Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

TUGAS KELOMPOK

Dosen Pengampu:

Ns. GAD DATAK, M.Kep, Sp.MB

DISUSUN OLEH KELOMPOK I :

Ayu Dwi Andriani PO.62.20.1.19.045


Denia Wahyu Mawarni PO.62.20.1.19.051
Ilham Krisna Mukti PO.62.20.1.19.055
Laura Aurelly Plorentina PO.62.20.1.19.058
Monika PO.62.20.1.19.063
Veronika Wulandari Sukmajaya PO.62.20.1.19.077

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

T.A 2020/2021
ASKEP GAGAL JANTUNG
1. Mendiskusikan pengkajian pada Tn. A!

A. Bagaimana proses munculnya sesak napas (pathofisiologi) yang dikeluhkan oleh Tn.
A tersebut?

Jawaban:

Patofisiologi Sesak Napas :

 Oksigenasi jaringan berkurang

Penyakit yang menyebabkan kecepatan pengiriman oksigen ke jaringan berkurang


seperti perdarahan

 Kebutuhan oksigen meningkat

Peningkatan kebutuhan oksigen secara tiba-tiba akan memerlukan oksigen yang lebih
banyak untuk proses metabolism

 Kerja pernapasan meningkat

Otot pernapasan dipaksa bekerja lebih kuat karena adanya penyempitan saluran
pernapasan

 Rangsangan pada sistem syaraf pusat penyakit-penyakit menyerang sistem syaraf


pusat

 Penyakit nonmuskuler Penyakit yang menyerang diafragma

B. Identifikasi faktor resiko yang perlu dikaji pada Tn. A!

Jawaban :

Hipertensi
2. Mendiskusikan terapi dan pemeriksaan diagnostik pada Tn.A!

 Implikasi keperawatan dari masing-masing terapi obat yang diberikan!

- Digoxin :

 Deskripsi:

Digoxin diperoleh dari daun tumbuhan digitalis (daun-daunan yang dipakai sebagai obat
memperkuat jantung). Digoxin membantu membuat detak jantung lebih kuat dan dengan
irama yang lebih teratur.

 Komposisi :

Tiap tablet mengandung digoksin 0,25 mg.

Kemasan :

Botol berisi 100 tablet

Kotak berisi 10 strip @ 10 tablet

 Mekanisme Kerja Obat :

Digoksin merupakan prototipe glikosida jantung yang berasal dari Digitalis lanata.
Mekanisme kerja digoksin melalui 2 cara, yaituefek langsung dan tidaklangsung. Efek
langsung yaitu meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung (efek inotropik positif). Hal ini
terjadi berdasarkan penghambatan enzim Na+, K+ -ATPasedan peningkatan arus masuk
ionkalsium keintra sel. Efektidak langsung yaitu pengaruh digoksin terhadap aktivitas saraf
otonom dan sensitivitas jantung terhadap neurotransmite

 Indikasi :

Untuk payah jantung kongestif, fibrilasi atrium, takikardia atrium proksimal dan flutter
atrium.

Kontra indikasi :

Blok AV tingkat 2 dan blok AV total.

Aritmia supra ventrikular yang disebabkan sindroma Wolff - Parkinson – White, Fibrilasi
ventrikel.
Hipersensitif terhadap digoksin dan penderita dengan riwayat intoleransi terhadap preparat
digitalis.

- Furosemid :

 Indikasi :

Furosemida efektif untuk pengobatan berbagai edema seperti:

1. Edema karena gangguan jantung.

2. Edema yang berhubungan dengan ganguan ginjal dan sirosis hati.

3. Supportive measures pada edema otak.

4. Edema yang disebabkan luka bakar.

5. Untuk pengobatan hipertensi ringan dan sedang.

6. Pendukung diuresis yang dipaksakan pada keracunan.

 Komposisi :

 Tiap tablet mengandung furosemida 40 mg

 Tiap ml injeksi mengandung furosemida 10 mg

 Cara Kerja Obat

a. Furosemida adalah suatu derivat asam antranilat yang efektif sebagai diuretik.
Mekanisme kerja furosemida adalah menghambat penyerapan kembali natrium oleh
sel tubuli ginjal.

b. Furosemida meningkatkan pengeluaran air, natrium, klorida, kalium dan tidak


mempengaruhi tekanan darah yang normal.

 Dosis Tablet

Edema dan hipertensi pada orang dewasa dan anak – anak :

Dewasa :

sehari 1 – 2 kali, 1 – 2 tablet.


Dosis maksimum adalah 5 tablet sehari.

Dosis pemeliharaan adalah 1 tablet selang 1 hari.

Anak – anak :

Sehari 1 – 3 mg per kg bb/hari, maksimum 40 mg/hari.

 Captopril :

Kemasan & No Reg :

 Captopril 12,5 mg tablet (1 box berisi 5 strip @ 10 tablet), No. Reg :


GKL0608511410B1.

 Captopril 25 mg kaptab (1 box berisi 5 strip @ 10 kaptab), No. Reg :


GKL0408511304A1.

 Captopril 50 mg tablet (1 box berisi 5 strip @ 10 tablet), No. Reg :


GKL0408511410A1.

 Farmakologi :

Captopril merupakan penghambat yang kompetitif terhadap enzim pengubah


angiotensin-I menjadi angiotensin-II / angiotensin converting enzyme (ACE).
Captopril mencegah terjadinya perubahan dari angiotensin-I menjadi angiotensin II,
salah satu senyawa yang dapat menaikkan tekanan darah. Captopril dan metabolitnya
diekskresi terutama melalui urin. Eliminasi waktu paruh Captopril meningkat dengan
menurunnya fungsi ginjal dimana kecepatan eliminasi berhubungan dengan bersihan
kreatinin.

 Indikasi :

1. Pengobatan hipertensi ringan sampai sedang. Pada hipertensi berat digunakan bila
terapi standar tidak efektif atau tidak dapat digunakan.

2. Pengobatan gagal jantung kongestif, digunakan bersama dengan diuretik dan bila
mungkin dengan digitalis.
 Kontra Indikasi :

a. Penderita yang hipersensitif terhadap Captopril atau penghambat ACE lainnya


(misalnya pasien mengalami angioedema selama pengobatan dengan penghambat
ACE lainnya).

b. Wanita hamil atau yang berpotensi hamil.

c. Wanita menyusui.

d. Gagal ginjal.

e. Stenosis aorta.

 Simvastatin :

Kemasan& No Reg :

Simvastatin 10 mg (1 box berisi 3 strip @ 10 tablet), No. Reg : GKL0108504917A1.

Farmakologi :

Simvastatin merupakan obat yang menurunkan kadar kolesterol (hipolidemik) dan


merupakan hasil sintesa dari hasil fermentasi Aspergillus terreus. Secara invivo simvastatin
akan dihidrolisa menjadi metabolit aktif. Mekanisme kerja dari metabolit aktif tersebut adalah
dengan cara menghambat kerja 3-Hidroksi-3-metilglutaril koenzim A reduktase (HMG Co-A
reduktase), dimana enzim ini mengkatalisa perubahan HMG Co-A menjadi asam mevalonat
yang merupakan langkah awal dari sintesa kolesterol.

Indikasi :

a.Terapi dengan “lipid-altering agents” dapat dipertimbangkan penggunaannya pada


individu yang mengalami peningkatan resiko “artherosclerosis” vaskuler yang
disebabkan oleh hiperkolesterolemia.

b. Terapi dengan “lipid-altering agents” merupakan penunjang pada diet ketat, bila
respon terhadap diet dan pengobatan non-farmakologi tunggal lainnya tidak memadai.

c.Penyakit jantung koroner.


Pada penderita dengan penyakit jantung koroner dan hiperkolesterolemia, simvastatin
diindikasikan untuk :

 Mengurangi resiko mortalitas total dengan mengurangi kematian akibat penyakit


jantung koroner.

 Mengurangi resiko infark miokardial non fatal.

 Mengurangi resiko pada pasien yang menjalani prosedur revaskularisasi miokardial.

 Hiperkolesterolemia

Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL pada penderita hiperkolesterolemia primer (Tipe
IIa dan IIb).

Rekomendasi umum :

Sebelum memulai terapi dengan simvastatin, agar disingkirkan terlebih dahulu penyebab
sekunder dari hiperkolesterolemia (seperti diabetes melitus yang tidak terkontrol, hipotiroid,
sindrom nefrotik, disproteinemia, penyakit hati obstruktif, terapi dengan obat lain,
alkoholism), dan lakukan pengukuran profil kolesterol total, kolesterol HDL dan trigliserida
(TG).

Kontra Indikasi :

 Hipersensitif terhadap simvastatin atau komponen obat.

 Penyakit hati aktif atau peningkatan transaminase serum yang menetap yang tidak jelas
penyebabnya.

 Wanita hamil dan menyusui.

 Antasida :

Antasid adalah zat yang berfungsi untuk menetralisir asam lambung. Antasid digunakan
untuk membantu menyembuhkan gangguan pencernaan yaitu maag. Maag bisa disebakan
jika makan terlalu banyak atau jika makan terlalu cepat. Seseorang yang menderita maag,
cairan dalam lambungnya akan menjadi lebih asam.
Reaksi yang terjadi disebut netralisasi. Hal ini karena tablet adalah basa dan cairan dalam
perut yang asam.

Antasida digunakan untuk meredakan rasa perih akibat kandungan asam yang berlebihan
pada lambung seperti yanng terjadi pada penderita tukak lambung.

Cara kerja

Antasida secara langsung akan menetralisir keasaman, peningkatan pH, atau secara reversibel
mengurangi atau menghalangi sekresi asam lambung oleh sel untuk mengurangi keasaman di
perut.

Rasa pedih terasa ketika asam klorida lambung mencapai saraf di mukosa saluran cerna. Lalu
saraf tersebut mengirim sinyal rasa sakit ke sistem saraf pusat. Hal ini terjadi pada bagian
saraf yang terkena asam.

Indikasi

Antasida yang diminum untuk meredakan sakit maag, gejala utama penyakit
gastroesophageal refluks, ataupun gangguan asam pencernaan. Pengobatan dengan antasida
dan hanya ditujukan untuk gejala ringan saja. Pengobatan ulkus akibat keasaman yang
berlebihan mungkin memerlukan antagonis reseptor H2 atau pompa proton untuk
menghambat asam, dan mengurangi H. pylori.

Efek samping

Efek samping yang terjadi ada seseorang bisa bervariasi. Efek samping yang umumnya
terjadi adalah sembelit, diare, dan kentut terus-menerus.

Berkurangnya keasaman perut dapat menyebabkan mengurangi kemampuan untuk mencerna


dan menyerap nutrisi tertentu, seperti zat besi dan vitamin B. Kadar pH yang rendah di perut
biasanya membunuh bakteri yang tertelan, tetapi antasida meningkatkan kerentanan terhadap
infeksi karena kadar pHnya naik. Hal ini juga bisa mengakibatkan berkurangnya kemampuan
biologis dari beberapa obat. Misalnya, ketersediaan hayati ketokonazol (antijamur) berkurang
pada pH lambung yang tinggi (kandungan asam rendah).

Peningkatan pH dapat mengubah kemampuan biologis obat lain, seperti tetrasiklin dan
amfetamin. Ekskresi obat-obatan tertentu juga dapat terpengaruh. Perpaduan tetracycline
dengan aluminium hidroksida dapat menyebabkan mual, muntah, dan ekskresi fosfat,
sehingga kekurangan fosfat.

Merek antasid

• Alka-Seltzer - NaHCO3 dan / atau KHCO3

• Andrews antacid - CaCO3 MgCO3

 Inhalasi (ventolin : bisolvon ; NaCl 0,9%) :

Indikasi :

Obat batuk pengencer dahak.

Kontra Indikasi :

Penderita yang hipersensitif terhadap komponen obat ini

Deskripsi :

Bekerja sebagai mukolitik untuk meredakan batuk berdahak, Bisolvon bekerja dengan
mengencerkan sekret pada saluran pernafasan dengan jalan menghilangkan serat-serat
mukoprotein dan mukopolisakarida yang terdapat pada sputum sehingga lebih mudah
dikeluarkan.

Jenis :

Table

b. Apa makna dari hasil pemeriksaan Laboratorium/diagnostik :

- Foto rontgen : CTR ± 75

Jawaban : Hasil bacaan rontgen, EKG dan pemeriksaan penunjang lainnya sifatnya
melengkapi temuan yang didapat dari wawancara medis dan pemeriksaan fisik, serta
pemeriksaan tambahan lainnya.

- EKG : gelombang QRS membesar

Jawaban : Kompleks QRS adalah struktur EKG yang berhubungan dengan depolarisasi
ventrikel
Gelombang Q lebih besar daripada 1/3 tinggi gelombang R, berdurasi lebih besar daripada
0,04 s (40 ms), atau di sadapan prekordial kanan dianggap tidak normal, dan mungkin
menggambarkan infark miokardium.

- Mengapa perlu diperiksa AGD pada Tn. A?

Jawaban : AGD adalah Pengambilan darah arteri melalui fungsi untuk memeriksa gas-gas
dalam darah yang berhubungan dengan fungsi respirasi dan metabolisma.

Tujuan diperiksanya AGD pada Tn.A yaitu :

1. Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel

2. Efisiensi pertukaran O2 dan CO2.

3. Kemampuan HB dalam mengangkut O2 dan CO2.

4. Tingkat tekanan O2 dalam darah arteri.

3. Susunlah diagnosa & rencana keperawatan pada Tn. A!

Jawaban :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan reflek batuk,
penumpukan secret yang ditandai dengan Tn.A mengeluh sesak nafas dan berkurang jika
posisi setengah duduk atau tidur menggunakan 2 bantal atau lebih.

Rencana keperawatn :

A. Auskultasi bunyi nafas. Catat adanya bunyi nafas, missal mengi, krekels, ronki.

R: Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/ tak
dimanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius, misal penyebaran, krekels basah
(bronchitis) ; bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi (emfisema) atau tak nya
bunyi nafas (asma berat).

B: Pantau frekuensi pernafasan. Catat rasio inspirasi dan ekspirasi.

R: Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan
atau selama distress.
C: Diskusikan dengan pasien untuk posisi yang nyaman misal peninggian kepala tempat
tidur, duduk pada sandaran tempat tidur.

R: Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan


menggunakan gravitasi .

D: Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir.

R: Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dispnea.

E: Memberikan air hangat.

R: Hidrasi air membantu menurunkan kekentalan secret, mempermudah pengeluaran.

2. Gangguan pola nafas berhubungan dengan sesak nafas yang ditandai Tn.A mengeluh
sesak napas dan berkurang jika posisi setengah duduk atau tidur menggunakan 2 bantal
atau lebih.

Rencana keperawatan :

A. Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi, dan ekspansi dada.

R : Mengetahui pergerakan dada simetris atau tidak.pergerakan dada tidak simetris


mengindikasikan terjadinya gangguan pola nafas.

B. Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot Bantu nafas

R: Penggunaan otot bantu nafas mengindikasikan bahwa suplai O2 tidak adekuat.

C. Kolaborasi pemberian Oksigen dan px GDA

R : Pasien dengan gangguan nafas membutuhkan oksigen yang adekuat.GDA untuk


mengetahui konsentrasi O2 dalam darah.

D. Pantau tanda vital (tekanan darah, nadi, frekuensi, pernafasan).

R: Tanda vital menunjukan keadaan umum pasien. Pada pasien dengan gangguan
pernafasan TTV meningkat maka perlu dilakukan tindakan segera.
3. Sindrom perawatan diri berhubungan dengan sesak nafasyang ditandai Tn.A
mengeluh sesak napas dan berkurang jika posisi setengah duduk atau tidur
menggunakan 2 bantal atau lebih.

Rencana keperawatan :

A. Observasi kemampuan untuk melakukan kebutuhan sehari-hari

R : Membantu dalam mengantisipasi/merencanakan pemenuhan kebutuhan secara


individual.

B. Pertahankan dukungan,sikap yang tegas. Beri pasien waktu yang cukup untuk
mengerjakan tugasnya.

R : Pasien akan memerlukan empati tetapi perlu untuk mengetahui pemberi asuhan yang
akan membantu pasien secara konsisten.

C. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan atau
keberhasilannya.

R : Meningkatkan perasaan makna diri. Meningkatkan kemandirian, dan mendorong


pasien untuk berusaha secara kontinu

Anda mungkin juga menyukai