OLEH:
WAODE ANDI MIMI RAHMI
Nomor Induk Mahasiswa : 105651103416
vi
SKRIPSI
Kepada:
vii
viii
ix
x
ABSTRAK
Waode Andi Mimi Rahmi. Komunikasi Terapeutik Antara Perawat Dan
Pasien Di Puskesmas Herlang
Komunikasi terapeutik merupakan hal yang selalu berlangsung dalam komunikasi
antara perawat dan pasien. Komunikasi terapeutik memiliki pengaruh besar
terhadap proses penyembuhan pasien. Berdasarkan hal tersebut, kajian penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui penerapan komunikasi terapeutik yang dilakukan
perawat kepada pasien dalam memberikan pelayanan di Puskesmas Herlang dan
untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh perawat dalam melakukan
komunikasi terapeutik pada pasien di Puskesmas Herlang. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Informan penelitian ini terdiri dari 5
orang perawat, 5orang pasien, dan 5 orang keluarga pasien. Tehnik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi langkah-langkah reduksi, penyajian
data, kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian di Puskesmas Herlang menunjukkan
bahwa komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien, telah berlangsung
dengan baik. Hal ini tercermin dari cara penyambutan perawat terhadap pasien
dengan ekspresi wajah yang menyenangkan komunikasi yang lembut kepada
pasien, serta kesabaran dalam mendengarkan berbagai keluhan-keluhan pasien,
memberikan tanggapan balik yang mudah dimengerti oleh pasien dengan tetap
memperhatikan bahasa yang santun. Faktor yang menghambat terjadinya
komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien di Puskesmas Herlang yaitu :
penggunaan bahasa, mimik wajah pasien kurang baik kepada perawat, keadaan
psikologi perawat dan pasien seringkali mengalami ketidakcocokan misalnya
intonasi suara serta pengetahuan keluarga yang lebih tau dari perawat termasuk
kendala yang dirasakan perawat.
xi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan yang tak terhingga atas kehadirat Allah
salam semoga tetap terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, yang senantiasa
memberikan teladan dan tuntunan kepada manusia sehingga tetap berada pada
Penulis sadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas segalah dukungan, bantuan dan
1. Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya lah, maka skripsi ini
dapat terselesaikan.
Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.si. Selaku dekan Fakultas Ilmu soisal
4. Bapak Dr. Muhammad Tahir, M.si. Selaku ketua prodi Ilmu Komunikasi
xii
6. Bapak Syukri, S.sos.,M.si. Selaku pembimbing I dan Ibu Arni, S.kom,.
7. Kedua Orang Tua, Bapak Laode Maruwata dan Ibu Rosmalia Fatma yang
Dwi Putri Afriana dan Andi Irfadillah yang selalu menemani dan
9. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya kecil ini menjadi langkah
xiii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….xi
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian................................................................................... 5
C. Kerangka Pikir....................................................................................... 30
C. Informan ................................................................................................ 32
xiv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 36
6. Tujuan.................................................................................................... 48
A. Kesimpulan............................................................................................ 65
B. Saran ...................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67
LAMPIRAN ......................................................................................................... 69
xv
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menimbulkan citra kurang baik bagi aparatur pemerintah itu sendiri. Laporan
media massa cetak maupun media website di Indonesia yang meningkat sebesar
3,7 %. Hal ini menunjukkan pola pikir masyarakat semakin kritis dan tuntutan
1
2019, jumlah Pemerintah Kabupaten yang dinilai adalah sebanyak 215. Hasilnya
33% masuk kategori zona hijau, 40,4% masuk kategori zona kuning dan sisanya
inap sebanyak 13 unit dan non rawat inap sebanyak 7 unit berdasarkan Data Dasar
pelayanan yang optimal. Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan peneliti
tentang pelayanan kesehatan terhadap pasien. Salah satu dari puskesmas yang ada
mendapat kepuasan.
Masalah yang ada yaitu munculnya kritik dan saran dari masyarakat
masyarakat terhadap Puskesmas antara lain yaitu dilansir oleh Tribun Makassar,
28 Maret 2019 bahwa sarana prasarana yang belum memadai, Dokter dan
2
menuliskan Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) dan DPRD Bulukumba menjadi
lokasi unjuk rasa aktivis Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan
Dari hal diatas di Puskesmas Herlang dari segi hal pelayanan berdasarkan
serta penghapus tingkah laku maladaptive dan belajar pola-pola tingkah laku
3
adaptif, dalam profesi keperawatan, komunikasi perawat-pasien merupakan
terbaik kepada orang lain pada hakikatnya ia telah berbuat baik untuk dirinya
Artinya :
Jika kamu berbuat baik,(berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri.
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
2. Secara praktis
a. Bagi Puskesmas
b. Bagi peneliti
Muhammadiyah Makassar.
5
c. Bagi Universitas Muhammadiyah Makassar
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Peneliti Terdahulu
1. Hajarudin(2014)
7
menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,536 dan nilai p sebesar
sampelpenelitiannya.
2. Priscylia A.C(2013)
perawat baik dan pasien merasa puas sebanyak 42 orang (91,3%), dan
8
(23,8%), dan keterampilan komunikasi terapeutik kurang baik dan
pasien merasa kurang puas sebanyak 16 orang (76,2%). Hasil uji chi
penelitiannya.
antara perawat dan pasien, telah berlangsung dengan baik. Hal ini
faktor fisik berupa keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran pasien,
9
penggunaan bahasa karena perbedaan asal daerah antara perawat dan
dengan baik
B. Kerangka Teori
1. Komunikasi Terapeutik
dalam hubungan antara konselor dan klien. Klien secara sukarela akan
ketegangan yang dirasakan dapat hilang sama sekali dan kembali seperti
semula.
10
pasien melalui hubungan pasien dan perawat.
dan hargadiri.
yang mempunyai sifat menyembuhkan, dan tentu saja hal ini berbeda
11
pemenuhan perawatan dan proses pemulihan. Praktik komunikasi
terapeutik itu sendiri sangat dipengaruhi oleh latar belakang suasana. Oleh
tindakan guna mengubah situasi yang ada apabila pasien percaya pada
hal-hal yangdiperlukan.
sesuatu secara rinci. Interaksi pada tahap ini membuat kedua belah pihak
kesembuhan.
kehormatandiri
12
ketergantungan, hubungan interpersonal dengan kapasitas
membericinta.
1) Mendegarkan (listening)
2) Bertanya(question)
13
yang spesifik mengenai klien. Paling baik jika pertanyaan
3) Penerimaan
atau tidak setuju. Tentu saja sebagai perawat, kita tidak harus
4) Klarifikasi
dimengerti klien.
14
kesan yang ditimbulkan oleh syarat nonverbal klien.
1) Proses Komunikasi
15
c) Rencana tujuan, membantu pasien untuk memenuhi
kebutuhan sendiri
pribadinya.
2016 : 15)
salah satunya akan sangat tergantung pada seberapa besar hambatan yang
hambatan tersebut.
1) Hambatan Teknis
16
2) Hambatan Semantik
3) Hambatan Manusiawi
17
mendengarkan, perbedaan status pencarian
2018:830-831)
4. Elemen-Elemen Komunikasi
Dalam proses komunikasi, satu elemen tidak lebih baik atau lebih penting
dibanding elemen yang lain. Proses komunikasi akan berlangsung baik dan
lainnya.
a. Sumber
dapat berupa orang, buku, dokumen, lembaga atau sejenisnya (A.W. Widjaja,
18
Sumber sangatlah penting untuk menentukan atau menilai kualitas ko-
munikasi, bahkan seseorang yang fanatik akan sangat tergantung dari sumber
komunikasi yang ada, dia akan menerima pesan bila berasal dari sumber yang
atau stimulus kepada orang atau pihak lain (komunikan), dan diharapkan
yang baik:
1) Penampilan
2) Penguasaan masalah
faham dan yakin betul bahwa apa yang akan disampaikan merupakan
19
Penguasaan masalah bagi komunikator dapat meningkatkan keper-
cairan
3) Penguasaan bahasa.
c. Pesan (message)
Pesan dapat disampaikan dengan cara langsung atau lisan, tatap muka,
dan dapat pula melalui media atau saluran. Sedangkan materi atai isi pesan
Pesan yang disampaikan harus tepat dan mengena sasaran, dengan me-
20
3) Pesan harus menarik minat dna kebutuhan pribadi penerima serta
menimbulkan kepuasan
d. Channel
1) Media Umum
Adalah media yang dapat digunakan oleh semua pihak yang terlibat
umum, contohnya adalah telepon, HP, OHP, surat dinas, peta sebagainya
2) Media Massa
3) Media Khusus
21
Adalah media yang hanya dapat dipergunakan oleh dan untuk orang-
e. Komunikan
3) Sikap yang jujur dan siap untuk menerima dan memberi pesan
f. Feed Back
Feed Back merupakan respon komunikan terhadap pesan yang diterima baik
klien.Agar terjadi umpan balik yang baik, maka harus memenuhi Syarat-
22
1) Jujur
komunikasi.
5. Perawat
a. Pengertian Perawat
seseorang yang menjaga dan menolong orang yang sakit. Tugas perawat
adalah menolong dan membantu individu baik yang sedang sakit ataupun
baik dalam negeri maupun di luar negeri yang diakui, oleh pemerintah
:10 )
23
berdasarkan ilmu yang memiliki diperoleh melalui pendidikan
keperawatan.
b. Peran Perawat
professional harus memili orientasi pelayanan, standar praktik dan ode etik
pasien meliputi: (1) Hak atas pelayanan sebaik-baiknya, (2) Hak atas
(4) Hak untuk membantu nasibnya sendiri, dan (5) Hak menerima ganti rugi
24
pada saat klien menjelaskan perasaannya dan hak-hak yang berkaitan
dengan keadaannya.
klien.
dan/atau melalui tim kesehatan yang terdiri dari tenaga kesehatan, seperti
dokter, perawat dan lain sebagainya. Bersama-sama berupaya
tepat. Perawat tidak bisa menjalankan peraan ini apabila tidak bekerja sama
2013:51)
c. Fungsi Perawat
25
layanan keperawatan. Dalam menjalankan perannya, perawat akan
interpenden.
1) Fungsi Independen
2) Fungsi Dependen
3) Fungsi Interpenden
d. Kedudukan Perawat
saat ini, masih banyak asumsi yang menganggap perawat adalah pelengkap
Kedudukan keperawatan sebagai ilmu bukan hanya sebatas teori saja tetapi
memiliki bentuk aplikasi yang dijalankan di lapangan. Perannya
26
oleh pasien/klien. Kehadirannya adalah mengupayakan agar pasien/klien
1) Ekspresi muka: posisi mulut, alis, mata, senyum dan lainnya perawat
yangterapeutik
tetapberkomunikasi.
27
yang diarahkan pada pencapaian tujuan. Kewajiban perawat dalam
dan bukan hubungan sosial. Hubungan perawat dan klien sengaja dijalin
privasi pasien.
kewajibannya denganbaik.
danmoral.
baik antara pasien, keluarga, dan teman sejawat serta dokter untuk
kepentingan pasien.
28
komunikasi interpersonal yang baik. Komunikasi interpersonal yang disebut
6. Pasien
29
C. Kerangka Pikir
Gambar 1
Perawat
di Puskesmas
Komunikasi Terapeutik
Penerapan
Kendala
1. Mendengarkan
2. Bertanya 1. Hambatan
3. Penerimaan Semantik
4. Klarifikasi 2. Hambatan
5. Menyampaikan Hasil
Manusiawi
Obsevervasi
Pasien
Sumber : Peneliti
D. Fokus Penelitian
pasien untuk mewujudkan pelayanan yang sesuai standard SOP sehingga pasien
30
dan petugas kesehatan merasakan perasaan yang sama-sama puas dalam hal
pelayanan dan pencapaian petugas kesehatan dalam hal menciptakan citra baik
E. Definisi Fokus
lagi dari tahun sebelumnya dengan melakukan komunikasi terapeutik yang efektif
jelas lagi tentang peran penting komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu selama dua bulan, dimulai dari
Jenis dan tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran
C. Informan
Informan penelitian ini yaitu para perawat puskesmas Herlang sebanyak 5 orang,
pasien 5 orang dan keluarga pasien sebanyak 5 orang, dengan mewancarai mereka
32
Adapun tehnik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tehnik Wawancara
Wawancara dilakukan dengan bertatap muka dengan para perawat, pasien dan
komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat kepada pasien. Tujuan dari
perawat, pasien dan keluarga pasien dijawab, didengarkan secara teliti dan
2. Tehnik Dokumentasi
pasien dan keluarga pasien yang menjadi informan, dokumen resmi yang
33
Peneliti menggunakan triangulasi yaitu triangulasi tehnik dan sumber.
1. Triangulasi Teknik
2. Triangulasi Sumber
deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Bilken dalam
Moleong (2014) merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
mencari dan menentukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
34
Penelitian ini data yang diperoleh dilapangan dianalisis menggunakan model
Miles dan Huberman dalam Prastowo (2012) yaitu melalui proses pengolahan
data dengan tahapan data reduction, data display, dan conclusion or verification
dan triangulasi.
35
BAB IV
Puskesmas Rawat Jalan dan pada tahun 2007 dilakukan peningkatan dengan
wilayah administrasi kerja 40,42 Km2 yang terdiri dari 2 Kelurahan dan 3 Desa
yaitu :
36
Barat : Desa Tugondeng wilayah Puskesmas Karassing Kecamatan
Herlang
Selatan : Desa Eka Tiro Kecamatan Bontotiro dan Desa Borong wilayah
orang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil PNS sebanyak 23 orang dan tenaga
sukarela/magang sebanyak 48 orang, untuk jenis dan distribusi dapat dilihat tabel
dibawah ini.
37
Tabel 1
Distribusi Jenis dan Jumlah Pegawai Puskesmas Herlang Tahun 2020
Poskes
Puskesmas Puskesmas Herlang Pustu
No Jenis Pendidikan Des
Herlang PNS Non PNS PNS
PNS
S2 Kesehatan
1 Masyarakat 2
S1 Kedokteran
2 Umum 1 1
3 S1 Kedokteran Gigi
4 S1 Kesmas 2 4
5 S1 Kep + Ners 2 2 4
6 S1 Kefarmasian 1
7 D3 Farmasi 1
8 D3 Keperawatan 1 4
9 D3 Kebidanan 2 13 4
10 D3 Perawat Gigi 1
11 D3 Gizi 1 1
12 D3 Analis 2
13 D3 Kesling
14 SMA 7
15 S1 Akuntansi 1
16 D IV Kebidanan 2
17 D I Gizi 1
18 D I Kebidanan 1
19 Sopir 2
20 Cleaning Service 2
Jumlah 23 42 4 4
Sumber : Data Sekretaris Puskesmas Herlang
3. Keadaan Demografis
terdiri dari 8315 jiwa laki-laki dan 8435 jiwa perempuan tahun 2020.
38
Tabel 2
Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2020
No Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Tanuntung 1.642 1.671 3.313
2 Bontokamase 2.074 2.130 4.204
3 Gunturu 1.728 1.756 3.484
4 Pataro 1.215 1.256 2.471
5 Singa 1.656 1.622 3.278
Jumlah 8.315 8.435 16.750
4. Tingkat Pendidikan
39
Tabel 3
IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN PUSKESMAS HERLANG TAHUN 2019
JUMLAH PRESENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI LAKI- LAKI-LAKI
LAKI-LAKI PEREMPUAN PEREMPUAN
PEREMPUAN LAKI PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KETAS YANG 3,488 3,575 7,063 49,38 50,62 100.00
MELEK HURUF
45
5. Visi, Misi Puskesmas Herlang
a. Visi
optimal.
b. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut ada 3 (Tiga) misi yang diemban oleh
Pilar Utama.
46
Memberdayakan serta mendorong kemandirian
47
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang
bebas asap rokok hak bagi semua orang. Lebih jauh lagi, bagi
6. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
48
2) Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
masyarakat
a. Tugas Pokok
b. Fungsi
49
ALUR PELAYANAN PASIEN PUSKESMAS HERLANG
Konseling
Masalah
Penunjang
Rujuk
Pelayanan Obat
Pasien Pulang
Bagan 1
Herlang, pasien yang butuh penanganan medis terlebih dahulu harus ke loket
maka akan dirujuk internal kepada konselor terkait namun jika memerlukan
50
penunjang, maka petugas menegakkan diagnosa dan menulis resep. Pasien di
B. Hasil Penelitian
Profesional pada pasien yang menderita suatu penyakit tertentu, dengan cara
diinapkan di ruang rawat inap tertentu sesuai dengan penyakitnya yang telah
inap disediakan dan dijalankan secara sistematis oleh tenaga medis dan
nonmedis.
51
terapeutik yang dilakukan oleh perawat berupa keterbukaan terhadap informasi
Terapeutik dapat diketahui dari pelayanan yang dirasakan oleh pasien serta
1.1. Mendengarkan
kebutuhan dan masalah klien. Pandang klien ketika sedang bicara, pertahankan
hindarkan gerakan yang tidak perlu, anggukan kepala jika klien membicarakan hal
penting atau memerlukan umpan balik, condongkan tubuh ke arah lawan bicara.
52
mengurangi beban pikiran serta dapat menghilangkan kecemasan pada
pasien, menatap pasien ketika pasien berbicara dengan saya,”
pesan verbal dan nonverbal yang berlangsung. Menatap mata lawan berbicara
53
Berbekal kemampuan komunikasi merupakan pendorong utama dalam
mencapai komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien serta dalam penerapan
1.2. Bertanya
Stuart dan Sundeen (dalam Suciata 2015) menyatakan bahwa dalam
sebuah komunikasi terapeutik dapat menerapkan beberapa teknik, tehnik
selanjutnya yaitu bertanya (Question). Pertanyaan dikaitkan dengan topik yang
dibicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial budaya klien. Selama
pengkajian, ajukan pertanyaan secara berurutan
Ns bahwa :
54
Wawancara selanjutnya dengan perawat Kasmira Ferli, S.Kep, Ns mengatakan
bahwa :
“Saya menggunakan Bahasa sesuai keadaan disini, contoh pertanyaan
yang saya ajukan kepada pasien yaitu bagaimana keadaan ta ?, apa
keluhatan ta sekarang ?, setelah dirawatki ada ji perubahan ?, kalau
minumki obat yang diberikan berkurang ji sakit ta kita rasa ?”
Wawancara selanjutnya dengan perawat Suci Ihwana, S.Kep, Ns mengatakan
bahwa :
“Kita menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien/keluarga
pasien agar tidak terjadi kesalahan komunikasi seperti bahasa
Konjo/Bugis/Indonesia, dan menghindari bahasa medis”
Pertanyaan-pertanyaan berurutan yang diajukan kepada pasien menggunakan
yang ada.
55
1.3 Penerimaan
dengan sikap nonverbal yang mendukung, seperti wajah yang murah senyum.
Stuart dan Sundeen (dalam Suciata 2015) menyatakan bahwa dalam sebuah
56
dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien agar pasien bisa
Motivasi dari perawat membuat pasien merasa senang dan menimbulkan rasa
57
1.4 Klarifikasi
pasien dan perawat hal sangat penting, karena informasi dari pasien sangat
hubungan tersebut ada yang berlanjut sampai pasien itu sembuh. Ini berarti
hubungan terapeutik terjalin tidak hanya dalam asuhan keperawatan, tetapi bisa
Stuart dan Sundeen (dalam Suciata 2015) menyatakan bahwa dalam sebuah
yaitu klarifikasi. Agar pesan dapat sampai dengan benar, perawat perlu
58
nampa injo pole ballona kunni perawat manna pantarang ki sitte na
kutanangja angkau angngura maki, haji-haji maki”
(Perawat di sini setelah saya memberitahu kondisi kesehatan saya, mereka
memberikan perhatian lebih memberi saran untuk tidak menyepelekan
penyakit saya, menyarankan untuk rutin periksa dan ketika saya bertemu
perawat diluar dari lingkungan puskesmas perawat tetap menyempatkan
diri untuk bertanya tentang kondisi saya)
Berdasarkan hasil wawancara di atas menjelaskan bahwa agar tidak terjadi
kesalah pahaman antara mereka, seorang perawat harus memberikan bahasa yang
mudah dipahami oleh pasien agar tidak terjadi kesalah pahaman atau mis
asuhan perawatan.
Stuart dan Sundeen (dalam Suciata 2015) menyatakan bahwa dalam sebuah
komunikasi terapeutik dapat menerapkan beberapa teknik, tehnik selanjutnya
yaitu menyampaikan hasil observasi. Menyampaikan hasil pengamatan perawat
sering membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus bertambah
memfokuskan atau mengklarifikasi pesan.
59
hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa putri anda terkena kanker, diharap ibu dan keluarga sabar
mendengarkan kabar ini”
Puskesmas Herlang
selalu berjalan sesuai yang diharapkan, ada beberapa hambatan yang dihadapi
sangat tergantung pada seberapa besar hambatan yang terjadi dalam kegiatan
Menurut Cruden dan Sherman bahwa hambatan semantik adalah sebagai studi
idea atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata membantu proses
60
pertukaran timbal balik arti dan pengertian (Komunikator dan Komunikan) tetapi
bahwa :
merawat seorang pasien yang bermimik wajah kurang baik sehingga susah untuk
dimengerti.
b. Gesture (gerak,isyarat.sikap)
pasien.
Diperjelas oleh keluarga pasien yang Sitti Ruhaeda dan Darmin bahwa :
61
“ Melihat pelayanan yang diberikan perawat kepada pasien itu perawatan
baik, memberikan senyuman kepada pasien yang menjadi salah satu motivasi bagi
pasien “
yang kurang baik untuk di pandang merupakan salah satu hambatan perawat
Menurut Cruden dan Sherman bahwa hambatan juga berasal dari individual
wawancara penulis kepada yang Suci ihwana S.Kep, NS di ruang rawat UGD ia
mengatakan bahwa :
“Kendala yang biasa dialami oleh perawat adalah kadang apa yang
diucapkan kepada pasien lain yang disampaikan kepada keluarganya
sehingga memunculkan kekeliruan antara perawat dan keluarga pasien
serta kendala berikutnya perawat mengulang kata 2-3 kali baru pasien itu
paham”
Tidak hanya bahasa yang menjadi penghambat komunikasi terapeutik akan
kendala sehingga harus mengulang kata agar mereka paham. Hal yang terlihat
ketika perawat berkomunikasi dengan pasien kadang pasien bernada suara keras
62
Gangguan-gangguan ini diperjelas oleh seorang perawat yang Dina
komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien juga dipengaruhi oleh keadaan
psikologis dari pasien. Apabila kondisi psikologis pasien menurun, maka akan
yang dilakukan perawat dan pasien tidak efektif karena adanya gangguan
psikologis. Gangguan psikologis ini berasal dari pasien karena pasien memiliki
emosi yang tidak stabil dalam berkomunikasi, kemunduran dalam proses berfikir,
sulit konsentrasi .
Pendapat juga diperjelas oleh salah seorang perawat yang Kasmira Ferli,
S.Kep, Ns bahwa :
“Kendala juga yang kadang dialami yaitu ketika kami sebagai perawat
sudah memaksimalkan pelayanan dari kami namun pasien serta keluarga
pasien tetap menilai semua pelayanan belum memuaskan”
63
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa komunikasi terapeutik
bisa berjalan dengan semestinya ketika pasien bisa menerima dan memahami
sebelumnya menjelaskan faktor apa saja yang menjadi penghambat perawat ketika
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
terapeutik antara perawat dan pasien, telah berlangsung dengan baik. Hal
pasien kurang baik kepada perawat, keadaan psikologi perawat dan pasien
pengetahuan keluarga yang lebih tau dari perawat termasuk kendala yang
dirasakan perawat.
B. Saran
65
yang dilakukan oleh perawat dengan meningkatkan komunikasi yang
66
DAFTAR PUSTAKA
67
Hajaruddin. Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Tingkat
Kepuasan Pasien Di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta. 2014
Sumber lain
(https://makassar.tribunnews.com/2019/03/28/sorot-pelayanan-puskesmas-knpi-
herlang-seruduk-dinkes-dan-dprd-bulukumba Diakses 25 Februari 2019)
68
LAMPIRAN
69
LAMPIRAN 1
70
Gambar 1. Struktur Organisasi UPT Puskesmas Herlang
71
LAMPIRAN 2
72
Gambar 4. Ruangan Rawat Inap
73
Lampiran 3
74
Gambar 7. Pemberian Data Oleh Sekretaris Puskesmas Herlang
75
Gambar 10 Wawancara Informan, Dina Wahyuni, S.Kep, Ns
76
Gambar 12 Foto Bersama Perawat
77
Gambar 14. Wawancara Pasien, Isya
78
Gambar 16. Wawancara Keluarga Pasien, Nengsih
79
Gambar 18. Wawancara Keluarga Pasien, Sitti Ruhaeda
80
LAMPIRAN 4
NAMA :
JABATAN :
USIA :
AGAMA :
PEKERJAAN :
PENDIDIKAN TERAKHIR :
81
LAMPIRAN 5
NAMA :
USIA :
82
LAMPIRAN 6
Nama :
Usia :
83
84
85
86
87
88
RIWAYAT HIDUP
Sampai dengan penulisan Skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai Mahasiswa
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
89