Anda di halaman 1dari 22

PENGANTAR STRUKTUR LINGKUNGAN

(MAKALAH STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG)

OLEH :

EGA PRAYOGA

A0121006

A teknik sipil

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan petunjuk- Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah denganjudul “Struktur Bangunan Gedung”,
yang mana makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas. Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian data dalam makalah ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran yang membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca.

Demikian makalah ini disusun, apabila ada kata – kata yang kurang berkenan dan banyak
terdapat kekurangan, penulis pengucapkan mohon maaf yang sebesar – besarnya

Boyolali, Januari 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................

2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................
D. Manfaat........................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................
A. Pengertian Struktur.......................................................................................
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Peran Analisis Struktur Dalam Perencanaan Bangunan Gedung..................
B. Bagian-Bagian Struktur Bagunan Gedung....................................................
1. Struktur bawah..........................................................................................
2. Struktur atas..............................................................................................
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak masa tahun 1970-an dimana stabilitas politik mulai terbentuk dan
perekonomian Indonesia bertambah pesat, pembangunan gedung-gedung tinggi mulai
bermunculan di Jakarta. Selain Hotel Indonesia yang dibangun Jepang sebagai
kompensasi penjajahannya, bermunculan pula gedung tinggi lainnya seperti Wisma

3
Nusantara (30 lantai), Wisma Antara, Hongkong Bank, Hotel Mandarin, Hotel Hilton,
Ratu Plaza, dll. Gambar 1 menunjukan bundaran Hotel Indonesia dengan Hotel Mandarin
yang dibangun pada era ini.

Perencanaan bangunan gedung perlu memperhatikan beberapa kriteria, antara lain


kriteria kekuatan, perilaku yang baik pada taraf gempa rencana, serta aspek ekonomis.
Merencanakan bangunan gedung, dari segi struktur memerlukan pertimbangan yang
matang. Pertimbanagan struktur ini akan berpengaruh dalam menentukan alternatif
perencanaan, misalnya tata letak kolom, panjang balok dan bentang.

Bangunan tinggi tahan gempa umumnya menggunakan elemen-elemen struktur


kaku berupa dinding geser untuk menahan kombinasi gaya geser, momen, dan gaya
aksial yang timbul akibat beban gempa. Dengan adanya dinding geser yang kaku pada
bangunan, sebagian besar beban gempa akan diserap oleh dinding geser tersebut (Imran
2008). Gaya gempa yang menyeluruh pada bangunan diteruskan melalui sambungan-
sambungan struktur ke diafragma horizontal, diafragma mendistribusikan gaya-gaya ini
ke elemen-elemen penahan gaya lateral vertikal seperti dinding geser dan rangka,
elemen-elemen vertikal mentransfer gaya-gaya ke dalam pondasi ( Purwono 2005 ).

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peranan analisis dalam merencanakan struktur bangunan gedung ?
2. Apa saja bagian-bagian struktur bangunan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa peranan analisis dalam merencanakan struktur bangunan
gedung.
2. Untuk mengetahui apa saja bagian-bagian struktur bangunan gedung.

D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa peranan analisis dalam merencanakan struktur
bangunan gedung.
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja bagian-bagian struktur bangunan gedung.

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Pengertian Struktur
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), struktur adalah 1 cara sesuatu disusun atau
dibangun; susunan; bangunan; 2 yang disusun dengan pola tertentu; 3 pengaturan unsur
atau bagian suatu benda; 4 ketentuan unsur-unsur dari suatu benda. Sedangkan konstruksi
merupakan susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan
sebagainya). Jadi dapat disimpulkan bahwa struktur berupa bagian-bagian bangunan dan
konstruksi ialah bangunan.

Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan seperti pondasi, sloof, dinding,
kolom, ring, kuda-kuda, dan atap. Pada prinsipnya, elemen struktur berfungsi untuk
mendukung keberadaan elemen nonstruktur yang meliputi elemen tampak, interior, dan
detail arsitektur sehingga membentuk satu kesatuan. Setiap bagian struktur bangunan
tersebut juga mempunyai fungsi dan peranannya masing- masing. Kegunaan lain dari
struktur bangunan yaitu meneruskan beban bangunan dari bagian bangunan atas menuju
bagian bangunan bawah, lalu menyebarkannya ke tanah. Perancangan struktur harus
memastikan bahwa bagian-bagian sistem struktur ini sanggup mengizinkan atau
menanggung gaya gravitasi dan beban bangunan, kemudian menyokong dan
menyalurkannya ke tanah dengan aman.

6
BAB III PEMBAHASAN

A Peran Analisis Struktur Dalam Perencanaan Bangunan Gedung


Analisis Struktur bukan merupakan tahapan akhir dalam proses perancangan, analisis
struktur merupakan alat yang digunakan untuk mendukung proses perancangan. Tujuan
utama dari analisis struktur adalah untuk membantu perancang struktur dalam membuat
keputusan-keputusan penting dalam proses perancangan. Hasil dari suatu analisis struktur
pada sebuah struktur pada beban-beban yang bekerja padanya adalah respon dari struktur
tersebut berupa.

• Perubahan posisi elemen-elemen atau bentuk konfigurasi struktur.


• Gaya-gaya internal pada elemen-elemen struktur : gaya aksial, gaya geser, momen
lentur dan momen torsi.

E. Bagian-BagianStrukturBagunanGedung
1. Struktur bawah
Struktur bawah (substruktur) adalah bagian-bagian bangunan yang terletak di bawah
permukaan tanah. Struktur bawah ini meliputi pondasi dan sloof.
a. Pondasi
Pondasi bangunan adalah kontruksi yang paling terpenting pada suatu bangunan. Karena
pondasi berfungsi sebagai "penahan seluruh beban yang berada di atasnya dan gaya –
gaya dari luar". Pondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan
beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya. Dalam struktur apapun, beban yang
terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus
disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini adalah tanah yang ada di
bawah struktur tersebut. Beton bertulang adalah material yang paling cocok sebagai
pondasi untuk struktur beton bertulang maupun bangunan baja, jembatan, menara, dan
struktur lainnya. Beban dari kolom yang bekerja pada pondasi ini harus disebar ke
permukaan tanah yang cukup luas sehingga tanah dapat

7
memikul beban dengan aman. Jika tegangan tekan melebihi tekanan yang diizinkan,
maka dapat menggunakan bantuan tiang pancang untuk membantu memikul tegangan
tekan pada dinding dan kolom pada struktur.

Jenis-jenis pondasi

• Pondasi dangkal
Pondasi dangkal adalah pondasi yang tidak membutuhkan galian tanah terlalu dalam
karena lapisan tanah dangkal sudah cukup keras, apalagi bangunan yang akan dibangun
hanya rumah sederhana. Kekuatan pondasi dangkal ada pada luas alasnya, karena pondasi
ini berfungsi untuk meneruskan sekaligus meratakan beban yang diterima oleh tanah.
Pondasi dangkal ini digunakan apabila beban yang diteruskan ke tanah tidak terlalu besar.
Misalnya, rumah sederhana satu lantai atau dua lantai. yang termasuk pondasi dangkal
antara lain:

• Pondasi menerus (pondasi batu kali)


Pondasi ini digunakan oleh sebagian besar rumah satu lantai di Indonesia. Pondasi ini
dipasang menerus sepanjang dinding bangunan untuk menahan dinding serta mengikat
kolom-kolom berdekatan. Pondasi menerus dibuat dalam bentuk memanjang dengan
potongan persegi ataupun trapesium. Keuntungan memakai pondasi ini adalah beban
bangunan dapat disalurkan secara merata, dengan catatan seluruh pondasi berdiri diatas
tanah keras. Sementara kelemahan pondasi ini, biaya untuk pondasi cukup besar,
memakan waktu agak lama dan memerlukan tenaga kerja yang banyak. Material
Penyusun Utama: Batu Kali - Semen - Pasir Cor, Penerapan : Rumah Sederhana 1 Lantai.

• Pondasi Setempat
Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah / Koral - Pasir Cor, Penerapan :
Rumah Sederhana 2 Lantai – Ruko. Pondasi telapak berbentuk seperti telapak kaki
seperti ini.Pondasi ini setempat, gunanya untuk mendukung kolom baik untuk rumah

8
satu lantai maupun dua lantai. Jadi, pondasi ini diletakkan tepat pada kolom bangunan.
Pondasi ini terbuat dari beton bertulang. Dasar pondasi telapak bisa berbentuk persegi
panjang atau persegi.

1) Pondasi dalam

Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan dipermukaan tanah dengan kedalam
tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi
permukaan tanah. Pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di
bawah elevasi permukaan tanah. Pondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk pondasi
tiang pancang, dinding pancang dan caissons atau pondasi kompensasi. Pondasi dalam
dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan tanah yang lebih dalam sampai
didapat jenis tanah yang mampu mendukung beban struktur bangunan.

• Pondasi Sumuran

Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah / Koral - Pasir Cor, Penerapan :
Ruko – Kantor. Pondasi sumuran merupakan sebuah bentuk peralihan antara pondasi
dangkal dan pondasi dalam. Pondasi sumuran sangat tepat digunakan pada lapisan tanah
keras yang berada pada kedalaman lebih dari 3m. Diameter pondasi sumuran biasanya
antara 0.80 - 1.00 m dan ada kemungkinan dalam satu bangunan diameternya berbeda-
beda, ini dikarenakan masing-masing kolom berbeda bebannya.

• Pondasi Tiang Pancang

Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah / Koral - Pasir Cor (pada
umumnya pabrikasi tiang pancang), Penerapan : Perkantoran - Mall - Gedung Bertingkat
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan dilakukan apabila tanah
yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung beban (bearing
capacity) yang cukup untuk memikul beban bangunan dan beban yang bekerja padanya
atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk

9
memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat
dalam dari permukaan tanah dengan kedalaman lebih dari 8 meter. Fungsi dan kegunaan
dari pondasi tiang pancang adalah untuk mentransfer beban-beban dari konstruksi di
atasnya (super struktur) kelapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam. Dalam
pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus dalam tanah, tetapi
ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat menahan gaya-gaya horizontal
yang bekerja, Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan
kesamping dari kapal dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang
tergantung dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan dengan perencanaannya.

• Pondasi Bored Pile

Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah / Koral - Pasir Cor, Penerapan :
Perkantoran - Mall - Gedung Bertingkat Pondasi Bore Pile adalah bentuk Pondasi Dalam
yang dibangun di dalam tanah dengan kedalaman tertentu. Pondasi di tempatkan sampai
ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang yang dibor dengan alat bore
pile. Setelah mencapai kedalaman yang dibutuhkan, kemudian dilakukan pemasangan
begisting yang terbuat dari plat besi, kemudian dimasukkan rangka besi pondasi yang
telah dirakit sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran terhadap lobang yang sudah di bor
tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya dibantu dengan alat khusus, untuk mengangkat
kesing dan rangka besi. Setelah dilakukan pengecoran, kesing tersebut dikeluarkan
kembali.

b. Sloof
Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang biasanya dibuat pada bangunan
Rumah atau Gedung, dan posisinya biasanya pada Lantai 1 atau lantai dasar.Inilah sebab
nya kita jarang melihat bentuk sloof saat bangunan sudah "Berdiri" tegak.walau bentuk
nya tidak terlihat tapi fungsinya sangat dibutuhkan dalam suatu bangunan.Seperti dapat
kita lihat pada Gambar dibawah ini. Sloof ini berfungsi untuk

10
memikul Beban dinding, sehingga dinding tersebut "BERDIRI" pada beton yang kuat,
sehingga tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang bisa mengakibatkan dinding rumah
menjadi Retak atau Pecah. Jadi bisa dikatakan Sloof juga merupakan salah satu aspek
penting bagi rumah. inti dari tugas Sloof adalah mendukung beban dinding rumah
tersebut. Bila dikategorikan Sloof adalah termasuk Pondasi Menerus.

Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang sengaja didisain khusus Luas
Penampang dan Jumlah Pembesiannya, disesuaikan dengan kebutuhan Beban yang akan
dipikul oleh Sloof tersebut nantinya. Untuk menetukan Luas Penampang atau ukuran
Sloof ini, dibutuhkan Perhitungan Teknis yang Tepat agar Sloof tersebut nanti benar-
benar Mampu untuk memikul Beban Dinding Bata diatasnya nanti. Untuk lebih aman nya
sebaiknya kita menggunakan jasa Konsultan untuk menghitung dan mendisain Dimensi
Sloof ini.di Karenakan fungsinya yang sangat penting harus sangat hati-hati dalam
pengerjaan nya dan jangan sampai salah dalam perhitungan komposisi bahan baku nya
sebab akan berakibat fatal pada suatu bangunan.

2. Struktur atas
a Dinding
Dinding adalah bagian bangunan yang terletak di bagian atas sloof dimana dinding
berfungsi sebagai penutup bagaian badan bangunan, penyekat antar ruangan, sebagai
elemen estetika / keindahan bangunan bahkan sebagai elemen pemikul konstruksi bagian
bangunan lain yang ada diatasnya dan meneruskannya ke balok sloof.

Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area.
Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya,
membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau
membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah
dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining).
Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit,
membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca.

11
Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota.
Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding penahan berfungsi
sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa bagian eksternal
ataupun internal suatu bangunan.

Jenis dinding :

• Dinding Partisi : Dinding ringan yang memisahkan antar ruang dalam. Terbuat
dari gypsum, fiber, tripleks atau Duplex.
• Dinding Pembatas : Untung menandakan batas lahan. Atau bisa disebut dinding
Privasi.
• Dinding Penahan : Digunakan pada tanah yang berkontur dan dibutuhkan struktur
tambahan untuk menahan tekanan tanah.
• Dinding Struktural : Untuk menopang atap dan sama sekalitidak menggunakan
cor beton untuk kolom. Konstruksinya 100% mengandalkan pasangan batubata
dan semen.
• Dinding Non-Struktural : Dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai
pembatas apabila dinding di robohkan, maka bangunan tetap berdiri. beberapa
material dinding non-struktural diantaranya seperti batu bata, batako, bata ringan,
kayu dan kaca.

c. Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting
dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang
dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total
(total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). Fungsi kolom adalah sebagai
penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka
tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur
utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia
dan barang-barang), serta

12
beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah
roboh.

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur


bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian
tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral.

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan
antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan,
sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam
struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok
bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom
utama dan kolom praktis.

1) Kolom utama

Kolom utama kolom yang fungsi utamanya menyangga beban utama yang berada
diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi
balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom
dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi
kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20,
dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi
beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10
cm).

2) Kolom praktis

Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai
pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5

13
meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15
dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.

Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga, yaitu :

1) Kolom ikat (tie column).


2) Kolom spiral (spiral column).
3) Kolom komposit (composite column).

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan Dipohusodo, 1994), ada tiga
jenis kolom beton bertulang yaitu :

1) Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom beton
yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu
diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang
tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2) Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya
saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan
keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral
adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum
runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum
proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.
3) Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada
arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang
tulangan pokok memanjang.

d. Pintu, jendela dan ventilasi


Pintu adalah tempat keluar masuk orang, hewan, udara , cahaya, barang, dsb
keluar / kedalam bangunan atau ruangan.
Jendela adalah tempat keluar masuknya udara maupun cahaya kedalam bangunan
yang bisa dibuka dan ditutup.

14
Ventilasi adalah tempat keluar masuknya udara maupun cahaya kedalam
bangunan yang selalu terbuka. Letak ketiga elemen bangunan ini menjadi satu kesatuan
dengan dinding bangunan.

e. Balok latei/lintel
Balok Latei / Lintel adalah balok beton yang terletak diatas kusen pintu dan
jendela dimana fungsi dari balok ini adalah agar kusen tidak menerima beban langsung
dari atas melainkan dipikul oleh balok ini sehingga kusen akan tetap kuat dan tidak
melengkung karena berat beban dari atas dan ketika terjadi gempa beban tidak menimpa
langsung kusen sehingga daun pintu tidak terjepi kusan serta bebas dibuka dan menjadi
tempat untuk evekuasi.

f. Balok ring
Balok Ring adalah balok beton yang terletak diatas dinding bangunan. Balok ini
berfungsi mengikat dinding yang ada dibawahnya, stabilisator dan pengunci ujung atas
balok kolom, serta menerima beban dari rangka atap atau bagian lain yang ada diatasnya
meratakannya lalu meneruskannya kebagian bangunan yang ada dibawahnya terutama
pada balok kolom.

g. Langit-langit
Langit – langit adalah bagian bangunan yang menjadi pembatas antara konstruksi
atap dengan ruangan yang ada didalam bangunan. Fungsi dari langit – langit ini adalah :

• Agar ruangan dibawahnya tampak bersih dan tidak kelihatan rangka atapnya.
• Menahan kotoran / percikan air yang jatuh dari celah – celah bidang atap.
• Mengurangi panas dan sinar matahari melalui bidang atap.
• Sebagai tempat memasang / jalur instalasi listrik.

15
h. Plat lantai
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi merupakan lantai
tingkat. Plat lantai ini didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom- kolom
bangunan.

Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :


• Besar lendutan yang diijinkan.
• Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung.
• Bahan konstruksi dan plat lanta.

Berdasarkan aksi strukturalnya, pelat dibedakan menjadi empat (Szilard, 1974)


• Pelat kaku.
• Membran.
• Pelat flexible.
• Pelat tebal.

Bahan untuk Plat lantai dapat dibuat dari :


• Plat Lantai Kayu.
• Plat Lantai Beton.
• Plat Lantai Yumen ( Kayu Semen ).

i. Kuda-kuda
Kontruksi kuda-kuda adalah suatu komponen rangka batang yang berfungsi untuk
mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan
bentuk pada atapnya. Kuda – kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap.
Umumnya kuda-kuda terbuat dari :

1) Kuda-kuda kayu
Digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang sekitar 12 m.
2) Kuda-kuda bamboo

16
Pada umumnya mampu mendukun beban atap sampai dengan 10 m.

3) Kuda-kuda baja

Sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapar mendukung
beban atap sampai beban atap sampai dengan bentang 75 m, seperti pada hanggar
pesawat, stadion olahraga, bangunan pabrik, dan lain-lain.

4) Kuda-kuda dari beton bertulang

Dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 m.

Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu
membentuk segitiga. Kuda-kuda diletakkan di atas dua tembok selaku tumpuannya. Perlu
diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horizontal maupun momen,
karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja. Kuda-kuda diperhitungkan
mampu mendukung beban-beban atap dalam satu luasan atap tertentu. Beban-beban yang
dihitung adalah beban mati (yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda-kuda)
dan beban hidup (angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap).

j. Atap
Struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan beban- beban
dari atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka
atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap sehingga umumnya berupa
susunan balok –balok (dari kayu/bambu/baja) secara vertikal dan horizontal –kecuali
pada struktur atap dak beton. Berdasarkan posisi inilah maka muncul istilah
gording,kasau dan reng. Susunan rangka atap dapat menghasilkan lekukan pada atap
(jurai dalam/luar) dan menciptakan bentuk atap tertentu. Penopang rangka atap adalah
balok kayu yang disusun membentuk segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda. Kuda-
kuda berada dibawah rangka atap,fungsinya untuk menyangga rangka atap. Sebagai
pengaku,bagian atas kuda-

17
kuda disangkutkan pada balok bubungan,sementara kedua kakinya dihubungkan dengan
kolom struktur untuk mengalirakan beban ke tanah. Secara umum dikenal 4 jenis struktur
atap yaitu:

1) struktur dinding (sopi-sopi) rangka kayu.


2) kuda-kuda dan rangka kayu.
3) struktur baja konvensional.
4) struktur baja ringan.

a) Atap dan bagian-bagiannya:

1) jurai dalam
Jurai dalam ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap sampai
bubungan,dan terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan kedalam.

2) jurai luar
Jurai luar,ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap sampai
bubungan,terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke luar.

3) bubungan (nok)
Merupakan sisi atap yang teratas,selalu dalam keadaan datar dan umumnya
menentukan arah bangunan.

4) Gording
Balok atap sebagai pengikat yang menghubungkan antar kuda-kuda. Gording juga
menjadi dudukan untuk kasau dan balok jurai dalam.

5) Kasau
Komponen atap yang terletak diatas gording dan menjadi dudukan untuk reng.

6) Reng

18
Komponen atap yang memiliki profil paling kecil dalam bentuk dan ukurannya.
Posisinya melintang diatas kasau. Reng berfungsi sebagai penahan penutup atap (genteng
dan lain-lain). Fungsi lainnya adalah sebagai pengatur jarak tiap genteng agar rapi dan
lebih “terikat”. Jarak antar reng tergantung pada ukuran genteng yang akan dipakai.
Semakin besar dimensi genteng,semakin sedikit reng sehingga biaya pun lebih hemat.

b) Penutup Atap

Penutup merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan sehingga terciptalah
ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada berbagai pilihan penutup atap
dengan pilihan bentuk dan sifat yang berbeda. Dua faktor utama yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah faktor keringanan material agar tidak terlalu
membebani struktur bangunan dan faktor keawetan terhadap cuaca (angin,panas,hujan).
Faktor lain adalah kecocokan/keindahan terhadap desain rumah. Ukuran dan desain dari
penutup atap juga memberi pengaruh pada struktur,misalnya konstruksi kuda-
kuda,ukuran reng,dan sudut kemiringan.

c) Komponen pelengkap

Elemen pelengkap pada atap selain berfungsi struktural juga estetis.

1) Talang
Saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh ketanah disebut
talang. Talang dipasang mendatar mengikuti tiris atap kemudian dialirkan ke bawah
melalui pipa vertikal.

2) Lisplang
Dari segi konstruksi, lisplang menciptakan bentukan rigid (kokoh, tidak berubah)
dari susunan kasau. Pada pemasangan rangka penahan atap, batang- batang kasau hanya
ditahan oleh paku dan ada kemungkinan posisinya bergeser.

19
Disinilah lisplang berfungsi untuk mengunci susunan kasau tersebut agar tetap berada
pada tempatnya. Dari segi estetika, lisplang berfungsi menutupi kasau yang berjajar
dibawah susunan genteng/bahan penutup atap lain. Maka tampilan atap pada bagian tepi
akan terlihat rapi oleh kehadiran lisplang.

20
BAB IV PENUTUP

A Kesimpulan
Struktur adalah bagaimana bagian-bagian dari sesuatu berhubungan satu dengan lain atau
bagaimana sesuatu tersebut disatukan. Struktur adalah sifat fundamental bagi setiap
sistem. Identifikasi suatu struktur adalah suatu tugas subjektif, karena tergantung pada
asumsi kriteria bagi pengenalan bagian-bagiannya dan hubungan mereka.

Tujuan utama dari analisis struktur adalah untuk membantu perancang struktur dalam
membuat keputusan-keputusan penting dalam proses perancangan. Hasil dari suau
analisis struktur pada sebuah struktur pada beban-beban yang bekerja padanya adalah
respon dari struktur tersebut uang berupa :

• Perubahan posisi elemen-elemen atau bentuk konfigurasi struktur


• Gaya-gaya internal pada elemen-elemen struktur : gaya aksial, gaya geser, momen
lentur dan momen torsi.

F. Saran
Saran terhadap makalah ini adalah sekiranya dapat memberikan masukan dan kritik demi
kesempurnaan makalah ini agar dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat
tentang

21
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Struktur
http://pu.bantulkab.go.id/berita/96-kolom-bangunan-pengertian-jenis-dan-fungsinya
https://id.wikipedia.org/wiki/Dinding
http://griya-java.blogspot.co.id/2014/03/bagian-bagian-bangunan-gedung-bagian-2.html
http://bangunandasar.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-dan-fungsi-sloof-pada.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Fondasi_(arsitektur)
https://civilengginering.wordpress.com/2016/03/28/struktur-atas-upper-structure-dan-
struktur-bawah-lower-structure/
http://arafuru.com/sipil/apa-itu-struktur-dan-konstruksi-bangunan.html
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/35957541/makalah_struktur.docx

22

Anda mungkin juga menyukai