antara lain porositas, permeabilitas, saturasi, dan
kompresibilitas.

Beberapa karakteristik fisik dari batuan reservoir dapat di analisis menggunakan


metode geofisika. Dalam tulisan kali ini akan dijelaskan mengenai analisis
karakteristik fisik batuan reservoir yaitu porositas menggunakan integrasi antara
metode inversi impedansi akustik dan metode klasifikasi fasies seismik. Kedua
metode tersebut menggunakan data seismik tiga dimensi dan beberapa data log tali
kawat yaitu log Gamma Ray (GR), densitas (RHOB), dan cepat rambat gelombang
(DT). Hasil dari metode ini adalah berupa peta penyebaran porositas yang dapat kita
validasi menggunakan data log GR, sehingga dapat dihasilkan peta penyebaran
batuan reservoir.

Metode inversi impedansi akustik adalah suatu metode untuk mengubah data seismik
menjadi data sumur semu yang memiliki kesamaan karakter dengan sumur asli. Pada
prinsipnya, tipe batuan reservoir dan nilai porositasnya dapat diketahui dan dihitung
menggunakan data log densitas (RHOB) dari sumur asli. Akan tetapi, penyebaran dari
batuan reservoir tersebut tidak dapat diketahui hanya dengan menggunakan data
sumur, oleh karenanya diperlukan data seismik yang secara lateral lebih bisa
menggambarkan penyebarannya. Hubungan antara porositas, impedansi akustik dan
tipe batuan dapat diketahui secara matematis dari rumus berikut:
AI = V x ρ (I.1)
dengan:
AI = Impedansi Akustik
V = Cepat Rambat Gelombang P
ρ = Densitas Batuan

Berdasarkan rumus tersebut, dapat dilakukan metode inversi untuk mengubah data
seismik yang merupakan gabungan amplitudo menjadi data reflektansi impedansi
akustik.

Metode inversi impedansi akustik ini adalah metode kuantitatif dalam penentuan
karakteristik fisik batuan reservoir sehingga interpretasi dari hasil metode didasarkan
pada nilainya. Nilai impedansi akustik yang tinggi menandakan batuan tersebut
memiliki nilai densitas yang tinggi, yang bisa diinterpretasikan sebagai batulempung
atau serpih. Nilai densitas yang tinggi tersebut juga bisa diinterpretasikan bahwa
batuan tersebut memiliki porositas yang kecil, sedangkan nilai impedansi akustik
yang rendah bisa diartikan bahwa batuan tersebut memiliki nilai densitas yang lebih
kecil yang bisa diinterpretasikan sebagai batuan yang memiliki porositas relatif tinggi
yaitu batupasir.

Interpretasi lebih lanjut dari metode ini adalah dengan memvalidasi hasil inversi
impedansi akustik tersebut dengan log Gamma Ray (GR). Log GR adalah salah satu
log tali kawat yang mengukur kandungan radioaktif dalam suatu batuan. Batuan yang
memiliki kandungan radioaktif tinggi terdapat pada batuan dengan ukuran butir yang
halus sampai sangat halus yaitu serpih atau batulempung, sedangkan yang memiliki
kandungan radioaktif rendah adalah batuan dengan ukuran butir yang lebih kasar
yaitu batupasir atau batuan karbonat. Sehingga batuan dengan nilai GR yang tinggi
adalah batulempung atau serpih, sedangkan batuan dengan nilai GR yang rendah
adalah batupasir atau batuan karbonat. Dari penjelasan mengenai impedansi akustik
sebelumya, dapat disimpulkan bahwa dalam kondisi ideal, maka batuan dengan nilai
AI tinggi akan berkorelasi dengan nilai GR yang rendah, sedangkan nilai AI yang
rendah akan berkorelasi dengan nilai GR yang tinggi. Validasi ini bisa dilakukan
dengan membuat grafik hubungan antara AI dan GR, yang akan menunjukkan
hubungan linear yang negatif.

Metode geofisika lainnya yang dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik dan
penyebaran reservoir adalah dengan klasifikasi fasies seismik. Terminologi fasies
seismik disini berbeda dengan fasies secara geologi. Fasies seismik adalah perubahan
bentuk amplitudo seismik dikarenakan respon dari masing–masing jenis batuan.
Metode ini menggunakan konsep statistik untuk mengelompokkan masing–masing
bentuk amplitudo. Bentukan amplitudo yang mencirikan batupasir akan berbeda
dengan bentuk amplitudo dari serpih. Diperlukan data log GR untuk memvalidasi
setiap bentukan tersebut. Metode ini lebih bersifat kualitatif dalam penentuan jenis
batuan reservoir.

Dari kedua metode geofisika tersebut, maka akan didapatkan masing – masing hasil
penyebaran batuan reservoir yang berupa penampang AI dan penampang fasies
seismik yang dapat digunakan untuk interpretasi dengan lebih baik mengenai
penyebaran reservoir. Peta penyebaran reservoir (batupasir) didapatkan dengan cara
membuat ekstrak dari penampang tersebut pada garis interpretasi waktu (time horizon
interpretation) dari lapisan yang kita duga sebagai reservoir, begitu juga dengan peta
penyebaran porositas didapatkan dari ekstrak penampang AI pada garis interpretasi
waktu. Peta penyebaran reservoir dan peta penyebaran porositas tersebut ditindihkan
satu dengan yang lain (overlay), sehingga akan dapat di lihat pola penyebaran batuan
reservoir dengan lebih baik dan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai