Kelompok 4:
FIRA RAHMASARI
YENI SELFIAN
ARIL HASAN
FAKULTAS SYARIAH
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Kebijakan Pengaturan Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusan dan Daerah berdasarkan UU Nomor 33 Tahun 2004
2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah
3. Untuk mengetahui Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam
rangka Penyelenggaraan Otonomi Daerah
BAB II
PEMBAHASAN
Beberapa hal terpenting dari amandemen UUD 1945 itu adalah penegasan
pemerintahan daerah dijalankan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya
kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat sebagaimana ditegaskan oleh Pasal 18 ayat (5) UUD 1945 (hasil
amandemen kedua tahun 2000). Sehingga dengan demikian kewenangan untuk
menjalankan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi semakin
memberikan peluang bagi masyarakat daerah untuk melaksanakan otonomi
daerahnya dengan tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat daerah itu sendiri.
Selain itu dalam masalah keuangan, UUD 1945 pasca amandemen pun
menegaskan bahwa hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber
daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah harus diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-
undang seperti ditegaskan oleh Pasal 18 A ayat (2) UUD 1945 (hasil amandemen
kedua tahun 2000).
Dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi;
Dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan kepada daerah untuk membantu
membiayai kebutuhan tertentu;
Pengaturan relasi keuangan pemerintah pusat dan daerah, yang antara lain
dilaksanakan melalui dana perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah
(PKPD) adalah
a. Dalam rangka pemberdayaan (empowerment) masyarakat dan pemerintah
daerah agar tidak tertinggal di bidang pembangunan,
b. Untuk mengintensifkan aktivitas dan kreativitas perekonomian masyarakat
daerah yang berbasis pada potensi yang dimiliki setiap daerah. Pemda dan
DPRD bertindak sebagai Fasilitator dalam pembangunan ekonomi yang
dilakukan oleh rakyatnya. Artinya dalam era otda rakyat harus berperan
aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan derahnya,
c. Mendukung terwujudnya goog governance oleh Pemda melalui
perimbanhan keuangan secara transparan, dan
d. Untuk menyelenggarakan otda secara demokratis, efektif, dan efisien
dibutuhkan SDM yang profesional, memiliki moralitas yang baik. Oleh
sebab itu, desentralisasi fiskal yang dilaksanakan melalui perimbangan
keuangan akan meningkatkan kemampuan daerah dalam membangun dan
pemberian pelayanan kepada masyarakat daerah, bukan hanya sekedar
pembagian dana, lalu terjadi “desentralisasi KKN” dari pusat ke daerah.
PENUTUP
Kesimpulan