NIM : 042148467
Rantai Nilai atau Value Chain merupakan salah satu konsep yang dipopulerkan oleh Michael
Porter pada tahun 1985 dalam buku Competitive Advantage: Creating and Sustaining
Superior Performance. Konsep ini membagi kegiatan atau aktivitas perusahaan menjadi dua
bagian besar, yaitu Primary Activities dan Support Activities.
Arti dari Manajemen Rantai Nilai atau Value Chain Management itu sendiri:
Pertama, Nilai dalam hal ini diartikan sebagai suatu kualitas atau penghargaan terhadap
barang atau jasa, dimana konsumen bersedia untuk memberi atau mengorbankan sumber
dayanya. Kedua, Rantai Nilai diartikan keseluruhan rangkaian kegiatan organisasi yang
menambah nilai ke setiap langkah dari memproses bahan mentah hingga sampai ke tangan
pengguna akhir termasuk layanan setelah penjualan. Jadi Manajemen Rantai Nilai adalah
proses mengelola keseluruhan urutan kegiatan dan informasi terpadu tentang arus produk
sepanjang rantai nilai.
Bagan diatas menunjukkan Rantai nilai untuk suatu perusahaan. Rantai nilai tersebut terdiri
atas kegiatan pendukung: infrastruktur perusahaan, manajemen sumber daya manusia,
pengembangan teknologi, dan procurement (pengadaan). Kemudian, Rantai nilai
mempunyai kegiatan utama, yaitu inbound logistics, operasi, outbound logistics, pemasaran
dan penjualan, serta pelayanan. Kegiatan-kegiatan tersebut ditunjukkan untuk menciptakan
nilai atau nilai tambah yang menghasilkan margin (keuntungan) bagi perusahaan.
a. Kegiatan Pendukung
1) Infrastruktur Perusahaan
3) Pengembangan Teknologi
4) Procurement (pengadaan)
b. Kegiatan Utama
1) Inbound Logistics
2) Operasi
3) Outbound Logistics
Outbound logistics adalah kebalikan dari inbound logistics. Outbound logistics adalah
serangkaian kegiatan untuk memindahkan barang atau jasa dari perusahaan ke
pihak luar perusahaan. Sebagai contoh, setelah pabrik mobil selesai memproduksi
mobil, mobil tersebut perlu dikirimkan ke pihak dealer mobil. Dealer mobil bisa
berhubungan langsung dengan konsumen akhir.
5) Pelayanan