Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERAN PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP LINGKUNGAN, PERILAKU,

PELAYANAN KESEHATAN DAN HEREDITAS

Disusun Oleh :

Nama : Dinda Beay

Nim : P07120219060

Kelas : IIIB

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh meteologi Yunani yaitu

Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai

seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau

pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah mengobati penyakit

dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dengan baik.

Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni : mencegah

penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatanm melalui “Usaha-usaha

Pengorganisasian masyarakat” untuk :

a.       Perbaikan sanitasi lingkungan

b.      Pemberantasan penyakit-penyakit manular

c.       Pendidikan untuk kebersihan perorangan

d.      Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan

pengobatan

e.       Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup

yang layak dalam memelihara kesehatannya

      Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adlah ilmu dan seni

memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan msyarakat melalui usaha-usaha

pengorganisasian masyarakat.

      Dari batasan kedua diatas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari

hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan

sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat. Untuk itu perlu
adanya pendidikan kesehatan agar kesehatan masyarakat dapat lebih ditingkatkan dan

dilaksanakan oleh masyarakat.

      Maka dari itu penulis tertarik untuk mengambil judul makalah “Pendidikan Kesehatan.”

1.2.Rumusan Masalah

      Berdasarkan judul makalah ini maka rumusan masalahnya adalah pengertian pendidikan

kesehatan, prinsip-prinsip pendidikan kesehatan, ruang lingkup pendidikan kesehatan,

pengertian perilaku kesehatan, domain perilaku kesehatan.

1.3.Tujuan Penulisan

      Untuk mengetahui prinsip-prinsip pendidikan kesehatan serta hal-hal yang berkaitan dengan

pendidikan dan perilaku kesehatan (prinsip-prinsip pendidikan kesehatan, ruang lingkup

pendidikan kesehatan, pengertian perilaku kesehatan, domain perilaku kesehatan).


BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dam

memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok

atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-perubahan secara

suka rela dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)

Wood dikutip dari Effendi (1997), memberikan pengertian pendidikan kesehatan merupakan

sejumlah pengalaman yang berpengaruh menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan

pengetahuan ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa.

Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimanya secara suka rela

perilaku yang akan meninhkatkan dna memelihara kesehatan.

Menurut Stewart dikutip dari Effendi (1997), unsur program ksehatan dan kedoktern yang

didalamnya terkandung rencana untuk merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan

tujuan untuk membantu tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit

dan peningkatan kesehatan.

Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S, memberikan pengertian

pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan

yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal dan

mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, budaya,

dan sebagainya).

Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan kesehatan adalah upaya untuk

memengaruhi, dan atau memengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat,

agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional, pendidikan

kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk memberikan dn atau meningkatkan pengetahuan,


sikap, an praktik masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri

(Notoatmodjo, 2003)

2.2.Prinsip-prinsip Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan sangat penting untuk menunjang program-program kesehatan yang

lain. Akan tetapi pernyatan ini tidak didukung dengan kenyataan yang ada. karena program

pelayanan kesehatan yang ada kurang melibatkan pendidikan kesehatan. Pendidikan

merupakan ‘behavior investment’ jangka panjang. Artinya pendidikan kesehatan baru dapat

dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek, pendidikan kesehatan hanya

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan

pengetahuan saja belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan.

Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka

menengah dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya akan berpengaruh pada peningkatan

indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran pendidikan kesehatan.

2.3.Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain dimensi

sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya, dan dimensi tingkat

pelayanan kesehatan. Dimensi sasaran pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 kelompok :

1)      Pendidikan kesehatan individual

2)      Pendidikan kesehatan kelompok

3)      Pendidikan kesehatan masyarakat

Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai

tempat, misal disekolah, rumah sakit, tempat kerja, dll. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan

dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan :

1)      Promosi kesehatan (health promotion)


2)      Perlindungan khusus (specific protection)

3)      Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)

4)      Pembatasan cacat (disability limitation)

5)      Rehabilitasi (rehabilitation)

2.4.Pengertian Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang      berkaitan

dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan,  makanan,serta   lingkungan.

Bentuk     dari perilaku tersebut ada dua yaitu pasif dan aktif. Perilaku   pasif merupakan respon

internal dan hanya dapat dilihat oleh diri sendiri sedangkan    perilaku aktif dapat dilihat oleh

orang lain.    Masyarakat memiliki beberapa macam    perilaku terhadap kesehatan. Perilaku

tersebut umumnya dibagi menjadi dua, yaitu   perilaku sehat dan perilaku sakit. Perilaku sehat

yang dimaksud yaitu perilaku seseorang yang sehat dan meningkatkan kesehatannya tersebut.

Perilaku sehat mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindari dari penyakit

dan  penyebab penyakit atau masalah, atau penyebab masalah (perilaku preventif). Contoh    

dari perilaku sehat ini antara lain makan makanan dengan gizi seimbang, olah raga        secara

teratur, dan menggosok gigi sebelum tidur.

Yang kedua adalah perilaku sakit. Perilaku sakit adalah perilaku seseorang yang sakit atau

telah terkena masalah kesehatan untuk memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah

kesehatannya. Perilaku ini disebut perilaku pencarian  pelayanan kesehatan (health   seeking

behavior). Perilaku ini mencakup tindakan- tindakan yang diambil seseorang bila terkena

masalah kesehatan untuk memperoleh kesembuhan melalui sarana pelayanan kesehatan

seperti puskesmas dan rumah sakit.

Secara lebih detail, Becker (1979) membagi perilaku masyarakat yang berhubungan  

dengan kesehatan menjadi tiga, yaitu:


1)      Perilaku kesehatan : hal yang berkaitan dengan tindakan seseorang dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya. Contoh : memilih makanan yang sehat, tindakan-tindakan yang

dapat mencegah penyakit.

2)      Perilaku sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang individuyang merasa

sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Contoh

pengetahuan individu untuk memperoleh keuntungan.

3)      Perilaku peran sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang

sedang sakit untuk memperoleh kesehatan.

Terdapat dua paradigma dalam kesehatan yaitu paradigma sakit dan  paradigma sehat.

Paradigma sakit adalah paradigma yang beranggapan bahwa rumah  sakit adalah tempatnya

orang sakit. Hanya di saat sakit, seseorang diantar masuk ke  rumah sakit. Ini adalah

paradigma yang salah yang menitikberatkan kepada aspek kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan

paradigma sehat Menitikberatkan pada aspek   promotif dan preventif, berpandangan bahwa

tindakan pencegahan itu lebih baik dan  lebih murah dibandingkan pengobatan.

                    

2.5.Domain Perilaku Kesehatan

Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas.

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologis pendidikan membagi perilaku manusia itu ke

dalam 3 domain. Pembagian ini dilakukan untuk tujuan  pendidikan. Bahwa dalam suatu

pendidikan adalah mengembangkan atau    meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut,

yakni:

1)      Kognitif

2)      Afektif

3)      Psikomotor

Dalam perkembangannya, Teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan

kesehatan yakni:
1)    Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk

mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.

Faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang :

1)      Faktor internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat, kondisi fisik

2)      Faktor eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana

3)      Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode dalam

pembelajaran

Ada enam tingkatan domain pengetahuan, yaitu :

1)      Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.

2)      Memahami (Comprehension)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

diintepretasikan materi tersebut secara benar.

3)      Aplikasi

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

dan kondisi yang sebenarnya.

4)      Analisis

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-

komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain.

5)      Sintesa

Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-

bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru.


6)      Evaluasi

Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi/objek.

2)   Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok

1)      Kepercayaan (keyakinan), ide konsep terhadap suatu objek

2)      Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3)      Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :

1)      Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memerhatikan stimulus yang diberikan

(objek).

2)      Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan

adalah suatu indikasi dari sikap.

3)      Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu

indikasi sikap tingkat tiga.

4)      Bertanggungjawab (Responsible)

Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan

sikap yang paling tinggi.


3.      Praktik atau Tindakan (Practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan

sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai

beberapa tingkatan :

1)      Persepsi (Perception)

Mengenal dna memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah

merupakan praktik tingkat pertama.

2)      Respon terpimpin (Guide response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah

merupakan praktik tingkat kedua.

3)      Mekanisme (Mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu

itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

4)      Adaptasi (Adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya

tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan wawancara terhadap

kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu. pengukuran

juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan

responden.

Menurut penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :

1)      Kesadaran (Awareness)

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus

(objek).
2)      Tertarik (Interest)

Dimana orang mulai tertarik pada stimulus,

3)      Evaluasi (Evaluation)

Menimbang-nimbang terhadap baik an tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti

sikap responden sudah lebih baik lagi.

4)      Mencoba (Trial)

Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5)      Menerima (Adoption)

Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya

terhadap stimulus.
 BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalh diatas adalah sebagai berikut :

1.      Bahwa peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga

perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilia-nilai kesehatan.

2.      konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu, kelompok stsu msdyarakat

dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-

masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan lain sebagainya.

3.      Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku menjadi 3 domain yaitu :

§  Pengetahuan

§  Sikap atau tanggapan

§  Praktek

4.      Bentuk perilaku kesehatan :

§  Pasif, artinya mengetahui namun belum melaksanakan

§  Aktif, artinya mengetahui dan melaksanakannya serta dapat diobservasi

                

3.2.Saran

      Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pendidikan kesehatan itu perlu untuk

diterapkan dalam masyarakat Indonesia. Dengan adanya pendidikan kesehatan, masyarakat

Indonesia dapat bertindak sesuai dengan ketentuan dalam kesehatan sehingga dapat

mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang membahayakan diri sendiri.

      Meskipun hasilnya akan terlihat dalam beberapa tahun kedepan, namun pendidikan ini baik

adanya untuk membantu masyarakat Indonesia terlepas dari serangan penyakit serta terhindar

dari tindakan pencegahan yang membahayakan.


    

 DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2,ei.

Jakarta : Rineka Cipta. 2003.

Anda mungkin juga menyukai