BADAN GEOLOGI
PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI
MORFOLOGI
GERAKAN TANAH
TEKTONISME DAN
GEMPABUMI/ERUPSI
VULKANISME
GUNUNG API
4. GERAKAN TANAH DI PASIGALA
ALIRAN BAHAN
LONGSORAN ROMBAKAN/ DEBRIS FLOW KOMBINASI LONGSORAN
RUNTUHAN BATU DAN LIKUIFAKSI
Longsor pada Jalur Jalan Palu – Toli-Toli
Probabilitas kejadian
Tinggi; 70 %
Menengah; 15 %
Rendah 10 %
Sangat Rendah 5 %
PETA ZONA KERENTANAN GERAKAN TANAH PALU DAN SEKITARNYA
PGA 0,668
Litologi 0,677
Tata guna lahan 0,645
Elevasi 0,734
Arah lereng 0,681
Kemiringan lereng 0,768
Selimut colluvial
Hasil pengambilan gambar dengan drone di lokasi longsor dan potensi banjir bandang desa Poi,
Kecamatan Dolo Selatan (Jarak 2 km).
Hasil simulasi
Disosialisaikan Ke
Masayarakat Desa
Poi, Kec Dolo
Selatan, Kab Sigi
sebagai antisipasi
dalam menghadapi
banjir bandang
KEJADIAN BANJIR BANDANG/ ALIRAN BAHAN ROMBAKAN PASCA GEMPABUMI
TERJADI DI KULAWI, KAB SIGI PADA SAAT MUSIM HUJAN
Aliran bahan rombakan yang melanda Desa Salua, Kec. Kulawi, Gawir-gawir gerakan tanah di lereng perbukitan pada bagian
hulu Sungai Salua. Material gerakan tanah yang masuk ke
Kab. Sigi, terjadi setelah hujan deras turun di daerah
sungai berkembang menjadi aliran bahan rombakan/ Banjir
perbukitan (longsor akibat gempa bumi Palu-Donggala 2018) Bandang
Mitigasi Banjir Bandang
REKAYASA TEKNIK
5. MITIGASI GERAKAN TANAH DAN TANTANGAN
JICA, 2019
AHLI
KEBUMIAN
Infrastruktur
Penataan Ruang
Aspek Geologi
6. PEMBELAJARAN DAN REKOMENDASI
Penanggulangan Bencana Gerakan Tanah dan Banjir Bandang Berpotensi Berulang
• PEMBELAJARAN • REKOMENDASI
1) Wilayah terjadinya bencana tersebar di seluruh Indonesia bisa 1. Meningkatkan sinergi dan koordinasi antara K/L
bersifat lokal maupun regional dalam satu koordinasi di bawah BNPB
2. Peran Daerah/Peran kunci: Memperkuat peran dan
2) Walaupun potensi curah hujan dapat diprediksi namun waktu tanggungjawab BPBD
kejadian gerakan tanah masih sulit ditentukan waktunya
3. Ancaman permanen : Menjadikan Dokumen
3) Ancaman permanen : kondisi ancaman gerakan tanah bisa kontinjensi sebagai dokumen wajib
tetap namun pemukiman serta aktivitas masyarakat terus 4. Strategi sosialisasi berkelanjutan melalui kebijakan
berkembang di kawasan rawan gerakan tanah Kemendikbud : Peningkatan peran dunia pendidikan
dalam mencetak kader guru yang mengenal bencana
4) Belum optimalnya pemanfaatan Peta Zona Kerentanan alam sebagai kunci pembelanjaran mitigasi
Gerakan Tanah dan Peta Prakiraan Wilayah Terjadinya
5. Penggalian kearifan lokal dalam mitigasi gerakan
Gerakan Tanah dalam penyusunan rencana tata ruang serta tanah
untuk Membangun Kesiapsiagaan
6. Implementasikan peta bahaya yang relatif tetap dan
5) Meningkatnya tuntutan masyarakat tentang informasi dan Peta Risiko yang dinamis sebagai arahan kebijakan
penanggulangan bencana gerakan tanah Pembangunan dan penangulangan bencana
6) Banyak permukiman terlanjur dibangun di daerah rawan 7. Tata Ruang : Akselerasi pengadaan peta dasar data
longsor, jangan mengulang lagi kesalahan penentuan lokasi DEM lebih detil untuk percepatan pembuatan peta
permukiman seperti di Balaroa dan Petobo. bahaya skala detil
7) Karena rentang waktu bencana geologi lama, maka program 8. Pengarusutamaan : menjadikan regulasi sebagai
arahan kebijakan peringan dini bencana
diseminasi informasi/sosialisasi harus terus dilakukan ke
Pemda/BPBD dan Sekolah-sekolah. 9. Perkuat manfaat kebijakan satu peta untuk
penanggulangan bencana
8) Jangan mengulang lagi kesalahan seperti di Palu, mengingat
rencana pemindahan lokasi Ibu Kota Negara ke Kabupaten 10. Disseminasi Informasi : Manfaatkan teknologi informasi
Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. terkini yang mudah dan cepat diakses (magma
indonesia)
KESIMPULAN
• Mitigasi Gerakan tanah harus dilakukan dari hulu ke hilir; penelitian, pemetaan,
LEWS dan sosialisasi serta penataan ruang dengan memperhatikan aspek bahaya
gerakan tanah
• Inovasi mitigasi gerakan tanah saat ini harus melibatkan peran serta masyarakat,
mengingat daerah rawan gerakan tanah yang sangat luas dan masyarakat sudah
terlanjur tinggal di daerah rawan gerakan tanah
• PASIGALA merupakan daerah rawan gerakan tanah dan banjir bandang sehingga
perlu peringatan dini, pemberdayaan masyarakat serta pada lokasi tertentu
diperlukan mitigasi structural.
• Hidup Harmoni dengan alam namun tetap siaga terhadap ancaman yang ada
mengingat lokasi PASIGALA merupakan daerah risiko bencana tinggi dan merupakan
paket lengkap bencana geologi kecuali erupsi Gunungapi
Indonesia Indonesia
Rawan Kaya
Bencana Sumber Daya
Alam