PERCOBAAN 1
ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF BAHAN BAKU
PARASETAMOL DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV-SINAR TAM-
PAK
Disusun Oleh :
Kelompok 3/A
Yosi Alviani Lestari (10060316089)
Ahmad Sofyan (10060316090)
Alya Maula Gebina (10060316091)
Fakhrur Razid (10060316092)
Rizki Riyanto (10060316093)
Mubarik Ahmad (10060316094)
B. Jenis-jenis Spektrofotometri
Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasarkan sumber cahaya
yang digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Spektrofotometri Vis (Visible)
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/en-
ergy dalah cahaya tampak (Visible). Cahaya visible termasuk spectrum
elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelom-
bang sinar tampak adalah 380-750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat
dilihat oleh mata manusia, maka sinar tersebut termasuk kedalam sinar
tampak (Visible).
b. Spektrofotometri UV (Ultra Violet)
Berbeda dengan spektrofotometri Visible, pada spektrofometri UV
berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki pan-
jang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan
lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hydrogen. Dia merupakan
isotop hydrogen yang stabil tang terdapat berlimpah dilaut dan didaratan.
Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata manusia maka senyawa
yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak
memiliki warna. Bening dan transparan.
c. Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri
UV dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber
cahaya UV dan sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih
canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV
dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator. Penyer-
apan sinar uv dan sinar tampak oleh molekul, melalui 3 proses yaitu:
1. Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan electron anti ikatan.
2. Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul kompleks
3. Penyerapan oleh perpindahan muatan.
Interaksi antara energy cahaya dan molekul dapat digambarkan sbb :
E = hv
C. Paracetamol
Rumus Kimia : C8H9NO2
Sinonim : Acetaminofen (N-Acetyl–p–aminophenol)
Kandungan : Paracetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih
dari 101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat anhidrat
Pemerian : Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam
13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian
propilenglikol P, larut dalam larutan alkali hidroksida (Anonim,
1979). Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidoksida 1 N;
mudah larut dalam etanol
Khasiat : Paracetamol merupakan derivat dari asetanilida yang merupakan
metabolit dari fenasetin yang dahulu banyak digunakan sebagai
analgetikum, tapi pada tahun 1978 ditarik dari peredaran karena
efek sampingnya berupa nefrotoksisitas dan karsinogen. Khasiat
dari paracetamol ini adalah sebagai analgesik dan antipiretik, tetapi
tidak untuk antiradang. Dewasa ini paracetamol dianggap sebagai
zat antinyeri yang paling aman juga untuk swamedikasi (pengob-
atan sendiri) (Tjay dan Rahardja., 2008).
Spektrum Serapan UV : Larutan asam 245 nm 245 (A11=668a); larutan alkali
257 nm (A11=715a) (Moffat, et al., 2004)
III. MSDS
1. Parasetamol
Gambar 3.1 Struktur Parasetamol
V. Prosedur
5.1. Analisis Kualitatif Larutan Standar
Baku pembanding parasetamol ditimbang 25 mg dan masukkan ke dalam
labu takar 50 ml. Kemudian dilarutkan didalam HCl 0,1 N dalam metanol (1
dalam 100). Larutan dikocok hingga homogen. 1,0 ml larutan tersebut dipipet
kedalam labu takar 10 ml. Kemudian diencerkan dengan HCl 0,1 N dalam
metanol (1 dalam 100). 1,0 ml larutan tersebut dipipet dan diencerkan hingga 10
ml didalam labu takar 10 ml.
5.2. Analisis Kualitatif Larutan Standar
Baku pembanding parasetamol ditimbang 25 mg dan masukkan ke dalam
labu takar 50 ml. Kemudian dilarutkan didalam HCl 0,1 N dalam metanol (1
dalam 100). Larutan dikocok hingga homogen. 1,0 ml larutan tersebut dipipet
kedalam labu takar 10 ml. Kemudian diencerkan dengan HCl 0,1 N dalam
metanol (1 dalam 100). 1,0 ml larutan tersebut dipipet dan diencerkan hingga 10
ml didalam labu takar 10 ml.
Spektrum UV larutan standard an larutan uji dibandingkan. Spektrum UV
larutan standar dan larutan uji harus menunjukkan panjang gelombang (λ) yang
memberikan absorbansi maksimum dengan nilai yang sama.
5.3. Analisis Kuantitatif Larutan Standar
15 mg baku pembanding parasetamol ditimbang dengan seksama kedalam
labu takar 50 ml. 5 ml metanol ditambahkan kedalam labu takar tersebut. Kemu-
dian diencerkan dengan air destilasi hingga tanda batas. Larutan dikocok hingga
homogen (larutan stok pembanding 300 ppm). Larutan 1; 1,5 ; 2 ; 2,5 ; 3 ; 3,5 ;
dan 4 ml larutan stok baku pembanding dipipet masing-masing kedalam labu
takar 50 ml. Kemudian diencerkan dengan air destilasi hingga tanda batas. Diper-
oleh satu seri larutan standar dengan konsentrasi masing-masing 3 ; 4,5 ; 6 ; 7,5 ;
9 ; 10,5 ; 12 ppm.
5.4. Analisis Kuantitatif Larutan Uji
37,5 mg bahan baku parasetamol yang akan ditentukan kadarnya ditim-
bang dengan seksama. Kemudian dimasukkan kedalam labu takar 50 mL. 5 ml
metanol ditambahkan kedalamnya, kemudian diencerkan dengan air destilasi
hingga tanda batas. Larutan dikocok hingga homogen. 0,5 ml larutan dipipet dan
diencerkan hingga 50 ml.
5.5. Penentuan Kadar Parasetamol
a) Cara Kurva Kalibrasi
Pada panjang gelombang absorban maksimumnya, absorbansi setiap laru-
tan pembanding dan juga larutan sampel diukur. Dengan menggunakan kurva
kalibrasi atau persamaan garis, kadar larutan sampel dihitung (jangan lupa fak-
tor pengencerannya).
b) Cara One Point
Absorban salah satu larutan pembanding diambil kemudian digunakan un-
tuk menghitung kadar larutan sampel dengan menggunakan metode “One
Point” (jangan lupa faktor pengencerannya ).
Au
Cu= x Cs
Au
Keterangan :
Cu = Konsentrasi larutan uji
Au = Absorbansi larutan uji
As = Absorbansi larutan standar
Cs = Konsentrasi larutan standar
Kedua hasil penetapan kadar tersebut dibandingkan.
2. Larutan uji
Bobot uji = 25 mg setara dengan 50 mg
Perhitungan konsentrasi standar
50 mg 10 mg
x =500 =500 ppm
100 mL 10 1L
Pengenceran
V1. N1 = V2.N2
1 mL .50 = 100.N2
N2 = 5 ppm
λ Standar = 246,6 nm
λ Uji = 246,4 nm
λ Teoritis = 244/ 243/ 249 nm
B. Analisis Kuantitatif
1. Larutan standar
Bobot standar = 15 mg Peerhitungan konsentrasi
15 mg 10 mg
x =300 =300 ppm
5 0 mL 10 1L
Pengenceran
a. V1. N1 = V2.N2
1 mL .300 = 100.N2
N2 = 3 ppm
b. V1. N1 = V2.N2
1,5 mL .300 = 100.N2
N2 = 4,5 ppm
c. V1. N1 = V2.N2
2 mL .300 = 100.N2
N2 = 6 ppm
d. V1. N1 = V2.N2
2,5 mL .300 = 100.N2
N2 = 7,5 ppm
e. V1. N1 = V2.N2
3mL .300 = 100.N2
N2 = 9 ppm
f. V1. N1 = V2.N2
3,5 mL .300 = 100.N2
N2 = 10,5 ppm
g. V1. N1 = V2.N2
4 mL .300 = 100.N2
N2 = 12 ppm
2. Larutan uji
Bobot uji = 37,6 mg
Perhitungan konsentrasi
37,6 mg 10
x =75 2 ppm
5 0 mL 10
Pengenceran
V1. N1 = V2.N2
1 mL .752 = 100.N2
N2 = 7,52 ppm (Kadar Teoritis)
Cara Kurva Kalibrasi
a = absorbansi uji = 0,422 (Au)
x = konsentrasi uji (Cu)
y = 0,0399 x – 0,0031
0,422 = 0,0399 x – 0,0031
0,0399 = 0,422 + 0,0031
0,0399 x = 0,4251
0,4251
x= =10,65 ppm
0,0399
kadar uji
% kadar = x 100 %
kadar teoritis
10,65
x 100 %=142 %
7,5
Metode “One Point”
Au
Cu= x Cs
As
0,422
Cu= x 10,5=10,78 ppm
0,411
kadar uji
% kadar = x 100 %
kadar teoritis
10,78
x 100 %=143,73 %
7,5
VII. Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk menganalisis secara kualitatif dan
kuantitatif bahan baku parasetamol dengan menggunakan metode spektrofo-
tometri UV-Vis. Spektrofotometri UV-Vis merupakan suatu metode atau teknik
analisis spektroskopi yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik dan
sinar tampak dengan menggunakan instrumen sehingga menyebabkan eksitasi
molekul dari tingkat dasar ke tingkat energi yang paling tinggi (Sumar, 1994:
135). Prinsip kerja dari spektroskopi molekul adalah terjadinya interaksi antara
senyawa atau molekul dengan radiasi elektromagnetik di daerah UV 200-350 nm
dan sinar tampak350-800 nm yang menyebabkan terjadinya eksitasi elektronik
pada molekul yg menyerap sinar UV-Vis. Instrumen yang digunakan berupa spek-
trofotometer UV-Vis. Metode penggunaan spektrofotometri yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah metode eksternal, hal ini dikarenakan senyawa yang di-
gunakan sama yaitu parasetamol sedangkan konsentrasi yang digunakan berbeda
karena dilakukannya proses pengenceran.
Parasetamol dapat dianalisis menggunakan metode sprktrofotometri UV-
sinar tampak dengan alat spektrofotometer karena pada struktur parasetamol
terdapat gugus kromofor. Gugus kromofor merupakan gugus tidak jenuh berikatan
kovalen yang dapat mengabsorpsi radiasi sehingga dapat diidentifikasi atau
dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer dengan mengukur panjang
gelombang maksimumnya. Selain itu pada struktur kimia parasetamol juga
terdapat gugus auksokrom. Gugus ausokrom ini mengandung pasangan elektron
bebas, namun tidak mengabsorsi radiasi tetapi jika terdapat dalam molekul dapat
meningkatkan absorpsi kromofor atau merubah panjang gelombang absorpsi jika
terikat dengan kromofor sehingga bisa menghasilkan pajang gelombag yang
panjang.
Gugus Kromo-
Gugus Auk-
sokrom
Gugus Kromofor
Gugus
Au-
Gambar 7.1. Struktur Parasetamol
Hoan Tjay, Tan dan Kirana Rahardja. (2002). Obat-Obat Penting. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Sciencelab. (2013). “MSDS Methyl alcohol” pada www.sciencelab.com/msds.
Rowe, R.C. et Al. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed. The
Pharmaceutical Press, London.
Sumar, Hendayana. (1994). Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Semarang
Press.
World Health Organization. (2006). The International Pharmacopoeia Ed. 4th.
World Health Organization.