Anda di halaman 1dari 22

" Eksperimen fisika lanjut "

laporan interferometer Michelson "

Dosen Pengampu :

fabrikaa rahmat basuki , M.pd

Di susun oleh :

SITI TRI UTAMI ( 206190026)

TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB 1. PENDAHULUAN………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………..2
1.3 Tujuan……………………………………………………… 2
BAB 2. DASAR TEORI……………………………………………. 3
BAB 3. METODE PERCOBAAN………………………………….. 8
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………….. 15
4.1 Hasil………………………………………………………... 15
4.2 Pembahasan…………………………………………………
17
BAB 5. PENUTUP………………………………………………….. 18
5.1 Kesimpulan………………………………………………… 18
5.2 Penutup…………………………………………………….. 18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….. 19
BAB 1. PENDAHULUAN

Latar Belakang
Interferometer Michelson adalah salah satu jenis dari interferometer, yaitu
suatu alat yang digunakan untuk menghasilkan suatu pola interferensi.
Interferometer Michelson merupakan alat yang paling umum digunakan dalam
mengukur pola interferensi untuk bidang optik yang ditemukan oleh Albert
Abraham Michelson pada tahun 1881. Sebuah pola interferensi dihasilkan dengan
membagi seberkas cahaya menggunakan sebuah alat yang bernama pembagi
sinar (beam splitter). Interferensi terjadi ketika dua buah cahaya yang telah dibagi
digabungkan kembali.Interferensi Michelson menghasilkan interferensi dari
pembelokkan sinar cahaya dalam dua bagian. Setiap bagian dibuat melalui bagian
yang berbeda dan membawa kembali semuanya menurut intreferensi panjang
gelombang yang berbeda (Tippler,1991).
Eksperimen interferometer michelson bertujuan untuk menentukan tetapan
kalirasi interferometer Michelson menggunakan laser HeNe. Percobaan
interferometer michelson ini dilakukan di ruang gelap agar mendukung ketika
pengamatan menggunakan laser. Langkah pertama yang dilakukan yaitu
meletakkan beam spliter lurus dengan laser, lensa, compensator dan movale
mirror sejajar, lalu layar dan mirror M2 diatur tegak lurus pada beam spliter.
Langkah selanjutnya yaitu menutup m2 sehinggga terihat berkas sinarnya terlihat
pada screen. Putar scrup pada M2 dan atur sesuai kebutuhan. Memuat batas garis
pada pada lingkaran frinji, lalu catat posisi awal micrometer dan posisi d25.
Ulangi percobaan untuk jumlah frinji yang berbeda dengan kelipatan 25 dengan
10 pasang data yang diamil. .
Penerapan interferometer michelson dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Penerapannya. Penerapan interferometer Michelson paling banyak
ditemukan dalam bidang optic. Interferometer Michelson telah digunakan untuk
mendeteksi gelombang gravitasi sebagai inti spektroskopi transformasi fourier.
Aplikasi lain dari interferometer Michelson adalah pada OCT (optical coherence
tomography) yang merupakan teknik pencitraan medis.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang eksperimen interferometer michelson diatas,
maka dapat dituliskan rumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimana pola interferensi pada interferometer michelson?
Bagaimana menentukan panjang gelombang sumber cahaya dengan pola
interferensi?
Bagaimana menentukan tetapan kalibrasi interferometer michelson
menggunakan interferometer michelson?

Tujuan
Tujuan yang dapat dituliskan berdasarkan rumusan masalah eksperimen
efek fotolistrik diatas adalah sebagai berikut :
Mengetahui pola interferensi pada interferometer michelson.
Mengetahui panjang gelombang sumber cahaya dengan pola
interferensi.
Mengetahui tetapan kalibrasi interferometer michelson menggunakan
interferometer michelson.

BAB 2. DASAR TEORI

Interferometer Michelson adalah salah satu jenis dari interferometer, yaitu


suatu alat yang digunakan untuk menghasilkan suatu pola interferensi.
Interferometer Michelson merupakan alat yang paling umum digunakan dalam
mengukur pola interferensi untuk bidang optik. Interferensi adalah penggabungan
superposisi dua gelombang atau lebih yang bertemu pada satu titik ruang
(Halliday, 1978).

prinsip optika fisis, yaitu cahaya dipandang sebagai perambatan gelombang yang
tiba pada suatu titik yang bergantung pada fase dan amplitude gelombang
tersebut.

Gambar 2.1 Pola Interferensi Cahaya pada Interferometer


Michelson (Sumber : Fallah, 2008)

Untuk memperoleh pola-pola interferensi cahaya haruslah bersifat koheren, yaitu


gelombang-gelombang harus bersalah dari satu sumber cahaya yang sama.
Koherensi dalam optika sering dicapai dengan membagi cahaya dari sumber celah
tunggal menjadi dua berkas atau lebih, yang kemudian dapat digabungkan untuk
menghasilkan pola interferensi. Satu berkas cahaya dapat dipandang sebuah
gelombang dari medan listrik magnetic yang berosilasi. Ketika dua berkas cahaya
atau lebih bertemu dalam maka medan-medan tersebut akan saling menambahkan
dengan mengikuti prinsip superposisi. (Setyaningsih, 2009).
Gambar 2.2 Skema Percobaan Interferometer
Michelson (Sumber : Fallah, 2008)

Gambar di atas menggambarkan skema alat yang digunakan Michelson


untuk mengadakan percobaan. Alat tersebut terdiri atas laser HeNe seagai sumber
cahaya yang dilengkapi dengan lensa. permukaan beam splitter (pembagi berkas)
cahaya laser, sebagian dipantulkan ke M1 dan sisanya ditransmisikan ke M2.
Bagian yang dipantulkan ke M1 akan dipantulkan kembali ke beam splitter yang
kemudian menuju ke layar. Adapun bagian yang ditransmisikan oleh M2
juga akan dipantulkan kembali ke beam splitter, kemudian bersatu dengan
cahaya dari M1 menuju layar, sehingga kedua sinar akan berinterferensi
yang ditunjukkan dengan adanya pola-pola cincin gelap terang. Pengukuran jarak
yang tepat dapat diperoleh dengan menggerakkan M2 pada interferometer
Michelson dan menghitung cincin yang bergerak atau berpindah, dengan acuan
suatu titik pusat. Sehingga diperoleh jarak pergeseran yang berhubungan dengan
perubahan cincin :

(2.1)
Keterangan : Δd = Perubahan lintasan optis
λ = Panjang gelombang sumber cahaya
ΔN= Peruabahan jumlah cincin
Pola interferensi itu terjadi karena adanya perbedaan panjang lintasan yang
ditempuh dua berkas gelombang cahaya yang telah disatukan tersebut. Jika
panjang lintasan dirubah dengan diperpanjang maka yang akan terjadi adalah
pola-pola cincin akan masuk ke pusat pola. Jarak lintasan yang lebih panjang akan
mempengaruhi fase gelombang yang jatuh ke layar. Bila pergeseran beda panjang
lintasan gelombang cahaya mencapai λ maka akan terjadi interferensi konstruktif
yaitu terlihat pola terang, namun bila pergeserannya hanya sejauh λ/4 yang sama
artinya dengan berkas menempuh lintasan λ/2 maka akan terlihat pola gelap.

BAB 3. METODE EKSPERIMEN

Eksperimen yang dilakukan adalah untuk menentukan tetapan kalibrasi. Sebelum memulai
eksperimen, diberikan beberapa metode sebagai pendukung agar eksperimen dapat dilakukan
secara terstruktur dan sistematis. Percobaan ini dilakukan dengan beberapa metode eksperimen
Prosedur Kerja
Berdasarkan skema diatas, maka prosedur kerja yang dilakukan dalam
eksperimen Interferometer Michelson adalah sebagai berikut:
Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen Interferometer Michelson

adalah sebagai berikut :

Meja interferometer (precision interferometer, OS-9255A), sebagai


penahan.
Sumber laser He-Ne (OS-9171), sebagai sumber cahaya
Bangku laser (OS-9172), sebagai penahan laser
Perlengkapan interferometer Michelson: Beam Splitter, Compensator, Movable
Mirror, Adjustable Mirror, Convex Lens 18 nm, sebagai alat utama ketika
praktikum.
DesainPercobaan
Langkah kerja dalam eksperimen Interferometer Michelson adalah
sebagai berikut :

Susunlah peralatan eksperimen seperti pada gambar 1.3. (Ini mirip dengan gambar
1.1). Kompensator dapat ditiadakan jika sumber yang digunakan adalah
laser.
Siapkanlah interferometer dengan memposisikan laser He-Ne pada kedudukan di
depan lensa sejajar bangku interferometer Michelson.
Dengan menutup
M 2 , atur posisi

M1 sehingga berkas pantulannya dapat


dilihat di layar. Dengan cara sama atur posisi
M 2 , sehingga cahaya dari
M 2 berimpit dengan cahaya dari M1 . (Ada beberapa trik untuk mendapat
berkas dari
M1 dan

M 2 terkumpul di satu titik. Jika saudara tidak dapat


mencarinya, dapat didiskusikan dengan asisten).

Gambar 3.3 Susunan alat eksperimen interferometer


michelson. (Sumber : Tim Penyusun, 2018).

Putar secara perlahan-lahan skrup pengatur pada


M 2 (horizontal dan
vertikal) sehingga pola interferensinya (seperti gambar 1.2) dapat dilihat jelas
pada layar pengamatan.

Aturlah posisi mikrometer skrup pada setengah skala utama (dua kali putaran = 2 x 25 skala).
Amati perubahan frinji yag terjadi.

Putar mikrometer satu putaran penuh berlawanan arah jarum jam. Secara perlahan putar
sekali lagi sampai angka nol pada knob berimpit dengan garis tanda.
Catat posisi awal mikrometer sebelum memulai menghitungnya (tidak harus dimulai dari
skala nol).
Putar terus sampai anda dapat menghitung sekitar N = 25 frinji. Baca posisi mikrometer

yang baru.catat posisid 25

ini sehingga jarak mikrometer dapat saudara hitungmenurut poin 8 dan 9 di atas. Ingat
setiap garis pada skala mikrometer

bersesuaian dengan jarak ~ 1 μm 10 6


mete lintasan cermin (asumsi
belum dikalibrasi).
Ulangi langkah 9 dan 10 untuk jumlah frinji yang berbeda. Jumlah frinji dapat dibuat
kelipatan 25. Lakukan pengamatan untuk mendapatkan 10 pasang data posisi
mikrometer-frinji yang berbeda.

Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam eksperimen interferometer michelson
adalah bersifat interval atau melalui pengukuran. Metode pengukuran ini berupa
pengukuran jumlah frinji. Pengukuran secara langsung dilakukan untuk mengetahui
panjang gelomang. Sehingga data yang diperoleh berupa nilai pengaruh panjang
gelombang terhadap jumlah frinji.

Tabel 3.1 Pengaruh filter transmisi terhadap potensial penghenti


BAB 5. PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan eksperimen interferometer michelson yang telah dilakukan, dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Pengaruh pergeseran micrometer skrup yang digunakan terhadap jumlah frinji
ditunjukkan bahwa semakin besar pergeseran micrometer skrup akan menghasilkan
jumlah frinji yang semakin membesar.
Pengaruh jumlah frinji yang digunakan terhadap tetapan kalibrasi yang diperoleh
ditunjukkan bahwa jumlah frinji semakin besar akan menghasilkan nilai tetapan
kalibrasi yang semakin membesar juga.
Pengaruh jumlah frinji yang digunakan terhadap panjang gelombang yang diperoleh
ditunjukkan bahwa jumlah frinji semakin besar akan menghasilkan nilai panjang
gelombang yang semakin kecil juga.

Saran
Hal utama yang diperlukan dalam eksperimen interferometer michelson adalah
laser yang masuk melalui beam spliter yang digunakan oleh praktikan. Praktikan
diharuskan tepat untuk meletakkan agar laser yang digunakan tepat mengenai beam
spliter. Pratikan harusnya berhati-hati untuk menggunakan laser karena laser yang
dgunakan jika mengenai mata akan menyebabkan buta. Praktikan harus benar-benar
melakukan percobaan dengan disesuaikan modul agar percobaan dapat dikatakan
berhasil.

Anda mungkin juga menyukai