Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Retorika Dalam Membangun Semangat Belajar Siswa”

Dosen pengampu : Drs.Muntazir,M.Pd

Disusun oleh

YOGI SEFTIAWAN (2021406403002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Illahi Robbi


yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehinnga penyusun dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul’’RETORIKA DALAM MEMBANGUN SEMANGAT BELAJAR
SISWA”.Makalah ini disusun untuk memnuhi tugas mata kuliah retorika dan makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan pembaca dan penulis . Penulis mengucapkan terima
kasih kepada bapak Drs.Muntazir,M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah retorika. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pringsewu 12 april ,2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL……………………………………………………………….………………1

KATA PENGANTA………………………………………………….……………..2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah………………………………………………………....4

BAB II PEMBAHASAN
A.Teori Belajar …………………………………………………………………….5.
B.Faktor Yang Mempengaruhi Belajar……………………………………………..6
C.Peranan Motivasi Belajar…………………………………………………………7
D.Retorika Dalam Membangun Motivasi Belajar…………………………………..8

BAB III PENUTUP

A. kesimpulan……………………………………………………………………….9

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau
pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat
tercapai atau dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada
bermacam-macam faktor.
Tugas utama seorang Guru adalah mendidik siswa. Ini berarti bahwa bila Guru bertindak
mengajar, maka diharapkan siswa untuk mampu belajar. Hal-hal seperti berikut, diantaranya
Guru telah mengajar dengan baik, ada siswa yang belajar dengan giat, siswa yang berpura-
pura belajar, siswa yang belajar dengan setengah hati, bahkan adapula siswa yang
sesungguhnya tidak belajar. Maka dari itu, sebagai Guru yang professional harus berusaha
mendorong siswa agar belajar dengan baik.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan penyusun latar belakang tersebut,rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut;

1. Mengetahu pengertian teori belajar

2. Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi belajar

3. Peranan motivasi belajar

4. Retorika dalam membangun motivasi belajar

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.TEORI BELAJAR

Macam-macam Teori Belajar


Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori
belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme. Teori
belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori
kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan
pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun
atau membangun ide-ide baru atau konsep.
1.Teori belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi
aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik
pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang
yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan
metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
2.Teori Belajar kognitivisme
Teoribelajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori
perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif
bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya
mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang
baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi
diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari
ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan
pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner
bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas
bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.
3.Teori Belajar Konstruktivisme

5
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan
Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya
modern.Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajarankonstektual
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.Pengetahuan bukanlah
seperangkat faktafakta,konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia
harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari
idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam
mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam
semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih
lama semua konsep

B.FAKTOR YANG MEMPENGARUSI BELAJAR

Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-
faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah banyak sekali macamnya, yaitu :
Menurut Drs. Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah :
a. Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
Antara lain : Faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
b. Faktor extern yaitu faktor yang ada di luar diri individu.
Antara lain : faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.3
ad. a. Faktor Intern yaitu faktor yang ada dalam diri individu, yang sangat besar
pengaruhnya terhadap aktivitas belajar seseorang. Faktor ini dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Faktor Jasmaniah
a. Faktor Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan segenap badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit.
Proses belajar akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Selain itu ia akan cepat
lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk dan lain-lain. Agar seseorang belajar
dengan baik maka haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin.
b. Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik/kurang sempurna mengenai
tubuh/badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, patah kaki/tangan, lumpuh dan
lain-lain.
2. Faktor Psikologis

6
a. Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi
dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat.
. Perhatian
Perhatian adalah keaktifan yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu
objek (benda/hal) atau sekumpulan objek.
c. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang
dieplajri tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya
demikian sebaliknya.
d. Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Adalah penting untuk mengetahui bakat siswa dan
menempatkan siswa belajar di sekolah yang sesuai dengan bakatnya.
e. Motif
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat
belajar dengan baik/padanya memepunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian,
merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar.
f. Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat
tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.
g. Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan response atau bersaksi. Kesediaan itu timbul
dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan
berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
3. Faktor Kelelahan
Kelelahan disini dibagi dua yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan
jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
ad. b. Faktor-Faktor Extern.
1. Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa :
a. Cara orang tua mendidik

7
Cara mendidik anak dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan memegang peranan
yang sangat penting. Keterlibatan orang tua akan sangat mempengaruhi keberhasilan
bimbingan tersebut.
b. Relasi antar anggota keluarga
Yaitu hubungan orang tua dengan anak adalah sangat penting. Selain itu juga anggota
keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak.

c. Suasana rumah
Yaitu situasi/kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada
dan belajar. Agar anak dapat belajar dengan baik, maka ciptakanlah suasana rumah yang
tenang dan tenteram.
d. Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang
belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar
seperti alat tulis menulis, buku-buku dan lain0lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi
jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin,
kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya anak terganggu, sehingga belajar anak
juga terganggu.
e. Pengertian Orang Tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila anak sedang belajar
jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah.
f. Latar belakang kebudayaan
Pada diri anak perlu dibiasakan/ditanamkan kebiasaan-kebiasaan agar mendorong
semangat anak untuk belajar.
2. Faktor Sekolah
a. Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode
mengakar yang kurang baik dapat mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.
Demikian sebaliknya. Oleh sebab itu agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode
mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien, dan efektif mungkin.
b. Kurikulum
Kurikulum adalah sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian
besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan
mengembangkan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa.
c. Relasi guru dengan siswa

8
Guru yang relasi dengan siswa baik, maka siswa akan menyukai gurunya, juga suka mata
pelajarannya, sedangkan guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab,
menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar.
d. Relasi siswa dengan siswa
Relasi siswa yang satu dengan siwa yang lain juga akan mempengaruhi belajar. Relasi
yang baik akan memberikan pengaruh positif terhadap belajar siswa.
e. Disiplin sekolah
Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus didiplin di dalam belajar baik di sekolah, di
rumah dan di perpustakaan. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin.
f. Alat Pelajaran
Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar
dengan baik, sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar
dengan baik pula.
g. Waktu Sekolah
Yaitu waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu dapat pagi hari, siang,
sore/malam hari.
h. Standar pelajaran di atas ukuran
Guru yang menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-
masing yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
i. Keadaan gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing
menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas.
j. Metode Belajar
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal perlu pembinaan dari guru.
Maka perlu belajar setiap hari secara teratur, membagi waktu dengan baik, memilih cara
belajar dengan tepat dan cukup istirahat dapat meningkatkan hasil belajar
k. Tugas rumah
Waktu belajar terutama adalah di sekolah, di samping untuk belajar waktu di rumah biarlah
digunakan untuk kegiatan yang lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi
tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu untuk kegiatan
yang lain.
3. Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor extern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa.
Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat.
a. Kegiatan siswa dalam masyarakat

9
Membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya jangan mengganggu belajarnya
adalah perlu. Jika mungkin memilih kegiatan yang mendukung belajar. Misalnya kursus
bahasa Inggris, PKK remaja, Kelompok diskusi dan lain-lain.
b. Mass Media
Yang termasuk mass media adalah bioskop, radio, surat kabar, majalah, buku-buku dan
lain-lain. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga
terhadap belajarnya. Demikian sebaliknya. Oleh sebab itu siswa perlu mendapatkan
bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik.
c. Teman bergaul
Pengaruh-pengaruh teman yang bergaul dengan siswa lebig cepat masuk dalam jiwanya
dari pada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri
siswa, begitu juga sebaliknya.

d. Bentuk kehidupan masyarakat


Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa.
Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan
mempunyai kebiasaan yang tidak baik akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang
berada di situ. Sebaliknya jika lingkungan masyarakatnya baik maka akan berpengaruh baik
pada diri siswa.

C.PERANAN MOTIVASI BELAJAR

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku
individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari
motivasi dalam belajar dan mengajar, antara lain; menentukan hal-hal yang dapat dijadikan
penguat belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai dan menentukan ketekunan
belajar. Masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Menentukan Hal-hal yang dapat Dijadikan Penguat Belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar
dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan
berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Dengan demikian motivasi dapat menentukan
hal- hal apa di lingkungan anak yang dapat memperkuat perbuatan belajar.
2. Memperjelas Tujuan Belajar yang akan Dicapai

10
Peranan motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan
belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah
dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.
3. Menentukan Ketekunan Belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya
dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini tampak
bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya jika
seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama
belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu
berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar

D.RETORIKA DALAM MEMBANGUN MOTIVASI BELAJAR

Dalam dunia pendidikan, penggunaan retorika secara praktis, tampak nyata dalam proses
bela-jar-mengajar di kelas. Dalam hubungan ini, para guru menerapkan prinsip-prinsip
pendidikan yang telah dipelajari sebelumnya. Melalui ak-tivitas belajar-mengajar, guru
memanfaatkan retorika sebanyak-banyaknya berdasarkan jenis materipelajaran yang
diajarkan, kondisi anak didik yang dihadapi, keadaan sekolah tempat mengajar, situasi sosial
politik yang sedang ber-langsung, dan faktor-faktor yang lain. Jadi retorika juga digunakan
dalam bidang pendidikan.dengan retorita pendidik akan mampu kemotivasi siswa

11
BAB III

KESIMPULAN

Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan
dalam tingkah laku atau kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai atau
dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam
faktor. Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu:
teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang
belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar
seperti alat tulis menulis, buku-buku dan lain0lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi
jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin,
kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya anak terganggu, sehingga belajar anak
juga terganggu.

12

Anda mungkin juga menyukai