Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
32722401D20044
2022
1. Masalah Kependudukan di Indonesia
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah
Amerika Serikat. Selain jumlah penduduknya yang besar, luasnya negara kepulauan
dan tidak meratanya penduduk membuat indonesia semakin banyak mengalami
permasalahan terkait dengan hal kependudukan. Tidak hana itu, faktor geografi,
tingkat migrasi, struktur kependudukan di Indonesia dll membuat masalah
kependudukan semakin kompleks dan juga menjadi hal yang perlu mendapatkan
perhatian khusus guna kepentingan pembangunan manusia Indonesia. Adapun
masalah-masalah kependudukan yang dalami oleh Indonesia antara lain :
A. Demografis
1) Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)
Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia
berada di urutan ke empat terbesar di dunia setelah berturut-turut China, India,
Amerika Serikat dan ke empat adalah Indonesia.
Jumlah penduduk Indonesia dari hasil sensus 2010 mencapai angkat
237.641.326 (www.bps.go.id). Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia
semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk indonesia
semakin bertambah.
Akan tetapi permasalahan kependudukan terkait dengan jumlah penduduk yang
besar menjadi sebuah masalah yang tidak dapat di hindarkan. Indonesia
memiliki berbagai kepentingan dengan berbagai organisasi masa lainnya
membuat masalah besarnya populasi menjadi hambatan.
Selain itu yang terpenting terkait dengan permasalahan penyediaan sumber
daya alam dan berbagai kebutuhan penting lainnya.
Selain itu, masalah yang muncul terkait dengan jumlah penduduk yang besar
adalah dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Kebutuhan akan bahan pokok
menurut orang untuk bekerja dan mencari nafkah. Namun, penyedaan lapangan
kerja sangatlah minim. Yang menjadi masalah adalah penduduk lebih senang
untuk menggantungkan diri terhadap pekerjaan dan cenderung mencari
pekerjaan daripada membuka lapangan pekerjaan. Hal ini menyebabkan
masalah baru yaitu pengangguran. Apabila jumlah pengangguran ini tinggi
maka mengakibatkan jumlah kemiskinan semakin tinggi.
2) Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Semakin besar peresentase kenaikannya maka semakin besar jumlah
penduduknya. Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan
indonesia. Dalam penentuan kebijakan semakin banyak yang perlu
dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan berbagai sarana dan prasarana,
fasilitas-fasilitas umum dan yang terpenting adalah kebijakan dalam rangka
mengurangi laju pertumbuhan yang ada di indonesia. Dari situlah muncul
progam KB dan kini ditangani oleh BKKBN.
Apabila tingginya tingkat perumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan
terjadi berbagai masalah baik masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber
daya manusia yang menurun, kejahatan, lapangan pekerjaan dll yang
meberikan dampak negatif bagi kelangsungan umat manusia Indonesia
khususnya.
Oleh karena itu, usaha untuk menekan laju pertumbuhan sangatlah penting.
Program-program yang ditawarkan pemerintah harus di dukung oleh
masyarakat seperti halnya KB, penggunaan alat kontraseepsi, penundaan usia
perkawinan, dll sehingga penularan laju pertumbuhan penduduk diharapkan
menurun.
3) Persebaran Penduduk Tidak Merata
Kepatadan penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya
yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk dan survey
penduduk, persebaran pendudukIndonesia antar provinsi yang satu dengan
provinsi yang lain tidak merata.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk :
a. Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk,
karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
b. Iklim, wilayah yang beriklm terlalu panas, terlaku dingin, dan terlalu basah
bisanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal
c. Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak
bertempat tinggal di daerah datar
d. Perhubungan dan Transportasi
e. Fasilitas dan juga pusat-pusat ekonomi, pemerintahan, dll.
5. Perkembangan KB di Indonesia
Sebelum abad XX, di negara barat sudah ada usaha pencegahan kelangsungan
hidup anak karena berbagai alasan. Caranya adalah dengan membunuh bayi yang
sudah lahir, melakukan abortus dan mencegah / mengatur kehamilan. KB di Indonesia
dimulai pada awal abad XX.
MISI
Membangun setiap keluarga Indonesia untuk memiliki anak ideal, sehat,
berpendidikan, sejahtera, berketahanan dan terpenuhi hak-hak reproduksinya melalui
pengembangan kebijakan, penyediaan layanan promosi, fasilitasi, perlindungan,
informasi kependudukan dan keluarga, serta penguatan kelembagaan dan jejaring KB.
Tugas pokok
Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan keluarga
sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Landasan hukum
TAP MPR No. IV/1999 ttg GBHN; UU No. 22/1999 ttg OTODA; UU No. 10/1992
ttg PKPKS; UU No. 25/2000 ttg PROPENAS; UU No. 32/2004 ttg
PEMERINTAHAN DAERAH; PP No. 21/1994 ttg PEMBANGUNAN KS; PP No.
27/1994 ttg PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN; KEPPRES No. 103/2001;
KEPPRES No. 110/2001; KEPPRES No. 9/2004; KEPMEN/Ka.BKKBN No.
10/2001; KEPMEN/Ka.BKKBN No. 70/2001
Filosofi BBKBN
Menggerakkan peran serta masyarakat dalam keluarga berencana.
Grand Strategi:
1) Menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB.
2) Menata kembali pengelolaan program KB.
3) Memperkuat SDM operasional program KB.
4) Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB.
5) Meningkatkan pembiayaan program KB.
Strategi
Re-Establishment adalah mmbangun kembali sendi-sendi pogram KB nasional sampai
ke tingkat lini lapanngan pasca penyerahan kewenangan.
Sustainability adalah memantapkan komitmen program dan kesinambungan dukungan
oleh segenap stakeholders dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah.
Tujuan
Tujuannya adalah:
1) Keluarga dengan anak ideal.
2) Keluarga sehat.
3) Keluarga berpendidikan.
4) Keluarga sejahtera.
5) Keluarga berketahanan.
6) Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya.
7) Penduduk tumbuh seimbang (PTS )
Program KB
1) Keluarga berencana
2) Kesehatan reproduksi remaja
3) Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
4) Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
5) Keserasian kebijakan kependudukan
6) Pengelolaan SDM aparatur
7) Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
8) Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara