Disusun Oleh:
Nikmah ( 2111130058 )
1
Kata Pengantar
Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, taufiq, serta inayah-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan ke hadirat Rasulullah
saw. yang membimbing kita menuju jalan yang diridhoi oleh-Nya. Terima kasih kepada dosen pengampu yaitu
Bapak Syahmidi, S.Th.I., M.Pd.I , selaku pembimbing Mata Kuliah Akhlak/Tasawuf yang telah membimbing
saya dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Tarekat dalam Ilmu Tasawuf” ini. Dalam pembuatan
makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita, dan penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran dari para
pembaca. Karena penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................4
2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................4
A. Latar Belakang...................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................4
C. Tujuan Masalah..................................................................4
BAB II PEMBAHASAAN.......................................................5
A. Pengertian Tasawuf...........................................................5
B. Pengertian Tarekat.............................................................7
C. Perkembangan Tarekat di Indonesia..................................13
BAB III PENUTUP...................................................................17
A. Kesimpulan.........................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam adalah agama yang dianut kurang lebih dua ratus juta orang di Asia tenggara, yang berpusat di sebuah
kepulauan muslim yang tersebar mulai dari Thailand Selatan melalui Malaysia dan Indonesia dan sampai bagian
utara Brunai Darussalam dan Filipina Selatan. Ada banyak teori yang ditawarkan mengenai awal datangnya
Islam ke Indonesia. Dan begitu juga tarekat (sufisme) di kepulauan ini dengan sebagian besar perdebatan
Beranjak dari penjelasan tadi penulis persembahkan sebuah makalah (karya tulis) yang berjudul “sejarah
perkembangan tasawuf dan tarekat di Indonesia”. Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri.. Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih, kepada
para pembaca. Semoga Allah memberkahi makalah ini sehingga benar-benar bermanfaat.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN MASALAH
4
A. Pengertian Tasawuf.
‘keutamaan’.”
Definisi paling panjang yang dikutip Abu Nu’aim berasal dari perkataan Imam al-Junaid
a. Tidak terikat dengan semua yang ada di dunia sehingga tidak berlomba- lomba
mengejarnya.
5
e. Cermat dan berhati-hati membedakan yang hak dan yang batil.
j. Teguh kepada Allah dalam semua keadaan. Jika semua ini berhimpun dalam diri
seseorang, maka ia layak menyandang istilah ini; dan jika tidak, maka ia adalah pendusta.
[Hilayat al-Awliya]
Beberapa fuqaha `ahli fikih’ juga mengemukakan definisi tasawuf dan mengakui
keabsahan tasawuf sebagai ilmu kerohanian Islam. Di antara mereka adalah: Imam
Muhammad ibn Ahmad ibn Jazi al-Kalabi al-Gharnathi (w. 741 H.) dalam kitabnya al
“Tasawuf masuk dalam jalur fiqih, karena ia pada hakikatnya adalah fiqih batin (rohani),
sebagaimana fiqih itu sendiri adalah hukum-hukum yang berkenaan dengan perilaku
lahir.”
6
Imam `Abd al-Hamid al-Syarwani, dalam kitabnya Hawasyi al-Syarwani VII,
menyatakan: “Ilmu batin (kerohanian), yaitu ilmu yang mengkaji hal ihwal batin
(rohani), yakni yang mengkaji perilaku jiwa yang buruk dan yang baik (terpuji),itulah
ilmu tasawuf.”
Imam Muhammad `Amim al-Ihsan dalam kitabnya Qawa’id al-Fiqih, dengan mengutip
“Tasawuf terdiri atas dua hal: Bergaul dengan Allah secara benar dan bergaul dengan
manusia secara baik. Setiap orang yang benar bergaul dengan Allah dan baik bergaul
Definisi-definisi tersebut pada dasarnya saling melengkapi satu sama lain, membentuk
satu kesatuan yang tersimpul dalam satu buhul: “Tasawuf adalah perjalanan menuju
B. Pengertian Tarekat
7
Istilah tarekat diambil dari bahasa Arab thariqah yang berarti jalan atau metode.
Dalam terminologi sufistik, tarekat adalah jalan atau metode khusus untuk mencapai
tujuan spiritual.[1]
Secara terminologis, menurut Mircea Aliade, kata thariqah digunakan dalam dunia
tasawuf sebagai jalan yang harus ditempuh seorang sufi untuk mendekatkan diri
“a practical method (other terms were madhhab, ri’ayah and suluk) to guide a seeker
mazhab, ri’ayah dan suluk) untuk membimbing murid dengan menggunakan pikiran,
perasaan dan tindakan melalui tingkatan-tingkatan (maqamat, kesatuan yang utuh dari
pengalaman jiwa yang disebut ‘states,’ ahwal) secara beruntun untuk merasakan
hakikat Tuhan.”[2]
8
1. Jalan kepada Allah dengan mengamalkan ilmu Tauhid, Fikih dan Tasawuf.
2. Cara atau kaifiat mengerjakan sesuatu amalan untuk mencapai suatu tujuan.[3]
Berdasarkan beberapa definisi yang tersebut di atas, jelaslah bahwa tarekat adalah
suatu jalan atau cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengamalkan
Tarekat juga berarti organisasi yang tumbuh seputar metode sufi yang khas. Pada
masa permulaan, setiap guru sufi dikelilingi oleh lingkaran murid mereka dan
beberapa murid ini kelak akan menjadi guru pula. Boleh dikatakan bahwa tarekat itu
mengajarkan metode yang sama, zikir yang sama, muraqabah yang sama. Seorang
berdasarkan tingkat yang dilalui oleh semua pengikut tarekat yang sama. Dari
9
Menurut Syekh Muhammad Amin Al-Kurdiy, tarekat adalah pengalaman syari’at,
melaksanakan beban ibadah (dengan tekun) dan menjauhkan (diri) dari (sikap)
bukan hanya suatu jalan yang dilalui oleh para sufi untuk mendekatkan diri kepada
Allah tetapi tarekat menjadi suatu organisasi yang melembaga di kalangan para
pengikut tarekat tersebut. Tarekat yang sudah menjadi sesuatu yang lembaga dipimpin
oleh seorang syekh yang mengajarkan tentang tata cara melakukan ibadah yang
terdapat dalam tarekat tersebut. Pada intinya tarekat itu lebih terstruktur daripada
tasawuf.
Apabila dihubungkan antara tasawuf dan tarekat, hubungan yang ada di dalamnya
adalah tasawuf merupakan usaha mendekatkan diri kepada Allah SWT dan tarekat
merupakan jalan yang ditempuh seseorang dalam usahanya mendekatkan diri kepada
Allah SWT.
10
Dalam tarekat, setidaknya ada lima unsur penting yang menjadi dasar
1. Mursyid
Mursyid adalah dianggap telah mencapai tahap mukasyafah, telah terbuka tabir antara
dirinya dan Tuhan. Mursyid atau guru atau master atau pir bertugas menemani dan
membimbing para penempuh jalan spiritual untuk mendekati Allah, seperti yang
terjadi pada diri sang guru. Guru spiritual itu kadang disebut dengan istilah thayr al-
quds (burung suci) atau Khidir. Dalam tarekat, bimbingan guru yang telah mengalami
2. Baiat
Baiat atau talqin adalah janji setia seorang murid kepada gurunya, bahwa
ia akan mengikuti apa pun yang diperintahkan oleh sang guru, tanpa “reserve”.
[8]
11
3. Silsilah
menyambung antara satu sama lain sampai kepada Nabi. Hal ini harus ada sebab
bimbingan keruhanian yang diambil dari guru-guru itu harus benar-benar berasal
dari Nabi. Kalau tidak demikian halnya berarti tarekat itu terputus dan palsu,
4. Murid
Murid atau kadang disebut salik adalah orang yang sedang mencari
seorang yang melakukan perjalanan rohani menuju Tuhan tanpa bimbingan guru
keadaan jiwa (hal) dalam perjalanan spiritualnya, maka orang tersebut mudah
tersesat.[10]
5. Ajaran
12
metode khusus dalam mendekati Tuhan. Guru-guru tarekat yang sama mengajarkan
Pada abad ke-5 Hijriyah atau 13 Masehi barulah muncul tarekat sebagai
kelanjutan kegiatan kaum sufi sebelumnya. Hal ini ditandai dengan setiap silsilah
tarekat selalu dihubungkan dengan nama pendiri atau tokoh-tokoh sufi yang lahir pada
abad itu. Setiap tarekat mempunyai syaikh, kaifiyah zikir dan upacara ritual masing-
awalnya tarekat berarti jalan yang ditempuh oleh seorang sufi dalam mendekatkan diri
kepada Allah maka pada tahap selanjutnya istilah tarekat digunakan untuk menunjuk
pada suatu metode psikologi yang dilakukan oleh guru tasawuf (mursyid) kepada
muridnya untuk mengenal Tuhan secara mendalam. Dari sinilah terbentuk suatu
13
tarekat, dalam pengertian “jalan menuju tuhan di bawah bimbingan seorang guru”.
Setelah suatu tarekat memiliki anggota yang cukup banyak maka tarekat tersebut
kemudian dilembagakan dan menjadi sebuah organisasi tarekat. Pada tahap ini, tarekat
tasawuf”.
Dengan demikian, di dunia islam dikenal beberapa tarekat besar, seperti Tarekat
Dilihat dari ajaran ortodoks Islam, ada tarekat yang dipandang sah (mu’tabarah)
dan ada pula tarekat yang dianggap tidak sah (ghair mu’tabarah). Penjelasan dari
keduanya yaitu: “Suatu tarekat dianggap sah (mu’tabarah) jika memiliki mata rantai
mata rantai (silsilah) yang mutawatir sehingga ajaran tarekat tersebut tidak dapat
14
keabsahan dan oleh karenanya disebut tarekat yang tidak sah (ghair al-
mu’tabarah).”[16]
tuanya dengan kehadiran Islam itu sendiri sebagai agama yang masuk di kawasan ini.
Namun, tampaknya, dari sekian banyak tarekat yang ada di seluruh dunia, hanya ada
beberapa tarekat yang bisa masuk dan berkembang di Indonesia. Hal itu
kegiatan transmisinya. Tarekat yang masuk ke Indonesia adalah tarekat yang populer
di Makkah dan Madinah, dua kota yang saat itu menjadi pusat kegiatan dunia Islam.
Faktor lain adalah karena tarekat-tarekat itu dibawa langsung oleh tokoh-tokoh
pengembangnya yang umumnya berasal dari Persia dan India. Kedua negara ini
Indonesia.
mereka adalah:
15
2. Al-Raniri adalah syaikh tarekat Riffaiyah.
Bahkan yang disebut terakhir mengarang buku khusus yang menjelaskan kaidah
Aidrusiyah.
16
Petunjuk tentang penyebaran dan diterimanya tarekat-tarekat ini oleh
masyarakat Indonesia adalah bahwa kebanyakan ulama yang kembali dari Hijaz
menganut tarekat tersebut dan berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Oleh
sebab itu, bentuk tarekat di Indonesia, seperti halnya di negeri muslim, tidak lain
Selanjutnya, ada pula tarekat-tarekat yang bersifat lokal dalam arti tidak berafeliasi
kepada salah satu tarekat populer di negeri lain, seperti tarekat Wahiddiyah dan Shiddiqiyah
BAB III
PENUTUP
a. kesimpulan
Istilah tarekat diambil dari bahasa Arab thariqah yang berarti jalan atau
metode. Sedangkan pengertian tarekat secara istilah adalah suatu jalan atau cara
17
untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengamalkan ilmu Tauhid, Fikih
Pada awalnya, tarekat itu merupakan bentuk praktik ibadah yang diajarkan
secara khusus kepada orang tertentu. Misalnya, Rasulullah mengajarkan wirid atau
zikir yang perlu diamalkan oleh Ali bin Abi Thalib. Kemudian kemunculan tarekat
makrifat oleh para sufi. Barulah pada abad ke-5 Hijriyah atau 13 Masehi muncul
tarekat sebagai kelanjutan dari pemikiran kaum sufi tersebut. Sedangkan kehadiran
tarekat di Indonesia sama tuanya dengan kehadiran Islam. Namun hanya ada
1. Tarekat Qadiriyah.
18
2. Tarekat Syadziliyah.
3. Tarekat Naqsyabandiyah.
4. Tarekat Khalwatiyah.
5. Tarekat Syattariyah.
6. Tarekat Sammaniyah.
7. Tarekat Tijaniyah.
[1]. Ajid Thohir, Gerakan Politik Kaum Tarekat: Telaah Historis Gerakan Politik Antikolonialisme Tarekat
Qadiriyah-Naqsabandiyah di Pulau Jawa, hlm. 47.
[2]. Ibid, hlm. 48.
[3]. H.A. Fuad Said, Hakikat Tarekat Naqsyabandiyah, hlm. 6.
[4]. Ibid.
[5]. Sri Mulyati, dkk, Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat Muktabarah di Indonesia, hlm. 8.
[6]. Dalam bukunya Mustafa (2010: 280)
[7]. Ahmad Najib Burhani, Tarekat tanpa Tarekat, hlm. 36.
[8]. Ibid, hal 37.
[9]. Sri Mulyati, dkk, Op.Cit., hlm. 9-10.
[10]. Ahmad Najib Burhani, Op.Cit., hlm. 37.
[11]. Ibid.
[12]. Ahmad Najib Burhani, Op.Cit., hlm. 101.
[13]. Sri Mulyati, dkk, Op.Cit., hlm. 6.
[14]. Ibid, hlm. 6-7.
[15]. Menurut Huda (2008: 63)
[16]. Ibid.
[17]. Menurut Shihab (2009: 186)
19
Daftar Pustaka
20