Anda di halaman 1dari 9

Lena Santuani

Embriologi merupakan bagian dari kajian biologi perkembangan (developmental of biology).


Biologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan progresif struktur
dan fungsi tubuh dalam hidup makhluk hidup. Sedangkan embriologi adalah studi mengenai
embrio dengan penekanan kepada polapola perkembangan embrio. Untuk membedakan
pemahaman anda tentang embriologi dengan biologi perkembangan, di bagian berikut ini
akan dituliskan beberapa pemikiran dan pendapat ahli embriologi.

Embriologi, yaitu mempelajari mengenai pembentukan embrio

TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO MANUSIA

Tahap perkembangan manusia dijelaskan secara terperinci di Gambar 1-4. Sadler (2012)
menjelaskan tahapan perkembangan manusia menjadi lima tahap, yaitu:

1. Tahap gametogenesis, terjadinya pembentukan gamet laki-laki dan perempuan atau


konversi germ cell sperma dan sel telur.
Perkembangan berawal dari pembuahan (fertilisasi),proses penyatuan gamet
pria,sperma, dan gamet wanita,oosit, untuk menghasilka zigot

2. Tahap perkembangan minggu ke-1, terjadinya proses ovulasi sampai implantasi

3. Tahap perkembangan minggu ke-2, terjadinya pembentukan bilaminar germ disc (embrio
dua lapis)

4. Tahap perkembangan minggu ke-3 sampai 8, disebut juga dengan periode embrionik,
terjadinya pembentukan sistem tubuh.

5. Tahap perkembangan bulan ke-3 sampai kelahiran, adalah masa fetus dan berperannya
plasenta dalam perkembangan manusia.

Perkembangan manusia diawali dari tahap prefertilisasi, periode mingguan, periode


embrionik dan organogenesis. Uraian lengkapnya sebagai berikut. 1. Prafertilisasi, meliputi
perkembangan organ reproduksi seksual, perkembangan organ reproduksi seksual,
perkembangan kromosom, meiosis, organogenesis, spermatogenesis. 2. Perkembangan
minggu 1 (hari ke 1-7), meliputi fertilisasi, pembelahan, blastocyst dan implantasi. 3.
Perkembangan minggu ke-2 (hari ke 8- 14), meliputi pembentukan embrioblast lanjutan,
trophoblast lanjutan dan mesoderm ekstraembrio. 4. Periode embrionik, meliputi
pembentukan embrioblast lanjutan, vasculogenesis dan plasentasi. 5. Periode bulan 3 sampai
lahir, disebut juga organogenesis sampai parturisi, terjadi perkembangan organ dan sistem
tubuh dan proses kelahiran.
Gambar 1 Tahapan Perkembangan Manusia Hari 1-18 (Sadler, 2012: ii)
KELAINAN UROGENITAL

KELAINAN KONGENITAL SISTEM URINARIUS

Polikistik Kongenital
Polikistik kongenital merupakan keadaan terbentuknya sejumlah kista. Kelainan ini
diturunkan secara autosomal resesif ataupun dominan. Kelainan ini disebabkan pembentukan
abnormal atau fungsi tubulus proksimalis yang mengalami degenerasi dan
pembentukan kista.

Agenesis Unilateral / bilateral


Agenesis unilateral/bilateral diduga terjadi karena proses degenerasi tunas ureterik (ureteric
bud) tidak berhasil mencapai jarrngan metanefrik. Agenesis unilateral diperkirakan terjadi
pada 1 : 1000, sedangkan yang bilateral 1 : 3000. Agenesis bilateral dapat diketahui pada
kehamilan 14 minggu yang akan mengalami oligohidramnion berat. Seringkali diikuti dengan
kelainan genital (s5%).

Ureter Dupleks
Ureter dupleks terjadi akibat pemisahan tunas ureterik yang terlalu dini, jaringan metanefrik
terbagi menjadi dua dan masing-masing memiliki sistem kalises serta ureter.
Ureter ektopik, merupakan varian dari ureter dupleks di mana satu ureter bermuara di
buli-buli dan yang lain bisa memiliki muara di vagina, uretra ata:u vestibulum. Kejadian
ini disebabkan terbentuknya dua tunas ureterik, satu akan tumbuh normal sedangkan yang
lain akan mengikuti perkembangan duktus mesonefrik.

Pelvic Kidney
Pelvic kidney, ginjal terletak dekat dengan arteri iliaka, bisa hanya satu atau kedua ginjal
berada berdekatan.

Horseshoe Kidney
Horseshoe kidney, kelainan di mana bagian kaudal ginjal bertemu menjadi satu sehingga
ginjal berbentuk seperti tapal kuda, ginjal biasa terletak di daerah lumbal kejadiannya sekitar
1 : 600.

URETRA DAN BULI-BULI


Pada perkembangan minggu ke-4 dan 7 septum urorektal membagi kloaka menjadi
kanalis anorektal dan sinus urogenitalis primitif. Membran kloaka kemudian membagi
2 menjadi urogenital membran di sebeiah anterior dan anal membran di sisi posterior.

Sinus urogenitalis primitif dalam perkembangannya akan menjadi:


Bagian terbesar di kranial akan menjadi buli-buli.
Bagian tengah akan menjadi kelenjar prostat pada lelaki dan uretra pars membranasea.
Bagian terujung akan menjadi falus.

Selama terjadi pembagian kloaka bagian kaudal duktus mesonefrik akan melebur
dengan dinding buli-buli. Pada bagian kaudal duktus mesonefrik terdapat tunas ureterik
yang akan ikut melebur dengan dinding buli yang kemudian selanjutnya berkembang
menjadi ureter. Di bagian kranial melekat dengan metanefrik membentuk sistem kalises.
Dinding buli terdiri dari lapisan luar yang berasal dari duktus mesonefrik merupakan
bagian mesodermal, sedangkan dinding dalam dilapisi oleh epitel yang berasal dari
komponen endodermal.

Uretra
Lapisan dalam uretra mempakan epitel yang berasal dari komponen endodermal dan
jaringan sekitarnya berasal dari komponen mesodermal. Pada akhir bulan ke-3 epitel
daerah prostat melakukan proliferasi dan penetrasi ke jaringan mesenkim sekitarnya.
Pada lelaki kemudian berkembang menjadi kelenjar prostat, sedangkan pada perempuan
bagian kranial akan menjadi uretra dan kelenjar parauretra.

Kelainan kongenital uretra:


 Fistula urakhal, terjadi karena allantois tidak mengalami rudimentasi sehingga masih
berupa duktus atau saluran yang menghubungkan buli-buli ke dinding Perut daerah
umbilikus.
 Kista urakhal, apabila sebagian allantois mengalami rudimentasi, bagian yang
mengandung lapisan epitel yang akan menyekresi cairan sehingga membentuk kista.
 Sinus urakhal, bila allantois kranial masih utuh akan membentuk lumen yang
berhubungan dengan bulibuli.

Buli Ekstrofia
Buli ekstrofia, mukosa buli tampak pada dinding abdomen, pada lelaki kadang diikuti
dengan epispadia sehingga bagian dorsal penis terbuka berlanjut ke buli sampai ke
umbilikus. Kelainan ini karena gangguan migrasi komponen mesodermal di antara
umbilikus dan tuberkel genitalis dan diikuti dengan hilangnya lapisan ektodermal.
Angka kejadiannya 1 : 50.000 kelahiran hidup.

Kloaka Ekstrofia
Kloaka ekstrofia, defek di dinding ventral akibat terhambatnya migrasi komponen
mesodermal ke dinding tengah. Kelainan ini kadang diikuti dengan buli ekstrofia, defek
spinalis dengan atau tanpa meningoensefalokel, anus imperfaratus, dan omfalokel.
Angka kejadiannya berkisar 1 : 30.000.

SISTEM GENITAL
Diferensiasi seksual merupakan proses yang kompleks dan melibatkan banyak gen,
termasuk di antaranya komponen autosomal. Kunci keberhasilan diferensiasi adalah
kromosom Y yang mengandung gen Testis Determining Factor (TDF) di bagian Sex
Determining Region on Y (SRY), berfungsi langsung pada diferensiasi gonad yang
selanjutnya akan memandu pertumbuhan organ seksual.

Gonad
Secara genetik, jenis kelamin seseorang sudah ditentukan saat fertilisasi. Namun,
perkembangan diferensiasi gonad terjadi pada janin berusia 7 minggu. Calon gonad
berasal dari tonjolan gonad (gonadal ridges) yang terbentuk dari proliferasi epitelium
soelomik dan kondensasi komponen mesenkim. Sel germinal primitif yang mulai kelihatan
pada minggu ke-3 pada dinding yolk sac mer-upakan asal usul perkembangan gonad dan baru
tampak pada tonjolan genital sejak rninggu ke-6.

Sel germinal primitif akan bermigrasi sepanjang bagian dorsal mesenterium hindgut,
pada minggu ke-5 akan menjadi gonad primitif dan menyatu menjadi tonjolan gonad
pada minggu ke-6 kemudian disebut sebagai korda seks primitif (medularis) yang
kemudian menyatu dengan epitelium permukaan. Pada tahap ini belum diketahui apakah
akan terbentuk menjadi testis atau ovarium karena itu dinamakan gonad indeferen.
Apabila proses ini tidak terjadi maka tidak akan terbentuk organ gonad (testis atauPun
ovarium).

Testis
Pada embrio lelaki sel germinal primordial mengandung gabungan kromosom seks XY,
kromosom Y yang mengandung gen SRY, maka TDF akan melakukan penyandian
terhadap korda seks primitif sehingga akan berproliferasi dan penetrasi ke bagian medula
membentuk korda testis atau korda medularis. Selanjutnya korda medularis akan
berkembang menjadi tubulus rete testis.
Perkembangan selanjutnya korda testis terpisah dari epitelium permukaan oleh ja-
ringan fibrous yang kemudian disebut tunika albuginea. Pada bulan ke-4, korda testis
mengandung sel germinal primitif dan sel sustentakuler sertoli yang berasai dari kelen-
jar epitelium permukaan. Sel interstitial Leydig berasal dari komponen mesenkim ton-
jolan gonad sejak minggu ke-8 akan memproduksi hormon testosteron. Akibat adanya
hormon ini akan mempengaruhi perkembangan diferensiasi seks duktus genital dan ge-
netalia eksterna. Korda testis berkembang hingga masa puber membentuk lumen. Lu-
men ini disebut tubulus seminiferus yang akan berhubungan dengan tubulus rete tes-
tis dan berlanjut ke duktus efferen (ekskretori mesonefrik) dan bermuara pada duk-
tus defferen yangberasal dari bagian duktus mesonefrik.l
Ovariwm
Embrio perempuan tidak mengandung gen kromosom Y. Korda seks primitif akan
melebur dalam kluster sel yang berisi kelompok sel germinal primitif, terletak di ba-
gian tengah ovarium (ovarium medularis). Epitelium permukaan pada minggu ke-7
melakukan proliferasi menjadi korda kortikal dan penetrasi ke jaringan mesenkim di
dekat permukaan. Pada bulan ke-4 korda kortikal akan menjadi kelompok sel terpisah
yang berisi sel germinal primitif yang di kemudian akan membentuk oogonia dengan
dikelilingi oleh sel folikular berasal dari komponen epitelium permukaan.

DUKTUS GENITALIS
Awalnya embrio lelaki dan perempuan memiliki sepasang duktus genitalis yaitu duktus
mesonefrik flWolffian) dan duktus paramesonefrik (mi.illerian). Duktus parameso-
nefrik berasal dari invaginasi longitudinal epitel soelomik yang terletak pada tonjolan
urogenital di sisi anterolateral. Di bagian kranial berhubungan dengan rongga soelo-
mik, sedangkan di bagian kaudal berada di sisi lateral duktus mesonefrik kemudian
menyilang di bagian ventral dan tumbuh di bagian tengah (kaudomediai). Kedua ba-
gian kiri dan kanan duktus paramesonefrik kaudo medial ini saling bertemu (fusi)
kelak akan menjadi kanalis uterus. Di bagian kaudal kanalis uterus akan berhubung-
an dengan tuberkel paramesonef rik (mr.illerian tubercle). Duktus mesonefrik bagian kau-
dal juga bermuara pada tuberkel miillerian.

Duktus Genitalis LakiJaki


SRY adalah gen penyandi pembentukan testis yang perkembangannya akan berkaitan
dengan gen autosomal SOXg yang berperan sebagai regulator transkripsi dalam memi-
cu terbentuknya testis. SOXg juga diketahui berperan dalam mempengaruhi gen yang
memproduksi AMH (antimtllerian hormon atau disebut juga sebagai MIS: mcillerian
inbibiting swbsance). SOXg memicu testis untuk mengeluarkan FGFg yang berperan
kemotaktik sehingga tubulus yang berasal dari duktus mesonefrik akan penetrasi pada
tonjolan gonadal. Apabila terjadi gangguan pada proses ini, maka diferensiasi testis ti-
dak bisa berianjut.
Selanjutnya SOXg akan mengatur produksi steroidogenesis factor I (SF1) yang akan
mempengamhi diferensiasi sel Sertoli dan Leydig serta mempengaruhi regresi duktus
paramesonefrik (duktus mtiller). SFl juga merangsang sel Leydig untuk menyintesis
testosteron. Selanjutnya testosteron akan berguna untuk perkembangan vas defferen,
vesika seminalis, duktus efferen, dan epididimis. Enzym 5-a redwctase akan mengubah
testosteron menjadi dihidrotestosteron yang berguna untuk memicu perkembangan
genitalia eksterna lelaki.
VA{TA4 adalah gen penyandi pembentukan ovarium, bekerja dengan mempengaruhi
DAX1 yang akan menghambat SOX9. Hormon estrogen berpengaruh pula terhadap
duktus paramesonefrik (duktus miiller) sehingga berkembang meniadi tuba fallopii,
uterus, serviks, dan 1,/s puncak vagina juga mempengaruhi perkembangan genitalia
eksterna labia mayora, labia minora, klitoris, dan2/a distal vagina.l
Duktus Genitalis pada Perempuan
Duktus paramesonefrik akan berkembang menjadi duktus genitalis, dibagi tiga bagian:
(1) bagian kranio vertikal akan bermuara ke rongga soelomik (coelomic caoiry), (2)
bagian horizontal yang menyilang duktus mesonefrik, dan (3) kaudo vertikal yang
berfusi dengan sisi yang berlawanan. Bagian I dan 2 akan berkembang menjadi tuba uterus,
sedangkan bagian 3 akan membentuk kanalis uterus. Saat terjadi fusi di bagian
midline, terbentuk jaringan transversal yang menghubungkan sisi lateral pelvik dan
duktus paramesonefrik yang telah berfusi (Kanalis uterus). Jaringan transversal ini akan
berkembang menjadi broad ligamen, uterus dengan batas atas adalah tuba, di sisi posterio
terletak ovarium. Kanalis utems akan berkembang menjadi korpus dan serviks uterus.
Vagina
Ujung kaudal duktus paramesonefrik yang telah mengalami fusi yang berhubungan
dengan sinus urogenitalis kemudian berkembang menjadi bulbus sinovaginal yang
pada perkembangannya akan membentuk dinding vagina. Bulbus akan berkembang
ke kranial dan kaudal. Sampai bulan ke-5, vagina sudah terbentuk lengkap dengan
lumennya. Vagina terbentuk dari pertemuan bagian kranial berasal dari kanalis uterin
dan bagian kaudal berasal dari sinus urogenitalis. Lumen vagina terpisah dengan sinus
urogenitalis oleh selaput tipis yang disebut selaput himen. Kista Gartner adalah ba-
gian dari perkembangan keienjar yang tidak mengalami rudimentasi.l

Genitalia Eksterna
Pada minggu ke-3 perkembangan embrio, terjadi migrasi sel mesenkim primitif di seki-
tar membran kloaka dan membentuk sepasang lipatan kloaka (cloaca folds) di sebelah
kranial lipatan tersebut menyatu membentuk tuberkel genital. Pada minggu ke-6
membran kloaka membagi diri menjadi membran anal dan membran urogenital.
Lipatan kloaka juga membagi diri menjadi lipatan uretra di anterior dan lipatan anal
di posterior. 
Tuberkel genital pada sisi kranial akan tumbuh sedikit dan membentuk klitoris, lipatan
uretral pada lelaki mengalami fusi tetapi pada perempuan tidak dan membentuk labia
minora. Geniul sruelling yang berada di lateral lipatan uretra akan membentuk labia
mayora. Dan celah urogenital akan membentuk vestibulum vagina.

SEKS AMBIGUA DAN ANOMALI


EMBRIOLOGI SISTEM ALAT-ALAT UROGENITAL
DUKTUS MULLERI
Seks Ambigua
Seks ambigua adalah kerancuan jenis genitai antara lelaki dan perempuanyang diketahui
pada awal bayi baru lahir. Kejadian ini akibat dari adanya eksposur abnormal hormon
androgen pada perkembangan janin inutero.

Septa Vagina
Septa vagina diakibatkan kegagaian dalam proses kavitasi oaginal plate anrara sinovaginal
dan uterovaginal.

o Septum tranversum, angka kejadiannya l: 70.000 perempuan. Apabila septa menutup


total, maka akan menl'umbat pengeluaran lendir dan produk menstruasi sehingga
akan mengalami hematokolpos. Septum bisa terjadi padaberbagai level vagina, umum-
nya terjadi l/sbagian proksimal pada daerah pertemuan sinovaginal plate dan fusi duk-
tus Paramesonefrik kaudal. Penanganan operatif septa vagina dilakukan dengan pen-
dekatan dari vagina untuk yang tipis, sedangkan septa yang tebal kadang diperlukan
laparotomi untuk identifikasi uterus dan septanya.
. Septum longitudinal terjadi akibat terganggunya fusi lateralis dan reabsorbsi yang
tidak sempurna dari duktus paramesonefrik. Bisa terjadi pada uterus didelfis sehingga
memisah serviks kiri dan kanan. Tindakan koreksi dlakukan apabila pasien mengeluh
saat koitus/dispareu nia.

Agenesis Miillerian
. Agenesis serviks terjadi akibat terjadi atresi pada duktus paramesonefrik bagian
kaudal.
. Agenesis vagina, runas sinovaginal gagal fusi atau berkembang dengan duktus para-
mesonefrik kaudal.
. Agenesis mi.illerian, sindroma Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser (RKH), adalah ri-
dak terbentuknya uterus dan vagina hanya terbentuk sebagai cekungan yang dangkal
(kedalaman kira-kira 2 - 3 cm), sedangkan klitoris dan labia terbentuk normal.
Demikian juga tuba dan ovarium terbentuk dan berfungsi dengan baik. Kadang masih
didapatkan bagian endometrium pada uterus yang rudimentasi sehingga akan me-
ngalami keluhan akut nyeri penrt secara siklik. Dianjurkan untuk dilakukan operasi
untuk eksisi jaringan endometriumnya. Kasus ini tidak memungkinkan untuk terja-
di kehamilan, sedangkan untuk fungsi koitus dapat diupayakan dilakukan operasi
neovagina, yaitu pembu atan vagina baru dengan cara Pemasan gan mowlding pada ce-
lah antara vesika urinaria dan rektum, penyambungan bagian usus rekto sigmoid
atau membuat vagina dari lipatan labia mayora kanan dan kiri.5
Kelainan Uterws
Kelainan uterus diakibatkan kegagalan fusi duktus paramesonefrik
kelainan fusi uterus tergantung dari derqat gangguan fusi.
o (Jteras did.elfis, utems terpisah dengan masing-masing memiliki
viks, dan vagina.
. [Jterus arbwatws, uterus memiliki 1 rongga dan sedikit cekungan
. (Jterws bih,omw, seperti uterus didelfis tetapi memiliki 1 serviks
. (Jterus bikornu wnikoli, uterus dengan 1 tuba fallopii, 1 serviks,
yang rudimentasi.
(mulierian). Variasi
1 tuba fallopii, ser-
di tengah fundus.
dan 1 vagina.
dan satu sisi uterus
Sindroma Klinefeher
Sindroma Klinefelter, merupakan kasus yang paling sering terjadt pada diferensiasi
perkembangan seksual (t : 5OO lelaki) dengan kariotipe 47-XXYIXXXY. Gejala klinis
t.*p, infertilitas, ginekomasti, gangguan perkembangan organ seksual sekunder yang
bervariasi.
Gonadal Disgenesis
Gonadal disgenesis, suatu keadaan tidak terbentuknya oosit dan ovarium hanya berupa
tonjolan kecil. Fenotip perempuan bisa memiliki kromosom XY tetapi tidak mem-
produksi testosteron.

Sindroma Turner
Sindroma Turner, memiliki kariotipe 45-X degan gejala sbort satwre/pendek, webneck,
dada melebar, kelainan jantung dan ginjal, inverted nipple. Penanganan kasus ini di
tujukan pada memaksimalkan pertumbuhan badan, inisiasi pembesaran payudara, dan
mencegah osteoforesis dengan memberikan hormon androgen dosis rendah sebelum
dan bersama dengan ERT. Untuk fertilitas tidak bisa dikoreksi sebab diikuti dengan
kegagalan fungsi ovarium sehingga tidak dapat memproduksi ovum.
fertilisasi

 Perkembangan berawal dari pembuahan (fertilisasi), proses penyatuan gamet pria,


sperma, dan gamet wanita, oosit untuk menghasilkan zigot

1. Gamet berasal dari sel germinativum primordial (SGP; primordial germ cells) yang
terbentuk di epiblas selama minggu kedua dan yang bergerak menuju dinding yolksac (lihat
Gambar 2.t). Selama minggu keempat, sel-sel ini mulai bermigrasi dari yolk sac menuju ke
gonad yang sedang terbentuk, tempat selsel ini sampai pada akhir minggu kelima.
Pembelahan mitotik meningkatkan jumlah sel ini sewaktu bermigrasi dan juga ketika tiba di
gonad. Sebagai persiapan untuk fertilisasi, sel germinativum mengalami gametogenesis yang
mencakup meiosis, untuk mengurangi jumlah kromosom, dan sitodiferensiasi, untuk
menuntaskan pematangannya'

Anda mungkin juga menyukai