Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU KALAM

“TEOLOGI ISLAM MODERN”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah “Ilmu Kalam”

Dosen Pengampu :Raha Bistara M.Ag

Disusun oleh kelompok 8:

1. Naily Unsiatul Chilmy (211211078)

2. Poeja Rahayu Kenconosari (211211079)

3. Nur Indah Setyaningrum (211211085)

KELAS 2C

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAN USHULUDDIN DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat berhasil menyelesaikan tugas
makalah Ilmu Kalam ini, yang berjudul “ Teologi Islam Modern” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan pembuatan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Kalam, yang diampu oleh Bapak Raha Bistara, M.Ag. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang ilmu kalam bagi para pembacanya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang positif dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah kami.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini.Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua. Amin.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modernisme Islam adalah sebuah pergerakan yang mencoba merukunkan agama Islam
dengan nilai-nilai modern dari Barat seperti nasionalisme, demokrasi, hak-hak sipil,
rasionalitas, kesetaraan, dan perjuangan sosial.

Teologi merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu berkaitan dengan keyakinan
beragama. Teologi meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Para teolog
berupaya menggunakan analisis dan argument-argumen rasional untuk mendiskusikan,
menafsirkan, dan mengajar dalam salah satu bidang dari topik-topik agama. Teologi
digunakan para teolog untuk memahami tradisi keagamaanya sendiri atau pun tradisi
keagamaan lainnya. Juga untuk perbandingan antara berbagai tradisi atau dengan maksud
untuk melestarikan atau memperbarui suatu tradisi tertentu, untuk menolong penyebaran
suatu tradisi.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana sejarah munculnya teologi Islam modern?
2) Gerakan apa saja yang muncul di masa teologi Islam modern?
3) Siapakah Muhammad Abduh? Bagaimana peranan beliau dalam
perkembangan teologi Islam modern?
4) Apa urgensi dari teologi Islam modern bagi umat Muslim di zaman ini?

C. Tujuan Masalah
1) Untuk mengetahui sejarah munculnya teologi Islam modern.
2) Untuk menegetahui gerakan teologi Islam modern.
3) Untuk mengetahui tokoh teologi Islam modern yaitu Muhammad Abduh.
4) Untuk mengetahui urgensi teologi Islam modern bagi umat Muslim zaman
sekarang.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Munculnya Teologi Islam Modern

Abad ke-13 merupakan tahun keterpurukan bagi agama Islam. Belum pulih dari
Perang Salib, bencana yang lebih buruk pun datang melanda. Suku Mongol juga
menyerbu kekhalifahan Islam dan memusnahkan kekayaan inteletual, kultural, bahkan
nyawa.

Tahun 1258 M, Hulago Khan menghancurkan Baghdad yang biasa disebut kota
seribu malam dan sekaligus kota metropolitan Islam. Semua warisan dari kota Baghdad
dibakar dan dilarung ke Sungai Tigras. Pada masa ini, Baghdad menjadi seperti kota
mati. Hancurnya kota ini menyebabkan Islam mengalami kemunduran di berbagai
bidang.

Teologi, yang merupakan pokok kepercayaan bagi pemeluk agama Islam ikut
terpengaruh. Perobahan orientasi umat Islam yang tidak seimbang antara duniawi dengan
ukhrawi, semakin menciptakan suasana yang tidak kondusif di dunia Islam.

Pada suasana seperti itu, muncul beberapa tokoh pemikir, yang melakukan
pembaharuan, reformasi dari berbagai kehidupan umat Islam, agar dapat menemukan jati
diri mereka, sekaligus mengembalikan kejayaan Islam di masa lalu. Tokoh-tokoh itu
misalnya: Ibnu Taimiyah, Muhammad Ibn Abdul Wahab, dan lain-lain.

B. Gerakan Teologi Islam Modern


Teologi Islam modern merupakan ilmu yang mempelajari ajaran agama Islam
menggunakan rasio tetapi tidak menyepelekan wahyu. Secara teologis Islam ialah sistem
nilai yang bersifat ilahiyah. Secara sosiologis berarti sebuah fenomena peradapan,
budaya, dan realita sosial dalam kehidupan sosial manusia yang tidak lepas dari
perubahan.
Pandangan umat Islam terhadap modernitas barat dapat digolongkan menjadi menjadi
3 (tiga) kelompok, yaitu modernis (ashraniyyun hadatsiyun) yang menganjurkan adopsi
modemitas berat sebagai model yang tepat bagi masa kini., tradisionalis atau salafi
(salafiyyun) yang berupaya mengembalikan kejayaan Islam masa lalu sebelum terjadinya
penyimpangan dan kemunduran, dan kaum elektis (tadzabdzub) yng berupaya
menghadapi unsur-unsur yang terbaik, baik yang terdapat dalam model barat modern
maupun dalam Islam masa lalu, serta menyatukan diantara keduanya dalam bentuk yang
dianggap memenuhi kedua model tersebut.
Periode modern ini terjadi sejak tahun 1800-an hingga sekarang. Pada periode ini,
muncul banyak tokoh yang menyerukan ide-ide sekaligus gerakan pembaharuan yang
bermuatan visi peradaban Islam. Mereka ini merupakan para pendakwah rasional.
Berbicara tentang corak pemikiran kalam modern, tentu saja akan sangat bervariasi,
sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakatnya. Pada masyarakat yang maju, barangkali
pemikiran kalamnya cenderung ke arah rasional, yang mengharuskan segala sesuatu
dapat bersifat logis dan empiris. Pada masyarakat berkembang, kemungkinan besar
berada pada garis tengahnya. Sementara pada masyarakat tertinggal, pemikiran kalam
akan cenderung mengarah pada konsep jabariyah yang pasrah pada segala sesuatu yang
saat itu ada di hadapannya.
Misalnya, teologi Khan merupakan teologi pembaharuan atas dasar kitab suci dan
sunnatullah. Ahmad Khan merasa umat Islam India mengalami kemunduran,
Kemunduran ini disebabkan umat Islam India tidak mengikuti perkembangan zaman,
dimana terdapat perkembangan peradaban di dunia barat.Selain itu, adapula Hasan
Hanafi melakukan gerakan revolusioner untuk mencegah pengaruh barat terhadap umat
Islam, dimana terdapat tiga pilar pokok untuk melaksanakan gerakan ini. Tiga pilar
tersebut yaitu: revitalisasi khazanah Islam klasik, menentang peradaban barat, dan
oksidentalisme untuk mengakhiri mitos dari peradaban barat. Langkah ini diambil untuk
menghilangkan kecemasan umat Islam terhadap ancaman yang dibawa oleh barat.
Aliran teologi Islam modern ini bisa saja orang memandang sebagai Islam kiri, Islam
liberal. Islam progresif khazanah. Kadang-kadang aliran ini bisa saja dinilai positif dan
negatif. Positif jika dapat bergerak dalam bidang ekonomi, sosial dan politik serta benar-
benar fokus dan maju dibidang kajiannya dan bisa negatif bila dilihat sebagai sebuah
gerakan mandiri yang tampak menantang dunia.
C. Tokoh Teologi Islam Modern (Muhammad Abduh)
a. Riwayat hidup
Muhammad Abduh memiliki nama lengkap Muhammad Abduh Ibn Hasan
Khairullah. Ia lahir di Mesir pada tahun 1265 H/1849 M. Ibunya adalah ketutunan
Arab yang nasabnya sampai kepada Umar Ibn Khatab.
Ia mendapatkan ilmu dari sang ayah, yaitu membaca, menulis, dan menghafal Al-
Qur’an. Pada usia 14 tahun, ia dikirim ke Thanta untuk melanjukan masa
pendidikannya di lembaga milik al-Azhar. Selama dua tahun, ia merasa bosan dan
tidak mengerti apa-apa.
Abduh tidak puas dengan metode menghafal yang diberikan guru-gurunya.
Karena guru-gurunya langsung menanjak dengan menghafal istilah-istilah nahwu dan
fiqh yang tidak diketahui. Merasa tidak puas dengan metode itu, Abduh memilh kabur
dari Thanta.
Pada usia 16 tahun, Abduh menikah. Akan tetapi, baru empat pulh hari menikah,
ayah Abduh sudah memintanya kembali ke Thanta. Sebelum kembali ke Thanta,
Abduh pergi ke rumah pamannya yang menganut tarekat al-Syadziliyah.
Abduh tertarik dengan tarekat itu dan akhirnya ia mempelajarinya. Sampai
akhirnya ia sadar bahwa ilmu penting dan akhirnya Abduh kembali ke Thanta.
Setelah selesai mengambil studi di Thanta, Abduh melanjutkan studinyanya ke al-
Azhar. Di al-Azhar ia bertemu Jamaluddin al-Afghani yang berakhir dengan Abduh
menjadi murid al-Afghani.
Abduh dikenal sebagai peletak moderenisasi Islam. Ia adalah figure yang
menggerakan kebangkitan Islam.

b. Pemikiran Abduh
a) Perbuatan Manusia, af’al al-ibad
Menurut Abduh tentang perbuatan manusia adalah bahwa manusia
merupakan makhluk yang bebas dalam memilih dan menentukan perbuatan.
Tiga unsur yang mendukung suatu perbuatan: akal, kemauan, dan daya.
Menurutnya, ketiga hal itu adalah ciptaan Allah yang dapat digunakan
manusia dengan bebas. Menurutnya, ketiga unsur itu harus ada karena jika
salah sau tidak ada, mungkin itu malaikat atau hewan.
Untuk memperkuat pendapatnya, Abduh menyatakan bahwa manusia
adalah makhluk bebas yang bisa memilih perbuatannya sendiri. Kebebasan di
sini maksudnya adalah kebebasan yang hanya dibatasi sunnatullah. Artinya
apapun keadaan manusia dan apapun kondisinya, manusia harus menempuh
jalan yang telah ditentukan Allah. Ini disebut dengan sunnatullah atau hukum
alam.

b) Qadha’ dan Qadar


Menurut Abduh, ini harus diberi pengertian yang benar. Maka dari itu,
qadha’ dan qadar adalah qadha’ dan qadar yang benar dapat memantulkan
sikap hidup yang dinamis, sedangkan pengertian yang menyimpang dapat pula
menimbulkan sikap yang tidak menguntungkan, fatalis, bahkan salah
pemahaman terhadap ajaran-ajaran agama yang lain.
Abduh berpikir demikian karena dilatar belakangi akidah umat Islam yang
berkembang saat itu. Ia menuduh bahwa aliran Jabariyah mendorong manusia
menjadi pasif karena meyakini bahwa segala sesuatu sudah dikehendaki
Tuhan dan manusia tidak memiliki hak dalam perbuatannya. Maka dari itu,
Abduh mengemukakan konsep ini.
Qadha’ berarti “kaitan antara ilmu Tuhan dengan sesuatu yang diketahui.
Sedang qadar adalah terjadinya sesuatu sesuai dengan ilmu Tuhan”. Menurut
Abduh, mempercayai qadha’ dan qadar adalah juga meyakini bahwa setiap
peristiwa juga dilatar belakangi sebab.

c) Ke-Esa-an Tuhan
Diantara sifat yang wajib ada bagi Allah adalah sifat Esa. Esa dalan Dzat,
Esa dalam Sifat, Esa dalam Wujud, dan Esa dalam perbuatan. Esa dalam Dzat
berarti tidak menerima tarkib, tidak tersusun dari berbagai unsur, baik di luar
maupun di dalam akal sendiri. Tentang Esa dalaam sifat-Nya, ialah bahwa
tidak ada yang menyamai-Nya dalam sifat-sifat yang tetap bagi-Nya diantara
yang maujud ini. Sifat itu harus mengikuti bagi martabat sesuatu yang maujud,
tetapi tidak ada sesuatupun diantara yang maujud ini yang dapat menyamai
yang wajib wujud dalam martabat wujud-Nya, maka karena itu juga, berlaku
pada sifat-sifat yang menyertainya.
Adapun mengenai Esa dalam wujud dan perbuatan adalah bahwa DzatNya
sendiri yang wajib wujud dan Ia sendirilah, tanpa campur tangan yang lain,
untuk mengadakan segala yang mungkin ada di dunia ini. Sebab sekiranya
Dzat yang wajib wujud itu terdiri dari beberapa wujud, Dzat. Yang banyak,
pastilah masing-masing mempunyai wujud, substansi, yang berbeda dengan
substansi yang lain. Dan setiap yang berbeda wujud kenyataannya, tentu
berbeda pula sifat-sifat yang melekat pada bagian-bagian zat yang wujud itu.
Karena memiliki sifat yang berbeda, maka akan berbeda pula ilmu dan
iradatnya, sesuai karakter masing-masing. Perbedaan semacam ini mustahil
akan dapat melahirkan kesepakatan. Sebab masing-masing dzat memilki
kehendak sendiri sesuai sifat yang ada padanya.
Dalam kondisi seperti itu, masing-masing leluasa melakukannya menurut
ilmunya, iradat dan kekuasaannya, di samping tidak ada satu kekuatan yang
dapat mengalahkan kekuasaan yang satu atas kekuasaan dzat yang lain. Maka
terjadilah perbenturan, clash, dalam tindakan perbuatan mereka, disebabkan
perbenturan ilmu dan kemauan mereka. Akibatnya rusak binasalah susunan
alam ini. Akan tetapi kehancuran itu nyatanya dapat dicegah.
Itulah buktinya, bahwa yang Maha Agung kedudukan Nya adalah Esa,
tunggal, dalam DzatNya, dalam sifatNya, tidak ada serikat bagiNya dalam
wujud dan tidak pula dalam segala perbuatan-Nya.
D. Urgensi Teologi Islam Modern bagi Umat Muslim Zaman Sekarang
Teologi Islam sangat penting untuk dipelajari umat Muslim zaman sekarang
karena menjadi alat untuk memfilter pemikiran-pemikiran baru yang datang dari luar
islam tetapi juga memfilter pemikiran-pemikiran ektereme kiri sampai tekstualis-
konservatif(radikal) yang datang dari dalam tubuh islam itu sendiri yang menurut
hemat saya timbul karena kekurang-telitian, mengedepankan hawa nafsu dan
kepentingannya dalam menginterpretasikan nash-nash alquran dan hadits.
Bila ditelusuri mendalam, adapun tujan untuk mempelajari teologi Islam antara
lain:
1. Membela akidah Islam dari serangan orang-orang non muslim, yaitu Manawi,
Majusi, Yahudi, Nasrani, Dhariyuun, Atheis dan lain sebagainya. Mereka menyerang
akidah Islam sesuai dengan konsep ketuhanan mereka. Selain itu, mereka juga
menggunakan logika dalam menyerang prinsip ketuhanan yang dianut umat Islam.
Ulama merasa berkewajiban membela akidah Islam. Dari sini pula, mulai muncul
perkembangan ilmu kalam.
2. Menyerang kepercayaan mereka, dengan berpijak kepada Quran dan hadis nabi,
serta menggunakan logika sebagar sarana untuk menghancurkan konsep ketuhanan
mereka. Dengan demikian, mereka dapat tunduk dan mengakui kebenaran ajaran
Islam.
3. Mengkaji mengenai eksistensi Tuhan dan terkait interaksi manusia dengan Tuhan,
manusia dengan dirinya, manusia dengan yang lain bahkan membahas tentang
kosmologi. Ilmu kalam juga mengkaji tentang persoalan sosial, terutama yang terkait
dengan persoalan politik.
4. Menjadi sarana untuk membangkitkan umat dari keterpurukan peradaban.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Teologi, yang merupakan pokok kepercayaan bagi pemeluk agama Islam ikut
terpengaruh. Perobahan orientasi umat Islam yang tidak seimbang antara duniawi dengan
ukhrawi, semakin menciptakan suasana yang tidak kondusif di dunia Islam. Teologi
Islam modern berkembang pada tahun 1800-an hingga sekarang. Pada periode ini,
muncul banyak tokoh yang menyerukan ide-ide sekaligus gerakan pembaharuan yang
bermuatan visi peradaban Islam.

Teologi Islam sangat penting untuk dipelajari umat Muslim zaman sekarang karena
menjadi alat untuk memfilter pemikiran-pemikiran baru yang datang dari luar islam tetapi
juga memfilter pemikiran-pemikiran ektereme kiri sampai tekstualis-konservatif(radikal)
yang datang dari dalam tubuh islam itu sendiri yang menurut hemat saya timbul karena
kekurang-telitian, mengedepankan hawa nafsu dan kepentingannya dalam
menginterpretasikan nash-nash alquran dan hadits.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu memahami dan
memperdalam ilmu pengetahuan mengenai Teologi Islam Modern. Kami menyadari
makalah yang kami jauh dari kata sempurna , untuk itu di butuhkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah kami dapat lebih baik .
DAFTAR PUSTAKA

Alim, Ma’shum Nur. 2015. Pemikiran Teologi Islam Modern. Surabaya: Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. (e-book)
http://digilib.uinsby.ac.id/20120/1/Pemikiran%20teologi%20Islam%20modern.pdf
diakses pada 12 April 2022.
Darifah, Udung Hari, Nurwadjah Ahmad, dan Andewi Suhartini. 2021. Perkembangan
Teologi Islam Klasik dan Modern. J-KIP: Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Vol.2,
No. 3. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/J-KIP/article/view/6521 diakses pada 12
April 2022.
Kholijah, Siti. 2021. Pemikiran Teologi Islam Menurut Hassan Hanafi. Diploma Thesis,
IAIN Bengkulu. http://repository.iainbengkulu.ac.id/5547/ diakes pada 12 April 2022.
M, Ansharuddin. 2017. Upaya-Upaya Pembaharuan dan Dasar Modernisasi di Dunia
Islam (Menelusuri Pandangan Muhammad Abduh). Cendikia: Jurnal Studi Keislaman,
Vol. 3, No. 2. https://media.neliti.com/media/publications/268459-upaya-upaya-
pembaharuan-dan-dasar-modern-c4c7737a.pdf diakses pada 12 April 2022.
Putri, Endrika Widdia. 2019. Pemikiran Teologi Islam Modern Perspektif Sayyid Ahmad
Khan. Jurnal Al-Aqidah, Vol. 11.
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/alaqidah/article/download/1419/1074
diakses pada 12 April 2022.
Qomaruzzaman, Bambang. 2020. Teologi Islam Modern Renaissance. Bandung: Pustaka
Aura Semesta. (e-book) http://digilib.uinsgd.ac.id/33684/ diakses pada 12 April 2022.

Anda mungkin juga menyukai