Dosen :
Talent Nia Pramestyawati., ST., MT
Disusun oleh :
1. Elya Maula
2. Sri Indah Permata Sari
3. Nurtasyia Ningsih
4. Mahendra Purwanto
II. PELINGKUPAN
a. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang berpotensi menimbulkan Dampak
Lingkungan.
- Tahap Prakonstruksi :
1. Pembebasan Lahan dan Tanam Tumbuhan
2. Penerimaan Tenaga Kerja
- Tahap Konstruksi :
1. Mobilisasi dan demobilisasi
2. Pembukaan dan Pematangan Lahan
3. Konstruksi kilang dan dermaga LNG
4. Pelepasan tenaga kerja
- Tahap Operasi :
1. Penerimaan Tenaga Kerja
2. Operasional Kilang LNG, Dermaga dan Fasilitas Pendukung
- Tahap Pasca Operasi :
1. Pembongkaran dan Demobilisasi Peralatan
2. Revegetasi
3. Pelepasan Tenaga Kerja
b. Pengelolaan lingkungan yang sudah direncanakan
Alternatif lokasi kilang LNG, dermaga serta fasilitas pendukungnya.
c. Komponen rona lingkungan terkena dampak
- GEO-FISIK-KIMIA
1. Kualitas udara ambien
2. Kebisingan
3. Erosi tanah
4. Sistem drainase dan irigasi
5. Kualitas air permukaan
6. Kualitas air laut
7. Transportasi darat
- BIOLOGI
1. Vegetasi
2. Satwa liar
3. Biota air tawar
4. Biota air laut
- SOSIAL-EKONOMI-BUDAYA
1. Kependudukan
2. Pola kepemilikan lahan
3. Pendapatan masyarakat
4. Kesempatan berusaha
5. Proses sosial
6. Sikap dan persepsi masyarakat
- KESEHATAN MASYARAKAT
1. Sanitasi Lingkungan
2. Tingkat kesehatan masyarakat
d. Dampak potensial.
- Prakonstruksi:
1. Perubahan pola kepemilikan lahan
2. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
- Konstruksi:
1. Terjadi kebisingan
2. Terjadi erosi tanah
3. Gangguan sistem drainase dan irigasi
4. Gangguan transportasi darat
5. Peningkatan kuantitas aliran permukaan
6. Penurunan kualitas air permukaan
7. Penurunan kualitas air laut
8. Penurunan debit air sungai
9. Gangguan vegetasi
10. Gangguan satwa liar
11. Gangguan biota air tawar
12. Gangguan biota air laut.
13. Peningkatan pendapatan masyarakat.
14. Adanya kesempatan berusaha.
15. Gangguan proses sosial .
16. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat .
17. Penurunan sanitasi lingkungan
- Operasi:
1. Perubahan kualitas udara ambien (debu dan gas).
2. Terjadi kebisingan.
3. Penurunan kualitas air permukaan.
4. Penurunan kualitas air laut.
5. Gangguan transportasi darat.
6. Gangguan biota air tawar
7. Gangguan biota air laut
8. Perubahan kependudukan
9. Peningkatan pendapatan masyarakat
10. Adanya kesempatan berusaha
11. Gangguan proses sosial
12. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
13. Penurunan sanitasi lingkungan
14. Penurunan tingkat kesehatan masyarakat
- Pasca Operasi:
1. Peningkatan kualitas udara ambien (debu dan gas)
2. Terjadi kebisingan
3. Peningkatan kualitas air permukaan
4. Peningkatan kualitas air laut
5. Gangguan transportasi darat
6. Penurunan pendapatan masyarakat
7. Hilangnya kesempatan berusaha
8. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
e. Evaluasi dampak potensial
Evaluasi dampak penting yang dikelola (PK) atau tidak dikelola (TPK) ditetapkan
berdasarkan tiga kriteria sederhana berikut :
1. Pada parameter lingkungan yang memiliki Baku Mutu Lingkungan tertentu: apabila
tingkat kepentingan dampaknya (ΣP) ≥ 3 dan dampak negatif yang diprakirakan akan
menyebabkan perubahan nilai pada parameter tertentu sehingga nilai itu akan melebihi
baku mutu yang berlaku, maka kesimpulan dampaknya termasuk kategori dampak
penting yang dikelola (PK).
2. Pada parameter lingkungan yang tidak memiliki Baku Mutu Lingkungan: apabila (ΣP)
> 3 dan besaran angka prakiraan dampak ≥ (+/-) 2, maka kesimpulan dampaknya
masuk kategori dampak penting yang dikelola (PK).
3. Diluar kedua kriteria tersebut di atas masuk dalam kategori dampak tidak penting dan
tidak dikelola (TPK).
f. Dampak Penting hipotetik
- Tahap Prakonstruksi
SOSIAL :
1. Perubahan pola kepemilikan lahan
2. Proses sosial
3. Sikap dan persepsi masyarakat
- Tahap Konstruksi
SOSIAL
1. Peningkatan pendapatan masyarakat
2. Gangguan sosial
3. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
4. Penurunan sanitasi lingkungan
GEOFISIKA-KIMIA
1. Kualitas udara ambien
2. Kebisingan
3. Erosi tanah
4. Gangguan system drainase dan irigasi
5. Kualitas air permukaan
6. Transportasi darat (gangguan kelancaran dan keselamatan lalu lintas)
7. Kerusakan jalan
BIOLOGI
1. Penurunan kelimpahan dan keanekaragaman vegetasi
2. Gangguan satwa
3. Gangguan biota air tawar
4. Gangguan biota air laut
- Tahap Operasi
SOSIAL
1. Adanya kesempatan berusaha
2. Gangguan sosial
3. Pelapisan sosial
4. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
GEOFISIK KIMIA
1. Kualitas udara ambien
2. Gangguan Keselamatan berlalu lintas
3. Kerusakan jalan dan jembatan
BIOLOGI
1. Gangguan biota air tawar
KESEHATAN MASYARAKAT
1. Tingkat Kesehatan masyarakat
- Tahap Pasca Operasi
SOSIAL
1. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
GEOFISIK KIMIA
1. Gangguan Keselamatan berlalu lintas
2. Kerusakan jalan dan jembatan
BIOLOGI
2. Peningkatan keanekaragaman dan kelimpahan fauna
3. Peningkatan keanekaragaman dan kerapatan vegetasi
4. Gangguan biota air tawar
g. Batas wilayah studi
- Batas proyek : Batas tapak proyek adalah ruang di mana suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan akan melakukan kegiatan prakonstruksi, konstruksi, operasi dan pasca
operasi. Penentuan batas proyek didasarkan pada rencana pengembangan gas
Matindok di Kecamatan Batui dengan luas sekitar 300 hektar
- Batas ekologis: Dalam studi ini batas ekologis meliputi Kilang LNG serta fasilitas
pendukungnya dimana wilayah di luarnya yang diperkirakan merupakan daerah
sebaran dampak. Daerah-daerah tersebut terdiri dari area lahan basah berupa
persawahan, daerah perkebunan, hutan dan aliran air tawar dan air laut serta
permukiman penduduk.
- Batas sosial : Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang merupakan
berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu
yang sudah mapan (struktur sosial), sesuai dengan dinamika kelompok masyarakat
yang diprakirakan terpengaruh akibat kegiatan Pengembangan Gas Matindok.
- Batas administrative : Batas administrasi adalah wilayah administrasi pemerintahan
mulai tingkat desa/kelurahan dimana kegiatan proyek berlangsung dan berinteraksi
secara kelembagaan atau institusional yang sangat berpengaruh terhadap tingkat
keberhasilan pelaksanaan proyek.
- Batas waktu kajian : Dalam proses pelingkupan ini batas waktu kajian yang dirancang
untuk kurun waktu 5 tahun